Anda di halaman 1dari 8

Topic masalah dalam lingkungan kebidanan :

A. Resiko berat badan rendah atau sukar naik.

I. Latar belakang

Kurang gizi pada awal kehidupan karena kurangnya zat gizi yang diterima ibu

saat mengandung dapat menyebabkan janin mengalami kurang gizi dan lahir

dengan berat badan rendah. Anak yang lahir akan mempunyai konsekuensi

kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sebagai akibat lebih

lanjut dari tingginya angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kurang gizi

pada masa balita dan tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan yang

sempurna pada masa berikutnya, maka tidak heran apabila pada usia

sekolah banyak ditemukan anak yang kurang gizi. Menurut Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi kependekan dan kekurusan tertinggi

terjadi pada kelompok anak usia sekolah atau anak umur 6-12 tahun. Lebih

dari sepertiga (35,6%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek yang

merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek

semakin meningkat dengan bertambahnya umur dan gambaran ini ditemukan

baik pada laki-laki maupun perempuan.

II. a. Langkah-langkah dalam Asuhan Kebidanan Keluarga

1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan

cara:

a) Mengadakan kontak dengan keluarga


Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak social yang memandang

keluarga sebagai sistem dimana mereka hidup di masyarakat yang

mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri.

Sehingga sebelum melakukan kontak dengan keluarga sebaiknya

menyampaikan dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih

dahulu kepada struktur kemasyarakatan yang ada.

b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan

kesehatan yang dirasakan oleh keluarga

d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga

2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan masalah kesehatan

keluarga

3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga

dengan melakukan pengelompokan data

4. Merumuskan masalah dengan mengelompokkan masalah dengan

mengacu kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga

5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk

melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

6. Menentukan Skala Prioritas Masalah kesehatan keluarga

7. Menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan urutan

prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah


8. Melaksanakan atau mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga

sesuai dengan rencana yang telah disusun

9. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

10. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan

merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.

b. Pendakatan Keluarga yang dilakukan :

1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga balita

dengan berat badan rendah

2. Mengikutsertakan seluruh anggota keluarga dalam mendukung dan

membantu anak dengan berat badan rendah sesuai perannya masing-

masing untuk meningkatkan derajat kesehatan anak tersebut

3. Memberikan edukasi dan motivasi kepada keluarga tentang pola

hidup sehat dan pemenuhan gizi optimal

4. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk membawa anaknya secara rutin

ke posyandu.

5. Berkoordinasi dengan petugas gizi untuk memberikan PMT serta

secara teratur memantau status gizi anak.

III. Manfaat dari pendekatan keluarga yang dilakukan:

1. Dapat membantu seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan cara-

cara hidup sehat sehingga dapat menigkatkan produktivitas dan derajat

kesehatan keluarga
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan menjadi lebih luas

dan banyak anggota keluarga yang bisa dicakup dan sumber-sumber

keluarga yang ada dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan

keluarga.

3. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan dipusatkan kepada keluarga

sebagai satu kesatuan yang utuh

4. Keluarga mengerti tentang kondisi anaknya dan mendapat pengetahuan

yang cukup.

5. Ibu dan keluarga mulai dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk

membantu meningkatkan berat badan dan kesehatan anaknya

6. Keterlibatan seluruh anggota keluarga untuk saling menjaga kesehatan,

terutama untuk mendukung dan membantu peningkatan berat badan dan

kesehatan anaknya.

B. Resiko anak dengan lahir prematur

I. Latar belakang

Penelitian dari Department of Medicine di Imperial College London

menunjukkan remaja yang lahir premature memiliki beberapa tanda bahaya

biologis terhadap kesehatan di masa depan. Mereka yang kategori premature

adalah hanya 32-34 minggu di dalam kandungan dari seharusnya 40 minggu.

II. a. Langkah-langkah dalam Asuhan Kebidanan Keluarga


1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan

cara:

a) Mengadakan kontak dengan keluarga

Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak social yang memandang

keluarga sebagai sistem dimana mereka hidup di masyarakat yang

mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri.

Sehingga sebelum melakukan kontak dengan keluarga sebaiknya

menyampaikan dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih

dahulu kepada struktur kemasyarakatan yang ada.

b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan

kesehatan yang dirasakan oleh keluarga

d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga

2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan masalah kesehatan

keluarga

3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga

dengan melakukan pengelompokan data

4. Merumuskan masalah dengan mengelompokkan masalah dengan

mengacu kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga

5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk

melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

6. Menentukan Skala Prioritas Masalah kesehatan keluarga


7. Menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan urutan

prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah

8. Melaksanakan atau mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga

sesuai dengan rencana yang telah disusun

9. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

10. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan

merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.

b. Pendakatan Keluarga yang dilakukan :

1. Membina hubungan yang baik dengan keluarga pasien

2. Mengajarkan tehnik pemberian ASI atau susu botol yang sesuai untuk

kebutuhan bayi

3. Mengedukasi ibu untuk memilih memberikan ASI karena ASI

merupakan antibody dan zat lain yang meningkatkan respon

kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi

4. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengurangi tingkat kebisingan

(khususnya frekuensi tinggi) yang terpajan pada pasien.

5. Menyesuaikan kondisi pencahayaan sedapat mungkin

6. Melibatkan orangtua dalam seluruh aspek sehari-hari.


III. Manfaat dari pendekatan keluarga yang dilakukan:

1. Keluarga mengerti tentang kondisi anaknya dan mendapat pengetahuan

yang cukup.

2. Ibu dan keluarga mulai dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk

membantu merawat anak dengan lahir premature

3. Keluarga mendukung ibu dan ayah bayi sehingga orangtua bayi lebih kuat

dan semangat

4. Kondisi bayi semakin membaik dan sehat.

Indra_

Anda mungkin juga menyukai