Anda di halaman 1dari 14

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan suatu bentuk organisasi yang berbasis pada nilai-nilai kebersamaan, demokrasi, partisipasi,
dan pemberdayaan ekonomi. Koperasi memiliki peran penting dalam memajukan perekonomian masyarakat,
terutama dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, koperasi perlu
menerapkan fungsi manajemen yang efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang akan dijawab antara lain:

- Apa itu koperasi dan bagaimana prinsip-prinsip dasar yang melatarinya?

- Mengapa implementasi fungsi manajemen koperasi penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

- Bagaimana penerapan fungsi manajemen koperasi dapat membantu dalam mencapai tujuan koperasi?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

- Untuk memahami konsep dasar koperasi dan prinsip-prinsipnya.

- Untuk menyadari pentingnya penerapan fungsi manajemen dalam koperasi.

- Untuk menjelaskan bagaimana implementasi fungsi manajemen koperasi dapat membantu dalam mencapai tujuan
koperasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.4 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan makalah ini meliputi studi literatur, penelusuran sumber informasi yang relevan, serta
analisis dan sintesis data yang diperoleh. Dalam penulisan makalah ini, kami mengacu pada buku, jurnal, dan
sumber informasi terpercaya lainnya yang berkaitan dengan koperasi dan manajemen.
Bab 2

Landasan Teori

2.1 Definisi dan karakteristik koperasi

Koperasi adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh sekelompok orang dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Para ahli telah memberikan berbagai definisi dan
karakteristik koperasi, berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Definisi Koperasi menurut International Co-operative Alliance (ICA):


Menurut ICA, koperasi adalah "asosiasi otonom dari orang-orang yang secara sukarela bersatu untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya mereka melalui usaha bersama yang demokratis yang
dimiliki dan dioperasikan oleh anggota mereka."

Karakteristik koperasi menurut ICA:


 Keanggotaan sukarela dan terbuka untuk siapa saja yang membutuhkan dan mau memenuhi tanggung
jawab sebagai anggota.
 Pengelolaan demokratis dengan sistem satu orang satu suara, di mana anggota memiliki kesempatan
yang sama dalam pengambilan keputusan.
 Partisipasi ekonomi anggota, di mana anggota berkontribusi dan memanfaatkan usaha koperasi.
 Otonomi dan independensi, di mana koperasi dapat beroperasi secara mandiri.
 Pendidikan, pelatihan, dan informasi untuk anggota dan masyarakat secara umum tentang prinsip
koperasi.

2. Definisi Koperasi menurut Profesor Ian MacPherson:

Menurut MacPherson, koperasi adalah "badan usaha otonom dimiliki dan dioperasikan oleh orang-orang
yang menggunakan layanannya, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka dan sosial
mereka dengan cara yang paling memuaskan, sejalan dengan prinsip koperasi."

Karakteristik koperasi menurut MacPherson:


 Keanggotaan terbuka dan sukarela, di mana siapa saja yang membutuhkan dapat bergabung dan
berpartisipasi.
 Pengelolaan demokratis dengan hak setiap anggota untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
 Pemberdayaan anggota, di mana mereka memiliki kontrol atas usaha koperasi dan memperoleh
manfaat dari kegiatan tersebut.
 Kesejahteraan anggota sebagai tujuan utama, bukan semata-mata profitabilitas.
 Kerjasama antar-koperasi, di mana koperasi bekerja sama dalam bentuk federasi atau perkumpulan
untuk saling mendukung dan memperkuat gerakan koperasi.

Definisi dan karakteristik koperasi dapat bervariasi sedikit tergantung pada sumbernya, tetapi intinya adalah
bahwa koperasi adalah badan usaha yang dimiliki dan dioperasikan oleh anggotanya, dengan prinsip-prinsip
demokrasi, partisipasi, keanggotaan terbuka, dan pemberdayaan anggota sebagai ciri khasnya.

2.2 Prinsip-prinsip dasar koperasi


Prinsip-prinsip dasar koperasi secara umum diakui oleh para ahli koperasi dan sering dirujuk dalam gerakan
koperasi. Berikut adalah beberapa prinsip dasar koperasi yang diakui secara luas, disertai dengan nama ahli
yang terkait:

1. Keanggotaan Sukarela dan Terbuka

Prinsip ini menyatakan bahwa koperasi harus terbuka untuk semua orang yang memiliki kebutuhan dan
minat dalam menggunakan layanan koperasi tanpa diskriminasi. Keanggotaan harus bersifat sukarela dan
terbuka bagi siapa saja. Louis Kelso dan Murray Rothbard adalah dua ahli yang sering dikaitkan dengan
prinsip ini.

2. Pengelolaan Demokratis

Prinsip ini menggarisbawahi pentingnya pengambilan keputusan demokratis dalam koperasi. Setiap anggota
memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, dengan setiap anggota
memiliki satu suara. Robert Owen dan Charles Gide adalah dua ahli yang sering dikaitkan dengan prinsip
pengelolaan demokratis ini.

3. Keterbatasan Pembagian Keuntungan

Prinsip ini menekankan bahwa keuntungan yang dihasilkan oleh koperasi harus dibagi secara adil di antara
anggotanya. Sebagian keuntungan dapat dialokasikan untuk meningkatkan koperasi, sedangkan sisanya
dapat dibagikan kepada anggota berdasarkan kontribusi mereka terhadap koperasi. Henry Calvert adalah
seorang ahli yang sering dikaitkan dengan prinsip keterbatasan pembagian keuntungan ini.

4. Kemandirian dan Otonomi

Prinsip ini menunjukkan bahwa koperasi harus berfungsi secara mandiri dan otonom, dengan anggota
mengendalikan sepenuhnya kegiatan dan kebijakan koperasi mereka. Koperasi harus dapat beradaptasi
dengan kebutuhan anggotanya dan lingkungan di sekitarnya. Beatrice Webb dan Hans Visser adalah dua
ahli yang sering dikaitkan dengan prinsip kemandirian dan otonomi ini.

5. Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi

Prinsip ini menekankan pentingnya pendidikan, pelatihan, dan penyebaran informasi kepada anggota
koperasi dan masyarakat umum. Koperasi harus menyediakan peluang pendidikan dan pelatihan kepada
anggota untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang koperasi dan kemampuan mereka dalam
mengelola usaha mereka. Jean-Jacques Rousseau dan William King adalah dua ahli yang sering dikaitkan
dengan prinsip pendidikan, pelatihan, dan informasi ini.

Perlu diingat bahwa ada banyak ahli lain yang juga memberikan kontribusi dalam pengembangan prinsip-
prinsip koperasi. Nama-nama yang disebutkan di atas hanya merupakan contoh dari beberapa ahli yang
terkait dengan prinsip-prinsip dasar koperasi.

Prinsip-prinsip dasar ini menggambarkan esensi koperasi sebagai model bisnis yang berpusat pada
keanggotaan, partisipasi demokratis, dan keberlanjutan sosial-ekonomi. Meskipun formulasi prinsip-prinsip
ini dapat bervariasi di berbagai negara, intinya tetap sama dan mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh gerakan koperasi.
2.3 Fungsi-fungsi manajemen dan pentingnya penerapannya dalam koperasi

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya
untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi-fungsi manajemen ini penting untuk penerapan dalam koperasi
agar organisasi dapat beroperasi dengan efektif dan efisien. Berikut adalah fungsi-fungsi manajemen dan
beberapa ahli yang mengemukakan pentingnya penerapannya dalam koperasi:

1. Mary Parker Follett: Ahli manajemen Amerika Serikat yang menekankan pentingnya pengorganisasian
yang baik untuk menciptakan kerjasama dan koordinasi di dalam koperasi.

2. Chester Barnard: Ahli manajemen Amerika Serikat yang mengemukakan pentingnya pengarahan yang
efektif dalam mempengaruhi anggota koperasi untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Peter Drucker: Ahli manajemen Austria-Amerika yang menekankan pentingnya pengendalian dalam
memantau kinerja organisasi dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan.

Dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, koperasi dapat menjadi organisasi yang efisien,
adaptif, dan berkelanjutan. Koperasi yang dikelola dengan manajemen yang baik dapat memberikan manfaat
yang optimal bagi anggotanya, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Peran dan pandangan para ahli ini membantu memahami pentingnya penerapan fungsi-fungsi manajemen
dalam koperasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

2.4 Perencanaan dan pengorganisasian dalam koperasi

Dalam perencanaan dan pengorganisasian dalam koperasi, ada beberapa pemikiran dari para ahli yang dapat
menjadi acuan. Berikut adalah pemikiran dari minimal dua ahli yang relevan:

1. Robert Owen:
Robert Owen adalah seorang sosialis dan pemikir ekonomi asal Inggris yang terkenal karena kontribusinya
dalam perencanaan dan pengorganisasian dalam koperasi. Ia mengusulkan prinsip-prinsip dasar dalam
membentuk koperasi yang sukses. Salah satu pemikirannya yang penting adalah bahwa koperasi seharusnya
berfokus pada kesejahteraan anggotanya dan masyarakat pada umumnya, bukan hanya pada tujuan profit
semata. Owen memandang koperasi sebagai sarana untuk meningkatkan kondisi hidup para anggotanya,
melalui pendidikan, akses ke layanan, dan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Pemikirannya ini
menekankan pentingnya nilai-nilai sosial dan solidaritas dalam koperasi.

2. Charles Gide:
Charles Gide adalah seorang ekonom dan ahli koperasi asal Prancis yang juga memberikan sumbangan
penting dalam pemikiran perencanaan dan pengorganisasian dalam koperasi. Gide berpendapat bahwa
koperasi harus didasarkan pada prinsip saling tolong menolong dan keadilan sosial. Ia menekankan
pentingnya pembagian keuntungan yang adil di antara anggota koperasi berdasarkan kontribusi mereka.
Gide juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi anggota koperasi agar mereka dapat
mengelola koperasi dengan baik. Pemikirannya ini menekankan pentingnya prinsip demokrasi dalam
pengambilan keputusan dan transparansi dalam operasional koperasi.

Pemikiran dari Robert Owen dan Charles Gide tersebut memberikan kontribusi penting dalam perencanaan
dan pengorganisasian koperasi, dengan menekankan nilai-nilai sosial, keadilan, partisipasi aktif, dan
pendidikan.
2.5 Pengarahan dan pengendalian dalam koperasi

Dalam konteks koperasi, pengarahan (direction) dan pengendalian (control) merujuk pada dua aspek penting dalam
manajemen koperasi. Pengarahan berkaitan dengan penetapan visi, misi, tujuan, dan strategi koperasi, sedangkan
pengendalian melibatkan pemantauan dan evaluasi kinerja untuk memastikan pencapaian tujuan tersebut. Berikut
adalah dua teori parah ahli yang relevan dengan pengarahan dan pengendalian dalam koperasi:

1. Teori Pertukaran Keagenan (Agency Theory):

Teori Pertukaran Keagenan menjelaskan hubungan antara pemilik (principal) dan agen (agent) yang bertindak atas
nama pemilik dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam koperasi, pemilik dapat menjadi anggota koperasi atau
anggota pemegang saham. Teori ini menyoroti adanya konflik kepentingan antara pemilik dan agen, di mana agen
memiliki kecenderungan untuk bertindak sesuai kepentingan pribadi atau kelompoknya. Untuk mengatasi konflik
ini, koperasi perlu menerapkan mekanisme pengendalian yang efektif, seperti pemantauan kinerja, insentif yang
sesuai, dan transparansi dalam laporan keuangan.

2. Teori Manajemen Sistem (Systems Management Theory):

Teori Manajemen Sistem berfokus pada pandangan sistemik dalam mengelola organisasi. Menurut teori ini, sebuah
koperasi merupakan sistem yang terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait, termasuk struktur organisasi,
manusia, teknologi, kebijakan, dan lingkungan eksternal. Pengarahan dalam koperasi melibatkan identifikasi dan
pemahaman terhadap interaksi antara elemen-elemen tersebut, serta pengembangan strategi yang sesuai untuk
mencapai tujuan koperasi. Pengendalian dalam teori ini melibatkan pemantauan kinerja sistem secara keseluruhan
dan perbaikan yang berkelanjutan untuk mengoptimalkan kinerja koperasi.

Dua teori di atas memberikan landasan konseptual untuk pengarahan dan pengendalian dalam koperasi. Namun,
penting juga untuk mempertimbangkan konteks spesifik koperasi serta faktor-faktor lain yang mungkin
mempengaruhi pengarahan dan pengendalian, seperti peraturan pemerintah, kebutuhan anggota, dan lingkungan
bisnis yang berubah.

2.6 Koordinasi dan evaluasi kinerja dalam koperasi

Dalam konteks koordinasi dan evaluasi kinerja dalam koperasi, terdapat beberapa teori yang dapat
digunakan sebagai referensi. Berikut adalah dua nama ahli dan teori terkait:

1. Teori Koordinasi: Charles Perrow


Charles Perrow, seorang sosiolog Amerika, dikenal karena teorinya tentang koordinasi dalam organisasi
kompleks. Menurut Perrow, dalam organisasi yang kompleks, seperti koperasi, koordinasi memainkan peran
penting dalam mencapai kinerja yang efektif. Teori koordinasi Perrow menyoroti pentingnya struktur
organisasi, pembagian kerja, dan mekanisme koordinasi yang efektif untuk menghindari kesalahan,
kegagalan, dan konflik yang mungkin terjadi. Teori ini mempertimbangkan hubungan antara berbagai
bagian organisasi dan bagaimana koordinasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
koperasi.

2. Teori Evaluasi Kinerja: Peter Drucker


Peter Drucker, seorang ahli manajemen terkenal, memberikan kontribusi signifikan dalam bidang evaluasi
kinerja. Drucker menekankan pentingnya mengukur kinerja organisasi dan individu untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas. Dalam konteks koperasi, evaluasi kinerja dapat melibatkan penentuan tujuan yang
jelas, pengukuran hasil yang relevan, pengembangan sistem penghargaan yang sesuai, dan pelibatan
karyawan dalam proses evaluasi. Drucker juga mendorong penggunaan pendekatan manajemen berbasis
hasil (result-based management) dalam evaluasi kinerja, di mana hasil yang diharapkan ditentukan
sebelumnya dan kemudian diukur untuk mengevaluasi pencapaian kinerja.

Perlu dicatat bahwa terdapat banyak teori dan ahli yang relevan dalam bidang koordinasi dan evaluasi
kinerja. Pilihan teori-teori ini hanya merupakan contoh dan mungkin terdapat teori-teori lain yang juga
relevan dan dapat digunakan dalam konteks koperasi.

Koordinasi dan evaluasi kinerja dalam koperasi merupakan proses penting untuk memastikan bahwa
koperasi beroperasi secara efektif dan efisien. Koordinasi melibatkan upaya untuk mengatur dan
menyelaraskan berbagai kegiatan dan fungsi di dalam koperasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi kinerja, di sisi lain, adalah proses untuk menilai sejauh mana koperasi mencapai hasil yang
diinginkan dan apakah kinerjanya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Bab 3

Pembahasan

3.1 Implementasi fungsi perencanaan dalam koperasi

Implementasi fungsi perencanaan dalam koperasi melibatkan beberapa langkah penting, seperti perumusan visi,
misi, dan tujuan koperasi, penyusunan rencana strategis, perencanaan operasional, dan pengendalian anggaran.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang setiap langkah tersebut:

1. Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan Koperasi:

Visi, misi, dan tujuan koperasi adalah dasar untuk mengarahkan kegiatan dan tujuan jangka panjang koperasi. Visi
adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh koperasi, sedangkan misi adalah pernyataan tujuan utama yang
menjelaskan alasan keberadaan koperasi. Tujuan koperasi adalah target spesifik yang ingin dicapai untuk
mewujudkan visi dan misi tersebut.

Dalam mengimplementasikan fungsi perencanaan, koperasi perlu melibatkan anggota dan pemangku kepentingan
lainnya untuk memperumuskan visi, misi, dan tujuan secara partisipatif. Diskusi dan konsultasi dengan anggota
koperasi akan membantu membangun kesepahaman bersama dan mendapatkan dukungan yang kuat.

2. Penyusunan Rencana Strategis:

Rencana strategis koperasi merupakan dokumen yang menjelaskan langkah-langkah strategis yang akan diambil
untuk mencapai tujuan jangka panjang. Rencana strategis mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal
koperasi, identifikasi peluang dan tantangan, serta pemilihan strategi yang tepat.Proses penyusunan rencana
strategis melibatkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT analysis) koperasi,
pengembangan strategi-strategi yang relevan, dan penetapan langkah-langkah taktis yang spesifik untuk
mengimplementasikan strategi tersebut.

3. Perencanaan Operasional:

Perencanaan operasional melibatkan pengembangan rencana yang lebih terperinci untuk mencapai tujuan dan
sasaran jangka pendek koperasi. Rencana operasional mencakup aktivitas sehari-hari, alokasi sumber daya,
penjadwalan, dan pengendalian operasional yang efektif.

Dalam perencanaan operasional, koperasi harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti manajemen sumber daya
manusia, manajemen keuangan, pemasaran, pengadaan barang atau jasa, dan manajemen risiko. Rencana
operasional harus jelas, terukur, dan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

4. Pengendalian Anggaran:

Pengendalian anggaran adalah langkah penting dalam mengimplementasikan fungsi perencanaan. Anggaran
koperasi mencakup alokasi dana untuk berbagai kegiatan dan proyek dalam koperasi. Pengendalian anggaran
melibatkan pemantauan dan evaluasi terhadap penggunaan dana, pembandingan dengan anggaran yang telah
ditetapkan, dan pengambilan tindakan korektif jika terjadi penyimpangan.

Dalam pengendalian anggaran,koperasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik untuk mencatat semua
pemasukan dan pengeluaran dengan tepat. Selain itu, pemantauan secara berkala dan pelaporan keuangan yang
transparan juga penting untuk memastikan penggunaan anggaran yang efektif dan efisien.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah di atas, koperasi dapat memastikan bahwa perencanaan yang baik
telah dilakukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan jangka panjangnya. Perencanaan yang efektif akan membantu
koperasi menghadapi tantangan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mencapai keberhasilan jangka
panjang.
3.2 Implementasi fungsi pengorganisasian dalam koperasi

Implementasi fungsi pengorganisasian dalam koperasi melibatkan beberapa elemen penting, termasuk
struktur organisasi koperasi, penentuan tugas dan wewenang, pengembangan sumber daya manusia, serta
penerapan prinsip demokrasi dalam pengambilan keputusan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang
masing-masing elemen tersebut:

1. Struktur Organisasi Koperasi:


Struktur organisasi koperasi adalah kerangka kerja yang menggambarkan hubungan dan saling
ketergantungan antara bagian-bagian dalam koperasi. Struktur organisasi yang baik memastikan adanya
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, serta aliran komunikasi yang efektif. Struktur organisasi
koperasi umumnya terdiri dari:
a. Anggota: Para anggota koperasi yang memiliki hak suara dalam pengambilan keputusan dan
berpartisipasi dalam aktivitas koperasi.
b. Rapat Anggota: Tempat pengambilan keputusan kolektif oleh anggota koperasi.
c. Dewan Pengurus: Bertanggung jawab atas pengelolaan harian koperasi dan pelaksanaan keputusan yang
diambil oleh rapat anggota.
d. Manajemen dan Staf: Bertugas menjalankan operasional sehari-hari koperasi.

2. Penentuan Tugas dan Wewenang:


Penentuan tugas dan wewenang di dalam koperasi memastikan bahwa setiap individu atau bagian organisasi
memiliki tanggung jawab yang jelas dan otoritas untuk mengambil keputusan dalam batas yang ditetapkan.
Proses ini melibatkan:
a. Analisis pekerjaan: Mengidentifikasi tugas-tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan koperasi dan
mengelompokkannya ke dalam peran dan tanggung jawab yang sesuai.
b. Penugasan dan delegasi: Menetapkan tugas kepada individu atau bagian organisasi yang tepat, dengan
mempertimbangkan keahlian, pengalaman, dan minat mereka.
c. Otorisasi: Memberikan wewenang dan kekuasaan kepada individu atau bagian organisasi untuk
mengambil keputusan terkait tugas yang telah ditugaskan.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia:


Pengembangan sumber daya manusia dalam koperasi bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan
kapasitas anggota, pengurus, dan staf melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja. Beberapa
langkah yang dapat diambil adalah:
a. Identifikasi kebutuhan: Menentukan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola
koperasi dengan efektif.
b. Pelatihan dan pendidikan: Menyediakan program pelatihan dan pendidikan yang relevan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota, pengurus, dan staf.
c. Evaluasi kinerja: Melakukan penilaian secara berkala terhadap kinerja individu dan organisasi untuk
mengidentifikasi area di mana perbaikan diperlukan.

4. Penerapan Prinsip Demokrasi dalam Pengambilan Ke putusan:


Koperasi didasarkan pada prinsip demokrasi, di mana keputusan diambil berdasarkan keputusan mayoritas
anggota. Untuk menerapkan prinsip ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Rapat Anggota: Mengadakan rapat anggota secara berkala untuk membahas isu-isu penting, memilih
pengurus, dan mengambil keputusan kolektif.
b. Keterbukaan dan Transparansi: Memastikan akses terbuka terhadap informasi dan kebijakan koperasi
kepada anggota, sehingga mereka dapat terlibat dalam pengambilan keputusan dengan pengetahuan yang
cukup.
c. Mekanisme Voting: Menggunakan mekanisme voting untuk memungkinkan anggota memberikan suara
mereka dalam pengambilan keputusan penting.
d. Pengawasan Anggota: Membentuk komite pengawas yang independen yang bertanggung jawab untuk
memastikan koperasi beroperasi sesuai dengan prinsip demokrasi dan praktek yang baik.

Implementasi fungsi pengorganisasian dalam koperasi membutuhkan perencanaan yang cermat, komunikasi
yang efektif, dan komitmen terhadap prinsip demokrasi. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, koperasi
dapat berfungsi dengan baik, memberdayakan anggotanya, dan mencapai tujuan yang ditetapkan.

3.3 Implementasi fungsi pengarahan dalam koperasi

Implementasi fungsi pengarahan dalam koperasi melibatkan tiga aspek penting: kepemimpinan dalam
koperasi, motivasi anggota, dan pembangunan koperasi berkelanjutan. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai setiap aspek tersebut:

1. Kepemimpinan dalam Koperasi:


Kepemimpinan yang efektif dalam koperasi menjadi kunci kesuksesan organisasi tersebut. Beberapa
langkah yang dapat diambil untuk menerapkan fungsi pengarahan melalui kepemimpinan adalah sebagai
berikut:

a. Visi dan Misi: Seorang pemimpin koperasi harus memiliki visi dan misi yang jelas dan
mengkomunikasikannya kepada anggota. Hal ini membantu dalam menetapkan arah yang jelas dan
memberikan panduan kepada seluruh anggota.

b. Komunikasi Efektif: Kepemimpinan yang baik melibatkan komunikasi dua arah antara pemimpin dan
anggota. Pemimpin harus mendengarkan pendapat, masukan, dan masalah yang dihadapi oleh anggota, serta
menyampaikan informasi dengan jelas dan terbuka.

c. Pengambilan Keputusan Partisipatif: Memungkinkan partisipasi anggota dalam proses pengambilan


keputusan penting. Hal ini memberi mereka rasa memiliki terhadap koperasi dan membangun kepercayaan.

d. Pembinaan Anggota: Pemimpin koperasi harus membantu anggota dalam pengembangan keterampilan
dan pengetahuan mereka melalui pelatihan dan pembinaan. Hal ini meningkatkan kemampuan anggota
untuk berkontribusi secara lebih efektif dalam koperasi.

2. Motivasi Anggota:
Motivasi anggota merupakan faktor penting untuk menjaga partisipasi aktif dan keterlibatan dalam
koperasi. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menerapkan fungsi pengarahan melalui motivasi
anggota adalah sebagai berikut:

a. Pengakuan dan Penghargaan: Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada anggota yang
berprestasi atau memberikan kontribusi yang signifikan kepada koperasi. Hal ini dapat melalui pemberian
penghargaan, sertifikat, atau peningkatan status dalam koperasi.

b. Pemberian Insentif: Menerapkan sistem insentif yang mendorong kinerja dan partisipasi aktif anggota.
Insentif ini bisa berupa bonus, dividen, atau keuntungan tambahan bagi anggota yang berkontribusi secara
maksimal.
c. Pendidikan dan Pelatihan: Menyediakan kesempatan pendidikan dan pelatihan kepada anggota untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam berbagai bidang yang relevan dengan koperasi.
Hal ini dapat membantu mereka merasa lebih kompeten dan termotivasi untuk berkontribusi.

3. Pembangunan Koperasi Berkelanjutan:


Pembangunan koperasi berkelanjutan memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang
koperasi. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk menerapkan fungsi pengarahan dalam pembangunan
koperasi berkelanjutan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Strategis: Mengembangkan rencana strategis jangka panjang yang mencakup tujuan,
sasaran, dan tindakan konkret untuk pertumbuhan koperasi. Rencana ini harus mencakup upaya untuk
meningkatkan pemasaran, keuangan, operasional, dan pengembangan produk atau layanan koperasi.

b. Diversifikasi Usaha: Mencari peluang diversifikasi usaha untuk mengurangi risiko dan menciptakan
sumber pendapatan yang beragam. Misalnya, koperasi pertanian dapat mempertimbangkan pengembangan
produk olahan atau turisme pedesaan sebagai tambahan pendapatan.

c. Inovasi dan Teknologi: Mengadopsi inovasi dan teknologi terbaru dalam operasional koperasi untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing. Misalnya, penerapan platform digital atau teknologi
pertanian cerdas.

d. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan: Memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam aktivitas
koperasi. Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan, tanggung jawab sosial perusahaan, dan praktik
ramah lingkungan dalam operasional koperasi.

Dengan menerapkan fungsi pengarahan melalui kepemimpinan yang efektif, motivasi anggota yang baik,
dan pembangunan koperasi berkelanjutan, koperasi memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai
tujuan strategis dan menjadi organisasi yang sukses dan berkelanjutan.

3.4 Implementasi fungsi pengendalian dalam koperasi


Dalam konteks ini mengacu pada peran aktif dalam memperjuangkan dan mengedukasi tentang
implementasi fungsi pengendalian dalam koperasi. Implementasi fungsi pengendalian ini sangat penting
dalam menjaga keberhasilan dan keberlanjutan operasional sebuah koperasi. Fungsi pengendalian utama
yang perlu diperhatikan adalah pengawasan anggota, pengendalian keuangan, dan pengendalian operasional.

1. Pengawasan Anggota:
Pengawasan anggota melibatkan proses pemantauan, pengendalian, dan pengelolaan anggota koperasi.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengawasan anggota meliputi:
 Penerimaan anggota: Koperasi perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas dalam menerima
anggota baru. Proses ini melibatkan verifikasi identitas, penilaian kemampuan keuangan, dan
pemenuhan syarat-syarat keanggotaan.
 Pelatihan dan pendidikan anggota: Koperasi harus menyediakan program pelatihan dan pendidikan
kepada anggotanya agar mereka memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip koperasi,
tugas dan tanggung jawab mereka, serta hak dan kewajiban sebagai anggota.
 Komunikasi dan partisipasi anggota: Koperasi harus menciptakan mekanisme yang memungkinkan
anggotanya berkomunikasi secara efektif, memberikan masukan, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan. Ini dapat dilakukan melalui rapat anggota, survei kepuasan anggota, atau
forum diskusi online.
2. Pengendalian Keuangan:
Pengendalian keuangan adalah proses pengelolaan dan pengawasan terhadap aspek keuangan koperasi.
Beberapa langkah penting dalam pengendalian keuangan adalah sebagai berikut:
 Pembukuan dan pelaporan: Koperasi harus memiliki sistem pembukuan yang akurat dan teratur.
Semua transaksi keuangan harus dicatat dengan jelas dan dilaporkan secara berkala kepada anggota
dan pihak terkait.
 Pengawasan atas arus kas: Koperasi perlu mengelola arus kas dengan hati-hati, termasuk penerimaan
dan pengeluaran dana. Pengawasan yang ketat harus dilakukan untuk menghindari kebocoran atau
penyalahgunaan dana.
 Audit internal dan eksternal: Koperasi harus melakukan audit internal secara rutin untuk memeriksa
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur keuangan. Selain itu, audit eksternal oleh pihak
independen juga penting untuk memberikan kepercayaan kepada anggota dan pihak luar.

3. Pengendalian Operasional:
Pengendalian operasional mencakup pengelolaan efektif dari proses-proses operasional yang ada di
koperasi. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengendalian operasional:
 Kebijakan dan prosedur operasional: Koperasi harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas
untuk setiap aspek operasional, seperti pengadaan barang, pelayanan anggota, dan distribusi produk.

 Evaluasi kinerja: Koperasi perlu secara rutin mengevaluasi kinerja operasionalnya untuk memastikan
bahwa tujuan dan standar kualitas tercapai. Evaluasi ini dapat melibatkan pengukuran kinerja,
analisis data, dan tindakan perbaikan.
 Pengawasan staf: Koperasi harus memiliki mekanisme pengawasan yang efektif terhadap stafnya.
Ini meliputi penilaian kinerja, pelatihan, dan pengawasan rutin untuk memastikan kualitas layanan
yang baik kepada anggota.

Dalam mengimplementasikan fungsi pengendalian ini, penting bagi koperasi untuk memiliki struktur
organisasi yang kuat, sistem informasi yang handal, serta komitmen dari anggota dan manajemen untuk
menjalankan prinsip-prinsip koperasi secara efektif.

3.5 Implementasi fungsi koordinasi dalam koperasi


Untuk mengimplementasikan fungsi koordinasi dalam koperasi, yang meliputi kerja sama antaranggota,
kemitraan dengan pihak eksternal, dan sinergi dengan lembaga lain dalam pengembangan koperasi.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai setiap aspek tersebut:

1. Kerja sama antaranggota:


Kerja sama antar anggota koperasi merupakan aspek penting dalam membangun kesuksesan koperasi.
Sebagai dosen, Anda dapat mengajarkan anggota koperasi mengenai pentingnya kerja sama dan bagaimana
mempraktikkannya dalam aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

a. Penyuluhan: Lakukan penyuluhan kepada anggota koperasi mengenai pentingnya kerja sama, keuntungan
yang diperoleh melalui kerja sama yang baik, dan cara meningkatkan kerja sama dalam tim.

b. Pembentukan tim: Mendorong pembentukan tim kerja di dalam koperasi untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang kompleks. Tim kerja yang baik akan mampu memaksimalkan potensi setiap anggota dan
mencapai hasil yang lebih baik melalui kolaborasi.
c. Pelatihan keterampilan interpersonal: Berikan pelatihan kepada anggota koperasi mengenai keterampilan
komunikasi efektif, negosiasi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan bersama. Hal ini akan
membantu meningkatkan kerja sama antar anggota.

2. Kemitraan dengan pihak eksternal:


Kemitraan dengan pihak eksternal dapat membantu koperasi memperluas jangkauan dan sumber daya yang
dimiliki. Sebagai dosen, Anda dapat memberikan pemahaman dan keterampilan kepada anggota koperasi
dalam menjalin kemitraan dengan pihak eksternal. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

a. Identifikasi pihak eksternal potensial: Bantu anggota koperasi untuk mengidentifikasi pihak eksternal
yang dapat menjadi mitra strategis, seperti pemasok, pelanggan, lembaga keuangan, universitas, dan
organisasi lain yang memiliki visi dan nilai yang serupa.

b. Jalin hubungan: Dorong anggota koperasi untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan pihak
eksternal melalui pertemuan, kolaborasi proyek, dan pertukaran informasi yang bermanfaat bagi kedua
belah pihak.

c. Manfaatkan jaringan: Bantu anggota koperasi dalam memanfaatkan jaringan pribadi dan profesional
untuk mengidentifikasi peluang kemitraan yang potensial dan memperluas jaringan mereka.

3. Sinergi dengan lembaga lain dalam pengembangan koperasi:


Sinergi dengan lembaga lain, seperti lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi non-
pemerintah, penting untuk mengembangkan koperasi secara holistik. Sebagai dosen, Anda dapat mendorong
anggota koperasi untuk menjalin hubungan sinergis dengan lembaga lain. Berikut beberapa langkah yang
dapat dilakukan:

a. Mengadakan penelitian
akan kerjasama penelitian: Ajak anggota koperasi untuk bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam
penelitian yang berkaitan dengan pengembangan koperasi. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kedua
belah pihak, yaitu peningkatan pengetahuan dan penerapan praktik terbaik.

b. Memanfaatkan program pemerintah: Bantu anggota koperasi untuk memanfaatkan program pemerintah
yang mendukung pengembangan koperasi, seperti pelatihan, bantuan modal, dan akses ke pasar.

c. Kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah: Bantu anggota koperasi dalam menjalin hubungan dengan
organisasi non-pemerintah yang memiliki kompetensi dan sumber daya yang relevan dengan sektor koperasi
yang mereka geluti.

Dalam peran ini anda memiliki kesempatan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada
anggota koperasi dalam mengimplementasikan fungsi koordinasi tersebut. Dengan kerja sama antaranggota
yang kuat, kemitraan yang baik dengan pihak eksternal, dan sinergi dengan lembaga lain, koperasi dapat
berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi anggotanya.
3.6 Evaluasi kinerja koperasi

Dalam rangka mengevaluasi kinerja koperasi, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:

1. Pengukuran Kinerja Koperasi:


 Identifikasi indikator kinerja yang relevan untuk koperasi, seperti penjualan, keuntungan, pangsa
pasar, pertumbuhan anggota, tingkat kepuasan pelanggan, dan sebagainya.
 Kumpulkan data yang relevan dari koperasi, baik dari sistem akuntansi maupun sumber lainnya.
 Analisis data untuk mengukur kinerja koperasi berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.
 Bandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya, jika ada.

2. Identifikasi Masalah:
 Evaluasi hasil pengukuran kinerja untuk mengidentifikasi area yang tidak mencapai target atau
standar yang ditetapkan.
 Analisis penyebab masalah yang teridentifikasi. Misalnya, mungkin ada masalah dalam manajemen
operasional, sumber daya manusia, strategi pemasaran, atau keuangan.
 Melibatkan pihak terkait, seperti manajemen koperasi dan anggota, untuk mendapatkan wawasan
dan pemahaman yang lebih baik tentang masalah yang ada.

3. Perbaikan Kinerja:
 Tetapkan tujuan perbaikan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan waktu terbatas
(SMART goals) berdasarkan masalah yang diidentifikasi.
 Rencanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perbaikan. Ini bisa melibatkan
perubahan dalam sistem manajemen, pelatihan karyawan, perubahan strategi pemasaran,
pengembangan produk baru, atau langkah-langkah lainnya.
 Implementasikan tindakan perbaikan yang direncanakan.
 Monitor dan evaluasi kemajuan yang dicapai secara berkala untuk memastikan bahwa perbaikan
tercapai.
 Jika diperlukan, lakukan penyesuaian dan perbaikan tambahan dalam rencana tindakan.
Bab Penutup 4

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penjabaran di atas adalah bahwa implementasi fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan
pengarahan dalam koperasi memiliki peran yang penting dalam mencapai visi, misi, dan tujuan jangka panjang
koperasi. Fungsi perencanaan melibatkan perumusan visi, misi, dan tujuan koperasi, penyusunan rencana strategis,
perencanaan operasional, dan pengendalian anggaran. Fungsi pengorganisasian melibatkan struktur organisasi,
penentuan tugas dan wewenang, pengembangan sumber daya manusia, dan penerapan prinsip demokrasi.
Sedangkan fungsi pengarahan melibatkan kepemimpinan dalam koperasi, motivasi anggota, dan pembangunan
koperasi berkelanjutan. Dengan implementasi yang baik dari ketiga fungsi ini, koperasi dapat mengoptimalkan
penggunaan sumber daya, meningkatkan keterlibatan anggota, dan mencapai keberhasilan jangka panjang.

4.2 Saran
Penting melibatkan anggota dan pemangku kepentingan dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan koperasi.
Lakukan analisis SWOT untuk memahami kondisi internal dan eksternal koperasi, lalu identifikasi strategi yang
relevan. Pastikan rencana operasional memiliki tujuan jelas, indikator kinerja yang terukur, dan mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia.

Lakukan pengendalian anggaran secara teratur dan identifikasi penyimpangan untuk mengambil tindakan korektif.
Pastikan struktur organisasi memiliki pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. Setiap individu atau bagian
harus memiliki wewenang yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

Identifikasi kebutuhan pengembangan sumber daya manusia dengan memahami keahlian dan kekurangan anggota
tim. Berikan pelatihan yang relevan dan lakukan evaluasi kinerja secara berkala. Terapkan prinsip demokrasi dalam
pengambilan keputusan dengan rapat anggota rutin dan mekanisme voting yang adil.

Kepemimpinan yang efektif dengan visi yang jelas sangat penting. Komunikasi yang baik antara pemimpin dan
anggota tim juga diperlukan. Dukung partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan dan berikan pengakuan atas
kontribusi mereka.

Motivasi anggota dengan penghargaan, insentif yang sesuai, dan kesempatan pendidikan dan pelatihan. Lakukan
perencanaan strategis untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan, diversifikasi usaha, inovasi teknologi, dan
tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, koperasi memiliki landasan yang kuat untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan jangka panjangnya, sambil mendorong partisipasi aktif anggota dan pertumbuhan berkelanjutan.

Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi
fungsi manajemen koperasi dalam masyarakat, serta pentingnya penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut dalam
mencapai tujuan koperasi dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai