Anda di halaman 1dari 4

MODUL 8

KB.2. Uji normalitas dan uji homogenitas


A. Uji normalitas
Hipotesis statistik dari uji normalitas adalah sebagai berikut:
H 0 : sampel acak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H 1 : sampel acak berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Prosedur penggunaan uji normalitas oelh Liliefors adalah sebagai berikut.


1. Menstandardisasi data sampel
Data sampel x 1 , x 2 , x 3 ,… . , x n distandardisasikan menjadi bilangan baku z 1 , z 2 , z 3 , … ., z n
x1− x
dengan menggunakan rumus: z 1=
s
2. Menentukan peluang bilangan baku [ F (z¿ ¿i)¿ ]
Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang setiap bilangan baku
F (z¿ ¿i)=P ¿ ¿)
3. Menentukan proporsi bilangan baku [ S( z ¿¿ i)¿]
banyaknya z 1 , z 2 , z 3 , … , z n yang kurang dari z i
S ( z i )=
n
4. Menghitung selisih [ F ( z¿ ¿i)¿ ] dengan [ S(z ¿¿ i)¿], kemudian tentukan harga mutlaknya.
5. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih [ F ( z¿ ¿i)¿ ] dengan [
S( z ¿¿ i)¿]. Harga mutlak terbesar itulaj yang menjadi Lo.
6. Bandingkan nilai Lo dengan nilai L-tabel sesuai dengan taraf signifikansi dan banyak
datanya (n). Jika Lo < L-tabel maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan Jika Lo
> L-tabel maka data tersbut tidak berdistribusi normal.
Contoh soal:

B. Uji homogenitas
Dalam uji homogenitas, pada uji F, uji Bartlett, uji Hartley, dan uji Scheffe, biasana digunakan
ketika data memenuhi asumsi berdistribusi normal. Sementara pada uji Lavene digunakan ketika
datanya memenuhi atau tidak memenuhi asumsi berdistribusi normal.
Pada penggunaan uji F relative lebih mudah, walaupun memiliki keterbatasan pada asumsi
normalitas dan hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua gugus data. Hipotesis
statistic yang akan diuji adalah sebagai berikut.

Prosedur penggunaan uji F adalah


1. Ujilah pemenuhan asumsi kenormalan dari kedua gugus sampel tersebut.
2 2
2. Hitunglah nilai variansi (ragam) dari masing-masing gugus sampel yaitu s1 dan s2
3. Hitunglah nilai statistic F (F-hitung)
2
s1 2 2
F= 2
, s 1> s 2
s 2

4. Bandingkan F-hitung tersebut dengan nilai F-tabel pada taraf signifikansi α/2, derajat
kebebasan pertama v1 =n1−1 dan derajat kebebasan kedua v 2=n2−1 atau yang biasa

ditulis dengan F(α / 2)(D , D ) dan nilai F-tabel pada taraf signifikansi (1 – α/2) derajat
1 2

kebebasan pertama v1 =n1−1 dan derajat kebebasan kedua v 2=n2−1 F(1−α / 2)( D , D ) 1 2

dengan n1 adalah banyaknya data pada gugus sampel pertama, n2 adalah banyaknya data
1
pada gugus samepl kedua, dan F(1−α / 2)( D , D )=1 2
F(α /2)(D , D )
1 2

5. Kriteria pengujian adalah


a. Apabila nilai F(1−α / 2)( D , D )< F-hitung < F(α / 2)(D , D ) maka H 0 diterima yang berarti kedua
1 2 1 2

gugus sampel homogen.


b. Apabila nilai F-hitung < F(1−α / 2)( D , D ) atau F-hitung > F(α / 2)(D , D ) maka H 0 ditolak yang
1 2 1 2

berarti kedua gugus sampel tidak homogen.

Contoh soal:
Jika kedua gugus data tersebut memenuhi asumsi berdistribusi normal maka dapat
dilanjutkan dengan menghitun nilai rata-ratanya sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai