Anda di halaman 1dari 71

JOINT VENTURE AGREEMENT/ PERJANJIAN USAHA PATUNGAN

FH USAKTI

Gisca Nurannisa, SH, LL.M


Maret 2022
Definisi Joint Venture Agreement

JOINT VENTURE.

A business undertaking by two or more persons engaged in a single


defined project. The necessary elements are: (1) an express or implied
agreement; (2) a common purpose that the group intends to carry out; (3)
shared profits and losses; and (4) each member’s equal voice in controlling
project.
(Black Law Dictionary, Eight Edition (2004), Bryan A. Garner) 2

Definisi Joint Venture Agreement

JOINT VENTURE

n. an enterprise entered into by two or more people for profit, for a limited
purpose, such as purchase, improvement and sale or leasing of real estate.
A joint venture has most of the elements of a partnership such as shared
management, the power of each venturer to bind the others in the business,
division of profits, and joint responsibility for losses. However, unlike a
partnership, a joint venture anticipates a specific area of activity and/or
period of operation, so after the purpose is completed, bills are paid, profits
(or losses) are divided, and the joint venture is terminated.
(joint venture. (n.d.) West's Encyclopedia of American Law, edition 2. (2008).

http://legal-dictionary.thefreedictionary.com/joint+venture )
Accessed on 8 May 2017

Joint Venture Agreement


Suatu kontrak usaha patungan (Joint Venture
Agreement-JVA) adalah suatu perjanjian dari
kegiatan komersial (dengan resiko) oleh dua
atau lebih pihak yang bertindak melalui suatu
lembaga atau organisasi yg dibentuk untuk
melaksanakan tujuan be rsama (profit/
keuntungan).
Joint Venture Company
Perusahaan patungan adalah perusahaan
dimana 2 pihak atau lebih berjanji untuk
menjalankan suatu kegiatan ekonomi untuk
tujuan bersama dan masing-masing pihak setuju
untuk berkelompok dengan memberikan ko n t
ri b u si p e rm o dala n da n me nga t u r
penerimaan, biaya dan kendali perusahaan.
Joint Venture/Usaha Patungan
• Bentuk kerjasama untuk melakukan kegiatan ekonomi secara
bersama tersebut dapat berbentuk (i) Badan Hukum; atau
(ii) Kemitraan.

• Jika para pihak membentuk suatu badan hukum, biasanya


disusun suatu perjanjian dalam bentuk Perjanjian Usaha
Patungan atau Joint Venture Agreement (JVA) dengan tujuan
akan membentuk suatu Joint Venture Company (JVC) atau
Perusahaan Patungan.

• Jika para pihak membentuk suatu kemitraan, biasanya akan


disusun suatu perjanjian kerjasama atau Joint Operation
Agreement (JOA) dengan tujuan melakukan suatu proyek
tertentu tanpa harus membentuk suatu Joint Venture
Company atau Perusahaan Patungan.
Bentuk JVA
Bentuk kontrak JV dpt digolongkan ke dalam 2 bentuk perjanjian:

(1) Contractual Joint Venture Contract (disebut juga


Unincorporated Joint Venture):
Bentuk perjanjian ini mengatur kerjasama para pihak, tanpa
membentuk suatu perusahaan atau badan hukum. Kesepakatan
kerjasama, bentuk kesepakatannya pun cukup satu. Contoh : Joint
Operation Agreement.

(2) Incorporated Joint Venture Contract


Bentuk perjanjian para pihak untuk membentuk satu (atau lebih)
perusahaan patungan berbadan hukum (JVC). Tugas badan hukum
menjalankan keinginan para pihak. Biasanya juga dilengkapi
dengan perjanjian pemegang saham dan anggaran dasar Perusahaan.

Type of Legal Documents


Preliminary Agreements
Bentuk-bentuk Preliminary
Agreement: 1. Memorandum of
Understanding 2. Terms Sheet
3. Head of Agreement
4. Letter of Intent
Type of Legal Documents
Implementing Agreement
Bentuk-bentuk Implementing Agreement
: 1. Joint Venture Agreement
2. Shareholders Agreement
3. Cooperation Agreement
Hal-Hal Yang Perlu Diketahui
Sebelum Merancang JVA

A. Hal-hal terkait Perusahaan


1. Persentase kepemilikan asing yang diperbolehkan berdasarkan Perpres
10/2021 dan perubahannya.
2. Nama perusahaan patungan
3. Kantor terdatar perusahaan patungan
4. Pihak dan alamat terdaftar masing-masing pihak dalam JVA serta
penandatangan yang berwenang

B. Struktur Modal
1. Jumlah modal dasar, modal disetor dan ditempatkan
2. Persentase saham masing-masing pemegang saham
3. Klasifikasi saham, apakah terdapat saham dengan hak khusus 4. Cara
setoran modal: apakah dilakukan dalam bentuk tunai atau dalam bentuk
lain
Hal-Hal Yang Perlu Diketahui
Sebelum Merancang JVA

C. Bisnis Perusahaan Patungan


1. Maksud dan tujuan perusahaan
2. Persetujuan dan izin yang diperlukan agar perusahaan dapat menjalankan
bisnisnya di Indonesia
3. Perjanjian-perjanjian yang diperlukan agar perusahaan dapat menjalankan
bisnisnya

D. Manajemen Perusahaan Patungan

1. Berapa jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan siapa yang berhak
menunjuk / mencalonkan?
2. Prosedur pengangkatan/pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris
3. Direktur mana yang berhak untuk mewakili Perusahaan ke dalam dan keluar
Perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk manajemen sehari-hari
Perusahaan
4. Kuorum untuk Rapat Direksi dan bagaimana cara memutuskan sesuai Rapat
Direksi
5. Berapa lama masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris
Hal-Hal Yang Perlu Diketahui
Sebelum Merancang JVA

E. Rapat Umum Pemegang Saham

1. Kuorum RUPS
2. Prosedur Pemanggilan RUPS dan/atau pengambilan keputusan dengan
cara keputusan sirkuler
3. Siapa yang berhak mewakili pemegang saham dalam RUPS?
F. Dividen

1. Bagaimana cara pembayaran dividen dan siapa pemegang saham yang


berhak mendapatkan dividen
2. Apakah interim dividen diperbolehkan?
3. Apakah ada pengaturan khusus mengenai dividen?Contohnya minimum/
maksimum pembagian keuntungan
Hal-Hal Yang Perlu Diketahui
Sebelum Merancang JVA

G. Pengalihan Hak atas Saham

1. Apakah saham di perusahaan patungan dapat dialihkan secara bebas atau


Right of First Refusal berlaku?
2. Dapatkah mengalihkan saham secara bebas kepada afiliasi perusahaan
tanpa meminta izin kepada pemegang saham lainnya?
3. Bagaimana penilaian saham yang ditawarkan ke pemegang saham lain,
berdasarkan nilai buku atau nilai wajar?
4. Apabila saham dialihkan ke pihak ketiga, apakah nama perusahaan harus
diganti?

H. Jangka Waktu dan Pengakhiran


1. Apakah perlu jangka waktu untuk JVA atau berlaku seterusnya kecuali
ketika berganti pemegang saham?
2. Bila perusahaan patungan terlikuidasi, bagaimanakah pembagian aset? 3.
Cara mengatasi deadlock (buyback, jual beli saham dengan menunjuk KJPP
untuk hasil valuasi, dsb.
Hal-Hal Yang Perlu Diketahui
Sebelum Merancang JVA

I. Pilihan Hukum dan Penyelesaian Sengketa


1. Pilihan hukum
2. Penyelesaian Sengketa

J. Hal-hal Lain
1. Perlunya Pasal Kerahasiaan untuk mencegah satu pihak menggunakan
informasi yang dimilikinya ke pihak ketiga
2. Keberlakuan Pasal Kerahasiaan apabila JVA diakhiri
3. Apakah hak-hak dan kewajiban dlam JVA dapat dialihkan ke pihak dalam
JVA atau pihak ketiga lainnya
4. Non-competition
5. Reserved matters
6. Put/Call Option
7. Drag/Tag Along
8. Intellectual Property

Instrumen Hukum
• Hukum yg berlaku untuk JVA ini adalah hukum para pihak dan
hukum nasional setempat.
• Hukum para pihak adalah kebebasan berkontrak yg

dituangkan ke dalam kesepakatan para pihak (party

• Peran
autonomy) yg mencakup isi atau objek kerjasama.
hukum nasional lebih banyak mencakup persyaratan

mengenai formalitas pendirian perusahan, khususnya

perusahan patungan yg dibentuk para pihak, yaitu di


Indonesia adalah UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. • Dikarenakan melibatkan modal asing, hukum


nasional terkait adalah hukum penanaman modal negara yang
bersangkutan, Indonesia memiliki UU No.25 Th 2007 ttg
Penanaman Modal

Joint Venture Agreement


• Setelah JVA selesai dinegosiasikan maka tahap
selanjutnya adalah proses pendirian PT PMA
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

• JVA akan menjadi dasar oleh para pemegang saham


untuk mempersiapkan ketentuan di dalam Anggaran
Dasar PT PMA yang tercantum di dalam Akta
Pendiriannya.

• Pasal-pasal yang tercantum di dalam Anggaran Dasar


biasanya adalah pasal-pasal yang berada di dalam JVA.
16

Klausul dalam JVA

Klausul-klausul dlm JVA tidak bersifat limitatif.


Para pihak bebas menyusun atau merumuskan
klausul-klausul yg dianggap perlu.
Klausul dalam JVA
1. Definisi (Definition)
2. Nama, Tempat dan Kedudukan (Name and Place of
Business of the Company)
3. Maksud dan Tujuan (Purpose of the Company) 4.
Struktur Modal dan Pemegang Saham (Structure of
Capital and Shareholders)
5. Pengalihan saham (Transfer of Shares)
6. Kepengurusan Perusahaan/Ketentuan mengenai Direksi
dan Komisaris (Board of Director and Board of
Commissioner)
7. Rapat Umum Pemegang Saham (Shareholder’s Meeting)
8. Bantuan Teknis (Technical Assistance)
9. Biaya-biaya Persiapan (Preparatory Expenditures)
10. Keuntungan (Profit)

Klausul dalam JVA


13. Pernyataan-pernyataan dan Jaminan (Representation and
Warranties)
14. Pembukuan (Accounting)
15. Kerahasiaan (Confidentiality)
16. Keadaan Kahar (Force Majeure)
17. Pengakhiran Perjanjian (Termination of Agreement)
18. Keseluruhan Perjanjian (Entire Agreement) 19.
Pilihan Hukum (Choice of Law)
20. Penyelesaian Sengketa ( Settlement of Dispute)
21. Bahasa yang Mengatur (Governing Language)
22. Perubahan terhadap Perjanjian (Amendment)

Judul Perjanjian
• Judul kontrak harus benar, yaitu mengenai kerjasama usaha
patungan (Joint Venture Agreement selanjutnya disebut JVA).

• Judul suatu perjanjian harus selaras dgn isi perjanjian, dan judul
perjanjian akan menentukan ketentuan peraturan perundang

undangan mana yg mengatur perjanjian tersebut. Misalnya suatu


perjanjian berjudul “Perjanjian Usaha Patungan”, maka perjanjian
itu tunduk dan diatur oleh hukum ttg penanman modal.

• Bagaimana dgn perjanjian yg antara judul dan isinya tidak sama


sehingga menimbulkan penafsiran berbeda (contoh: judul jual beli,
isi sewa menyewa)? Karena perjanjian itu adalah kesepakatan,
maka sudah seharusnya yang menjadi pedoman adalah isi
perjanjiannya.

Tanggal Perjanjian
Tanggal kontrak menunjukan kapan kontrak ditandatangani dan
berlaku. Ketentuan tanggal berlakunya kontrak dapat ditentukan
lain pemberlakuannya apabila para pihak menyepakati.
Biasanya tanggal kontrak dirumuskan sebagai berikut:

“This agreement is made on 29 March 2017 by and between between PT ABC and
XYZ Investment.”

“Perjanjian ini dibuat pada tanggal 29 Maret 2017 oleh dan antara PT ABC dan XYZ
Investment. “

Komparisi
• Yang dimaksud dengan komparisi ialah bagian dari
perjanjian yang menyebutkan mengenai identitas dari
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian.
• Komparisi harus menerangkan:
1) Nama, alamat orang yang bertindak;
2) Kedudukan orang tersebut dalam melakukan tindakan hukum
dalam perjanjian, yaitu :
a. Untuk diri sendiri; atau
b. Sebagai kuasa, atau
c. Dalam jabatannya sebagai pengurus dari suatu badan hukum
atau suatu badan bukan badan hukum, sehingga dengan
demikian bertindak untuk dan atas, nama badan tersebut.

Komparisi
• Dasar kewenangan memberikan penjelasan dan penegasan bahwa
pihak yang berkomparan benar-benar berwenang bertindak untuk
dan atas nama orang atau badan usaha yang diwakilinya dalam
perjanjian.
• Dasar kewenangan untuk bertindak dapat berupa surat kuasa
apabila yang bersangkutan bertindak selaku kuasa, atau akta
pendirian atau anggaran dasar suatu badan usaha apabila yang
bersangkutan bertindak mewakili badan usaha tersebut.

• Dasar kewenangan merupakan hal penting dalam pembuatan


komparisi, dalam arti jika sebuah perusahaan tidak mengetahui
dasar kewenangan orang tersebut untuk bertindak, maka dapat
menimbulkan risiko bagi perusahaan dimana terbuka kemungkinan
bagi pihak lain untuk menuntut pembatalan perjanjian.
Contoh Komparisi :
Perjanjian usaha patungan ini ditandatangani pada tanggal 11 September 2017 oleh
dan antara :

1. PT PRIMA INDAH, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum yang
berlaku di Republik Indonesia, yang berkantor di Setiabudi Building II, Lantai 7, Jl. HR.
Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan 12920 yang dalam hal ini diwakili oleh Ahmad
Dahlan dalam jabatannya sebagai Direktur Utama PT Prima Indah berdasarkan Akta
No.18 tanggal 7 Juli 2017 yang dibuat oleh dan di hadapan Imas Fatimah, SH, Notaris
di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM dan diterima
melalui Surat Penerimaan Pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM No.
AHU-123456 tanggal 21 Juli 2017 (yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut
sebagai “PT PI”).

Dan

2. POV Access Ltd, suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara bagian
Virginia, Amerika Serikat, yang berkantor di 108 Kennedy Street, Williamsburg, Virginia,
Amerika Serikat yang dalam hal ini diwakili oleh John Lewis, Warga Negara Inggris,
pemegang paspor Nomor 678906 dalam jabatannya sebagai Direktur POV Access Ltd
berdasarkan Certificate of Incorporation tanggal 23 Agustus 2013 (yang
selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “POV”)

Contoh Komparisi :
Perjanjian Usaha Patungan ini ditandatangani pada tanggal 4 September 2017 antara :

1. PT PRIMA INDAH, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum


yang berlaku di Republik Indonesia, yang berkantor di Setiabudi Building II, Lantai
7, Jl. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan 12920 yang dalam hal ini diwakili
oleh Ahmad Dahlan dalam jabatannya sebagai Direktur Utama PT Prima Indah
berdasarkan Akta No.18 tanggal 7 Juli 2017 yang dibuat oleh dan di
hadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada
Menteri Hukum dan HAM dan diterima melalui Surat Penerimaan
Pemberitahuan dari Menteri Hukum dan HAM No. AHU-123456 tanggal 21
Juli 2017 (yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “PT PI”)

Dan

2. PT JAYA MANDIRI, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum


yang berlaku di Republik Indonesia, yang berkantor di Menara Karya Lantai 7, Blok
X-5, Kav 1-2 Jl. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan 12950 yang dalam hal
ini diwakili oleh Rusdi Said dalam jabatannya sebagai Head of Finance Division
PT JAYA MANDIRI berdasarkan Surat Kuasa No. 3/POA/VIII/CORP/2017 tanggal
23 Agustus 2017 dari Direktur Utama PT JAYA MANDIRI (yang selanjutnya dalam
Perjanjian ini disebut sebagai “PT JM”).

Contoh Komparisi :
Perjanjian Usaha Patungan ini ditandatangani pada tanggal 4 September 2017 antara :

1. Izzah Zayana, Warga Negara Malaysia, Nomor Paspor: AX23501, yang


beralamat di Jalan Hang Nadim, Bukit Bintang, 50150, Kuala Lumpur
, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia (yang selanjutnya
dalam Perjanjian ini disebut sebagai “Ny. Izzah”)

Dan

2. PT JAYA MANDIRI, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan


hukum yang berlaku di Republik Indonesia, yang berkantor di
Menara Karya Lantai 7, Blok X-5, Kav 1-2 Jl. HR. Rasuna Said,
Kuningan, Jakarta Selatan 12950 yang dalam hal ini diwakili oleh
Rusdi Said dalam jabatannya sebagai Head of Finance Division
berdasarkan Surat Kuasa No. 3/POA/VIII/CORP/2017 tanggal 23
Agustus 2017 dari Direktur Utama PT Jaya Mandiri (yang selanjutnya
dalam Perjanjian ini disebut sebagai “PT JM”).

Pendahuluan/Recital
• Recital adalah penjelasan resmi atau merupakan latar belakang
atas sesuatu keadaan dalam perjanjian untuk menjelaskan
mengapa terjadi perikatan.
• Dlm Recital biasanya jg dicantumkan tentang SEBAB masing-masing

pihak, hal ini bermanfaat karena ini merupakan salah satu syarat
sahnya perjanjian.

• Recital terdiri dari:


1. Latar belakang Para Pihak
2. Maksud dan tujuan dibuat Para Pihak
3. Kesepakatan untuk menuangkan dlm perjanjian

• Recital dlm Bahasa Inggris, umumnya dimulai dengan kata: “whereas”


atau dlm Bahasa Indonesia dgn kata “bahwa”.

Klausul-Klausul dalam JVA


Definisi/Definition
• Definisi dalam suatu Perjanjian digunakan untuk
menghindari adanya pengulangan suatu pengertian
dalam setiap pasal-pasal dalam Perjanjian.

• Definisi hanya digunakan untuk perjanjian tersebut atau


perjanjian yang terkait.
Nama dan Tempat Kedudukan Perseroan/
Name and Place of Business of the Company
• Klausul ini berisi nama usaha patungan yang akan didirikan. Nama ini
dapat juga berubah karena tidak mendapat persetujuan dari
Kementrian Hukum dan HAM karena sudah ada yang
menggunakan sebelumnya. Oleh karena itu, pada klausul nama
dapat ditambahkan keterangan “atau nama lain yang disepakati
oleh para pihak dan disetujui oleh instansi yang berwenang”.

• Klausul ini menegaskan hukum yang berlaku terhadap usaha


patungan, termasuk di dalamnya “status hukum”nya sebagai
badan hukum baru. Biasanya ketentuan-ketentuan mengenai
status badan hukum perusahaan patungan ini dirinci dalam
Anggaran Dasar (Articles of Association).

• Klausul ini juga berisi tempat kedudukan atau domisili perusahaan.

Sample clause:
Pasal 1
Nama dan Domisili NewCo

1) Para Pihak akan mendirikan NewCo sesuai dengan


hukum yang berlaku di Indonesia. Nama NewCo adalah
“PT Vinneta Pangan Berdaya” atau nama lain yang
disepakati oleh Para Pihak dan disetujui oleh
Menteri Hukum dań HAM
2) NewCo akan berdomisili di Jakarta Pusat dan berhak
untuk membuka cabang di tempat lain di Republik
Indonesia dan di luar negeri dengan persetujuan
dari Dewan Komisaris.
Maksud dan Tujuan Perusahaan/
Purpose of the Company

Klausul maksud dan tujuan perusahaan menguraikan dan


menentukan maksud dan tujuan perusahaan juga
kegiatan-kegiatan apa saja yang perusahaan patungan
akan laksanakan. Biasanya kegiatan itu dapat dirinci per
kegiatan atau dapat pula dirumuskan secara terbuka.
Sample clause:
Pasal 2
Maksud dan Tujuan Perseroan
1) Maksud dan tujuan Perseroan ialah melakukan kegiatan usaha
dalam bidang industri pengolahan susu segar, krim dan es krim. 2)
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan akan
melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Melakukan pengolahan susu cair segar, susu dipasteurisasi,
disterilisasi, homogenisasi yang ditambah dengan berbagai
macam sari buah-buahan;
b. Melakukan pengolahan krim dari susu cair segar, pasteurisasi,
sterilisasi dan homogenisasi; dan
c. Melakukan pembuatan berbagai macam es krim yang bahan
utamanya dari susu ditambah dengan berbagai macam sari
buah-buahan.
Modal dan Saham/
Capital and Shares
• Klausul ini penting untuk mempertegas
modal yang dimiliki perusahaan.

• Besar modal dan saham yang para pihak


masukan atau tanamkan ke dalam modal
perusahaan dicantumkan dalam klausul
ini.
Sample clause
Pasal 3
Struktur Permodalan

1) Modal dasar Newco berjumlahRp. 50.000.000.000,00


(limapuluh milyar Rupiah) terbagi atas 50.000 saham,
masing-masing saham bernilai nomin
a l Rp.1.000.000,00(satu juta Rupiah).

2) Dari modal dasar tersebut akan ditempatkan dan


disetor 50% atau sejumlah 25.000 saham dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp.25.000.000.000,00
(dua puluh lima milyar Rupiah) oleh para pendiri yang
mengambil bagian saham.
Sample clause
3) Untuk pertama kalinya akan diambil bagian dan disetor penuh dengan
uang tunai melalui kas Newco sejumlah Rp.25.000.000.000,00
(duapuluh lima milyar Rupiah) saham atau seluruhnya dengan
nilai nominal Rp1.000.000,00(satu juta Rupiah) yaitu oleh para pendiri
:
a. Vinneta Ltd, sejumlah 15.000 saham atau 60% dari total modal
ditempatkan dan modal disetor dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar Rupiah) dan
b. PT Susu Segar Sekali, sejumlah 7.500 saham atau 30% dari total
modal ditempatkan dan modal disetor dengan nilai nominal
sebesar Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar Rupiah).
c. Tuan Budi Dermawan, sejumlah 2.500 saham atar 10% dari total
modal ditempatkan dan modal disetor dengan nilai nominal
sebesar Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar Rupiah).
sehingga seluruhnya berjumlah 25.000 saham dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp.25.000.000.000,00(duapuluh lima milyar
Rupiah).

Sample clause
4) Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Newco
menurut keperluan modal Newco, dengan persetujuan RUPS. 5) Para
pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham
mempunyai hak terlebih dahulu untuk mengambil bagian atas saham yang
hendak dikeluarkan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal
penawaran dilakukan oleh Newco dan masing-masing pemegang saham
berhak mengambil bagian seimbang dengan jumlah saham yang mereka
miliki (proporsional) baik terhadap saham yang menjadi bagiannya
maupun tersebut sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang saham
lainnya.
6) Direksi akan mengirimkan penawaran pengambilan bagian atas
penerbitan saham baru secara tertulis kepada setiap pemegang saham. 7)
Jika setelah lewat jangka waktu penawaran 14 (empat belas) hari
tersebut, pemegang saham tidak menganggapi penawaran Direksi secara
tertulis dan masih ada sisa saham yang belum diambil bagian oleh
pemegang saham maka Direksi berhak menawarkan sisa saham tersebut
kepada pihak ketiga.
Peralihan Hak atas Saham/
Transfer of Shares

• Klausul pengalihan saham berperan penting dalam hal adanya perubahan


kepemilikan saham, karena salah satu pihak bermaksud mengalihkan sahamnya
kepada pihak lain. Misalnya suatu pihak berkeinginan mengalihkan atau
menjual sebagian atau seluruh sahamnya.

• Dalam terjadi hal seperti ini, misalnya salah satu pihak ditentukan sebagai
pihak yang mempunyai prioritas untuk membelinya. Baru jika pihak tersebut
tidak berminat membeli, maka pihak lainnya dapat mengalihkan atau menjual
kepada pihak ketiga.

• Konsekuensi jika pihak lain bersedia membeli saham, pihak ini harus pula
diberi kesempatan untuk meningkatkan kepemilikan saham dalam perusahaan
patungan.

• Pasal 57(1) a UUPT : Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan


mengenai pemindahan hak atas saham, yaitu keharusan menawarkan terlebih
dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham
lainnya (right of first refusal).
Peralihan Hak Atas Saham

TAG ALONG RIGHT:


• Hak yang dimiliki oleh pemegang saham untuk ikut menjual sahamnya bersamaan
dengan dijualnya saham pemegang saham mayoritas kepada pihak ketiga dalam
waktu dan harga per saham yang sama.

• Biasanya hak ini dimiliki oleh pemegang saham minoritas.

DRAG ALONG RIGHT:


• Hak yang dimiliki oleh pemegang saham untuk mengharuskan pemegang saham lainnya
untuk menjual saham milik mereka dalam waktu dan harga per saham yang sama
dalam hal terdapat suatu pihak ketiga yang bermaksud untuk membeli seluruh saham
perusahaan.
• Biasanya hak ini dimiliki oleh pemegang saham mayoritas.

Sample clause
Pasal 7
Peralihan Hak atas Saham

1) Pihak yang bermaksud menjual sahamnya menyampaikan pemberitahuan


secara tertulis kepada pemegang saham lain di dalam Perseroan atas
maksudnya menjual seluruh atau sebagian saham yang dimilikinya.
2) Pihak yang bermaksud menjual sahamnya dapat mengalihkan seluruh atau
sebagian saham yang dimilikinya di dalam Perseroan dengan menawarkan
terlebih dahulu saham yang akan dijual kepada pemegang saham lainnya
dalam waktu 30 hari setelah Pihak yang bermaksud menjual menyampaikan
maksudnya secara tertulis kepada Pemegang saham lain di dalam Perseroan.
3) Jika setelah lewat jangka waktu penawaran 30 (tiga puluh) hari tersebut,
ternyata pemegang saham lain tidak ada yang tertarik dengan penawaran
tersebut maka pemegang saham lain menyatakan persetujuannya secara
tertulis mengenai penjualan saham oleh Pihak yang bermaksud menjual
sahamnya kepada pihak ketiga.
Kepengurusan/ Management
Klausul ini mengatur mengenai :

• Berapa jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan siapa yang berhak
menunjuk / mencalonkan?
• Prosedur pengangkatan/pemberhentian anggota Direksi dan Dewan
Komisaris
• Direktur mana yang berhak untuk mewakili Perusahaan ke dalam dan keluar
Perusahaan dan yang bertanggung jawab untuk manajemen sehari-hari
Perusahaan
• Kuorum untuk Rapat Direksi dan bagaimana cara memutuskan sesuai Rapat
Direksi
• Berapa lama masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris

Sample Clause
Pasal 8
Direksi Newco

1. Direksi bertugas untuk mengurus Perseroan sesuai dengan Anggaran


Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

2. Masa jabatan Direksi adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diubah dengan
persetujuan Para Pihak.

3. Direksi terdiri dari 5 anggota yang terdiri dari:


a. 1 (satu) Presiden Direktur;
b. 1 (satu) Wakil Presiden Direktur ; dan
c. 3 (tiga) Direktur.

Sample Clause
4. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, dengan ketentuan bahwa : a. Presiden
Direktur dan 1 (satu) Direktur diangkat dari calon anggota Direksi yang
direkomendasikan oleh Vinetta Ltd.;
b. Wakil Presiden Direktur dan 1 (satu) Direktur diangkat dari calon
anggota Direksi yang direkomendasikan oleh PT Susu Segar Sekali; dan c.
1(satu) Direktur diangkat dari calon anggota Direksi yang
direkomendasikan oleh Tuan Budi Dermawan.

5. Presiden Direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili Newco baik di luar maupun di dalam
pengadilan. Jika Presiden Direktur tidak hadir atau berhalangan karena
alasan apapun juga, Presiden Direktur dapat digantikan oleh Wakil
Presiden Direktur atau 2 (dua) orang Direktur yang salah satunya
merupakan anggota Direksi yang direkomendasikan oleh Tuan Budi
Dermawan.
Sample Clause
6. Direksi wajib mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Dewan Komisaris untuk melakukan
tindakan sebagai berikut:
a. Menandatangani perjanjian atas nama Newco yang bernilai lebih dari Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar Rupiah);
b. Menjaminkan kurang dari atau sama dengan 50% dari keseluruhan aset Newco untuk
mendapatkan pinjaman; dan
c. Membeli aset baru yang nilainya lebih dari Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar Rupiah).

7. Penyelenggaraan Rapat Direksi dapat dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu:
a. oleh seorang atau lebih anggota Direksi;
b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau c. atas
permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

8. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila tidak
tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju
paling sedikit lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

Sample Clause
9. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat
Direksi yang akan menentukan.
10. Seorang Direktur yang tidak dapat menghadiri rapat Direksi dapat menunjuk
dengan surat kuasa tertulis kepada Direktur lain untuk mewakilinya
dalam rapat.
11. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan
Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu
secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan
mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani
persetujuan tersebut.
12. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi. 13.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan, pemberhentian
Direksi dan penyelenggaraan Rapat Direksi akan diatur di dalam Anggaran
Dasar Newco.

Dewan Komisaris
• Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS. • Untuk
pertama kali pengangkatan anggota Direksi dilakukan
oleh pendiri dalam akta pendirian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 (2) huruf b UUPT. • Anggota
Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu tertentu
dan dapat diangkat kembali. • Anggaran dasar mengatur
tata cara pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan dapat
juga mengatur tentang tata cara pencalonan anggota
Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris
• Keputusan RUPS mengenai pengangkatan, penggantian,
dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris juga
menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan,
penggantian, dan pemberhentian tersebut.
• Dalam hal RUPS tidak menetapkan saat mulai be
rlakunya pengangkatan, penggan tian, dan pem be r
he n t i a n a n g g o ta Dewa n Kom i s a r i s,
pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian
anggota Dewan Komisaris tersebut mulai berlaku sejak
ditutupnya RUPS.
(Pasal 111(1)-(6) UUPT)
Sample Clause
Pasal 9
Dewan Komisaris Newco

1. Dewan Komisaris bertugas untuk untuk mengawasi jalannya pengurusan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

2. Dewan Komisaris setiap waktu dalam jam kerja kantor Newco berhak memasuki bangunan
dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Newco
dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa
dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.

3. Masa jabatan Dewan Komisaris adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diubah dengan
persetujuan Para Pihak.

4. Direksi terdiri dari 4 anggota yang terdiri dari:


a. 1 (satu) Presiden Komisaris;
b. 1 (satu) Wakil Presiden Komisaris ; dan
c. 2 (dua) Komisaris.

Sample Clause
5. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS, dengan ketentuan
bahwa :
a. Presiden Komisaris dan 1 (satu) Komisaris diangkat dari calon
anggota Dewan Komisaris yang direkomendasikan oleh Vinetta Ltd.; b.
Wakil Presiden Komisaris diangkat dari calon anggota Dewan
Komisaris yang direkomendasikan oleh PT Susu Segar Sekali; dan c.
1(satu) Komisaris diangkat dari calon anggota Dewan Komisaris
yang direkomendasikan oleh Tuan Budi Dermawan.
6. Ketentuan terkait rapat Dewan Komisaris pada Pasal 8 ayat 7,8,9,10, 11
dan 12 berlaku bagi rapat Dewan Komisaris.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan,
pemberhentian Dewan Komisaris dan penyelenggaraan Rapat
Dewan Komisaris akan diatur di dalam Anggaran Dasar Newco.
Rapat Umum Pemegang Saham/
General Meeting of Shareholders
• RUPS diselenggarakan untuk memberikan
kesempatan bagi pemegang saham untuk
mengetahui dan mengevaluasi kegiatan
perseroan dan manajemen perseroan pada
waktu yang tepat tanpa turut campur
tangan terhadap perseroan manakala
perseroan melakukan kegiatan bisnis.
• RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar
Biasa
Rapat Umum Pemegang Saham/
General Meeting of Shareholders
•Klausul ini berisi mengenai waktu
diselenggarakannya RUPS Tahunan, tata cara
penyelengga raan, kuo rum kehadi ran dan
pengambilan suara untuk beberapa tindakan
perseroan.
• UUPT hanya menentukan batas minimum kuorum
kehadiran dan pengambilan suara dalam RUPS
sehingga Anggaran Dasar perseroan dapat
menentukan kuorum kehadiran dan pengambilan
suara di atas batas minimum tersebut.
Sample Clause
Pasal 9
Rapat Umum Pemegang Saham

1. Rapat Umum Pemegang Saham tahunan harus


diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
berakhirnya setiap tahun buku Newco.
2. Rapat Umum Pemegang Saham luar biasa (i) dapat
diadakan oleh Direksi setiap saat dianggap perlu oleh
Direksi; dan (ii) akan diadakan oleh Direksi atas
permintaan tertulis dari satu atau lebih Pemegang Saham
yang mewakili sedikitnya secara keseluruhan sepuluh
persen (10%) dari jumlah seluruh saham ditempatkan dan
hak suara yang menyatakan dalam permintaan
tersebut, hal-hal yang akan dibicarakan dalam rapat
tersebut.
Sample Clause

3. Kecuali ditentukan lain secara tegas di dalam Perjanjian ini dan


di dalam Anggaran Dasar, RUPS dapat secara sah
diselenggarakan dan dapat mengambil keputusan apabila
dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang
mewakili minimal 51% dari total jumlah saham disetor dan
ditempatkan di Newco.
4. Kecuali ditentukan lain secara tegas di dalam Perjanjian ini dan
di dalam Anggaran Dasar, semua keputusan di dalam RUPS
harus disetujui oleh mayoritas pemegang saham dari total
modal disetor dan ditempatkan yang hadir di dalam RUPS
tersebut.
5. Setiap saham memberikan hak bagi pemegangnya untuk
memberikan 1(satu) suara.
Sample Clause
6. Keputusan sehubungan dengan hal-hal di bawah ini hanya dapat
secara sah diambil dalam RUPS apabila dihadiri oleh seluruh
jumlah seluruh saham dengan hak suara di dalam Newco
dan keputusan tersebut disetujui oleh seluruh jumlah saham
yang dan diwakili hadir di dalam rapat : (Reserved Matters)
a. Perubahan Anggaran Dasar;
b. Peningkatan atau pengurangan modal dasar;
c. Penerbitan saham baru Newco dalam batas modal dasar;
d. Pembubaran dan likuidasi Newco;
e. Penggabungan, peleburan tau pengambilalihan Newco;
f. Melakukan penawaran umum atas saham Newco.

7. Pemegang Saham dapat diwakili oleh orang lain dalam Rapat


Umum Pemegang Saham berdasarkan surat kuasa tertulis. 8. Tata
cara penyelenggaraan RUPS akan diatur secara rinci di dalam
Anggaran Dasar Newco.
Bantuan Teknis/
Technical Assistance

• Klausul bantuan teknis ini penting terutama untuk


peningkatan kualitas teknis atau administratif SDM
dan pegawai perusahaan patungan, yg dilakukan
sesuai dgn rencana kerja perusahaan.
• Klausul ini juga penting dlm rangka alih jabatan teknis
atau administratif asing kpd tenaga kerja lokal
(indonesia) yg telah memenuhi syarat. Klausul seperti
ini, misalnya:
Sample clause
Pasal 9
Bantuan Teknis
1. Vinetta, Ltd. akan menyediakan tenaga ahli dalam hal teknis yang
jumlahnya akan ditentukan sesuai dengan perkembangan bisnis Newco di
Indonesia dan persyaratan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Newco akan menyediakan dan mengatur
mengenai gaji, tempat tinggal, transportasi untuk tenaga ahli tersebut.
2. Newco akan menyelenggarakan training untuk tenaga kerja yang
berkewarganegaraan Indonesia dan tenga ahli asing harus
mengembangkan dan melatih tenaga kerja Indonesia tersebut dalam hal
teknis sesuai dengan perkembangan bisnis NewCo di Indonesia dan
persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Pengeluaran Biaya Persiapan/
Preparatory Expenditures
• Klausul ini untuk mengatur biaya-biaya yg telah
dikeluarkan para pihak untuk mendirikan perusahaan
patungan. Biasanya biaya yg telah dikeluarkan tdk
kecil, mulai dr biaya study kelayakan, biaya negosiasi,
biaya jasa hukum dan notaris, dan biaya-biaya
lainnya.
• Dalam klausul ini perlu ditegaskan siapa yg
menanggung biaya-biaya yg telah dikeluarkan.
Sample clause

Pasal 12
Biaya Persiapan

Biaya persiapan yang dtanggung oleh Para Pihak dalam


mendirikan NewCo akan ditanggung secara bersama-sama
oleh Para Pihak. Yang dimaksud dengan biaya persiapan
adalah:
a. Biaya jasa Notaris;
b. Biaya jasa Konsultan Hukum;
c. Biaya lainnya yang disepakati oleh Para Pihak.
Pembukuan/Accounting
• Klausul ini mensyaratkan pembukuan perusahaan patungan
untuk diaudit, biasanya digunakan kantor akuntan publik yg
menerapkan standar akuntansi internasional.
• Klausul ini memastikan untuk memberi kapasitas kepada
para pihak khususnya bahwa pengelolaan keuangan dan
pembukuan perusahaan dilakukan dengan standar
pembukuan yg dikelola dan ditata dgn baik.
Sample clause
Pasal 13
Auditor dan Tahun Buku

1) Auditor akan untuk pertama kalinya ditunjuk pada Rapat Umum


Pemegang Saham tahunan yang pertama yang diadakan sesuai
dengan Pasal 3.8 dan 6.2 Perjanjian ini, dan setelah itu dapat diganti dari
waktu ke waktu berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham.
2) Auditor yang ditunjuk dari suatu firma akuntansi terdaftar di Indonesia
dengan reputasi baik.
3) Auditor akan, pada akhir tahun buku dan pada saat lain yang dianggap
perlu oleh NewCo, memeriksa pembukuan dan catatan NewCo, atas biaya
NewCo.
4) Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, tahun buku NewCo
berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai tanggal 31 (tiga puluh satu)
Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan
ditutup.
Keuntungan/Profit
Klausul ini penting untuk menentukan bagaimana keuntungan
yg diperoleh perusahaan patungan dibagi diantara pemilik
saham. Misalnya keuntungan dibagi berdasarkan jumlah
saham yg para pihak masukan ke dlm perusahaan itu.
Contoh klausul ini:

Pasal 6
Keuntungan

Semua keuntungan yang dihasilkan dari usaha berjalan akan dibagi


kepada Para Pihak sesuai dengan persentase saham yang
dimiliki masing-masing pihak.
Pernyataan dan Jaminan/
Representations and Warranties
• Pernyataan dan Jaminan yang diberikan oleh masing
masing
pihak. • Klausul ini umum ada di perjanjian.
• Pelanggaran terhadap klausul ini dianggap sebagai
wanprestasi.

• Salah satu alasan diberikannya Pernyataan dan Jaminan


adalah karena tidak ada sistem di Indonesia yang bisa
menjamin kebenaran data yang disampaikan.
Sample clause

Pasal 11

Pernyataan dan Jaminan

Masing-masing Pihak menyatakan dan menjamin kepada setiap Pihak lainnya


sebagai berikut:

a) Pihak tersebut adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan berdiri
secara sah berdasarkan hukum dari yurisdiksi dimana Pihak tersebut didirikan.

b) Pihak tersebut berhak dan berwenang untuk menandatangani dan melaksanakan


Perjanjian ini, dan transaksi yang termuat di dalamnya, dan memiliki kekuasaan,
wewenang dan hak hukum penuh untuk menyelesaikan transaksi tersebut.
c) Baik penandatanganan Perjanjian ini oleh Pihak tersebut, maupun penyelesaian
transaksi yang termuat di dalamnya, tidak akan berakibat pada pelanggaran
dari, atau bertentangan dengan, atau merupakan pelanggaran berdasarkan
ketentuan atau persyaratan dari akta pendiriannya, atau anggaran dasarnya,
atau perjanjian lain atau instrumen lain atau ketetapan, keputusan atau
perintah, terhadap mana Pihak tersebut merupakan pihaknya dan terikat.
Sample clause

d) Tiada izin, persetujuan atau otorisasi dari, atau pendaftaran, kualifikasi,


penunjukkan, deklarasi atau pengajuan ke Instrumen Pemerintah yang
diperlukan sehubungan dengan penandatanganan dan pelaksanaan
Perjanjian ini oleh Pihak tersebut.

e) Perjanjian ini telah ditandatangani secara sah oleh Pihak tersebut, dan
merupakan kewajiban yang sah dan mengikat secara hukum dari
Pihak tersebut, yang dapat dilaksanakan terhadap Pihak tersebut sesuai
dengan ketentuannya, kecuali apabila dibatasi oleh kepailitan,
reorganisasi, moratorium atau hukum yang serupa yang berlaku pada saat
itu.
Kerahasiaan/Confidentiality

Klausul kerahasiaan ini penting dlm suatu


perjanjian patungan, banyak informasi penting
atau strategis yg potensial disalahgunakan,
misalnya terjadinya “insider trading”.
Sample Clause
Pasal 13
Kerahasiaan

Para Pihak menjamin akan menjaga setiap data/keterangan dan informasi


informasi lain yang berkaitan dengan bisnis, produk dan pelayanan yang
diketahui atau timbul berdasarkan Perjanjian ini, sebagai rahasia dan tidak akan
diberitahukan kepada pihak lain yang tidak berkepentingan dengan alasan
apapun juga selama dan sesudah berakhirnya Perjanjian ini, kecuali hal-hal yang
merupakan milik umum (public domain) atau diharuskan dibuka berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku atau untuk keperluan pembiayaan
perbankan, dengan ketentuan bahwa Pihak yang bersangkutan:

a) Telah mengupayakan sebaik-baiknya untuk berkonsultasi dengan Pihak


lainnya.
b) Membatasi pengumuman atau melepaskan informasi tersebut sebatas
pengungkapan informasi yang minimum dipersyaratkan oleh ketentuan
hukum yang berlaku.

Keadaan Kahar/Force Majeure

Klausul ini menjadi penting untuk


mengantisipasi adanya kejadian atau
peristiwa hukum yang terjadi di luar
kemampuan atau perhitungan para pihak.

67

Sample clause
PASAL 12
FORCE MAJEURE

1) Tidak satu Pihak pun bertanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan
pelaksanaan suatu kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian ini, jika hal itu
disebabkan oleh atau timbul karena sesuatu kejadian atau keadaan yang
memaksa (force majeure) yang meliputi: peristiwa-peristiwa di luar kekuasaan
manusia (act of God), kebakaran, ledakan atau bencana lain, angin topan,
blockade, perang, pemogokan atau gangguan perburuhan lain, kerusuhan atau
kegaduhan masyarakat, yang tidak disebabkan oleh kelalaian dari salah
satu Pihak dan/atau Pihak yang menuntut suatu keuntungan dari pasal ini,
kebijakan pemerintah atau oleh suatu sebab yang berada di luar
kekuasaan Pihak yang terkena, baik keadaan yang serupa atau tidak, dengan
sebab-sebab tertentu.

2) Pihak yang menghadapi keadaan force majeure wajib memberitahukan kepada


Pihak lainnya dalam Perjanjian ini selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja
setelah terjadinya force majeure, disertai surat keterangan dari instansi
yang berwenang.

Sample clause
3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan pada ayat (2), Pihak yang tertimpa
force majeure tidak memberitahukan kepada Pihak lainnya force majeure yang dialaminya,
maka force majeure tersebut dianggap tidak pernah ada, dan Para Pihak tetap
menjalankan hak dan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.

4) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah Pihak lainnya menerima pemberitahuan
tentang terjadinya force majeure tersebut atau menerima surat keterangan dari
instansi berwenang, belum memberikan tanggapan, maka Pihak yang menerima
pemberitahuan dianggap telah menyetujui keadaan force majeure tersebut.

5) Pihak yang tertimpa force majeure sedapat mungkin untuk berusaha memperbaiki
keadaan yang menjadi penyebab kegagalan atau penundaan pemenuhan kewajiban
dan akan melanjutkan pemenuhan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini, selanjutnya
dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja sejak disetujuinya force majeure oleh Pihak lainnya, Para
Pihak segera berunding untuk menentukan penyelesaian selanjutnya yang dituangkan
dalam Adendum Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan bagian tak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

6) Segala biaya dan/atau kerugian yang diderita oleh Pihak yang mengalami force
majeure tidak menjadi beban dan/atau tanggung jawab Pihak lainnya.

Pengakhiran Perjanjian/
Termination of Agreement

• Klausul ini berfungsi untuk menjelaskan bagaimana JVA dapat diakhiri.

• Pengakhiran perjanjian dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua


belah pihak.

• Di Indonesia, sudah umum di beberapa perjanjian untuk


mengesampingkan keberlakuan Pasal 1266 KUHPerdata.

70

Pasal 1266 KUHPerdata:


• Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan-persetujuan yang
bertimbal balik, manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.

• Dalam hal yang demikian persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus
dimintakan kepada Hakim.

• Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak
dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam persetujuan.

• Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka Hakim dengan melihat
keadaan, atas permintaan tergugat, leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk
memenuhi kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu bulan.

Dengan dikesampingkannya ketentuan Pasal 1266 KUHPerdata oleh para pihak yang
berkontrak di dalam Perjanjian, maka untuk pembatalan atau pengakhiran perjanjian
tersebut tidak diperlukan persetujuan hakim.

Sample Clause

Pasal 16
Pengakhiran Perjanjian

1. Perjanjian ini akan berakhir apabila terjadi


peristiwa di bawah ini:
a. Para Pihak karena sebab apapun
menyetujui secara tertulis, untuk
mengakhiri Perjanjian ini; atau
b. tanggal penyelesaian likuidasi dan
pembubaran NewCo.
2. Dalam hal Perjanjian ini diakhiri setelah pendirian
NewCo, Para Pihak akan membubarkan
NewCo, kecuali salah satu Pihak setuju untuk
membeli dari Pihak lainnya, dan Pihak
lainnya setuju untuk menjual Saham dan hak,
kepemilikan dan kepentingannya di dalam
NewCo dengan ketentuan dan persyaratan
yang disetujui bersama.
3. Untuk tujuan pengakhiran Perjanjian ini, Para
Pihak mengenyampingkan Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang
persetujuan Hakim diperlukan bagi pengakhiran
Perjanjian ini.

73

Pilihan Hukum/
Choice of Law

• Klausul ini sudah biasa dimasukkan ke dalam JVA.


Dengan klausul ini para pihak sepakat bahwa hukum yg
dipilih adalah hukum yang akan mengisi kekosongan
hukum apabila klausul-klausul dalam kontrak ternyata
tdk mengatur sesuatu aturan hukum untuk hal tertentu.
• Klausul ini juga menjadi indikasi hukum apa yang akan
digunakan dan diterapkan oleh badan peradilan,
termasuk arbitrase (tergantung pilihan forum para pihak)
untuk menyelesaikan sengketa. Contoh:
Sample clause

Article 13
Choice of Law

This contract shall be governed by the law of The Republic of


Indonesia. Arbitrator shall apply the laws of the Republic of
Indonesia to merits of any dispute or claim, without reference to
rule of conflict of law.

Pasal 13
Pilihan Hukum
Perjanjian ini diatur dan tunduk pada hukum yang berlaku di
Republik Indonesia.
Penyelesaian Sengketa/
Settlement of Dispute

• Klausul penyelesaian sengketa merupakan klausul


yang berisi choice of forum atau pilihan forum
penyelesaian sengketa.
• Klausul ini sifatnya hampir sama dgn pilihan hukum,
klausul ini dibuat untuk mengantisipasi
timbulnya sengketa.
• Jika ternyata kemudian sengketa terjadi, maka
klausul pilihan forum ini menjadi acuan bagi para
pihak untuk menyelesaikan sengketanya.
Sample clause

Pasal 23
Penyelesaian Sengketa

1) Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak yang


timbul berkenaan atau akibat Perjanjian ini maka akan
diselesaikan secara musyawarah.
2) Apabila kesepakatan untuk menyelesaiakan secara
damai tidak tercapai sebagaimana Pasal 23(1) maka
Para Pihak akan menyelesaikan perselisihan di
Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
Keseluruhan Perjanjian/
Entire Agreement

Klausul ini menegaskan dokumen hukum apa saja yg


berlaku dan mengikat para pihak, misalnya menegaskan
bahwa perjanjian-perjanian atau kesepakatan
kesepakatan yg dibuat sebelum perjanjian usaha
patungan ini ditanda tangani, perjanjian-perjanjian itu
tidak berlaku.
Sample clause

Pasal 16
Keseluruhan Perjanjian
Perjanjian ini berisi seluruh pemahaman dan kesepakatan di
antara Para Pihak sehubungan dengan subyek Perjanjian ini, dan
menggantikan dan membatalkan setiap dan segala kesepakatan lisan
maupun tertulis atau pernyataan lainnya sebelum Perjanjian ini di
antara Para Pihak sehubungan dengan subyek Perjanjian ini.

Perubahan/Amendment
Klausul ini memuat boleh tidaknya amandemen
terhadap (klausul-klausul) perjanjian, biasanya
boleh tidaknya perubahan klausul didasarkan
pada kesepakatan para pihak.

Anda mungkin juga menyukai