Dosen Pembimbing:
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan segala pihak
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, baik itu
penulisan ataupun isi darimakalah tersebut. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
PEMBAHASAN...............................................................................................................8
A. Pengertian................................................................................................................8
B. Perkembangan Investasi Hijau di Indonesia.........................................................9
C. Peluang dan Tantangan Investasi Hijau di Indonesia........................................10
BAB III...........................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan iklim sangat berdampak pada cuaca ekstrem yang dapat berakibat
Kenaikan suhu dan pola hujan yang berubah-ubah dapat memengaruhi periode
musim kemarau dan hujan. Dilihat dari letak geografis, Indonesia sebagai negara
kepulauan terletak diantara benua Asia dan Australia juga samudera Hindia dan
lingkungan, akan timbul biaya yang cukup besar untuk memperbaiki. Lingkungan
yang rusak akan mengurangi kualitas hidup manusia yang menjadi pelaku
4
kualitas lingkungan yang lebih baik menyebabkan penurunan degradasi
lingkungan.
sehingga perlu dipandang tidak hanya sebagai objek tetapi juga dihormati.
Perilaku yang baik dapat membuat lingkungan tetap lestari, sebaliknya perilaku
aturan-aturan yang berbicara tentang penjagaan bumi dan juga kerusakan bumi
Pada surat Ar-Rum 30:41 ditegaskan oleh Allah Swt bahwasanya sebagian
besar kehancuran bumi diakibatkan oleh perbuatan manusia itu sendiri yang
َْض الَّ ِذيْ َع ِملُوْ ا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُوْ ن ْ َظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب
ِ َّت اَ ْي ِدى الن
َ اس لِيُ ِذ ْيقَهُ ْم بَع
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
5
Ayat tersebut juga memberikan teguran untuk manusia agar kembali pada jalan
yang lurus, serta mengajak untuk memelihara lingkungan alam sekitar dengan
orang yang berbuat dosa meninggal maka seluruh mahluk akan merasa lega.
dalam 3 sub sektor yaitu perbankan syariah, lembaga keuangan non-bank syariah
(perusahaan pembiayaan, asuransi, dan lainnya) dan pasar modal syariah (sukuk
Indonesia yaitu Green Sukuk biasa disebut Sukuk Hijau ialah investasi dengan
B. Rumusan Masalah
6
2. Bagaimana perkembangan investasi hijau di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
hijau di Indonesia.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pada fokus sumber daya alam (SDA), produksi, serta penciptaan sumber alternatif
energi baru dan keterbaruan (EBIT), pengimplementasian proyek air dan udara
bersih, serta kegiatan investasi lain yang ramah lingkungan. IMF menilai bahwa
emisi gas rumah kaca dan polusi udara tanpa mengurangi proses bisnis perusahaan
nonenergi baik investasi publik maupun swasta (Eyraud & Wane, 2011).
Investasi hijau atau yang lebih sering dikenal di Indonesia dengan sebutan
green sukuk adalah instrumen investasi berbasis prinsip syariah yang bertujuan
sektor. Mulai dari proyek pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, energi
8
Green Sukuk diterbitkan dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran
penyumbang gas efek rumah kaca kelima terbesar di dunia dan terkahir karena
perubahan iklim yang meningkat secara global (Riana et al., 2020). Green Sukuk
keuntungan dari imbal hasil yang diterima juga telah berpartisipasi dalam
antaranya dianggap sebagai prototipe obligasi hijau. Sebagian besar dari mereka
adalah obligasi tiga tahun dan membayar bunga setiap bulan di sekitar tingkat 7%,
hijau di kawasan Asia Tenggara melalui penerbitan Green Sukuk bertenor lima
tahun dengan nilai penerbitan US$1,25 miliar atau setara atau Rp16,75 triliun
pada bulan Maret 2018. Seri ini akan jatuh tempo pada tahun 2023 dan
9
menetapkan imbal hasil (yield) sebesar 3,75%.Transaksi ini merupakan penerbitan
Green Sukuk pertama kalinya di dunia yang dilakukan oleh negara (the world’s
first sovereign green sukuk) dengan investor yang tersebar di seluruh dunia yaitu:
32% pasar islam, 25% pasar Asia, 15% EU, 18% AS, dan 10% Indonesia
(Kementrian Keuangan RI). Penerbitan Green Sukuk yang pertama kali ini
menerbitkan kembali green sukuk pada tahun 2019 sebagai opsi pilihan di tengah
alternatif sumber pembiayaan. Hingga sampai pada saat ini respon dari negara-
Peluang
berkelanjutan. Selain itu, penerbitan Green Sukuk ini juga merupakan manifestasi
komitmen Indonesia pada Paris Agreement yang diratifikasi pada tahun 2016
dalam rangka mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih rendah karbon dan
tahan atas perubahan iklim. Green Sukuk sebagai instrumen keuangan yang
10
mendukung program-program dalam rangka mengurangi pemanasan global dan
dampaknya.
akan memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih
dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045.
meningkatkan yang partisipasi yang lebih luas di pasar sukuk oleh investor
11
konvensional yang mencari investasi yang beretika dan memiliki tanggung
jawab sosial.
dengan jumlahsekitar 230 juta jiwa dan sekitar 85% beragama Islam
sebagai nilai tambah atau faktor lebih jika dilihat dari sisi investor
inovasi obligasi syariah seperti Green Sukuk. Indonesia juga dinilai oleh
sangat menjanjikan.
12
Seiring dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran di
dengan energi terbarukan seperti tenaga angin, tenaga surya dan panas
Tantangan
Menurut OJK, sedikitnya ada lima tantangan yang dihadapi dalam pengembangan
13
1. Kekurangan kapasitas pada institusi keuangan untuk mengidentifikasi
kesejahteraan bangsa.
Selain itu, beberapa tantangan lainnya yang dihadapi oleh Indonesia dalam
14
Industri pasar modal syariah dituntut dapat melakukan inovasi
daya manusianya antara lain adalah perlunya ahli keuangan syariah yang
syariah yang cepat dan pesat perlu diimbangi dengan tersedianya sumber
(Green Sukuk)
investor bahwa dana sukuk akan digunakan untuk proyek dengan nilai
ekonomi, namun memeuhi standar “hijau” dan kredibel. Hal tersebut tidak
15
lepas dari ruang sosialisasi yang masih terbatas pada para investor yang
memiliki dana lebih dari cukup. Pandangan masyarakat akan konsep dan
praktik dari Green sukuk yang masih belum sempurna menjadi dorongan
teknologi hijau. Selain itu, kondisi geografis Indonesia yang berada pada
Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) atau lempengan tektonik yang tidak
4. Karakteristik Investor
investor. Ini akan mendukung masalah perubahan iklim. Akan tetapi Hasil
disebabkan oleh faktor ekonomi makro sehingga citra baik kegiatan hijau
16
Masalah perubahan iklim mungkin bukan pertimbangan pertama
2018).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Investasi hijau atau yang lebih sering dikenal di Indonesia dengan sebutan
green sukuk adalah instrumen investasi berbasis prinsip syariah yang bertujuan
Green Sukuk bertenor lima tahun pada tahun 2018 dan mendapat respon positif
seperti (1) Permintaan untuk pasokan energi yang meningkat, (2) Permintaan
Daya Manusia dan pemahaman pelaku pasar terhadap produk pasar modal syariah
risiko yang lebih tinggi, dan (4) Karakteristik Investor. Akan tetapi jika dilihat
dari perbandingan sejumlah peluang dan tantangan yang telah diuraikan tersebut,
18
tampaknya perkembangan Green Sukuk di Indonesia di masa yang akan datang
akan lebih baik dengan mengevaluasi tantangan yang muncul dan memaksimalkan
19
DAFTAR PUSTAKA
Anugrahaeni, Pradina. 2017. Analisis Inisiatif Sovereign Green Bond dan Green
Ariani, D., & Juraida, I. 2020. Eksistensi Perempuan Suku Sasak Dalam
115.
Banga, Josue ́. 2018. The Green Bond Market: A Potential Source of Climate
Eyraud, L., & Wane, A. 2011. Who ’ S Going Green And Why ? Trends And
Harahap, R. Z. (2015). Etika islam dalam mengelola lingkungan hidup. 1(1), 13.
https://doi.org/10.30596/edutech.v1i01.271
Riana, N., Sadono, M. D., & Septianto, M. R. (2020). Studi mengenai green sukuk
20