Disusun Oleh
Kelompok 9 :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan observasi dengan tema “Laporan Hasil
Observasi Manajemen Sekolah SMA Negeri 11 Semarang” tepat pada waktunya. Laporan
ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan praktik lapangan selaku
mahasiswa untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Umum Manajemen Sekolah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan praktik dan penyusunan laporan praktik ini. Terkhusus, penulis ucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Wardono, M. Si. selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Umum Manajemen
Sekolah.
2. Ibu Rr. Tri Widiyastuti, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 11 Semarang.
3. Bapak Ahmad Rifai, S.Pd, M.Si. selaku Waka Kurikulum SMA Negeri 11 Semarang
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis terbuka untuk menerima masukan dan saran yang membangun guna meningkatkan
kualitas laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca khususnya Mahasiswa/i Universitas
Negeri Semarang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
itu, kebijakan kinerja dan penghargaan yang adil juga diterapkan untuk mendorong kinerja
yang baik dan meningkatkan motivasi.
Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada, manajemen sekolah SMA N
11 Semarang terus berupaya menciptakan lingkungan belajar yang inovatif, menerapkan
metode pengajaran yang efektif, dan memperbaiki sistem evaluasi untuk mengukur prestasi
siswa dan keberhasilan pendidikan. Selain itu, mereka juga menjalin kemitraan dengan
pihak eksternal, seperti komunitas lokal dan lembaga pendidikan lainnya, untuk
memperluas peluang pendidikan bagi siswa. Dengan pendekatan manajemen yang
progresif dan fokus pada keberlanjutan, SMA N 11 Semarang berusaha menciptakan
budaya sekolah yang inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil. Hal ini diharapkan
dapat memberikan pengalaman pendidikan yang positif bagi siswa, meningkatkan kualitas
pembelajaran, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
1.3 Tujuan
1. Menganalisis pengelolaan manajemen kurikulum dan manajemen peserta didik di SMA
Negeri 11 Semarang.
2. Menganalisis pengelolaan manajemen personalia di SMA Negeri 11 Semarang.
3. Menganalisis pengelolaan manajemen keuangan di SMA Negeri 11 Semarang.
4. Mengkaji pengelolaan manajemen hubungan masyarakat di SMA Negeri 11 Semarang.
5. Untuk mengetahui pengelolaan manajemen sarana prasarana di SMA Negeri 11
Semarang.
6. Untuk mengetahui pengelolaan manajemen layanan khusus di SMA Negeri 11
Semarang.
2
BAB II
KERANGKA TEORI
3
2.5 Manajemen Hubungan Masyarakat di Sekolah
a. Bagaimana pengelolaan humas?
b. Bagaimana upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat?
4
BAB III
METODE OBSERVASI
Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan di SMA
Negeri 11 Semarang. SMA Negeri 11 Semarang merupakan salah satu sekolah menengah
atas negeri yang beralamat di Gg XIV RT 01 RW 01, Lamper Tengah, Kecamatan
Semarang Selatan, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Adapun waktu pelaksanaan
observasi dilakukan pada:
1. Tanggal 15 Mei 2023, mengajukan surat izin untuk melakukan kegiatan observasi di
SMA Negeri 11 Semarang kepada kepala sekolah.
2. Tanggal 25 Mei 2023, melaksanakan observasi sekolah di SMA Negeri 11 Semarang
selama kurang lebih tiga jam, mulai dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 13.00.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati lingkungan fisik sekolah, sarana dan
prasarana sekolah, serta aktivitas belajar mengajar di kelas. Observasi juga dilakukan
dengan cara mewawancarai wakil kepala sekolah kurikulum sebagai narasumber utama
dalam penelitian ini. Hasil observasi dicatat dalam bentuk catatan lapangan dan
dokumentasi.
5
BAB IV
HASIL OBSERVASI
4.1 Manajemen Kurikulum dan Manajemen Peserta Didik di SMA Negeri 11 Semarang
SMA Negeri 11 Semarang setiap tahun membuat laporan kurikulum yang mencakup
jadwal guru dan siswa serta program pembelajaran yang harus disahkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jateng. Terkait dengan pembagian tugas mengajar, sekolah ini
menggunakan Surat Keputusan Kepala Bidang Nasional (SKBN) sebagai acuan.
Berdasarkan hasil observasi, penulis menemukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan
manajemen kurikulum dan manajemen peserta didik di SMA Negeri 11 Semarang, yaitu :
A. Kegiatan yang berkaitan dengan tugas guru :
a. Pembagian tugas pembelajaran.
Guru-guru di SMA Negeri 11 Semarang mendapatkan tugas mengajar sesuai
dengan bidang studi dan kompetensi mereka. Jumlah jam mengajar per minggu
ditentukan berdasarkan beban kerja guru yang dihitung dengan angka kredit. Guru-
guru juga harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan silabus dan standar kompetensi lulusan (SKL).
b. Pembagian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler.
Selain tugas mengajar, guru-guru di SMA Negeri 11 Semarang juga ditugaskan
untuk membina kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini meliputi bidang olahraga, seni,
keterampilan, dan pengembangan diri. Guru-guru harus membuat program kerja,
jadwal kegiatan, dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler.
B. Kegiatan yang berkaitan dengan proses pelaksanaan pembelajaran :
a. Penyusunan jadwal pelajaran.
Jadwal pelajaran di SMA Negeri 11 Semarang disusun oleh wakil kepala
sekolah bidang kurikulum dengan mempertimbangkan ketersediaan ruang kelas,
jam mengajar guru, dan alokasi waktu belajar siswa. Jadwal pelajaran dibuat
sebelum tahun ajaran baru dimulai dan disosialisasikan kepada guru dan siswa
melalui papan pengumuman dan media sosial.
b. Penyusunan program pelajaran.
Program pelajaran di SMA Negeri 11 Semarang disusun oleh tim pengembang
kurikulum yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum,
6
guru mata pelajaran, dan guru bimbingan konseling. Program pelajaran dibuat
berdasarkan kurikulum nasional yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik sekolah. Program pelajaran meliputi program tahunan, program
semester, silabus, RPP, kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan sistem penilaian.
c. Pengisian daftar kemajuan kelas.
Daftar kemajuan kelas adalah dokumen yang berisi data siswa, jadwal pelajaran,
absensi siswa, nilai rapor, dan catatan khusus tentang perkembangan siswa di kelas.
Daftar kemajuan kelas diisi oleh wali kelas setiap hari setelah proses belajar
mengajar selesai. Daftar kemajuan kelas digunakan sebagai bahan evaluasi dan
bimbingan siswa.
d. Kegiatan mengelola kelas.
Kegiatan mengelola kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan di kelas. Kegiatan
mengelola kelas meliputi penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian motivasi,
pengaturan metode dan media pembelajaran, pemberian tugas dan umpan balik,
pengelolaan waktu, pengelolaan interaksi, dan pengelolaan disiplin.
e. Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap
pencapaian kompetensi siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Evaluasi
hasil belajar di SMA Negeri 11 Semarang dilakukan dengan menggunakan tes atau
penilaian sumatif. Tes atau penilaian sumatif adalah penilaian yang bertujuan untuk
menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran siswa sebagai
dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan. Tes atau penilaian sumatif dilakukan
secara berkala, seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ujian nasional.
f. Laporan hasil belajar dan kegiatan bimbingan dan konseling.
Laporan hasil belajar adalah dokumen yang berisi informasi tentang nilai rapor,
prestasi, dan perkembangan siswa dalam bidang akademik dan non-akademik.
Laporan hasil belajar dibuat oleh wali kelas dengan menggunakan data dari daftar
kemajuan kelas dan sistem informasi akademik. Laporan hasil belajar disampaikan
kepada siswa dan orang tua secara rutin setiap semester. Kegiatan bimbingan dan
konseling adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling untuk
membantu siswa dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan belajar, karir,
pribadi, sosial, dan spiritual. Kegiatan bimbingan dan konseling meliputi layanan
7
dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan layanan dukungan
sistem. Kegiatan bimbingan dan konseling juga dilaporkan kepada kepala sekolah,
wali kelas, orang tua, dan pihak terkait.
Pelaksanaan supervisi di SMA Negeri 11 Semarang diadakan 2 kali dalam 1 tahun.
8
Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan yang mengatur bahwa penerimaan
peserta didik baru dilakukan secara online melalui sistem zonasi, afirmasi, perpindahan
orang tua/wali siswa, prestasi akademis/non-akademis.
Kebutuhan siswa yang paling utama yaitu karakter, karakter dapat dibentuk
melalui bimbingan di sekolah yang dapat dilakukan oleh seorang guru BK (Bimbingan
dan Konseling). Jika terdapat siswa yang melakukan pelanggaran akan dikenakan
sanksi tetapi terdapat tahapannya seperti SP1 (Surat Peringatan 1), SP2 (Surat
Peringatan 2), SP3 (Surat Peringatan 3), tetapi sekarang mengeluarkan siswa tidak
diperbolehkan sehingga dari sisi karakter siswa dapat menyebabkan penyepelean
terhadap aturan bahkan mata pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah ini
memiliki sistem manajemen peserta didik yang berorientasi pada pengembangan
karakter siswa sesuai dengan Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter yang mengamanatkan bahwa pendidikan karakter harus menjadi
bagian integral dari kurikulum dan kegiatan pembelajaran, serta dilaksanakan melalui
pendekatan holistik, integratif, dan kolaboratif.
9
bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian
Pembelajaran (CP) sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari
suatu pendidikan. Peraturan sekarang materi yang sudah diujikan tidak boleh diujikan
lagi, sehingga berkurangnya rasa bersaing karena tidak adanya tantangan. Hal ini
berbeda dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan yang mengatur bahwa penilaian sumatif dapat dilakukan dengan
menggunakan tes formatif atau tes akhir semester yang mencakup materi yang telah
diujikan sebelumnya.
Penyelesaian masalah SDM, yang berkaitan dengan kekurangan atau kinerja pegawai.
Jika terjadi kekurangan SDM seperti adanya guru pensiun, sekolah tidak merekrut guru
baru karena tidak adanya anggaran, melainkan mengalokasikan guru yang sudah ada.
Namun, sekolah ini jarang mengalami masalah ini. Masalah lain yang mungkin timbul
10
adalah KWK (Keterlambatan Waktu Kerja), yang dapat dipantau dari Sinaga. Jika
pegawai sering terlambat, TTP (Tunjangan Tambahan Penghasilan) sebesar Rp
2.000.000,00 per bulan akan dipotong otomatis dari pusat. Pegawai yang terlalu sering
KWK akan dipanggil dan dibina di cabang dinas, bahkan dapat dikenai sanksi
pemecatan.
Jenjang karir, yang memerlukan faktor mental yang kuat. Semua guru di SMA N 11
Semarang diberi kesempatan untuk menjadi guru penggerak, yaitu program pendidikan
kepemimpinan bagi guru yang bersifat transformasi, yang diselenggarakan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia. Program ini
dimulai tahun 2022 dan memiliki batas usia 50 tahun. Peraturan yang dibuat oleh
Nadiem Makarim menyatakan bahwa syarat untuk menjadi kepala sekolah adalah harus
menjadi guru penggerak. Guru muda sangat dianjurkan untuk mengikuti CGP (Calon
Guru Penggerak) untuk membentuk mental mereka agar dapat menjalankan tugas
dengan maksimal.
Kesejahteraan pegawai, yang dilihat dari sisi gaji dan tunjangan. Gaji pegawai
diberikan oleh pemerintah dan setiap kepemimpinan pemerintah memiliki ketentuan
nominal dan kenaikan gaji yang berbeda. Di zaman Presiden Susilo Bambang
Yudoyono, gaji pegawai negeri setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 5-7%.
Sedangkan di zaman Presiden Jokowi, dalam 10 tahun masa jabatannya hanya terdapat
kenaikan gaji sekali yaitu 5%.
11
• Mengelola dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari pemerintah yang sudah
dianggarkan sesuai porsi sehingga tidak dapat disalahgunakan. Dana BOS digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional sekolah, seperti pembayaran gaji, pemeliharaan
sarana dan prasarana, pembelian buku, dan lain-lain. Pembayaran saat ingin pengadaan
harus melalui SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah) dari Kemendikbudristek
serta pembelanjaan juga harus sesuai prosedur SOP
• Memenuhi kebutuhan paling utama siswa, seperti standar ruang kelas yang harus
terdapat LCD. Selain itu, juga memenuhi kebutuhan meja kursi dari kayu karena
sekolah negeri sekarang gratis. Jika ada pengajuan dana terhadap warga sekolah guna
mensejahterakan warga sekolah, dapat disebut dengan Pungli (Pungutan Liar) yang
merupakan tindakan ilegal dan melanggar hukum.
• Menyusun laporan keuangan yang mencakup laporan realisasi anggaran, laporan arus
kas, neraca, dan laporan perubahan ekuitas. Laporan keuangan dibuat secara transparan
dan akuntabel untuk menunjukkan penggunaan dana sekolah secara bertanggung
jawab. Laporan keuangan juga harus diaudit oleh auditor eksternal untuk memastikan
kredibilitas dan validitasnya.
12
alumni, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lain, dunia usaha dan industri,
pemerintah daerah, dan organisasi kemasyarakatan. Kerjasama ini meliputi bidang
akademik, non-akademik, sarana dan prasarana, dana bantuan, dan pengembangan
SDM.
➢ Pembentukan citra positif sekolah di mata masyarakat, yang dilakukan dengan
menunjukkan kinerja dan prestasi sekolah yang baik dan profesional. SMA N 11
Semarang berupaya untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada
siswa dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 secara efektif dan inovatif.
Sekolah ini juga berpartisipasi dalam berbagai lomba dan kompetisi baik tingkat lokal
maupun nasional. Sekolah ini juga menjaga hubungan yang harmonis dengan
masyarakat sekitar dengan mengadakan kegiatan sosial seperti bakti sosial, donor darah,
penghijauan lingkungan, dan gotong royong.
13
ruang penyimpanan yang cukup luas dan aman untuk menyimpan sarana dan prasarana
yang tidak digunakan secara rutin. SMA N 11 Semarang juga memiliki petugas atau
penanggung jawab untuk mengatur penyimpanan dan penyaluran sarana dan prasarana
kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Pendayagunaan sarana dan prasarana, yang dilakukan dengan menggunakan sarana dan
prasarana secara optimal dan efisien. SMA N 11 Semarang memanfaatkan sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan
ekstrakurikuler. Sekolah ini juga membagi jadwal penggunaan sarana dan prasarana
secara adil dan merata kepada semua guru dan siswa. SMA N 11 Semarang juga
membuka sarana dan prasarana untuk dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar jika ada
permintaan.
Pemeliharaan sarana dan prasarana, yang dilakukan dengan melakukan perawatan
secara berkala dan preventif. SMA N 11 Semarang melakukan pemeliharaan sarana dan
prasarana dengan cara membersihkan, merapikan, melumasi, mengganti bagian yang
rusak, atau merehabilitasi sesuai dengan kondisi. SMA N 11 Semarang juga melibatkan
guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa, atau pihak ketiga dalam pemeliharaan
sarana dan prasarana.
Penginventarisan dan penghapusan sarana dan prasarana, yang dilakukan dengan
membuat daftar atau catatan tentang semua sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
Sekolah ini melakukan penginventarisan dengan cara memberi kode atau nomor pada
setiap sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. SMA N 11 Semarang juga
melakukan pencatatan dan pelaporan tentang status dan kondisi sarana dan prasarana
secara rutin. Sekolah ini juga melakukan penghapusan sarana dan prasarana yang sudah
tidak layak pakai atau rusak berat dengan cara menjual, menyumbangkan, atau
membuangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
14
OSIS, transportasi, asrama, akselerasi, kelas inklusi, dan PSG-prakerin. Layanan
khusus ini ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan atau memperlancar
pembelajaran, serta memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah.
Tujuan layanan khusus yang diberikan sekolah, yang meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum layanan khusus adalah untuk mendukung tercapainya tujuan
pendidikan secara optimal. Tujuan khusus layanan khusus adalah untuk
mengembangkan potensi dan bakat siswa, memberikan bantuan dan pelayanan kepada
siswa yang mengalami masalah atau kesulitan belajar, memberikan fasilitas dan sarana
yang memadai untuk pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan positif di luar jam pelajaran, meningkatkan kesehatan dan
gizi siswa, memberikan kemudahan akses dan mobilitas siswa, memberikan
pengalaman belajar yang berbeda dan menantang bagi siswa yang berprestasi tinggi
atau berkebutuhan khusus, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenal
dunia kerja.
Proses manajemen layanan khusus yang dilakukan sekolah, yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Perencanaan meliputi analisis
kebutuhan dan penyusunan program layanan khusus. Pengorganisasian berupa
pembagian tugas dan tanggung jawab kepada personil yang terlibat dalam layanan
khusus. Penggerakan meliputi pengaturan pelaksanaan layanan khusus sesuai dengan
jadwal dan prosedur. Pengawasan meliputi pemantauan dan penilaian kinerja layanan
khusus serta melakukan tindak lanjut jika ada masalah atau hambatan.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 11 Semarang, dapat
diambil beberapa kesimpulan yang signifikan. Pertama, manajemen kurikulum di SMA
Negeri 11 Semarang telah dilaksanakan dengan baik. Sekolah ini memiliki prosedur yang
jelas dalam pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program
pelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pelaporan hasil belajar dan kegiatan bimbingan dan
konseling. Kedua, manajemen peserta didik di SMA Negeri 11 Semarang juga berjalan
dengan baik. Proses penerimaan peserta didik baru dilakukan secara online melalui sistem
zonasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua/wali siswa. Sistem pengelolaan disiplin yang
melibatkan tahapan peringatan juga telah terimplementasi dengan baik. Ketiga, supervisi
akademik di SMA Negeri 11 Semarang telah terlaksana dengan baik, dengan kepala
sekolah dan guru senior berperan sebagai supervisor. Supervisi akademik dilakukan
secara periodik dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi
guru, dan pencapaian siswa.
5.2 Saran
Diharapkan SMA Negeri 11 Semarang dapat terus meningkatkan manajemen
kurikulum dan manajemen peserta didik, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang
berkualitas, memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan masa depan, dan mampu
berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa. Laporan observasi ini diharapkan dapat
menjadi referensi dalam pengembangan manajemen pendidikan di sekolah-sekolah
lainnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Rohiat, 2010. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Anonim 3, 2011. Manajemen Stratejik dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Hamalik, Oesman. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosdakarya.
Fattah, N. (2017). Manajemen Berbasis Sekolah: Teori, Konsep, dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
17