Oleh :
NAMA : RUSNIATI
NIM : 105401134518
Disahkan oleh,
Mengetahui,
KEPALA SD INPRES BORONGBULO
SYARIFUDDIN, S.Pd.I
NIP. 19801215 200801 1 020
ii
LEMBAR PENILAIAN AKHIR
PEMANTAPAN PROFESI KEGURUAN (P2K)
Nama : RUSNIATI
NIM : 105401134518
Maka guru pamong dan dosen pembimbing memberikan nilai akhir berdasarkan
Nilai Akhir
Disahkan oleh,
iii
LAPORAN KEGIATAN PROFESI KEGURUAN
Halaman
vi
4. Bapak Aliem Bahri, S. Pd., M.Pd, sebagai ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Bapak Dr. Tarman A. Arief, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang dengan
senang hati memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami.
6. Ibu Musdalifah. ZA, S.Pd sebagai guru Pamong yang telah memberikan begitu
banyak masukan terutama dalam melaksanakan proses belajar mengajar di
kelas.
7. Bapak dan ibu guru serta staff tata usaha SD Inpres Borongbulo, yang telah
mendukung pelaksanaan P2K di SD Inpres Borongbulo.
8. Siswa kelas V SD Inpres Borongbulo yang telah berpartisipasi aktif dalam
kegiatan proses belajar mengajar selama kegiatan P2K berlangsung.
9. Rekan – rekan mahasiswa P2K yang telah bekerjasama dengan baik. Semoga
kebersamaan itu memberikan hikmah yang bermanfaat bagi kita semua.
Namun sepenuhnya penulis menyadari bahwa laporan ini tidak luput dari
kekurangan ataupun kesalahan, olehnya itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan laporan selanjutnya.
Demikian laporan Observasi dan Orientasi ini kami buat, semoga Allah
SWT selalu mencurahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya dan
semua amal bakti kita dapat bernilai ibadah disisi-Nya.
Amin Ya Rabbil Alamin.
Billahi Fiisabilil Haq Fastabiqul Khaerat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
F. Tujuan
Mengacu pada permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah “Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Word
Square pada Murid Kelas V SD Inpres Borongbulo Kec. Bontolempangan Kab.
Gowa”
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
Istilah hasil belajar terdiri atas dua kata yakni “hasil” dan “belajar”.
Menurut kamus Bahasa Indonesia “hasil” berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dan sebagainya) oleh suatu usaha. “belajar” mempunyai banyak
pengertian di antaranya adalah belajar merupakan perubahan suatu proses.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan murid dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat
menyusun dan membina kegiatan-kegiatan murid lebih lanjut, baik untuk
keseluruhan kelas maupun individu.
Abdurrahman (2003:37) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan yang menetap. Anak dikatakan berhasil dalam belajar
apabila berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran tingkat penguasaan materi belajar murid dapat dilihat
dari skor ketuntasan belajar mengajar yang diperoleh. Menurut Kartini dalam
Husniar (2007:5), “ketuntasan belajar adalah besarnya tingkat penguasaan materi
oleh murid setelah diberikan suatu tes dan setelah melalui proses belajar
mengajar”. Tingkat keberhasilan murid dalam menguasai materi pelajaran dapat
diketahui dengan menggunakan alat ukur yang berupa tes hasil belajar.
Ketuntasan belajar adalah suatu pola belajar yang mengharuskan pencapaian
murid secara tuntas terhadap apa yang telah dipelajarinya dan berdasarkan skor
penguasaan minimal yang telah ditetapkan (standar ketuntasan).
2. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan
konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya
bagi siswa dan kehidupannya. Ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi,
ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, dan psikologi sangat berperan dalam
mendukung mata pelajaran IPS dengan memberi sumbangan berupa konsep-
konsep ilmu yang diubah sebagai pengetahuan yang berkaiatan dengan konsep
sosial yang harus dipelajari siswa (Samlawi & Maftuh, 1998: 1).
Pada hakekatnya, IPS adalah telaah tentang manusia dan dirinya.
Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya (Suradisastro dkk, 2001: 6).
Dalam hidupnya, manusia harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang
mungkin timbul dari sekelilingnya maupun akibat hidup. IPS memperkenalkan
kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut rasa tanggung
jawab sosial.
b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Menurut Para Ahli
Sumaatmaja (2008:23) menyatakan perngertian IPS tidak berbeda dengan
studi sosial. Studi sosial merupakan bidang pengkajian (bukan bidang
keilmuan) gejala masalah sosial di masyarakat. Kedudukan IPS sebenarnya
berinduk pada Ilmu Sosial artinya kerangka kerja IPS menggunakan teori-
konsep-prinsip yang berlaku pada Ilmu Sosial untuk melakukan pendekatan,
analisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial. IPS menekankan
bidang praktis dalam mengkaji, mempelajari gejala dan masalah sosial di
masyarakat bukan pada teoritis. Menurut Hidayati (2002: 13) untuk SD, IPS
merupakan perpaduan mata pelajaran sejarah, geografi dan ekonomi.
Menurut Samlawi dan Maftuh (1998: 1) IPS merupakan mata pelajaran
yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial (ilmu sejarah,
geografi, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, dsb) yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaan bagi
siswa dan kehidupannya.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan pengertian IPS adalah studi sosial
yang mempelajari-mengkaji segi praktis gejala dan masalah kehidupan sosial
di masyarakat meliputi kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata
negara, ilmu politik dan sejarah. IPS merupakan mata pelajaran yang
memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya
bagi siswa dan kehidupannya.
c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Sapriya (2009: 157) tujuan IPS adalah untuk mempersiapkan
warga negara Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam hidup di masyarakat,
baik dalam masyarakat lokal, nasional maupun masyarakat dunia. Agar dapat
berpartisipasi dalam masyarakat tersebut, seorang warga perlu memiliki
kemampuan berupa pengetahuan (knowledge), sejumlah keterampilan (skill),
sikap dan nilai (attitudes and value) serta kemampuan berperilaku (action)
sebagai warga negara Sapriya (2009: 157). Hal ini senada dengan pendapat
Hidayati (2002: 19) tujuan pendidikan IPS adalah menyiapkan peserta didik
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik (good zitizen).
Menurut Solehatin dan Raharjo (2007: 15) tujuan dari pendidikan IPS adalah
untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat kemampuan dan
lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Tujuan pembelajaran IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(BSNP, 2009: 19) agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemansiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi
dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Pengamatan/evaluasi
Perencanaan
Pengamatan/evaluasi
Pada bab ini akan dibahas hasil yang menunjukkan peningkatan hasil
belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
pada murid kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan
Kabupaten Gowa. Adapun yang diamati dalam penelitian ini adalah motivasi
belajar murid dari hasil belajarnya.
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah menelaah
kurikulum yaitu manganalisis materi kelas V SD. Menyusun jadwal kegiatan
pembelajaran penelitian tindakan kelas. Meminta ijin kepada kepala sekolah
dan guru yang akan menjadi pengamat. Mengadakan orientasi pada siklus
kepada murid untuk menginformasikan maksud dan tujuan penelitian ini.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, mengumpulkan bahan
penunjang untuk kelancaran penelitian yaitu pedoman observasi, dan referensi
penunjang yang relevan dengan penelitian. Membuat alat evaluasi untuk
melihat apakah hasil belajar IPS murid dapat meningkat.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan Pertama
Jenis kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembe
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe Word Square. Pelaksanaan pada siklus I
berlangsung selama 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pertemuan pertama berlangsung pada hari Senin, 20 Juli 2020. Adapun
pelaksanaan kegiatan pada pertemuan pertama ini yaitu pada kegiatan awal
guru memberi salam, berdoa, mengabsen, menciptakan suasana yang
menyenangkan dan motivasi murid untuk belajar dengan menyanyikan lagu
“Garuda Pancasila”, dan memberikan apersepsi kepada murid untuk
mengetahui daya ingat murid terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya,
Setelah melakukan kegiatan awal, guru kemudian melakukan kegiatan
inti yang berlangsung selama 55 menit. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
kegiatan inti adalah guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD, guru
membagikan buku paket dan menyuruh murid membaca materi yang akan
diajarkan ± 15 menit, guru menyiapkan LKPD berbentuk word square
kemudian membagikannya ke setiap murid untuk dikerjakan dengan cermat dan
teliti.
Setelah melakukan kegiatan inti, guru membagikan murid LKS secara
berkelompok dan menentukan kelompok yang memiliki kinerja terbaik.
Sebagai tindak lanjut, guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan pertama yaitu tentang Kerajaan-Kerajaan Bercorak
Hindu di Indonesia kemudian murid diberikan pesan-pesan untuk rajin belajar
dan memberikan PR.
2) Pertemuan II
Pertemuan kedua berlangsung pada hari Kamis, 23 Juli 2020. Pertemuan
kedua pada siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Word
Square. Guru membuka proses pembelajaran ini diawali dengan guru
menyampaikan sub pokok bahasan yang sudah dipelajari pada pertemuan
pertama, yaitu Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu di Indonesia.
Sebagai kegiatan awal, agar suasana kelas menjadi lebih semangat dan
hidup, guru meminta ketua kelas menyiapkan dan memimpin teman-temannya
membaca doa dilanjutkan dengan mengabsen murid kemudian memotivasi
murid dengan melakukan tanya jawab kepada murid. Guru mengorientasikan
masalah kepada murid dengan menanyakan “Pernahkah kalian melihat
kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia?”, beberapa murid menjawab
pertanyaan dari gurunya “Pernah, bu”. Selanjutnya guru meminta murid
memperhatikan gambar kerajaan-kerajaan bercorak Hindu di Indonesia
Beberapa dari murid pun mengomentari gambar tersebut.
Melalui media gambar, guru menjelaskan materi kerajaan-kerajaan
bercorak Hindu di Indonesia. Seperti pada pertemuan pertama pada saat guru
menjelaskan, masih ada beberapa murid tidak memperhatikan, namun
jumlahnya sudah berkurang dibandingkan dengan pertemuan pertama.
Selanjutnya guru pun meminta murid bergabung dengan kelompoknya masing-
masing, namun masih ada murid yang susah diarahkan ke kelompoknya, tetapi
setelah mendapat nasehat dari guru, murid tersebut akhirnya ingin bergabung
dengan kelompoknya. Seperti pada pertemuan sebelumnya, guru membagikan
lembar kerja kelompok kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok
ditugaskan mencatat macam-macam peninggalan sejarah bercorak Hindu di
Indonesia. Setelah murid ditugaskan mencatat macam-macam peninggalan
sejarah bercorak Hindu di Indonesia, guru pun meminta murid untuk
mendiskusikan hasil pengamatannya. Guru pun membimbing dan mengawasi
kelompok dalam memecahkan masalah. Akan tetapi masih ada sebagian dari
murid yang berusaha mencari jawaban dari kelompok lain.
Sebelum memulai presentasi, terlebih dahulu guru membacakan hasil
pekerjaan masing-masing kelompok pada pertemuan sebelumnya dan
mengumumkan kelompok yang terbaik. Hal ini dilakukan agar murid menjadi
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga terjadi persaingan positif
antar kelompok. Setelah murid mendengarkan kelompok yang terbaik, ada
kelompok yang cemburu dengan kelompok lain bahkan saling mengejek dan
merendahkan. Guru memberikan nasehat agar lebih dapat bersaing antar
kelompok.
Kemudian guru mempersilahkan perwakilan dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Guru meminta
kelompok lain mendengarkan kelompok yang presentasi. Namun masih ada
sebagian murid dari beberapa kelompok yang tidak mendengarkan teman
kelompok lain yang presentasi, ia hanya bercerita dan bermain-main dengan
teman kelompoknya dan murid yang lain mendengarkan dan menanggapi
kelompok yang berpresentasi. Setelah hasil pengamatan kelompok
dipresentasikan, guru memberikan lembar soal kepada setiap murid untuk
melihat kemampuan hasil belajar masing-masing individu.
Dari pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, aktivitas belajar murid
pada siklus I pertemuan II, yaitu : murid mulai memperhatikan penjelasan guru
mengenai macam-macam peninggalan sejarah bercorak Hindu di Indonesia.
Dalam mengerjakan soal yang diberikan, murid sudah mulai tanggap dalam
menyelesaikannya. Sebagian murid sudah menanggapi jawaban temannya yang
lain. Murid mulai belajar menyimpulkan materi yang dipelajarinya.
Dalam kegiatan pembelajaran siklus I, guru telah melaksanakan kegiatan
dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti kondisi
pelaksanaan pembelajaran belum optimal, murid masih kurang berminat,
motivasi belajar yang diberikan guru belum optimal sehingga murid tidak
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3) Pertemuan III
Pertemuan III berlangsung pada hari Senin, 27 Juli 2020. Pertemuan
ketiga ini merupakan pelaksanaan tes siklus I. Tes yang diberikan berbentuk
Word Square dengan jumlah soal 10 nomor. Tiap nomor berbobot 10 jika
jawaban murid benar dan berbobot 0 jika jawaban murid salah. (Memakai Nilai
Besar)
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi murid kelas V pada siklus I selama tiga kali
pertemuan menunjukkan bahwa perhatian murid masih belum fokus terhadap
materi pelajaran yang diberikan, kurang memperhatikan penjelasan dari guru,
tidak menyelesaikan dan menjawab soal yang diberikan, tidak menanggapi
jawaban dari temannya, dan masih sedikit murid yang menyimpulkan materi.
Data aktivitas murid pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan
aktivitas dan sikap murid selama proses pembelajaran di setiap pertemuan.
Adapun lembar observasi murid pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1 Lembar Observasi Murid Pada Siklus I
Pertemuan
No Aspek yang Diamati Rata-Rata Persentase (%)
I II
A. AFEKTIF
1. Murid yang berani menjawab pertanyaan 8 10 9 45
2. Murid yang sangat memperhatikan materi
9 10 9,5 47,5
pada saat guru menjelaskan
3. Murid yang disiplin dalam mengerjakan
8 9 8,5 42,5
tugas
4. Murid yang menghargai pendapat
7 10 8,5 42,5
temannya
5. Murid yang aktif melakukan kerjasama
10 11 10,5 52,5
dalam kelompok
B. PSIKOMOTOR
1. Jumlah murid yang rajin hadir 14 15 14,5 72,5
2. Murid yang tertib dalam pembagian
8 11 9,5 47,5
kelompok
3. Murid yang mengerjakan LKS 10 11 10,5 52,5
C. KOGNITIF
1. Murid yang aktif dalam diskusi kelompok 7 9 8 40
2. Murid yang membimbing temannya dalam
6 8 7 35
belajar
3. Murid yang mengerjakan tes pendalaman 10 11 10,5 52,5
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diperoleh data yaitu dari 2 pertemuan pada
siklus I, dilihat dari aspek afektif untuk kriteria murid yang berani menjawab
pertanyaan pada pertemuan pertama 8 orang dan pertemuan kedua sebanyak 10
orang dengan rata-rata 9 atau 45%. Untuk kriteria murid yang sangat
memperhatikan materi pada saat guru menjelaskan materi yang diberikan pada
pertemuan pertama sebanyak 9 orang dan pertemuan kedua sebanyak 10 orang
dengan rata-rata 9,5 atau 47,5%. Untuk kriteria murid yang disiplin dalam
mengerjakan tugas pada pertemuan pertama sebanyak 8 orang dan pertemuan
kedua sebanyak 9 orang dengan rata-rata 8,5 atau 42,5%. Murid yang
menghargai pendapat temannya pada pertemuan pertama 7 orang dan
pertemuan kedua 10 orang dengan rata-rata 8,5 atau 42,5%. Dan untuk aspek
murid yang aktif melakukan kerjasama dalam kelompok pada pertemuan
pertama 10 orang dan pertemuan kedua 11 orang dengan rata-rata 10,5 atau
52,5%.
Dilihat dari aspek psikomotor, untuk kriteria jumlah murid yang rajin
hadir pada pertemuan pertama 14 orang dan pada pertemuan kedua 15 orang
dengan rata-rata 14,5 atau 72,5%. Untuk kriteria murid yang tertib dalam
pembagian kelompok pada pertemuan pertama 8 orang dan pertemuan kedua
11 orang dengan rata-rata 9,5 atau 47,5%. Untuk kriteria murid yang
mengerjakan LKS pada pertemuan pertama 10 orang dan pertemuan kedua 11
orang dengan rata-rata 10,5 atau 52,5%.
Dilihat dari aspek kognitif, untuk kriteria murid yang aktif dalam diskusi
kelompok pada pertemuan pertama 7 orang dan pada pertemuan kedua 9 orang
dengan rata-rata 8 atau 40%. Untuk kriteria murid yang membimbing
temannya dalam belajar pada pertemuan pertama 6 dan pada pertemuan kedua
sebanyak 8 orang dengan rata-rata 7 atau 35%. Untuk kriteria murid yang
mengerjakan tes pendalaman pada pertemuan pertama 10 orang dan pada
pertemuan kedua 11 orang dengan rata-rata 10,5 atau 52,5%.
Hasil tes siklus I ini merupakan data awal penelitian dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Word Square. Secara umum data atau hasil
yang diperoleh dari kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Word Square pada mata pelajara IPS dan sekaligus data hasil
evaluasi siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 Data Hasil Belajar IPS pada Murid
Kelas V SD Inpres Borongbulo (terlampir).
Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar IPS Murid Kelas V
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa tes murid kelas V
SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square diperoleh skor
yang menunjukkan pada siklus I dengan jumlah murid 20 orang mempunyai
perolehan nilai tertinggi 80, nilai terendah 30, nilai ideal 100, dan nilai rata-rata
61.
Apabila skor hasil belajar murid kelas V SD Inpres Borongbulo
Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ini dikelompokkan dalam 5
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor seperti ditunjukkan pada
tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Murid Kelas V
Skor Frekuensi Persen Kategori
0 – 34 1 5% Sangat Rendah
35 – 54 4 20% Rendah
55 – 64 6 30% Sedang
65 – 84 9 45% Tinggi
85 - 100 - 0% Sangat Tinggi
Jumlah 20 100
10 9
8 6
6 4
4
1 5% 20% 30% 45% Frekuensi
2 0 0%
0 Persentase
0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100
(Sangat (Rendah) (Sedang) (Tinggi) (Sangat
Rendah) Tinggi)
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar di atas terlihat bahwa dari 20 murid
kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa
terlihat bahwa terdapat 1 murid yang mendapat nila 0 – 34 (kategori sangat
rendah) dengan persentase 5%, terdapat 4 murid yang mendapat nilai 35 – 54
(kategori rendah) dengan persentase 20%, terdapat 6 murid yang mendapat
nilai 55 – 64 (kategori sedang) dengan persentase 30%, terdapat 9 murid yang
mendapat nilai 65 – 84 (kategori tinggi) dengan persentase 345%, dan tidak
terdapat murid yang mendapat nilai 85 – 100 (kategori sangat tinggi) dengan
persentase 0%.
Apabila hasil belajar murid pada siklus I dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar murid pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.4 Deskripsi Ketuntasan Skor Hasil Belajar IPS Kelas V
12 11
10 9
8
6 Frekuensi
4 Persentase
2 55% 45%
0
0 - 64 (Tidak Tuntas) 65 - 100 (Tuntas)
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes akhir siklus diketahui rata-rata kelas hasil belajar
IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
mencapai nilai rata-rata 61. Secara umum data atau hasil yang diperoleh dari
murid kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah sehingga perlu dilanjutkan
pada siklus II.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah menelaah
kurikulum yaitu manganalisis materi kelas V SD. Menyusun jadwal kegiatan
pembelajaran penelitian tindakan kelas. Meminta ijin kepada kepala sekolah
dan guru yang akan menjadi pengamat. Mengadakan orientasi pada siklus
kepada murid untuk menginformasikan maksud dan tujuan penelitian ini.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, mengumpulkan bahan
penunjang untuk kelancaran penelitian yaitu pedoman observasi, dan referensi
penunjang yang relevan dengan penelitian. Membuat alat evaluasi untuk
melihat apakah hasil belajar IPS murid dapat meningkat.
b. Pelaksanaan
a) Pertemuan Pertama
Jenis kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe Word Square. Pelaksanaan pada siklus I
berlangsung selama 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dengan
alokasi waktu 2 x 35 menit.
Pertemuan pertama berlangsung pada hari Kamis, 30 Juli 2020. Adapun
pelaksanaan kegiatan pada pertemuan pertama ini yaitu pada kegiatan awal
guru memberi salam, berdoa, mengabsen, menciptakan suasana yang
menyenangkan dan motivasi murid untuk belajar dengan menyanyikan lagu
“Halo-Halo Bandung”, dan memberikan apersepsi kepada murid untuk
mengetahui daya ingat murid terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya.
Setelah melakukan kegiatan awal, guru kemudian melakukan kegiatan
inti yang berlangsung selama 55 menit. Adapun kegiatan yang dilakukan pada
kegiatan inti adalah guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD, guru
membagikan buku paket dan menyuruh murid membaca materi yang akan
diajarkan ± 15 menit, guru menyiapkan LKPD berbentuk word square
kemudian membagikannya ke setiap murid untuk dikerjakan dengan cermat dan
teliti.
Setelah melakukan kegiatan inti, guru membagikan murid LKS secara
berkelompok dan menentukan kelompok yang memiliki kinerja terbaik.
Sebagai tindak lanjut, guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari pada pertemuan pertama yaitu tentang Peninggalan Sejarah Bercorak
Budha di Indonesia kemudian murid diberikan pesan-pesan untuk rajin belajar
dan memberikan PR.
b) Pertemuan II
Pertemuan kedua berlangsung pada hari Senin, 03 Agustus 2020.
Pertemuan kedua pada siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Word Square. Guru membuka proses pembelajaran ini diawali dengan
guru menyampaikan sub pokok bahasan yang sudah dipelajari pada pertemuan
pertama, yaitu Peninggalan Sejarah Bercorak Budha di Indonesia.
Sebagai kegiatan awal, agar suasana kelas menjadi lebih semangat dan
hidup, guru meminta ketua kelas menyiapkan dan memimpin teman-temannya
membaca doa dilanjutkan dengan mengabsen murid kemudian memotivasi
murid dengan melakukan tanya jawab kepada murid. Guru mengorientasikan
masalah kepada murid dengan menanyakan “Pernahkah kalian melihat
peninggalan sejarah bercorak Budha di Indonesia?”, beberapa murid
menjawab pertanyaan dari gurunya “Pernah, bu”. Selanjutnya guru meminta
murid memperhatikan gambar peninggalan sejarah bercorak Budha di
Indonesia. Beberapa dari murid pun mengomentari gambar tersebut.
Melalui media gambar, guru menjelaskan materi peninggalan sejarah
bercorak Islam di Indonesia. Seperti pada pertemuan pertama pada saat guru
menjelaskan, masih ada beberapa murid tidak memperhatikan, namun
jumlahnya sudah sangat berkurang dibandingkan dengan pertemuan pertama.
Selanjutnya guru pun meminta murid bergabung dengan kelompoknya
masing-masing, namun masih ada murid yang susah diarahkan ke
kelompoknya, tetapi setelah mendapat nasehat dari guru, murid tersebut
akhirnya ingin bergabung dengan kelompoknya. Seperti pada pertemuan
sebelumnya, guru membagikan lembar kerja kelompok kepada masing-masing
kelompok. Setiap kelompok ditugaskan mencatat peninggalan sejarah
bercorak Islam di Indonesia. Setelah murid ditugaskan mencatat peninggalan
sejarah bercorak Islam di Indonesia, guru pun meminta murid untuk
mendiskusikan hasil pengamatannya. Guru pun membimbing dan mengawasi
kelompok dalam memecahkan masalah. Akan tetapi masih ada sebagian dari
murid yang berusaha mencari jawaban dari kelompok lain.
Sebelum memulai presentasi, terlebih dahulu guru membacakan hasil
pekerjaan masing-masing kelompok pada pertemuan sebelumnya dan
mengumumkan kelompok yang terbaik. Hal ini dilakukan agar murid menjadi
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga terjadi persaingan
positif antar kelompok. Setelah murid mendengarkan kelompok yang terbaik,
ada kelompok yang cemburu dengan kelompok lain bahkan saling mengejek
dan merendahkan. Guru memberikan nasehat agar lebih dapat bersaing antar
kelompok.
Kemudian guru mempersilahkan perwakilan dari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Guru meminta
kelompok lain mendengarkan kelompok yang presentasi. Namun masih ada
sebagian murid dari beberapa kelompok yang tidak mendengarkan teman
kelompok lain yang presentasi, ia hanya bercerita dan bermain-main dengan
teman kelompoknya dan murid yang lain mendengarkan dan menanggapi
kelompok yang berpresentasi. Setelah hasil pengamatan kelompok
dipresentasikan, guru memberikan lembar soal kepada setiap murid untuk
melihat kemampuan hasil belajar masing-masing individu.
Kegiatan akhir guru meminta murid ikut berpartisipasi untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sebagai tindak lanjut, guru
memberi pesan-pesan agar selalu rajin beajar dan memberikan PR.
Dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pada pertemuan I dan II,
aktivitas belajar murid mulai memperhatikan penjelasan guru mengenai
peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia. Dalam mengerjakan soal
yang diberikan, murid sudah mulai tanggap dalam menyelesaikannya. Murid
menanggapi jawaban temannya yang lain. Murid mulai antusias dalam
menyimpulkan materi yang dipelajarinya
Dalam kegiatan pembelajaran siklus II, guru telah melaksanakan kegiatan
dengan baik dan murid sudah aktif mengikuti pembelajaran seperti rajin
bertanya dan mengemukakan jawaban kepada teman yang lain.
c) Pertemuan III
Pertemuan III berlangsung pada hari Kamis, 06 Agustus 2020. Pertemuan
ketiga ini merupakan pelaksanaan tes siklus I. Tes yang diberikan berbentuk
Word Square dengan jumlah soal nomor. Tiap nomor berbobot 10 jika jawaban
murid benar dan berbobot 0 jika jawaban murid salah.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi murid kelas V pada siklus I selama tiga kali
pertemuan menunjukkan bahwa perhatian murid masih sudah fokus terhadap
materi pelajaran yang diberikan, sudah memperhatikan penjelasan dari guru,
menyelesaikan dan menjawab soal yang diberikan, menanggapi jawaban dari
temannya, dan sudah banyakt murid yang menyimpulkan materi.
Data aktivitas murid pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan
aktivitas dan sikap murid selama proses pembelajaran di setiap pertemuan.
Adapun lembar observasi murid pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.5 Lembar Observasi Murid Pada Siklus II
Pertemuan
No Aspek yang Diamati Rata-Rata Persentase (%)
I II
A. AFEKTIF
1. Murid yang berani menjawab
12 16 14 70
pertanyaan
2. Murid yang sangat memperhatikan
13 15 14 70
materi pada saat guru menjelaskan
3. Murid yang disiplin dalam
14 18 16 80
mengerjakan tugas
4. Murid yang menghargai pendapat
15 17 16 80
temannya
5. Murid yang aktif melakukan kerjasama
14 16 15 75
dalam kelompok
B. PSIKOMOTOR
1. Jumlah murid yang rajin hadir 18 20 19 95
2. Murid yang tertib dalam pembagian
16 17 16,5 82,5
kelompok
3. Murid yang mengerjakan LKS 16 18 17 8,5
C. KOGNITIF
1. Murid yang aktif dalam diskusi
15 17 16 80
kelompok
2. Murid yang membimbing temannya 14 16 15 75
dalam belajar
3. Murid yang mengerjakan tes
17 18 17,5 87,5
pendalaman
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh data yaitu dari 2 pertemuan pada
siklus I, dilihat dari aspek afektif untuk kriteria murid yang berani menjawab
pertanyaan pada pertemuan pertama 12 orang dan pertemuan kedua sebanyak
16 orang dengan rata-rata 14 atau 70%. Untuk kriteria murid yang sangat
memperhatikan materi pada saat guru menjelaskan materi yang diberikan pada
pertemuan pertama sebanyak 13 orang dan pertemuan kedua sebanyak 15
orang dengan rata-rata 14 atau 70%. Untuk kriteria murid yang disiplin dalam
mengerjakan tugas pada pertemuan pertama sebanyak 14 orang dan pertemuan
kedua sebanyak 18 orang dengan rata-rata 16 atau 80%. Murid yang
menghargai pendapat temannya pada pertemuan pertama 15 orang dan
pertemuan kedua 17 orang dengan rata-rata 16 atau 80%. Dan untuk aspek
murid yang aktif melakukan kerjasama dalam kelompok pada pertemuan
pertama 14 orang dan pertemuan kedua 16 orang dengan rata-rata 15 atau 75%.
Dilihat dari aspek psikomotor, untuk kriteria jumlah murid yang rajin
hadir pada pertemuan pertama 18 orang dan pada pertemuan kedua 20 orang
dengan rata-rata 19 atau 95%. Untuk kriteria murid yang tertib dalam
pembagian kelompok pada pertemuan pertama 16 orang dan pertemuan kedua
17 orang dengan rata-rata 16,5 atau 82,5%. Untuk kriteria murid yang
mengerjakan LKS pada pertemuan pertama 16 orang dan pertemuan kedua 18
orang dengan rata-rata 17 atau 85%.
Dilihat dari aspek kognitif, untuk kriteria murid yang aktif dalam diskusi
kelompok pada pertemuan pertama 15 orang dan pada pertemuan kedua 17
orang dengan rata-rata 16 atau 80%. Untuk kriteria murid yang membimbing
temannya dalam belajar pada pertemuan pertama 14 dan pada pertemuan kedua
sebanyak 16 orang dengan rata-rata 15 atau 75%. Untuk kriteria murid yang
mengerjakan tes pendalaman pada pertemuan pertama 17 orang dan pada
pertemuan kedua 18 orang dengan rata-rata 17,5 atau 87,5%.
Hasil tes siklus II ini merupakan data awal penelitian dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Word Square. Secara umum data atau hasil
yang diperoleh dari kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa setelah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Word Square pada mata pelajara IPS dan sekaligus data hasil
evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 Data Hasil Belajar IPS pada
Murid Kelas V SD Inpres Borongbulo (terlampir).
Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Belajar IPS Murid Kelas V
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa tes murid kelas V
SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square diperoleh skor
yang menunjukkan pada siklus II dengan jumlah murid 20 orang mempunyai
perolehan nilai tertinggi 100, nilai terendah 60, nilai ideal 100, dan nilai rata-
rata 82,5.
Apabila skor hasil belajar murid kelas V SD Inpres Borongbulo
Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ini dikelompokkan dalam 5
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor seperti ditunjukkan pada
tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar IPS Murid Kelas V
Skor Frekuensi Persen Kategori
0 – 34 0 0% Sangat Rendah
35 – 54 0 0% Rendah
55 – 64 3 15% Sedang
65 – 84 7 35% Tinggi
85 – 100 10 50% Sangat Tinggi
Jumlah 20 100
12 10
10
8 7
6
4 3 Frekuensi
2 0 0% 0 0% 15% 35% 50% Persentase
0
0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100
(Sangat (Rendah) (Sedang) (Tinggi) (Sangat
Rendah) Tinggi)
Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar di atas terlihat bahwa dari 20 murid
kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa
terlihat bahwa tidak terdapat murid yang mendapat nila 0 – 34 (kategori sangat
rendah) dengan persentase 0%, tidak terdapat murid yang mendapat nilai 35 –
54 (kategori rendah) dengan persentase 0%, terdapat 3 murid yang mendapat
nilai 55 – 64 (kategori sedang) dengan persentase 15%, terdapat 7 murid yang
mendapat nilai 65 – 84 (kategori tinggi) dengan persentase 35%, dan sudah
terdapat 10 murid yang mendapat nilai 85 – 100 (kategori sangat tinggi)
dengan persentase 50%.
Apabila hasil belajar murid pada siklus I dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar murid pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Skor Hasil Belajar IPS Kelas V
20
17
15
10 Frekuensi
Persentase
5 3
15% 85%
0
0 - 64 (Tidak Tuntas) 65 - 100 (Tuntas)
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar di atas menunjukkan bahwa pada
siklus I murid yang tidak tuntas sebanyak 3 orang dengan persentase
ketuntasan 15%, dan murid yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 17
murid dengan persentase ketuntasan 85%. Berdasarkan hasil tes akhir siklus
diketahui rata-rata kelas hasil belajar IPS melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Word Square mencapai nilai rata-rata 82,5.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tes akhir siklus II diketahui rata-rata kelas hasil belajar
IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
mencapai nilai rata-rata 82,5. Secara umum data atau hasil yang diperoleh dari
murid kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
pada mata pelajaran IPS sudah tergolong tinggi sehingga tidak perlu
dilanjutkan pada siklus III.
B. Pembahasan
Permasalahan yang dihadapi murid SD adalah “hasil belajar IPS secara
nasional belum mencapai angka minimal daya serap 65% yang telah
ditentukan. Salah satu faktor dalam pembelajaran IPS guru lebih banyak
berceramah sehingga murid menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil
belajar IPS rendah. Guru belum menghayati hakekat IPS karena pembelajaran
di sekolah baru menekankan produk saja. Hal ini ditambah dengan pendapat
murid bahwa pelajaran IPS dianggap sulit sehingga tidak menarik untuk belajar
dan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh oleh murid.
Alauddin Jafar pada tahun 2010 meneliti tentang peningkatan hasil
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Word Square pada murid kelas V MI Bontocinde Kecamatan
Pallangga Kabupaten Gowa dan hasil penelitiannya menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar setelah digunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Word Square. Peneliti lain yang bernama Hemni pada tahun 2012
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Melalui Model pembelajaran kooperatif tipe Word Square Pada
Murid Kelas IV SD Negeri Pa’ladingan Kec. Bontolempangan Kab. Gowa”
dan hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dari hasil penelitian
di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
Word Square merupakan salah satu model mengajar yang sangat baik
diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial karena sudah dibuktikan oleh beberapa peneliti
sebelumnya.
Agus Suprijono (2011:36) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe
Word Square dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh
murid dari membaca bahan-bahan bacaan. Model pembelajaran Word Square
adalah salah satu model pembelajaran yang dilakukan di sekolah dengan
bantuan kertas yang dibentuk seperti bola salju. Kertas yang berbentuk bola
salju tersebut berisi soal-soal pilihan ganda yang telah dibuat oleh guru.
Menurut Agus, model ini sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPS
pada bidang studi apapun karena model ini sifatnya menyenangkan dan tidak
membuat murid cepat merasa jenuh dan bosan
Terkait dengan uraian di atas, berdasarkan tes awal yang diberikan
kepada murid SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 9 anak
laki-laki dan 11 anak perempuan untuk mengukur kemampuan rata-rata murid
hasilnya kurang memuaskan yakni 55 dan nilai rata-rata ini berada di bawah
standar nilai KKM yang telah ditentukan dari sekolah yakni 65,00.
Strategi pembelajaran IPS harus dirancang sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di samping
harus bertumpu pada pengalaman indera menuju terbentuknya pengalaman
kesimpulan yang logis. Oleh karena itu dalam pengajaran diperlukan suatu
model pengajaran yang efektif, tepat, praktis, dan dapat menghasilkan
kemampuan diri yang berlipat ganda, yang membantu para murid agar
responsif dan termotivasi dalam menghadapi tantangan dan perubahan realistis.
Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Word Square.
Model pembelajaran kooperatif tipe Word Square sebagai salah satu
alternatif dalam pembelajaran IPS yang membawa murid belajar dalam suasana
yang lebih nyaman dan menyenangkan. Murid akan lebih bebas dalam
menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan
dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar murid. Dalam kegiatan belajar murid,
guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing sedangkan murid berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik
apabila murid banyak aktif dibandingkan guru.
Pembelajaran IPS akan sangat menarik jika dikemas dalam suatu
bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan untuk meningkatkan hasil
belajar murid. Untuk itu, penulis mencoba mengadakan suatu penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Word Square pada murid kelas V SD
Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena dengan adanya penelitian tindakan kelas mampu memecahkan
masalah nyata yang terjadi di sekolah. Penelitian ini difokuskan kepada murid
kelas V dalam meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Word Square.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa tepatnya pada semester satu. Sekolah
tersebut dipilih atas pertimbangan masih ditemukan permasalahan dalam
pembelajaran IPS serta adanya dukungan dari pihak sekolah. Subyek dalam
penelitian ini adalah seluruh murid kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa yang berjumlah 20 orang (laki-laki 9 orang
dan perempuan 11 orang). Memilih murid kelas V sebagai responden dengan
alasan adanya masalah yang dialami murid kelas V dalam pembelajaran IPS
dan tingkat kognitif anak antara usia 10 dan 11 tahun sudah dapat berpikir
kritis.
Prosedur penelitian sesuai dengan jenis penelitian tindakan kelas yang
digunakan yaitu mengikuti model KURT Lewin, di mana pelaksanaan tindakan
pada tiap siklus mencakup tahap-tahap sebagai berikut : 1) perencanaan
tindakan 2) pelaksanaan tindakan 3) observasi dan evaluasi, dan 4) refleksi.
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas terdiri atas 2 siklus
yang prosedur pelaksanaannya terdiri dari beberapa tahap yaitu: siklus 1
berlangsung 2 kali pertemuan dalam empat tahap yaitu tahap perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II berlangsung 3 kali pertemuan dalam
empat tahap pula yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun yang menjadi indikator keberhasilan pembelajaran IPS di kelas
V SD Inpres Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Word Square adalah terjadinya
peningkatan hasil belajar IPS dari siklus pertama ke siklus kedua, dan
mencapai indikator keberhasilan pembelajaran IPS sesuai standar KKM yaitu
65,00. Selain itu, juga dicapai ketuntasan belajar sebesar 80 persen.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II maka
pembahasan didasarkan pada materi yang berkaitan dengan
metode/teknik/model yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman materi
tentang “Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari
masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia” pada murid kelas V SD Inpres
Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa di mana dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square dalam
pembelajaran IPS materi “Mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala
nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia” dapat meningkatkan
hasil belajar IPS para murid karena melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Word Square ini murid bebas menuangkan semua ide-idenya ataupun
pendapatnya dengan bebas tanpa ada rasa takut dan canggung karena yang
membimbing mereka adalah temannya sendiri atau teman sebaya meskipun
masih ada campur tangan guru.
Dari hasil observasi aktivitas murid dalam pembelajaran siklus I
ditemukan masih ada murid yang pasif menjawab pertanyaan yang dilontarkan
oleh guru, mengajukan pertanyaan, mengajukan tanggapan,
mencatat/mengerjakan tugas, kurang kerjasama dalam kelompok, kurang
menghormati pendapat teman, malu meminta bimbingan, dan masih ada murid
yang mengganggu teman dalam pembelajaran.
Dari hasil tes yang diberikan pada siklus I diperoleh data bahwa
pemahaman murid tentang materi “Mengenal makna peninggalan sejarah yang
berskala nasional dari masa Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia” masih
dalam ketegori kurang. Dari 20 murid yang mengerjakan tes pada siklus I
mencapai 75% atau 15 murid yang memperoleh nilai ≤ 65.
Dari hasil tes yang diberikan pada siklus II, diperoleh data bahwa 90%
atau sebanyak 18 murid yang memperoleh nilai ≥ 65. Berdasarkan data nilai
hasil dari tes awal, tes akhir siklus 1 dan siklus II, keseluruhan tindakan dalam
penelitian ini terlihat adanya peningkatan pemahaman Materi “Mengenal
makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu, Budha,
dan Islam di Indonesia” pada murid kelas V SD Inpres Borongbulo Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa. Berdasarkan data tersebut maka
disimpulkan bahwa pembelajaran ini sudah berhasil sesuai target yang telah
ditetapkan dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tindakan yang
dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe Word
Square terbukti dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas V SD Inpres
Borongbulo Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Hal ini dapat
dilihat dari siklus I yang ketuntasan belajarnya hanya 45% dengan rata-rata
61 kemudian naik menjadi 85% pada siklus II dengan rata-rata 82,5.
B. Saran
1. Guru sekolah dasar perlu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Word Square sebagai salah satu metode pembelajaran di dalam kelas
karena model ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan murid dalam
memahami materi ajar.
2. Bagi lembaga pendidikan lainnya yang tertarik untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Word Square, perlu memperhatikan dan
menelaah kegiatan-kegiatan dalam tahapan model pembelajaran
kooperatif tipe Word Square dengan baik sehingga tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
3. Bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Word Square
diharapkan dapat mengembangkan pada materi IPS yang lain selain
mengenal makna peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa
Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
4. Dengan selesainya skripsi ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran
bagi guru-guru dan murid serta dijadikan sebagai bahan tambahan
peningkatan kualitas untuk tahun-tahun berikutnya.
5. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat merumuskan atau melengkapi
penelitian ini, sehingga apa yang kita inginkan bersama dapat mencapai
hasil yang lebih akurat dan dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. (1998). Konsep Dasar IPS. Bandung:
Depdikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Muslich, Mansur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta : Bumi Aksara.
Said. 2000. Pengaruh Minat Belajar dan Cara Belajar Terhadap Prestasi
Belajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Sardiman, Arif.S dkk. 2001. Media Pendidikan. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan
CV. Rajawali.
33
LAMPIRAN 1
………..
…………..
9. Salah satu bentuk karya sastra peninggalan Islam adalah suluk. Suluk berarti
…………..
1. Raja Kudunga
2. Gajah Mada
5. Di Palembang
7. Waramudra
8. Islam
Skor Perolehan
No. Nama Murid Nilai Kualifikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Hartawan Nur 10 - 10 10 - 10 - 10 10 10 70 Tinggi
2. Lukmanul Hakim 10 10 - - - - 10 - - 10 40 Rendah
3. Muh. Sakri - - 10 - 10 10 10 10 10 - 60 Sedang
4. Fajrin - 10 10 10 - - 10 10 - - 50 Rendah
5. Al Muhaimin 10 - 10 - 10 - - - - - 30 Sangat Rendah
6. Sulaeman - 10 - 10 10 10 10 - - 10 60 Sedang
7. A. Putra Pratama 10 - - 10 - - 10 10 10 - 50 Rendah
8. Dirgantara 10 10 - 10 - 10 - 10 10 - 60 Sedang
9. A. Rasul Irvan 10 10 - 10 10 10 - 10 10 10 80 Tinggi
10. Asriani Ramadhan 10 10 10 10 10 - 10 - - 10 70 Tinggi
11. Kasturiah 10 10 - - 10 10 10 10 10 10 80 Tinggi
12. Dinarti - 10 10 10 10 - 10 10 - - 60 Sedang
13. Anita - - - - - 10 - 10 10 10 50 Rendah
14. A. Fatmawati 10 10 - 10 - - 10 - - - 40 Rendah
15. Kurnia Ayu Pramitha - 10 10 - 10 10 - - 10 - 50 Rendah
16. A. Nirmala Sari 10 - - - 10 - 10 10 - - 40 Rendah
17. Suharni 10 - - 10 10 - - 10 - 10 50 Rendah
18. Juwita Bahar - 10 10 10 - 10 - 10 10 10 70 Tinggi
19. Hasmawati 10 10 10 - 10 10 10 - 10 - 70 Tinggi
20. Nurul Wahdaniah - 10 10 10 10 10 10 10 - - 70 Tinggi
Jumlah 1160
Rendah
Rata – Rata 58
LAMPIRAN 2a
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks tentang Raja Purnawarman, siswa mampu menjawab
pertanyaan dengan benar.
2. Setelah menjawab pertanyaan berdasarkan teks, siswa mampu menceritakan
kembali isi cerita dengan menggunakan bahasanya sendiri secara rinci.
3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu mengidentifikasi peninggalan kerajaan
di masa Hindu, Budha dan Islam serta pengaruhnya bagi wilayah setempat
dengan benar.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan peninggalan kerajaan di
masa Hindu, Budha dan Islam dan pengaruhnya di wilayah setempat dengan
menggunakan peta pikiran.
5. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya , siswa mampu menyimpulkan
sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan benar.
6. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya, siswa mampu menulis laporan
tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan rinci dan
benar.
Ayo Membaca :
Guru melanjutkan kegiatan dengan meminta siswa
membaca teks tentang Raja Purnawarman dalam hati.
Setiap siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dan
secara klasikal guru membahas jawabannya. Seorang
siswa bisa diminta untuk menyampaikan jawaban dan
siswa lain bisa mempertanyakannya. (Critical Thinking
and Problem Solving)
Siswa kemudian memperbaiki jawabannya apabila
perlu. Berdasarkan jawaban tersebut, setiap siswa
kemudian menceritakan kembali isi bacaan dengan
memperhatikan fakta-fakta yang ada, runtut dan
menggunakan ejaan yang benar. (Communication)
Guru menyampaikan rubrik penilaiankepada siswa.
Ayo Mengamati :
Untuk menambah pemahaman siswa tentang Raja-Raja
di Nusantara serta peninggalan dan pengaruhnya
terhadap masyarakat, guru mengajak siswa untuk
mengamati gambar.
Guru memberi contoh bahwa peninggalan bukan hanya
benda bersejarah saja tetapi juga pemikiran atau nilai-
nilai yang bisa mempengaruhi hidup masyarakat,
misalnya Raja Purnawarman memiliki nilai melindungi
orang lain, dalam hal ini rakyatnya. Nilai tersebut
dimiliki oleh beberapa tokoh di sekitar mereka dan
mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Guru meminta siswa untuk memberikan beberapa
contoh sikap kepahlawanan dari Raja-Raja tersebut
yang terlihat di sekitar mereka. (Communication)
Siswa menuliskan nilai-nilai perjuangan atau
peninggalan lainnya dari para raja yang mempengaruhi
masyarakat atau daerah di mana mereka tinggal. Tulisan
bisa memuat semangat perjuangan, nilai pendidikan,
ajaran positif, maupun benda-benda bersejarah.
Ayo Mencoba :
Karena kegiatan berikutnya adalah percobaan, guru
sebaiknya mempersiapkan perlengkapan percobaan
sebelum kelas dimulai. Perlengkapan dikelompokkan
berdasarkan kelompok. (Collaborative)
Guru meminta satu perwakilan untuk mengambil
perlengkapan percobaan.
Siswa dan guru membuat kesepakatan tentang
percobaan agar kegiatan bisa berjalan dengan baik.
Kelompok melakukan percobaan sesuai dengan
prosedur yang ada pada buku pelajaran.
Setiap siswa mencatat hasil percobaan pada tabel yang
telah disiapkan.
Di akhir laporannya, siswa menuliskan kesimpulan.
Siswa menyampaikan hasil laporannya di kelompok
masing-masing dan perwakilan bisa menyampaikannya
di depan kelas. Guru menambah informasi yang
dibutuhkan sebagai penguatan. (Communication)
Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penutup 15 Menit
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
rasa nasionalisme, persatuan, dan toleransi. (Nasionalis)
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
(Religius)
C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap (Observasi dan Pencatatan Sikap Siswa selama Proses
Kegiatan Belajar)
Catatan
No. Hari / Tanggal Nama Siswa Butir Sikap
Perilaku
1.
2.
3.
4.
5.
2. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
1. Tuliskan perjuangan yang dilakukan oleh Raja Purnawarman!
2. Tuliskan sikap kepahlawanan yang dimiliki oleh Raja Purnawarman!
3. Apa yang dirasakan rakyat Kerajaan Tarumanegara atas perjuangan yang
dilakukan oleh Raja Purnawarman?
4. Menurutmu, bagaimana kehidupan rakyat Kerajaan Tarumanegara jika
Rajanya tidak memiliki sikap kepahlawanan?
5. Ceritakan kembali secara tertulis isi teks berdasarkan jawabanjawabanmu.
Tulisanmu harus memperhatikan peristiwa yang ada, runtut, dan
menggunakan ejaan yang benar.
3. Penilaian Keterampilan
1. Bahasa Indonesia : Membuat Cerita Non Fiksi
2. IPS : Mengidentifikasi Peninggalan Sejarah
3. IPA : Membuat Laporan Percobaan
Borongbulo, 2020
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas V
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar, membaca teks, dan berdiskusi, siswa mampu
menjelaskan perjuangan tokoh yang sangat berpengaruh di zaman Hindu Budha.
2. Dengan mengamati gambar, membaca teks, dan berdiskusi, siswa mampu
menceritakan perjuangan tokoh yang sangat berpengaruh di zaman Hindu Budha.
3. Setelah mempelajari mengenal notasi dan mengamati contoh yang diberikan
guru, siswa mampu mengidentifikasi tinggi rendah nada dan tempo pada lagu
Maju Tak Gentar dengan benar.
4. Setelah mempelajari mengenal notasi dan mengamati contoh yang diberikan
guru, siswa mampu menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dengan tinggi rendah
nada dan tempo yang tepat.
5. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menemukan garis sejajar dan garis
berpotongan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
6. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyelesaikan masalah yang
berhubungan dengan garis sejajar dan garis berpotongan dalam kehidupan sehari-
hari dengan benar.
Ayo Membaca :
Siswa melanjutkan membaca tentang komplek candi
Penataran.
Siswa menuliskan pendapat mereka tentang candi
Penataran di buku siswa.
Siswa mendiskusikan pendapat tersebut secara
berpasangan. (Collaborative)
Ayo Bernyanyi :
Siswa dipandu membaca notasi lagu Maju Tak
Gentar.
Siswa membaca dan memahami syair yang terdapat
dalam lagu Maju Tak Gentar.
Guru memberikan contoh membaca notasi dan
menyanyikan syair lagu Maju Tak Gentar.
Setelah mengamati cara guru menyanyikan notasi
dan syair, siswa menyanyikan lagu Maju Tak Gentar
bersama-sama dengan nada dan tempo yang tepat.
Setelah selesai menyanyi, siswa menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa.
Ayo Berlatih :
Siswa diminta membaca dengan cermat dan penuh
tanggung jawab soal-soal tentang garis yang terdapat
dalam buku siswa. Siswa juga meminta siswa
mengerjakan secara jujur dan mandiri.
Siswa diminta menukarkan gambar yang mereka
buat dengan teman dan meminta seorang teman
untuk menceritakan tentang garis yang telah kamu
buat.
Siswa menulis kesimpulan tentang garis berdasarkan
gambar yang dibuat.
Siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
(Communication)
Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
Penutup Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan 15 Menit
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi. (Nasionalis)
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.(Religius)
2. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
Kerjakan soal berikut ini!
1. Apa tujuan Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa?
2. Apa yang diperjuangkan Gajah Mada?
3. Apakah perjuangan Gajah Mada mempunyai pengaruh pada kehidupan bangsa
Indonesia saat ini? Jelaskan jawabanmu dan berikan contoh!
4. Hal baik apa yang dapat kamu contoh dari sikap Gajah Mada?
5. Apakah Gajah Mada bisa disebut sebagai pahlawan pada masa Kerajaan
Majapahit? Jelaskan!
3. Penilaian Keterampilan
1. IPS : Diskusi dan Presentasi
2. S B d P : Proses Pembelajaran Menyanyi Dinilai Dengan Catatan
Anekdot
3. Matematika : Penyelesaian Soal-Soal Penaksiran Dinilai Dengan Angka.
Borongbulo, 2020
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas V
SIKLUS I
Kerja Individu
Petunjuk Umum
Petunjuk Kegiatan
Kerjakan soal berikut ini dengan mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal!
A F G J H U K N B V T Z Q P
S I N G A S A R I Q S N J E
P E T H A Y A M W U R U K R
T C A W V K R B C Q O P A D
J M B I N U Y E V L X D F A
D P A N A T A R A N E E C G
B U F A T A H I R N U W H A
M K Y B O I L A W Q S A B N
Q A J U R V K I C L H S L G
Z N V L P U J E Z F U Y P A
W W U F Z A T S C O W I T N
K A R N Y P O F H Z M W E Q
H M P A D Q R C E H N A A Z
D Y K F H B X E I L Q V O N
T A R U M A N E G A R A Y C
JAWABAN TES FORMATIF SIKLUS I
A F G J H U K N B V T Z Q P
S I N G A S A R I Q S N J E
P E T H A Y A M W U R U K R
T C A W V K R B C Q O P A D
J M B I N U Y E V L X D F A
D P A N A T A R A N E E C G
B U F A T A H I R N U W H A
M K Y B O I L A W Q S A B N
Q A J U R V K I C L H S L G
Z N V L P U J E Z F U Y P A
W W U F Z A T S C O W I T N
K A R N Y P O F H Z M W E Q
H M P A D Q R C E H N A A Z
D Y K F H B X E I L Q V O N
T A R U M A N E G A R A Y C
LAMPIRAN 5
6. Sulaeman - 10 - 10 10 10 10 - 10 10 70 Tinggi
7. A. Putra Pratama 10 - - 10 - 10 10 10 10 - 60 Sedang
8. Dirgantara 10 10 - 10 - 10 - 10 10 - 60 Sedang
9. A. Rasul Irvan 10 10 - 10 10 10 - 10 10 10 80 Tinggi
10. Asriani Ramadhan 10 10 10 10 10 - 10 - - 10 70 Tinggi
11. Kasturiah 10 10 - - 10 10 - 10 - 10 60 Sedang
12. Dinarti - 10 10 10 10 - 10 10 10 10 80 Tinggi
13. Anita 10 - 10 - - 10 - 10 10 10 60 Sedang
14. A. Fatmawati 10 10 - 10 10 10 10 - 10 - 70 Tinggi
15. Kurnia Ayu Pramitha - 10 10 - 10 10 - - 10 - 50 Rendah
16. A. Nirmala Sari 10 - - - 10 - 10 10 - - 40 Rendah
17. Suharni 10 - 10 10 10 - - 10 - 10 60 Sedang
18. Juwita Bahar - 10 10 10 - 10 - 10 10 10 70 Tinggi
19. Hasmawati 10 10 10 - 10 10 10 - 10 - 70 Tinggi
20. Nurul Wahdaniah - 10 10 10 10 10 10 10 - - 70 Tinggi
Jumlah 1220
Rendah
Rata – Rata 61
LAMPIRAN 6
SIKLUS I
Pertemuan
No Aspek yang Diamati Rata-Rata Persentase (%)
I II
A. AFEKTIF
1. Murid yang berani menjawab
8 10 9 45
pertanyaan
2. Murid yang sangat memperhatikan
9 10 9,5 47,5
materi pada saat guru menjelaskan
3. Murid yang disiplin dalam
8 9 8,5 42,5
mengerjakan tugas
4. Murid yang menghargai pendapat
7 10 8,5 42,5
temannya
5. Murid yang aktif melakukan
10 11 10,5 52,5
kerjasama dalam kelompok
B. PSIKOMOTOR
1. Jumlah murid yang rajin hadir 14 15 14,5 72,5
2. Murid yang tertib dalam pembagian
8 11 9,5 47,5
kelompok
3. Murid yang mengerjakan LKS 10 11 10,5 52,5
C. KOGNITIF
1. Murid yang aktif dalam diskusi
7 9 8 40
kelompok
2. Murid yang membimbing temannya
6 8 7 35
dalam belajar
3. Murid yang mengerjakan tes
10 11 10,5 52,5
pendalaman
LAMPIRAN 8a
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks tentang Sultan Hasanuddin, siswa mampu menyebutkan
informasi yang sudah diketahui dan yang ingin diketahui dengan benar.
2. Setelah mengumpulkan informasi yang sudah dan ingin diketahui lebih lanjut,
siswa mampu mempresentasikannya melalui Bahasa lisan dan tulisan.
3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu mengidentifikasi peninggalan kerajaan
Islam serta pengaruhnya bagi wilayah setempat dengan benar.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu mengomunikasikan peninggalan kerajaan di
masa Islam dan pengaruhnya di wilayah setempat dengan menggunakan peta
pikiran.
5. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya dan cermin, siswa mampu
menyimpulkan sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan
benar.
6. Setelah melakukan percobaan tentang cahaya dan cermin, siswa mampu menulis
laporan tentang sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan rinci
dan benar.
Ayo Mencoba :
Guru melanjutkan kegiatan dengan menginformasikan
bahwa siswa akan melakukan percobaan tentang
cahaya dan cermin.
Setiap siswa diminta untuk membaca teks pada buku
pelajaran. Siswa kemudian menuliskan tiga pertanyaan
tentang berkomunikasi menggunakan cermin.
Pertanyaan ditukar dengan teman sebelah dan siswa
kemudian menjawab pertanyaan temannya. Setelah
selesai siswa mengembalikannya dan memeriksa
jawaban teman.
Guru membahasnya sebentar tentang topik
berkomunikasi dengan cermin. Berikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Percobaan dapat dilakukan di luar kelas. Guru
meminta siswa dengan tertib ke luar kelas dan
berkumpul di halaman setelah mereka membaca
prosedur percobaan dan memahaminya.
Siswa diberi kesempatan untuk melakukan percobaan
beberapa kali dan setelah selesai mereka diminta
kembali ke dalam kelas untuk membuat laporan pada
tabel yang sudah disediakan pada buku pelajaran.
Guru menyampaikan rubrik penilaian kepada siswa.
Ayo Berdiskusi :
Untuk menambah pemahaman siswa tentang raja-raja
di masa Islam serta peninggalan dan pengaruhnya
terhadap masyarakat, guru mengajak siswa untuk
mengamati gambar.
Siswa kemudian mengisi tabel berikut dan
mendiskusikan isinya dengan teman sebelahnya. Siswa
boleh melengkapi tabelnya dengan informasi yang
diperoleh dari buku atau guru. (Communication)
Siswa kemudian menuliskan semua informasi yang
terdapat pada tabel.
Siswa melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa.
Guru dapat menambahkan pertanyaan refleksi
berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran di
Buku Guru.
Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penutup Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk 15 Menit
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi. (Nasionalis)
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
(Religius)
3. Penilaian Keterampilan
1. Bahasa Indonesia : Membuat Tulisan
2. IPS : Mengidentifikasi Peninggalan Sejarah
3. IPA : Laporan Hasil Percobaan
Borongbulo, 2020
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas V
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu menyajikan
informasi tentang sikap kepahlawanan dari Ki Hajar Dewantara dan pengaruhnya
terhadap masyarakat di wilayah setempat dalam bentuk peta pikiran.
2. Setelah mengamati gambar dan membaca teks, siswa mampu menyajikan
informasi dalam bentuk peta pikiran tentang sikap kepahlawanan dari Ki Hajar
Dewantara dan pengaruhnya terhadap masa kini bagi masyarakat di wilayah
setempat.
3. Setelah berlatih dan mengamati contoh dari guru, siswa mampu mengidentifikasi
tinggi rendah nada dari teks lagu maju tak gentar.
4. Setelah berlatih dan mengamati contoh dari guru, siswa mampu menyanyikan
lagu Maju Tak Getar dengan tinggi rendah dan tempo yang sesuai.
5. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu menemukan garis sejajar dan
berpotongan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Setelah melakukan eksplorasi, siswa mampu menyelesaikan masalah tentang
garis sejajar dan berpotongan dalam kehidupan sehari-hari.
Ayo Bernyanyi :
Setelah berlatih menyanyikan notasi dan lirik lagu
Maju Tak Gentar, siswa diminta menampilkan lagu
tersebut di depan kelas secara berkelompok.
Sebelum tampil, siswa memperhatikan arahan dari
guru tentang kriteria menyanyikan lagu dengan baik.
Siswa diminta mengajukan pertanyaan kepada guru
jika ada hal yang belum mereka pahami. (Critical
Thinking and Problem Solving)
Ketika kelompok lain tampil, setiap siswa diminta
membuat catatan tetang penampilan kelompok lain
dalam berbagai aspek, misalnya tinggi rendah nada,
tempo, kekompakan, serta ekspresi.
Ayo Berlatih :
Siswa mengamati gambar yang terdapat di dalam buku
siswa.
Siswa diminta menuliskan penjelasan tentang kabel-
kabel pada tiang listrik tersebut sehubungan dengan
pelajaran garis dan sinar yang telah dipelajari
sebelumnya oleh siswa.
Siswa mendiskusikan penjelasan mereka secara
berpasangan dengan temannya. (Communication)
Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku
siswa.
Siswa diminta menggambar pertemuan garis yang
membentuk sudut pada kertas berpetak yang terdapat
dalam buku siswa.
Siswa menukarkan gambar yang mereka buat dengan
temannya.
Siswa meminta temannya menjelaskan tentang garis
dan sudut yang terbentuk akibat pertemuan garis
tersebut.
Siswa menuliskan kesimpulan mereka di buku siswa.
Siswa mempresentasikan hasilnya dalam kelompok.
(Communication)
Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penutup Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk 15 Menit
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi. (Nasionalis)
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
(Religius)
2. Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan
1. I P S : Peta Pikiran
2. S B d P : Menyanyi Dinilai Dengan Penilaian Dalam Bentuk Daftar
Periksa
3. Matematika : Penyelesaian Soal-Soal Penaksiran Dinilai Dengan Penilaian
Angka.
Borongbulo, 2020
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas V
SIKLUS II
Kerja Individu
Petunjuk Umum
Petunjuk Kegiatan
4. Keraton ………………..
Kerjakan soal berikut ini dengan mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban secara vertikal, horizontal, maupun diagonal!
S A M A R A T U N G G A R Z
U Z W H I P B N M A U K K N
L C L N T R V P H Z Q T U I
T B F E D W K U A C N A S D
A V O Z B G H D C M F R R D
N D N M A R A H S I L U I U
M K J F B Z I B T P K M W N
A R U S I K Q O P U G A I A
L C V Y A F D J L T O N J S
I Q H Y R T S A M L G E A A
K R A F A H M I J S Z G Y H
O T R T B J T Y E S D A A N
M J Q I A V M O W T G R B A
N B G P H J L K H I F A Q T
L D A Q A M G H W O P D P L
S F J P L Y E C V B N T O U
M P U T A N T U L A R W X S
LAMPIRAN 11
1. Sriwijaya
2. Biara Bahal
3. Samaratungga
4. Mpu Tantular
5. Tarumanegara
6. Sultan Hasanuddin
7. Maluku
8. Marah Silu
9. Sultan Malik
10. Hikayat
S A M A R A T U N G G A R Z
U Z W H I P B N M A U K K N
L C L N T R V P H Z Q T U I
T B F E D W K U A C N A S D
A V O Z B G H D C M F R R D
N D N M A R A H S I L U I U
M K J F B Z I B T P K M W N
A R U S I K Q O P U G A I A
L C V Y A F D J L T O N J S
I Q H Y R T S A M L G E A A
K R A F A H M I J S Z G Y H
O T R T B J T Y E S D A A N
M J Q I A V M O W T G R B A
N B G P H J L K H I F A Q T
L D A Q A M G H W O P D P L
S F J P L Y E C V B N T O U
M P U T A N T U L A R W X S
LAMPIRAN 12
Skor Perolehan
No. Nama Murid Nilai Kualifikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Hartawan Nur 10 - 10 10 - 10 10 10 10 10 80 Tinggi
2. Lukmanul Hakim 10 10 - 10 10 - 10 - - 10 60 Sedang
3. Muh. Sakri 10 10 10 10 10 - 10 10 10 10 90 Sangat Tinggi
4. Fajrin 10 10 10 10 10 10 10 10 - 10 90 Sangat Tinggi
5. Al Muhaimin 10 10 10 10 10 - - - - 10 60 Sedang
6. Sulaeman 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Sangat Tinggi
7. A. Putra Pratama 10 - 10 10 - 10 10 10 10 - 70 Tinggi
8. Dirgantara 10 10 - 10 - 10 - 10 10 10 70 Tinggi
9. A. Rasul Irvan 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Sangat Tinggi
10. Asriani Ramadhan 10 10 10 10 10 10 10 10 - 10 90 Sangat Tinggi
11. Kasturiah 10 10 10 10 10 - 10 10 - 10 80 Tinggi
12. Dinarti 10 10 - 10 10 10 10 10 - 10 80 Tinggi
13. Anita 10 - 10 - - 10 10 10 10 10 70 Tinggi
14. A. Fatmawati 10 10 - 10 10 10 10 10 10 10 90 Sangat Tinggi
15. Kurnia Ayu Pramitha - 10 10 10 10 10 10 - 10 10 80 Tinggi
16. A. Nirmala Sari 10 - 10 10 10 - 10 10 - - 60 Sedang
17. Suharni 10 10 10 10 10 10 10 10 - 10 90 Sangat Tinggi
18. Juwita Bahar 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Sangat Tinggi
19. Hasmawati 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100 Sangat Tinggi
20. Nurul Wahdaniah 10 10 10 10 10 - 10 10 10 10 90 Sangat Tinggi
Jumlah 1650
Tinggi
Rata – Rata 82,5
LAMPIRAN 13
2. Kegiatan Inti
A. Fase Eksplorasi
Mengungkapkan pengetahuan awal yang
dimiliki murid
Mempersilahkan murid berdiskusi berkaitan
dengan pemahaman murid yang dimilikinya
Melacak pengetahuan murid tentang
peninggalan sejarah bercorak Buddha dan
Islam di Indonesia
B. Fase Pengenalan Konsep
Memberi kesempatan kepada murid untuk
mengemukakan pendapat atau idenya
Menjawab pertanyaan murid jika ada yang
mengajukan pertanyaan
Menggali penguasaan konsep melalui alat
peraga yang digunakan murid
Memberi respon dengan segera terhadap
kesulitan maupun kemajuan murid dalam
memecahkan masalah
Mengarahkan murid untuk melakukan
pengamatan
C. Fase Aplikasi Konsep
Membagikan LKS kepada murid
Meminta murid mendiskusikan jawabannya
secara berkelompok
Meminta kepada murid yang jawabannya
berbeda dengan teman lainnya
Meminta murid membuat rangkuman materi
3. Kegiatan Akhir
Memberi tes
Mengecek pemahaman murid
Menutup pelajaran
LAMPIRAN 14
Pertemuan
No Aspek yang Diamati Rata-Rata Persentase (%)
I II
A. AFEKTIF
1. Murid yang berani menjawab
12 16 14 70
pertanyaan
2. Murid yang sangat memperhatikan
13 15 14 70
materi pada saat guru menjelaskan
3. Murid yang disiplin dalam
14 18 16 80
mengerjakan tugas
4. Murid yang menghargai pendapat
15 17 16 80
temannya
5. Murid yang aktif melakukan
14 16 15 75
kerjasama dalam kelompok
B. PSIKOMOTOR
1. Jumlah murid yang rajin hadir 18 20 19 95
2. Murid yang tertib dalam pembagian
16 17 16,5 82,5
kelompok
3. Murid yang mengerjakan LKS 16 18 17 8,5
C. KOGNITIF
1. Murid yang aktif dalam diskusi
15 17 16 80
kelompok
2. Murid yang membimbing temannya
14 16 15 75
dalam belajar
3. Murid yang mengerjakan tes
17 18 17,5 87,5
pendalaman