Anda di halaman 1dari 43

LK 1.

1
LEMBAR KERJA
IDENTIFIKASI MASALAH

Nama Mahasiswa : Priska Dyah Thesasiana, S.Pd.


NIM : 4401022111
Prodi : K-1 BIOLOGI

PriskaDyahThesasiana_K-1_Biologi_ 4401022111
Nama : Priska Dyah Thesaiana
Unit Kerja : SMK N 3 Pati
Mapel : Biologi
Materi : Ekositem (Ekologi)

LK. 1.1. Identifikasi Masalah

A. Rumusan Masalah

Jenis Analisis Identifikasi


No. Masalah yang Diidentifikasi
Permasalahn Masalah
1 Pedagogik, literasi, - Pedagogik :
dan numerasi. Guru masih menemui siswa 1.1 Siswa tidak percaya diri,
yang kurang termotivasi lesu dan belum bisa
untuk mengikuti mapel mandiri pada
Biologi khususnya materi pembelajaran materi
Ekosistem Ekosistem

- Literasi :
Guru masih menemui 1.2 Beberapa Peserta didik
siswa yang enggan dalam memahami materi
membaca sumber belajar interaksi antar
yang telah disampaikan komponen ekosistem
(minat baca rendah) pada kurang maksimal.
sebagian besar materi 1.3 Nilai pada dimensi
Ekosistem mapel Biologi pengetahuan untuk
beberapa peserta didik
belum mencapai KKM
1.4 Beberapa peserta didik
tidak mampu
melakukan presentasi
daur biogeokimia
dengan benar sesuai
bahan ajar
- Numerasi:
Guru masih menemui 1.5 Peserta didik tidak
siswa yang tidak dapat mampu menghitung
menentukan besarnya besarmya aliran energi
aliran energi antar yang terjadi pada suatu
tingkatan trofik pada suatu tingkatan trofik dalam
ekosistem piramida makanan

2 Kesulitan belajar - Beberapa siswa kesulitan 2.1 Siswa tidak PD dengan


siswa termasuk untuk menguasai kompetensi yang
siswa pemahaman daur dimilikinya dalam materi
berkebutuhan biogeokimia daur biogeokimia
khusus dan - Kesuliatan untuk 2.2 Guru belum melakukan
masalah melakukan pemetaan pemetaan terhadap
pembelajaran kepada siswa dalam hal siswa terkait dengan

PriskaDyahThesasiana_K-1_Biologi_ 4401022111
Jenis Analisis Identifikasi
No. Masalah yang Diidentifikasi
Permasalahn Masalah
(berdiferensiasi) di gaya belajar (audio visual, kesiapan belajar, minat
kelas berdasarkan visual dan kinestetik) yang dan gaya belajar yang
pengalaman berbeda pada materi berbeda (audio visual,
mahasiswa saat ekosistem visual dan kinestetik) di
menjadi guru. awal tahun
pembelajaran
3 Membangun - Masih ada siswa yang 3.1 Masih siswa tidak
relasi/hubungan kurang komunikatif pada komunikatif dalam
dengan siswa dan materi ekosistem bab daur mempresentasikan
orang tua siswa. biogeokimia materi daur biogeokimia

- Guru & Orang tua:

Beberapa siswa kurang 3.2 Tidak responsif dengan


terbuka dalam informasi yang
menyampaikan informasi disampaikan oleh guru,
kepada orang tua sehingga menimbulkan
miss informasi kepada
orang tua

- Relasi dengan siswa:

Masih ada siswa yang 3.3 Memilih kelompok


bersikap individual berdasarkan teman
dekatnya saja.
4 Pemahaman/ Guru masih mengalami 4.1 Penerapan model
pemanfaatan kesulitan dalam pembelajaran inovatif
model-model menerapkan pembelajaran belum optimal untuk
pembelajaran inovatif pada materi aliran gaya belajar setiap siswa
inovatif energi dan daur berbeda (audio visual,
berdasarkan biogeokimia visual dan kinestetik)
karakteristik 4.2 Karateristik siswa yang
materi dan siswa. beragam
4.3 Guru belum melakukan
penilaian diagnostik di
awal pembelajaran
4.4 Siswa belum familiar
dengan terminologi pada
materi daur biogeokimia
5 Materi terkait Pembelajaran HOTS yang 5. 1Siswa masih sulit
Literasi numerasi, diterapkan dalam materi untuk menerima
Advanced ekosistem belum berjalan penerapan
material, secara maksimal
pembelajaran berbasis
miskonsepsi,
HOTS. HOTS terutama pola
pikir dalam
menganalisa,
mengindentifikasi,

PriskaDyahThesasiana_K-1_Biologi_ 4401022111
Jenis Analisis Identifikasi
No. Masalah yang Diidentifikasi
Permasalahn Masalah
menguraikan maupun
menyimpulkan daur
biogeokimia dan
suksesi
- Beberapa masih merasa 5.1 Siswa masih kesulitan
kesulitan dalam
menjawab soal-soal
menganalisa terminologi
materi daur biogeokimia HOTS tipe C4, C5, dan
(khususnya daur nitrogen) C6 terbukti dari hasil
evaluasi penilaian siswa
5.2 Tidak hafal dengan
nama ilmiah bakteri
5.3 Kesulitan menuliskan
dan menyebutkan nama
bakteri dalam daur
biogeokimia
5.4 Tidak mampu
mengidentifikasi peran
macam-macam bakteri
yang dalam daur
nitrogen
- Siswa masih merasa 5.5 Miskonsepsi siswa
kesulitan dalam tentang materi aliran
menguraikan maupun energi dalam ekosistem
menyimpulkan 5.6 Informasi materi yang di
perpindahan aliran energi dapat siswa dari internet
dalam ekosistem sehingga berbeda dengan konsep
terjadi miskonsepsi materi yang sebenarnya
6 pemanfaatan - Masih banyak siswa belum 6.1 Menggunakan HP untuk
teknologi/inovasi maksimal dan bersikap game, membuka
dalam bijak dalam pemanfaatan sosmed, dan aktivitas
pembelajaran. teknologi/inovasi dalam lain yang tidak berkaitan
pembelajaran materi dengan pembelajaran.
ekosistem
- Guru belum maksimal 6.2 Kemampuan TIK guru
dalam memanfaatkan yang masih terbatas
teknologi. 6.3 Guru tidak
meningkatkan
kemampuannya dalam
hal teknologi sehingga
metode pembelajaran
yang digunakan tidak
sesuai dengan
kebutuhan (milenial).

PriskaDyahThesasiana_K-1_Biologi_ 4401022111
Nama : Priska Dyah Thesasiana, S. Pd
Unit kerja : SMK Negeri 3 Pati
Prodi : Biologi
Materi : Ekosistem (Ekologi)

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1. Guru masih Kajian Literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap
menemui siswa Menurut Wahadaniah (2018) minat baca ialah keinginan kajian literatur dan hasil wawancara
yang enggan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk serta berdasarkan pengamatan
membaca membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca dapat diketahui bahwa penyebab
sumber belajar yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya siswa enggan membaca (minat baca
yang telah untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian siswa yang rendah) adalah:
disampaikan membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari  Faktor Internal :
(minat baca luar. 1. Beberapa siswa terpengaruh
rendah) pada teknologi sehingga tidak fokus
sebagian besar Faktor yang mempengaruhi minat baca (Beni Ardi untuk membaca bahan ajar.
materi Yassin:2019) : 2. Masih ada siswa yang
Ekosistem 1. Lingkungan mempunyai kebiasaan copy
2. Perkembangan teknologi paste dalam mengerjakan soal
3. Sarana kurang memadai tanpa mencari jawaban
4. Kurangnya motivasi 3. Kesulitan beberapa siswa
5. Budaya Copy Paste memaknai kandungan dalam
Sumber : pustaka.unand.ac.id suatu bacaan
Hasil wawancara : 4. Gaya belajar siswa yang
Narasumber Wawancara Teman Sejawat: beragam (audio visual, visual,
Ibu Sri Darwati S.Pd (Koordinator Mapel IPAS) kinestetik)
Berdasarkan wawancara, siswa enggan membaca sumber 5. Sebagian besar siswa lebih
belajar yang telah disampaikan (minat baca rendah) tertarik untuk praktik langsung
karena : 6. Beberapa siswa cenderung
1. Guru tidak membiasakan literasi di awal secara menggunakan waktunya untuk
maksimal dan cenderung percaya pada siswa bahwa bermain HP
siswa sudah melakukan literasi tanpa adanya 7. Guru belum secara maksimal
pengecekkan masing-masing siswa membiasakan literasi pada saat
2. Motivasi siswa untuk membaca materi rendah pembelajaran di kelas
3. Siswa tidak tertarik dengan materi yang diajarkan
4. Sumber belajar kurang menarik,  Faktor Eksternal :
5. Siswa lebih tertarik praktek langsung dari pada 1. Buku di perpustakaan belum
menyimpulkan hasil analisa materi variatif
2. Kurangnya ruang baca yang
Narasumber Wawancara Guru : menarik
Ibu Hesti Ariestyani S. Pd ( Koordinator Perpustakaan )
Berdasarkan wawancara, siswa enggan membaca sumber
belajar yang telah disampaikan (minat baca rendah)
karena :
1. Siswa tidak terbiasa membaca sedari kecil
2. Jadwal blok yang sudah dilaksanakan sehari full
membuat waktu anak terbatas untuk ke Perpustakaan
3. Belum adanya pojok Literasi atau ruang baca yang bisa
digunakan siswa untuk mengembangkan literasinya
4. Buku yang tersedia diperpustakaan masih terbatas dan
belum variatif
Narasumber Wawancara Kepala Sekolah :
Bapak Sunardi S. Pd,. M.Pd
Berdasarkan wawancara, siswa enggan membaca sumber
belajar yang telah disampaikan (minat baca rendah)
karena :
1. Siswa belum tebiasa untuk membaca
2. Masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami makna yang terkandung dalam bacaan
3. Orang tua belum memahami akan pentingnya
membaca pada anak
4. Gaya belajar siswa dan karakteristik siswa berbeda-
beda

Narasumber Wawancara Pakar


Bapak Rahmat Sahid S.Pd., M. Pd (Dosen Universitas
Terbuka)
Berdasarkan wawancara, siswa enggan membaca sumber
belajar yang telah disampaikan (minat baca rendah)
karena :
1. Siswa belum mempunyai kemampuan membaca yang
baik tentunya akan terganggu dalam proses membaca
sehingga dapat mengurangi minat dalam membaca
2. Kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca
3. Peran sekolah yang kurang maksimal dalam
membiasakan literasi siswa, seperti tidak adanya ruang
literasi atau pojok literasi selain perpustakaan
2. Beberapa siswa Kajian Literatur : Setelah dilakukan kajian literatur
kesulitan untuk Kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa dan wawancara, serta berdasarkan
menguasai mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk pengamatan dapat diketahui bahwa
penyebab kesulitan siswa untuk
pemahaman mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar
menguasai pemahaman materi
materi secara optimal. (Moh Fatah,dkk:2021) yaitu:
Faktor penyebab kesulitan belajar siswa dipengaruhi oleh
 Faktor Internal:
faktor internal dan eksternal ( I Wayan Muderawan, dkk: a. Kurangnya kemampuan siswa
2019) dalam memahami dan
1. Faktor eksternal : penyesuaian kemampuan siswa menyimpulkan materi
dalam penerapan metode mengajar guru dalam b. Tidak familiar dengan nama
kelas kurang, cara guru mengelola pembelajaran, ilmiah
pengaruh teman sebaya, dan waktu pembelajaran c. Minat baca siswa kurang
yang kurang efektif.
dalam sumber materi belajar
2. Faktor internal: minat belajar siswa rendah, motivasi
belajar rendah, pemaknaan konsep rendah dan  Faktor Eksternal
pemahaman konsep yang rendah. a. Metode mengajar guru yang
belum maksimal berkaitan
Hasil Wawancara : dengan beberapa siswa yang
Narasumber Wawancara Teman Sejawat mempunyai gaya belajar yang
Bapak Abdul Malik S.Pd (Guru Mapel IPAS) berbeda (audiovisual, visual
Berdasarkan wawancara, penyebab kesulitan siswa untuk dan kinestetik)
menguasai pemahaman materi karena : b. Konsep ataupun analogi dalam
a. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami ilustrasi guru masih belum
maupun menguraikan materi maksimal dalam memperjelas
b. Metode mengajar guru yang belum tepat untuk materi kaitannya dengan
membuat siswa memahami terminologi suatu kareteristik siswa di kelas
materi
c. Tidak familiar dengan istilah, tahapan maupun
nama ilmiah
d. Siswa kurang motivasi untuk mengidentifikasi
bahasa ataupun nama ilmiah
e. Minat baca beberapa siswa dalam sumber belajar
tentang terminologi materi kurang
f. Adanya kebiasaan sehari-hari dengan bahasa
daerah yang membuat mereka merasa sulit belajar
bahasa ilmiah
g. Siswa tidak terbiasa dengan terminologi biologi
dalam beberapa materi

Narasumber Wawancara Kepala Sekolah :


Bapak Sunardi S. Pd,. M. Pd
Berdasarkan wawancara, penyebab kesulitan siswa untuk
menguasai pemahaman materi karena :
1. Siswa kurang bisa menyerap pemahaman yang
disampaikan guru
2. Guru belum maksimal dalam memberikan konsep
materi kepada siswa
3. Kareteristik siswa dan gaya belajar yang berbeda

Narasumber Wawancara Pakar


Ibu Dra. Munawaroh (Ketua MGMP Biologi Kab. Pati)
Berdasarkan wawancara, penyebab kesulitan siswa untuk
menguasai pemahaman materi karena :
1. Konsep penyampaian pemahaman guru yang tidak
sampai pada siswa
2. Karateristik siswa yang beragam
3. Kemampuan siswa dalam menganalisan dan
menyimpulkan masih kurang
3. Siswa kurang Kajian Literatur : Setelah dilakukan kajian literatur
terbuka dalam Altman dan Taylor (1973) mengemukakan bahwa self dan wawancara, serta berdasarkan
menyampaikan disclosure merupakan kemampuan seseorang untuk pengamatan dapat diketahui bahwa
informasi mengungkapkan informasi diri kepada orang lain yang penyebab siswa kurang terbuka
bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab.
kepada orang Jourard (1979) menemukan bahwa siswa kulit putih lebih dalam penyampaian informasi
tua terbuka dari pada siswa kulit hitam di Amerika. Pada kepada orang tua yaitu :
budaya Cina, anak-anak lebih memilih tidak  Faktor Internal
membuka/mengungkapkan informasi yang pribadi 1. Siswa cenderung takut
kepada orang tua walaupun mereka masih memiliki dimarahi ataupun diberi
keterikatan yang dekat dengan keluarga. hukuman oleh orang tua
apabila terbuka kepada orang
Hasil Wawancara : tua
Narasumber Teman Sejawat 2. Siswa lebih nyaman berbagi
Ibu Indarti Anik, S. Pd (Guru Mapel IPAS) informasi dengan teman dekat
Berdasarkan Wawancara dengan teman sejawat, siswa karena merasa senasib,
kurang terbuka dalam penyampaikan informasi kepada apalagi kalau hal itu berkaitan
orang tua karena : dengan permasalahan yang
1. Rasa takut akan dimarahi tentang hasil belajarnya ada di sekolah atau tentang
di sekolah pembelajaran di kelas.
2. Siswa lebih nyaman berbicara dengan teman 3. Siswa merasa takut apabila
dibandingkan orang tua terbuka kepada orang tua,
3. Tidak adanya kepercayaan kepada orang tua karena merasa mengecewakan
4. Siswa akan menempatkan batasan terhadap orang orang tua
tuanya seperti orang tuanya memberi batasan 4. Siswa tidak mau dibanding-
terhadap dirinya bandingkan dengan orang lain

Narasumber Kepala Sekolah  Faktor Eksternal :


Bpk. Sunardi S. Pd., M.Pd 1. Guru kurang memaksimalkan
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, siswa komunikasi yang baik dengan
kurang terbuka dalam penyampaikan informasi kepada orang tua
orang tua karena :
1. Masih ada batasan antara siswa dengan orang tua
2. Siswa beranggapan negatif apabila nanti bercerita
dengan jujur kepada orang tua
3. Siswa juga punya rasa malu dan protektif untuk
mengatakan beberapa hal yang menurutnya privasi
kepada orang tua
4. Lebih nyaman untuk bercerita kepada teman atau
teman dekatnya karena rasa percaya kepada teman
tersebut dan juga merasa aman akan rahasianya

Narasumber Dari Siswa


Nadia Nafiz Azzahra (Kelas X Busana 4)
Berdasarkan wawancara, siswa kurang terbuka dalam
penyampaikan informasi kepada orang tua karena :
1. Siswa beranggapan bahwa apabila menyampaikan
pada orangtua, hasilnya tidak sesuai keinginan
siswa
2. Siswa malas menyampaikan kepada orangtua
karena sering tidak ditanggapi, akibatnya siswa
enggan terbuka
3. Siswa takut akan dihukum, misal uang jajannya
dikurangi apabila ketahuan melakukan kesalahan
4. Siswa enggan dibanding-bandingkan dengan orang
lain apabila ketahuan melakukan kesalahan

Narasumber Pakar
Bapak Rahmat Sahid, S. Pd, M. Pd (Dosen Universitas
Terbuka)
Berdasarkan wawancara dengan pakar, siswa kurang
terbuka dalam penyampaikan informasi kepada orang tua
karena :
1. Siswa selalu takut disalahkan oleh orang tuanya.
Mereka enggan mengakui kesalahannya karena
mereka takut akan dimarahi. Seperti sudah
menjadi rahasia umum, kebanyakan siswa (anak)
saat ini memilih lari dan menjadikan orang lain
sebagai kambing hitam karena dirinya takut
dengan murka orang tuanya.
2. Siswa berpikir bahwa hubungannya dengan orang
tua sebatas urusan rumah saja.
3. Siswa merasa malu apabila orang tau akan
kekurangan atau kesalahannya selama mengikuti
pembelajaran di sekolah.
4. Siswa Kajian literatur : Setelah dilakukan kajian literatur
mengalami Pengertian miskonsepsi dalam KBBI adalah salah wawancara, serta berdasarkan
miskonsepsi pengertian atau salah faham. pengamatan dapat diketahui bahwa
materi daur Dalam jurnal Pendidikan Sains Indonesia,miskonsepsi miskonsepsi materi daur
biogeokimia adalah kesalahanpemahaman dalam menghubungkan biogeokimia disebabkan oleh
suatu konsep dengan konsep-konsep yang lain, beberapa hal, yaitu :
antara konsep yang baru dengan konsep yang sudah ada  Faktor Internal :
dalam pikiran siswa, sehingga terbentuk konsep yang 1. Pengetahuan awal beberapa
salah dan bertentangan dengan konsep yang sebenarnya. siswa tentang konsep daur
Faktor penyebab miskonsepsi yaitu: biogeokimia kurang
1. Kondisi siswa , meliputi : pengetahuan awal, pemikiran 2. Kurangnya pemahaman dalam
asosiatif peserta didik, pemikiran humanistik, menguraikan materi dalam
reasoning oleh penalaran siswa yang tidak lengkap, presentasi di depan kelas,
intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif sehingga menimbulkan
peserta didik, kemampuan peserta didik, minat peserta konsep yang salah
didik 3. Beberapa siswa belum mampu
2. Guru untuk menyimpulkan apa
3. Metode mengajar dan cara mengajar yang disampaikan guru
4. Konteks (penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari- berkaitan dengan
hari, teman diskusi yang salah, serta keyakinan dan pengetahuan kognitif siswa
ajaran agama)
Hasil Wawancara : 4. Masih ada siswa yang belum
Narasumber Teman Sejawat mampu untuk
Ibu Indarti Anik S. Pd (Guru Mapel IPAS) mengidentifikasi suatu hasil
Berdasarkan wawancara, siswa mengalami miskonsepsi percobaan atau praktikum
materi daur biogeokimia karena : yang dilakukan
1. Di awal mereka sudah ada rasa tidak suka materi daur
biogeokimia, ini faktor penyebab anak kurang minat  Faktor Eksternal :
dalam mempelajari lebih detail sehingga miskonsepsi 1. Guru belum memaksimalkan
itu masih sering terjadi dalam pembiasaan
2. Penjelasan guru yang tidak diterima dengan baik oleh penyelesaian suatu masalah
siswa.
sehingga siswa belum sesuai
Miskonsepsi ini biasanya terjadi karena siswa belum
mampu untuk menyimpulkan apa yang disampaikan dalam memahami konsep
guru. Sehingga guru dalam menyampaikan materi ke 2. Metode mengajar guru belum
siswa tidak diterima dengan baik oleh siswa. maksimal dengan kondisi
3. Kurangnya tingkat pemahaman siswa dalam siswa dilihat dari gaya belajar
memahami jenis permasalahan yang terjadi dalam siswa yang beragam
materi ekosistem khususnya daur biogeokimia
Dalam mengelompokkan komponen ekosistem, minat
siswa rendah karena kesulitan dalam menangkap
konsep atau pemahaman yang sudah diberikan oleh
guru.
4. Siswa tidak PD dengan kemampuan yang dimiliki,
siswa merasa tidak percaya diri dengan kompetensi
yang dimilikinya, sehingga ini juga berpengaruh
terhadap tingkat kepercayaan diri dalam melakukan
presentasi daur biogeokimia
5. Tidak mampu menyampaikan materi dalam presentasi
dengan baik tentang daur biogeokimia, dan kurangnya
kemampuan berkomunikasi (public speaking) di depan
kelas
Narasumber Kepala Sekolah :
Bapak Sunardi, S. Pd,. M.Pd
Berdasarkan wawancara, siswa mengalami miskonsepsi
materi karena :
1. Terjadinya kesalahan dalam proses mengkontruksi
karena secara alami siswa belum terbiasa
mengkontruksi pengetahuan sendiri secara tepat
2. Prakonsepsi yang dimiliki siswa, struktur mental
yang tidak siap, pengalaman, cara berpikir, minat
siswa, dan kemampuan siswa
3. Guru yang tidak menguasai bahan ajar atau
memiliki pemahaman yang tidak benar tentang
suatu konsep akan menyebabkan siswa mengalami
miskonsepsi

Narasumber Wawancara Pakar


Bapak Drs. Suharto, M. Pd (Pengawas Sekolah)
Berdasarkan wawancara, siswa mengalami miskonsepsi
materi karena :
1. Masih banyak guru yang melaksanaan
pembelajaran hanya dengan ceramah, guru jarang
melaksanakan kegiatan demonstrasi, pengamatan
ataupun eksperimen
2. Pelaksanaan pembelajaran guru jarang
memberikan contoh aplikasi konsep dalam
kehidupan sehari-hari, guru hanya sebatas
mengajar Biologi atau IPA berupa hafalan konsep
saja
3. Kurangnya tingkat pemahaman siswa dalam
memahami jenis permasalahan yang terjadi
menimbulkan kesalahan konsep
5. Guru masih Kajian Literatur : Setelah dilakukan kajian literatur
mengalami Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran wawancara, serta berdasarkan
kesulitan dalam yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang pengamatan dapat diketahui bahwa
menerapkan merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang kesulitan dalam penerapan
pembelajaran baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh pembelajaran inovatif disebabkan
inovatif kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran oleh beberapa hal di bawah ini:
inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang  Faktor Intenal :
menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang 1. Beberapa siswa kurang bisa
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. ( memaksimalkan potensi
Happyanto,Rixky. Pembelajaran Inovatif (Jakarta : berpikir tingkat tinggi
Duplish,2013) kaitannya dengan gaya
belajar siswa yang beragam
Supini (2021) berpendapat bahwa kendala Guru dalam 2. Ada siswa yang masih belum
menerapkan model-model pembelajaran Inovatif: bisa berkonsentrasi dengan
1. Kurang Persiapan Dalam Mengajar baik sehingga siswa tidak
2. Perilaku Siswa yang Beragam disiplin dalam mengikuti
3. Konsentrasi Siswa Kurang pembelajaran inovatif yang
4. Kurang Interaksi Dalam Pelajaran dilakukan guru
5. Sering Merasa Paling Benar 3. Masih ada siswa yang masih
6. Guru Kurang Menjadi Contoh yang baik cenderung pasif karena
7. Siswa Kurang Disiplin mengandalkan teman dalam
kelompok diskusi dalam
Strategi untuk meningkatkan kualitas guru dalam inovasi memecahkan permasalahan
pembelajaran dan pemanfaatan teknologi dipengaruhi oleh yang diberikan guru
beberapa faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor Eksternal : faktor yang ada di luar dari guru  Faktor Eksternal :
seperti faktor lingkungan sekitar 1. Guru belum memetakan
Faktor Internal : faktor yang berasal dari diri guru itu kelompok gaya dan minat
seperti motivasi. meningkatkan belajar siswa sehingga saat
kualifikasi akademik sejalan dengan penerapan pembelajaran
bidang yang diampu, memiliki inovatif kurang maksimal
motivasi yang kuat untuk menjadi
guru yang profesional yaitu memenuhi
kompetensi pribadi, sosial dan
profesional.
(Intan Indria Hapsari, dkk Jurnal Inovasi Pembelajaran
Sebagai Strategi Peningkatan Kualitas Guru.2021)

Narasumber Wawancara :
Narasumber Teman Sejawat
Ibu Suliyanah S. Pd (Guru Mapel IPAS)
Berdasarkan wawancara, kesulitan dalam menerapkan
pembelajaran inovatif karena :
1. Kurangnya literasi siswa dalam pemecahan
masalah
2. Beberapa siswa kurang aktif dalam penerapan
pembelajaran inovatif karena rendahnya
kemampuan kognitif siswa
3. Masih ada siswa yang tidak mau ikut berdiskusi
menyelesaikan masalah karena mengandalkan
siswa lain

Narasumber Kepala Sekolah :


Bapak Sunardi S. Pd,. M. Pd (Kepala Sekolah )
Berdasarkan wawancara, kesulitan dalam menerapkan
pembelajaran inovatif karena :
1. Siswa belum bisa mandiri dalam melakukan
penggalian informasi atau eksplorasi tentang ilmu
pengetahuan
2. Karateristik dan gaya belajar siswa beragam
3. Guru terkendala dalam melakukan apersepsi
dengan mengaitkan pembelajaran hari ini dengan
pembelajaran yang telah lalu

Narasumber Pakar
Bapak Rahmat Sahid, S. Pd,. M. Pd (Dosen Universitas
Terbuka)
Berdasarkan wawancara, kesulitan dalam menerapkan
pembelajaran inovatif karena :
1. Guru belum memaksimalkan potensi dirinya
untuk memahami model-model pembelajaran
inovatif
2. Guru belum paham tentang pembelajaran inovatif
3. Siswa kurang mampu untuk mengikuti penerapan
pembelajaran inovatif di kelas berkaitan dengan
motivasi, kemampuan kognitif dan karateristik
6. Guru belum Kajian Literatur : Setelah dilakukan kajian literatur
maksimal Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran juga didukung wawancara, serta berdasarkan
dalam dengan adanya penemuan internet yang dianggap sebagai pengamatan dapat diketahui bahwa
memanfaatkan penemuan yang cukup besar yang mengubah dunia penggunaan teknologi oleh guru
teknologi. termasuk dunia pendidikan. Pemanfaatan internet untuk belum maksimal karena :
pendidikan merupakan perubahan radikal. (Ibrahim,  Faktor Internal :
2004) 1. Masih ada siswa yang belum
menguasai ketrampilan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah suatu menggunakan IT dengan baik
alat yang digunakan untuk menyampaikan suatu hal 2. Beberapa siswa masih
informasi yang baik dengan pemrosesan, pengelolaan dan terkendala dalam
pemindahan informasi. Memasuki zaman Teknologi pengoperasian aplikasi
Informasi dan Komunikasi seperti saat ini pengunaan pembelajaran Microsoft 365
teknologi merupakan kebutuhan yang sanggat penting khususnya Teams
untuk meningkatkan kualitas sebuah muatan Pendidikan,  Faktor Eksternal :
serta membuka lebar akses ilmu Pendidikan. (Rusman, 1. Guru jarang mengikuti
2018:85) pelatihan up skilling atau
workshop IT
Lestari (2015) menyatakan bahwa kendala-kendala yang 2. Keinginan guru yang masih
dialami guru dalam pemanfaatan TIK antara lain: minim dalam pengembangan
a. tidak adanya akses internet potensi dan ketrampilannya
b. sarana TIK tidak ada di bidang IT selain yang
c. pembelajaran yang dilakukan tidak mengintegrasikan ditetapkan ataupun
TIK digunakan di sekolah
d. guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK
e. tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK

Narasumber Wawancara:
Bapak Wanda Kurniawan, S. Pd (Guru Mapel Simulasi
Digital/ Guru TIK)
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi
karena :
1. Guru enggan bertanya atau belajar
mengembangkan potensinya atau ketrampilannya
dalam bidang IT
2. Rendahnya keinginan guru untuk meningkatkan
ketrampilan IT pada pembelajaran terutama guru
yang sudah senior atau hampir purna tugas
3. Guru tidak proaktif dalam pencarian ilmu maupun
pelatihan Up Skilling tentang IT

Wawancara Kepala Sekolah :


Bapak Sunardi S. Pd., M. Pd
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi
karena :
1. Masih banyak guru yang enggan mengikuti
pelatihan dalam hal peningkatan ketrampilan IT
2. Persepsi atau pemahaman dan sikap positif guru
terhadap IT yang relatif belum memadai dan merata
3. Sebagian guru belum juga tergugah untuk
memanfaatkan IT bagi kepentingan pembelajaran
siswa

Narasumber Pakar
Ibu Dra. Jumiati, M. Pd (Dosen STMIK-AKI)
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi
karena :
1. Pengetahuan teknis guru tentang teknologi
informasi dan komunikasi yang terbatas
2. Ketakutan dan pertimbangan dampak negatif dari
penggunaan alat berupa handphone (HP) dan
laptop di sekolah menjadi kendala guru
memanfaatkan IT dalam pembelajaran di kelas
Nama : Priska Dyah Thesasiana, S. Pd
Unit kerja : SMK Negeri 3 Pati
Prodi : Biologi

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

Hasil eksplorasi penyebab


No. Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah
masalah
1. Identifikasi Masalah: Guru belum menerapkan model Berdasarkan hasil akar penyebab
Guru masih menemui siswa pembelajaran inovatif yang menumbuhkan masalah didapatkan analisis akar
yang enggan membaca minat baca siswa penyebab masalah yaitu :
sumber belajar yang telah - Minat baca rendah pada siswa
disampaikan (minat baca dalam pembelajaran IPAS
rendah) disebabkan oleh faktor internal
dari guru yang memberikan
Penyebab minat baca rendah: pembelajaran di kelas.
 Faktor Internal : - Guru tidak mengeksplorasi
a. Beberapa siswa model pembelajaran inovatif
terpengaruh teknologi sehingga metode dan media yang
sehingga tidak fokus untuk digunakan kurang mampu
membaca bahan ajar. merangsang siswa untuk
b. Masih ada siswa yang mempunyai minat untuk
mempunyai kebiasaan copy membaca. Materi IPAS
paste dalam mengerjakan merupakan materi yang luas dan
soal tanpa mencari banyak jenis pemahaman konsep
jawaban yang harus dikuasi siswa,
Hal ini menjadi tantangan untuk guru
dalam memberikan pembelajaran
c. Kesulitan beberapa siswa inovatif agar siswa tertarik untuk
memaknai kandungan membaca dan memahami materi
dalam suatu bacaan secara mendalam.
d. Gaya belajar siswa yang
beragam (audio visual,
visual, kinestetik)
e. Sebagian besar siswa lebih
tertarik untuk praktik
langsung
f. Beberapa siswa cenderung
menggunakan waktunya
untuk bermain HP
g. Guru belum secara
maksimal membiasakan
literasi pada saat
pembelajaran di kelas

 Faktor Eksternal :
1. Buku di perpustakaan
belum variatif
2. Kurangnya ruang baca yang
menarik

2 Identifikasi Masalah : Metode mengajar guru yang belum Berdasarkan hasil akar penyebab
Beberapa siswa kesulitan maksimal berkaitan dengan beberapa siswa masalah didapatkan analisis akar
untuk menguasai yang mempunyai gaya belajar yang berbeda penyebab masalah adalah
pemahaman materi (audiovisual, visual dan kinestetik) - Metode mengajar guru yang
belum maksimal berkaitan
dengan beberapa siswa yang
mempunyai gaya belajar yang
berbeda.
Penyebab minat baca rendah: - Guru tidak melakukan
 Faktor Internal: observasi atau melakukan
a. Kurangnya kemampuan pemetaan awal untuk
siswa dalam memahami mengetahui karakteristik siswa
dan menyimpulkan materi sehingga penerapan model,
b. Tidak familiar dengan metode, serta media tidak
nama ilmiah sesuai kebutuhan pada materi
c. Minat baca siswa kurang berkaitan dengan gaya belajar
siswa (audiovisual, visual dan
dalam sumber materi
kinestetik).
belajar Hal ini diharapkan dapat memacu
 Faktor Eksternal guru untuk menerapkan model
a. Metode mengajar guru pembelajaran yang sesuai dengan gaya
yang belum maksimal belajar siswa (audiovisual, visual,
berkaitan dengan kinestetik).
beberapa siswa yang
mempunyai gaya belajar
yang berbeda (audiovisual,
visual dan kinestetik)
b. Konsep ataupun analogi
dalam ilustrasi guru
masih belum maksimal
dalam memperjelas materi
kaitannya dengan
kareteristik siswa di kelas

3. Identifikasi Masalah : Guru belum memaksimalkan komunikasi Dari akar penyebab masalah diperoleh
Siswa kurang terbuka dalam dengan orang tua yang, sehingga orang tua analisis penyebab masalah yaitu :
menyampaikan informasi beranggapan bahwa siswa tidak memiliki - Guru belum memaksimalkan
kepada orang tua masalah komunikasi dengan orang tua,
sehingga orang tua beranggapan
Penyebab siswa kurang bahwa siswa tidak memiliki
terbuka dalam menyampaikan masalah
informasi kepada orang tua - Kerja sama guru dan orang tua
oleh beberapa hal di bawah ini: akan mempengaruhi hal-hal lain
 Faktor Internal seperti komunikasi orang tua
1. Siswa cenderung takut dengan guru baik komunikasi
dimarahi ataupun diberi formal maupun non formal akan
hukuman oleh orang tua terjalin dengan baik, keterlibatan
apabila terbuka kepada orang tua mengenai proses belajar
orang tua peserta didik berjalan dengan baik,
2. Siswa lebih nyaman pemantauan peserta didik di luar
berbagi informasi dengan sekolah akan berjalan dengan baik
teman dekat karena dan terawasi.
merasa senasib, apalagi
kalau hal itu berkaitan Sehingga diharapkan dalam hal ini :
dengan permasalahan - Guru wajib membangun hubungan
yang ada di sekolah atau baik dengan orangtua dan anak
tentang pembelajaran di berkaitan dengan proses belajar
kelas. siswa di kelas
3. Siswa merasa takut - Guru harus lebih melakukan
apabila terbuka kepada pendekatan secara intens kepada
orang tua, karena merasa siswa yang mengalami masalah di
mengecewakan orang tua kelas serta berkolaborasi/bekerja
4. Siswa tidak mau sama dengan orang tua
dibanding-bandingkan
dengan orang lain

 Faktor Eksternal :
1. Guru kurang
memaksimalkan
komunikasi yang baik
dengan orang tua
4 Identifikasi Masalah: Teknik penyampaian materi yang dilakukan Dari akar penyebab masalah diperoleh
Siswa mengalami guru belum sepenuhnya dipahami oleh analisis penyebab masalah yaitu :
miskonsepsi materi daur siswa - Guru belum menemukan teknik
biogeokimia penyampaian materi yang sesuai
dengan kebutuhan siswa. Hal ini
Penyebab miskonsepsi materi membuat siswa menjadi salah
daur biogeokimia, yaitu : konsep, ditambah lagi sumber
 Faktor Internal : informasi siswa yang di dapatkan
a. Pengetahuan awal dari internet kadang tidak sesuai,
beberapa siswa tentang sehingga terjadi miskonsepsi
konsep daur biogeokimia Sehingga dalam hal ini guru
kurang diharapkan mampu menciptakan
b. Kurangnya pemahaman model pembelajaran yang inovatif dan
dalam menguraikan melakukan pendekatan kepada siswa
materi dalam presentasi di berkaitan dengan teknik belajar di
depan kelas, sehingga kelas yang membuat siswa lebih
menimbulkan konsep mudah untuk memahami materi dan
yang salah tidak terjadi miskonsepsi
c. Beberapa siswa belum
mampu untuk
menyimpulkan apa yang
disampaikan guru
berkaitan dengan
pengetahuan kognitif
siswa
d. Masih ada siswa yang
belum mampu untuk
mengidentifikasi suatu
hasil percobaan atau
praktikum yang dilakukan

 Faktor Eksternal :
1. Guru belum
memaksimalkan dalam
pembiasaan penyelesaian
suatu masalah sehingga
siswa belum sesuai dalam
memahami konsep
2. Metode mengajar guru
belum maksimal dengan
kondisi siswa dilihat dari
gaya belajar siswa yang
beragam

5. Identifikasi Masalah: Guru belum menerapkan model Dari akar penyebab masalah diperoleh
Guru masih mengalami pembelajaran inovatif yang sesuai pada analisis penyebab masalah yaitu :
kesulitan dalam menerapkan materi - Guru belum menerapkan model
pembelajaran inovatif pembelajaran inovatif yang
sesuai pada materi
Penyebab kesulitan dalam Hal ini juga karena Guru
menerapkan pembelajaran kurang mengeksplorasi model
inovatif, yaitu : pembelajaran inovatif sehingga
 Faktor Intenal : metode dan media yang
1. Beberapa siswa kurang digunakan kurang mampu
bisa memaksimalkan merangsang siswa untuk
potensi berpikir tingkat memunculkan ide gagasan
tinggi kaitannya dengan dalam menyelesaikan
permasalahan.
gaya belajar siswa yang Sehingga dalam hal ini :
beragam Perlunya guru untuk meningkatkan
2. Ada siswa yang masih kompetensi agar guru bisa
belum bisa menerapkan pembelajaran yang
berkonsentrasi dengan inovatif pada mapel IPAS
baik sehingga siswa tidak
disiplin dalam mengikuti
pembelajaran inovatif
yang dilakukan guru
3. Masih ada siswa yang
masih cenderung pasif
karena mengandalkan
teman dalam kelompok
diskusi dalam
memecahkan
permasalahan yang
diberikan guru

 Faktor Eksternal :
1. Guru belum memetakan
kelompok gaya dan
minat belajar siswa
sehingga saat penerapan
pembelajaran inovatif
kurang maksimal

6. Identifikasi Masalah: Keterampilan guru dalam memanfaatkan IT Dari akar penyebab masalah diperoleh
Guru belum maksimal dalam belum optimal sehingga belum maksimal analisis penyebab masalah yaitu :
memanfaatkan teknologi dalam memadukan IT tersebut dengan - Guru jarang untuk meningkatkan
berbagai media pembelajaran ketrampilan IT ataupun melakukan
pelatihan-pelatihan IT dalam hal
Penyebab Guru belum mengasah potensi diri untuk bisa
maksimal dalam menerapkan model pembelajaran
memanfaatkan teknologi, dengan media-media pembelajaran
yaitu : yang tepat dan mampu menarik
 Faktor Internal : perhatian siswa.
1. Masih ada siswa yang - Bagi siswa yang kurang terampil
belum menguasai dalam penggunaan IT, maka guru
ketrampilan harus melakukan pendekatan dan
menggunakan IT dengan bimbingan khusus kepada anak-
baik anak yang belum terampil dalam
2. Beberapa siswa masih penggunaan IT dan juga
terkendala dalam pengoperasian Microsoft Teams 365
pengoperasian aplikasi sehingga siswa tidak tekendala
pembelajaran Microsoft dalam mengikuti pembelajaran
365 khususnya Teams ataupun pengumpulan tugas.
 Faktor Eksternal : Diharapkan dalam hal ini, guru wajib
1. Guru jarang mengikuti meningkatkan ketrampilan dalam hal
pelatihan up skilling atau IT melalui pelatihan-pelatihan IT
workshop IT sehingga guru dapat menerapkan
2. Keinginan guru yang model pembelajaran yang tepat
masih minim dalam dengan kombinasi penggunaan media
pengembangan potensi pembelajaran IT lebih optimal.
dan ketrampilannya di
bidang IT selain yang
ditetapkan ataupun
digunakan di sekolah
NAMA : Priska Dyah Thesasiana, S.Pd.
NIM : 4401022111
Prodi : Biologi

LK. 1.4 Masalah terpilih yang akan diselesaikan

Masalah terpilih yang akan


No. Akar Penyebab masalah
diselesaikan
1 Beberapa siswa kesulitan untuk Metode mengajar guru yang belum
menguasai pemahaman materi maksimal berkaitan dengan
beberapa siswa yang mempunyai
gaya belajar yang berbeda
(audiovisual, visual dan kinestetik)

2 Guru masih mengalami kesulitan Guru belum menerapkan model


dalam menerapkan pembelajaran pembelajaran inovatif yang sesuai
inovatif pada materi berkaitan dengan gaya
belajar siswa berbeda
LK. 2.1 EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI

NAMA : PRISKA DYAH THESASIANA


FAKULTAS : FKIP
PRODI : BIOLOGI

Masalah terpilih yang


No. Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan diselesaikan
1 Guru belum menerapkan  Guru belum maksimal Peningkatan penerapan model pembelajaran inovatif pada Adapun analisis alternatif solusi
model pembelajaran dalam penerapan model materi aliran energi dalam ekosistem dengan 1. Penggunaan model pembelajaran yang
inovatif yang sesuai pada pembelajaran kreatif menggunakan menarik seperti PBL dapat diterapkan pada
materi aliran energi  Guru belum 1. Model pembelajaran PBL materialiran energi dalam ekosistem:
dalam ekosistem memaksimalkan media 2. Memanfaatkan media Grafis Digital  Kekuatan :
pembelajaran yang 3. Model Pembelajaran Diferensiasi a) Peserta didik dilatih untuk selalu
menarik Untuk kelas X Busana 4 SMK Negeri 3 Pati berpikir kritis dan terampil dalam
 Guru kurang memberikan menyelesaikan suatu permasalahan
penguatan Kajian Literatur : b) Kegiatan pembelajaran berjalan lebih
 Peserta didik kurang aktif Menurut Amir (2018:21) Problem Based Learning adalah kondusif dan efektif karena peserta
saat pembelajaran lingkungan belajar yang di dalamnya menggunakan masalah didik dituntut untuk aktif
berlangsung yaitu sebelum belajar mempelajari suatu hal, mereka c) Siswa belajar dari teman melalui kerja
diharuskan mengidentifikasi masalah, baik yang dihadapi kelompok, diskusi dan saling
secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan mengoreksi.
sedemikian rupa sehingga siswa menemukan kebutuhan d) Siswa diminta bertanggung jawab
belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan memonitor dan mengembangkan
masalah tersebut. pembelajaran mereka masing-masing
Kajian Literatur :  Kelemahan :
Menurut Rusman (2017:241) Problem Based Learning a) Pembelajaran berbasis problem
memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: memerlukan banyak waktu yang
a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan harus disediakan untuk
b. Memastikan bahwa permasalahan yang diberikan menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan dunia nyata peserta didik, kompleks
c. Mengorganisasikan pelajaran di seputar b) Ada kemungkinan peserta didik
permasalahan kurang aktif dalam kerja kelompok
d. Memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada c) Bagi peserta didik yang belum
peserta didik dalam mengalami secara langsung terbiasa menganalisis suatu
proses belajaran mereka sendiri permasalahan biasanya malas untuk
e. Menggunakan kelompok kecil mengerjakan

Sintak Problem Based Learning: 2. Guru melakukan pembelajaran dengan


1. Peserta didik disajikan suatu masalah menggunakan media Grafis Digital
2. Peserta didik mendiskusikan masalah dalam sebuah  Kekuatan :
kelompok kecil a) Mudah diperoleh dan digunakan
3. Peserta didik mendesain suatu rencana tindakan b) Lebih realistik
untuk menyelesaikan masalah
c) Memperjelas penyajian pesan dan
4. Peserta didik terlibat dalam studi independen untuk
informasi
menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru
(website, databse, perpustakaan) d) Memperbesar perhatian siswa
5. Peserta didik melakukan presentasi e) Membantu mengatasi keterbatasan
6. Melakukan Evaluasi pengamatan
Kutipan dari : f) Mengatasi keterbatasan indra ruang
Miftahul Huda M.Pd . Model-model pengajaran dan dan waktu (benda yang terlalu besar
pembelajaran. Cetakan 1, (2015) atau kecil, peristiwa alam, dan
kejadian langka)
Kajian literatur : g) Biaya atau harganya relatif murah.
Untuk dapat menjalankan proses pembelajarn dengan baik  Kelemahan :
sampai dengan penilaian dan evaluasi memerlukan media a) Ukuran gambar seringkali kurang
yang tepat dalam pelaksanaanya. Salah satu media yang tepat untuk pembelajaran kelompok
digunakan adalah media grafis. Media grafis termasuk media besar
visual. Sebagaimana media lain media grafis juga mempunyai b) Semata mata hanya medium visual
beberapa fungsi diantaranya menyalurkan pesan dari sumber c) Memerlukan ketersediaan sumber,
ke penerima pesan. Dalam penerima pesan, banyak di keterampilan dan kejelian guru untuk
tuangkan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual. memanfaatkannya.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar
proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, serta 3. Penggunaan Pembelajaran diferensiasi pada
untuk definisi tersebut dipadukan dengan pengertian praktis, materi Aliran Energi dalam Ekosistem
maka grafis sebagai media, dapat mengkomunikasikan fakta-  Kekuatan
fakta dan gagasan-gagasan secara jelas. a) Pembelajaran Berorirntasi pada
Kutipan dari : kebutuhan siswa atau peserta
http://puspadyani.blogspot.co.id/2016/06/makalah- didik , antara lain
penggunaan-media-grafis-dalam_73.html b) Manajemen kelas lebih efektif
c) Memberikan kesempatan kepada
Kajian Literatur : siswa untuk belajar dan berkarya
Menurut Tomlinson (2001: 45) Pembelajaran Berdiferensiasi sesuai dengan cara yang mereka
adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di sukai
kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap  Kelemahan
murid. a) Membutuhkan lingkungan belajar
yang tepat dan juga dukungan
Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan pertama Indonesia, yang memadai
memiliki sebuah gagasan yakni pendidikan yang menghargai
perbedaan karakteristik setiap anak. Dalam
bukunya Pusara (1940), Ki Hajar Dewantara menyatakan
tidak baik menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak 3. Analisis hasil wawancara :
bisa diseragamkan. Beliau berpendapat perbedaan Untuk menunjang pembelajaran yang
kemampuan, bakat hingga keahlian harusnya difasilitasi inovatif pada materi Aliran Energi dalam
dengan bijak. Prinsip inilah yang sama dan sejalan dengan Ekosistem yang berbasis masalah, Guru
pembelajaran Diferensiasi. dapat menggunakan media garfis digital yang
Kutipan dari : sesuai dengan materi.
Dewantara, Ki Hajar. (1940). Pembahagian Pelajaran
Kebangsaan Buat TiapTiap Tingkat Pengajaran. Majalah 4. Hasil Pros dan Cons :
“Pusara”. Edisi Juni1940. Jilid X. no.6 Penerapan Model Pembelajaran
Berdiferensiasi Berbasis Masalah dengan
Hasil Wawancara Pemanfaatan Media Grafis Digital Pada
Narsum Waka Kurikulum :Bapak Kristiyanto S.Pd, M.Par
Materi Aliran Energi Dalam Ekosistem
1. Menggunakan model pembelajaran berpusat pada
peserta didik,
yang sesuai dengan karateristik siswa yang beragam.
2. Media grafis digital bisa digunakan untuk memaksimalkan
materi aliran energi dalam ekosistem
3. Perlunya guru membiasakan menggunakan metode
pembelajaran inovatif yang mampu memfasilitasi
karateristik maupun gaya belajar yang berbeda-beda.

Hasil Wawancara
Narsum Rekan Sejawat : Bapak Abdul Malik S.Pd
1. Perlunya model pembelajaran yang menarik seperti
PBL yang bereferensiasi
2. Perlu adanya media pendukung agar suasana kelas
menjadi menyenangkan
3. Media grafis digital sekarang ini sudah banyak
sekali menyediakan hal-hal yang baik dan positif.
2. Beberapa siswa kesulitan  Menggunakan metode Peningkatan kemampuan Peserta didik dalam menguasai Adapun analisis alternatif solusi
untuk menguasai pembelajaran yang belum materi pada materi Daur Biogeokimia 1. Penggunaan model pembelajaran yang
pemahaman materi Daur sesuai 1. Menggunakan model pembelajaran PJBL menarik seperti PjBL pada materi Daur
Biogekimia  Guru belum 2. Memanfaatkan Media Youtube Biogeokimia:
memanfaatkan media 3. Menggunakan model Pop-Up-Book  Kekuatan :
pembelajaran inovatif yang kelas X Busana 4 SMK Negeri 3 Pati a) Meningkatkan motivasi peserta didik
sesuai dalam penyampaian untuk belajar
materi Kajian Literatur : b) Meningkatkan kemampuan peserta
 Kurangnya pemahaman Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa didik untuk memecahkan masalah
peserta didik tentang secara aktif adalah Pembelajaran Project-Based Learning. dengan menghasilkan sebuah karya
konsep materi Melalui model pembelajaran ini siswa diharapkan dapat c) Membuat suasana belajar menjadi
 Metode mengajar guru mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, menyenangkan
yang belum maksimal saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang d) Meningkatkan ketrampilan peserta didik
berkaitan dengan mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan dalam mengelola sumber
beberapa siswa yang pemahaman siswa untuk mengkaji dan menguasai materi  Kelemahan:
mempunyai gaya belajar sehingga nantinya akan meningkatkan pemahaman konsep a) Membutuhkan banyak waktu untuk
yang berbeda (audiovisual, siswa. menyelesaikan masalah dan
visual dan kinestetik) Kutipan dari : menghasilkan karya
Linda. 2022. Skripsi . Penerapan Pembelajaran Project-Base b) Banyak instruktur merasa nyaman
Learning (PJBL) Untuk Meningkatan Kemampuan dengan kelas tradisional, di mana
Pemahaman Matematis Siswa SMA. instruktur memegang peran utama di
kelas. Ini merupakan tradisi yang sulit,
Kajian Literatur : terutama bagi guru yang kurang atau
Salah satu model pembelajaran inovatif adalah dengan tidak menguasai teknologi.
menggunakan Project Based Learning (PjBL). Project Based c) Membutuhkan fasilitas dan teknologi
Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang yang memadai
memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola
pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek
Sintak Project Based Learning : 2. Penggunaan media pembelajaran yang
1. Pertanyaan Mendasar menarik seperti Pop-Up Book
2. Mendesain Perencanaan Produk  Kekuatan :
3. Menyusun Jadwal a) Media pembelajarannya lebih menarik
4. Monitoring keaktifan dan perkembangan proyek b) Praktis, maksudnya adalah dalam
5. Menguji hasil media ini terdapat beberapa unsur
6. Evaluasi Pengalaman yang penting seperti foto, gambar,
Kutipan dari : tulisan sehingga lengkap yang
Oktifa, N., 2022. Perbedaan Project Based Learning dan dibutuhkan oleh siswa, sebab sebagian
Problem Based Learning. [online] akupintar.id. Available at: besar buku ajar hanya memberikan
[Accessed 5 August 2022]. materi tanpa mengetahui gambarnya
c) Tampilan isi yang sangat menarik,
Kajian Literatur : selain itu juga memiliki banyak gambar
Media YouTube merupakan layanan video berbagi yang yang dapat digunakan untuk
disediakan oleh Google bagi para penggunanya untuk memberikan pengalaman secara nyata
memuat, menonton dan berbagi klip video secara gratis. dengan menggunakan gambar yang
YouTube merupakan wujud dari pergeseran teknologi berdampak pada siswa untuk lebih
internet (Azhar, 2017:3) mengetahui langsung materi
d) Memiliki sifat yang kreatif dan inovatif
Kajian Literatur : sebab media ini memberikan visualisasi
Penggunaan Media Pop-Up-Book gambar yang terlihat nyata dan
Pop-up book adalah media berbentuk 3D dan memiliki bergerak sehingga memberikan siswa
gambar timbul jika halaman buku dibuka. Hal ini di dukung lebih tertarik
dengan teori Taylor dan Bluemel yang menyatakan bahwa:  Kelemahan :
“Pop-up books encompasses formats of mechanical, movable a) Bahan yang digunakan banyak sehingga
books, that unfold and rise from the page to our surprise and akan berdampak pada pengeluaran yang
delight. Pop-up book meliputi konstruksi, pergerakan buku cukup banyak
yang muncul dari halaman yang membuat kita terkejut dan b) Pembuatannya memerlukan waktu yang
menyenangkan. lama
Kutipan dari : c) Dalam pembuatannya membutuhkan
Rhonda Harris Taylor dan Nancy Larson Bluemel, “Pop-up ketekunan dan rumit
books: an introductory guide”, Jurnal Emerald Vol.22 No.1,
2003, h. 22-31 3. Guru melakukan pembelajaran dengan
menggunakan media youtube
Hasil Wawancara  Kekuatan :
Narasumber Rekan sejawat : Indarti Anik S.Pd a) pembelajaran lebih menarik
1. Meningkatkan ketrampilan siswa dalam memahami daur b) Peserta didik mudah dalam mencari
biogeokimia referensi informasi terupdate.
2. Membiasakan siswa untuk berliterasi , misal dengan cara: c) Praktis dapat diakses dimanapun bisa
menempel gambar biogeokimia pada dinding, membuat menggunakan Hp ataupun komputer.
album foto tentang gambar daur biogeokimia. d) Dapat diakses dan ditonton berulang
3. Perlu adanya media pendukung agar suasana kelas kali untuk meminimalisir resiko para
menjadi menyenangkan peserta didik lupa dengan materi
4. Media youtube sekarang ini sudah banyak sekali yang sudah diberikan sebelumnya
menyediakan hal-hal yang baik dan positif. Ditengah  Kelemahan :
keterbatasan yang dimiliki sekolah media youtube sudah a) siswa akan terfokus dengan
sangat membantu. pembelajaran melalui hp ataupun
komputer saja sehingga
Narasumber WakaKurikulum :
pembelajaran kurang kreatif
Bapak Kristiyanto S.Pd, M.Par
b) Banyak waktu yang diperlukan untuk
1. Selalu memberikan motivasi dan apresiasi kepada siswa
persiapkan
agar peserta didik mempunyai semangat dalam belajar.
2. Peserta didik perlu diberikan pemahaman terkait materi
4. Analisis hasil wawancara :
yang disampaikan.
Melakukan pembiasaan berliterasi dengan
3. Peningkatan pemahaman materi bisa menggunakan
menggunakan gambar untuk menunjang
model pembelajaran PjBL karena salah satu keunggulan
dari model pembelajaran ini adalah menumbuhkan pembelajaran pada kompetensi dasar
pemahaman konsep biologi terciptanya suatu karya ekosistem daur biogeokimia
akhir hasil dari proses pembelajaran.
5.Hasil Pros dan Cons :
Narasumber Pakar Upaya Meningkatan Kemampuan Peserta
Bapak Rahmat Sahid, S.Pd, M.Pd (Dosen Universitas Didik dalam Menguasai Pemahaman Materi
Terbuka) Daur Biogeokimia dengan Menggunakan
1. Menciptakan model pembelajaran visual, audio dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Media
kinestetik agar siswa terbiasa mendengar, melihat dan Pop-Up-Book dengan Memanfaatkan
menyentuh Media Youtube
2. Perlunya guru membiasakan menggunakan metode
pembelajaran inovatif untuk meningkatkan penguasaan
pemahaman materi siswa
4. Menggunakan model PjBL pembelajaran berpusat pada
peserta didik, memberikan pengalaman yang bermakna
untuk menghasilkan produk/karya yang dihasilkan dalam
proses pembelajaran, sehingga menumbuhkan motivasi
peserta didik.
LK. 2.2 MENENTUKAN SOLUSI

NAMA : PRISKA DYAH THESASIANA


FAKULTAS : FKIP
PRODI : BIOLOGI

NO. EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI SOLUSI YANG RELEVAN ANALISIS PENENTUAN ANALISIS ALTERNATIF SOLUSI
SOLUSI
1 Penerapan Model Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Masalah Solusi yang relevan adalah : Adapun analisis penentuan Alternatif solusi apabila adalah
dengan Pemanfaatan Media Grafis Digital (media pembelajaran) dan solusi :
Diorama Pada Materi Aliran Energi Dalam Ekosistem Penerapan Model a. Penggunaan model Penerapan Model Pembelajaran
1. Model pembelajaran PBL berdiferensiasi Pembelajaran Berdiferensiasi pembelajaran PBL Berdiferensiasi Berbasis Project
2. Memanfaatkan media Grafis Digital Berbasis Masalah dengan dengan sesuai sintak dengan Pemanfaatan Media Diorama
3. Memanfaatkan media Diorama Pemanfaatan Media Grafis b. Menggunakan Media Aliran Energi Dalam Ekosistem
Untuk kelas X Busana 4 SMK Negeri 3 Pati Digital (media pembelajaran) Grafis Digital dan
dan Diorama Pada Materi Diorama Mengapa memilih ini :
Kajian Literatur : Aliran Energi Dalam c. Peserta didik a. Penggunaan model
Menurut Amir (2018:21) Problem Based Learning adalah lingkungan Ekosistem menyelesikan karya pembelajaran PjBL dengan
belajar yang di dalamnya menggunakan masalah yaitu sebelum belajar bersama kelompok sesuai sintak
mempelajari suatu hal, mereka diharuskan mengidentifikasi masalah, 1. Penggunaan model sesuai dengan
baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah pembelajaran yang menarik kelompok gaya
diajukan sedemikian rupa sehingga siswa menemukan kebutuhan seperti: belajar siswa
belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah a. Penggunaan model d. Melakukan presentasi
tersebut. Poblem Based Learning dan apresiasi
(PBL) dinilai sesuai terhadap hasil yang
Untuk dapat menjalankan proses pembelajarn dengan baik sampai dengan indikator yang telah dibuat
dengan penilaian dan evaluasi memerlukan media yang tepat dalam ingin dicapai. eserta berdasarkan masin-
pelaksanaanya. Salah satu media yang digunakan adalah media grafis. didik diajak untuk masing gaya belajar b. Menggunakan video tutorial
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media lain media berpikir kritis untuk yang relevan untuk product
grafis juga mempunyai beberapa fungsi diantaranya menyalurkan menyelesaikan Penggunaan Model PBL dilihat c. Peserta didik menyelesikan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Dalam penerima pesan, banyak masalah dari sintak proses karya bersama kelompok
di tuangkan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual. Simbol- b. Penggunaan pembelajarannya : d. Siswa menghasilkan produk
simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses pembelajaran - Guru melakukan test berupa Diorama aliran energi
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien, serta untuk definisi Diferensiasi untuk asesmen diagnostic e. Melakukan presentasi dan
tersebut dipadukan dengan pengertian praktis, maka grafis sebagai mewadahi karateristik gaya belajar siswa apresiasi terhadap hasil
media, dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan siswa yang mempunyai - Guru menyampaikan yang telah dibuat
secara jelas. gaya belajar berbeda Tujuan pembelajaran
Kutipan dari : (audiovisual, visual dan - Guru mengajukan
http://puspadyani.blogspot.co.id/2016/06/makalah-penggunaan- kinestetik) pertanyaan mendasar
media-grafis-dalam_73.html c. Pemanfaatan Media berkaitan dengan
Grafis Digital dapat pemahaman siswa
Kajian Literatur : dijadikan rangsangan - Guru memberikan
Menurut Tomlinson (2001: 45) Pembelajaran Berdiferensiasi munculnya ide gagasan reward kepada siswa
adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk berpikir kritis dalam yang berhasil
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. penyelesaian masalah menjawab
yang diberikan - Guru memberikan
Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan pertama Indonesia, memiliki d. Pemanfaatan Media materi menggunakan
sebuah gagasan yakni pendidikan yang menghargai perbedaan Diorama dapat media grafis yang
karakteristik setiap anak. Dalam bukunya Pusara (1940), Ki Hajar dijadikan rangsangan sesuai terkait : materi
Dewantara menyatakan tidak baik menyeragamkan hal-hal yang tidak munculnya ide gagasan dan permasalahan
perlu atau tidak bisa diseragamkan. Beliau berpendapat perbedaan berpikir kritis dalam yang akan
kemampuan, bakat hingga keahlian harusnya difasilitasi dengan bijak. penyelesaian masalah diselesaikan
Prinsip inilah yang sama dan sejalan dengan pembelajaran Diferensiasi. yang diberikan - Pembentukan
Kutipan dari : kelompok
Dewantara, Ki Hajar. (1940). Pembahagian Pelajaran Kebangsaan Buat berdasarkan
TiapTiap Tingkat Pengajaran. Majalah “Pusara”. Edisi Juni1940. Jilid X. berdasarkan gaya
no.6 belajar (kmd dari
kelompok gaya
Hasil Wawancara belajar dibagi menjadi
Narsum Waka Kurikulum :Bapak Kristiyanto S.Pd, M.Par kelompok kecil lagi, 1
1. Menggunakan model pembelajaran berpusat pada peserta didik, kelompok maksimal 4
yang sesuai dengan karateristik siswa yang beragam. siswa
2. Media grafis digital bisa digunakan untuk memaksimalkan materi - Guru memberikan
LKPD penyelesaian
aliran energi dalam ekosistem
masalah pencemaran
3. Perlunya guru membiasakan menggunakan metode lingkungan disekitar
pembelajaran inovatif yang mampu memfasilitasi karateristik kita
maupun gaya belajar yang berbeda-beda. - Siswa berdiskusi
berdasarkan masalah
Hasil Wawancara yang diberikan
Narsum Rekan Sejawat : Bapak Abdul Malik S.Pd - Siswa audiovisual
1. Perlunya model pembelajaran yang menarik seperti PBL yang menggunakan media
bereferensiasi grafis digital (media
2. Perlu adanya media pendukung agar suasana kelas menjadi pembelajaran)
menyenangkan - Siswa visual
3. Media grafis digital sekarang ini sudah banyak sekali menggunakan media
menyediakan hal-hal yang baik dan positif. grafis digital (berita
lingkungan sekitar)
- Siswa kinestetik
menggunakan media
diorama
- Peserta didik
menyesuaikan waktu
yang telah ditentukan
oleh guru
- Siswa dibebaskan
memilih hasil produk
untuk penyampaian
masalah yang telah
diselesaikan sesuai
keinginan siswa
- Guru melakukan Ice
Breaking agar siswa
tidak bosan
- Pembimbingan dan
pendampingan baik
individu atau
kelompok untuk
penyelesaian masalah
- Guru memonitor
keaktifan dan
perkembangan tugas
yang diberikan
sekaligus melakukan
proses pengamatan
individu dan
kelompok.
- Siswa melakukan
presentasi hasil sesuai
dengan produk hasil yang
dipilih berdasarkan
kelompoknya
- Guru Bersama siswa
menanggapi hasil
presentasi
- Guru melakukan
evaluasi dan refleksi
terhadap proses
pembelajaran berupa
umpan balik dan
evaluasi situasi
kondisi pembelajaran
NO. EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI SOLUSI YANG RELEVAN ANALISIS PENENTUAN SOLUSI ANALISIS ALTERNATIF
SOLUSI
2. Peningkatan kemampuan Peserta didik dalam Solusi yang relevan adalah : Adapun analisis alternatif solusi : Penerapan Model Pembelajaran
menguasai materi pada materi Daur Biogeokimia a. Penggunaan model Problem Berdiferensiasi Berbasis Masalah
1. Menggunakan model pembelajaran PJBL Upaya Meningkatan Kemampuan Penggunaan model dengan Pemanfaatan Media
2. Memanfaatkan Media Youtube Peserta Didik dalam Menguasai pembelajaran PjBL dengan Flipcart Aliran Energi Dalam
3. Menggunakan media Pop-Up-Book Pemahaman Materi Daur sesuai sintak Ekosistem
4. Pembuatan Ekobrik Biogeokimia dengan Menggunakan b. Menggunakan video tutorial
kelas X Busana 4 SMK Negeri 3 Pati Model Pembelajaran Berbasis youtube yang relevan Dipilih Alternatif ini karena:
Proyek Pembuatan Ekobrik dengan c. Peserta didik menyelesikan
Kajian Literatur : Media Pop-Up-Book dan Youtube karya bersama kelompok untuk 1. Penggunaan model Problem
Salah satu model pembelajaran inovatif adalah pembuatan Ekobrik dan Flipcart Based Learning (PBL) pada
dengan menggunakan Project Based Learning Penggunaan Model PjBL dilihat d. Melakukan presentasi dan materi daur biogeokimia
(PjBL). Project Based Learning (PjBL) adalah model dari sintak proses pembelajarannya : apresiasi terhadap hasil untuk meningkatkan
pembelajaran yang memberikan kesempatan yang telah dibuat kemampuan peserta didik
kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran 3. Penggunaan model pembelajaran yang dalam menguasai terminologi.
dikelas dengan melibatkan kerja proyek menarik seperti PjBL dapat Penggunaan Model PjBL Peserta didik diajak untuk
Sintak Project Based Learning : meningkatkan kreativitas peserta didik dilihat dari sintak proses berpikir kritis untuk
1. Pertanyaan Mendasar dalam pembuatan garnish: pembelajarannya : menyelesaikan masalah
2. Mendesain Perencanaan Produk a. Penggunaan model Project Based - Guru menyampaikan tujuan (berdiferensiasi)
3. Menyusun Jadwal Learning (PjBL) dinilai sesuai pembelajaran
4. Monitoring keaktifan dan perkembangan proyek dengan indikator yang ingin - Guru mengajukan pertanyaan
5. Menguji hasil dicapai mendasar berkaitan dengan
6. Evaluasi Pengalaman pemahaman siswa tentang daur
Kutipan dari : biogeokimia
Oktifa, N., 2022. Perbedaan Project Based Learning - Guru memberikan reward bagi
dan Problem Based Learning. [online] akupintar.id. yang bisa menjawab pertanyaan
Available at: [Accessed 5 August 2022]. - Guru menampilkan beberapa
video siklus daur biogeokimia 2. Dipadukan dengan media
Kajian Literatur : - Guru menampilkan video Flipcart sebagai salah satu
Media YouTube merupakan layanan video berbagi permasalahan lingkungan pendekatan kooperatif yang
yang disediakan oleh Google bagi para berbagai pencemaran di mampu meningkatkan
penggunanya untuk memuat, menonton dan lingkungan sekitar kemampuan peserta didik
b. Pemanfaatan video tutorial dari
berbagi klip video secara gratis. YouTube youtube yang relevan dapat - Guru membagi siswa menjadi 8 untuk mencapai tujuan
merupakan wujud dari pergeseran teknologi dijadikan rangsangan munculnya kelompok (1 kelompok 4-5 pembelajaran
internet (Azhar, 2017:3) ide peserta didik untuk berpikir orang) 3. Menggunakan video tutorial
kritis - Guru membagikan LKPD dan Flipcart yang relevan
c. Pemanfaatan Media Pop Up permasalahan 4. Peserta didik menyelesikan
Kajian Literatur : Book untuk rangsangan - Siswa berdiskusi untuk karya bersama kelompok
Penggunaan Media Pop-Up-Book munculnya ide peserta didik menyelesaiakan masalah dan 5. Melakukan presentasi dan
Pop-up book adalah media berbentuk 3D dan untuk berpikir kritis menyusun pembuatan ekobrik apresiasi terhadap hasil
memiliki gambar timbul jika halaman buku dibuka. d. Pembuatan proyek ekobrik untuk - Peserta didik menyesuaikan yang telah dibuat
Hal ini di dukung dengan teori Taylor dan Bluemel menyelesaikan pencemaran waktu yang telah ditentukan
yang menyatakan bahwa: “Pop-up books lingkungan (menekan sampah oleh guru
encompasses formats of mechanical, movable plastik) - Guru memeberikan Ice breaking
books, that unfold and rise from the page to our agar siswa tidak bosan
surprise and delight. Pop-up book meliputi - Pembimbingan dan
konstruksi, pergerakan buku yang muncul dari pendampingan baik individu
halaman yang membuat kita terkejut dan atau kelompok dalam
menyenangkan. pembuatan ekobrik
Kutipan dari : - Guru memonitor keaktifan dan
Rhonda Harris Taylor dan Nancy Larson Bluemel, perkembangan tugas yang
“Pop-up books: an introductory guide”, Jurnal diberikan sekaligus melakukan
Emerald Vol.22 No.1, 2003, h. 22-31 proses pengamatan individu dan
kelompok.
Hasil Wawancara - Siswa melakukan presentasi
Narasumber Rekan sejawat : Indarti Anik S.Pd hasil ekobriknya dan hasil LKPD
1.Meningkatkan ketrampilan siswa dalam masalah
memahami daur biogeokimia - Peserta didik menceritakan
2.Membiasakan siswa untuk berliterasi , misal tahapan pembuatan dan
dengan cara: menempel gambar biogeokimia pada kendala yang di laluinya saat
dinding, membuat album foto tentang gambar pengumpulan bahan ekobrik
daur biogeokimia. - Guru dan siswa menanggapi
3.Perlu adanya media pendukung agar suasana presentasi
kelas menjadi menyenangkan - Guru melakukan evaluasi dan
4.Media youtube sekarang ini sudah banyak sekali refleksi atau umpan balik
menyediakan hal-hal yang baik dan positif. terhadap proses pembelajaran
Ditengah keterbatasan yang dimiliki sekolah dan situasi kondisi
media youtube sudah sangat membantu. pembelajaran

Narasumber WakaKurikulum :
Bapak Kristiyanto S.Pd, M.Par
1. Selalu memberikan motivasi dan apresiasi kepada
siswa agar peserta didik mempunyai semangat
dalam belajar.
2. Peserta didik perlu diberikan pemahaman terkait
materi yang disampaikan.
3. Peningkatan pemahaman materi bisa
menggunakan model pembelajaran PjBL karena
salah satu keunggulan dari model pembelajaran
ini adalah menumbuhkan pemahaman konsep
biologi terciptanya suatu karya akhir hasil dari
proses pembelajaran.

Narasumber Pakar
Bapak Rahmat Sahid, S.Pd, M.Pd (Dosen
Universitas Terbuka)
1. Menciptakan model pembelajaran visual, audio
dan kinestetik agar siswa terbiasa mendengar,
melihat dan menyentuh
2. Perlunya guru membiasakan menggunakan
metode pembelajaran inovatif untuk
meningkatkan penguasaan pemahaman materi
siswa
3. Menggunakan model PjBL pembelajaran
berpusat pada peserta didik, memberikan
pengalaman yang bermakna untuk menghasilkan
produk/karya yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran, sehingga menumbuhkan motivasi
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai