Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR

Pendidikan Agama Islam


Dan Budi Pekerti

SMA NEGERI 1 MEMPURA


SEMESTER GANJIL
KELAS XI
FASE F
IDENTITAS
Judul Modul : Ketentuan pelaksanaan khutbah, tablig dan dakwah,
Penyusun : Aprida Yetri,S.Ag
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Mempura
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Fase :F
Kelas/ Semester : XI/Ganjil
Tahun Pembelajaran : 2022/2023
Alokasi Waktu : 90 Menit

Target Peserta Didik : siswa regular/tipikal

Moda Pembelajaran : Tatap Muka

Pengetahuan / Keterampilan Prasyarat :


Siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang dakwah, khutbah dan tablig -

Pertanyaan Pemantik : 1. bagaimana tata cara berdakwah yang baik

Pemahaman Bermakna :
Dakwah ataupun Tabligh bukan sekadar ceramah atau pesan biasa, tetapi sebuah ceramah yang
datangnya dari Allah Swt. yang disampaikan kepada satu orang atau banyak orang agar
mengamalkan dalam kehidupan

Sarana Dan Prasarana :


Fasilitas pembelajaran yang diperlukan diantaranya LCDProjector,multimedia pembelajaran
interaktif, komputer/laptop, alat pengeras suara, jaringan internet. Sarana dan prasarana ini
bisa disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing

Model Pembelajaran : Demonstrasi

Dimensi Profil Pelajar Pancasila :


Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia dan perlunya peserta didik bernalar kritis.

KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu memdemonstrasikan ketentuan pelaksanaan khotbah,
tablig, dan dakwah

Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Pendahuluan ( 15 menit )
1. Siswa berdoa secara bersama-sama dan melakukan tadarus Bacalah Q.S. An-Nahl: 125
2. Guru menyapa setiap siswa dan menanyakan kondisi masing- masing dan
menyampaikan apersepsi.
3. Guru mengabsen kehadiran siswa.
4. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan pembelajaran, dan
kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan teknik penilaian.
B. Kegiatan Pembelajaran Inti ( 70 menit)

1. Peserta didik mengamati PPT tentang ketentuan dan cara pelaksanaan dakwah,
khutbah dan tabligh.
2. Guru menjelaskan tugas individu yang akan dikerjakan oleh siswa
3. Siswa dengan minat akademis membuat teks dakwah yang sesuai dengan syariat
Islam
4. Siswa dengan minat Seni membuat teks dakwah yang berhubungan dengan Seni
sesuai dengan syariat Islam
5. Siswa dengan minat olah raga membuat teks dakwah yang berhubungan dengan
olah raga sesuai dengan syariat Islam
6. Siswa secara individu untuk mempraktekan dakwah, khutbah dan tabligh.
Siswa untuk mempersiapkan bahan dakwah yang akan di tampilkan.
7. Siswa secara bergantian menampilkan dakwah di dalam kelas.

C. Penutup Pembelajaran ( 10 menit )


1. Guru memberikan apresiasi terhadap tampilan siswa
2. Guru memberi tugas mencari salah satu sumber dakwah yang menarik bagi mereka
dapat berupa video, gambar, puisi, infografis, dan dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya.
3. Guru meminta kepada peserta didik untuk merefleksikan pembelajaran yang dilakukan
guru pada hari ini, berguna sebagai bahan evaluasi dan untuk meningkatkan proses
pembelajaran di pertemuan selanjutnya.

Nama Siswa : ..................

Kelas : ..................
Pertanyaan refleksi Jawaban Refleksi
1. Bagian manakah yang menurutmu
paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memahami pelajaran ini?
3. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki hasil belajarmu?
4. Kepada siapa kamu akan meminta
bantuan untuk memahami pelajaran ini?
5. Jika kamu diminta untuk memberikan
bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan
kamu berikan pada usaha yang telah
kamu lakukan?

4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran selanjutnya.


5. Guru mengucapkan salam sebagai tanda pembelajaran telah selesai.
ASESMENT

1. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)


Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan pertanyaan:
Jawaban
Pertanyaan
ya tidak
1. Apakah kalian sudah memiliki pengetahuan tentang
materi pembelajaran?
2. Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran
dengan baik?
3. Apakah kalian sudah siap melaksanakan
pembelajaran dengan metode demonstrasi?
4. Apakah kalian memahami pembelajaran diskusi tentang
materi pembelajaran?
5. Apakah kalian sudah mengetahui cara mengatasi
masalah materi pembelajaran?

2. Asesmen Formatif
Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi
Aspek yang diamati Skor
Nama Siswa
No Kesesuaian Gaya Intonasi bahasa 1 2 3 4
XI-1
Tema
1 Adelia Alfandri
2 Dawam Pratama
3 Dewi Arniati
4 Elvi Rosiani
5 Fatimah Azzahra
6 Hestita Milfiani
7 Lang Buana Akbar Rahmadana
8 Leviando Ha Una
9 Maya Sari
10 Muhammad Akbar Ilham
11 M. Dhimas Thepri Pratama
12 M. Wahyuramadhika. R
13 Nafika Rahmadani
14 Nicky Fitria
15 Oni Saputra
16 Pebri Suwandi
17 Reno Setiawan
18 Salma Nur Afni
19 Setia Wati
20 Shandra Febri Wijaya
21 Siska Ria
22 Siti Zulismayani
23 Yagi Alzuhri
Nilai = skor x 25
4. Asesmen Sumatif

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan benar!

1. Bagaimana ketentuan pelaksanaan dakwah, khutbah dan tabligh?

2. Seseorang yang berdakwah disebut apa jika ia perempuan?

3. Apa saja syarat-syarat menjadi khatib dan sebutkan syarat ketentuan khutbah!

4. Apa perbedaan dakwah dengan tabligh?

5. Mengapa ketika ingin menjadi pendakwah harus ada kriteria yang sesuai dengan
ketentuan syarat?

Pedoman penilaian
1. Jawaban Sempurna (skor 20)
2. Jawaban benar tapi kurang lengkap (15-18)
3. Jawaban benar sebagian (skor 10-14)
4. Jawaban hanya sedikit yang benar (skor < 10)

Mempura, Desember 2022


Mengetahui :

Kepala Sekolah Guru Mapel PAI

Drs. Rustam Effendi Aprida Yetri,S.Ag


NIP. NIP.
LAMPIRAN

Materi pelajaran

1. Dakwah
a. Pengertian

Merujuk arti bahasa, kata “dakwah” merupakan mashdar (kata dasar) dari kata da’a
yang mempunyai arti mengajak, memanggil,

dan menyeru untuk hal tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan dakwah disebut dai (laki-laki)
dan daiyah (perempuan). Jika ditinjau dari makna istilah, ada beberapa pengertian dakwah, yaitu:
1. Setiap kegiatan yang mengajak, menyeru, dan memanggil orang atau kelompok orang untuk
beriman kepada Allah Swt. sesuai dengan ajaran akidah (keimanan), syariah (hukum) dan akhlak
Islam.
2. Kegiatan mengajak orang lain ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan untuk kemudian
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari supaya mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Kegiatan mengajak orang-orang untuk mengamalkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha untuk mengubah agar keadaannya lebih baik
lagi, baik sebagai pribadi maupun masyarakat.
Tersimpul dari pengertian tersebut, dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini
kebenaran ajaran Islam dan mengamalkan syariat Islam, agar tercapai pola hidupnya lebih baik,
sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah tidak hanya berupa tablig, khutbah,
dan majelis taklim.

b. Dalil Perlunya Dakwah ِ

Artinya: Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntung. (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 104).
Perhatikan juga isi kandungan dari beberapa Q.S. Q.S. al-Nahl/16: 125, Q.S. al-Hajj/22: 67, Q.S. al-
Qashash/28: 87 yang isinya tentang segala yang terkait dengan dakwahc. Adab Berdakwah
Adab atau etika dakwah yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan sikap yang bijaksana.
2. Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara-cara
persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan
pengajaran, i’tibar dan pelajaran hidup).
3. Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara
dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.
4. Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah). Allah Swt. berfirman:

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik,
dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk (Q.S. an-Nahl/16: 125)

d. Tujuan dan Sasaran Dakwah


Sasaran dan tujuan dakwah--sejak zaman dulu (mulai Nabi Adam a.s sampai Nabi Muhammad
Saw.), bahkan sampai berakhirnya kehidupan--memiliki sasaran yang jelas dan tetap, yakni
sebagai berikut:
1. Sasaran Dakwah
a) Memberi semangat kepada manusia agar selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas
amalnya, dari baik menjadi terbaik, sudah banyak amalnya agar diperbanyak lagi, serta dari
yang sekadar mengejar formalitas menuju ke substansi, sehingga profil mukmin yang sejati
menjadi nyata adanya.
b) Mengubah jalan hidup yang tidak baik menjadi baik, serta yang menyimpang dari aturan Allah
Swt. agar kembali ke jalan-Nya (melalui taubatan nashūhā), sehingga derajat, harkat, dan
martabat manusia yang sudah terpuruk dan jatuh ke lembah nista dapat terangkat kembali, dan
menjalani kehidupan secara benar

2. Tujuan Dakwah
Jika merujuk kepada Q.S. an-Nūr/24: 55, maka tujuan dakwah adalah menyeru dan mengajak
segenap manusia agar konsisten/istiqamah dalam:
a. Beriman hanya kepada Allah Swt. dan tidak melakukan kemusyrikan (tauhid/akidah);
b. Menjadikan seluruh aktivitasnya hanya beribadah kepada Allah Swt. (ikhlas/syariah);
c. Mengerjakan amal shaleh dalam arti yang seluas-luasnya (amal ibadah/ muamalah);
d. Berakhlak mulia yang tolok ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw. (akhlak/ihsan)

e. Syarat dan Metode Dakwah Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan dakwah. Faktor
terpentingnya adalah inayah Allah Swt., di samping tentu saja dari kepribadian dan karakter dai
sendiri, yang menghiasi pribadinya, melebar ke keluarga terdekat, lalu ke masyarakat luas.
Itulah sebabnya, seorang dai jika ingin sukses harus memenuhi syarat seperti yang telah
dilakukan oleh para rasul, yaitu sebagai berikut:
1. Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi
teladan (uswatun hasanah).
2. Memahami objek dakwahnya, sehingga dakwahnya tepat sasaran (Perhatikan isi kandungan
Q.S. Ibrāhīm/14: 4), dan Hadis yang artinya: “Berbicaralah kepada manusia sesuai kadar akal
mereka.”
3. Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah. Jalan
yang dipilih adalah jalan tengah (tawasuth), damai, dan menenteramkan, meski tidak hilang
sikap tegasnya. Kenapa harus santun dan damai dalam berdakwah? Ada beberapa jawaban yang
dapat diketengahkan, yaitu:
a) Dakwah itu untuk agama Allah Swt. bukan untuk pribadi dai sendiri, golongan dan kelompok
atau kaumnya.
b) Dakwah itu hakikatnya mengajak, jika disampaikan dengan marah, pihak lain akan
menghindar terlebih dahulu, akibatnya bukan dekat, tetapi menjauh.
c) Jika dakwah dilakukan denga marah, itu sama artinya menutupi inti Islam sebagai agama yang
menyelamatkan, menenteramkan, dan membahagiakan.
4. Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan
rintangan akibat dakwah yang dilakukan
Menebarkan Islam dengan santun dan damai melalui dakwah, khutbah dan tablig.

1. Dakwah
Menurut bahasa kata dakwah merupakan mashdar (kata dasar) dari kata da'a yang mempunyai arti
mengajak, memanggil dan menyeru untuk hal tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan dakwah
disebut dai (laki-laki) dan daiyah (perempuan).
Menurut istilah pengertian dakwah yaitu suatu kegiatan yang mengajak orang-orang ke jalan Allah
SWT secara lisan atau perbuatan untuk mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan aqidah, syariah
dan akhlak Islam dalam kehidupan sehari-hari agar keadaannya lebih baik lagi, baik sebagai pribadi
maupun masyarakat.
Dalil perlunya dakwah :
َٰٓ
َ‫ع ِّن ْٱل ُمن َك ِّر ۚ َوأ ُ ۟ولَئِّكَ ُه ُم ْٱل ُم ْف ِّل ُحون‬ ِّ ‫ََ ْلت َ ُكن ِّمن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ إِّلَى ْٱل َخي ِّْر َويَأ ْ ُم ُرونَ بِّ ْٱل َم ْع ُر‬
َ َ‫وف َويَ ْن َه ْون‬
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.” Q.S. Ali-Imran/3: 104
Syarat Dakwah:
1. Satunya kata dengan perbuatan, sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi
teladan.
2. Memahami objek dakwahnya, sehingga dakwahnya tepat sasaran.
3. Memiliki keberanian dan ketegasan, namun tetap bijak dan santun dalam berdakwah.
4. Memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan
rintangan akibat dakwah yang dilakukan.
5. Menyadari dengan sepenuh hati bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, mengajak dan
menyeru kepada orang-orang untuk berada di jalan Allah SWT.
6. Selalu berdoa kepada Allah SWT agar dakwahnya mencapai kesuksesan.
2. Khutbah
Menurut bahasa khutbah dapat bermakna memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam
kegiatan ibadah.
Sementara ditinjau dari pengertian istilah khutbah adalah kegiatan nasihat yang disampaikan kepada
kaum muslim dengan syarat dan rukun tertentu yang erat kaitannya dengan sah atau sunnahnya
ibadah, sedangkan orang yang melakukan khotbah dikenal dengan istilah khatib.
Syarat Khutbah :
1. Islam yang sudah baligh dan berakal sehat.
2. Mengetahui syarat, rukun dan sunah khutbah.
3. Suci dari hadats, baik badan maupun pakaian serta auratnya tertutup.
4. Tartil dan fasih saat mengucapkan ayat Alquran dan hadis.
5. Memiliki akhlak yang baik dan tidak tercela di mata masyarakat.
6. Suaranya jelas dan dapat dipahami oleh jamaah.
7. Berpenampilan rapi dan sopan.
3. Tablig
Menurut bahasa tabligh artinya menyampaikan atau memberitahukan pesan atau ceramah secara
lisan atau perkataan.
Menurut istilah tablig adalah bagian dari dakwah islamiyah dalam bentuk khusus seperti lisan dan
tulisan untuk disampaikan kepada pihak lain.
Dalil adanya tablig :
‫ّٰللاِّ َويَ ْخش َْونَهٗ َو ََل يَ ْخش َْونَ ا َ َحدًا ا ََِّّل ه‬
‫ّٰللاَ َۗو َكفى ِّب ه‬
‫اّٰللِّ َح ِّس ْيبًا‬ ‫ت ه‬ ِّ ‫َالَّ ِّذيْنَ يُبَ ِّلغُ ْونَ ِّرسل‬
Artinya: "(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah risalah Allah (pada rasul yang
menyampaikan syariat-syariat Allah kepada manusia), mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa
takut kepada siapapun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan."
(Q.S. Al-Ahzab/33: 39)

Anda mungkin juga menyukai