DERMATOVENEROLOGY Buku ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT Edisi
DERMATOVENEROLOGY Buku ATLAS BERWARNA SARIPATI PENYAKIT KULIT Edisi
SAPIPATI
PENYAKIT KUTIT
l{ufiiraii ?us:tl12t
Slnksi I'clariggarurr Undang-Undirug IIak Cipta
(Undeng-Unclang No. 19 'faltuu 2002)
l. llarangsiapa dengan sengaja dan ti.Inpa hak rnclakukan perbuatan sebagairnana din'raksud clalanr Pasli2 ayar
(1) dipicluna derrgan piciana peujam masing-r.nasing paling singkat 1 (satu) bLilan dan/atau clerrda paling
scclikii iip.1.000.000,00 (srtu juta lupiah), atar: pidana penjara paling larna 7 (tujLrh.1 tahun danlatau clencla
paling bany,ak ltp.5.000.000.000,00 (linra rnil i ai rupialr).
2. Barangsiapa clengan sengnja nrenyiarkun, mernarnerkatr, mengeclarkun, atau meLrjull kepada urnunr suatu
ciptaan atau Lrat.rng hrisil pelanggaran FIak Cipta atau FIak Terkait sebagaimana dimal<sucl pacla ayat (1)
clipiclarr clcnglin piclanl penJara lraling larna 5 (lima) tahun dan/atar,r denda plling banyuk ltp.500.000.000.00
(l i nra rltLrs.j r-rta luprah).
ilr:ncrbit nclalah le kannn pengarang untukmenelbrtkln sebuah buku. Bcrsanra l)engarilrls, penelbit tncnciptakan buku
Penerbit rt'rempr-tnyli hak atas pencrbitan bLrkr-r tcrsebLrt selta clistribr-rsirrya, sedangkan pe ugarang
LrntLrk cliter.bitkan.
rlernegang hlik pcnuh atas karlngannl,r dan berhak menclapatkan royalti atas penjuelan bukunyl dari penerbit.
Ile rcetakan ldalah per.usiihaan yang nrenriliki nrcsin cetak clan rnenjuul jasa pencetakan. Pcrcetakan tidlk menriliki
hak apt pun dari buku yang dicetaknya kccLrali upah. Pelcetakrn tidak bcrtanogr-rng jarvab atas isi bukLr yang
dicetlknyr.
Pcngarang adalah pe ncilttl br,ii<r"r yang rnenyerahkan naskahnva untuk diterbitkrn di sebr"rah pcnel.irit. Pengamng
vang ditunjuknyu sesulii batas-batas ylng clitentr:kan clalam peljanjiun. Pcngarang berhrk ntendapatkan loyalti atas
k;rryanya dari penerbit. sesuai clengun kete trtuan di clalarn perjan;ian Pcntalang-Penelbit.
Pcmbtjtk adllah pihak )'ang rnenoitmbiJ keuntLrngln dari kepakuran pensarung dan kebutuhan bclajar rnasvaral<ar.
PemLx3ak ticlitk rnenlpLrnl'ai hak mencctak. tidrk nrcrniirki hak mengganclakan, mendistrrbusiknn. dun mcnjualbr-rkr-r
yarrg ciiglndakaltn;'a karenlt tidak dilirtdungt crLp.t,rtgltt ltaul)un pcrjrnjian pcnsrr'rLng-pcnclbit. I'ernbljak tidak
peduli rrtas jcrih payah l)engarans. BukLr petrtbllak daplt lebih nrurah karena mcrekr trchk perlu rneinpersiapkan
gLrrLl.
Atlas Berwarna
SAPI I
PTNYAKIT KUTIT
tdisi 2
Anggota IKAPI
Cerakan I: 2005
Silegar, R.S.
Atlas bclu,arna saripati pcnyakit kulit / pcnulis. R.S. Sirc-gar ;
rsBN 979-448-686-8
Prof. dr.
Koto Pengontqr
(Edisi Pedqmo)
/
/
vilt
Doflor lsi
Kata Sambutan v
Kata Pengantar (Edisi Pertama) vi
Kata Pengantar (Edisi Kedua) viii
BAB 1 CARA MENEGAKKAN DIAGNOSTS PENYAKIT KULIT
EfloresensiKulit
2
Sifat-sifatEfloresensi 8
BAB 2 PENYAKIT 1O
'AMUR
Tinea Versikolor (Panu) 10
Tinea Nigra Palmaris 12
Tinea Kapitis 13
Tinea Barbae & Sikosis Barbae 16
Tinea Korporis 17
Tinea lmbrikata 20
Tinea Pedis 23
Tinea Manus 26
Tinea Unguium 28
Tinea Kruris 29
Kandidiasis 31
Sporotrikosis 34
Aktinomikosis 36
Kromomikosis 3B
FikomikosisSubkutis 41
Misetoma 42
BAB 3 PIODERMA 45
lmpetigo Krustosa 45
lmpetigo Bulosa 47
Folikulitis 50
Furunkel 52
Karbunkel 54
Eritrasma 56
Erisipelas 57
Selulitis 59
Abses 59
Ektima 61
Ulkus Tropikum 63
Ulkus Trofik 65
Ulkus Piogenik 65
HidradenitisSupurativa 67
Ulkus Dekubitus 69
Ulkus Cangrenosum 70
x Daftar lsi
CranulomaPiogenikum 72
KeratolisisBeilubang 74
BAB 4 PENYAKIT VIRUS 76
Veruka Vulgaris 76
Veruka Plana 77
MoluskumKontagiosum 7g
Herpes Simpleks B0
Herpes Genitalis 82
Herpes Zoster 84
Herpes Zoster Oftalmik 86
Varisela BB
Kondiloma Akuminata 90
Kondiloma Raksasa 92
BAB 5 DERMATOSIS ERITROSKUAMOSA 94
Psoriasis 94
Pitiriasis Rosea 100
DermatitisSeboroika 104
BAB 6 PENYAKIT KULIT ALERGI 107
Dermatitis Kontak Toksik 107
Dermatitis Kontak Alergik 109
Dermatitis Okupasional 1 13
Dermatitis Atopik 1 15
Dermatitis Stasis 1 1B
DermatitisNumularis 120
Solaris
Dermatitis 122
Pomfoliks 123
UrtikariaPigmentosa 124
Urtikaria Papular 126
Eritema Nodosum 128
Neurodermatitis Sirkumskripta 129
Cranuloma Anulare 131
Prurigo Hebra 133
Prurigo Nodularis 135
DermatitisMedikamentosa 137
Sindrom Stevens Johnson 141
EritemaMultiformis 143
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) 144
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) 146
BAB 7 PENYAKIT KULIT KARENA INFEKSI BAKTERI 148
Skrofuloderma 148
Tuberkulosis Kutis Verukosa 151
Kusta (lepra) 154
Reaksi Kusta 1 59
Patek 160
BAB B PENYAKIT KULIT KARENA PARASIT & INSEKTA 164
Skabies 164
PedikulosisKapitis 168
PedikulosisKorporis 169
Daftar Isi xi
Pendahuluan Untuk menegakkan diagnosis penyakit kulit, beberapa faktor perlu dilihat secara
komprehensif, karena penyebab penyakit kulit bukan hanya terletak pada satu fak tor.
Walaupun kelainan kulit dapat dilihat dengan mata telanjang, namun d i batik
kelainan tersebut banyak hal tersembunyi yang perlu mendapat perhatian. Untuk
itu, perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat dan teliti. Selain hams mengetahui
anatomi, fisiologi, histopatologi dan imunologi kulit, pengetahuan ten tang
epidemiologi dan jenis-jenis efloresensi kulit sangat diperlukan untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat.
Cara pendekatan yang komprehensif ini dikumpulkan dalam suatu himpunan
data tentang riwayat perjalanqn penyakit yang di~enal sebagai status penyakit
penderit? (SPP).
SPP mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan spesifik), pemeriksaan
laboratorium (umum dan spesifik), tes-tes khusus, resume (ringkasan), anjuran
pemeriksaan, diagnosis kerja, diagnosis banding, prognosis dan pengawasan
perjalanan penyakit. Secara lengkap SPP dibuat sebagai berikut.
Anamnesis Anamnesis mencakup identifikasi penderita, keluhan utama dan perjalanan penya~it.
Yang perlu ditanyakan pada keluhan u tama ialah keluhan yang mendorong penderita
meminta pertolongan medis.
Perjalanan penyakit mencakup:
• sejak kapan mulai sakit (berapa h~ri, minggu, bulan),
• bagaimana dan bempa kelainan apa pada awalnya (merah-merah, bintik-bintik,
Iuka, dsb.),
• di mana kelainan pertama kali timbul (kaki, kepala, wajah, anggota gerak),
• apakah menjalar/tidak, atau hilang timbul,
• apakah gatal, sakit, atau bagaimana,
• apakah keluar cairan/kering,
• obat yang telah digunak~, bagaimana pengamh obat tersebut, apakah penyakit
membaik, membu mk atau menetap.
Mengenai keluarga hams ditanya_kan:
• sosio-ekonomi keluarga, jumlah anggota keluarga, cara hidup, dan penyakit
dalam keluarga a tau pada individu di sekitamya.
• apakah timbulnya penyakit berkaitan dengan suatu sebab, misalnya akibat
pekerjaan, luka-luka akibat benda tertentu, hubungan dengan musim, a tau akibat
suatu faktor dalam lingkungan.
2 Saripati Penyakit Ku/it
EFLORESENSI KULIT
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan keadaan um um adalah penting, dan perlu dicari hubungannya dengan
penyakit kulit yang sedang diderita. Pemeriksaan kulit sendiri hams dikerjakan di
tempat terang, jika perlu dengan bantuan kaca pembesar. Pertama-tama hams
ditentukan lokalisasi kelainan, yaitu secara:
a. Regional: r. fasialis, r. torakalis, r. abdominalis
b. Dengan regio relatif: 1/ 3 proksimal ekstremitas inferior kiri, 1/ 3 tengah lengan
kanan, dll.
Di atas lokalisasi tersebut dicari efloresensi a tau ruam kulitnya.
Ada 2 jenis ruam kulit:
1. Ruam kulit primer:
• Makula adalah efloresensi primer yang hanya berupa perubahan wama kulit
tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versikolor, morbus Hansen.
• Eritema adalah makula yang berwama merah, seperti pada dermatitis, lupus
eritematosus.
• Papula adalah penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas,
berukuran kurang dari 1 cm.
• Nodula sama seperti papula tetapi diametemya lebih besar dari 1 cm, misalnya
pada prurigo nodularis.
• Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter kurang
dari 1 cm, misalnya pada varisela, herpes zoster.
• Bula adalah vesikel dengan diameter lebih besar dari 1 cm, misal pada pemfigus,
Iuka bakar. Jika vesikel / bula berisi darah disebut vesikel/bula hemoragik. Jika
bula berisi nanah disebut bula purulen.
• Pustula adalah vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis
pustulosa.
• Urtika adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan
dapat hilang perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan
gigitan serangga.
•Tumor adalah penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan
sel maupun jaringan tubuh.
• Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi
cairan serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid.
2. Ruam kulit sekunder:
• Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa
sisik halus (TV), sedang (dermatitis) atau kasar (psoriasis) . Skuama dapat
berwama putih (psoriasis), coklat (TV), a tau seperti sisik ikan (iktiosis).
• Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah
mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermati-
tis kontak. Krus ta dapat berwama hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal
darah) a tau coklat (asal darah, nanah, serum) .
• Erosi adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi
merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
• Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit
tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis
kontak dan ektima.
• Ulkus adalah kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar,
dinding, tepi dan isi. Misal, ulkus tropikum, ulkus durum.
• Rhagaden adalah belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil / dalam
misal pada keratoskisis, keratodermia .
4 Saripati Penyakit Ku/it
EFLORESENSI KULIT
urtika tumor
erosi ekskoriasi
Cara Menegakkan Diagnosis Penyakit Ku/it 5
• Parut (sikatriks) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan der-
mis yang sudah hilang. Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari kulit sekitamya
(sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal
(eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.
• Keloid: hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.
• Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam
jaringan. Misalnya abses Bartholini dan abses banal.
• Likenifikasi adalah penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relif kulit
tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.
• Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif,
kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal, pada sifilis gumosa.
• Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak
lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma dan pascainflamasi.
• Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih
dari sekitarnya, misal, pada skleroderma dan vitiligo.
Ada beberapa efloresensi khusus yaitu:
• Kanalikuli yaitu ruam kulit berupa saluran-saluran pada stratum komeum,
yang timbul sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.
• Milia (=white head) ialah penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna
putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada
akne sistika.
• Komedo (=black head) ialah ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul
akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan
kulit, seperti pada akne.
• Eksantema adalah ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu
singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada
demam berdarah.
• Roseola ialah eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis
dan frambusia.
• Purpura yaitu perdarahan di dalam / di bawah kulit yang tampak kemerahan,
dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa.
Sifat-sifat 1. Ukuran : Miliar (sebesar kepala jarum pentul); lentikular (sebesar kacang hijau-
efloresensi jagung); numular (sebesar uang logam seratus rupiah; dan plakat
(lebih besar dari uang logam seratus rupiah) .
2. Gambaran : Linear, seperti garis lurus; sirsinar I anular jika melingkar; arsinar,
menyerupai bulan sabit; polisiklis, menyerupai bunga; korimbiformis,
jika efloresensi besar dikelilingi oleh efloresensi kecil (hen and chicken
configuration) .
3. Bentuk Bundar (impetigo); lonjong (pitiriasis rosea); serpiginosa (sifilis sta-
dium III); herpetiformis, menyerupai dermatitis herpetiformis; dan
konfluen, jika beberapa efloresensi bergabung menjadi satu
efloresensi besar (variola); iris formis, menyerupai iris (bentuk bulat/
lonjong, pada bagian tengah tarnpak putih/hitam), pada eritema
multiforme.
4. Lokalisasi/penyebaran:
• Solitar, jika hanya satu lesi (ulkus durum).
• Multipel, jika lesi banyak (varisela).
• Regional, menyerang satu regio; pada prurigo, urtikaria.
• Diskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain; pada ektima.
6 Saripati Penyakit Ku/it
EFLORESENSI KULIT
gum a abses
Pemeriksaan Untuk memastikan diagnosis hams ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan
laboratorik/spesifik pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan ialah:
1. Pemeriksaan darah rutin, feses dan kemih, serta kimia darah.
2. Pemeriksaan sediaan a pus basah seperti pemeriksaan terhadap hifa (dengan KOH
10%), trikomonas (NaCl 0,9%).
3. Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kulit dengan pewarnaan khusus, seperti
Gram (untuk bakteri), Ziehl Nielsen untuk basil tahan asam, gentian violet untuk
virus, mikroskop lapangan gelap untuk spiroketa, pemeriksaan cairan gelembung
(untuk menghitung eosinofil) dan pemeriksaan sel Tzanck.
4. Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia.
5. Pemeriksaan dengan sinar Wood terhadap infeksi jamur kulit.
6. Pemeriksaan terhadap alergi: uji gores, tetes, tempel, tusuk, dan uji suntik.
7. Pemeriksaan histopatologi.
Diagnosis banding Berdasarkan hasil pemeriksaan spesifik dan ringkasan, dipikirkan beberapa penyakit
yang mempunyai perjalanan/ gejala/ tanda serta hasil pemeriksaan laboratorium yang
hampir sama, dan ini dicatat dalam diagnosis banding.
Pemeriksaan Merupakan pemeriksaan yang masih perlu dilakukan untuk menyokong atau
an ju ran .
mempertajam diagnosis kerja yang sudah ditegakkan.
Penatalaksanaan Semua tindakan yang diperlukan untuk mengurangi penderitaan dan untuk
menghindari rekurensi penyakit. Dalam hal ini ada pengobatan um um yang bertujuan
mengurangi rekurensi dan pencegahan selanjutnya. Sedangkan pengobatan khusus
adalah semua tindakan yang berguna untuk mengobati/mengurangi penderitaan
yang kini dialami, dapat berupa pemberian obat-obat sistemik maupun topikal.
Pengawasan Memperhatikan perjalanan penyakit serta hasil pengobatan atau tindakan yang telah
lanjutan dilakukan.
8 Saripati Penyakit Ku/it
SIFAT-SIFAT EFLORESENSI
SIFAT-SIFAT EFLORESENSI
lentikular numular
plakat liniar
Definisi Tinea versikolor adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya makula
di kulit, skuama halus disertai rasa gatal.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna, ditutupi sisik halus
dengan rasa gatal, atau tanpa keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Dapat terjadi di mana saja di permukaan kulit, lipat paha,
ketiak, leher, punggung, dada, lengan, wajah dan tempat-
tempat tak tertutup pakaian.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Berupa makula yang dapat hipopigmentasi, kecoklatan,
keabuan atau kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran,
dengan skuama halus di atasnya.
Diagnosis banding 1. Eritrasma. Etiologi: Corynebacterium minutissima. Dengan sinar Wood: fluoresensi
'coral red'.
2.Pitiriasis rosea. Gambaran efloresensi sejajar dengan garis-garis kulit, ada 'medal-
lion' a tau herald patch. Kerokan kulit: hifa, spora negatif; sinar Wood negatif.
10
Penya kit Jamur 11
'I
12 Saripati Penyakit Ku/it
Prognosis Baik.
Definisi Tinea nigra palmaris adalah penyakit infeksi jamur superfisial yang menyerang
telapak kaki dan tangan, menimbulkan gambaran khas berupa warna coklat-
kehitaman pada kulit.
Diagnosis banding 1. Sift/is stadium II: pad a telapak kaki/ tangan tampak makula hiperpigmentasi dengan
skuama yang jelas.
2. Melanoma: biasanya memberi wama coklat kehitaman yang lebih dalam.
3. Tinea versikolor : makula lebih putih dan skuama lebih halus, berwarna putih sampai
coklat.
Penyakit Jamur 13
Penatalaksanaan Salep yang mengandung asam salisi lat 3-5% dan asam benzoat 5-10% banyak
menolong. Prepara t imidazol 1-2% da lam krim a tau salep berkhasiat baik.
Prognosis Baik.
TINEA KAPITIS
Definisi Tinea kapitis adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit kepala dan
rambut.
Cejala singkat Perjalanan penyaki t termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit: Jamur dapat masuk ke dalam kulit kepala atau rambut, dan selanjutnya berkembang
membentuk kelainan di kepala tergantung dari bentuknya. Biasanya memberi keluhan
gatal atau nyeri.
14 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding: l. Alopesia areata (dengan bentuk black dot), biasanya kulit tampak licin dan berwarna
coklat.
2. Dermatitis seboroika (dengan bentuk tinea favosa), rambut tampak berminyak, kulit
kepala ditutupi skuama yang berminyak.
3.Psoriasis (dengan bentuk tinea favosa), sisik (skuama) tebal, berwarna putih
mengkilat dan bersifat kronik residif.
Penatalaksanaan • Sistemik: Griseofulvin 10-25 mg/kg BB; dewasa 500 mg/hari. Ketokonazol 5-10
mg/kg BB; dewasa 200 mg/hari selama 7-14 hari.
• Topikal: Mencuci kepala dan rambut dengan shampoo desinfektan antimikotik
seperti larutan asam salisilat, asam benzoat, dan sulfur presipitatum. Oba t-
o bat derivat imidazol 1-2% dalam krim atau larutan dapat me-
nyembuhkan, demikian pula ketokonazol krim atau larutan 2%.
Prognosis Jika penyembuhan telah dicapai dan faktor-faktor infeksi dapat dihindari, prognosis
umumnya baik.
Penyakit Jamur 15
Gambar 2.5 Gray patch ring worm. Makula coklat, rambut-rambut putus tepat
pada pangkalnya.
Gambar 2.6 Kerion. Abses-abses pad;i permukaan kulit kepala dan rambut
lepas.
16 Saripati Penyakit Ku/it
Definisi Adalah bentuk infeksi jamur dermatofita pada daerah dagu/jenggot yang menyerang
kulit dan folikel rambut.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Penderita
penyakit biasanya mengeluh gatal dan pedih pada daerah yang terkena, disertai bintik-bintik
kemerahan yang terkadang bemanah.
Gamba ran Pada batang dan folikel rambut terkadang tampak organisme, tetapi jarang pada lesi
histopatologi yang lebih dalam. Pada keadaan kronik terlihat nanah, sel raksasa dan infiltrasi sel-
sel radang kronik.
Pemeriksaan 1. Kerokan kulit atau rambutjenggot yang terkena (terputus-putus, tidak mengkilap)
pembantu/ dengan larutan KOH 10-20%, dilihat langsung di bawah mikroskop untuk mencari
laboratorium hifa atau infeksi endotriks/ eksotriks.
2. Biakan pada media agar Sabouraud.
3. Sinar Wood: fluoresensi kehija4an.
TINEA KORPORIS
Definisi Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur superfisial golongan dermatofita,
menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan, lengan, dan tungkai.
18 Saripati Penyakit Ku/it
Penyebab dan • Penyebab : Golongan jamur dermatofita, yang tersering adalah Epider
epidemiologi mophyton Jloccosum a tau T. rubrum.
• Umur : Semua umur, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
• Jenis kelamin : Menyerang pria dan wanita.
• Bangs a I ras : Penyakit ini tersebar di seluruh dunia.
• Daerah : Terutama pada daerah tropis.
• Musim/iklim : Insiden meningkat pada kelembapan udara yang tinggi.
• Kebersihan : Sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
penyakit ini.
• Keturunan : Tak berpengaruh.
• Lingkungan : Kebersihan lingkungan/lingkungan yang kotor me-
mengaruhi kebersihan perorangan dalam perkembangan
penyakit pada kulit manusia.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Gejala subjektif : keluhan gatal, terutama jika berkeringat.
Gejala objektif : makula hiperpigmentasi dengan tepi yang lebih aktif.
Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembap.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
• Efloresensi/sifat-sifatnya Lesi berbentuk makula/plak yang merah/hiperpigmentasi
dengan tepi aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi
dijumpai papula-papula eritematosa atau vesikel. Pada
perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai likeni-
fikasi. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular a tau geografis.
Diagnosis banding 1.Morbus Hansen: makula eritematosa dengan tepi sedikit aktif, terutama MH tipe
tuberkuloid.
2. Pitiriasis rosea: gambaran makula eritematosa dengan tepi sedikit meninggi, ada
papula, skuama. Diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
3.Neurodermatitis sirkumskripta: makula eritematosa berbatas tegas terutama pada
daerah tengkuk, lipat lutut dan lipat siku.
Gambar 2.10 Tinea korporis. Predileksi. Gambar 2.11 Tinea korporis. Makula hiperpigmentasi polisiklis.
20 Saripati Penyakit Ku/it
Topikal:
• Salep Whitfield.
• Campman asam salisilat 5%, asam benzoat 10% dan resorsinol 5% dalam
spiritus.
• Castellani's paint.
• Tolnaftat.
• Imidazol.
• Ketokonazol.
• Piroksolamin siklik.
Prognosis Baik.
TINEA IMBRIKATA
Definisi Infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dengan gambaran khas berupa skuama
kasar yang tersusun konsentris sehingga tampak seperti a tap gen ting
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama clan keluhan tambahan: Tinea imbrikata
penyakit biasanya menyerang seluruh permukaan kulit berupa lingkaran-lingkaran yang
bersisik kasar dan tampak menyerupai lingkaran-lingkaran bermata satu (polisiklik).
Sisik-sisik melingkar yang satu menutup yang lain seperti lapisan genting, dapat
disertai perasaan yang sangat gatal.
Pemeriksaan 1.Kerokan kulit dengan KOH 10%, dipanasi sebentar tidak sampai mendidih . Dapat
pembantu/ ditemukan hifa, miselium dan spora.
laboratorium 2. Biakan skua ma pada media Sabouraud, menghasilkan koloni ragi.
Diagnosis banding Gambaran klinik yang khas ini, tidak ditemukan pada penyakit lain sehingga
memudahkan diagnosis pasti.
Gambar 2.15 Tinea imbrikata. A. Ruam kulit berupa eritema melingkar, skuama kasar. B. Ruam kulit berbatas tegas. Skuama
melingkar, tersusun menyerupai atap genting.
Penyakit Jamur 23
• Castellanis's paint
• Salep Whitfield 2 kali sehari.
• Antimikotik golongan imidazol mempunyai khasiat baik.
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 3 minggu.
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 2-4 minggu
Definisi Adalah infeksi jamur superfisial pada pergelangan kaki, telapak clan sela-sela jari
kaki.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Interdigitalis, antara jari-jari ke-3, 4 clan 5; serta telapak kaki.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : • Fisura pada sisi kaki, beberapa milimeter sampai 0,5 cm.
• Sisik halus putih kecoklatan.
• Vesikula miliar clan dalam.
• Vesikopustula miliar sampai lentikular pada telapak kaki
clan sela jari.
• Hiperkeratotik biasanya pada telapak kaki.
24 Saripati Penyakit Ku/it
A
Penyakit Jamur 25
Gambaran Keadaan akut, pada epidermis tampak migrasi leukosit, edema intraselular, spongio-
histopatologi sis dan parakeratosis. Jika terdapat vesikel intraepidermal, biasanya superfisial,
multinukleus, mengandung serum, fibrin dan neutrofil. Pada lesi yang aktif tampak
akantosis, dan pada dermis terlihat infiltrasi sel radang akut, filamen dan spora.
Diagnosis banding 1. Kandidiasis Biasanya terdapat skuama yang berwarna putih pada
sela jari ke-4-5, dan ada lesi-lesi satelit.
2. Akrodermatititis perstans Terlihat radang, vesikel-vesikel yang dalam, steril, dan
dapat dibedakan dengan pemeriksaan histopatologi.
3. 'Pustular-bacterid' Secara klinis susah dibedakan, tapi dengan biakan
dapat ditemukan agen penyebab.
Penatalaksanaan • Profilaksis sangat penting, mengeringkan kaki dengan baik setiap habis mandi,
kaus kaki yang selalu bersih dan bentuk sepatu yang baik
• Griseofulvin 500 mg sehari selama 1-2 bulan.
• Salep Whitfield I atau II, tolnaftat dan toksiklat berkhasiat baik.
• Obat-obat golongan Azol dan Terbinafin memberi hasil yang baik dan preparat
triazol baik dalam bentuk tablet, krim, atau larutan memberi hasil yang baik.
Prognosis Pencegahan dan pengobatan yang adekuat memberikan prognosis yang baik.
TINEA MANUS
Cejala singkat • Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Ada 2 tipe, yaitu vesikular meradang dan skuamosa tak meradang; gambaran
penyakit dapat berupa vesikel-vesikel a tau skuama dengan eritema yang berbatas
tegas disertai rasa gatal.
Diagnosis banding 1. Dermatitis kontak alergika: ada riwayat kontak dengan sensitizer tertentu.
2. 'Dyshidrotic dermatitis': pada pemeriksaan dengan KOH, tidak ditemukan elemen-
elemen jamur.
3. Dermatitis numularis.
Penatalaksanaan Dapat diberikan preparat haloprogin, tolnaftat, asam salisilat, dan preparat triazol
baik dalam bentuk tablet, krim maupun larutan.
Prognosis Baik.
Penya kit ]amur 27
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Keluhan utama
penyakit berupa kerusakan kuku. Kuku menjadi suram, lapuk dan rapuh, dapat dimulai dari
arah distal (perimarginal) atau proksimal. Bagian yang bebas tampak menebal.
Gambar 2.21 Onikomikosis. Kuku menjadi suram mulai dari ujung kuku.
Definisi Adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan sekitarnya.
Penyebab dan • Penyebab : Sering kali oleh E. fl.occosum, namun dapat pula oleh T. rubrum dan
epidemiologi T. mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak
langsung.
• Umur : Kebanyakan pada dewasa.
• Jenis kelamin : Pria lebih sering daripada wanita.
• Bangsa/ras : Terdapat di seluruh dunia.
• Daerah : Paling banyak di daerah tropis.
• Musim/iklim .: Musim panas, banyak berkeringat.
• Kebersihan : Kebersihan yang kurang diperhatikan.
• Keturunan : Tak berpengaruh.
• Lingkungan : Yang kotor dan lembap.
30 Saripati Penyakit Ku/it
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: rasa gatal hebat
penyakit pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia; ruam
kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat.
KANDIDIASIS
Definisi Suatu penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediat yang
menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam.
32 Saripati Penyakit Ku/it
Gejala singkat Petjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Predileksi pada:
penyakit • Kulit Gatal hebat disertai panas seperti terbakar, terkadang nyeri jika ada
infeksi sekunder.
• Kuku Sedikit gatal dan nyeri jika ada infeksi sekunder; kuku akan
berwarna hitam coklat, menebal, tak bercahaya, biasanya dari
pangkal kuku ke distal. Di sekitar pangkal kuku didapatkan vesikel-
vesikel dan daerah erosif dengan skuama.
• Mukosa Terutama mulut, ditemukan ulkus-ulkus ringan putih keabuan
tertutup suatu membran.
Gambaran Sel ragi pseudohifa dengan blastospora, serta sebukan sel-sel radang pada dermis.
histopatologi
Pemeriksaan 1. Kerokan kulit dengan KOH 10%, 40%: ditemukan sel-sel ragi.
pembantu 2. Media Sabouroud: koloni coklat mengkilat, permukaan basah (koloni ragi)
laboratorium 3. Fermentasi gula: fruktosa© glukosa©
Gambar 2.31 Kandidiasis. Plak berwarna putih dan daerah erosi di mukosa
bibir.
Prognosis Baik.
SPOROTRIKOSIS
Definisi Adalah infeksi kronik Sporotrichum schenkii yang ditandai dengan nodula-nodula pada
kulit atau jaringan subkutan akibat pembengkakan kelenjar limfe yang kemudian
melunak, memecah dan menjadi ulkus indolen.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Spara masuk
penyakit melalui Iuka, mula-mula timbul papula a tau nodula subkutan, disusul pembengkakan
proksimal dari lesi (sesuai aliran getah bening). Papula a tau nodula tersebut kemudian
pecah membentuk ulkus granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang
menyebar mengikuti aliran pembuluh limfe.
Penyakit Jamur 35
Gambaran Dari granuloma yang terinfeksi, pada dinding lesi ditemukan sel polimorfonuklear,
h istopatologi eosinofil dan makrofag. Pada bagian perifer ditemukan ban yak sel epiteloid dan sel
raksasa Langhans. Edema epidermis dengan tanda radang kronik.
Prognosis Baik.
AKTINOMIKOSIS
Definisi Adalah penyakit infeksi jamur profunda kronik dengan nodula-nodula supuratif,
granulomatosa disertai sinus-sinus yang mengeluarkan eksudat purulen.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula
penyakit terjadi pembengkakan setempat berwama merah kehitaman, selanjutnya menjadi
benjolan yang keras, kemudian mengalami perlunakan dan timbul fistel-fistel yang
mengeluarkan eksudat keputih-putihan.
Penyakit Jamur 37
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Leher sampai wajah, dinding perut dan dinding dada .
• Ejloresensi/sifat-sifatnya : Nodula-nodula keras berwarna merah kehitaman disertai
sinus-sinus dengan eksudat purulen.
Camba ran Tampak jaringan granular, sel epiteloid, sel plasma dan sel raksasa dengan perubahan-
histopatologi perubahan degeneratif. Massa berlobulasi yang terdiri dari filamen, dan terdapat
jamur berupa miselium yang sedikit bercabang.
Pemeriksaan Pada sediaan apus eksudat/jaringan tepi dapat ditemukan granula sulfur berwarna
pembantu/ kuning dengan diameter 1-5 mm, yang banyak mengandung elemen-elemen jamur.
laboratorium Pewarnaan Gram pada granula sulfur yang dihancurkan, didapat miselium yang
bersifat Gram positif.
Diagnosis banding 1. Skrofuloderma: gambaran klinis biasanya dengan sedikit infiltrasi. Terdapat sikatriks
hipertrofik dan jembatan kulit.
2. Ulkus piogenik: ulkus kotor, bengkak dan mengeluarkan nanah yang banyak.
3.Sifilis stadium III: biasanya perjalanan ulkus serpiginosa dan tes serologik positif.
Dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
Prognosis Baik.
KROMOMIKOSIS
Definisi Adalah mikosis profunda yang biasanya menyerang kulit dengan gambaran nodu-
lar dan verukosa
Penyebab dan • Penyebab : Sa tu dari ke-4 jamur: Phialophora pedrosoi, P. verrucosa, P. compacta
epidemiologi dan Cladosporium carionii.
• Umur : Biasanya menyerang orang dewasa.
• Jenis kelamin : Frekuensinya sama pada pria dan wanita.
• Bangsa : Semua bangsa.
• Daerah : Lebih banyak pada daerah tropis dan subtropis dengan
iklim panas.
• Kebersihan : Higiene yang kurang mempe·rmudah infeksi.
dan higiene
• Lingkungan : Pertanian dan petemakan mempermudah perkembangan penyakit.
Gejala singkat • Perjalanan penyakit : Jamur masuk dari tanah melalui abrasi kulit, berkembang
penyakit membentuk nodula-nodula yang selanjutnya menjadi lesi
verukosa menyerupai kembang kol.
• Lokalisasi : Tungkai bawah terutama telapak kaki, punggung kaki dan
bokong.
• Efloresensi : Nodula-nodula lentikular sampai numular dengan permu-
kaan kasar menyerupai kembang kol dan berbatas tegas.
Pemeriksaan l. Preparat langsung dari kerokan kulit dengan KOH 10%: hifa EB.
pembantu/ 2. Biakan jaringan kulit pada agar Sabouroud. Sesudah 2-3 minggu tampak
pertumbuhan koloni jamur.
laboratorium
Diagnosis banding 1. Tuberkulosis kutis verukosa: secara klinis memberikan gambaran yang sama, hanya
pada TBC kulit terdapat basil tahan asam dan gambaran histopatologi yang khas.
2. Karsinoma epidermoid: gambaran histopatologi keganasan dengan sel-sel yang khas.
Penatalaksanaan • Larutan ka lium yodida jenuh 30-50 tetes sehari selama 1-2 bulan.
• Suntikan amfoterisin B intralesi.
• Tindakan operatif dengan eksisi luas dan pencangkokan merupakan alternatif lain .
• Preparat-preparat azol seperti Ketokonazol 100- 200 mg / hari selama 2 bulan.
• 5 fluorositosin dengan dosis 100-150 mg/hr dibagi dalam 4 dosis selama 1- 2 bulan.
FIKOMIKOSIS SUBKUTIS
Definisi Adalah infeksi jamur profunda dengan gejala pembengkakan di bawah ku lit. Kenya]
pada perabaan, berbatas tegas dan nyeri.
Faktor-faktor yang • Daerah : Lebih ban yak pada daerah tropis dengan iklim panas.
memengaruhi • Kebersihan : Sering pada higiene yang kurang.
timbulnya • Keturunan : Penderita diabetes rnelitus dengan faktor keturunan lebih mudah
terkena penyakit ini.
penyakit
• Lingkungan : Lebih rnudah berkembang dalarn lingkungan petani dan peternak.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan: Jarnur masuk ke dalam
penyakit kulit melalui luka-luka kecil a tau gigitan serangga, selanjutnya menimbulkan benjolan-
benjolan subkutis, terkadang timbul fistula yang mengeluarkan cairan serosanguineus.
Gambaran Preparat dengan pewarnaan HE, Giemsa, atau PAS memberi gambaran reaksi radang
histopatologi kronik, terutama sel eosinofil. Dalam infiltrasi dapat dijumpai hifa-hifa lebar bersekat
dengan ukuran bervariasi dari 3-30 µ.
Pemeriksaan 1. Perneriksaan cairan fistel secara langsung, dapat ditemukan hifa-hifa besar bersekat.
pembantu/ 2. Biakan cairan fistel dalam agar Sabouraud glukosa dapat memperlihatkan
laboratorium pertumbuhan koloni jamur.
Diagnosis banding 1. Lipoma; Biasanya lebih lunak, berbatas tegas dan tanpa fistel.
2. Osteomielitis: Biasanya keras dan nyeri, fistel mengeluarkan cairan serosa.
Penatalaksanaan Larutan kalium yodida jenuh 3-50 tetes/hari selama 10-14 hari memberi hasil yang
baik. Eksisi tumor juga dapat berhasil baik. Amfoterisin B 1,2 mg/ kg BB efektif pula
Itrakonazol 100-200 mg/hari selama 2 bulan.
MISETOMA
Definisi Adalah infeksi jamur profunda kronik pada jaringan bawah kulit yang dapat meluas
ke otot dan tulang, sehingga rnenirnbulkan kelainan bentuk.
Penyebab dan • Penyebab : Actinomycetes, terrnasuk genus Nocardia dan Streptomyces (tipe akti-
epidemiologi nomikotik) . Genus Madurella, Allescheria, Cephalosporium dan Phialo-
phora (tipe eumikotik).
• Umur : Biasanya rnenyerang orang dewasa.
• Jenis kelarnin : Frekuensinya sarna pada pria dan wanita.
• Bangsa : Sernua bangsa, terutarna di daerah tropis.
Penyakit Jamur 43
Faktor-faktor yang • Kebersihan/higiene : Lebih sering pada higiene yang kurang, yaitu melalui luka-
memengaruhi luka a tau abrasi kulit yang kotor.
• Lingkungan : Yang kotor dan udara yang lembap merupakan kondisi
timbulnya
yang baik untuk perkembangan penyakit.
penyakit:
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan tambahan: Jamur masuk ke dalam
penyakit kulit melalui abrasi a tau Iuka lecet di kaki, selanjutnya berkembang menjadi tumor
di bawah kulit, menyebabkan kelainan bentuk (deformitas) pada kaki yang disebut
misetoma. Tumor kemudian mengalami perlunakan, terbentuk fistula a tau ulkus yang
mengeluarkan sekret mengandung butir-butir kuning kehijauan disebut granula.:sul-
fur . Penderita mengeluh nyeri dan selalu disertai pembengkakan kelenjar limfe re-
gional.
Cambaran Tampak granuloma dengan sebukan sel-sel radang berupa sel polimorfonuklear.
hi stopatologi Eosinofil dan makrofag. Pada bagian tengah infiltrat terlihat sel-sel epiteloid dan sel
datia Langhans.
Pemeriksaan l. Pemeriksaan sekret secara langsung dengan KOH 10% sulit menemukan elemen
pembantu/ jamur.
laboratorium 2. Biakan granula sulfur dalam agar Sabauraud; sesudah 1-2 minggu tampak
pertumbuhan koloni berwarna krem sampai coklat.
3. Pemeriksaan radiologik. Untuk menilai derajat kerusakan.
Diagnosis banding l. Skrofuloderma: lokalisasi biasanya di leher a tau ketiak. Timbul ulkus dengan pinggir
livide dan ada jembatan-jembatan kulit.
2. Osteomielitis: biasanya berupa benjolan akut berwarna merah, sekresinya pustulosa.
Penatalaksanaan Misetoma aktinomikotik diobati dengan penisilin prokain 2,4-4,8 ju ta unit selama 2-
4 minggu. Preparat sulfa seperti sulzadiazin 3-8 g/hari selama 2-4 minggu. Misetoma
eumikotik dengan amfoterisin B intravena, kadar dalam darah 1,2-2 µg/ml dapat
membunuhjamur, tetapi umumnya sangat resisten. Jika dengan pengobatan ini tidak
menolong, dianjurkan amputasi.
Gambar 2.47
Misetoma pada
lutut. Tampak be-
Gambar 2.46 Misetoma. Tampak multipel u/kus tak teratur berapa fistel de-
mengeluarkan jaringan nekrosis. ngan jaringan gra-
nuloma.
IMPETIGO KRUSTOSA
(impetigo kontagiosa)
Definisi Bentuk pioderma yang paling sederhana. Menyerang epidermis, gambaran yang
dominan ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang
berlapis-lapis.
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula eritematosa berukuran 1-
2 mm, segera berubah menjadi vesikel a tau hula. Karena dinding vesikel tipis, mudah
pecah dan mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan. Selanjutnya
mengering membentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, di
bawah krusta terdapat daerah erosif yang mengeluarkan sekret sehingga krusta
kembali menebal.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Daerah yang terpajan, terutama wajah (sekitar hidung dan
mulut), tangan, leher dan ekstremitas.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa miliar sampai lentikular, difus, anular,
sirsinar; vesikel dan hula lentikular difus; pustula miliar
sampai lentikular; krusta kuning kecoklatan, berlapis-la-
pis, mudah diangkat.
Gambaran Berupa peradangan superfisial folikel pilosebasea bagian atas. Terbentuk hula atau
histopatologi: vesikopustula subkornea yang berisi kokus serta debris berupa leukosit dan sel epi-
dermis. Pada lapisan dermis didapatkan reaksi peradangan ringan berupa dilatasi
pembuluh darah, edema dan infiltrasi PMN.
Pemeriksaan Biakan bakteriologis eksudat lesi; biakan sekret dalam media agar darah, dilanjutkan
pembantu/ dengan tes resistensi.
laboratorium
45
46 Sa ripati Penya kit Ku/ it
Diagnosis banding 1. Varisela: lesi lebih kecil, berbatas tegas, umbilikasi vesikel.
2. Ektima: lesi lebih besar, lebih dalam dan peradangan lebih berat. Ditutupi krusta
yang keras, jika diangkat akan berdarah secara difus.
3. Impetigenisasi: pioderma sekunder, prosesnya menahun sering masih tampak
penyakit dasarnya.
Penatalaksanaan Menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun 2 kali sehari. Jika krusta ban yak,
dilepas dengan mencuci dengan H 20 2 dalam air, lalu diberi salep antibiotik seperti
kloramfenikol 2% dan teramisin 3%. Jika lesi banyak dan disertai gejala konstitusi
(demam, dll), berikan antibiotik sistemik, misalnya penisilin, kloksasilin, atau
sefalosporin.
Prognosis Baik. Namun, dapat timbul komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis, dan lain-
lain.
IMPETIGO BULOSA
Definisi Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama berupa lepuh-
lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.
Faktor-faktor yang • Daerah : Lebih banyak pada daerah tropis dengan udara panas.
memengaruhi • M usim /iklim : Musim panas dengan banyak debu.
• Kebersihan/ Higiene : Higiene kurang.
timbulnya
• Gizi : Lebih sering dan lebih berat pada keadaan kurang gizi dan
penyakit seperti: anemia.
• Lingkungan : Yang kotor dan berdebu akan lebih sering dan lebih hebat.
48 Saripati Penyakit Ku/it
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Lepuh timbul mendadak pada kulit sehat, bervariasi mulai miliar hingga lentikular,
dapat bertahan 2-3 hari. Berdinding tebal dan ada hipopion. Jika pecah menimbulkan
krusta yang coklat datar dan tipis.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Ketiak, dada, punggung dan ekstremitas atas dan bawah.
• Efloresensi/sifat-sifatnya: Tampak bula dengan dinding tebal dan tipis, miliar hingga
lentikular, kulit sekitamya tak menunjukkan peradangan,
kadang-kadang tampak hipopion.
Gambaran Pada epidermis tampak vesikel subkomea berisi sel-sel radang yaitu leukosit. Pada
histopatologi: dermis tampak sebukan sel-sel radang ringan dan pelebaran ujung-ujung pembuluh
darah.
Pemeriksaan 1. Preparat mikroskopik langsung dari cairan bula untuk mencari stafilokok.
pembantu/ 2. Biakan cairan bula dan uji resistensi.
laboratorium
Diagnosis banding 1. Pemfigus: biasanya bula berdinding tebal, dikelilingi oleh daerah eritematosa dan
keadaan umum buruk.
2. Impetigenisasi: menunjukkan pula gejala-gejala penyakit primer dengan gejala
konstitusi berupa demam dan malaise.
3. Tinea sirsinata: jika lepuh pecah, bagian tepi masih menunjukkan adanya lepuh,
tetapi bagian tengah menyembuh.
Penatalaksanaan Menjaga kebersihan dan menghilangkan faktor-faktor predisposisi. Jika bula besar
dan banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan dengan antiseptik
(betadine) dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2% atau eritromisin 3%). Jika
ada gejala konstitusi berupa demam, sebaiknya diberi antibiotik sistemik, misalnya
penisilin 30-50 mg/kg berat badan a tau antibiotik lain yang sensitif.
FOLIKULITIS
Definisi Adalah peradangan folikel rambut. Terdapat 2 tipe: superfisial dan profunda.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Rasa gatal dan rasa terbakar pada daerah rambut. Berupa makula eritematosa disertai
papula a tau pustula yang ditembus oleh rambut. Pertumbuhan rambut sendiri tidak
terganggu. Kadang-kadang penyakit ini ditimbulkan oleh discharge (sekret) dari luka
dan abses.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Daerah berambut, paling sering pada kulit kepala dan
ekstremitas.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Berupa makula eritematosa, papula, pustula, dan krusta
miliar sarnpai lentikular, regional sesuai dengan per-
tumbuhan rambut.
Gambaran Folikel rambut tampak edematosa dengan sebukan sel-sel radang akut.
histopatologi:
Pioderm a 5 1
Penatalaksanaan Menjaga kebersihan umum terutama kulit; makanan tinggi protein dan tinggi kalori .
Antibiotik sistemik jika luas: eritromisin 3 x 250 mg selama 7-14 hari; a tau penisilin
600.000-1,5 juta IU intramuskular selama 7-14 hari. Antibiotik topikal, misalnya
kemicetin 2%; jika eksudasi kompres PK 1/ 5.000.
Obat-obat antibiotik yang masih sensitif dapat dicoba.
Prognosis Baik.
A
Gambar 3.11 Folikulitis. A . Tampak pustula di sekitar muara pangkal rambut. B. Banyak pustula miliar sekitar pangkal rambut.
52 Saripati Penyakit Ku/it
Gambar 3.12 Foliku/itis. A. Peradangan folikel rambut ketiak. B. Peradangan folikel rambut kepala.
FU RUNKEL
Faktor-faktor yang • Musim/iklim : Lebih sering pada musim panas, karena banyak berkeringat.
memengaruhi • Kebersihan/higiene : Kebersihan dan higiene yang kurang.
timbulnya • Lingkungan : Lingkungan yang kurang baik/bersih. Atlet jarang menda-
pat penyakit seperti ini.
penyakit seperti:
• Lain-lain : Diabetes, obesitas, hiperhidrosis, anemia, dan stres emosio-
nal memengaruhi tingkat insidens.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Sakit dan nyeri
penyakit pada daerah lesi. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat membesar
membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut. Kemudian pada tempat rambut
keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata bisul. Nodus tadi akan melunak
(supurasi) menjadi abses yang akan memecah melalui lokus minoris resistensie yaitu
muara folikel, rambut menjadi rontok/terlepas.
Jaringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistel.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Sering pada bagian tubuh yang berambut dan mudah ter-
kena iritasi, gesekan atau tekanan; atau pada daerah yang
lembap seperti ketiak, bokong, punggung, leher, dan
wajah.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Mula-mula berupa makula eritematosa lentikular-
numular setempat, kemudiCll\menjadi podula lentikular-
numular berbentuk kerucut.
Pioderm a 53
Garn bar an Berupa abses yang dibentuk oleh limfosit dan leukosit PMN, mula-mula pada folikel
histopatologi: rambut. Pada bagian bawah folikel rambut (dalam jaringan subkutis), abses dapat
pula mengandung stafilokok.
Diagnosis banding 1. Sporotrikosis: kelainan jamur sistemik, menimbulkan benjolan-benjolan yang berjejer
sesuai dengan aliran limfe, pada perabaan kenyal dan nyeri.
2. Blastomikosis: benjolan multipel dengan beberapa pustula, daerah sekitarnya
melunak.
3. Skrofuloderma: biasanya berbentuk lonjong, livid dan ditemukan jembatan-jembatan
kulit (skin bridges).
Prognosis Baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang
baik jika terjadi rekurensi.
KARBUNKEL
Definisi Adalah gabungan beberapa furunkel yang dibatasi oleh trabekula fibrosa yang berasal
dari jaringan subkutan yang padat. Perkembangan dari furunkel menjadi karbunkel
bergantung pada status imunologis penderita.
Faktor-faktor yang • Kebersihan/higiene Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk.
memengaruhi • Faktor predisposisi : DM, obesitas, hiperhidrosis.
timbulnya • Lingkungan : Yang kotor dengan berdebu memengaruhi penjalaran pe-
nyakit.
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Keluhan berupa
penyakit nyeri pada daerah lesi dan malaise. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu
singkat membesar menjadi nodus-nodus eritematosa berbentuk kerucut. Kemudian
pada tempat rambut keluar tampak bintik putih sebagai mata bisul, nodus-nodus
tadi akan melunak menjadi abses yang akan memecah melalui lokus minoris
resistensie yaitu muara folikel.
Pioderma 55
Gambar 3.17 Karbunkel. A. Tampak beberapa furunkel bergabung menjadi satu. B. Beberapa furunkel
konfluen, dengan beberapa muara perlunakan.
Garn bar an Berupa abses yang dalam, dibentuk oleh limfosit dan leukosit PMN, mula-mula pada
histopatologi: folikel rambut. Pada bagian folikel rambut yang terdapat di jaringan subkutan, abses
dapat mengandung stafilokok.
Penatalaksanaan • Umum:
• Usaha untuk men gatasi faktor predisposisi seperti obesi tas, OM dan
hiperhidrosis.
• Menjaga kebersihan dan mencegah Iuka-Iuka kulit.
• Khusus:
• Topikal : jika masih infiltrat diberi salep iktiol 10%; jika lesi ma tang,
lakukan insisi dan aspirasi, d ipasang drainase, lalu dikompres.
• An tibiotik siE;temik: eritromisin 4 x 250 mg selama 7-14 hari; penisilin
600.000 IU selama 5-10 hari.
Antibiotik yang masih sensitif memberi hasil yang memuaskan seperti
sefalosporin a tau golongan kuinolon.
Prognosis Baik, jika faktor predisposisi dapat diatasi. Prognosis menjadi kurang baik jika terjadi
rekurensi.
56 Saripat i Penyakit Ku/it
ERITRASMA
Definisi Eritrasma adalah sua tu infeksi dangkal kronik yang biasanya menyerang daerah yang
banyak keringa t.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ ras : Orang-orang yang ban yak keringat, kegemukan, peminum
memengaruhi alkohol dan debilitas lebih sering terkena penyakit ini.
timbulnya • Daerah/ musim/ iklim : Daerah beriklim panas lebih sering daripada daerah dingin.
• Kebersihan/higiene : Higiene buruk berperan penting dalam menimbulkan pe-
penyakit seperti: nyakit.
• Lingkungan : Panas dan lembap mempermudah timbulnya penyakit.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dimulai dengan daerah eritema miliar, selanjutnya meluas ke seluruh regio, menjadi
merah, teraba panas seperti kena cabai.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Lipat paha bagian dalam sampai skrotum, aksila, dan inter-
gluteal.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan ter-
kadang erosif.
Gambar 3.18 Eritrasma. Makula eritema tosa berbatas tegas, tiaak ada lesi sate/it.
Pioderma 57
Pemeriksaan 1. Sediaan langsung kerokan kulit dengan pewarnaan Gram, tampak batang Gram
pembantu/ positif.
2. Sinar Wood: fluoresensi merah bata.
laboratorik
Diagnosis banding 1. Tinea kruris: biasanya gatal dengan papula-papula eritematosa.
2. Kandidiasis: eritema dengan lesi satelit, erosif dan gatal.
Penatalaksanaan Mencegah agar jangan ban yak keringat, serta menghilangkan faktor-faktor pencetus.
Sistemik: eritromisin 15 mg/kg BB, 4 kali sehari selarna 5-10 hari. Tetrasiklin dengan
dosis yang sama memberi hasil yang baik.
Prognosis Baik.
ERISIPELAS
Definisi Adalah peradangan akut pad a kulit yang disebabkan streptokok dengan gejala utama
kemerahan kulit.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tarnbahan: Badan panas
penyakit dan malaise. Lesi dimulai dengan luka-luka kecil di kulit selanjutnya menjadi merah
cerah, berbatas tegas, edema dan nyeri tekan. Terasa panas pada perabaan, di bagian
tengah terkadang ditemukan vesikel atau bula, pada tempat masuk kuman.
Cambaran Epidermis tampak edematosa, sel-sel membengkak dan sebukan streptokok serta
histopatologi: polimorfonuklear. Pada dermis pelebaran pembuluh darah dan sebukan sel-sel
radang.
Gambar 3.20 Erisipelas. Makula eritematosa Gambar 3.21 Erisipelas. Edema, eritema mengkilat
mengkilat. pada daerah betis.
Penatalaksanaan • Sistemik:
• Antipiretik dan analgetik.
• Penisilin 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari.
• Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari memberi hasil yang baik.
• Topikal: kompres dengan larutan asam borat 3%.
Prognosis Baik.
Pioderma 59
SELULITIS
Defini si Selulitis adalah radang kulit dan subkutis yang cenderung meluas ke arah samping
dan ke dalam.
Faktor-faktor yang • Daerah Banyak pada daerah tropis dan beriklim panas.
memengaruhi • Kebersihan/higiene Kebersihan yang kurang lebih mudah terkena penyakit.
• Faktor predisposisi Diabetes melitus dan malnutrisi.
timbulnya
• Lingkungan : Banyak debu dan kotoran lebih mudah terkena.
penyakit
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Demam dan
penyakit malaise. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang terasa panas, selanjutnya
meluas ke samping dan ke bawah sehingga terbentuk benjolan berwarna merah dan
hitam yang mengeluarkan sekret seropurulen.
Diagnosis banding 1. Mikosis profunda: biasanya kronik dan tidak menimbulkan gejala konstitusi.
2. Pioderma kronik: bersifat kronik, warna kehitaman.
Penatalaksanaan • Sistemik: Penisilin dosis tinggi 1,2-2,4 ju ta unit selama 14-21 hari.
Eritromisin 4 x 1 gram selama 14-21 hari.
Antibiotik berspektrum luas memberi hasil yang lebih memuaskan seperti golongan
sefalosporin dan golongan amoksisilin 4 kali sehari 250 mg selama 5-7 hari.
• Topikal: Kompres dengan antiseptik seperti povidon-yodium 5-10 %.
Prognosis Baik.
ABS ES
Definisi Adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah.
Gambar Kantong berisi sel-sel radang, terutama polimorfonuklear dan jaringan nekrosis.
histopatologi:
Diagnosis banding Abses oleh penyebab selain kokus, seperti mikosis profunda, mikobakterium atau
spiroketa.
Penatalaksanaan • Sistemik : Antibiotik; penisilin prokain 1,2 sampai 2,4 ju ta unit selama 14-21
hari; eritromisin 4 x 500 mg/hari selama 14-21 hari. Pengobatan
pada umumnya hampir sama dengan selulitis.
• Topikal : Kompres dengan KMn04.
Prognosis Baik.
EKTIMA
Definisi Adalah pioderma yang menyerang epidermis dan dermis, membentuk ulkus dangkal
yang ditutupi oleh krusta berlapis.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Keluhan: gatal. Lesi awal berupa vesikel atau vesikopustula di atas kulit yang
eritematosa, membesar dan pecah, terbentuk krusta tebal dan kering yang sukar
dilepas dari dasarnya. Jika krusta dilepas terdapat ulkus dangkal. Jika keadaan um um
baik akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 3 minggu, meninggalkan jaringan
parut yang tidak berarti. Jika keadaan umum buruk dapat menjadi gangren.
Gamba ran Peradangan dalam yang diinfeksi kokus, dengan infiltrasi PMN dan pembentukan
histopatologi: abses mulai dari folikel pilosebasea. Pada dermis, ujung pembuluh darah melebar
dan terdapat sebukan sel PMN.
Diagnosis banding 1. Impetigo krustosa : Krusta mudah diangkat, warna krusta kekuningan.
2. Folikulitis : Biasanya berbalas tegas, berupa papula miliar sampai lenti-
kular.
Prognosis Dubia.
Pioderma 63
ULKUS TROPIKUM
Definisi Adalah suatu ulkus dengan ciri-ciri khas sering terdapat di daerah tropik, berbentuk
khas, berbau busuk dan disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.
Penyebab dan • Penyebab : Yang pasti belum diketahui, diduga disebabkan simbiosis dua
epidemiologi macam mikroorganisme Borrelia vincenti dan Bacillus fusiformis.
• Umur : 6-10 tahun.
• Jenis kelamin : Lebih banyak pada anak pria.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Biasanya
penyakit dimulai dengan Iuka kecil, kemudian terbentuk papula yang dengan cepat meluas
menjadi vesikel. Vesikel pecah menjadi ulkus kecil, setelah diinfeksi oleh mikro-
organisme, ulkus meluas ke samping dan ke dalam dan memberi bentuk khas ulkus
tropikum.
Gambar Ulkus dengan sebukan sel radang akut PMN serta sel darah merah. Pada dermis
h istopatologi ditemukan pelebaran ujung-ujung pembuluh darah disertai sebukan sel plasma.
Prognosis Baik.
64 Sa ripa ti Penyakit Ku /it
Defini si Suatu ulkus kronik yang disebabkan gangguan trofik, biasanya dijumpai pada
penderita lepra, diabetes melitus dan tabes dorsalis. Gangguan trofik di sini adalah
akiba t neuropati perifer. Ulkus timbul di daerah kulit yang sering mendapat tekanan
anestetik.
Faktor-faktor yang • Daerah : Daerah tropis mempunyai insiden lebih tinggi, penyebab
memengaruhi terbanyak adalah lepra dan tabes dorsalis.
timbulnya • Kebersihan/higiene : Kebersihan kurang, sanitasi jelek serta malnutrisi.
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula
penyakit terdapat koreng pada telapak kaki atau jari tangan, namun karena pada penderita
lepra terjadi anestesi, akibatnya tidak lagi merasakan tekanan saat bekerja, sehingga
koreng makin membesar dengan atrofi jaringan sekitarnya serta anhidrosis.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Telapak kaki, ujung jari dan sela pangkal jari kaki.
• Efloresensi : Ulkus solitar, bulat, pinggir rata, dinding menggaung, dasar cekung,
sekret tidak produktif, tanpa indurasi dan nyeri. Ulkus dapat di-
tutupi krusta dan daerah sekitamya anhidrosis.
Garn bar an Ulkus dengan sebukan sel radang kronik disertai sel epiteloid. Terkadang dapat
histopatologi: ditemukan sel datia Langhams.
Diagnosis banding Ulkus piogenik: bentuk oval, pinggir meninggi, dasar berbenjol-benjol, sekret produktif,
daerah sekitar reda, perabaan nyeri, indurasi positif.
Definisi Adalah infeksi kulit yang menimbulkan ulkus tidak khas, disebabkan oleh streptokok
a tau stafilokok.
66 Saripati Penyakit Ku/it
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Timbul koreng/ulkus dengan tanda-tanda radang di sekitarnya, secara lambat
mengalami nekrosis dan menyebar secara serpiginosa.
Carn bar an Tampak reaksi sel di jaringan dengan sel plasma, dan sel limfoid.
histopatologi:
Pemeriksaan Kultur sekret ulkus dan tes resistensi.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Ulkus tropikum dan ulkus karena penyebab lain seperti antraks, tuberkulosis atau
frambusia.
Prognosis Baik.
Definisi Adalah infeksi kelenjar apokrin yang umumnya bersifat supuratif kronik, dan
cenderung menimbulkan sikatriks.
Penyebab dan • Penyebab : Sumbatan saluran kelenjar apokrin dan infeksi Staphylococcus aureus.
epidemiologi • Umur : Usia dewasa.
• Jenis kelamin : Wanita lebih banyak dari pria. Pada wanita lebih sering di aksila;
sedang pria di daerah perianal.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Keluhan: gatal dan nyeri. Mula-mula gatal, lalu timbul nod us merah dan nyeri. Dapat
lebih dari satu kelenjar sehingga tampak berbenjol-benjol dan saling bertumpuk tidak
teratur. Kemudian terjadi perlunakan yang tidak serentak, disebut abses multipel.
Jika abses pecah keluar sekret tanpa mata. Karena perlunakan tidak serentak dan
kelenjar yang bertumpuk-tumpuk, sekret yang keluar sedikit-sedikit, menimbulkan
sinus dan fistel.
Gambaran Tampak obstruksi saluran kelenjar apokrin oleh keratin, dilatasi duktus dan tubulus
histopatologi: kelenjar, infiltrasi PMN intraglandular. Pada fase akhir: hiperplasia pseudoepitelioma.
Gambar 3.32 Hidradenitis. A. Tampak nodul-nodul dan jaringan ikat akibat penyembuhan apokrinitis yang lalu.
B. Beberapa kelenjar apokrin meradang dan mengeluarkan nanah.
Khusus:
Sistemik: Terapi antibiotik: eritromisin 1-2 g/hari selama 7-10 hari: sefalosporin
1-1,5 g/hari selama 7-10 hari; penisilin 1,2-1,8 juta unit selama 7-14
hari. Dapat diberi terapi steroid sistemik un tuk kasus yang resisten,
prednison 40-60 mg/hari; amoksilin 4 x 500 mg per hari a tau antibiotik
berspektrum luas. Pemberian steroid intralesi dapat dilakukan terutama
pada kasus baru dan dini, tetapi tidak untuk kasus yang sud ah rekuren
dan kronik.
Topiknl: Jika masih infiltrat, kompres panas dengan KMn04 1/5000-1/10000.
Jika sudah pecah, ada ulkus/sediki t basah kompres dengan KMn0 4 •
Insisi dan drainase jika sudah berbentuk abses.
ULKUS DEKUBITUS
Definsi Adalah ulkus yang timbul karena tekanan berat badan pada tempat tidur.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Ulkus dimulai dengan eritema pada daerah yang tertekan. Ulkus mengeluarkan
jaringan nekrosis berwama kecoklatan. Sebagian ulkus di tu tu pi oleh jaringan nekrosis
berwama hitam yang menyerupai membran.
Gambaran Ulkus dengan dinding rata atau bergaung. Pada dasamya ditemukan sebu kan sel-
histopatologi: sel radang akut. Pada subkutis didapatkan pelebaran pembuluh darah dan sebukan
sel-sel radang.
ULKUS GANGRENOSUM
Definisi Adalah ulkus yang timbul pada penderita-penderita dengan keadaan um um buruk
a tau penderita penyakit kronik.
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: Mula-mula
penyakit timbul papula-papula kecil di kulit, dalam waktu cepat timbul abses dan selanjutnya
terbentuk ulkus dengan sifat-sifat: tak teratur, sekret ulkus, jaringan nekrosis yang
hitam, dengan berbau busuk. Penderita mengeluh panas dan nyeri.
Garn bar an Ulkus tidak khas, ditutupi oleh jaringan nekrosis dan sel-sel polinuklear, sel plasma
histopatologi: dan limfosit. Pada dermis/subkutis terdapat pelebaran pembuluh darah.
Pemeriksaan Pemeriksaan darah untuk gula darah, kultur dan tes resistensi.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding 1. Ulkus banal: Biasanya tidak berbau, keadaan umum penderita tak terpengaruh.
2. Ulkus trofik: Biasanya terjadi gangguan sensibilitas, tak produktif dengan dasar
yang lebih bersih.
GRANULOMA PIOGENIKUM
Definisi Adalah pertumbuhan bertangkai di atas kulit akibat proliferasi jaringan ikat.
Gejala singkat Petjalanan penyakit termasuk keluhan utama clan keluhan tambahan: Dimulai dengan
penyakit abrasi atau luka lecet di kulit, selanjutnya tetjadi pertumbuhan jaringan ikat berupa
tumor bertangkai, berwarna merah clan mudah berdarah kalau terkena trauma.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Tangan, lengan, tungkai bawah, kepala clan mulut
• Efloresensi Nodula lentikular bundar berwarna merah clan erosif, dikelilingi
skuama berwarna coklat kehitaman.
Pemeriksaan Preparat apusan lesi diwarnai dengan Gram, dapat ditemukan mikroorganisme
pembantu/ penyebab.
laboratorium
Diagnosis banding l. Granuloma fisuratikum: biasanya timbul di mukosa mulut, sering dengan perdarahan
lesi.
2. Melanoma: biasanya berwarna hitam clan tidak mudah berdarah
Pioderm a 73
Penatalaksanaan • Elektrokauter lesi dan selanjutnya kuretase sampai seluruh jaringan hancur,
kemudian diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2%).
• Ditutul/ dicelup dengan larutan AgN03 •
Prognosis Baik.
Gambar 3.37 Granuloma piogenikum. A. Nodula di kepala, mudah berdarah. B. Granuloma di pusar, warna merah, erosif. C.
nodula bertangkai di ujung jari. D. Granuloma piogenikum pada kedua sisi ibu jari kaki.
74 Saripati Penyakit Ku/it
KERATOLISIS BERLUBANG
Penyebab/ Suatu mikroorganisme yang bersifat gram positif, berbentuk kokoid dan filamentosis
epidemiologi yang oleh Taphin dikelompokkan dalam Spesies Corynebacterium.
• 53% dari 38 sukarelawan menderita pE'.nyakit ini karena kaki mereka dalam keadaan
basah selama 3 hari berturut-turut.
• Lingkungan yang basah atau penyakit hiperhidrosis.
• Penderita penyakit ini sering ditemukan pada orang yang bekerja di lapangan keras
seperti lapangan bebatuan dan berpasir.
Gamba ran Hiperkeratosis, perakeratosis ringan dan akantosis. Pada lapisan epidermis bag1an
histopatologi: atas terdapat hipervaskularisasi dengan sebukan sel-sel radang limfosit.
Pioderma 75
Pemeriksaan Kerokan kulit dibuat preparat gram untuk menemukan mikroorganisme yang
pembantu/ berbentuk kokoid dan filamentus.
Bahan-bahan pemeriksaan dapat diambil dari dinding dan dasar lubang-lubang.
laboratorium
Komplikasi Dapat terjadi infeksi sekunder sehingga menimbulkan erisipelas a tau abses.
Prognosis Baik.
Penyebab dan • Penyebab : Virus papiloma, tergolong virus kecil berukuran 40-45 µ, berinti
epidemiologi DNA.
• Umur Paling banyak pada anak-anak.
• Jenis kelamin : Insiden pada pria dan wanita sama.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Mula-mula berupa hiperkeratosis biasa, translusen, licin, sebesar kepala jarum pentul,
dalam beberapa minggu sampai bulan membesar, dapat sampai sebesar kelereng,
kasar, berwama coklat tua, abu- abu a tau hitam seperti bertanduk.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Paling sering di tangan, jari-jari tangan dan kaki serta
telapak tangan/kaki, ta pi dapat pula tumbuh di mana saja
pada epidermis dan mukosa.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Mula-mula papula kecil seukuran kepala jarum, wama
seperti kulit biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol,
permukaan papilar warna lebih gelap dan hiperkeratotik.
Diagnosis banding 1. Tuberkulosis kutis verukosa: lesi tunggal, lebih kasar dan dapat memanjang dengan
penyebaran serpiginosa.
2. Prurigo nodularis: biasanya pada ekstremitas bagian ekstensor disertai rasa gatal.
Dapat dibedakan dengan veruka vulgaris melalui pemeriksaan histopatologi
76
Penya kit Virus 77
Garn bar 4.1 Veruka vulgaris. Tampak beberapa papula dengan permukaan
kasar.
VERUKA PLANA ·
Defini si Adalah kutil yang berwarna seperti kulit a tau kehitaman, lunak, berbentuk papula-
papula datar berdiameter 1-3 mm, terutama timbul di wajah, leher, permukaan
ekstensor lengan bawah dan tangan.
Penyebab dan • Penyebab : Virus papiloma tergolong virus kecil berukuran 40-45 µ, berinti
epidemiologi DNA .
• Umur : Terutama pada anak-anak, kadang-kadang dewasa lebih dari 30
tahun.
• Lingkungan : Sering pada penderita SLE dan specific immunoincompetence.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Kutil umumnya multipel / banyak, berkumpul pada wajah, leher, punggung tangan,
pergelangan tangan dan kaki, serta lutut. Pada laki-laki yang mencukur jenggotnya
dan wanita yang mencukur bulu tungkai dapat terjadi autoinokulasi.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Terutama pada kepala, pipi, hidung dan punggung
tangan.
• Ejloresensi/sifat-sifatnya : Vegetasi miliar-lentikular dengan permukaan yang datar,
licin, multipel dan berbatas tegas.
Gambaran Perubahan terutama di rete ridge. Pada stratum komeum terdapat gambaran seperti
histopatologi: anyaman keranjang.
Prognosis Baik.
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Definisi Adalah sejenis tumor virus yang terbatas pada manusia dan kera, disebabkan oleh
virus DNA yang tergolong pox virus.
Penyebab dan • Penyebab : Pox virus, tergolong virus besar dengan diameter 200-300 µ, berinti
epidemiologi DNA.
• Umur : Terutama pada anak-anak.
• Kebersihan : Pada anak sekolah sering karena mandi di kolam renang. Pada de-
wasa ditularkan dari salon kecantikan.
• Lain-lain : Ada hubungan dengan pemakaian imunosupresif.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Seringkali asimtomatis, terkadang lesi besar meradang dan tampak sebagai furunkel.
Gambaran Proliferasi sel-sel stratum spinosum membentuk lobuli. Lobuli dipisahkan septa
histopatologi: jaringan ikat, di dalamnya terdapat 'badan moluskum' berupa sel-sel bulat atau
lonjong yang mengalami degenerasi keratohialin.
Pemeriksaan Potong papula, oleskan isinya antara 2 gelas objek, diwamai dengan Wright, Giemsa
pembantu/ a tau Gram. Lihat di bawah mikroskop, 'badan moluskum' berbentuk telur, berdinding
licin homogen, diameter sampai 25 µ.
laboratorium
Diagnosis banding 1. Karsinoma sel basal: pada orang tua, sering mengalami ulserasi.
2. Veruka vulgaris: vegetasi lentikular, permukaan kasar, kering, wama keabu-abuan,
kulit di sekitamya tidak meradang.
3. Keratoakantoma: biasanya nodula-nodula keras, pada bagian tengah didapati
sumbatan keratin. Biasanya ditemukan di daerah wajah, telinga dan punggung
tangan.
.,
HERPES SIMPLEKS
Definisi Suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, dapat satu
atau beberapa kelompok terutama pad a a tau dekat sambungan mukokutan.
Penyebab dan • Penyebab : Herpes virus hominis (HVH) denga n diameter 150 m,
epidemiologi merupakan virus DNA.
• Umur Dapat menyerang semua umur.
• Jenis kelamin : Frekuensi sama pada pria dan wanita .
Penyakit Virus 81
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Awitan penyakit didahului perasaan gatal, rasa terbakar dan eritema selama beberapa
menit sampai beberapa jam, kadang-kadang timbul nyeri saraf. Pada infeksi primer
gejala-gejala lebih berat dan Iebih lama jika dibandingkan dengan infeksi rekuren,
yaitu berupa malaise, demam dan nyeri otot.
Gambaran Tampak vesikel intraepidermal, infiltrat l~ukosit dan akantolisis akibat degenerasi
histopatologi: balon sel-sel epidermis. Dapat terlihat badan inklusi asi_dofilik intranukleus yang
dikelilingi halo.
Diagnosis banding 1. Impetigo: cairan serosa dan krusta menonjol pada impetigo.
2. Herpes zoster sekitar bibir: lesi sepanjang perjalanan saraf.
3. Ulkus durum: pemeriksaan lapangan gelap, dapat ditemukan spiroketa.
HERPES GENITALIS
Definisi Adalah infeksi akut pada genitalia dengan gaipba_ran khas berupa vesikel
berkelompok pada dasar eritema, dan cenderung bersifat rekuren.
Penyebab dan • Penyebab : Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (herpes vi-
epidemiologi rus hominis tipe 2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
• Umur : Dewasa muda/masa seksual aktif.
• Jenis kelamin : Insidens yang sama pada pria dan wanita.
~ Faktor yang memengaruhi rekurensi penyakit atau faktor pencetus, antara lain:
menstruasi, koitus, gangguan pencemaan, stres emosi, kecapaian, dan obat-obatan.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada
kulit a tau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang
disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot. Masa inkubasi sukar
ditentukan biasanya berkisar antara 2-12 hari.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Pada wanita biasanya pada labia mayora, labia minora,
klitoris dan introitus vagina. Pada pria vesikel biasanya
terdapat pada prepusium, glans penis dan korpus penis.
• Efloresensi/sifat-sifatnya: Vesikel berkelompok di atas daerah eritematosa pada alat
kelamin. Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus
kecil, dangkal dan jika sembuh tidak menimbulkan jaringan
parut.
\
Gambaran VeEikel-vesikel pada lapisan prickle (stratum spinosum) berisi cairan yang
histopatologi: mengandung sel-sel epitel akantolitik, leukosit, sel raksasa dan fibrin. Vesikel mukosa
berbeda dengan vesikel kulit; vesikel mukosa relatif tak berisi cairan, jumlah fibrin
lebih banyak serta sel-sel di atas vesikel lebih tebal dan edema.
Penyakit Virus 83
i
B ~,
,,
·'
Gambar 4.7 Herpes genitalis. A. Vesiket-vesikel yang sudah pecah di glans
penis. 8. Vesikel berkelompok di korpus penis, dikelilingi daerah
eritematosa.
Pemeriksaan 1. Menemukan badan inklusi pada sediaan apus cairan vesikel yang dicat dengan
pembantu/ Giemsa (percobaan Tzanck).
2. Biakan virus pada membran korioalantois a yam atau kultur jaringan.
laboratorium
3. Inokulasi pada binatang.
4. Mikroskop elektron untuk melihat morfologi virus.
5. Pemeriksaan serologik:
• Menentukan jenis antibodi spesifik
• Imunofluoresensi untuk menentukan antigen virus dan jenis imunoglobulinnya.
6. Pemeriksaan histopatologik
Penatalaksanaan Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan.
• Menjaga kebersihan lokal
• Menghindari trauma a tau faktor pencetus.
Obat-obat topikal yang sering dipakai adalah: povidon yodium, idoksuridin (IDU),
sitosin arabinosida/ sitarabin, adenin arabinosida/vidarabin, pelarut organik: alkohol
70%, eter, timol 40% dalam kloroform. Dapat pula dengan inaktivasi fotodinamik
dan larutan zat wama seperti biru metilen, merah netral atau flavin.
Lesi inisial Asiklovir 5 x 200 mg selatna 7 hari.
Valasiklovir 2 x 500 mg selama 7 hari.
Famsiklovir 3 x 500 mg selama 7 hari.
Lesi rekuren Asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 5 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari selama 5 hari.
84 Saripati.Penyakit Ku/it
Prognosis Cukup baik rneskipun tak ada pengobatan yang mernuaskan untuk mencegah
kekarnbuhan. ·
HERPES ZOSTER
Definisi Adalah radang kulit akut, rnernpunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang tersusun
berkelornpok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatorn.
Penyebab dan • Penyebab : Virus V-Z, kelompok vi.m s herpes termasuk virus sedang
epidemiologi berukuran 140-200 rn dan berinti DNA.
• Umur : Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
• Jenis kelarnin : Insiden pada pria dan wanita sama banyaknya.
• Musirn/iklirn : Tidak tergantung rnusirn.
Gejala singkat Perjalanan penyakit terrnasuk keluhan utarna dan keluhan tambahan:
penyakit Biasanya ada neuralgia beberapa hari sebelurn atau bersarna-sarna dengan kelainan
kulit. Adakalanya sebelurn timbul kelainan kulit didahului oleh dernarn. Kelainan
kulit tersebut mula-rnula berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan
vesikula yang dengan cepat mernbesar dan rnenyatu sehingga terbentuk bula. Isi
vesikel mula-rnula jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula
bercarnpur darah. Jika absorbsi terjadi, vesikula dan bula akan rnenjadi krusta.
Pemeriksaan kul it • Lokalisasi : Bisa di sernua tern pat, paling sering pada servikal IV dan
lurnbal II.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Lesi biasanya berupa kelornpok-kelornpok vesikel sarnpai
bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas
bersifat unilateral pada derrnatom yang sesuai dengan
letak saraf yang terinfeksi virus.
Gambaran • Tampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum, kadang-
histopatologi: kadang subepidermal. Yang penting adalah temuan "sel balon" yaitu sel stratum
spinosurn yang mengalami degenerasi dan rnembesar, juga badan inklusi
('lipschutz') yang tersebar dalam inti sel epidermis, dalarn jaringan ikat dan endotel
pernbuluh darah. Dermis: dilatasi pembuluh darah dan sebukan lirnfosit.
• Jika rnenyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut herpes
zoster frontalis.
• Jika menyerang cabang oftalmikus N . V disebut herpes zoster oftalmik.
• Jika menyerang saraf interkostal disebut herpes zoster torakalis.
• Jika rnenyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominalis / lumbalis.
Diagnosis banding 1. Herpes simpleks: hanya dapat dibedakan dengan rnencari virus herpes sirnpleks
dalarn embrio a yam, kelinci, tikus.
2. Varisela: biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.
3. Impetigo vesikobulosa: lebih sering pada anak-anak, dengan gambaran vesikel dan
bula yang cepat pecah dan rnenjadi krusta.
Penyakit Virus 85
c
Gambar 4.8 Herpes zoster. A. Vesikel-vesikel berkelompok dengan daerah eritematosa. B. Vesikel-
vesikel berkelompok dengan edema. C. Herpes zoster di genital.
Penatalaksanaan • Istirahat.
• Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik.
• Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder, yaitu
dengan bedak salisil 2%. Jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
lokal misal, salep kloramfenikol 2%.
• Pengobatan spesifik belum ada . Beberapa penulis menganjurkan vitamin B1,
suntikan hipofisis 0,5-1 cc / hari, antibiotik spektrum luas misalnya kloramfenikol,
tetrasiklin untuk mengurangi infeksi sekunder. Untuk mengurangi neuralgia
pascaherpetika dapat diberikan kortikosteroid seperti prednison dan deksametason.
86 Saripati Penyakit Ku/it
Definisi Infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion gasseri yang menerima
serabut saraf dari cabang oftalmikus saraf trigeminus (N. V), ditandai dengan erupsi
herpetik unilateral pada kulit.
Penyebab dan • Penyebab : Virus varisela-zoster, kelompok virus herpes tergolong virus sedang
epidemiologi dengan inti DNA.
• Umur : Sering pada usia tua.
• Insiden pada pria dan wanita sama
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala
konstitusi seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsung 1-4 hari sebelum
kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak keluar air mata, kelopak mata bengkak dan
sukar dibuka.
Cambaran Reaksi peradangan pada ganglion gasseri. Infiltrasi limfosit. Kerusakan sel ganglion.
histopatologi: Degenerasi cabang oftalmikus N. trigeminus.
Diagnosis banding Impetigo vesikobulosa: tidak begitu nyeri dan banyak pada anak- anak, vesikel mudah
pecah karena dinding vesikel lebih ti pis.
Penatalaksanaan Penderita harus dirawat di rumah sakit dengan pengawasan yang hati-hati terutama
untuk kelainan-kelainan ma ta.
• Sistemik : Penisilin; tetrasiklin jika infeksi sekunder. Dapat pula digunakan
antibiotik lain, kortikosteroid, analgetik. Jika perlu sedativa.
• Topikal : Talk bismuth subgalat; zincum oksida 10%; lotio kalamin. Mata: salep
tetrasiklin 1%, garamisin 0,1 %.
Tera pi herpes zoster dan herpes oftalmik
Imunokompeten: Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari.
Valasiklovir 100 mg setiap 8 jam selama 7 hari.
Famsiklovir 200 mg/hari selama 7 hari.
Immunocompromised dengan komplikasi diobati dengan asiklovir 10 mg/kg BB IV
tiap 8 jam selama 10 hari.
Penya kit Virus 87
Prognosis Baik pada anak dan orang muda. Pada orang tua dapat menimbulkan sekuele neu-
ralgia pascaherpetika.
VARISELA
(cacar air)
Definisi Adalah penyakit yang disebabkan virus varisela dengan gejala di kulit dan selaput
lendir berupa vesikula dan disertai gejala konstitusi.
Penyebab dan • Penyebab : Virus varisela-zoster, yaitu kelompok virus herpes berukuran 140-
epidemiologi 200 m berinti DNA.
• Umur : Sangat menular, terutama menyerang anak- anak. Jika menyerang
orang dewasa gejala biasanya lebih berat.
• Lingkungan : Penyakit ini cepat sekali menular pada orang-orang di lingkungan
penderita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Masa inkubasi antara 11-21 hari (rata-rata 14 hari), disusul oleh gejala prodromal
yang ringan selama 1-2 hari. Penderita demam, anoreksia dan malaise, pada kulit
timbul papula kemerahan yang kemudian menjadi vesikula. Vesikel-vesikel baru
tetap terbentuk sementara vesikel terdahulu pecah, mengering dan menjadi krusta,
dengan demikian pada suatu saat akan tampak bermacam-macam ruam kulit
(polimorf). Vesikel biasanya beratap tipis, bentuknya bulat/lonjong menyerupai
setetes air sehingga disebut teardrop vesicle.
Pemetiksaan kulit • Lokalisasi : Terutama pada badan dan sedikit pada wajah dan
ekstremitas. Mungkin juga timbul pada mulut, palatum
mole dan faring.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Vesikel berukuran miliar sampai lentikular, di sekitarnya
terdapat daerah eritematosa. Dapat ditemukan beberapa
stadium perkembangan vesikel mulai dari eritema,
vesikula, pustula, skuama hingga sikatriks (polimorf).
Gambaran Vesikula terdapat dalam epidermis, terbentuk akibat 'degenerasi balon', sangat sukar
histopatologi: dibedakan dari kelainan histopatologik pada herpes zoster dan herpes simpleks.
Penatalaksanaan Biasanya pengobatan hanya simtomatik, yaitu analgetik dan antipiretik seperti
metampiron a tau asetaminofen. Lokal dapat diberikan bedak basah atau bedak kering
yang mengandung salisil 2% a tau mentol 2%. Kalau terdapat infeksi sekunder berikan
antibiotik.
Terapi varisela
• Imunokompeten
Anak-anak : Asiklovir 20 mg/kg BB IV selama 7 hari.
Dewasa Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari.
Valasiklovir 3 x 1000 mg/hari selama 7 hari.
Famsiklovir 3 x 200 mg/hari selama 7 hari.
• Immunocompromised : Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari.
• Penyakit berat/wanita hamil: Asiklovir IV 10 mg/kg BB tiap 8 jam selama 7 hari .
Prog·nosis Baik.
Penyakit Virus 89
Gainbar 4.11 Varisela. A. Vesiket-vesiket di wajah. B. Bentuk vesiket yang khas, terdapat dele. C.
vesikel dikelilingi daerah eritematosa.
90 Saripati Penyakit Ku/it
KONDILOMA AKUMINATA
Definisi Adalah pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di daerah
genital.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ras : Semua bangsa dapat diserang penyakit ini, banyak pada
memengaruhi wanita hamil.
timbulnya • Kebersihan/higiene : Memegang peranan penting untuk timbulnya penyakit,
smegma, fluor albus dan kandidiasis sering menyertai
penyakit: penyakit ini.
• Lingkungan : Yang lembap dan basah mempermudah timbulnya penyakit.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
pen yak it Mulai dengan papula miliar selanjutnya terbentuk tonjolan-tonjolan (filiformis).
Penderita kadang-kadang mengeluh nyeri.
Pemeriksaan kul it • Lokalisasi : Vulva, labia mayora, minora, glans penis, prepusium clan korpus
penis.
• Efloresensi : Tumor dengan permukaan berbenjol-benjol menyerupai kembang
kol, warna merah dan konsistensi lunak, dapat berbentuk hiper-
plasia, sesil atau tak rata.
Prognosis Baik.
Penyakit Virus 91
Garn bar 4.13 Kondiloma akuminata. A. Papu/a-papu/a bertangkai, filiformis di labia mayora . 8. Kondiloma
dengan permukaan menyerupai kembang kol. C. Kondiloma akuminata tumbuh di muara uretra eksterna.
92 Saripati Penyakit Ku/it
KONDILOMA RAKSASA
Definisi Adalah pertumbuhan yang bersifat jinak, superfisial disebabkan oleh virus papova.
Biasanya tumbuh pada anus dan genitalia pada pria maupun wanita, dan ditandai
dengan pertumbuhan yang sangat cepat, vegetatif membentuk massa seperti kembang
kol dan dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam secara kompresif.
Penyebab dan • Penyebab Grup virus papova (golongan DNA virus), tergolong virus kecil
epidemiologi dengan ukuran 40-50 m.
• Umur Masa aktivitas seksual dewasa yaitu 16-25 tahun.
• Jenis kelamin: Lebih sering pada pria.
• Kebersihan Cenderung pada orang yang tidak disunat, smegma tidak
dibersihkan.
• Keturunan Ibu hamil dapat menularkan penyakit ini pada laring bayi.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Adanya pertumbuhan seperti jengger a yam yang besar berwarna merah muda, basah,
berbau busuk dan lunak. Pertumbuhan ini sangat cepat dan dapat sampai sebesar
kembang kol.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Pada pria di prepusium, glans penis; pada wanita di vulva,
sekitar anus.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Vegetasi jengger ayam, merah muda, lunak, permukaan
tidak rata.
Prognosis Baik.
Penya kit Virus 93
PSORIASIS
Defi nisi Adalah penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas, ditutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih
mengkilat.
Penyebab dan • Penyebab : Belum jelas, tetapi yang pasti adalah pembentukan epidermis
epidemiologi dipercepat.
• Umur : Biasanya dewasa muda.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Faktor-faktor yang • Bangsa : Kulit putih lebih banyak daripada kulit berwarna.
memengaruhi • Daerah : Lebih banyak pada daerah dingin.
timbulnya • Iklim : Lebih sering di musim hujan.
• Keturunan : Biasanya diturunkan secara autosomal dominan. Infeksi lokal dan
penyakit: gangguan metabolik dapat menjadi faktor pencetus penyakit ini.
• Lain-lain : Stres dan emosi, serta kehamilan dapat memperberat penyakit.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dimulai dengan makula dan papula eritematosa dengan ukuran mencapai lentikular-
numular, yang menyebar secara sentrifugal. Akibat penyebaran yang seperti ini,
dijumpai beberapa bentuk psoriasis. Bentuk titik (psoriasis pungtata), bentuk tetes-
tetes (psoriasis gutata), bentuk numular (psoriasis numular), psoriasis folikularis a tau
psoriasis universalis (pada seluruh tubuh).
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki dan tangan,
punggung, tungkai atas dan bawah, serta kuku.
• Efloresensi/sifat-sifatnya Makula eritematosa yang besarnya bervariasi dari miliar
sampai numular, dengan gambaran yang beraneka
ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis.
Maku la ini berbatas tegas, ditutupi oleh skuama kasar
berwama putih mengkilat. Jika skuama digores dengan
benda tajam menunjukkan tanda tetesan lilin . Jika
penggoresan diteruskan maka timbul tanda Auspitz
dengan bintik-bintik darah. Dapat pula menunjukkan
fenomena Koebner atau reaksi isomorfik, yaitu timbul
lesi-lesi psoriasis pada bekas trauma / garukan.
94
Dermatosis Eritroskuamosa 95
Diagnosis band ing 1. Dermatitis seboroika: biasanya menunjukkan kulit yang berminyak tanpa skuama
yang berlapis-lapis.
2. Lues stadium II (psoriasiformis): skuama berwama coklat tembaga dan sering disertai
demam pada malam hari (do/ores nocturnal); STS positif.
3. Pitiriasis rosea: biasanya berjalan subakut; skuama tidak berlapis-lapis dan efloresensi
berupa eritema berbentuk lonjong sesuai dengan garis lipatan kulit.
Penatalaksanaan Oleh karena penyebab pasti belum jelas, maka diberikan pengobatan simtomatis
sambil berusaha mencari / mengeliminasi faktor pencetus.
Sistemik:
• Kortikosteroid: hanya pada psoriasis eritrodermia, artritis psoriasis, dan psoriasis
pustulosa tipe Zumbusch. Dimulai dengan prednison dosis rendah 30-60 mg, a tau
steroid lain dengan dosis ekivalen. Jika gejala klinis berkurang, dilakukan tapering
off.
• Metotreksat (MTX): diberikan pada psoriasis yang resisten dengan obat lain. Dosis
2,5-5 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat yang cukup. Dapat dicoba dengan
dosis tunggal 25 mg/ minggu dan 50 mg tiap minggu berikutnya. Dapat pula
diberikan intramuskular 25 mg / minggu, dan 50 mg pad a tiap minggu beriku tnya.
• DDS: dipakai pada psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis 2 x 100 g / hari.
Topikal:
• Preparat ter (ter kayu, fosil atau batu bara) dengan konsentrasi 2- 5%. Untuk
mempercepat, ter dapat dikombinasi dengan asam salisilat 2-10% dan sulfur
presipitatum 3-5%.
• Antralin 0,2-0,8% dalam pasta a tau salep; kesembuhan tampak sesudah 3 minggu,
dan dapat bertahan beberapa bulan.
• Kortikosteroid, biasanya dikombinasi dengan asam salisilat 3%; kortikosteroid
fluorinasi mempunyai daya kerja lebih baik, misalnya triamsinolon asetonida 1%,
betametason valerat 0,1 %, fluosinolon asetonida 0,025% a tau betametason benzoat
0,025%.
• PUVA yaitu kombinasi psoralen dan sinar ultraviolet 0,6 mg/kg berat badan .
Diberikan oral 2 jam sebelum disinar dengan sinar ultraviolet. Pengobatan
dilakukan 2 x seminggu; kesembuhan terjadi setelah 2-4 kali pengobatan.
Selanjutnya dilakukan pengobatan rumatan (maintainance) tiap 2 bulan.
c
Gambar 5.2 Psoriasis. A. Tampak makula eritematosa yang ditutupi skuama kasar. B. Morfologi
psoriasis yang khas. C. Skuama khas psoriasis, kasar, mengkilat, berlapis-/apis .
Dermatosis Eritroskuamosa 97
Gambar 5.3 A. Predi/eksi psoriasis di /utut. B. Psoriasis di tangan, skuama kasar menyerupai mika.
Gambar 5.4 Psoriasis. A. Lesi psoriasis yang khas. B. Psoriasis menyerang liang telinga, kulit
kepala.
98 Sa ripati Penyakit Ku /it
KOMPLIKASI PSORIASIS
Gambar 5.9 Artritis psoriasis pada sendi jari. Garn bar 5.1 O Artritis psoriasis. Pada sendi lutut.
Ujung-ujung jari kaku dan nyeri.
100 Sa ripati Penyakit Ku/it
PITIRIASIS ROSEA
Definisi Erupsi papuloskuamosa akut yang agak sering dijumpai. Morfologi khas berupa
makula eritematosa lonjong dengan diameter terpanjang sesuai dengan lipatan kulit
serta ditutupi oleh skuama halus.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Timbul bercak seluruh tubuh terutama daerah yang tertutup pakaian berbentuk bulat
panjang mengikuti lipatan kulit. Diawali suatu bercak yang besar di sekitarnya
terdapat bercak agak kecil. Ukuran bercak dari seujung jarum pentul sampai sebesar
uang logam. Dapat didahului oleh gejala prodromal ringan seperti badan lemah,
sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Dapat tersebar di seluruh tubuh, terutama pada tempat
yang tertutup pakaian.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritroskuamosa anular dan solitar, bentuk lonjong
dengan tepi hampir tidak nyata meninggi dan bagian
sentral bersisik, agak berkeringat. Sumbu panjang lesi
sesuai dengan garis lipatan kulit dan kadang-kadang
menyerupai gambaran pohon cemara. Lesi inisial (herald
patch = medallion) biasanya solitar, bentuk oval, anular,
berdiameter 2-6 cm. Jarang terdapat lebih dari 1 herald
patch.
Garn bar an Tidak spesifik. Pada epidermis ditemukan spongiosis dan vesikel di atas lapisan
histopatologi: malpigi dan subkornea, di samping itu terdapat juga parakeratosis.
Pemeriksaan 1. Karena dapat menyerupai sifilis stadium II, perlu dilakukan pemeriksaan serologis.
pembantu/ 2. Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%.
laboratorium
Diagnosis banding 1. Dermatitis seboroika : Biasanya gatal; lesi eritematosa difus yang ditutupi skuama
halus/kasar.
2. Tinea korporis : Biasanya bulat, polisiklis dan pinggirnya tampak aktif.
3. Sifilis stadium II : Biasanya berupa eritema ditutupi oleh skuama berwarna
coklat tembaga.
DERMATITIS SEBOROIKA
Definisi Adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.
Penyebab dan • Penyebab Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat.
epidemiologi • Umur Biasanya pada orang dewasa.
• Jenis kelamin Lebih sering pada pria.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum ovale yang
hid up komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan
skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan
skuama yang putih berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.
Gambaran Pada epidermis dapat ditemukan parakeratosis fokal dengan abses Munro. Pada
histopatologi: dermis terdapat pelebaran ujung pembuluh darah di puncak stratum papilaris disertai
sebukan sel-sel neutrofil dan monosit.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan mikroflora dari kulit kepala untuk melihat Pityrosporum ovale.
pembantu/ 2. Menentukan indeks mitosis pada kulit kepala yang berketombe.
laboratorium
Gambar 5.17 Dermatitis seboroika. A. Di tengkuk tampak papula-papula dan likenifikasi. B. Pada
dagu tampak papula-papula dengan kulit yang berminyak. C. Pada rahang bawah tampak papula-
papula, likenifikasi dan kulit berminyak. D. Pada punggung tampak papula dan daerah yang eritema.
E. Di belakang tefinga terdapat daerah-daerah yang eritema dan skuama.
106 Saripati Pen yakit Ku/it
Penatalaksanaan • Um um : Hindari semua faktor yang memperberat, makanan berlemak, dan stres
emosi. Perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampoo.
• Khusus
Sistemik:
• Anti histamin H 1 sebagai penenang dan anti gatal.
• Vitamin B kompleks.
• Kortikosteroid oral dapat menurunkan insiden dermatitis seboroika.
• Antibiotik seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder (dermatitis
seboroika).
• Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. ovnle, juga dapat
memengaruhi berat ringannya derma titis seboroika .
Topikal:
• Cuci ram but dengan selenium sulfida a tau dengan larutan salisil 1% a tau larutan
belerang 2-4% a tau dalam bentuk krim.
• Kortikosteroid topikal atau krim dapat memberi kesembuhan sementara .
Definisi Adalah suatu dermatitis yang timbul setelah kontak dengan kontaktan eksterna
melalui proses toksis.
Penyebab dan • Penyebab : Iritan primer seperti asam dan basa kuat, serta pelarut organik.
epidemiologi • Umur : Semua umur.
• Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Faktor-faktor yang • Kebersihan/higiene : Yang kurang lebih, besar kemungkinan terkena penyakit.
memengaruhi • Lingkungan Yang ban yak mengandung basa a tau asam kuat lebih besar
timbulnya kemungkinan terkena.
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Biasanya kelainan kulit timbul beberapa saat sesudah kontak pertama dengan
kontaktan eksternal. Penderita akan mengeluh rasa panas, nyeri atau gatal.
Diagnosis banding 1. Antraks: biasanya lesi bundar, pada bagian tepi terdapat lepuh-lepuh. Badan panas
dan dapat ditemukan basil antraks.
2. Erisipelas: badan panas; eritema difus tak berbatas tegas.
107
108 Sa ripati Penyakit Ku/it
Definisi Adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan
alergen melalui proses sensitisasi.
Penyebab dan • Penyebab Alergen = kontaktan = sensitizer. Biasanya berupa bahan logam
epidemiologi berat, kosmetik (lipstik, deodoran, cat rambut), bahan perhiasan
(kacamata, jam tangan, anting-anting), obat-obatan (obat kumur,
sulfa, penisilin), karet (sepatu, BH), dan lain-lain.
• Umur Dapat pada semua umur.
• Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Kemerahan pada daerah kontak, kemudian timbul eritema, papula, vesikel dan erosi.
Penderita selalu mengeluh gatal.
Diagnosis banding l. Dermatofitosis: biasanya berbatas tegas; pinggir aktif dan bagian tengah agak
menyembuh.
2. Dermatitis seboroika: biasanya pada tempat seboroik dengan kelainan khas berupa
skuama berminyak, wama kekuningan.
3. Kandidiasis: biasanya dengan lokalisasi yang khas. Efloresensi berupa eritema, erosi
dan ada lesi satelit.
110 Saripati Penyakit Ku /it
DERMATITIS OKUPASIONAL
(dermatitis akibat kerja)
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Gejala dapat timbul akut, subakut, atau kronik. Keluhan utama dapat berupa gatal.
Kelainan dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kerja,
atas dasar ini penyakit ini dapat bersifat toksik atau sensitisasi/alergi.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Predileksi pada kedua tangan, kaki dan daerah-daerah yang terpajan
(berkontak).
• Efloresensi Dapat berupa eritema, papula, vesiko-papula, erosi, eksudatif,
berkrusta, hiperpigmentasi, hipopigmentasi, dan likenifikasi. ·
Diagnosis banding Bergantung lokalisasi dan efloresensinya. Dermatofitosis berupa daerah eritematosa
berbatas tegas, terdapat skuama. Pada pemeriksaan kerokan kulit ditemukan hifa.
114 Saripati Penyakit Ku/it
Penatalaksanaan Umum Memakai alat pelindung di tempat kerja (jika bisa) dan menghindari
bahan-bahan yang menyebabkan kelainan kulit tersebut.
Khusus
Sistemik Antihistamin, antibiotik, kortikosteroid (jika kelainan luas), roborantia.
Topikal Jika basah kompres terbuka dengan sol. KMn04; jika kering dengan
salep kortikosteroid.
Prognosis Baik. Yang terpenting ialah menghindari kontak dengan bahan-bahan yang dicurigai
menyebabkan kelainan kulit. Hal ini dapat dilakukan dengan memakai alat-alat
pelindung seperti: sarung tangan, kaca mata, pakaian kerja, topi pengaman, sepatu
bot, dan lain-lain. Jika perlu memindahkan pekerja dari tempat yang mengandung
alergen ke tempat yang bebas alergen. Selain itu, perlu pula dilakukan penerangan
cara-cara kerja yang higienis dan bahan yang dapat menimbulkan bahaya di tern pat
kerja. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
DERMATITI S ATOPIK
Definisi Adalah dermatitis yang timbul pada individu dengan riwayat atopi pada dirinya
sendiri ataupun keluarganya, yaitu riwayat asma bronkial, rinitis alergi dan reaksi
alergi terhadap serbuk-serbuk tanaman.
Penyebab dan • Penyebab Yang pasti belum diketahui, tetapi faktor turunan
epidemiologi merupakan dasar pertama untuk timbulnya penyakit.
• Umur Bentuk bayi : 2 bulan-2 tahun
Bentuk anak : 3-10 tahun
Bentuk dewasa : 13-30 tahun.
• Jenis kelamin Lebih banyak pada wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dasar penyakit adalah faktor herediter yang oleh faktor luar menimbulkan kelainan
kulit dimulai dengan eritema, papula-papula, vesikel sampai erosi dan likenifikasi.
Penderita tampak gelisah, gatal dan sakit berat.
Pemeriksaan kul it • Lokalisasi : • Bentuk bayi: kedua pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat
lutut.
• Bentuk anak: tengkuk, lipat siku, lipat lutut.
• Bentuk dewasa: tengkuk, lipat lutut, lipat siku, punggung
kaki.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : • Bentuk bayi: eritema berbatas tegas, papula/vesikel miliar
disertai erosi dan eksudasi serta krusta.
• Bentuk anak : papula-papula miliar, likenifikasi, tak
eksudatif.
• Bentuk dewasa : biasanya hiperpigmentasi, kering dan
likenifikasi.
Diagnosis banding 1. Dermatitis kontak (dengan tipe bayi): biasanya lokalisasi sesuai dengan tempat
kontaktan, lesi berupa papula miliar dan erosif.
2. Dermatitis numularis: biasanya pada orang dewasa, eksudatif; lokalisasi di
ekstremitas inferior, tidak"ada stigmata atopik.
116 Saripati Penyakit Ku/it
Penatalaksanaan • Hindari semua faktor luar yang mungkin menimbulkan manifestasi klinis.
• Menjauhi alergen pencetus.
• Hindari pemakaian bahan yang m~rangsang seperti sabun keras dan bahan pakaian
dari wol.
Sistemik:
• Antihistamin golongan H 1 untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.
• Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mengalami kekambµhan.
• Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik seperti eritromisin, tetrasiklin.
Topikal:
• Pada bentuk bayi diberi kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit,
misalnya krim hidrokortison 1-1,5%.
• Pada bentuk anak dan dewasa dengan likenifikasi dapat diberi kortikosteroid kuat
seperti betametason dipropionat 0,05% atau desoksimetason 0,25%. Untuk efek
yang lebih kuat, dapat dikombinasi dengan asam salisilat 1-3% dalam salep.
Prognosis Baik.
Gambar 6.25 Dermatitis atopik tipe anak. A. Kedua lipat /utut tampak eritema, erosi. B. Pada kedua lipat siku tampak erosi dan
skuama.
118 Saripati Penyakit Ku/it
DERMATITIS STASIS
(dermatitis varikosa)
Faktor-faktor yang Sering pada wanita hamil; orang yang banyak berdiri; atau adanya trombus atau
memengaruhi emboli a tau tumor yang menekan vena.
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit terrnasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Kerusakan katup vena menyebabkan darah terbendung di distal katup. Selanjutnya
darah terbendung pula dalam jaringan, dan terjadi hemosiderosis di bawah kulit
sehingga kulit terlihat berwama hitam. Penderita akan mengeluh gatal dan nyeri.
Diagnosis banding 1. Dermatitis kontak alergik: biasanya jelas ada kontak; berbatas tegas serta tidak ada
hemosiderin.
2. Ulkus tropikum: harus dibedakan dengan ulkus varikosa. Bentuk bundar, tepi
meninggi dan dasar yang kotor serta sekret yang kuning kehijau-hijauan.
Prognosis Sering residif. Jika faktor penyumbat dapat dihilangkan, prognosis baik.
DERMATITIS NUMULARIS
Definisi Adalah dermatitis yang bentuknya menyerupai uang logam dan biasanya menyerang
daerah ekstremitas.
Penyebab dan • Penyebab : Yang pas ti belum jelas, infeksi mikroorganisme agaknya berperan.
epidemiologi • Umur : Biasanya orang dewasa.
• Jenis kelamin : Lebih banyak pada wanita.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ras : Dengan kebiasaan minum alkohol lebih mudah terkena
memengaruhi penyakit.
timbulnya • Daerah/musim/iklim : Lebih sering pada iklim panas.
• Lingkungan : Ketegangan jiwa mempermudah terjadinya penyakit.
penyakit:
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dimulai dengan eritema berbentuk lingkaran, selanjutnya melebar sebesar uang
logam, dikelilingi oleh papula-papula, vesikel dan kemudian ditutupi krusta coklat.
Penderita mengeluh gatal yang hebat disertai nyeri.
Cam baran • Epidermis: Hiperkeratosis, akantosis, edema inteffelular dan pada dermis terjadi
histopatologi: pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang limfosit, monosit.
Pemeriksaan Kultur dan uji resistensi sekret (un tuk melihat mikroorganisme penyebab I penyerta).
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding 1. Tinea pedis: pinggir aktif, bagian tengah agak menyembuh, dapat dicari hifa dari
sediaan langsung.
2. Psoriasis: skuama putih tebal mengkilat dan ada fenomena Koebner.
Prognosis Baik.
Penyakit Ku/it Alergi 121
Gambar 6.28 Dermatitis numularis. A. Tampak beberapa makula erosif dan krusta numular. B. Makula
eksklusif numular dengan skuama
DERMATITIS SO LARIS
(fotodermatitis)
Definisi Adalah suatu penyakit kulit berupa proses peradangan pada epidermis dan dermis,
timbul akibat pajanan pada sinar matahari yang lama.
Penyebab dan • Penyebab : Sinar matahari dengan panjang gelombang antara 297-317 nm.
epidemiologi • Umur : Umumnya pada dewasa.
• Jenis kelamin: Lebih banyak pada pria.
Faktor yang Sinar matahari yang terik di daerah tropis merupakan faktor utama timbulnya
memengaruhi penyakit ini. Riwayat atopi juga merupakan faktor predisposisi, serta keadaan banyak
timbulnya berkeringat.
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Umumnya timbul perlahan-lahan dengan keluhan utama rasa gatal dan panas pada
daerah yang terpajan, tempat warna kulit daerah tersebut menjadi kemerahan.
Sesudah beberapa hari warna merah menghilang disusul dengan skuamasi dan
hiperpigmentasi.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Daerah-daerah yang tak tertutup pakaian seperti wajah,
dahi, leher depan, kuduk, dada bagian atas, pergelangan
tangan, kaki dan jari-jari.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Biasanya polimorf, dimulai dengan eritema, papula, vesikel,
skuamasi dan hiperpigmentasi dan jika kronik likenifikasi.
Diagnosis banding 1. Dermatitis seboroika: pada daerah seboroik; lesi yang menonjol adalah eritema dan
skuama.
2. Psoriasis: mengenai juga daerah-daerah yang ditutupi oleh pakaian, simetris,
terutam& di daerah ekstensor.
Penatalaksanaan • Umum Menghindari panas matahari yang terik dengan topi dan pelindung
lainnya.
• Khusus
Topikal Pada lesi minimal dapat diberikan krim tabir matahari (sunscreen) seperti
RV paque. Pada keadaan berat/ akut dan basah, dikompres tertutup
dengan PK 1/1000. Setelah lesi mengering dapat diberikan preparat
kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 1-2%, a tau triamsinolon
0,1%.
Prognosis Baik.
Penyakit Ku/it Alergi 123
POMFOLIKS
(ekzema dishidrotik)
Definisi Suatu kondisi dengan vesikel-vesikel pad a tangan clan/ a tau kaki yang bersifat
rekuren, akut a tau kronik.
Penyebab dan • Penyebab Stres emosi, reaksi id akibat infeksi jamur atau bakteri, makanan
epidemiologi atau obat-obatan.
• Umur Banyak pada orang dewasa.
• Jenis kelamin Frekuensi yang sama pada pria clan wanita.
Faktor yang Sering pada orang-orang yang ban yak berkeringat pada tangan clan kaki, clan pada
memengaruhi orang yang cenderung mempunyai stigmata atopik.
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama clan keluhan tambahan:
penyakit Pada keadaan akut timbul gelembung-gelembung pada telapak tangan dan kaki, dan
terasa sangat gatal.
Cambaran Tak tampak perubahan pada kelenjar keringat. Pada epidermis ditemukan vesikel-
histopatologi: vesikel dan tidak terlihat tanda-tanda radang.
Diagnosis banding 1. Psoriasis pustulosa: selain pada ujung-ujung jari dapat ditemukan lesi-lesi pada
tempat lain.
2. Akrodermatitis kontinua: biasanya gatal.
3. Pustular bakterid: biasanya pada biakan pus dapat ditemukan mikroorganisme.
URTIKARIA PICMENTOSA
Definisi Suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara, kadang-
kadang disertai pembengkakan dan rasa gatal.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Penyakit timbul akut dengan keluhan gatal berupa bercak-bercak berwama coklat-
kehitaman pada kulit.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Terutama pada badan, tapi dapat juga mengenai eks-
tremitas, kepala dan leher.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula coklat-kemerahan a tau papula-papula kehitaman
tersebar pada seluruh tubuh, dapat juga berupa nodula-
nodula atau bahkan vesikel.
Garn bar an Pigmentasi epidermis meningkat dengan infiltrasi mastosit perivaskular, serta
histopatologi: makrofag pada dermis.
Diagnosis banding 1. Fixed exanthema : pada anamnesis terdapat hipersensitivitas terhadap obat yang
dimakan. Makula kehitaman dan lebih lambat hilang.
2. Hiperpigmentasi pascamorbili: adanya febris dan keluhan konstitusional yang jelas.
'
~!:(; ,-
;);;. . ~··:.' ~
Gambar 6.33 Urtikaria pigmentosa . A. Tampak makula hiperpigmentasi di punggung. B. Tampak makula hiperpigmentasi
di dada.
126 Saripati Penyakit Ku/it
Penatalaksanaan • Terapi simtomatik, pada keadaan ringan hanya diberikan antihistamin. Pada
keadaan berat dapat diberi kortikosteroid sistemik.
• Topikal: bedak antipruritus seperti mental 0,5-1 %, asam salisilat 0,5-1 %, dan kamfer
1-2%.
Gambar 6.34 Urtikaria. A & B. Tampak urtika dengan beraneka ragam gambaran.
URTIKARIA PAPULAR
(prurigo simpleks)
Definisi Adalah suatu bentuk prurigo yang seringkali terjadi pada bayi. Kelainan khas berupa
urtikaria papular yaitu urtikaria yang berbentuk papula-papula berwama kemerahan.
Penyebab dan • Penyebab : Hipersensitivitas terhadap gigitan serangga, agas, nyamuk, kutu
epidemiologi anjing/kucing, kutu busuk.
• Umur : Biasanya menyerang bayi dan anak (usia 2-7 tahun).
• Jenis kelamin : Dapat menyerang kedua jenis kelamin.
• Bangsa/ras : Pada semua bangsa.
• Kebersihan : Kebersihan dan sanitasi memengaruhi kehidupan serangga
penyebabnya.
• Keturunan : Tidak ada pengaruh genetik, tetapi cenderung terdapat pada
orang-orang yang mempunyai stigmata atopik.
• Lingkungan : Lingkungan yang jelek seperti banyak semak dan kotor sangat
baik untuk kehidupan serangga.
Penyakit Ku/it Alergi 127
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Penderita sering mengeluh gatal dengan riwayat gigitan serangga sebelumnya.
Kelainan klinis khas berupa urtikaria papular yaitu urtikaria yang berbentuk papula-
papula kemerahan tersebar secara diskrit dan tidak teratur, terutama pada bagian
ekstensor lengan dan tungkai.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Biasanya pada bagian ekstensor lengan dan tungkai.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Urtika berbentuk papula berwarna kemerahan, tersebar
diskrit dan tidak teratur.
Gambaran • Epidermis : Sedikit akantosis, parakeratosis dan terdapa t vesikel yang ditimbulkan
histopatologi: edema interselular.
• Dermis : Bagian atas didapati sebukan sel-sel radang kronik.
Diagnosis banding Prurigo mitis : Papula kecil, bulat, warna kemerahan; lebih mudah diketahui dengan
rabaan daripada dilihat, dan efloresensinya simetris. Urtikaria biasanya
teraba sebagai eritema yang lebar dan edema kulit.
Penatalaksanaan Eradikasi serangga (DDT 5%, benzil benzoat) dan memelihara kebersihan lingkungan.
Sekarang sudah ada antihistamin H 1 generasi kedua seperti terfenadin, citresin,
loratadin yang memberi hasil yang baik dalam mengobati urtikaria akut;
kortikosteroid dipakai untuk mengobati urtikaria kronis.
Sistemik: antihistamin sebagai antipruritus.
Topikal: bedak kocok antipruritik.
Prognosis Baik.
Gambar 6.35 Urtikaria papulosa. Tampak Gambar 6.36 Urtikaria papulosa. Tampak
efloresensi eritropapulosa (eritema dan papula-papula lentikular yang hilang pada
papula) . penekanan .
•
128 Saripati Penyakit Ku/it
ERITEMA NODOSUM
Definisi Sindrom yang disebabkan reaksi hipersensitivitas tipe lambat terha- dap infeksi atau
sebab-sebab lain (bukan infeksi).
Penyebab dan • Penyebab Belum diketahui dengan pas ti, seringkali karena infeksi streptokok
epidemiologi beta, kuman lepra dan sarkoidosis.
• Umur Dewasa muda (20-35 tahun), jarang pada usia lebih dari 50 tahun.
• Jenis kelamin Wanita 3 x lebih sering dari pria.
• Daerah Di seluruh dunia.
• Iklim Tropis, subtropis.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit • Demam
• Sefalgia, anoreksia, nausea, kadang-kadang disertai muntah, artralgia, neurotis,
adenopatia, iritis, orkitis, pleuritis dan splenomegali.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Menyeluruh, juga di episklera, dagu, siku, lutut, kadang-
kadang di paha, lengan bawah dan wajah.
• Efioresensi/sifat-sifatnya : Nodula eritematosa 2-5 cm atau lebih besar, mirip
erisipelas a tau pascakontusio jaringan (sehingga disebut
juga eritema kontusiformis). Lesi bertahan 3-6 minggu
atau berbulan-bulan, kemudian menghilang tanpa
supurasi a tau pembentukan sikatriks.
Gambaran Tidak khas, perubahan terutama pada septa kolagen di bagian bawah dermis berupa
histopatologi: edema, inflamasi vena dengan proliferasi endotel, dan infiltrasi sel mononukleus,
neutrofil dan sel raksasa. Dilatasi pembuluh pada dermis bagian atas disertai roset
histiosit dan limfosit yang kecil-kecil di sekitarnya.
Penatalaksanaan Mencari dan mengobati penyebab. Pengobatan bersifat simtomatik, dapat diberikan
kortikosteroid intralesi atau sistemik.
Gambar 6.37 Eritema nodosum pada per- Gambar 6.38 Eritema nodosum. Tampak no-
gelangan kaki. dus-nodus berwarna merah.
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
(liken simpleks kronik)
Definisi Merupakan penyakit gatal-gatal lokal yang berlangsung kronik, lesi disebabkan
garukan dan gosokan berulang, dengan gambaran likenifikasi berbatas tegas.
Penyebab dan • Penyebab : Tidak diketahui, diduga akibat gigitan serangga; pakaian yang
epidemiologi ketat; dermatitis seboroika; psoriasis.
• Umur : Dewasa, jarang pada anak-anak.
• Jenis kelamin : Wanita lebih banyak dari pria.
• Bangsa/ras : Banyak pada bangsa Asia.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Gatal terus menerus, spasmodik atau paroksismal. Pada daerah gatal timbul sisik-
sisik seperti psoriasis.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Punggung, leher dan ekstremitas, terutama pergelangan tangan dan
kaki, serta bokong.
• Efloresensi : Papula miliar, likenifikasi dan hiperpigmentasi, skuama dan
kadang-kadang ekskoriasi.
130 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding 1. Psoriasis: efloresensi biasanya berupa eritema berbatas tegas, skuama putih
mengkilat dan berlapis-lapis.
2. Tinea korporis: mikroskopik ditemukan elemen jamur.
3. Prurigo nodularis: kelainan kulit yang berbatas tegas, bagian pinggir aktif dengan
bagian tengah relatif tenang.
Prognosis Baik.
GRANULOMA ANULARE
Definisi Adalah kelainan kulit yang khas dengan bentuk makula yang bundar, yang paling
banyak mengenai anak-anak.
Faktor-faktor yang Sinar matahari, gigitan serangga, dan pukulan keras dapat merupakan faktor
memengaruhi pencetus/memperberat penyakit.
timbulnya Makanan yang banyak mengandung protein seperti daging, telur, dan ikan sering
menjadi faktor pencetus.
penyakit:
Gejala-gejala Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dimulai dengan timbul daerah-daerah makula yang gatal yang menyebar ke arah
pinggir disertai daerah tengah yang atrofi.
Lesi tidak akan pernah menjadi ulkus.
Pemeriksaan Pemeriksaan gula darah, pemeriksaan darah lengkap, fungsi hepar dan fungsi ginjal.
pembantu
H istopatologi • Pada dermis ditemukan granulasi yang berbentuk pagar.
• Gambaran histopatologi harnpir sama seperti pada diabetes rnelitus, yaitu nekrosis
pada bagian tengah jaringan-jaringan kolagen.
• Sebukan sel-sel limfosit di sekitcir daerah-daerah nekrosis, ditemukan sel-sel raksasa
Langhan's.
132 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding Dermatomitosis oleh karena ada lesi-lesi makular yang eritematosus, dengan atrofi
bagian tengah disertai rasa gatal.
Liken planus harus dipikirkan karena ada rasa gatal, dan skuama halus.
Psoriasis perlu dipikirkan karena lesi-lesi bundar, batas-batas tegas, tetapi tidak ada
skuama yang tebal-tebal.
Penatalaksanaan • Rasa gatal diobati dengan Antihistamin seperti loratadin, siterisin dan
klorfeniramin.
• Topikal : dapat diberikan obat-obatan steroid topikal seperti hidrokortison,
betametason a tau triamsinolon.
• Triamsinolon intradermal dapat memberikan hasil yang baik.
Prognosis Baik.
PRURIGO HEBRA
Definisi Adalah reaksi kulit yang bersifat kronik residif dengan efloresensi beraneka ragam.
Penyebab dan • Penyebab : Yang pasti belum jelas. Diduga ada pengaruh dari luar seperti
epidemiologi gigitan serangga, sinar matahari, udara dingin, dan pengaruh dari
dalam tubuh seperti infeksi kronik.
• Umur : Anak-anak sampai dewasa muda.
• Jenis kelamin : Wanita lebih banyak daripada pria.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dari anamnesis didahului oleh gigitan serangga (nyamuk, semut), selanjutnya timbul
urtikaria papular. Kemudian timbul rasa gatal, dan karena digaruk timbul bintik-
bintik. Gatal bersifat kro~ik, akibatnya kulit jadi hitam dan menebal. Penderita
mengeluh selalu gelisah, gatal dan mudah dirangsang.
Gambaran Epidermis : hiperkeratosis, parakeratosis dan akantosis, serta edema sel-sel epider-
h istopatologi mis. Dermis: pelebaran ujung-ujung pembuluh darah dan sebukan sel-sel radang
kronik.
Diagnosis banding 1. Skabies: sering menemukan lesi papulo-vesikel pada sela-sela jari, pergelangan
tangan disertai gatal pada malam hari. Dapat dicari Sarcoptes scabiei.
2. Gigitan serangga, biasanya pada bagian tengah lesi tampak ekskoriasi dikelilingi
daerah yang edema dan eritema.
3. Dermatitis herpetiformis: selalu disertai gatal; efloresensi berupa papula a tau vesikel
dan ada kecenderungan berkelompok.
134 Sa ripati Penyakit Ku/it
Gambar 6.43 Prurigo hebra. A. Predileksi. B. Papula-papula pada daerah ekstensor ekstremitas.
Gambar 6.44 A & B. Prurigo hebra pada anak-anak. Lengan dan kaki terkena.
Penyakit Ku/it Alergi 135
Penatalaksanaan Umum : Hams dicari faktor penyebabnya dan selanjutnya diobati. Pengobatan
bersifat simtomatis
Sistemik : Antihistamin untuk menghilangkan rasa gatal dan untuk penenang seperti
klorfeniramin, siproheptadin. Antibiotik jika ada infeksi sekunder.
Topikal : Antipruritus baik dalam bentuk salep atau bedak. Kortikosteroid krim/
salep sangat menolong untuk mencegah/ menghilangkan cacat jaringan
parut.
PRURIGO NODULARIS
Definisi Adalah reaksi kulit yang bersifat kronik dengan gejala utama berupa nodus yang
menyebar di ekstremitas.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Kelainan kulit dimulai dengan papula-papula miliar pada bagian ekstensor
ekstremitas, yang makin membesar membentuk nod us-nod us lentikular. Terasa sangat
gatal dan kadang-kadang terjadi infeksi sekunder. Jika ada infeksi timbul
limfadenopa ti.
Pemeriksaan Pemeriksaan darah, elektrolit, kimia darah dan laju endap darah.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding 1. Dermatitis atopik tipe dewasa: perbedaan pada lokalisasi di punggung kaki, dan
efloresensi biasanya berupa likenifikasi.
2. Liken simpleks kronik: biasanya di punggung kaki/tangan, hiperpigmentasi,
likenifikasi numular sampai plakat.
Penatalaksanaan Sistemik:
• antihistamin H 1 golongan terbaru seperti loratadin, terfenadin atau sitresin diberikan
1 kali sehari.
• suntikan kortikosteroid intralesi terutama larutan triamsinolon asetonida 5-10 mg/
ml. Dosis 0,1-0,2 ml pada tiap tempat suntikan dengan jarak suntikan 1 kali
seminggu.
Prognosis Baik.
DERMATITIS MEDIKAMENTOSA
Definisi Merupakan penyakit yang terjadi karena penggunaan obat kulit dan selaput lendir.
Penyebab dan • Penyebab : Obat-obatan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut,
epidemiologi suntikan atau anal.
• Umur : Dapat pada semua umur.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
• Bangsa/ras : S.emua bangsa.
• Daerah/musim : Tidak berpengaruh.
• Kebersihan/lingkungan : Tidak berpengaruh.
• Keturunan : Akan berpengaruh jika ada sifat hipersensitivitas.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Gejala dapat timbul akut, subakut atau kronik. Keluhan utama biasanya gatal, dan
suhu badan meninggi.
Diagnosis banding Tergantung lokalisasi, jenis dan sifat efloresensi, yaitu dengan urtiknria, pemfigus, a tau
dermatitis herpetiformis.
Gambar 6.48 Dermatitis medikamentosa. Tampak Gambar 6.49 Erupsi obat pada wajah dan leher.
papula dan eritema menyeluruh di daerah
punggung.
Gambar 6.50 Dermatitis medikamentosa. Tampak makula Gambar 6.51 Dermatitis medikamentosa. Erosi, eritema dan
hiperpigmentasi. papula-papula miliar.
Penya kit Ku/it Alergi 139
Gambar 6.57 A & B. Erupsi tetap. Sa/ah satu bentuk dermatitis medikamentosa, tampak makula hiperpigmentasi menetap.
Penyakit Ku/it Alergi 141
Definisi Aclalah penyakit kulit akut clan berat, tercliri clari erupsi kulit, kelainan mukosa clan
lesi pada mata.
Penyebab dan • Penyebab Belum jelas, ada beberapa faktor pencetus seperti:
epidemiologi 1. Infeksi: virus, jamur, bakteri, parasit.
2. Obat: penisilin, barbiturat, hidantoin, sulfonamid, fenolftalein.
3. Faktor fisik: sinar X, sinar matahari, cuaca.
4. Penyakit kolagen vaskular.
5. Neoplasma.
6. Kehamilan.
7. Kontaktan.
• Umur Biasanya pada usia dewasa.
• Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Biasanya generalisata, kecuali pada kepala yang berambut.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relatif
hiperpigmentasi), yang berkembang menjadi urtikaria
a tau lesi papular berbentuk target dengan pusat ungu, atau
lesi sejenis dengan vesikel kecil. Purpura (petekie), vesikel
dan bula, numular sampai dengan plakat. Erosi, ekskoriasi,
perdarahan dan krusta berwama merah hitam.
Gambaran Peradangan pada bagian atas kulit dan dilatasi pembulu.h darah, infiltrasi
histopatologi: perivaskular, ekstravasasi eritrosit serta edema pacla stratum komeum. Epidermis
mengalami perubahan sedang sampai berat, terjadi spongiosis dan edema intraselular,
pembentukan vesikel dan bula yang mengandung serum dan sel polimorfonuklear,
sebagian eosinofil.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah untuk menilai penyebabnya apakah alergi a tau infeksi.
pembantu/ 2. lmunofluoresensi banyak membantu membedakan sindrom Stevens-Johnson
laboratorium clengan penyakit kulit dengan lepuh subepidermal lainnya.
142 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding 1. Nekrolisis epidermal toksik: yang khas di sini adalah epidermis terlepas dari dasamya
(epidermolisis).
2. Pemfigus: biasanya ada akantolisis dan tes Nikolski positif.
3. Vario/a hemoragika: efloresensi kulit berupa vesikel/bula dalam stadium yang sama
(monomorf).
Prognosis Umumnya baik, dapat sembuh sempurna bergantung pada perawatan dan cepatnya
mendapat terapi yang tepat. Jika terdapat purpura, prognosis lebih buruk. Angka
kematian ± 5-15%.
ERITEMA MULTIFORMIS
Definisi Adalah reaksi mendadak di kulit dan selaput lendir dengan efloresensi yang khas
berupa gambaran iris.
Penyebab dan • Penyebab : Penyebab yang pasti belum jelas, diduga karena alergi obat,
epidemiologi infeksi virus, udara dingin atau rangsangan fisik.
• Umur : Biasanya dewasa
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Tanpa sebab yang jelas, mendadak demam, malaise dan kesadaran menurun. Pada
kulit timbul makula, eritema berbatas tegas, disusul lepuh-lepuh. Kelainan ini dapat
melibatkan selaput lendir. Penderita mengeluh nyeri dan gatal.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Punggung tangan, telapak tangan dan kaki, bagian
ekstensor ekstremitas, selapur lendir, dan genitalia.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Tipe makular berupa makula eritematosa yang bundar
dengan vesikel pada bagian tengahnya sehingga me-
nyerupai cincin yang disebut bentuk iris (target cell). Tipe
bulosa: tampak plak urtika dan di berbagai tempat
ditemukan bula-bula besar, lebar, tak berbatas tegas,
dikelilingi oleh eritema.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan kimia darah untuk melihat anemia dan gangguan elektrolit.
pembantu/ 2. Pemeriksaan kemih untuk melihat pengaruh pada ginjal
laboratorium
Diagnosis banding 1. Pemfigus: makula eritematosa dengan bula yang tegang, tak gatal. Keadaan umum
menurun dan terjadi epidermolisis.
2. Dermatitis medikamentosa: biasanya didahului riwayat penggunaan obat (oral atau
suntikan), disusul erupsi kulit mendadak.
3. Nekrolisis epidermal toksik: bula besar-besar, kendur, tidak ada sel target, dan ada
epidermolisis.
Penatalaksanaan Umum : menjaga keseimbangan elektrolit dengan memberi makan dan elektrolit
melalui vena, terutama jika tak dapat menelan.
Khusus:
Sistemik:Injeksi kortikosteroid seperti betametason 4 x 0,5 mg/hari sampai lesi kering.
Sesudah penderita dapat makan, diberikan secara oral. Antibiotik seperti gentamisin
1 g/hari IV; oksitetrasiklin 4 x 500 mg/ hari, Claforan 1 g/hari IV.
Gambar 6.59 Eritema multiforme. Tampak ef/oresensi berbentuk iris (target cell).
Definisi Adalah suatu penyakit kulit akut yang ditandai dengan epidermolisis menyeluruh.
Penyebab dan • Penyebab : Tidak diketahui, diduga ada hubungan dengan alergi obat.
epidemiologi • Umur : Sering pada orang dewasa.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
pen yak it Penderita tampak sakit berat disertai demam tinggi dengan kesadaran menurun. Lesi
kulit berupa eritema menyeluruh yang diikuti vesikel dan bula dalam jumlah banyak.
Pada wajah timbul erosi dan ekskoriasi.
Garn baran Pada stadium dini tampak vakuolisasi dan nekrosis sel-sel stratum basalis sepanjang
histopatologi: perbatasan dermis-epidermis. Pada lesi lanjut tampak nekrosis eosinofilik sel-sel
epidermis dengan pembentukan vesikel subepidermal.
Diagnosis banding 1. Sindrom Stevens-Johnson: keadaan umum biasanya buruk disertai vesikel dan bula
tanpa epidermolisis.
2. Dermatitis kontak toksik: biasanya lesi timbul pada tempat kontak dan tak ada
epidermolisis.
3. Staphylococcus scalded skin syndrome: biasanya timbul pada anak-anak dengan
lokalisasi tertentu. Berupa bula numular di leher, ketiak dan wajah.
Penya kit Ku/it Alergi 145
Penatalaksanaan Um um Keseimbangan cairan dan elektrolit. Diet rendah garam tinggi protein.
Khusus • Kortikosteroid: deksametason 4-{ix5 mg/hari selama 3-5 hari kemudian
diturunkan secara cepat. '
• Antibiotik: gentamisin 2 x 80 mg/hari, eritromisin 20-40 mg/kg BB/
hari selama 7-14 hari.
• KCl 3 x 500 mg.
Prognosis Tergantung luas kelainan. Jika meliputi lebih dari 50%, prognosis buruk.
Definisi Adalah suatu penyakit kulit dengan epidermolisis yang disebabkan oleh eksotoksin
a tau protein ekstraselular stafilokok.
Penyebab dan • Etiologi : Staphylococcus aureus group 2 tipe faga 52, 53 dan 71
epidemiologi • Epidemiologi : Banyak menyerang anak-anak dan bayi, tetapi dapat juga
menyerang orang dewasa.
• Jenis kelamin : Lebih banyak pada pria; perbandingan 5:1.
Gejala singkat Penyakit ini sangat mirip dengan nekrolisis epidermal toksik, dan sering dikelirukan.
penyakit Tetapi menurut beberapa ahli kedua penyakit ini sangat berbeda baik dalam
patogenesis, penyebab, patologi anatomi maupun prognosisnya. SSSS memberi gejala
panas mendadak, serta menimbulkan skuamasi yang lebar dalam bentuk lembaran-
lembaran.
Pemeriksaan Diagnosis segera dapat ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan irisan beku; pada
histopatologi: bagian atas/ atap bula tidak terdapat proses nekrosis.
Pemeriksaan Biakan cairan bula, usapan selaput lendir mulut, hidung dan telinga dapat
pembantu/ menghasilkan pertumbuhan stafilokok.
laboratorium
Diagnosis banding 1. Nekrolisis epidermal toksik: lesi kulit lebih dalam dan pada pemeriksaan sediaan
irisan beku terdapat nekrolisis epidermis. Keadaan umum penderita lebih buruk.
2. Sindrom Steven-Johnson: biasanya memberi gejala sistemik yang berat, lesi
mukokutan yang berat, tes Nikolsky dan pemeriksaan sel Tzank positif.
Penatalaksanaan Topikal : Dapat diberi KMn04 1/10.000 a tau larutan asam borat 3%.
Sistemik : Antibiotik spektrum luas seperti kloksasiklin. Dosis dewasa 4 x 500 mg/
hari. Eritromisin 40-50 mg/kg BB selama 14-21 hari, sefalosporin 1 g/
hari selama 10-14 hari.
Kortikosteroid merupakan kontraindikasi.
Gambar 6.63 A & B. Erosi pada kedua kaki, pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut.
7 PENYAKIT KULIT
KARENA INFEKSI BAKTERI
SKROFULODERMA
Definisi Adalah tuberkulosis kutis mumi sekunder yang terjadi secara per kontinuitatum dari
jaringan di bawahnya, misalnya kelenjar getah bening, otot dan tulang.
Penyebab dan • Penyebab : Mycobacterium tuberculosis (jenis human), basil tahan asam, ukuran
epidemiologi 2-4 x 0,3-15 mikron.
• Umur : Biasanya pada anak-anak dan dewasa muda; dapat terjadi pada
semua umur.
• Jenis kelamin : Perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dimulai dengan infeksi sebuah kelenjar yang selanjutnya berkembang menjadi pe-
riadenitis. Beberapa kelenjar kemudian dapat meradang sehingga membentuk suatu
kantong kelenjar 'klier pakket'. Pada stadium selanjutnya terjadi perkijuan dan
perlunakan, mencari jalan keluar dengan menembus kulit di atasnya, dengan demikian
terbentuk fistel. Fistel tersebut kian melebar, membentuk ulkus yang mempunyai
sifat-sifat khas.
Gambaran Tampak radang kronik dan jaringan nekrotik mulai dari lapisan dermis sampai
histopatologi: subkutis tempat ulkus terbentuk. Jaringan yang mengalami nekrosis kaseosa dikelilingi
oleh sel-sel epitel dan sel-sel datia Langhans.
Pemeriksaan 1. Tes Mantoux dan radiogram paru untuk melihat apakah masih ada fokus-fokus .
pembantu/ yang masih aktif.
laboratorium 2. Biakan sekret ulkus dan tes resistensi.
3. Pemeriksaan darah, hitung jenis, laju endap darah dan kimia darah.
148
Penyakit Ku/it karena lnfeksi Bakteri 149
Gambar 7.3 A, B & C. Skrofuloderma. Tampak u/kus, fistel, sikatriks, dan jembatan kulit (skin bridges).
Penyakit Ku/it karena lnfeksi Bakteri 15 1
Definisi Adalah bentuk tuberkulosis kutis yang disebabkan infeksi Mycobncterium tuberculosis
secara eksogen pada kulit, memberi gambaran bentuk lesi granuloma/ infiltrat dengan
permukaan verukosa. Jenis ini timbul pada orang-orang dengan daya tahan tubuh
tinggi dan baik. ·
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Mikobakterium masuk ke dalam kulit melalui luka-luka kecil/ abrasi kulit, selanjutnya
berkembang menjadi papula-papula yang verukosa dengan penyebaran serpiginosa.
Tinggi infiltrat dapat mencapai 2-3 cm, permukaannya eritematosa dan menyerupai
ginjal. Bentuk ini tidak pemah menjadi ulkus dan tidak disertai pembesaran kelenjar
limfe regional.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Tangan, bokong, kaki, lutut, dan tempat-tempat yang
mudah terkena trauma.
• Ejloresensi/sifat-sifatnya : Infiltrat/ tuber verukosa, permukaan eritematosa kadang-
kadang livide, berbentuk ginjal/bulan sabit akibat
penyebaran yang serpiginosa.
Gambaran Pada epidermis tampak hiperkeratosis, akantosis. Pada reaksi radang yang akut sering
histopatologi: dengan gambaran abses di lapisan ini. Pada dermis tampak nekrosis kaseosa.
Prognosis Baik, penyakit dapat sembuh spontan walaupun membutuhkan waktu lama (beberapa
bulan sampai tahun).
Gambar 7.5 Tuberkulosis kutis verukosa. A. Makula eritematosa, permukaan kasar, serpiginosa.
B. Papula-papula verukosa, menyebar serpiginosa.
KUSTA
(lepra)
Definisi Merupakan penyakit infeksi mikobakterium yang bersifat kronik progresif, mula-
mula menyerang saraf tepi, dan kemudian terdapat manifestasi kulit.
Penyebab dan • Penyebab : Mycobacterium leprae, basil tahan asam, 1-8 x 0,2-0,5 mikron.
epidemiologi • Umur : Kelompok umur terbanyak adalah 25-35 tahun; di bawah itu jarang.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ ras : Pada ras kulit hitam insidens bentuk tuberkuloid lebih tinggi. Pada
memengaruhi kulit putih lebih cenderung tipe lepromatosa.
timbulnya • Sosioekonomi : Banyak pada negara-negara berkembang dan golongan sosio-
ekonomi rendah.
penyakit: • Kebersihan : Lingkungan yang kurang memenuhi kebersihan.
• Turunan : Tampaknya faktor genetik berperan penting dalam penularan
penyakit ini. Penyakit ini tidak diturunkan pada bayi yang
dikandung ibu lepra.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Lesi diawali dengan bercak putih bersisik halus pada bagian tubuh, tidak gatal,
kemudian membesar dan meluas. Jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh
kesemutan/baal pada bagian tertentu, ataupun kesukaran menggerakkan anggota
badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi. Rambut alispun dapat rontok.
Pembagian lepra: Menurut kongres intemasional Madrid 1953, lepra dibagi atas tipe Indeterminan (I),
tipe tuberkuloid (T), tipe lepromatosa, dan tipe borderline (B). Ridley Jopling (1960)
membaginya menjadi: I, TT, BT, BB, BL, dan LL. Pembagian Madrid sering untuk
segi praktis di lapangan, sedang pembagian Ridley Jopling terutama dipakai untuk
penelitian dan pengobatan di pusat penelitian dan leprosaria.
Diagnosis banding Beberapa hal penting dalam menentukan diagnosis banding lepra:
• Ada makula hipopigmentasi
• Ada daerah anestesi
• Pemeriksaan bakteriologi memperlihatkan basil tahan asam.
• Ada pembengkakan/pengerasan saraf tepi a tau cabang-cabangnya.
Prognosis Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih
singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur clan ulkus
kronik, prognosis menjadi kurang baik.
156 Saripati Penyakit Ku/it
Gambar 7.11 Ulkus trofikum. Ulkus Gambar 7.12 Kusta tipe borderline (BB).
akibat gangguan trofis pada kusta.
Penyak it Ku/it karena lnfeks i Ba kteri 157
Gambar 7.13 Kusta tipe tuberkuloid (TT). A & 8. Tampak bagian tengah agak tenang dan bagian
tepi aktif.
Gambar 7.14 A & 8 . Tampak pembesaran saraf pada kusta tipe tuberkuloid (TT).
158 Sa ripa ti Pen y~kit Ku/it
Gambar 7.15 Kusta tipe lepromatosa. A. Beberapa infiltrat di pipi. B. Nodula-nodula di se/uruh wajah.
Gambar 7.16 Kusta tipe borderline (BB); Garn bar 7.17 Absorpsi tulang-tulang jari pada
makula dan infiltrat yang menonjol tidak teratur. kusta tuberkuloid (TT)
Penyakit Ku/it karena lnfeksi Bakteri 159
REAKSI KUSTA
Definisi Adalah episode akut dari penyakit kusta dengan gejala konstitusi, aktivasi dan atau
timbul efloresensi baru di kulit.
Eritema Nodosum Umumnya terjadi pada lepra tipe BL atau LL. Yang berperan penting adalah sis tern
Leprosum imunologis humoral.
Gejala klinis: Gejala konstitusional berupa demam, menggigil, mual, nyeri sendi, sakit pada saraf
dan otot. Pada kulit timbul: eritema, nod us, dan jika nodus pecah menimbulkan ulkus.
Predileksi: lengan, tungkai dan dinding perut.
Penatalaksanaan Antipiretik dan analgetik parasetamol atau metampiron 4 x 500 mg. Kortikosteroid
seperti prednison dengan dosis permulaan 20-40 mg/hari dibagi dalam 4 dosis, atau
kortikosteroid lain dengan dosis ekivalen. Klofazimin 300 mg/hari. Obat antikusta
yang lain diteruskan.
Reaksi Pembalikan Umumnya pada lepra tipe BT, BB, dan BL. Yang memegang peranan penting adalah
sistem imunologis selular.
Gejala klinis Gejala konstitusi lebih ringan dari ENL. Gejala kulit: lesi-lesi lepra menjadi lebih
banyak dan lebih aktif secara mendadak. Tidak timbul nodus dan terkadang ada
jejak neuritis.
Penatalaksanaan Jika timbul neuritis berikan kortikosteroid, prednison 30-60 mg/hari. Obat-obat kusta
yang lain diteruskan. Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit. Analgetik dan
antipiretik jika perlu.
Gambar 7.19 A & B. Reaksi kusta bentuk ENL. Tampak nodus-nodus tanpa u/kus dan nyeri.
PATEK
(frambusia = puru)
Definisi Adalah infeksi sistemik menahun yang disebabkan oleh Treponema pertenue.
Penyebab dan • Penyebab : Treponema pertenue; tergolong spiroketa, berukuran 5-15 x 0,5
epidemiologi mikron, dengan jumlah lekukan 5-10.
• Umur : Anak dan dewasa muda.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Dibagi dalam 3 stadium perkembangan:
• Stadium I: mulai dengan papula yang selanjutnya menjadi banyak berkelompok.
Lesi terutama mengeluarkan serum berwama kuning coklat yang melekat pada
papula membentuk krusta. Papula yang di tu tu pi oleh krusta kuning disebut induk
patek. Kelenjar getah bening membesar, penderita panas dingin, sakit keras, dan
malaise.
Penya kit Ku/it karena lnfeksi Bakteri 161
• Stadium II: sesudah beberapa bulan induk patek hilang sendiri, timbul lesi patek
kedua yang hampir sama dengan induk patek, tetapi lebih kecil dari tersebar di
seluruh tubuh. Nodula-nodula permukaan seperti buah seri ditutupi oleh krusta
kuning coklat yang disebut anak patek. ·
• Stadium III: stadium destruktif, menyerang kulit, tulang dan sendi. Pada kulit
dapat timbul nodus atau gurna yang destruktif; pada tulang terjadi periostitis atau
osteitis. Dekstruksi tulang rawan hidung dapat rnenirnbulkan gangosa atau gondou.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Stadium I: tungkai bawah dan daerah yang terpajan. Sta-
dium II: seluruh tubuh, sesudah beberapa saat predileksi
menetap di lipatan-lipatan sekitar lubang hidung, anus.
Stadium III: tulang-tulang panjang dan tulang rawan
hidung, tulang rawan atau kaki.
• Ejloresensi/sifat-sifatnya Stadium I: papula atau ulkus dengan permukaan papili-
formis di tutu pi krusta kuning coklat (induk patek).
Stadium II: anak patek. Papula-papula atau nodus
dengan permukaan kasar menyerupai buah seri (fram-
bus), ditutupi oleh krusta kuning coklat. Beberapa papula
dapat tersusun arsinar a tau korimbiformis.
Stadium III: Guma produktif, mengeluarkan jaringan
nekrosis, serum dan darah berwama kuning kehitaman.
Hiperkeratosis palmaris dan plantaris.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan serologik, yaitu tes serologi untuk sifilis seperti WR dan VDRL.
pembantu/ 2. Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dari induk patek dan anak patek.
laboratorium 3. Pemeriksaan radiografi untuk melihat destruksi tulang.
Diagnosis banding Stadium I 1. Ulkus tropik : Permukaan rata, dasar cekung dan sekret kuning
kehijauan.
2. Furunkel : Biasanya menonjol, daerah sekitar meradang dan
nyeri.
Stadium II 1. Ektima : Krusta tebal tanpa granulomatosa.
2. Impetigo : Krusta mudah lepas dan tidak berdarah.
Stadium III Sift/is stadium lanjut: Han ya dibedakan dari cara infeksi, ada lesi di
mukosa, dan dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandung.
Prognosis Baik.
162 Saripati Penyakit Ku/it
SKABIES
(gudik = the itch)
Definisi Adalah penyakit kulit akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes Scabiei jenis
manusia dan produknya pada tubuh.
Penyebab dan • Penyebab : Sarcoptes scabiei jenis manusia; tergolong famili artropoda kelas
epidemiologi araknida, ordo akarina, famili sarkoptes.
• Umur : Banyak menyerang anak-anak, walaupun orang dewasa dapat pula
terkena.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Penderita selalu mengeluh gatal, terutama pada malam hari . Kelainan kulit mula-
mula berupa papula, vesikel. Akibat garukan timbul infeksi sekunder sehingga terjadi
pustula.
• Lokalisasi Sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusat,
paha bagian dalam, genitalia pria, dan bokong. Pada bayi:
kepala, telapak tangan dan kaki.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Papula dan vesikel miliar sampai lentikular disertai
ekskoriasi (scratch mark). Jika terjadi infeksi sekunder
tampak pustula lentikular. Lesi yang khas adalah
terowongan (kanalikulus) miliar, tampak berasal dari salah
satu papula a tau vesikel, panjang kira-kira 1 cm, berwarna
putih abu-abu. Akhir/ujung kanalikuli adalah tempat
persembunyian dan bertelur Sarcoptes scabiei betina.
Tungau betina bertelur 3-5 telur /hari. Sesudah 3-4 hari,
telur menetas menjadi larva, dalam 3-5 hari menjadi nimfa,
selanjutnya menjadi tungau dewasa. Tungau jantan dewasa
mati di atas permukaan kulit sesudah mengadakan
kopulasi, sedang yang betina membuat terowongan baru,
bertelur dan ma ti sesudah 2-3 minggu .
164
Penyakit Ku/it karena Parasit & lnsekta 165
Pemeriksaan Mencari Sarcoptes scabiei dewasa, larva, telur a tau skibala dari dalarn terowongan.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding 1. Prurigo: biasanya berupa papula-papula yang gatal; predileksi pada bagian
ekstensor ekstrernitas.
2. Gigitan serangga: biasanya jelas tirnbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria
papular
3. Folikulitis: nyeri, efloresensi berupa pustula rniliar dikelilingi daerah yang eritema.
Gambar 8.4 Skabies. A & B. Tampak papula dan pustul pada tempat predileksi.
Penyakit Ku/it karena Parasit & lnsekta 167
PEDIKULOSIS KAPITIS
(tuma kepala)
Definisi Adalah infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan Pediculus human us var. capi-
tis.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Gejala tersering adalah rasa gatal akibat gigitan tuma. Akibat garukan dapat terjadi
infeksi sekunder sehingga timbul folikulitis, furunkulosis, dan rambut melekat satu
sama lain. Kelenjar getah bening leher dapat pula membesar.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Bagian belakang kepala (regio oksipitalis) dan di atas
telinga (regio parietalis).
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Tampak krusta yang melekat pada rambut, dan beberapa
rambut bergabung menjadi satu. Ditemukan tuma kepala
dan telur-telur yang melekat pada rambut.
Penatalaksanaan Umum Menjaga kebersihan kepala, rambut hams sering dicuci dan dirawat
dengan baik.
Khusus • Gama benzen heksaklorida 1% dalam bentuk shampoo; dapat diulang
beberapa kali.
• Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik, misalnya penisilin dan
eritromisin.
Prognosis Baik.
Penyakit Ku/1t karena Parasit & lnsekta 169
P~DIKULOSIS KORPORIS
(tuma badan)
Definisi Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Pediculus humanus var. corporis.
Penyebab dan • Penyebab : Gigitan Pediculus humanus var. corporis. Tuma tinggal melekat pada
epidemiologi lipatan-lipatan pakaian dan sewaktu-waktu mengisap darah pada
kulit.
• Umur : Biasanya menyerang orang dewasa.
• Penyebaran : Di seluruh dunia.
• Iklim : Daerah beriklim din.gin tempat orang memakai pakaian tebal.
• Kebersihan : Banyak menyerang orang-orang yang kebersihan dan higiene
kurang.
• Lingkungan : Banyak ditemukan di daerah-daerah perkebunan dan peternakan.
Prognosis Baik.
Gambar 8.8 A & B. Gigitan Pediculus humanus var. corporis (tuma badan) di sekitar ikat pinggang, depan dan
belakang.
PEDIKULOSIS PUBIS
(phthiriasis pubis)
Definisi Adalah infeksi tuma pada rambut dan kulit di daerah pubis dan sekitarnya.
Penyebab dan Penyebab : Phthirus pubis; ditularkan melalui kontak terutama kontak seksual.
epidemiologi Penyebaran : Kosmopolit.
Umur : Umumnya orang dewasa, pria maupun wanita.
Gejala singkat Perasaan gatal di daerah pubis dan sekitarnya terutama jika banyak keringat. Pada
penyakit daerah pubis dan perut bagian bawah ditemukan bercak-bercak merah abu-abu yang
disebut makula serulae. Tidak hanya menyerang pubis, dapat meluas ke ketiak dan
daerah lain.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Daerah pubis, ketiak, jenggot, alis dan rambut kepala.
• Efloresensi : Papula miliar dengan urtika yang disebut sebagai makula serulae.
Pemeriksaan Mencari tuma dewasa yang melekat erat di pangkal rambut, dan telur pada rambut.
pembantu/
laboratorium
Penya kit Ku/it karena Parasit & lnsekta 171
Diagnosis banding Karena menimbulkan rasa gatal di daerah pubis, dapat didiagnosis banding dengan
dermatitis seboroika dan tinea kruris.
Prognosis Baik.
Gambar 8.10 Pedikulosis pubis. A. Tampak telur (nits) tuma melekat pada rambut kemaluan. B. Tuma
menempel pada kulit di sekitar pangkal rambut.
172 Saripati Penyakit Ku/it
CREEPING ERUPTION
(ruam menjalar = larva kesasar = larva menjalar)
Definisi Adalah kelainan kulit khas berupa garis lurus atau berkelok- kelok, progresif, akibat
larva yang kesasar.
Penyebab dan • Penyebab Larva cacing tambang anjing atau kucing (Ancylostoma caninum
epidemiologi atau A. braziliense).
• Umur Biasanya anak-anak atau orang dewasa.
• Jenis kelamin Lebih sering pada pria.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Terutama punggung tangan, kaki, anus, bokong, paha
dan telapak kaki.
• Efloresensi dan sifat-sifatnya: Garis merah berkelok-kelok, merupakan kumpulan
papula atau vesikel.
Diagnosis banding Penyakit ini mudah dikenali, sekali lihat tidak akan lupa, tetapi hams didiagnosis
banding dengan granuloma anulare a tau herpes zoster pada stadium permulaan.
Prognosis Baik.
Penyakit Ku/it karena Parasit & lnsekta 173
AMEBIASIS KUTIS
Penyebab dan • Penyebab : Entamoeba histolytica; bentuk bulat dengan diameter 20-40 mikron.
epidemiologi • Umur : Semua umur, walaupun lebih sering pada dewasa.
• Penyebaran : Di seluruh dunia, paling sering di daerah tropis.
Faktor-faktor yang • Umumnya didahului infeksi amuba di tempat lain terutama di saluran cerna dan
memengaruhi abses ha ti.
timbulnya • Kebersihan: orang-orang yang kurang mengerti kebersihan lebih mudah terkena
penyakit.
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utarna dan keluhan tambahan:
penyakit Lesi dimulai sebagai abses di sekitar anus, selanjutnya memecah dan mengeluarkan
amuba. Kemudian menjadi daerah yang merah dan menebal. Biasanya penderita
mengeluh gatal dan sakit.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Genitalia eksterna, sekitar anus, perineum dan bokong.
• Efloresensi : Makula eritematosa dengan permukaan kasar tak rata. Jika sudah
lama akan menjadi granuloma merah di sekitar anus.
Garn bar an Epidermis: hiperkeratosis, dapat pula sebukan jaringan nekrosis dengan sel plasma,
histopatologi: limfosit dan sel-sel polinuklear. E. histolytica dapat ditemukan dalam jaringan kulit.
Prognosis Baik.
CICITAN SERANGCA
(insect bite)
Definisi Adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga yang disebabkan reaksi
terhadap toksin a tau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang.
Penyebab dan • Penyebab : toksin atau alergen dalam cairan gigitan serangga tersebut.
epidemiologi • Umur : semua umur.
• Jenis kelamin : frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Penyakit Ku/it karena Parasit & lnsekta 175
Faktor yang Lingkungan yang banyak serangga, seperti perkebunan, persawahan, dll.
memengaruhi
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Setelah digigit serangga timbul edema pada kulit, disusul jaringan nekrosis setempat.
Penderita mengeluh gatal dan nyeri pada tempat gigitan. Gejala sistemik berupa rasa
tak enak, muntah-muntah, pusing sampai syok, dapat menyertai gigitan dengan toksin
yang berat (seperti gigitan laba-laba hitam).
Gambaran Edema antara sel-sel epidermis, spongiosis, serta sebukan sel polimorfonuklear. Pada
histopatologi: dermis ditemukan pelebaran ujung pembuluh darah dan sebukan sel radang akut.
Penatalaksanaan • Topikal : Jika reaksi lokal ringan, dikompres dengan larutan asam borat 3%, atau
kortikosteroid topikal seperti krim hidrokortison 1-2%. Jika reaksi berat dengan
gejala sistemik, lakukan pemasangan torniket proksimal dari tempat gigitan, dan
diberi obat sistemik.
• Sistemik : Injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50
mg. Adrenalin 1% 0,3--0,5 ml subkutan. Kortikosteroid sistemik diberikan pada
penderita yang tak tertolong dengan antihistamin atau adrenalin.
Prognosis Baik.
176 Saripati Penya kit Ku/it
Gambar 8.13 Gigitan serangga. A & B. Tampak papu/a-papula dan bekas garukan.
Gambar 8.15 Gigitan kutu babi. Tampak Gambar 8.16 Gigitan ta won. Tampak edema
papula dikelilingi oleh papu/a-papula kecil. palpebra dan bagian tengah yang nekrosis.
Penyakit Ku/it karena Parasit & lnsekta 177
TRIKOMONIASIS
Definisi Sebenarnya tergolong penyakit akibat hubungan seksual (PHB); disebabkan oleh
Trichomonas vagina/is.
Faktor-faktor yang Banyak dipengaruhi oleh kebersihan yang kurang pada orang-orang dalam usia aktif
memeng.aruhi seksual.
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Biasanya penderita datang dengan keluhan gatal pada daerah kemaluan dan gejala
keputihan.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Daerah kemaluan bagian luar maupun bagian dalam.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Ditemukan daerah eritematosa dengan sedikit erosi;
besamya bervariasi mulai numular sampai plakat. Pada
bagian dalam kemaluan tampak eritema mukosa disertai
fluor albus.
Pemeriksaan Pemeriksaan sekret vagina dengan preparat basah dapat ditemukan Trichomonas
pembantu/ vaginal is.
laboratorium
Diagnosis banding Kandidiasis vagina/is atau uretritis non-gonoroika, juga menghasilkan sekret tidak khas.
Definisi Adalah peradangan kronik dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh beberapa
faktor dengan gambaran klinis yang khas.
Penyebab dan • Penyebab Penyebab yang pas ti belum jelas. Sebum yang dihasilkan oleh
epidemiologi kelenjar palit merupakan faktor penting untuk terjadinya akne
vulgaris.
• Umur Umumnya dewasa muda.
• Jenis kelamin Wanita lebih banyak daripada pria.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ras Kulit putih lebih banyak daripada kulit berwarna.
memengaruhi • Makanan Yang banyak mengandung lemak, mempermudah tim-
timbulnya bulnya akne.
• Musim/iklim Kelembapan dan temperatur yang tinggi berpengaruh
penyakit: terhadap produksi sebum.
• Kebersihan/higiene Kebersihan yang buruk mempermudah timbulnya akne.
• Faktor keturunan Berpengaruh terhadap bentuk klinis akne.
• Infeksi Propionibacterium acnes berperanan dalam iritasi epitel folikel
dan mempermudah terjadinya akne.
• Hormonal Androgenik lebih mudah menimbulkan penyakit.
• Kosmetik Pemakaian kosmetika (pada akne kosmetik) yang bersifat
komedogenik dapat menimbulkan akne.
• Kejiwaan/kelelahan Faktor ini tampak jika seseorang susah tidur dan meng-
hadapi pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, maka akne
akan kambuh.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit: Erupsi timbul pada tempat predileksi terutama wajah disertai rasa gatal. Efloresensi
mula-mula berupa komedo dan selanjutnya menjadi pustula a tau nod us dan kista.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Wajah, dada, punggung, dan lengan atas bagian luar.
• Efloresensi/sifat-sifatnya: Papula, pustula, nod us a tau kista miliar sampai lentikular
merata pada seluruh regio. Juga white head dan black head.
178
Akne Vulgaris, Akantosis Nigrikans dan Akne Rosasea 179
Berdasarkan penyebab:
• Akne tropika.
• Akne mekanik.
• Akne neonatorum.
• Akne kosmetika.
• Akne klor.
• Akne jabatan.
• Akne minyak.
• Akne senilis.
• Akne radiasi.
Diagnosis banding 1. Erupsi akneformis: biasanya berupa papula, vesikel berkelompok; lokalisasi seluruh
tub uh.
2. Akne rosasea: lebih merah dan khas; daerah hidung dan pipi.
3. Folikulitis: biasanya nyeri, tidak ada komedo tetapi terlihat pustula miliar.
Gambar 9.5 Akne pustulosa. Gambar 9.6 Akne sikatrisial. Parut yang khas.
Gambar 9.9 Akne juvenilis. Akne yang timbul Garn bar 9.1 O Hiperpigmentasi akibat
pada usia muda. pengobatan akne.
AKANTOSIS NIGRIKANS
Definisi Adalah penyakit kulit dengan efloresensi utama berupa hiperpigmentasi dan
hiperkeratosis papilar.
Gejala singkat • Lokalisasi : Predileksi pada ketiak, leher, bagian dalam paha, inguinal, bokong,
penyakit sekitar pusar dan sekitar anus, kadang-kadang di selaput lendir
mulut dan faring.
• Efl.oresensi : Hiperpigmentasi, keratosis papilar dengan batas tak tegas, regional
dan skuama halus.
Diagnosis banding Hiperpigmentasi dan keratosis harus didiagnosis banding dengan penyakit dermati-
tis kontak kronik, neurodermatitis, amiloidosis dan liken nitidus.
Penatalaksanaan • Bentuk ganns : terapi keganasan primer dengan kemoterapi atau radiasi.
• Bentuk jinak: dapat diobati dengan dermabrasi, fulgurasi a tau dengan eksisi luas.
• Bentuk palsu : penyakit akan hilang jika obesitas dikembalikan pada berat badan
normal.
• Bentuk sindroma: pengobatan khusus terhadap sindroma penyerta.
Prognosis Jenis ganas buruk; jenis yang lain bergantung hasil pengobatan penyakitnya, biasanya
pengobatan memberi hasil yang kurang baik.
AKNE ROSASEA
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Mula-mula timbul bercak-bercak merah di wajah, yang makin meluas dan menetap.
Tampak pelebaran pembuluh darah (teleangiektasis).
Prognosis Baik.
Akne Vulgaris, Akantosis Nigrikans dan Akne Rosasea 185
PEMFIGUS VULGARIS
Definisi Adalah salah satu penyakit berlepuh dengan pembentukan bula di atas kulit normal
dan selaput lendir.
Penyebab dan • Penyebab : Penyebab yang pas ti belum diketahui; diduga berhubungan dengan
epidemiologi autoimun.
• Umur : Banyak pada dasawarsa ke-5 dan ke-6; dapat juga semua umur.
• Jenis kelamin : Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gamba ran Pada epidermis ditemukan bula suprabasal, akantolisis epitel pada dasar bula. Dengan
histopatologi: mikroskop elektron ditemukan perlunakan semen interselular, kerusakan desmosom
dan tonofibril.
186
188 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding 1. Dermatitis herpetiformis: umumnya mengenai anak dan dewasa. Keadaan umum
penderita baik, keluhannya sangat gatal; letak bula subepidermal.
2. Pemfigoid bulosa: keadaan umum baik, dinding bula tegang terletak subepidermal;
terdapat IgG liniar.
3. Sindrom Steven-Johnson: biasanya memberikan kelainan-kelainan di ma ta, bibir dan
kemaluan berupa erosi yang dalam; keadaan umum sangat buruk.
Penatalaksanaan • Obat utama kortikosteroid, prednison 60-150 mg/hari atau deksametason dosis
tinggi IM atau IV. Setelah ada perbaikan dosis diturunkan secara logaritmik.
Antibiotik spektrum luas untuk melindungi terhadap infeksi.
• Alternatif lain berupa kombinasi kortikosteroid dengan imunostatik misalnya
prednison 50-100 mg/hari dengan siklofosfamida 100-500 mg/hari. Maksud
kombinasi ini ialah agar dosis kortikosteroid tidak terlalu tinggi, sehingga efek
samping dapat dicegah.
• Keseimbangan cairan tubuh diperhatikan.
GalTibar 10.5 Pemfigus vulgaris diobati Gambar 10.6 Pemfigus vulgaris. Bula dan daerah-
dengan steroid. Perkembangan jinak. daerah erosif.
Penyakit Ku/it Berlepuh 187
Garn bar 10.1 Pemfigus vulgaris. Bula hemoragik. Garn bar 10.2 Pemfigus vulgaris. Beberapa bu/a
pecah meninggalkan sikatriks.
Garn bar 10.3 Pemfigus vulgaris. Bula pada wajah Garn bar 10.4 Pemfigus vulgaris. Bekas-bekas
dan badan. bu/a dengan sikatriks.
Penyakit Ku/it Berlepuh 189
PEMFIGUS FOLIASEUS
Definisi Adalah salah satu bentuk pemfigus yang memberi gejala klinik berupa vesikel-vesikel
berdinding tipis yang mudah pecah.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
pen yak it Gejalanya tidak seberat pemfigus vulgaris. Perjalanan penyakit terjadi kronik dengan
remisi temporer. Penyakit mulai dengan vesikel/bula berukuran kecil, berdinding
kendur yang kemudian pecah menjadi erosi dan eksudatif. Yang khas adalah eritema
menyeluruh yang disertai banyak skuama kasar, sedangkan bula kendur hanya
sedikit. Penderita mengeluh gatal dan badan menjadi berbau busuk.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Kulit kepala, wajah, dada, dan daerah seboroik; bersifat
simetris.
• Ejloresensi/sifat-sifatnya :' Eritema menyeluruh disertai skuama kasar. Vesikel atau
bula lentikular berdinding kendur h'anya sedikit; daerah
erosif generalisata.
Diagnosis banding 1. Eritroderma : seluruh permukaan tubuh menjadi merah tanpa ada eksudasi; skuama
halus sampai sedang. Penderita selalu mengeluh kedinginan.
2. Sindroma Stevens-Johnson : ada trias konjungtivitis, stomatitis dan erosi di daerah
genital.
3. Pemfigus vulgaris : biasanya bula berdinding tegang (tense) dan bertahan lama;
keadaan umum buruk.
Gambar 10.7 Pemfigus foliaseus. Bula berdinding Gambar 10.8 Bula berdinding kendur, krusta dan
kendur, lekas pecah, erosi. erosi pada pemfigus foliaseus .
PEMFICUS ERITEMATOSUS
(sindroma Senear-Usher)
Definisi Adalah salah satu bentuk pemfigus dengan gejala klinis yang lebih jinak, serta tidak
memengaruhi keadaan umum.
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Keadaan um um penderita biasanya baik. Lesi mula-mula sedikit, dapat berlangsung
berbulan-bulan dan sering disertai remisi. Kelainan kulit berupa bercak-bercak eritema
berbatas tegas dengan skuama tebal. Eksudasi dan krusta di wajah menyerupai kupu-
kupu, sehingga mirip lupus eritematosus dan dermatitis seboroika. Kelainan dapat
juga generalisata. Penyakit ini dapat berubah menjadi pemfigus vulgaris a tau foliaseus.
Pem~riksaan kulit • Lokalisasi : Kedua sisi batang hidung dan pipi, mirip gambar kupu-
kupu; juga dada, punggung, kulit kepala dan ekstremitas.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Eritema berbatas tegas dengan skuama tebal disertai
eksudasi dan krusta yang berwarna kuning coklat.
Diagnosis banding l. Lupus eritematosus: biasanya tidak ada bula, hanya eritema dengan skuama dan
atrofi kulit. Pada bagian tepi ditemukan telangiektasia; terdapat sumbatan kera-
tin.
2. Dermatitis herpetiformis: banyak vesikel berkelompok dengan keluhan gatal.
Pemeriksaan histopatologi memperlihatkan bula subepidermal. .
3. Pemfigoid bulosa: bula yang besar-besar di seluruh tubuh; tes Nikolsky negatif dan
pemeriksaan sel Tzanck positif.
Penatalaksanaan • Kortikosteroid seperti pada pengobatan pemfigus vulgaris, tetapi dosis lebih rendah.
Oasis permulaan 40-60 mg prednison/hari sampai lesi-lesi berkurang. Setelah
penyembuhan klinis, dosis diturunkan.
• Kortikosteroid topikal, misalnya fluosinolon asetonida 0,25%, klobetason 0,01 %
berkhasiat baik.
192 Saripati Penya kit Ku/it
Garn bar 10.10 Pemfigus eritematosus. Pre- Garn bar 10.11 Pemfigus eritematosus. Daerah erosif di
dileksi. hidung, skuama.
Garn bar 10.12 Pemfigus eritematosus. A & B. Tampak eritema dan skuama basah pada kedua pipi.
Penyakit Ku/it Berlepuh 193
PEMFIGUS VEGETANS
Definisi Merupakan bentuk jinak dari pemfigus vulgaris dan sangat jarang ditemukan.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Terdapat 2 tipe:
• Tipe Neumann : Bula-bula kendur yang menjadi erosif, kemudian menjadi
vegetatif dan proliferatif papilomatosa.
• Tipe Hallopeau (pyodermite vegetante): lesi primer berupa pustula-pustula yang
menyatu, meluas ke arah tepi, selanjutnya mengalami vegetasi
membentuk daerah hitam kasar menyerupai beludru.
Diagnosis banding Karena tergolong penyakit kulit berlepuh maka hams didiagnosis banding dengan
pemfigus vulgaris, dermatitis herpetiformis dan pemfigus bulosa.
Prognosis Baik.
194 Saripati Penyakit Ku/it
PEMFIGOID BULOSA
D efini si Adalah penyakit kronik yang ditandai dengan bula besar berdinding tegang di atas
kulit yang eritematosa.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Ketiak, lengan bagian fleksor, lipat paha dan mulut.
• Efloresensi/sifat-sifatnya Bula numular sampai plakat berisi cairan jernih dengan
dinding tegang, terkadang hemoragik. Jika bula pecah
terlihat daerah erosif numular hingga plakat, bentuk tak
teratur.
Gamba ran Kelainan dini berupa celah di perbatasan dermis-epidermis dan bula subepidermal.
histopatologi: Se! infiltrat utama ialah eosinofil, limfosit, dan sel-sel polinuklear, tersebar di dalam
dermis.
Pemeriksaan 1. Imunologi: IgG & C3 tersusun seperti pita di BMZ (basement membrane zone).
pembantu/ 2. Tes KJ biasanya memberi hasil negatif.
laboratorium 3. Tes Nikolsky biasanya negatif.
4. Pemeriksaan sel Tzanck biasanya positif.
Diagnosis banding Pemfigoid bulosa harus didiagnosis banding dengan pemfigus vulgaris, penyakit
Duhring dan sindroma Stevens-Johnson. Dengan melihat umur, keadaan umum,
gambaran klinis dan histopatologis, ketiga penyakit dapat saling dibedakan.
Penatalaksanaan • Prednison 40-60 mg/hari, jika sudah terdapat perbaikan, dosis diturunkan
perlahan-lahan.
• Kombinasi kortikosteroid dengan imunosupresan dapat mengurangi dosis
kortikosteroid.
• DDS a tau klorokuin memberi hasil yang baik.
Prognosis Kematian jarang dibandingkan dengan pemfigus vulgaris. Dapat terjadi remisi
spontan.
DERMATITIS HERPETIFORMIS
(morbus Duhring; penyakit Duhring)
Definisi Adalah penyakit residif menahun dengan ruam polimorfik, terutama berupa vesikel
yang tersusun berkelompok dan simetris, yang disertai rasa gatal yang hebat.
Faktor yang Sensitivitas terhadap gluten (protein gandum) dapat menimbulkan penyakit. Dari
memengaruhi pemeriksaan imunofluoresensi langsung dapat dibuktikan adanya perubahan
timbulnya beberapa imunoglobulin (IgA, IgG, IgM) di ujung papila dermis. Karena itu faktor
sensitivitas diduga berperanan penting dalam menimbulkan penyakit.
penyakit:
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Keadaan urn um penderita biasanya baik, mengeluh rasa gatal dan terbakar. Mulainya
penyakit perlahan-lahan, perjalanannya kronik dan residif, biasanya berlangsung
seumur hid up; remisi spontan terjadi pada 10-15% kasus. Lesi dimulai dengan eritema
atau urtika, yang disusul vesikel-vesikel berkelompok. Dinding vesikel atau hula
tegang (tense), tidak mudah pecah dan tersebar bilateral. Lesi-lesi kronik meninggalkan
daerah yang hipo-/hiperpigmentasi.
Penyakit Ku/it Berlepuh 197
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Punggung, bokong, lengan atas bagian ekstensor, paha,
siku, lutut, bersifat simetris.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Berupa eritema, papulo-vesikel, vesikel atau bula yang
berkelompok simetris. Dinding tegang, berisi cairan jernih.
Karena penyebaran menyerupai herpes maka disebut
herpetiformis. Gambaran efloresensi dapat beraneka ragam
seperti polisiklik, arsinar, sirsinar, atau korimbiformis.
Gambaran Ditemukan vesikel atau bula subepidermal disertai eksudasi di papila dermis dan
histopatologi: terbentuk mikro abses neutrofilik. Pada lesi-lesi yang agak lanjut didapati sebukan
sel eosinofil dan neutrofil di dermis.
Diagnosis banding 1. Pemfigus vulgaris: bula timbul di atas dasar kulit yang tidak eritematosa; tidak gatal;
tes Nikolsky positif dan tes KJ negatif.
2. Eritema multiforme: tampak jelas ada lesi-lesi berbentuk iris (target cell) di kulit dan
selaput lendir, disertai keadaan um um yang buruk dan tidak ga tal. Tes KJ negatif.
3. Pemfigoid bulosa: biasanya bula tersebar di seluruh tubuh, besar-besar, tidak
berkelompok dan tidak ada rasa gatal. Tes Nikolsky negatif dan tes KJ negatif.
Penatalaksanaan Sistemik • Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotika yang masih sensitif.
• Diaminodifenilsulfon (dapson) =DDS 50-300 mg/hari. Hati-hati dalam
pemberian DDS karena ada efek samping berupa anemia hemolitik,
leukopenia dan methemoglobulinemia.
• Sulfapiridin 1-4 g/hari dapat menekan pertumbuhan bula. Obat ini
kurang poten dibanding DDS; efek samping lebih ringan.
" Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik yang masih sensitif.
Topikal Bedak antipruritus seperti kamfer 1-2%, mentol 1-2%, asam salisilat 2-
4% untuk mengurangi rasa gatal. Pengaruh makanan bebas gluten masih
dalam penyelidikan.
Prognosis Sebagian besar penderita mengalami perjalanan penyakit yang kronik dan residif.
198 Saripati Penyakit Ku/it
Definisi Tergolong penyakit kulit berlepuh dengan gejala timbulnya pustula di atas daerah
yang eritematosa.
Cejala singkat Pustula terletak superfisial seperti pada impetigo bulosa, berbentuk anular dan
penyakit menjalar secara serpiginosa. Kadang-kadang terdapat vesikel yang kemudian menjadi
pustulosa.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Daerah perut, ketiak dan lipatan-lipatan. Lesi di mukosa jarang dan
biasanya ringan.
• Efloresensi : Pustula miliar sampai lentikular, dengan gambaran anular atau
serpiginosa.
Cambaran Pad a epidermis didapati pustula subkorneal dengan infiltrasi neutrofil. Pada dermis
histopatologi: ditemukan spongiosis dan sebukan neutrofil dan eosinofil di sekitar pembuluh darah.
Pemeriksaan Kultur cairan pustula adalah steril. Pemeriksaan imunofluoresensi tak langsung
pembantu/ tampak gambaran yang m1rip dengan pemfigoid bulosa.
laboratorium
Diagnosis banding Dermatitis herpetiformis, eritema multiforme, psoriasis pustulosa atau bakteri-id
pustulosa. Dari gejala klinis, pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan
histopatologi, penyakit ini dapat dipastikan.
Penatalaksanaan Diaminodifenilsulfon (Dapson) 50-200 mg/hari selama 2-3 minggu memberi hasil
yang baik. Pada beberapa pasien, sulfapiridin juga efektif.
EPIDERMOLISIS BULOSA
Definisi Adalah suatu penyakit kulit herediter, yang ditandai dengan timbulnya bula baik
secara spontan maupun akibat trauma.
Patogenesis Patogenesis yang pasti belum diketahui. Diduga oleh karena pembentukan enzim
sitolisis dan mutasi protein yang sensitif terhadap perubahan panas.
Penyakit Ku/it Berlepuh 201
Gejala singkat Bula akan timbul pada tempat yang mengalami tekanan mulai sejak lahir hingga
penyakit dewasa. Bula berisi cairan jernih dengan dinding yang tegang dan terkadang
hemoragik. Bula dapat juga timbul di selaput lendir; pada kuku menyebabkan distrofi
kuku. Pada tipe distrofik resesif terdapat retardasi mental dan pertumbuhan tubuh
yang terhambat.
Gambaran Sangat bervariasi. Bula dapat terjadi di stratum basalis a tau sub-basal. Kulit tampak
histopatologi: atrofik dan papila-papila mendatar.
Diagnosis banding Karena tergolong penyakit kulit berlepuh, maka hams didiagnosis banding dengan
pemfigoid bulosa, pemfigus foliaseus a tau dermatitis herpetiformis.
Penatalaksanaan Um um Hindari trauma mekanik, jangan memakai pakaian yang kaku atau
sepatu yang keras, mengawasi anak- anak yang merangkak agar jangan
terkena trauma.
Khusus Sistemik: belum ada obat yang memberi penyembuhan memuaskan.
Kortikosteroid pada beberapa kasus memberi hasil yang baik, tetapi
masih dalam peneli tian.
Definisi Adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling sering
dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ ras : Lebih sering pada bangsa yang banyak mengonsumsi lemak.
memengaruhi • Keturunan : Pada jenis xantomatosis (xantelasma) primer.
timbulnya
penyakit:
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Timbul plak iregular di kulit, wama kekuningan sering kali di sekitar mata dengan
ukuran panjang/besar bervariasi, adakalanya simetris dan cepderung bersifat
permanen.
Diagnosis banding Gambaran klinis sangat jelas, sekali melihat biasanya tidak rnudah lupa; kadang-
kadang hams dipikirkan liporna a tau fibroma.
Penatalaksanaan Eksisi total atau kauterisasi dengan risiko rnenimbulkan sikatriks dengan akibat
ektropion.
Prognosis Baik.
202
Ca ngguan Metabolisme, Ke kurangan Cizi, Autoimun, dan M iliaria 203
XANTOMA TUBEROSUM
Definisi Adalah suatu xantoma berbentuk tuber kenyal dengan ukuran bervariasi, dari kecil
hingga lebih besar dari duku.
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Timbul benjolan sebesar kelereng yang makin lama makin besar (sebesar bola tenis),
teraba kenyal, warna kuning-keunguan, tidak nyeri.
204 Saripati Penyakit Ku/it
Prognosis Baik.
XANTOMA TENDINOSUM
Defini si Adalah suatu xantoma yang terdapat di tendon, berupa nodula yang keras, iregular
dengan pertumbuhan lambat.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Tendo Achilles, tendo ekstensor jari-jari, tuberositas tibia,
maleoli.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Papula a tau nodula berdiameter 5-25 mm di atas tendon
pada bagian ekstensor.
Diagnosis banding Biasanya sangat khas, tetapi jika meragukan hams dipikirkan tumor jinak kulit seperti
ateroma C:Jtau fibroma.
Prognosis Dubia.
IKTIOSIS
Definisi Adalah suatu gangguan pembentukan keratin; pada gangguan ini sekresi kelenjar
minyak dan keringat berkurang.
Gambaran klinis Secara praktis iktiosis dibedakan menjadi 4 bentuk; iktiosis vulgaris, iktiosis terkait
X, iktiosis lamelar dan epidermolitik hiperkeratosis.
;Collodion baby' • Merupakan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkan, tertutup pembungkus
mantel a tau selubung seperti collodion.
• Selubung tersebut membatasi gerakan anggota tubuh; ektropion pada ma ta. Setelah
24 jam kelahiran, timbul fisura-fisura dan lembaran keratinosa yang besar-besar,
dalam waktu bersamaan terjadi perbaikan. Sebagian besar kasus mengalami
penyembuhan menetap terutama pada daerah permukaan kulit fleksura, sebagian
lagi terus mengalami pembentukan sisik lokal. Sisik tumbuh besar bersisi empat
mirip kulit dahan kayu.
• Pada beberapa penderita hanya batang tubuh yang diserang, sedang yang lain
dapat hanya mengenai ekstremitas.
• Lentz dan Altman berpendapat bahwa penyakit ini adalah iktiosis eritrodermia
kongenita bentuk nonbulosa (iktiosis lamelar), sedangkan Reed dkk. tidak
menganggapnya sebagai penyakit tersendiri, tapi suatu keadaan kongenital auto-
somal dominan dan resesif berupa eritroderma bentuk iktiosis, iktiosis terkait seks,
sindroma Sjogren-Larsson dan iktiosis lamelar.
• Prognosis buruk.
'Harlequin fetus' • Keadaan ini mungkin sekali lebih berat dari bayi kolodion.
• Menyerang kulit fetus dalam rahim. Kulit mengalami penandukan dan tebal seperti
kulit kayu pada beberapa bagian tubuh.
• Telinga tidak ada a tau rudimenter; ditandai eklabium dan ektropion.
• Umumnya bayi lahir mati atau segera mati setelah lahir.
• Prognosis buruk.
Gambar 11.10 lktiosis histriks. A.Bercak-bercak papula, skuama, permukaan kasar. B. Bercak
verukosa pada kedua tungkai bawah.
Gambar 11.11 Bayi kolodion. Tampak kulit Gambar 11.12 Bayi kolodion . Ku/it tebal,
bayi terpecah-pecah menjadi lembaran. terpecah-pecah, lamelar dan ektropion.
Gangguan Metabolisme, Kekurangan Gizi, Autoimun, dan Miliaria 211
Definisi Adalah suatu bentuk nevus epidermis yang terdapat pada satu sisi tubuh, berbentuk
linear, putus-putus seperti pita, atau bercak-bercak.
Penyebab Biasanya ada hubungan dengan tumor otak dan sindroma diensefalik yang terjadi
pada anak kecil. Menurut Solomon, insidens tinggi berhubungan dengan kelainan
tulang dan susunan saraf pusat.
Gambaran klinis Lesi verukosa berwarna merah muda, abu-abu kotor, atau coklat tersusun dalam
bentuk bercak; dapat disertai pertandukan a tau komedo. Gambaran longitudinal pada
ekstremitas, transversal pada batang tubuh dan tidak pernah melampaui garis tengah
tub uh.
Pemeriksaan Epidermis hiperplastik terutama stratum korneum dan malfigi. Juga dijumpai
Histopatologi: hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis.
Penatalaksanaan • Fulgurasi.
• Kauterisasi.
• Bedah beku dengan nitrogen cair a tau salju C02 •
• Bedah eksisi.
KWASHIORKOR
Definisi Adalah penyakit yang terjadi karena defisiensi kalori, menimbulkan kelainan pada
kulit, rambut dan mukosa.
Cejala singkat Kulit mula-mula tampak kering dengan gambaran lebih jelas dan lebar, selanjutnya
penyakit timbul hiperpigmentasi dan deskuamasi yang disebut crazy pavement dermatosis. Pada
lesi yang berat dapat timbul ekskoriasi dan ulserasi. Rambut menjadi halus dan lurus,
mudah lepas dan berwama seperti rambut jagung (flag sign). Pada mukosa mulut
dapat timbul stomatitis dan mudah terkena infeksi. Jika kena infeksi basil fusiformis
dapat timbul noma pada sudut mulut.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah untuk melihat defisiensi protein, besi dan vitamin.
pembantu 2. Pemeriksaan bakteriologi dari usapan mukosa mulut untuk melihat infeksi jamur,
bakteri dan spiroketa, basil fusiformis.
Penatalaksanaan Umum : Memperbaiki keadaan gizi dengan diet tinggi kalori, tinggi protein dan
vitamin. Jika ada infeksi diberikan antibiotik yang sesuai.
Gain bar 11.14 Kwashiorkor. A. Anak cengeng, kulit kering dan skuamasi. B. Tampak depigmentasi pada telinga.
C. Tanda khas crazy pavement dermatosis: kulit tipis, bercelah-celah, berskuama dan depigmentasi.
214 Sa ripati Penyakit Ku /it
Gambar 11 .15 Kwashiorkor. A. Rambut ha/us, jarang, berwarna merah muda. B. Depigmentasi, fisura.
C. Ku/it kering, edematosa, berskuama dan depigmentasi. D. Noma, pada mulut tampak ulkus kotor.
Gangguan Metabo/isme, Kekurangan Gizi, Auto imun, dan Miliaria 21 5
HIPERKERATOSIS FOLIKULARIS
Definisi Adalah penyakit kulit karena kekurangan vitamin A. N ama lainnya: hipovi taminosis
A; frinoderma.
Gambaran klini s Perubahan pertama pada defisiensi vitamin A ialah pada ma ta, saluran napas bagian
atas, dan pelvis renalis, sedangkan perubahan terakhir ialah pada kulit.
Pada kulit terjadi hiperkeratosis terutama pada folikel rambut, dalam per-
kembangannya menjadi sumbatan keratotik intrafolikular bagian sentral, yang tampak
berupa papula pigmentasi. Umumnya sumbatan ini tampak sebagai spina a tau seperti
tanduk, yang lainnya dapat tertutup oleh sisik-sisik yang melekat longgar dan jika
sisik diangkat akan menimbulkan lubang.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Ekstremitas bagian ekstensor, bahu, pundak, punggung, perut, leher
bagian belakang dan wajah.
• Efioresensi : Papula keratotik dalam berbagai ukuran. Sumbatan keratotik, spina,
dan skuama yang melengket longgar dan jika diangkat meninggalkan
lubang.
Pemeriksaan Pada epidermis didapat sumbatan-sumbatan keratin dan parakeratosis. Pada der-
histopatologi: mis didapat sebukan sel-sel radang dan sel-sel raksasa.
Pemeriksaan Memeriksa kadar vi tamin serum, normal lebih dari 20 µg/ 100 cc serum.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Liken spinulosis, biasanya pada anak-anak dengan tanda-tanda berupa hiperkeratosis
miliar; dapat diobati dengan keratolitik topikal.
Penatalaksanaan Vitamin A dosis tinggi (500 .000 IU sehari) diberikan selama beberapa hari.
PELAGRA
Definisi Adalah suatu penyakit kronik yang mengenai kulit, saraf dan saluran cerna, timbul
karena kekurangan niasin.
Faktor-faktor yang • Daerah Lebih sering pada negara miskin dan daerah pedesaan.
memengaruhi • Lingkungan Berhubungan dengan kebiasaan makan.
timbulnya
penyakit:
Gejala singkat Mula-mula timbul bercak merah dengan tepi yang berbatas tegas seperti garis.
penyakit Beberapa minggu kemudian kulit terkelupas meninggalkan pigmentasi yang jelas
sehingga terbentuk krusta tebal.
Gangguan Metabolisme, Kekurangan Giz i, Autoimun, dan Miliaria 217
Cam bar an Tampak hiperkeratosis dan parakeratosis. Pigmentasi meningkat. Pada bagian atas
histopatologi: dermis tampak pelebaran pembuluh darah dan edema, jaringan sekitarnya diinfiltrasi
histiosit.
Diagnosis banding Pelagra harus didiagnosis banding dengan dermatitis kronik karena perjalanan
penyakitnya yang kronik. Hanya saja pada dermatitis predileksinya di tengkuk,
ekstremitas dan lipat lutut.
AMILOIDOSIS KUTIS
Definisi Penyakit ini tergolong dalam kelompok penyakit metabolik; dapat muncul dalam
beberapa fase kehidupan. Secara klinis penyebabnya sangat sedikit diketahui sampai
sekarang.
Etiologi Konsep Saltzer: semua kasus amiloidosis disebabkan oleh proliferasi sel-sel yang
mensintesis protein. Hasil sintesis berupa protein akan ikut sirkulasi darah kemudian
bertumpuk di daerah-daerah yang diserang.
Amiloidosis nodular
• Lokalisasi : Ekstremitas, batang tubuh, genitalia dan wajah.
• Efloresensi : Nodula tunggal atau multipel.
Gambaran histopatologi:
• Epidermis atrofik, anetoderrna, kadang terdapat bula besar. Dermis/subkutis:
infiltrasi arniloid yang difus dan banyak sebukan sel plasma.
Diagnosis banding Milia koloidal; liken planus hipertrofik; liken spinolosis dan hiperkeratosis folikularis.
SKLERODERMA
Skleroderma Adalah kolagenosis kronik dengan gejala khas berupa bercak-bercak putih kekuningan
Sirkumskripta yang keras; seringkali mempunyai halo ungu di sekitarnya. Penyakit mulai dengan
stadium awal yang inflamatorik, kemudian masuk ke fase sklerodermatik. Sinonim:
skleroderma lokalisata atau morfea.
Etiologi Belum diketahui. Terdapat faktor familial. Kehamilan dapat mencetuskan atau
memperberat morfea. Insidens: wanita tiga kali lebih banyak daripada pria; usia yang
paling sering 20-40 tahun. Bentuk liniar lebih dominan pada anak. Pada orang dewasa
bentuk liniar mulai pada usia lebih muda daripada bentuk lain.
Gambaran klinis Dapat berupa suatu bercak sklerotik atau plak solitar (tersering) a tau bercak multipel;
sebagai morfea gutata (terjarang) a tau sebagai skleroderma liniar.
ataupun plak tersebut keras dan berindurasi tetapi tidak melekat erat pada jaringan
di bawahnya.
• Morfea gutata:
Lesi terdiri dari bercak kecil dan bulat yang atrofik. Di sekitarnya terdapat halo
ungu kebiru-biruan. Beberapa lesi berkelompok. Lokasi lesi biasanya di dada a tau
le her.
• Skleroderma liniar:
Lesi solitar dan unilateral. Lokalisasi di kepala, dahi atau ekstremitas. Pada lesi
terdapat atrofi dan depresi. Lesi menyerang lapisan kulit dalam.
• Morfea segmental:
Bentuk ini dapat dijumpai pada wajah dan memberi hemiatrofi. Jika berada di
ekstremitas, di samping indurasi terdapat pula atrofi lemak subkutis dan otot.
Akibatnya ialah kontraktur otot dan tendo, serta ankilosis sendi tangan dan kaki.
• Morfea generalisata:
Merupakan kombinasi dari 4 bentuk di atas. Morfea tersebar luas dan disertai atrofi
otot-otot, sehingga timbul disabilitas. Lokalisasi terutama di badan bagian atas,
abdomen, bokong dan tungkai.
Skleroderma Penyakit ini menyerupai skleroderma sirkumskripta, tetapi secara konsekutif disertai
Difusa Progresiva pergerakan dan ikut sertanya visera. Sinonim: skleroderma sistemik.
Gejala klinis Penyakit ini melalui 3 stadium, yakni (1) stadium menyerupai morbus Raynaud, (2)
mukosa terserang dan (3) alat-alat dalam terkena pula.
• Stadium I Kelainan vasomotorik berupa akrosianosis dan akroasfiksi terutama
pada jari tangan. Di wajah terdapat telangiektasia. Bercak edematosa
berbatas tak jelas. Kemudian terlihat bercak-bercak berindurasi yang
berwama putih agak kekuningan. Pengerasan kulit dan keterbatasan
gerakan berakibat timbulnya muka topeng mikrostomia;
sklerodaktili pada jari tangan dengan ulserasi pada ujung
akrosklerosis dengan hiperpigmentasi dan depigmentasi, serta
atrofi.
• Stadium II Mukosa oral terkena. Terdapat indurasi di lidah dan gingiva serta
terdapat paroksismal vasomotorik dan kelainan sensibilitas.
• Stadium III Visera terserang. Disfungsi dan penurunan motilitas esofagus
mengakibatkan disfagia dan malabsorbsi. Lambung dan usus kecil
mengalami kelainan yang sama. Fibrosis di paru membuat penderi ta
dispnea, bahkan korpulmonale dengan akibat payah jantung,
perikarditis dan efusi perikarditis dapat terjadi pula . Ginjal
mengalami kegagalan faal yang disertai uremia dan hipertensi.
Hanya pada sebagian kasus ternyata penyakit dapat berhenti
spontan. Angka kelangsungan hid up 10 tahun ialah 35-47%.
Sindroma CRST (calcinosis cutis, Raynaud phenomenon, sc/erodactily
dan telang iectasis syndrome). Merupakan bentuk ringan dari
skleroderma sistemik, yakni hanya esofagus terkena, alat-alat dalam
lain tidak terkena. Angka kelangsungan hid up 10 tahun adalah 93%.
Secara histopatologik pada skleroderma terdapat penebalan kolagen dengan
hialinisasi.
222 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding Kelainan kulit mula-mula dapat menyempai mikosis a tau lupus eritematosus diskoid.
Sklerodaktili hams dibedakan dari lesi pada lepra, siringomielia dan penyakit
Raynaud. Varian difusa hams didiagnosis banding dengan penyakit Raynaud dan
miksedema.
Penatalaksanaan Hingga kini belum ada obat spesifik untuk skleroderma. Terapi hams ditujukan pada
alat-alat yang terkena, penderita hams dilindungi terhadap kedinginan bilamana
terdapat fenomena Raynaud. Vasodilatasi diberikan jika terdapat gangguan
vasomotorik. Efektivitas obat sulit dinilai karena penyakit cenderung membaik secara
spontan.
DERMATOMIOSITIS
Definisi Dermatomiositis adalah salah satu penyakit kulit yang mengenai jaringan kulit,
subkutis dan otot-otot dengan disertai tanda-tanda edema, dermatitis, peradangan
dan degenerasi otot.
Penyebab dan Etiologi belum diketahui. Ada yang mengatakan disebabkan oleh virus dan·ada yang
epidemiologi memperkirakan ada hubungan dengan keganasan.
Penyakit ini jarang dijumpai dan wanita lebih sering daripada laki-laki
Dapat ditemukan pada semua umur
Faktor yang Lingkungan yang panas, sedangkan faktor rasial, geografis, musim, dan kebersihan
memengaruhi tidak berpengaruh.
timbulnya
penyakit:
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Muka, pipi dan leher serta bahu, ujung-ujung jari,
pergelangan tangan, punggung, mukosa, bokong dan
siku.
• Efloresensi/sifat-sifatnya: - Atrofi otot yang menyeluruh, disertai eri tema berwarna
ungu.
- Edema yang kebiru-biruan pada kelopak mata bagian atas
"heliotrophe"
- Makulo papular pada pergelangan tangan dan persendian
jari, disebut tanda "Gotron".
- Mukosa tampak poikiloderma
- Pada anak-anak meninggalkan lesi yang berat pada otot
dan jaringan subkutis.
Diagnosis banding Lupus eritematosis sistemik, sklerodermia, penyakit ini sering dibedakan oleh karena
memberi gejala-gejala klinis yang hampir sama, untuk itu harus didiagnosis banding
dengan pemeriksaan histopatologi.
Penatalaksanaan • Penderita harus istirahat penuh dan usahakan mencari penyebab, seperti tumor
ganas dan infeksi vokal.
• Penderita harus memakai proteksi terhadap sinar matahari dengan memakai tabir
surya.
• Obat-obat kostikosteroid sistemik dengan prednison dosis permulaan 60-100 mg/
hari, dan sesudah ada perbaikan diberikan penurunan dosis sampai dosis bertahan
-/+ 10-20 mg/hari.
• Antiinflamasi juga dapat diberikan.
• Agen sitotropik seperti asatioprin dan metotreksate dapat menolong
• Topikal: dapat diberikan kortikosteroid seperti betametason propionat,
memometason maleat.
Prognosis Buruk.
Cangguan Metabolismc, Kekurangan Cizi, Auto imun, dan Mi liaria 225
Gambar 11.27 B.
Oermatomiositis;
tampak atrofi kulit
disertai skuama
dan u/kus ringan. Gambar 11.27 C. Oerma-
tomiositis pada Jengan;
tampak bercak-bercak
makula hipopigmentasi
dan skuamasi.
226 Saripati Penyakit Ku/it
PURPURA NON-TROMBOSITOPENIK
Definisi Adalah ekstravasasi sel darah merah ke kulit dan selaput lendir tanpa ada hubungan
dengan jumlah trombosit dalam darah.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Mula-mula timbul purpura berupa petekie, ekimosis pada ekstremitas bagian bawah.
Pada tipe fulminan disertai panas yang tinggi, malaise dan menggigil.
Gambaran Didapatkan ekstravasasi eritrosit sekitar pembuluh ram but tan pa perubahan vaskular.
histopatologi:
Pemeriksaan Analisis darah terutama albumin dan globulin.
pembantu/
laboratorium
Diagnosis banding Penyakit ini hams didiagnosis banding dengan dermatitis medikamentosa, purpura
akibat infeksi virus dan kelainan darah. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan histopatologi, analisis darah dan tes alergi.
Prognosis Dubia.
B c
Gambar 11.29 Purpura nontrombositopenik. A. Tampak petekie pada lengan bawah. B. Tampak bercak-bercak petekie dan mengenai
kedua ekstremitas inferior. C. Pada lengan bawah tampak petekie yang diskret.
228 Saripati Penyakit Ku/it
PURPURA TROMBOSITOPENIK
Definisi Adalah ekstravasasi sel darah merah ke kulit dan selaput lendir dengan manifestasi
berupa makula kemerahan yang tak hilang dengan penekanan. Disebabkan jumlah
trombosit dalam darah kurang dari normal.
Penyebab dan • Penyebab : Belum diketahui, sebagian menyatakan karena obat-obatan dan
epidemiologi dapat pula akibat penyakil infeksi.
• Umur : Biasanya orang dewasa.
• Jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.
Gejala singkat Ditandai dengan ekimosis dan petekie akut di kulit dan mukosa, terutama mukosa
penyakit mulut. Dapat terjadi epistaksis dan perdarahan konjungtiva.
Gambaran Didapatkan ekstravasasi eritrosit tanpa inflamasi serta presipitasi fibrin pada dinding
histopatologi: dan lumen pembuluh darah.
Diagnosis banding 1. Vaskulitis alergik: biasanya timbul bercak-bercak merah, miliar yang gatal dan panas,
yang pada pemeriksaan darah tampak normal.
2. Dermatitis medikamentosa: preparat sulfa sering menimbulkan purpura di kulit.
Prognosis Buruk.
A B
Definisi Adalah suatu penyakit kolagen atau autoimun yang menyerang kulit; relatif ringan
dengan gambaran klinis yang khas di wajah, dada, kepala dan ekstremitas.
Cejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Lesi bermula sebagai makula eritematosa di wajah, hidung dan pipi, memberi
gambaran kupu-kupu. Lesi tersebut sedikit gatal; bagian tengah lesi tampak agak
pucat dan atrofi (mencekung) serta dapat terlihat skuama berupa sumbatan folikular.
Pada bagian tepi lesi terlihat eritema dan telangiektasia.
Pemeriksaan ku lit • Lokalisasi : Wajah (pipi kiri dan kanan) simetris, telinga kiri dan
kanan, dada, lengan, dan kepala di belakang telinga.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa, makula hiperpigmentasi numular
sampai plakat dengan gambaran kupu-kupu. Sekitar lesi
didapati teleangiektasia dan pada bagian tengah didapati
sumbatan folikular (jolicullar plug).
Camba ran Gambaran lesi yang khas wire loop yaitu penebalan membrana basalis dan sumbatan
histopatologi: folikular. Terdapat degenerasi jaringan ikat berupa hialinisasi, edema dan perubahan
fibrinoid pada sel-sel di bawah epidermis.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah untuk melihat perbandingan albumin dan globulin (rasio A/
pembantu/ G), laju endap darah dan leukositosis, serta melihat sel LE (dengan pewarnaan
laboratorium Romanovsky).
2. Urinalisis.
Diagnosis banding 1. Psoriasis: penyakit ini kronik residif dengan skuama tebal berwama putih mengkilat.
2. Dermatitis seboroik: biasanya menyerang daerah kepala yang berambut dengan
skuama berminyak serta gatal.
3. Tinea fasialis: dibedakan dengan pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH serta
biopsi.
Gambar 11.34 Lupus eritematosus diskoid. A. Ku/it wajah, pipi, leher, atrofi dan hipopigmentasi.
B. Predileksi dan morfologi khas LED.
232 Saripati Penyakit Ku/it
Definisi LES adalah penyakit sistemik yang menyerang sistem jaringan ikat dan vaskular
dengan karakteristik adanya antinuklear antibodi (AAN).
Pemeriksaan • Lokalisasi : Kedua pipi, batang hidung, dada, lengan, pangkal jari-jari tangan,
telapak tangan dan punggung tangan, mukosa mulut, faring dan vagina.
• Efloresensi/sifat-sifatnya:
- Eritema pada kedua pipi dan batang hidung sehingga memberi gambaran
menyerupai kupu-kupu "butterfly appereance".
- Eritema terdapat pada lengan, dada, punggung telapak tangan yang besamya
mulai dari miliar sampai numular, berbatas tegas dan pada bagian tepinya tampak
hiperpigmentasi dan teleangiektasi.
- Eritema dapat juga terjadi pada pangkal kuku ("periungual erythema").
- Skuama yang halus terdapat di atas daerah eritema.
- Makulopapular yang eritem dapat mengenai kepala, hingga menimbulkan
alopesia yang permanen.
- Krus ta yang menutupi lesi yang eritem disertai atrofi kulit.
- Ulkus dan vaskulitis terjadi pada sisi ekstemal jari-jari tangan.
- Bula sering ditemukan apabila berhubungan dengan fotosensitivitas.
- Ulkus-ulkus pada mukosa palatum, dan faring yang asimtomatis.
- Ulkus juga dapat terjadi pada tungkai bawah sekitar maleolus yang besamya
lentikular sampai numular dengan rasa sakit yang hebat.
- Petekie dan ekimosis dapat timbul pada lengan, dada dan badan akibat dari
trombositopenia.
Edema pada periorbital menyebabkan mata jadi tertutup.
Semua gejala-gejala sistemik dan kulit serta laboratorium diatas dipakai sebagai dasar
diagnosis. Apabila ada 4 atau lebih dari 14 macam keluhan tadi, diagnosis LES dapat
dipertimbangkan.
Diagnosis banding 1. Dermatomiosis, karena sering ditemukan sklerosis pada jaringan-jaringan ikat dan
subkutis.
2. Purpura trombositopenia oleh karena sering ditemukan lesi-lesi petekie dan ekimosis
di daerah lengan bawah.
3. Artritis reumatika, oleh karena sering terjadi artritis dan artralgia.
Komplikasi Yang paling sering ditakutkan adalah jika pada ginjal dan jantung terjadi kelainan
sistemik.
Penatalaksanaan • Penderita hams menghindari pajanan sinar matahari, dan hati-hati dengan
pemakaian oba t-obatan.
• Kortikosteroid seperti prednison, betametason, metilprednison dapat memberi hasil
yang baik. Dosis permulaan dapat sampai 100 mgprednison/hari (dosis ekuivalen
steroid lain) sampai gejala-gejala kulit dan sistemik hilang, selanjutnya dosis dapat
diturunkan perlahan-lahan sampai didapat dosis bertahan.
• Obat antimalaria seperti kloroquin 3x250 mg/hari jangka pendek, terutama yang
baik. Pemberian antimalaria hams dengan ha ti-ha ti mengingat efek samping obat
ini.
• Obat-obat sistemik dapat diberikan sesuai dengan gejala-gejala dari penyakit
sistemik yang ditemukan
• Obat-obat topika l:
Jika kelainan kulit membasah diberikan kompres asam borat 3% sampai kering
selanjutnya dapat diberikan obat-obat anti topikal.
Obat-obat kostikosteroid topikal sangat menolong, seperti betametason 0,05-0,1 %,
fluosino lon 0,05%, a tau triamsinolon 0,1 %.
c
236 Saripati Penyakit Ku/it
ERITRODERMA
Definisi Adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh/harnpir seluruh tubuh,
biasanya disertai skuarna.
Gambaran klinis Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat sekarang semua
eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu sekunder.
Eritroderma akibat alergi obat secara sistemik:
Diperlukan anamnesis yang teliti untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya
alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritema saja,
setelah penyembuhan barulah timbul skuama.
Psoriasis bersifat kronik residif, kelainan kulit berupa sisik-sisik berlapis dan kasar
di atas kulit eritematosa yang berbatas tegas. Umumnya didapati eritema yang tidak
merata.
Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner). Usia penderita berkisar 4-20 minggu.
Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di kepala. Eritema dapat pada
seluruh tubuh disertai skuama yang kasar.
Penatalaksanaan Umurnnya terapi eritroderma dengan kortikosteroid. Dosis berkisar dari 3xl0 mg
sarnpai 4x15 mg sehari. Diet perlu tinggi protein karena banyak skuama yang terlepas.
Topikal dapat diberikan emolien lanolin 10% untuk mengurangi radiasi akibat
vasodilatasi oleh eritema.
Gangguan Metabo lisme, Kek urangan Gizi, Autoimun, dan Miliaria 237
Prognosis Baik jika disebabkan alergi obat. Buruk pada sindrom Sezary.
D
Gangguan Metabolisme, Kekurangan Gizi, Autoimun, dan Miliaria 239
Definisi Adalah kelainan kulit berupa erupsi papuloskuamosa yaitu sisik- sisik di atas kulit
eritematosa, jarang dijumpai dan bersifat herediter.
Penyebab dan • Penyebab : Belum diketahui; bersifat herediter (dominan autosomal) atau
epidemiologi sebagai penyakit sporadik.
• Umur : Semua umur; lebih sering pada dasawarsa ke-1 dan ke-5.
• Jenis kelamin: Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
• Penyakit ini bersifat familial, diturunkan secara autosomal dominan.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Mula-mula terdapat skuama moderat pada kulit kepala diikuti perluasan ke dahi
dan telinga; pada saat ini akan menyerupai gambaran dermatitis seboroika. Kemudian
timbul hiperkeratosis palmo plantaris yang jelas. Berangsur-angsur menjadi papula
folikularis di sekeliling tangan dan menyebar ke kulit berambut.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Kulit kepala, wajah, lengan dan tangan, tungkai dan kaki,
terutama pada daerah ekstensor.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula eritematosa, papula folikularis, hiperkeratosis,
skuama berukuran halus sampai sedang, wama putih
mengkilat.
Gambaran Pada daerah lesi terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis fokal, akantosis ringan,
histopatologi: infiltrasi perifolikular, degenerasi liquefaction pada stratum basalis, tidak ditemukan
abses munro.
Diagnosis banding 1. Dermatitis seboroika: biasanya menyerang daerah-daerah yang banyak mengandung
kelenjar lemak; skuama berminyak.
2. Psoriasis: bersifat kronik residif dengan makula eritema berbatas tegas, skuama
tebal berwama putih mengkilat.
3. Eritrodermia eksfoliativa: biasanya menyerang seluruh permukaan tubuh; skuama
halus disertai gejala-gejala konstitusi badan terasa dingin dan temperatur panas.
Penatalaksanaan Sistemik 1. Vitamin A yang dapat larut dalam air dosis 200.000-600.000 unit/
hari.
2. Metotreksat dosis 2,5 mg/12 jam untuk 3 dosis/minggu.
3. Azatioprin 150-200 mg selama beberapa minggu/bulan.
Topikal Kortikosteroid berpotensi tinggi (untuk lesi yang luas), hidrokortison
0,5%, a tau triamsinolon asetonida 0,1 %.
Prognosis Tipe dewasa mempunyai prognosis lebih baik dibanding tipe juvenilis (remaja).
240 Sa ripati Penyakit Ku/it
KERATODERMA KLIMAKTERIUM
Definisi Hiperkeratosis pada telapak tangan dan telapak kaki yang timbul pada wanita meno-
pause atau pada umur sebelumnya.
Gambaran Biasanya tidak khas, dapat ditemukan hiperkeratosis, sedikit akantosis dan
histopatologi parakeratosis serta pelebaran kapiler-kapiler pada bagian atas epidermis dan disertai
sebukan-sebukan sel-sel radang limfosit.
Pemeriksaan Kerokan kulit untuk melihat apakah ada hifa a tau tidak.
pembantu/ Pemeriksaan tanda fenomena Auspit dan tanda-tanda Kobner.
laboratorium
Diagnosis banding • Keratoderma herediter, biasanya gejala hampir sama, hanya dengan anamnesis
dapat dicari bahwa penyakit ini bersifat herediter dominan.
• Dengan tinea pedis hams dilakukan pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 20%
untuk melihat adanya hifa
• Dengan psoriasis dapat dibandingkan apabila skuama tampak berlapis-lapis dan
transparan serta tanda Auspit positif dan pada biopsi ditemukan abses mikro dari
Munro.
• Keratoderma akibat kerja dapat didiagnosis dengan anamnesis yang lengkap.
Komplikasi Jika ada infeksi sekunder dapat terjadi erisipelas a tau ulkus di kaki.
Penatalaksanaan 1. Penderita hams banyak istirahat, tidak boleh mengangkat barang-barang berat.
2. Biasanya diberi obat keratolitik kuat seperti asam salisilat 10% dalam salep atau
salep antraralin 1,25%.
3. Oba t-obat kortikosteroid topikal seperti belametason propionat 0,5% dalam bentuk
salep dapat dicoba.
Prognosis Baik
242 Saripati Penyakit Ku/it
8
Cangguan Metabolisme, Kekuranga n Cizi, Autoimun, dan Miliaria 243
ALOPESIA AR EATA
Definisi Adalah kelainan yang ditandai dengan bercak / daerah pada kulit, tempat rambut
menghilang secara komplit dan cepat.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Keluhan utama berupa rambut rontok. Mula-mula timbul suatu daerah kecil yang
mengalami kerontokan rambut. Lama-kelamaan daerah tersebut meluas, dan rambut
rontok secara cepat.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Kulit kepala yang berambut, alis dan bulu mata.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Suatu bercak bulat atau oval dan tidak lagi berambut.
Pada tepi bercak yang berbatasan dengan daerah yang
masih berambut, didapatkan rambut yang putus-putus.
Jika rambut dicabut tampak folikel rambut yang atrofi.
Cambaran Pada potongan kulit dari daerah yang tidak berambut, didapatkan rambut dalam
histopatologi: fase anagen. Folikel rambut kecil dan imatur. Bulbus ram but dalam dermis dikelilingi
sebukan sel radang kronik, terutama limfosit.
Pemeriksaan Sebaiknya diperiksa kerokan kulit untuk melihat adakah infeksi jamur atau tidak.
pembantu/
laboratorium
244 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding l. Tinea kapitis: terutama pada anak. Penyebabnya adalah jamur (Microsporum dan
Trichophyton). Rambut dikelilingi oleh spora yang susunannya tidak teratur.
2. Lupus eritematosus diskoid: juga menimbulkan alopesia areata, tapi dapat ditemukan
atrofi kulit, skuama dan telangiektasia.
Prognosis Kadang-kadang dapat sembuh sendiri dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.
Untuk kehidupan penderitanya sendiri, prognosis umumnya baik.
Garn bar 11.43 Alopesia area ta. A. Rambut lepas, kulit mengkilat. B. Ku/it mengkilat, pada bagian tepi
tampak rambut ha/us.
PROGERIA
Definisi Adalah suatu gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang jarang
ditemukan, penyebabnya belum jelas.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Kelahiran bayi tampak normal. Sesudah umur 2 tahun tampak perkembangan
pertumbuhan tubuh mulai tidak normal. Berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan
umur. Kulit menjadi atrofi, dan rambut rontok. Vena-vena tampak menonjol, sendi
mengalami artritis, tulang mengecil dan menjadi pendek. Mata tampak menonjol.
Kepala tampak besar dan muka relatif kecil. Hidung menonjol menyerupai paruh
burung. Dada tampak mengecil dan perut menonjol. Perkembangan seksual
terganggu, sedang intelegensia tidak terganggu.
Penatalaksanaan Menjaga kondisi jantung dan pembuluh darah jantungjika sudah ada arteriosklerosis.
Pengobatan lain belum ada yang efektif.
Prognosis Buruk.
Gambar 11.44 Progeria. A. Anak umur 16 tahun, pertumbuhan tubuh tidak sesuai dengan umur.
B. Jari-jari kontraktur, kulit atrofi. C. Hidung menjadi mancung menyerupai paruh burung, alopesia.
D. Ku/it atrofi, vena menonjol, sendi-sendi jari kontraktur.
Cangguan Metabolisme, Kekurangan Ciz i, Autoimun, dan Miliaria 24 7
MILIARIA
(keringat buntet)
Definisi Adalah suatu dermatitis yang timbul akibat tersumbalnya saluran-saluran kelenjar
keringat.
Penyebab dan • Penyebab Biasanya timbul jika udara panas atau lembap, atau karena
epidemiologi pengaruh pakaian yang tidak menyerap keringat; tersumbatnya
pori-pori kelenjar keringat oleh bakteri yang menimbulkan
peradangan dan edema akibat keringat yang tidak keluar dan
diabsorpsi oleh stratum komeum.
• Umur Semua umur.
• Jenis kelamin Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Umumnya disertai rasa gatal, terutama ada bagian tubuh yang tertutup pakaian.
Penyakit ini diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Miliaria kristalina : Keringat dapat keluar sampai stratum korneum, terlihat
vesikula yang menyerupai titik-titik embun, asimtomatis.
Vesikula dapat pecah akibat trauma obstruksi yang terjadi
di antara lapisan stratum korneum.
2. Miliaria rubra Keringat merembes ke dalam epidermis, terlihat vesiko-
papula dengan eritema di sekitamya. Disertai gatal, mudah
terinfeksi sekunder menjadi impetigo dan furunkulosis,
terutama pada anak. Obstruksi terjadi pula di antara lapisan
epidermis, tetapi lebih dalam dari stratum korneum.
3. Miliaria profunda Obstruksi terletak pada perbatasan dermis-epidermis.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Dapat terjadi pada anggota badan dan bagian tubuh lain
seperti wajah, leher, kulit kepala, dan badan.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Miliaria kristalina: tampak vesikel berdiameter kurang
dari 1 mm tanpa peradangan di sekitarnya.
Miliaria rubra (bentuk klinis tersering): makula
eritematosa miliar dengan vesikel-vesikel di atasnya.
Dapat pula timbul papula-papula di atas makula tersebut.
Miliaria profunda: efloresensi paling menonjol adalah
papula-papula berukuran 1-3 mm.
Gambaran Pad a miliaria kristalina tidak ada perubahan histopatologi. Pada miliaria rubra tampak
histopatologi: infiltrat limfosit perivaskular dan vasodilatasi pembuluh darah di permukaan dermis.
248 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding 1. Gambaran klinis sering kali mirip prurigo, sehingga perlu didiagnosis banding;
prurigo bersifat kronik residif.
2. Gigitan serangga: urtikaria papular, biasanya jelas karena gigitan serangga.
3. Folikulitis: efloresensi yang paling menonjol adalah pustula miliar disertai nyeri;
suhu tubuh meningkat.
Gambar 11.45 Miliaria kristalina. A. tampak vesikel miliar. B. vesikel miliar putih.
Gangguan Metabo/isme, Kekurangan Gizi, Autoimun, dan Miliaria 249
MELASMA
Definisi Adalah kelainan kulit berupa bercak-bercak kehitaman dan kecoklatan di wajah.
Penyebab dan • Penyebab Dapat timbul sebagai proses fisiologis atau patologis;
epidemiologi patogenesisnya belum jelas.
• Umur Umurnnya dewasa.
• Jenis kelamin Lebih sering pada wanita.
Faktor-faktor yang • Sinar ultraviolet dapat memacu proses pembentukan pigmen melanin.
memengaruhi • Hormon estrogen, progesteron dan MSH dapat merangsang pembentukan
timbulnya melasma.
• Obat-obat sistemik seperti klorokuin, klorpromazin, sitostatik, dan minosiklin dapat
penyakit: merangsang melanogenesis. Bahan-bahan kosmetik yang bersifat fotosensitif dapat
merangsang melanogenesis jika terpajan sinar matahari.
Gejala singkat Dimulai sebagai bercak-bercak hitam dan coklat di pipi yang selanjutnya meluas ke
penyakit seluruh wajah.
Pemeriksaan kul it • Lokalisasi : Kedua pipi, dahi, di bawah hidung dan di bawah rahang
bawah.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Plak hiperpigmentasi dengan batas-batas tidak tegas.
Gambaran Epidermis hiperkeratosis ringan. Pada sel-sel basal dan suprabasal ditemukan de-
histopatologi: posit melanin. Kadang-kadang melanin ditemukan dalam keratinosit di seluruh
lapisan epidermis.
Diagnosis banding Hiperpigmentasi pascaperadangan, dermatitis fotokontak dan efelid. Dengan anarn-
nesis yang jelas dan pemeriksaan histopatologi, penyakit-penyakit ini dapat
dipastikan.
25 0
Gangguan Pigmentasi 251
Sistemik:
• Vitamin C dosis tinggi 1 g/hari.
• Glutation dapat menghambat pembentukan melanin.
VITILIGO
Definisi Adalah kelainan kulit akibat gangguan pigmentasi dengan gambaran berupa bercak-
bercak putih yang berbatas tegas.
Penyebab dan • Penyebab : Tidak diketahui; berhubungan dengan proses imunologik atau
epidemiologi gangguan neurologis atau autotoksik.
• Umur : Semua umur, paling banyak umur 20-40 tahun.
• Jenis kelamin : Lebih sering pada wanita.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
pen yak it Dimulai sebagai bintik-bintik putih yang makin lama makin lebar hingga mencapai
ukuran lentikular sampai plakat. Biasanya tidak gatal atau nyeri.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Kulit jari tangan, fleksura pergelangan tangan, siku,
daerah tulang kering, lutut, pergelangan kaki, genitalia,
kelopak ma ta, regio perioral.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula hipopigmentasi yang berbatas jelas; jika dilihat
dari tepi batasnya berbentuk konkaf. Di sekitar lesi sering
dijumpai hiperpigmentasi.
Gambaran Melanosit berkurang (dengan mikroskop elektron) . Tampak sel-sel Langerhans yang
histopatologi: menyerupai melanosit.
Pemeriksaan Perlu diperiksa gula darah, sebab sering berhubungan dengan penyakit diabetes
pembantu/ melitus.
laboratorium
Diagnosis banding 1. Marbus Hansen: biasanya bercak anestesia dan dapat ditemukan basil tahan asam.
2. Lupus eritematosus tipe diskoid: dibedakan melalui perjalanan penyakit, gambaran
histopatologi dan pemeriksaan antibodi antinuklear.
3. Albinisme parsial (piebaldisme): biasanya mulai timbul sejak bayi dengan makula
hiperpigmentasi dan pada bagian lengan hipopigmentasi.
INKONTINENSIA PIGMENTOSIS
(penyakit Bloch-Sulzberger)
Definisi Adalah penyakit kulit yang ditandai dengan bintik hitam yang men ye bar pada tubuh,
sebelumnya didahului oleh urtika, vesikula, peradangan verukosa pada bayi-bayi
wanita yang baru lahir.
Penyebab dan • Penyebab : Kelainan kongenital yang diturunkan secara autosomal dominan.
epidemiologi • Umur : Beberapa minggu sesudah lahir.
• Jenis kelamin : Umumnya wanita.
Gejala singkat Lesi dimulai dengan urtika a tau vesikula yang segera berubah menjadi bercak-bercak
penyakit hitam. Bercak-bercak hitam ini tampak aneh menyerupai laba-laba dengan tepi tak
teratur. Sesudah beberapa bulan/tahun bercak-bercak hitam menghilang, berubah
menjadi daerah yang hipopigmentasi dan atrofi. Kelainan-kelainan yang mengikuti
berupa: onikodistrofi, hiperlipidiosis palmaris dan plantaris, retardasi mental, katarak,
atrofi saraf mata, sindaktili, pertumbuhan yang kerdil, pemendekan tungkai dan
lengan.
Pemeriksaan Dapat ditemukan antibodi antisitoplasmik dalam darah penderita dan ibunya serta
pembantu/ peningkatan IgE.
laboratorium
Diagnosis banding Penyakit ini hams didiagnosis banding dengan epidermolisis bulosa dan pemfigoid
bulosa pada bayi, karena sama-sama timbul pada awal kelahiran dan dapat dipastikan
dengan pemeriksaan histopatologi.
Prognosis Kurang baik, stadium akhir umumnya berakhir dengan kematian pada usia 2 tahun
a tau menjelang remaja.
EFELID
(freckles)
Definisi Adalah suatu kelainan kulit berupa bercak-bercak hitam atau coklat pada daerah-
daerah yang terpajan sinar matahari.
Penyebab dan • Penyebab Faktor familial yang diturunkan secara autosomal dominan.
epidemiologi • Umur Biasanya dewasa sampai tua.
• Jenis kelamin Frekuensi yang sama pada pria dan wanita.
Gejala singkat Timbul bercak-bercak hi tam a tau coklat di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari,
penyakit terasa nyeri dan panas.
Gambaran Terdapat banyak pigmen melanin di stratum basalis tanpa peningkatan jumlah sel
histopatologi: melanosit.
Gambar 12.5 Efelid. A. Bercak-bercak hiperpigmentasi pada pipi akibat terpajan sinar matahari.
B. Bercak hitam sesudah terpajan dengan sinar matahari.
256 Saripati Penyakit Ku/it
Prognosis Baik.
ANETODERMA
(macular atrophy)
Definisi Adalah atrofi dan hilangnya elastisitas kulit setempat tanpa perubahan kulit
sekitarnya.
Gambaran klinis Berdasarkan ada tidaknya reaksi radang maka anetoderma dibagi 2 tipe.
1. Anetoderma Jadassohn: didahului oleh reaksi radang. Awalnya berupa makula
eritematosa berukuran 5-10 mm, membentuk gambaran sirkular dengan depresi
bagian tengah. Kemudian kulit di atasnya berwarna putih agak mengkilat dan
berkerut. Kalau diraba terasa ada lubang seperti lubang hernia, hal ini merupakan
tanda um um dari semua anetoderma. Dikatakan karena hilangnya jaringan elastik
kulit tersebut.
2. Anetoderma Schweninger-Buzzi: tipe ini multipel, jinak, pertumbuhan baru seperti
tumor kulit. Penyakit ini tumbuh kembang sendiri, menyerupai kantong buli-buli
di antara epidermis, sebagian di atasnya timbul teleangiektasis. Secara klinis tidak
ada perubahan permukaan kulit ta pi jika ditekan dengan ujung jari maka lesi mele-
kuk ke dalam seperti ada lubang. Penyakit ini berjalan progresif lambat, sedang
pada orang lebih tua dapat sembuh spontan meninggalkan bekas parut cekung
yanglunak.
Penyebab Kedua tipe di atas tidak diketahui penyebabnya. Reaksi radang pada tipe Jadassohn
belum dapat diterangkan, sedangkan pada tipe Schweninger-Buzzi tidak ada infiltrat
reaksi radang.
Garn baran Terdapat reaksi radang perivaskular. Jaringan elastik mengalami fragmentasi bahkan
histopatologi: tidak dijumpai sama sekali.
Diagnosis banding Penyakit ini dapat didiagnosis banding dengan atrofi makular sekunder akibat sifilis
stadium II, cacar monyet, lupus eritematosus tipe diskoid, lepra atau xantoma
tuberosum. Dengan anamnesis dan pemeriksaan lanjutan, penyakit ini dapat
dibedakan.
TATO
Definisi Adalah kelainan kulit yang timbul akibat pigmen yang tak larut dimasukkan ke dalam
kulit.
Penyebab dan • Penyebab Pigmen-pigmen yang dimasukkan ke dalam dermis, baik dengan
epidemiologi sengaja maupun tidak sengaja.
• Umur Biasanya dewasa.
• Jenis kelamin Lebih banyak pada pria.
• Pengaruh pergaulan, avonturisme, kecintaan terhadap sesuatu, peringatan,
kebudayaan merupakan faktor yang mendorong seseorang memasukkan pigmen/
membuat gambar di permukaan tubuh.
Gejala singkat Tampak gambar atau tulisan di kulit dengan berbagai warna, ada yang hi tam (tinta
penyakit cina), biru (tinta), atau merah.
258 Saripati Penyakit Ku/it
Gambaran Epidermis dan dermis: tampak kumpulan pigmen di seluruh kulit, dengan reaksi
histopatologi: radang di sekitarnya.
Penatalaksanaan • Eksisi tattoo (tato). Jika luas dapat dilakukan cangkokan kulit.
• Suntikan asam Lannat 50% ke dalam lesi.
• Dermobrasi.
• Salabrasi.
• Pengobatan dengan laser.
Prognosis Baik.
Gambar 12. 7 Tato. A. Gambar gadis di lengan dengan memasukkan pigmen ke dalam kulit.
B. Tata berbentuk huruf-huruf.
1J TUMOR JINAK KULIT
TRIKOEPITELIOMA
Definisi Adalah tumor jinak kulit berbentuk kista yang bersifat herediter.
Gejala singkat Mula-mula timbul bintik bulat, keras, kecil, multipel dengan permukaan licin
penyakit berwama kemerahan sampai coklat. Bagian tengah dapat membentuk cekungan.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Wajah terutama sekitar kelopak ma ta, badan, kepala dan
leher.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Papula berwarna coklat ukuran miliar sampai lentikular,
perabaan keras.
Gambaran Berupa kista keratinosa dan massa sel embrional yang sama dengan sel-sel stratum
histopatologi: basalis atau selubung keras akar rambut. Massa sel ini membentuk kista yang berisi
zat tanduk dan sel-sel stratum basalis bentuk kecil-kecil dan matang, kadang-kadang
berada dalam stadium mitosis.
Diagnosis banding Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan siringoma yang berbentuk lebih kecil,
dan berwarna kekuningan; dan dengan adenoma sebasea atau silindroma. Dengan
pemeriksaan histopatologi ketiga penyakit dapat dibedakan.
259
260 Saripati Penyakit Ku/it
HEMANGIOMA
Definisi Adalah tumor jinak kulit yang terjadi akibat gangguan perkembangan sistem
pembuluh darah di dermis dan subkutis.
Garn baran • Nevus flameus: menunjukkan pelebaran pembuluh-pembuluh darah pada bagian
histopatologis: atas dan bawah dermis, terisi penuh dengan darah.
• Hemangioma simpleks: pelebaran pembuluh-pembuluh darah disertai proliferasi
endotel kapiler sehingga lumen-lumen kapiler tampak agak menyempit. Pada kasus
yang lebih lanjut endotel mengecil kembali dan lumen kapiler membesar. Kapiler
semakin banyak digantikan oleh jaringan ikat sekitamya.
• Hemangioma kavemosa: lumen pembuluh darah di bagian bawah dermis dan
subkutis lebar, tidak teratur dan dinding pembuluh darah dikelilingi oleh jaringan
ikat yang tebal.
Gambar 13.6 Hemangioma kavernosa. A. Tonja/an tak teratur. kistik. B. Nodula berbatas kurang
jelas, lobular, polipoid dan tampak lebih dalam.
DERMATOFIBROMA
Definisi Adalah tumor jinak kulit berupa nodula yang rata, dengan perabaan keras di atas
permukaan kulit.
Penyebab dan • Penyebab : Akibat hiperplasia jaringan ikat histiosit dan jaringan pembuluh
epidemiologi darah.
• Umur : Lebih sering pada orang dewasa.
• Jenis kelamin : Lebih banyak pada wanita.
• Faktor yang dapat menimbulkan penyakit yaitu trauma seperti Iuka tusuk, garukan
atau gigitan serangga.
Gejala singkat Secara objektif terlihat berupa tonjolan/nodula yang bulat atau lonjong, solitar atau
penyakit multipel dengan konsistensi keras, warna mulai dari coklat sampai kekuning-
kuningan.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Tungkai, telapak kaki, punggung, bahkan dapat seluruh permukaan
tub uh.
• Efloresensi : Nodula lentikular sampai numular, permukaan licin mengkilat, wama
coklat kekuning-kuningan dengan perabaan keras.
Gambaran Epidermis: hiperkeratosis dan akantosis. Dermis: tampak jejas-jejas tumor yang terdiri
histopatologi: dari serabut-serabut kolagen muda, kapiler, histiosit dan terbanyak fibroblas. Secara
histologik terdapat dua bentuk; fibrosa dan campuran.
264 Sa ripati Penya kit Ku/it
Diagnosis banding Penyakit ini dapat menyerupai histiositoma dan kista epidermal. Untuk diagnosis
pasti dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi.
Prognosis Baik.
KISTA EPIDERMAL
Definisi Adalah tumor jinak kulit yang berasal dari proliferasi sel epidermis di dalam dermis.
Gejala singkat Timbul benjolan kulit yang mudah digerakkan dari dasar tetapi melekat pada kulit
penyakit di atasnya. Pada bagian atas tampak titik hitam yang merupakan perlengketan sisa
saluran kelenjar. Wama pucat kekuningan, konsistensi kenyal dan biasanya tidak
berfluktuasi.
Gamba ran Kista terletak subkutis dengan dinding terdiri dari sel-sel yang sama dengan sel epi-
histopatologi: dermis. Kista berisi bahan keratin yang tersusun berlapis-lapis.
Diagnosis banding 1. Lipoma: biasanya lunak, dapat digerakkan, terdiri dari jaringan- jaringan lemak.
2. Fibroma: biasanya menonjol di atas permukaan kulit dengan perabaan keras.
Selanjutnya dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
Prognosis Baik.
KISTA DERMOID
Definisi Adalah tumor jinak yang sudah tampak pada waktu lahir atau masa anak-anak.
Tirnbul sebagai akibat gangguan embriologis.
Gejala singkat Berupa tumor tunggal yang mudah digerakkan baik dari kulit di atasnya maupun
penyakit dari dasamya. Konsistensi lunak dan perabaan lembut.
Garn bar 13.10 Kista dermoid. Tampak kista dengan dinding tipis,
/embut; isi seperti minyak cair.
Gambaran Dinding kista terdiri dari epidermis yang perkembangannya sudah sempuma
histopatologi: sehingga kadang-kadang terlihat folikel rambut di dalam rongga kista. Dermis yang
mengelilingi kista mengandung kelenjar sebasea, ekrin dan apokrin.
Prognosis Baik.
STEATOSISTOMA MULTIPLEKS
Definisi Termasuk tumor jinak kulit dengan gambaran banyak kista berwama kekuningan.
Penyebab dan • Penyebab : Penyebab yang pas ti belum jelas, diperkirakan diturunkan secara
epidemiologi autosomal dominan.
• Umur Biasanya timbul pada usia pubertas.
• Jenis kelamin Lebih sering pada pria.
Gejala singkat Secara objektif terlihat nodula-nodula kecil berukuran 2-5 mm, konsistensi lunak,
penyakit wama mengkilat kekuning-kuningan. Kista berisi cairan seperti krim berwama
kuning.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Skrotum, paha bagian atas dan lengan atas bagian
belakang.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Nodula multipel, besar lentikular sampai numular,
berkelompok dan konfluen, berlobus-lobus, warna
kekuningan, pada perabaan agak keras.
Tumor Jinak Ku/it 267
Gambaran Dinding kista terdiri dari beberapa lapis sel epidermis. Kadang-kadang dalam kista
histopatologi: dapat ditemukan folikel rambut dengan lanugo.
Diagnosis banding Mudah dibedakan dengan kista epidermal dan dermoid berdasarkan jumlah,
lokalisasi dan isi kista. Diagnosis lebih jelas jika dibantu pemeriksaan histopatologi.
Prognosis Baik.
MILIA
Definisi Adalah kista epitelial yang berasal dari penyumbatan saluran kelenjar ekrin.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Wajah, bawah mata, konjungtiva dan korpus penis.
• Efloresensi Papula-papula miliar, multipel, berkelompok.
Gambaran Berupa suatu retensi kista, dengan dind!ng terdiri dari sel-sel epidermis dan berisi
histopatologi: cairan putih kuning.
Diagnosis banding Harus didiagnosis banding dengan siringoma dan kista epidermal lainnya. Kondisi
ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan histopatologi.
268 Saripati Penyakic Ku/it
Prognosis Baik.
LIPOMA
Definisi Ada lah tumor jinak subkutis yang berisi jaringan lemak.
Gejala singkat Mula-mula timbul benjolan di bawah kulit dengan konsistensi lunak, makin lama
penyakit ma kin besar dan bertambah banyak, tanpa nyeri.
Gamba ran Tampak lobulus dengan kapsul berisi sel lemak normal yang berikatan dengan
histopatologi: jaringan ikat.
Diagnosis banding 1. Neurofibromntosis: biasanya multipel, pada penekanan terasa lunak dan tidak dapat
digerakkan dari dasarnya .
2. Kistn epidermoid: konsistensi agak keras, sulit dige{akkan dari daerah sekitarnya.
3. Hibernoma : berasal dari lipoma embrional, warna yang coklat, konsistensi keras
dan biasanya tunggal.
Penatalaksanaan Eksisi.
Prognosis Baik.
Tumor Jinak Ku /it 269
KORNU KUTANEUS
Definisi Adalah penebalan epidermis, menonjol di permukaan kulit dan tarnpak seper l1
tanduk.
Penyebab dan • Penyebab Akibat pajanan sinar matahari yang terlamp::.u lama .
epidemiologi • Umur Biasanya pada usia Janju t.
• Jenis kelamin Lebih banyak pada pria .
Gejala singkat Tampak tonjolan keratin di atas permukaan kulit menyerupai tanduk. Dasar tand uk
penyakit agak merah dan agak tebal.
Diagnosis banding Dengan penyakit keratosis aktinik, permulaan karsinoma epidermoid dan
keratoakantoma . Dapat dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
Prognosi s Baik .
270 Sa ripati Penyakit Ku/it
KELOID
Definisi Adalah tumor jinak jaringan ikat kulit yang umumnya timbul akibat trauma atau
bakat.
Cambaran singkat Lesi keras, tidak teratur, berbatas tegas, menebal, hipertrofik, padat dan berwarna
penyakit coklat atau merah muda. Pertumbuhan keloid biasanya dimulai dari bekas luka,
terbakar, lecet, akne pustulosa. Permukaan tumor licin seperti karet, kadang dikelilingi
halo eritematosa dan mungkin juga terdapat teleangiektasia. Kadang penderita
mengeluh hipoestesi atau gatal dan sakit. Seringkali dalam jumlah banyak dan
berbagai ukuran.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Deltoid, dada, punggung, anggota gerak, telinga, leher. Jarang pada
wajah dan selaput lendir.
• Efloresensi : Berupa tumor yang keras, tidak teratur, batas tegas, berwarna merah
muda atau coklat.
Garn bar an Pada dermis banyak jaringan kolagen padat, bagian atas tersusun sejajar permukaan
histopatologi: kulit sedang bagian bawah saling terikat ke semua jurusan. Kadang terd apat berkas-
berkas hialin.
Diagnosis banding Secara histologis keloid hams dibedakan dengan neuroma, fibroma, leiomioma a tau
parut hipertrofik.
Tumor Jinak Ku/it 271
Penatalaksanaan Dapat diberi suntikan triamsinolon asetonida in tralesi; nitrogen cair; radiasi; tindakan
bedah dan steroid intralesi.
Prognosis Jika kecil prognosis baik. Jika menyerang sebagian permukaan tubuh prognosis kurang
baik.
Gambar 13.15 Keloid. A. Tonja/an di atas kulit, /uas, keras, pinggir tegas, warna coklat. B.
Pasien yang sama, di/ihat dari depan.
SIRINGOMA
Defirnsi Adalah tumor jinak adneksa kulit yang berasal dari saluran kelenjar apokrin.
Gejala singkat Mula-mula timbul bintik-bintik kecil kekuningan yang makin lama makin banyak di
penyakit daerah bawah mata .
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Kelopak mata, pipi, dahi, dada dan daerah perut.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Papula miliar sampai lentikular berwarna putih atau
sedikit kekuningan, perabaan keras . Sekitar lesi sering
ditemukan telangiektasia.
Gamba ran Pada dermis ditemukan kista-kista yang berasal dari saluran kelenjar. Dinding saluran
histopatologi: terdiri dari 2 la pis sel epitel. Lumen kista berisi materi yang bersifat koloidal. Seki tar
kista terdapat sebukan sel-sel radang tak spesifik.
Diagnosis banding 1. Milia: kista retensi berwarna putih agak keras, berasal dari folikel rambut.
2. Trikoepitelioma: kista berukuran lebih besar, multipel, simetris, dengan perabaan
keras .
Prognosis Baik.
Garn bar 13.17 Siringoma. Lesi berupa papula miliar, agak keras. Garnbar 13.18 Siringoma . Paputa mitiar, warna tebih muda dari
kulit sekitamya.
Tumor Jinak Ku/ii 273
KERATOSIS SEBOROIKA
Definisi Merupakan tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil
atau makula hi tam yang menonjol di atas permukaan kulit.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Dada, punggung, perut, wajah dan leher, distribusi
simetris bilateral.
• Ejloresensi/sifat-sifntnyn : Papula dan plak berbentuk lonjong, ukuran mi liar sampai
lentikular dengan permukaan kasar, berwarna ke-
coklatan sampai kehitaman.
Gambaran Epidermis hiperkeratosis, akantosis dan papilomatosis. Batas bawah tumor terletak
histopatologi: segaris dengan epidermis normal. Pada dermis ditemukan sebukan sel radang kronik.
Secara histologis dapat berbentuk hiperkeratotik, akantotik dan adenoid.
Diagnosis banding 1. Epiteliomn sel basal: asal-usul dari sel basal, biasanya permukaan licin.
2. Nevus pigmentosus: warna hitam, permukaan agak licin.
3. Keratosis senilis: warna hitam, terutama pada daun telinga, permukaan agak kasar.
Prognosis Ba ik.
274 Saripati Penyakit Ku/it
Gambar 13.19 Keratosis seboroika . A. Papula konfluen, warna coklat, kasar. B. Nodula
hitam, lembek, tidak rata .
Garn bar 13.20 Keratosis seboroika. A. Papula coklat kasar. B. Papula /entikular, kasar dan
/unak.
Tumor Jinak Ku/it 275
NEVUS PIGMENTOSUS
Gejala singkat Mula-mula timbul bintik hitam rata a tau sedikit menonjol di atas permukaan kulit
penyakit yang kemudian dapat membesar. Secara histologis dapat dibagi menjadi nevus in-
tradermal; nevus junctional; dan nevus campuran. Secara klinis bentuk-bentuk ini
agak susah dibedakan. Lesi-lesi di atas, berwarna coklat kehitaman biasanya berbentuk
nevus junctional atau lentigo simpleks. Lesi yang sedikit menonjol, wama coklat
berambut sesuai dengan nevus campuran, sedang yang mempunyai tangkai hampir
selalu sesuai dengan nevus intradermal.
Gambaran Pada nevus junctional didapatkan sarang-sarang sel nevus pada epidermis bagian
histopatologi: bawah atau menonjol ke dermis. Sel nevus berbentuk kuboid, tersebar difus. Pada
nevus campuran, terdapat sel nevus sedikit pada epidermis dan beberapa sel nevus
sudah mulai turun ke dalam dermis (dropping ojf). Pada nevus intradermal, sel-sel
nevus tampak kompak di dalam dermis, bergerombol membentuk pulau-pulau sel
nevus.
Gambar 13.21 Nevus pigmentosus. Nodula Gambar 13.22 Nevus campuran. Makula
len tikular, puncak warna hitam. hitam, ada rambut.
27 6 Sa ripati Penya kit Ku/it
Penatalaksanaan Umumnya tidak diperlukan pengobata n kecua li jika ada indikasi kosm e tika .
Pengobatan yang dianjurkan adalah bedah insi si.
Prognosis Baik.
Gambar 13.28 Ne vus campuran. A. Nodula, bagian atas hitam. B. Seluruh nodula berwarna
hitam, agak tembek.
278 Saripati Penyakit Ku/it
NEVUS VERUKOSUS
Definisi Adalah salah satu bentuk nevus epidermis yang membentuk lesi-lesi verukosus
berwarna coklat.
Cejala singkat Tampak benjolan tak teratur dengan permukaan kasar, warna coklat abu-abu.
penyakit
Diagnosis banding 1. Nevus pigmentosus: biasanya berwarna hitam, perabaan agak lunak.
2. Karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa: biasanya berwarna kehitaman dan
mudah berdarah. Penyakit ini lebih jelas jika dipastikan dengan pemeriksaan
histopatologi.
Prognosis Baik.
NEUROFIBROMATOSIS MULTIPEL
(penyakit von Reckling Hausen)
Definisi Adalah penyakit kulit dengan gejala berupa tumor multipel yang pada perabaan
lunak dan disertai gejala lain.
Gejala singkat Secara objektif terlihat beberapa nodula di kulit, lunak, warna agak kehitaman dan
penyakit kasar. Tumor ini jika ditekan dapat mengalami invaginasi, dan cekungan akan kembali
jika tekanan dilepas. Dapat terlihat tumor-tumor sepanjang saraf perifer (fibroma
moluskum). Pada kulit yang sehat tampak berwarna kehitaman akibat perubahan
melanin di bagian bawah epidermis (cafe au lait). Makula ini tidak teratur, diameter
bervariasi antara 1-10 cm. Kadang- kadang sebelum ada tumor, sudah ada cafe au
lait; hal ini sangat penting sebagai petunjuk ke arah diagnosis. Selain tanda-tanda di
kulit sering disertai gejala lain seperti akromegali, hiperparatiroidisme atau
miksedema. Perubahan tulang dapat menimbulkan lordosis, kifosis, bahkan dapat
timbul spina bifida. Saraf dapat tertekan menimbulkan paralisis pada beberapa
tempat. Gangguan mental seperti demensia, epilepsi, tumor otak sering terdapat pada
penyakit ini.
Pemeriksaan Epidermis: hiperkeratosis dan akantosis. Dermis: didapat massa tumor terdiri dari
histopatologi: massa fibrilar kolagen padat, di dalamnya terdapat sel-sel bulat dan sel-sel kumparan.
Dengan pewarnaan khusus terlihat serabut-serabut saraf yang terselubung dan tak
terselubung.
Diagnosis banding Diagnosis penyakit ini secara klinis mudah ditegakkan. Penyakit-penyakit seperti
fibroma, fibrosarkoma atau nevus verukosus dapat dipikirkan. Untuk memastikan
perlu pemeriksaan histopatologi lebih lanjut.
Penatalaksanaan Sampai sekarang belum ada pengobatan yang berhasil memuaskan. Jika lesi hanya
sedikit dapat dilakukan bedah eksisi dengan hasil lumayan.
Gambar 13.30 Neurofibromatosis multipel. A. Tumor berukuran 5x3 cm, lunak, batas tak tegas,
ada cafe au lait. B. Tumor lobular dikelifingi daerah hiperpigmentasi, lembut, jika ditekan ada
invaginasi.
14 PENYAKIT PRAKEGANASAN &
KEGANASAN KULIT
Definisi Adalah suatu karsinoma sel gepeng intraepidermal yang mengenai kulit dan mukosa
mulut.
Penyebab dan • Penyebab Sebagaimana keganasan yang lain, penyebab yang pas ti belum
epidemiologi jelas.
• Umur Biasanya menyerang dewasa, usia 30-60 tahun.
• Jenis kelamin Pria lebih sering dari wanita.
Faktor-faktor yang • Infeksi Infeksi virus paling sering disebut sebagai faktor yang dapat
memengaruhi menimbulkan penyakit.
timbulnya • Iritasi/ trauma Sinar matahari, gesekan dan trauma kronik.
• Mungkin terdapat pula faktor keturunan .
penyakit:
Cejala singkat Tampak bercak eritematosa dengan krusta halus berukuran beberapa mm-cm, dapat
penyakit mengenai seluruh kulit tubuh. Lesi berbatas tegas dan jika krustanya lepas tampak
permukaan eritematosa, dapat berpapila dan lunak, tanpa perdarahan. Lesi akan
membesar perlahan-lahan dan timbul sikatrisasi spontan; pertumbuhan intraepitelial
akan invasif. Lesi dapat juga mengenai mukosa.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Jari-jari, badan dan tungkai, juga mukosa vulva, vagina,
cavum nasi, laring dan anogenital.
• Efloresensi dan sifat-sifatnya: Eritema dengan batas tegas, lentikular sampai plakat,
sedang nodula lentikular dengan skuama halus sampai
sedang.
Diagnosis banding Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan: psoriasis, karsinoma sel basal bentuk
superfisial, dermatitis numularis, aktinik keratosis, penyakit Paget bentuk cti luar
mamae. Untuk memastikan diagnosis harus dilihat dari gambaran histopatologi .
28 1
282 Saripati Penyakit Ku/it
Definisi Penyakit Paget adalah suatu transformasi epidermal, secara histopatologis dapat
ditemukan sel-sel Paget.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Ditandai dengan gambaran eksim unilateral, berbatas tegas pada papila mamae yang
merupakan metastasis epidermal dari adenokarsinoma saluran kelenjar mamae.
Mulanya berupa krusta eritematosa atau keratotik berbatas tegas, dan terasa gatal.
Setelah beberapa bulan / tahun menjadi in£iltratif dan ulseratif. Penyakit di luar mamae
mempunyai gambaran yang sama dengan papila mamae, tapi diagnosis sering
terlambal ditegakkan sehingga penyakit menjadi berat.
Penyakit Prakeganasan & Keganasan Ku/it 283
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Seki tar areola mamae, aksila, anogenital, labium majus,
perianal dan perineum.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Mirip gambaran eksim. Krusta eritematosa berbatas
tegas, keratotik. Infiltratif dan ulseratif.
Gambaran Khas adanya sel Paget, bentuk bundar, sel tampak jelas dengan inti besar. Tak dijumpai
histopatologi: jembatan interselular. Selalu ada akantosis dan selalu tidak ada parakeratosis. Pada
dermis selalu terdapat reaksi radang.
Diagnosis banding Penyakit ini harus didiagnosis banding dengan penyakit Bowen, dengan mencari
sel-sel Paget. Juga dengan karsinoma sel basal, serta keganasan di mukosa . Dapat
dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
Penatalaksanaan Penyakit Paget di papila mamae dilakukan mastektomi, atau dengan salep 5-
fluorourasil. Penyakit Paget di luar mamae dapat dilakukan eksisi Iuas, atau dengan
salep 5-fluorourasil a tau Bleomisin 3-5%.
Prognosis Jika belum sampai ke nod us limfatikus, prognosisnya Iebih baik. Prognosis penderita
pria Iebih buruk dibanding wanita.
KERA TOAKANTOMA
Definisi Adalah suatu tumor jinak kulit yang berasal dari sel skuamosa.
Penyebab dan • Penyebab : Tidak diketahui, diduga erat hubungannya dengan sinar matahari.
epidemiologi • Umur Dewasa.
• Jenis kelamin : Lebih sering pada pria.
284 Saripa!i Penyakic Ku/it
Faktor-faktor yang .• Bangsa : Ku lit hitam lebih mudah terkena penyakit daripada kulit coklat.
memengaruhi • Musim/iklim : Panas sinar matahari sangat memengaruhi timbulnya penyakit
timbulnya ini.
• Infeksi : Virus disangka merupakan penyebab penyakit.
penyakit: • Pengobatan : Pemakaian preparat ter yang berlebihan.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Wajah, lengan, telinga, telapak tangan dan kaki.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Nodula dapat solitar, multipel, besarnya bervariasi
lentikular sampai numular, perm~kaan licin dengan
bagian tengah tampak hiperkeratosis, sekeliling nodula
tampak teleangiektasia.
Gamba.ran Pada epidermis tampak invaginasi berisi keratin, pada dasarnya tampak akantosis
histopatologi: dan hiperplasia, sel epidermis tampak hiperkeratinisasi, memberi gambaran kaca
yangmerah.
Diagnosis banding 1. Karsinoma sel gepeng: lesi lebih cepat membesar dan membentuk ulkus; dengan
pemeriksaan histopatologi dapat dibedakan adanya sel-sel hiperkromatik dengan
polimorfi.
2. Keratosis seboroika: permukaan kasar, warna coklat a tau kehitaman.
Penatalaksanaan Jenis solitar dapat diobati dengan suntikan triamsinolon asetonida intralesi atau eksisi
dan kuretase.
Pada keratoakantoma raksasa, setelah eksisi atau bedah listrik dilanjutkan dengan
radioterapi.
Metotreksat 2-5 mg/hari selama 3 bulan dapat memberi penyembuhan.
Prognosis Baik.
KERATOSIS SENILIS
(keratosis aktinik)
Definisi Adalah kelainan kulit yang ditandai lesi hiperkeratotik akibat perubahan sel epider-
mis.
Pemeriksaan kulit • Loka/isasi : Wajah, leher, punggung tangan, lengan dan permukaan
tubuh yang terpajan sinar matahari.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Makula/plak berbentuk bulat, iregular, berbatas tegas,
kering, dengan skuama yang melekat a tau berupa papula
keratotik berwama kuning sampai coklat dengan skuama
keras di atasnya.
Prognosis Baik.
286 Saripati Penyakit Ku/it
Definisi Adalah salah satu tumor ganas kulit yang berkembang lambat, invasif dan
mengadakan destruksi lokal.
Gejala singkat Penyakit mulai dengan papula kecil, warna kuning abu-abu mengkilat, meninggi di
penyakit atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah. Papula makin lama
membesar menjadi makula dan pada bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak
ada ulkus. Secara klinis dibagi menjadi: bentuk nodular, kistik, superfisial, dan bentuk
morfea.
Pemerikaan kulit • Lokalisasi : Terutama di wajah, khususnya hidung, dahi, telinga, pipi.
Semua bagian kulit tubuh dapat terkena.
• Efioresensi/sifat-sifatnya : Nodula dengan depresi pada bagian tengah; lunak,
semitranslusen dengan atau tanpa ulserasi, krusta dan
perdarahan. Tepi lesi yang besar mempunyai lekukan
yang khas. Teleangiektasia. Jika krusta pada ulkus
diangkat, terjadi perdarahan . Lesi makin lama makin
besar tanpa gejala kecuali perdarahan.
1. Bcntuk nodular: Mula-mula menyerupai kulit normal a tau seperti kutil. Lesi berupa
makula tidak berambut, warna coklat / hitam keruh, pinggirnya berbentuk papu-
lar meninggi, anular, bagian tengah cekung yang dapa t berkembang menjadi ulkus
ditutupi krusta. Perabaan berbatas tegas dan keras. Jika krusta diangkat mudah
terjadi perdarahan.
Penyakit Prakeganasa n & Keganasa n Ku/it 287
Gambaran Tampak sel-sel tumor berkelompok padat dengan inti biru tua atau ungu dapat
histopatologi: mencapai subkutis. Kelompok sel-sel tumor ini tampak seperti pulau-pulau. Pada
ulkus roden tampak epidermis tidak intak lagi, terjadi ulkus, tetapi sebukan sel tu-
_mor tetap sama.
Diagnosis banding 1. Karsinoma sel gepeng: biasanya dengan membedakan lokasi yaitu tumor ini terletak
pada mukokutan dan ekstremitas bawah.
2. Hiperplasia sebasea: biasanya lesi cekung di bagian tengah, tidak berdarah dan
berkrusta.
3. Penyakit Bowen: lesi berupa makula eritematosa erosif dan pada pemeriksaan
histopatologi tampak permulaan metastasis melewati epidermis.
Penatalaksanaan • Dengan bedah eksisi, bedah listrik a tau bedah kimia. Dapat pula bedah beku dengan
nitrogen cair.
• Radiasi atau bedah laser.
Gambar 14.6 Karsinoma sel basal. A. Tipe nodular. B. Tipe superfisial. C. Berpigmen-kistik. D.
ulkus roden.
Penyakit Prakeganasan & Keganasan Ku/it 289
Definisi Adalah suatu tumor ganas kulit dan selaput lendir yang berasal dari epidermis dan
menyebar dengan cara metastasis.
Gejala sirigkat Dimulai dengan nodula berwama kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tak
penyakit teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras
dan mud ah berdarah. Yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, wama
kekuningan. Dalam perkembangannya membentuk tumor menyerupai kembang kol.
Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke alat-alat lain.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi : Tersering di tungkai bawah, bibir, anus, vulva, penis.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Bentuk intraepidermal: berupa keratosis, komu kutaneus
atau berupa penyakit bawaan, atau eritroplasia.
Bentuk invasif: nodus atau ulkus dengan pinggir tak
teratur, permukaan berbenjol-benjol ditutupi oleh krusta
dan mudah berdarah.
Gambaran Sel tumor mirip dengan sel stratum spinosum, besar, poligonal, berada dalam proses
histopatologi: mitosis, dan jembatan-jembatan sel menghilang. Pada bagian tepi dikelilingi oleh
sel-sel tipe embrionik dan primitif; bagian tengah terdiri dari sel-sel epitel yang sudah
mengalami pertandukan (komifikasi).
Jenis aden oid : memberi gambaran struktur menyerupai sel-sel kelenjar dengan
akantolisis.
Jenis k ump aran: sel-sel yang paling banyak ialah sel epitel yang menyerupai
kumparan (spindle cell).
Penatalaksanaan • Pada dasamya sama dengan basalioma, yaitu bedah eksisi, bedah listrik, bedah
kimia dan radiasi.
• Pada bedah eksisi, harus dilakukan pengangkatan kelenjar regional jika sudah ada
metastasis.
• Pengobatan dengan radiasi, karsinoma sel gepeng lebih resisten daripada karsinoma
sel basal.
290 Saripati Penyakit Ku/it
Prognosis Paling buruk jika tumor tumbuh di atas kulit normal. Lebih baik pada tumor di kepala
dan leher. Tumor di ekstremitas bawah mempunyai prognosis yang lebih buruk
dibandingkan ekstremitas atas.
MELANOMA MALIGNA
Definisi Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran berupa lesi
kehitam-hitaman pada kulit.
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Ekstremitas bawah, badan, kepala, leher, ekstremitas atas dan kuku,
telapak kaki, anal dan vulva serta mukosa palatum, rongga hidung
dan gingiva. Jarang di konjungtiva dan lidah.
• Ejloresensi Biasanya berupa makula wama hi tam coklat atau kebiruan. Besamya
lentikular hingga plakat, batas tak teratur, tidak tegas, invasif. Kadang
berupa nodula lentikular berwama merah hitam atau kecoklatan,
selanjutnya berubah menjadi ulkus lentikular sampai plakat, batas
tak teratur, tak tegas, tampak lesi satelit.
Gambaran Berdasarkan tingkat penyebaran, Clark dan Mihm membedakannya dalam 5 sta-
histopatologi: dium:
I. Sel melanoma hanya terdapat intraepidermal (melanoma irl situ).
IL Sel melanoma sampai papila dermis bagian atas.
Ill. Sel melanoma sampai mengisi papila dermis.
IV. Sel melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis.
V. Sel melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan.
VI. Sel melanosit tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan
kromatin kasar. Setiap sel mengandung butir melanin. Sel berkelompok atau
bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrat limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.
Gambar 14.13 Melanoma maligna. A. Nodula hitam gelap, batas tegas, lobular.
B. makula coklat, skuamosa, kasar. C. Eritema, bagian tengah hiperpigmentasi.
Penyakit Prakeganasan & Keganasan Ku/it 293
Diagnosis banding Melanoma maligna harus didiagnosis banding dengan keratosis seboroika, karsinoma
sel basal tipe berpigmen, granuloma piogenikum, hematoma subungual, a tau nevus
pigmentosus.
Penatalaksanaan • Yang terbaik adalah dengan eksisi luas serta pengangkatan kelenjar limfe regional
yang membesar.
• Bedah dengan teknik Mohs (Mohs technique).
• Kemoterapi sistemik diberikan pada stadium 3 dengan dimetil triazon imidazol
karboksamida dekarbazin.
Prognosis Ditentukan oleh ban yak faktor, seperti jenis tumor, stadium klinis, lokalisasi dan umur
penderita. Biasanya kurang baik.
LIMFOSARKOMA
Definisi Adalah salah satu bentuk limfoma maligna yang membentuk benjolan kenyal di kulit.
Gejala singkat Biasanya berupa benjolan kenyal dengan permukaan licin, warna coklat sampai
penyakit kehitaman, pinggirnya tak tegas. Daerah sekitarnya tampak merah akibat
teleangiektasia.
Diagnosis banding Harus,didiagnosis banding dengan mikosis fungoides stadium tumor, penyakit Hodgkin
dan leukemia kutis. Dengan pemeriksaan histopatologi diagnosis dapat dipastikan.
XERODERMA PIGMENTOSUM
Defini si Adalah suatu penyakit atrofi berpigmen yang mulai pada masa kanak-kanak dan
berlangsung hingga awal senilitas pada kulit yang terpajan sinar matahari. Terdiri
dari: efelid, teleangiektasis, keratosis, papiloma, karsinoma dan melanoma.
Penyebab dan • Penyebab kerusakan biokimiawi pada sistem perbaikan DNA oleh sinar
epidemiologi ultraviolet.
• Umur pada anak-anak sampai awal senilitas.
• Jenis kelamin perbedaan antara pria dan wanita tidak bermakna.
• Diturunkan secara autosomal resesif.
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Gambaran utama adalah sensitivitas terhadap sinar dengan panjang gelombang 280-
310 nm. Lesi yang paling buruk yaitu pada wajah terutama sekitar hidung dan ma ta,
namun dapat mengenai bagian tubuh lain. Bintik pigmentasi bervariasi, dapat
berwama coklat hingga bercak atrofi berwama putih dengan telangiektasia. Tumor
selalu mengalami ulserasi atau berkrusta. Pada mata dapat terjadi fotofobia dan
lakrimasi. Sebagian kasus dapat disertai retardasi mental, arefleksia dan kelainan
neurologik lainnya .
Pemeriksaan kulit • Lokalisasi Kulit yang terpajan sinar matahari; wajah, leher, tangan,
pergelangan tangan, dan tiap bagian kulit.
• Efloresensi/sifat-sifatnya Bintik pigmentasi dalam berbagai ukuran, wama coklat;
bercak atrofik berwarna putih dan telangiektasia .
Keganasan-keganasan seperti keratosis solaris, karsinoma
sel basal, karsinoma sel gepeng a tau melanoma maligna
selalu menjadi ulkus tak teratur dan ditutup krusta wama
coklat hitam.
Gambar 14. 17 Xeroderma pigmen- Gambar 14.1 8 Xeroderma pigmentosum. A & B. Pada kepala , mata dan dada tampak
tosum pada wajah dan lengan. Tampak karsinoma sel gepeng. Pada punggung: keratosis solaris.
keratosis solaris.
296 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding Efelid dan keratosis aktinik hams dipastikan dengan pemeriksaan histopatologi.
Prognosis Dari ringan sampai berat. Yang berat dapat timbul kematian pada masa anak-anak.
MIKOSIS FUNGOIDES
(granuloma fungoides)
Garn bar.an Pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang terdiri dari sel-sel kecil, bulat dan
histopatologi: histiosit.
S tadium premikotik: pada dermis ditemukan sebukan sel radang yang terdiri darisel
kecil bulat dan histiosit.
Stadium infiltrat: pada epidermis ditemukan abses kecil Pautrier (Pautrier's micro-
abscess) yaitu rongga berisi sel-sel dengan inti kecil padat dan sitoplasma bening
(abses Pautrier khas pada mikosis fungoides).
Stadium tumor: epidermis tampak menjadi ulkus yang luas sampai di dermis/
subkutis. Infiltrat terdiri dari sel polimorf dan sel retikulum muda, padat memenuhi
seluruh lapisan kulit.
Penyakit Prakeganasan & Keganasan Ku/it 297
Diagnosis banding Bentuk premikotik hams didiagnosis banding dengan psoriasis, pitiriasis rubra pilaris
atau eritrodermia karena psoriasis. Untuk itu hams dipastikan dengan pemeriksaan
histopatologi.
Bentuk infiltrat dan tumor didiagnosis banding dengan:
1. Limfoma maligna: memberikan gejala yang hampir sama dan hams dibedakan
dengan pemeriksaan histopatologi.
2. Penyakit Hodgkin: biasanya juga ada gejala-gejala kulit. Menimbulkan pembesaran
kelenjar leher, ketiak, inguinal yang progresif.
Penatalaksanaan • Radioterapi mulai dengan dosis 200 Rad 5x/minggu sampai dosis total 3.000 Rad.
• Electron beam.
• Terapi ultraviolet (PUV A).
• Interferon 50 x 106 unit/m2; 3x/minggu.
• Metotreksat 50 mg/minggu memberi hasil yang baik.
Prognosis Bumk.
Gambar 14.19 Mikosis fungoides. A & B. Pada kepala dan leher tampak infiltrat dan granuloma.
298 Sa ripati Penya kit Ku/it
Gambar 14.20 A&B. Mikosis fungoides pada punggung dan pundak. Tampak infiltrat dan ulkus
dengan erosi.
15 PENYAKIT KELAMIN
GO NORE
Definisi Adalah penyakit kelarnin yang pada permulaan keluar nanah dari OUE (orifisium
uretra ekstemum) sesudah melakukan hubungan kelamin.
Gejala singkat Sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pad a waktu
penyakit kencing. Kemudian keluar nanah yang berwama putih susu dari uretra, dan muara
uretra membengkak. Pada wanita dapat timbul fluor albus.
Pemeriksaan fisik • Predileksi : Pada pria: uretra bagian anterior; wanita: serviks uteri
dan uretra.
• Efloresensi/sifat-sifatnya : Pria: OUE merah, edema, ektropion ke luar ecoulement.
Wanita: porsio uteri merah, edema dengan sekret
mukopurulen.
Komplikasi • Pada pria: balanitis, tisonitis, uretritis posterior, prostatitis, epididimitis dan orkitis.
• Pada wanita: parauretritis, bartolinitis, vulvovaginitis dan proktitis.
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan sediaan langsung dengan pewamaan Gram dan biru metilen.
pembantu dan 2. Biakan sekret dalarn media Thayer Martin.
3. Tes oksidasi/fermentasi.
laboratorium
4. Pemeriksaan tes Thomson 2 gelas.
5. Tes iodometri, asidometri dan pemeriksaan MIC untuk menentukan Neisseria
gonorrhoeae yang memproduksi penisilinase.
299
300 Saripati Penyakit Ku/it
Diagnosis banding 1. Uretritis non spesifik: biasanya OUE tidak merah dan tidak edema; sekret seropurulen.
2. Kandidiasis: OUE merah disertai rasa gatal dan sekret serosa.
Prognosis Baik.
Penyakit Kelamin 301
SIFILIS
Definisi Ad alah salah satu penyakit kelamin menahun dengan remisi dan eksaserbasi, dapat
mengenai semua alat tubuh, mempunyai masa laten dan dapat ditularkan dari ibu
kejanin.
• Efloresensi:
Ulkus durum Kecil, tidak nyeri, dasar bersih, tepi tidak menggatmg, dan ada
indurasi.
Kondilomalata : Papula atau plak yang ditutupi krusta berwarna coklat, basah.
Guma : Nodula a tau ulkus yang dalam, bentuk serpiginosa, mengeluarkar.
sekret seropurulen dan jaringan nekrosis.
Pemeriksaan 1. Tes serologik untuk sifilis seperti VDRL, WR, dan TPHA.
pembantu/ 2. Pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap mencari Treponema pallidum.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal, mencari neurosifilis.
laboratorium
4. Pemeriksaan dengan sinar tembus, mencari sifilis kardiovaskular.
302 Saripa!i Penyakit Ku/it
Diagnosis banding Ulkus durum harus didiagnosis banding dengan ulkus pad a herpes simpleks, skabies,
dan ulkus piogenik. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan
klinis (morfologis) dan pemeriksaan histopatologi yang lengkap.
Sifilis Stadium II, harus didiagnosis banding dengan psoriasis, morbili, dan pitiriasis
rosea.
Kondiloma lata hams didiagnosis banding dengan kondiloma akuminata, yang
bentuknya runcing-runcing menyerupai jengger ayam, sedangkan kondiloma lata,
permukaan rata dan ditutupi krusta .
c
Gambar 15.10 Kondilomata lata (stadium//). A. Kondilomata lata pada labia minora.
B. Kondilomata lata mengenai labia mayora, minora dan lipat paha. C. Tampak papula-papula
yang konfluen dengan permukaan rata serta erosi.
Garn bar 15.11 Sififis stadium If. B & C. Mengenai perut dan punggung. Tampak makula eritematosa
dan skuama (menyerupai psoriasis).
LIMFOGRANULOMA VENEREUM
Definisi Adalah penyakit venerik yang disebabkan Chlamydia trachomatis, yang menyerang
sistem pembuluh dan kelenjar limfe tertentu pada daerah genito-inguinal dan genito-
rektal.
Faktor-faktor yang • Bangsa I ras Semua bangsa; terbanyak pada orang berkulit hitam.
memengaruhi • Daerah Lebih ban yak pada daerah tropik dan subtropik.
timbulnya • Musim/iklim Panas dan daerah-daerah pantai.
• Kebersihan/higiene Kurang.
penyakit:
Gejala singkat Gejala konstitusi berupa malaise, nyeri kepala, artralgia, anoreksia, nausea, dan
penyakit demam. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dengan
tanda-tanda radang. Penyakit dapat berlanjut memberi gejala-gejala kemerahan pada
saluran kelenjar dan fistulasi.
Komplikasi Pada pria: elefantiasis penis, skrotum dan striktura ureter. Pada wanita: elefantiasis
vulva, striktura rektum, fistula rektovagina a tau ulserasi anorektal.
Diagnosis banding 1. Skrofuloderma Biasanya kelenjar berwama livide, disertai ulkus tak teratur
dan ada jembatan kulit.
2. Limfadenitis piogenik Nodula lunak dan nyeri tekan serta berwama merah.
3. Hernia inguinalis Tanpa tanda-tanda radang.
Ketiga penyakit ini dapat dipastikan dengan anamnesis dan pemeriksaan bakteriologi
yanglebihlengkap.
ULKUS MOLE
Definisi Adalah salah satu penyakit kelamin yang memberi gambaran berupa ulkus yang
nyeri di daerah kemaluan.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ras Kulit berwama lebih sering terkena penyakit ini.
memengaruhi • Iklim Banyak terdapat di daerah beriklim tropis dan subtropis.
timbulnya • Kebersihan/higiene Berperanan penting untuk penyebaran penyakit.
penyakit:
Gejala singkat Sesudah lewat masa tunas 3-5 hari, mulai dengan papula yang berkembang menjadi
penyakit ulkus dangkal, tepi merah, dasamya kotor, dan mudah berdarah. Pada penekanan
sakit dan indurasi tidak ada.
Pemeriksaan fisik • Lokalisasi Pria: prepusium, frenulum, korpus penis dan skrotum.
Wanita: labia, klitoris, anus dan perineum.
• Efloresensi/sifat-sifatnya Ulkus berbentuk cawan, tepi tidak rata, dinding
menggaung, daerah sekitamya eritema.
Garn baran Bagian atas ulkus dijumpai neutrofil, fibrin, dan eritrosit. Bagian tengah dijumpai
histopatologi: pembuluh kapiler baru dengan proliferasi endotel. Bagian bawah terdapat sel-sel
radang yang terdiri dari sel plasma dan limfosit.
Diagnosis banding Ulkus durum (SI), herpes simpleks, ulkus campuran, limfogranuloma venereum.
Melalui pemeriksaan klinis dan laboratorium diagnosis dapat dipastikan.
Prognosis Baik.
308 Saripati Penyakit Ku/it
GRANULOMA INGUNALE
Definisi Adalah penyakit yang timbul akibat proses granulomatosis pada daerah anogenital
dan inguinal.
Faktor-faktor yang • Bangsa/ras Kulit berwama lebih banyak daripada kulit putih.
memengaruhi • Daerah Banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis.
timbulnya • Kebersihan/higiene Lebih sering ditemukan pada higiene yang buruk.
penyakit:
Gejala singkat Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
penyakit Mula-mula timbul lesi berbentuk papula a tau vesikel yang berwama merah dan tidak
nyeri, perlahan-lahan mengalami ulserasi menjadi ulkus granulomatosa yang bulat
dan mudah berdarah, mengeluarkan sekret yang berbau amis.
Gamba ran Epidermis di tengah lesi hilang, sedangkan pada tepi lesi terjadi akantosis yang
histopatologi: menunjukkan gambaran hiperplasia pseudokarsinomatosa. Pada dermis terlihat
infiltra t pad at terutama terdiri dari histiosit dan sel plasma. Sitoplasma histiosit
mengandung badan Donovan yang patognomonik pada granuloma inguinale.
Penyakit Ke/am in 309
Diagnosis banding Limfogranuloma venereum pada stadium lanjut, amubiasis kutis, tuberkulosis kutis
verukosa. Diagnosis dapat ditentukan dengan anamnesis yang Iebih rumit dan
berdasarkan histopatologi.
Penatalaksanaan Sistemik:
• Ampisilin: 4 x 500 mg selama 2 minggu.
• Streptomisin 1 g/hari IM selama 20 hari.
• Tetrasiklin 4 x 500 mg selama 10-20 hari.
• Eritromisin 4 x 500 mg selama 2-3 minggu.
• Kotrimoksazol 2 x 2 tab selama 1 bulan, hasil baik.
Defini si . AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala yang timbul
akibat menurunnya sis tern kekebalan tubuh yang diperoleh, disebabkan oleh infeksi
human immunodeficiency virus (HIV).
AIDS ini bukan suatu penyakit saja, tetapi merupakan gejala-gejala penyakit yang
disebabkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti, infeksi bakteri, virus,
jamur, bahkan timbulnya keganasan akibat menurunnya daya tahan tubuh penderita.
Penyebab dan AIDS disebabkan oleh masuknya Human Immunodeficiency Virus (HIV) ke dalam tubuh
patogenesis manusia. Jika sudah masuk ke dalam tubuh, HIV akan menyerang sel-sel darah putih
yang mengatur sis tern kekebalan tubuh, yaitu sel-sel limfosit penolong, "sel T Helper"
a tau yang disebut juga sel T4.
Selain sel T4, sel-sel lain seperti monosit, makrofag, dan sel-sel glia di otak juga ikut
diserang.
HIV yang sudah masuk ke dalam sel T4 akan mengadakan multiplikasi dengan cara
menumpang dalam proses pertumbuhan sel T4 tersebut. Di dalam sel T4, HIV
mengadakan replikasi dan merusak sel tersebut, dan apabila sudah matang virus-
virus baru/muda keluar dan selanjutnya masuk ke dalam sel T4 yang lain,
berkembang biak dan selanjutnya merusak sel tersebut.
Apabila sudah banyak sel T4 yang hancur, terjadi gangguan imunitas selular, daya
kekebalan penderita menjadi terganggu/ cacat sehingga kuman yang tadinya tidak
berbahaya atau dapat dihancurkan oleh tubuh sendiri (infeksi oportunistik) akan
berkembang lebih leluasa dan menimbulkan penyakit yang serius yang pada akhirnya
pada tingkat kelumpuhan tertentu (full blown) penyakit ini dapat menyebabkan
kematian.
Apabila sudah masuk ke dalam darah, HIV dapat merangsang pembentukan antibodi
dalam beberapa minggu sampai 3 bulan, dan antibodi ini dapat diperiksa
keberadaannya di laboratorium. Cara pemeriksaan yang umum dipakai ialah dengan
pemeriksaan imunologis penapisan dengan cara "ELISA" dan cara pemeriksaan
penentu dengan teknik "Western-Blot". Apabila dengan cara ELISA 2 kali berturut-
turut memberi hasil positif, dan Western-Blot+, penderita disebut sero positif atau
HIV+. Orang-orang yang sudah HIV+ ini sangat polensial untuk menularkan kepada
orang lain.
Periode sejak seseorang kemasukan HIV sampai terbentuk antibodi disebut periode
jendela. Periode jendela ini sangat penting diketahui oleh karena sebelum antibodi
terbentuk di dalam tubuh, HIV sudah ada dalam darah penderita dan keadaan ini
juga sudah dapat menularkan kepada orang lain.
310
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) 311
Epidemiologi Menurut beberapa peneliti, penyakit ini pertama kali muncul di Afrika tahun 1981,
dan selanjutnya dibawa oleh orang-orang Perancis dan orang Belgia ke Eropa Barat.
Oleh orang-orang Haiti dan Afrika dibawa ke Karibia, dan oleh orang Amerika yang
berlibur ke sana dibawa ke negerinya.
Kasus pertama di Amerika Serikat dilaporkan oleh Gottlieb dkk tahun 1981, dan
mulai saat itu masyarakat Amerika Serikat menjadi panik oleh karena penyakit-
penyakit menular dengan tingkat fatalitas yang tinggi sudah sangat jarang timbul di
sana.
Pada tahun 1983 sudah ditemukan 2.500 penderita AIDS di Amerika Serikat. Demikian
cepatnya penyakit ini menyebar terlihat dari laporan WHO tahun 1988 yang telah
menemukan 141.000 kasus AIDS di 145 negara dari 5 benua. Tahun 1990, AIDS sudah
melanda 153 negara dari 177 negara dengan 345.000 kasus AIDS. Penyakit ini begitu
cepat menyebar. WHO (1994) sudah mencatat 1.025.073 kasus AIDS. Dalam laporan
WHO ini lebih dipercaya bahwa angka sesungguhnya adalah sekitar 4,5 juta kasus.
Lebih mengerikan lagi jika dilihat bahwa diperkirakan ada sekitar 5.000 kasus infeksi
HIV setiap hari, maka pada waktu 10 tahun mendatang diperkirakan akan ada sekitar
30-40 ju ta penderita AIDS dan satu ju ta di antaranya kasus anak-anak.
Keadaan di Indonesia
AIDS pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 di Bali, penderita adalah
seorang wisatawan asal Belanda. Setiap tahun jumlah penderita bertambah terns.
Pada tahun 1991 sudah ditemukan47penderita (AIDS26, HIV+ 21) yangditemukan
di 4 provinsi, OKI 27(AIDS14, HIV+ 13), Jawa Barat 3(AIDS1, HIV+ 2), Jawa Timur
6 (AIDS 3, HIV+ 3), dan Bali 11 (AIDS 3, HIV+ 8). Pada tahun 1994 dilaporkan sudah
meningkat_menjadi 274 penderita (AIDS 40, HIV + 235) dan sudah menyerang 15
provinsi dari 27 provinsi yang ada di seluruh Indonesia.
Angka kumulatif sampai akhir tahun 2000, sudah 1.500 kasus (HIV + dan AIDS).
Oleh para ahli diperkirakan sudah ada kurang lebih 500.000 penderita infeksi HIV+
dan AIDS di seluruh Indonesia.
Jika pada 10 tahun yang lalu penyakit ini banyak ditemukan hanya pada pelaku
homoseksual, sekarang sudah banyak ditemukan pada pelaku heteroseksual, dan
jika dulu banyak ditemukan hanya terbatas pada kelompok risiko tinggi (WTS, PTS,
mucikari, pramuria bar, diskotik dan pemakai obat-obat terlarang/narkotika)
sekarang penyakit ini sudah ada di tengah-tengah masyarakat luas, di sepanjang
jalan, pantai, sungai, di desa-desa, dan kota besar /kecil.
Faktor-faktor yang 1. HIV sangat mudah berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, oleh karena itu
memengaruhi obat dan vaksin susah untuk dibuat.
2. Bagian tubuh yang diserang HIV adalah sis tern yang menyerang kekebalan tubuh,
timbulnya yang menyebabkan kekebalan tubuh manusia menjadi lumpuh, dengan segala
penyakit akibatnya.
3. Mortalitas penyakit sangat tinggi. Jika sud ah dinyatakan AIDS positif, dalam waktu
5 tahun penderita akan meninggal.
4. Transportasi dan mobilisasi penduduk akan mempermudah penularan PMS.
5. Keluarga berencana sangat besar hubungannya.
6. Ekonomi sangat besar pengaruhnya.
7. Usia penderita, biasanya banyak menyerang usia muda, produktif sehingga
berpengaruh pada berkurangnya tenaga kerja.
8. Keamanan, ikut juga berpengaruh.
9. Modemisasi dan urbanisasi (banyak pengaruh) .
312 Saripati Penyakit Ku/it
Cara penularan AIDS dikelompokkan dalam penyakit menular seksual (PMS) karena paling banyak
ditularkan melalui hubungan seksual (95%).
Cairan tubuh yang paling banyak mengandung HIV adalah semen (air mani), cairan
vagina/serviks, serta darah, sehingga penularan utama HIV adalah melalui 4 jalur
yang melibatkan cairan tubuh tersebut, yaih1:
1. Jalur hubungan seksual (homoseksual/heteroseksual).
2. Jalur pemindahan darah a tau produk darah seperti: transfusi darah, melalui alat
suntik, alat tusuk ta to, tindik, alat bedah, dokter gigi, alat cukur, dan melalui luka
halus di kulit.
3. Jalur transplantasi alat tubuh dan air mani.
4. Jalur transplasental: janin dalam kandungan ibu hamil dengan HIV+ akan tertular
(infeksi transplasental) dan infeksi perinatal.
Sebenarnya HIV dapat ditemukan dalam ASI, air liur, air mata dan keringat, tetapi
penularan melalui bahan ini belum terbukti kebenarannya karena jumlah HIV-nya
sangat sedikit. HIV juga tidak menular lewat jabat tangan, berciuman pipi, bersin/
batuk dekat penderita AIDS, berenang bersama dalam satu kolam renang, hidup
serumah dengan pengidap HIV tanpa hubungan seksual. Hewan seperti nyamuk,
kutu busuk dan serangga lainnya belum terbukti dapat menularkan HIV.
Kelompok IV
A. Penyakit dengan gejala konstitusi yang mengalami paling sedikit dua gejala Minis yang
menetap selama tiga bulan atau lebih.
Gejala-gejala tersebut berupa:
1. Demam yang terns menerus lebih dari 37° C
2. Kehilangan berat badan 10% atau lebih
3. Radang kelenjar getah bening yang meliputi 2 atau lebih kelenjar getah bening di
luar daerah kemaluan
4. Diare yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
5. Berkeringat banyak pada malam hari yang terns menerus
SK berupa bercak merah coklat, ungu, a tau kebiruan pada kulit yang pada awalnya
hanya berdiameter beberapa milimeter, tetapi dalam perkembangan selanjutnya
membesar sampai beberapa sentimeter. Kelainan kulit meluas sampai ke seluruh
tubuh, bercak dengan diameter yang lebih besar disertai rasa nyeri . Bercak-bercak
ini dapat meluas ke selaput lendir mulut, faring, esofagus, dan paru dengan perjalanan
yang bersifat progresif. Akibat daya tahan tubuh yang rendah disertai infeksi
oportunistik yang lain, SK ini dapat menyebabkan kematian.
Kriteria diagnosis Olehkarena banyak negara, terutama negara berkembang yang belum mempunyai
fasilitas laboratorium yang memadai, maka dalam lokakarya di Bangui Afrika Tengah
bulan Oktober 1985, WHO menetapkan kriteria diagnosis AIDS sebagai berikut.
Seseorang dewasa dicurigai menderita AIDS jika paling sedikit mempunyai 2 gejala
mayor dan 1 gejala minor dan tidak terdapat sebab-sebab penekanan imun yang lain
yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat a tau sebab-sebab lain.
Gejala mayor:
1. Penurunan berat badan a tau pertumbuhan lambat yang abnormal
2. Diare kronik lebih dari 1 bulan
3. Demam lebih dari 1 bulan
Gejala minor:
1. Limfadenopati umum
2. Kandidiasis orofaring
3. Infeksi umum yang rekuren (otitis, faringitis)
4. Batuk-batuk yang persisten
5. Dermatitis umum
6. Infeksi HIV yang maternal
Selain kriteria di atas, hendaknya dilakukan pemeriksaan darah dengan tes ELISA
sebagai tes penyaring, dan pastikan dengan tes Western-Blot sebagai tes penentu.
Diagnosis banding AIDS hams didiagnosis banding sesuai dengan manifes tasi klinik infeksi oportunis tik.
Pencegahan Oleh karena obat untuk pencegahan HlV sampai sekarang belum ada/belum di-
temukan dan vaksin yang dapat mencegah AIDS juga belum ada, usaha untuk
menangkal penyakit ini ialah dengan cara penyuluhan pendidikan kesehatan melalui
p~ogram KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) yaitu usaha membantu seseorang untuk
melangkah dan mengerti kepada "berbuat". Program ini bertujuan untuk mengubah
sikap perilaku seksual seseorang sehingga diharapkan setiap individu dapat
menyehatkan dirinya sendiri dan orang lain untuk terhindar dari infeksi HIV. Jalur-
jalur penularan AIDS adalah melalui jalur hubungan seksual (lebih dari 95%), jalur
pemindahan darah, dan jalur ibu hamil, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan
adalah usaha menyehatkan ketiga jalur penularan itu.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) 315
316
Kcpustakaan 317
Orkin M, Maibach HI, and Dahl N{V. 1995. Dermatology,l't editiott. California: Appleton
& Lange.
Patterson R. 1997. Allergic Disease, Diagnosis nnd Mnnngement, Stt'. editlon. New York:
Lippincott Raven Publisher,
Rippon J, Wilbert L. 7982. Medicnl Micology, 2'd edition. Philadelphia: WB Saunders
Company.
Rook, Wilkinson, Ebling. 7992. Textbook of Dermatology, Stt' edition, aolLtme 1,2,3. Lon-
don: Blackwell Scientific Publication.
Rott ], Brostaff J, Male D. 1998.ImmtLnology, 4't' edition. London: Mosby Publisher.
Schachner LA, Hansen RC.1995. Pedistric Dermatology,2"d edition,New York: Churchill
Livingsl.one.
Vulberding P, Jacobs'on MA.1992. AIDS, Clinicttl Rertieu. New York: Marcel Dekken
Inc.
World Health Organization. 1988. A Guide to Leprosy Control,2"r edition. Genewa.'
INDEKS
A
Abses 5,6,38,59,60 Anhidrosis 65
munro 94 Antralin 95
multipefkelenjar apokrin 67 Antraks 107
Pautrier 296 Anular 5, 101
Actinomyces israelli 36 Apokrinitis 67,68
Adenoma sebasea 259 Arsinar 5,8,94, 197
Afek primer 302 Artritis psoriasis 99
AIDS 310 Artropoda 174
Akantolisis BL, 186, 189 Asam trikloraselat 7 6, 92
Akantosis 38,254,283 Asiklovir 81,83
nigrikans 183 Ateroma 206
Akne Atopi stigmata 115
konglobata 55,178 Atopik dermatitis 115
kosmetika 778,182 Atrofi 245
papulosa 178,180 Autoinokul asi 63, 77
pustulosa 178,181 Autoimun 186
sikatrisial 17B,7Bl
vulgaris 51",\78,180
Aktinik keratosis 281 B
Aktinomikosis 36
Albinisme parsial2S2 Basilus fusiformis 63
Alergi, penyakit kulit 107-1.46 Balanopostitis 83
Alergen 109 Barber Type 95
Alopesia Bartholinitis 300
areata 243,245 Basal ceII carcinoma 286
totalis 244 Basalioma 286
Amfoterisin 834,4L Basidiobolus 41
Amiloidosis Bedah
kutis 218, 219,220 beku.79,90,285
makular 218,219 kimia 293
sistemik 219 listrik 92,285
Amebiasis kutis 17 3, 17 4 Moh's 293
Anak patek 161 Bedak kocok 701,127
Androgenik hormon 178 Benzyl benzoat emulsion 165
Ancylostoma Biang keringat. Lihat miliaria
braziliense 172 Biduran. Lihat urtikaria
caninum 772 Bilateral T
Anetoderma Blastospora 32
Jadassohn 256 Blastomikosis 54,55
Schwening er -Bttz zi 25 6 Borrelia aincenti 35, 63
318
/ndeks 319
Erupsi
H
obat 184
akneformis 179 Haloprogin 26
Etage bulto 306 Hemangioma 261
kavernosa 261,263
simpleks 267,262
F
Hernld potch 10, l0I
FakLor pencetus 82 Hernia inguinalis 306
Favus 104 Herpes
Fcnomena genitalis 82
Koabner 77,94 simpleks 80,82,84
Auspitz 94
zoster 81,84,85, 88
Fermentasi 32 oftalmikus 84, 86
Fibroma 206,265,279 Flerpetiformis, dermati tis 133
Fibrosarkoma 279 Hibernoma 268
Fikomikosis subkutis 41, 42 Hidradcnitis supurativa 67, 68
Filiformis 90
Hi[a 12, 16,39, 47
Fistel 67 Fligroma 261
Fired ernnthemn 725 Hiperkeratosis 32, 38, 56, 76
Flng sign 272 folikularis 215
Flouresensi merah 5T papilar 183
Fotofobia 86 Iliperpi gmentasi 24, 32, 79 6
Folikulitis 50, 51, 62, 765, 169, 779,248 pascamorbili 125
Foto dermatttis 122 Hiperplasia
Frambusia 160 pseudokarsinoma 289
Freckles 255 scbasea 287
Fulgurasi 282 Hiperpigmentasi 250
Fnrtrnkel 52,53, L67 Hipopion 47
Furunkulosis 58 Histiositoma 264
I
G
Idoksuridin 81
Gar-rgosa 161 Imunologi 189
Gangren, ulkus gangrenosa 69 Imunoglobulin (Ig)
GcneralisaLa 7 IgA 189,197,196
Ceografis 94 IgE 125,253
Gigitan serangga 174 IgC 196
Conore 299 IgM 796
Gondou 161 Iktiosis 207
Granuioma histrik 209,2I7
ftmgoides 296 vulgaris 208
nnulnre 772 Imidazol 73,14,20
fisuratium 72 Impetigenisasi 47
inguinale 174,308,309 Impetigo 87, L67
piogenikum 72,73,293 bockhsrt 57
Gray pntch ringzuorm 74 bnlosa 47,48,199
Criseofulvin 14, 16 kontagiosa 45 .
Gudik 164 raksasa 50
Guma 5,6,767 vesikobulos a 84, 86
pada sifilis 301 Imunofluoresensi 86
lndeks 321
V X
variola hemoragika 142 xanthelasmn 202,203
varisela 47,84,88 ,8g xantomn 202
zoster g6 tendinosum 205-207
Vaskulitis alergik 228 tuberosum 204,205,256
Verukosa g Xeroderma pigmentosum29\
Veruka
planaTT-79 Z
vulgaris 76,77,285
Vesikel2,3,32 Zumbusch95
Buku Lain Terbitan Kami
BAGIAN PEMASARAN
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC
Jl. Agung Timur 4 Blok O/1 No. 39
Sunter Agung Podomoro, Jakarta 14350
Telepon: (021) 6530 6283,6530 6112
Fax: (021) 651 8178
TTOR h,i ULI R PEVIESANA N
Yang lerhonxat
llagian Pentastralr
Pcncrbi{ I}uku Kedokteran ECC
Jl. AgLrng Tirlur 4 Biok O/l No.39
Sr-ruter Agung Podotloro, iakarta 14350
-lelepon(02i)
6530 6283,6-530 6112. Fax. (021) 651 8178
20 .........
2.
3.
4.
c/\