BIOLOGI
Disusun oleh:
Nama : Abdul Aziz Rangga T
NPM : 2240701103
Kelas :E
Asisten : Muhammad Akbar F
COVER
COVER.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI EKOSISTEM DAN TIMBAL BALIK
MAKHLUK HIDUP................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 MATERI DAN METODE...........................................................................3
1.1 Waktu dan Tempat....................................................................................3
1.2 Alat dan Bahan..........................................................................................3
1.3 Prosedur Kerja...........................................................................................3
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................4
3.1 Hasil...........................................................................................................4
3.2 Pembahasan...............................................................................................6
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................8
4.1 Kesimpulan................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
ii
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
3.1.1 Gambar Ekositem 1..........................................................................8
3.1.2 Gambar Ekositem 2...........................................................................9
ii
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI EKOSISTEM DAN TIMBAL BALIK
MAKHLUK HIDUP
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan ekosistem yang
beranekaragam macam. Ekosistem memiliki peran penting dalam kehidupan.
Ekosistem yang tercemar akan memberikan dampak buruk yang nyata bagi
makhluk hidup. Namun semakin berkembangnya Indonesia semakin besar
dan beraneka macam pencemaran yang timbul di lingkungan. Pencemaran
terjadi dikarenakan kegiatan industri, pembangunan dll. Berbagai bahan
pencemar ada di alam mulai dari yang bisa di rombak dan ada pula yang tidak
bisa di rombak atau bahkan bersifat racun bagi makhluk hidup (Winata,
2022).
ii
lingkungan hidupnya (Minto, 2021). makin besar dan beraneka macam
pencemaran yang timbul di lingkungan. Pencemaran terjadi dikarenakan
kegiatan industri, pembangunan dll. Berbagai bahan pencemar ada di alam
mulai dari yang bisa di rombak dan ada pula yang tidak bisa di rombak atau
bahkan bersifat racun bagi makhluk hidup (Winata, 2022).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui ekosistem yang ada di lingkungan.
2. Mahasiswa mengetahui, mengenali, dan memberdakan secara detail
komponen biotik dan abiotik pada lingkungan.
3. Mahasiswa mengetahui hubungan timbal balik antar komponen di
lingkungan
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui ekosistem yang ada di lingkungan
2. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenali dan membedakan secara detail
komponen biotik dan abiotik pada lingkungan
3. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan timbal balik antar komponen di
lingkungan
ii
BAB 2
MATERI DAN METODE
1.1 Waktu dan Tempat
Praktikum acara 2 tentang Ekosistem dan timbal balik makhluk hidup
dilaksanakan di Kebun Fakultas Pertanian Universitas Tidar, Bandongan pada
hari Minggu, 2 Oktober 2022 pukul 11.00-12.00.
2. Kayu
3. Kamera
4. Kaca pembesar
ii
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 3.1.1 Ekosistem
No Gambar Keterangan
1. 1. Rumput
2. Tanah
3. Belalang
4. Jangkrik
1 2 3 4
ii
2. 1. Rumput
2. Air
3. Bekicot
1 Gambar
2 3.1.2. Ekosistem
3 2
3.2 Pembahasan
Rumput adalah tumbuhan monokotil dengan bentuk daun sempit menerucut
dari dasar batang hingga ujung. Di Indonesia tanaman rumput sangat beragam
jenisnya. Tetapi, secara umum jenis rumput dibedakan sesuai kegunannya.
Jenis tanaman rumput tersebut adalah rumput yang dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan hiasan. Rumput untuk jenis tanaman hias biasanya
digunakan hiasan taman, lapangan, dan tempat umum. tumbuhnya tanaman.
Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan
organik dan organismem (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di
dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat juga air dan udara. Air dalam
tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke
tempat lain. Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organik,
maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah
atau horizon. Definisi tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan
bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan
mineral, bahan organik, air, udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya
tanaman (Hardjowigeno, 2010). Belalang adalah kelompok yang berasal dari
ii
kelas insekta. Belalang mempunyai banyak peran penting , salah satu nya ialah
memeliki peran dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Di alam
belalang berperan sebagai pemangsa pemakan bangkai, pengurai material
organik nabati dan hewani, pemakan bagian tumbuhan hidup dan mati dan
musuh alami dari berbagai jenis serangga lainnya. Ekosistem merupakan
lingkungan biologi yang berisi organisme hidup, biotik dan non-biotik serta
komponen fisik yang saling berinteraksi Terdapat beberapa jenis belalang
yang dikenal di indonesia, seperi belalang kayu (Valanga nigricornis),
belalang sembah (Hierodula vitrea), belalang ranting (Phobaeticuschani),
belalang daun (Phyllium fulchrifolium). Belalang dan kerabatnya hidup di
berbagai tipe lingkungan atau ekosistem antara lain hutan, semak belukar,
lingkungan perumahan, lahan pertanian,dan sebagainya. Aktivitas reproduksi
pada belalang merupakan indikator dari kelimpahan jenis serangga. Selain itu
faktor lingkungan yang cocok dan tercukupinya kebutuhan sumber
makanannya juga merupakan kunci dari kelimpahan pada serangga.
Kelimpahan dan aktifitas reproduksi serangga di daerah tropik sangat
dipengaruhi oleh musim, inikarena musim berpengaruh kepada ketersediaan
sumber pakan dan kemampuan hidup serangga yang secara langsung
mempengaruhi kelimpahan. Ekosistem alami populasi suatu jenis serangga
atau hewan pemakan tumbuhan tidak pernah eksplosif (meledak) karena
banyak faktor pengendaliannya baik yang bersifat abiotik maupun biotik.
Dengan demikian dalam ekosistem alami serangga tidak berstatus sebagai
hama. Di dalam ekosistem pertanian faktor pengendali tersebut sudah banyak
berkurang sehingga kadang - kadang populasinya meledak dan menjadi hama.
Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
semua makhluk hidup. Air juga sangat diperlukan untuk kegiatan industri,
perikanan, pertanian dan usaha-usaha lainnya. Dalam penggunaan air sering
terjadi kurang hati-hati dalam pemakaian dan pemanfaatannya sehingga
diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan
kebutuhan air melalui pengembangan, pelestarian, perbaikan dan
perlindungan. Dalam pemanfaatan air khususnya lagi dalam hal pertanian,
dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan serta pengembangan wilayah,
ii
Pemerintah Indonesia melakukan usaha pembangunan di bidang pengairan
yang bertujuan agar dapat langsung dirasakan oleh masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan air. Dalam memenuhi kebutuhan air khususnya untuk
kebutuhan air di persawahan maka perlu didirikan sistem irigasi dan bangunan
bendung. Kebutuhan air di persawahan ini kemudian disebut dengan
kebutuhan air irigasi. Untuk irigasi, pengertiannya adalah usaha penyediaan,
pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi tambak. Tujuan irigasi adalah untuk memanfaatkan
air irigasi yang tersedia secara benar yakni seefisien dan seefektif mungkin
agar produktivitas pertanian dapat meningkat sesuai yang diharapkan. Air
irigasi di Indonesia umumnya bersumber dari sungai, waduk, air tanah dan
sistem pasang surut. Salah satu usaha peningkatan produksi pangankhususnya
padi adalah tersedianya air irigasi di sawahsawah sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan air yang diperlukan pada areal irigasi besarnya bervariasi sesuai
keadaan. Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk
tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui
hujan dan kontribusi air tanah. Jangkrik adalah salah satu hewan yang
termasuk ke dalam salah satu jenis serangga yang tergolong dalam golongan
Orthoptera, kelas insect. Ada banyak macam jenis jangkrik didunia saat ini,
terdapat sekitar 900 jenis yang telah tercatat. Di Indonesia sendiri jangkrik
memiliki 123 jenis salah satunya yang sering di budidayakan yaitu jenis
jangkrik cliring (Gryllus Mitratus) jangkrik ini banyak di budidayakan karena
jenis ini memiliki masa produktivitas telur yang lebih lama dari jangkrik jenis
lainnya. Di Indonesia jangkrik banyak dimanfaatkan sebagai pakan hewan
ternak seperti contohnya burung, ikan, reptil dan jangkrik juga dapat dijadikan
untuk kebutuhan lainnya seperti bahan untuk pembuatan tepung jangkrik,
bahkan orang-orang ada yang menggunakan jangkrik untuk umpan
memancing ikan. Jangkrik merupakan hewan jenis Herbivora yang memakan
sayursayuran dan juga daun-daunan seperti contohnya sayur kol, sawi, selada,
kangkung, atau dedaunan muda. Bekicot merupakan hewan bertubuh lunak
ii
(mollusca) dari kelas gastropoda berarti berjalan dengan perut (tubuhnya)
untuk berjalan. Berbeda dengan jenis keong air yang berinsang, bekicot
menggunakan paru-paru untuk bernafas, sehingga bekicot dimasukkan
kedalam ordo Pulmanata. Secara rinci bekicot dikelompokkan kedalam famili
Archatinidae (Pamungkassari, 2012). Bekicot termasuk keong darat yang pada
umumnya memiliki kebiasaan hidup ditempat lembab dan aktif di malam hari
(noktural) (Wirianti, 2015). Sifat nokturnal bekicot bukan semata-mata
ditentukan oleh faktor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh faktor
suhu dan kelembaban lingkungannya (Resa, 2019). Di waktu siang setelah
hujan, banyak ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana (Wirianti, 2015).
Hubungan antara interaksi hewan dengan lingkungannya dapat terjadi kapan
saja dan dimana saja. Hal tersebut menunjukkan adanya interaksi yang
dilakukan oleh hewan pada lingkungan tempat tinggalnya. Terlepas dari hal
tersebut perubahan kondisi yang terjadi pada lingkungan dapat berpengaruh
pada pola aktivitas hewan tertentu (Resa, 2019). Dengan adanya perubahan
tersebut maka hewan juga merespon terhadap perubahan tersebut yang
meliputi perubahan fisik, fisiologis, serta tingkah laku untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Kelimpahan merupakan banyaknya individu dari
suatu jenis dalam satuan meter kuadrat (Alfathoni,2017). Kelimpahan suatu
organisme dipengaruhi oleh frekuensi jumlah organisme tersebut. Frekuensi
suatu jenis menunjukkan penyebaran suatu jenis dalam suatu areal (Rizkya,
2012). Jenis yang akan meyebar secara merata akan mempunyai nilai
frekuensi yang besar. Kelimpahan suatu jenis menunjukkan nilai yang
menggambarkan seberapa banyak atau jumlah jenis per satuan luas
(Ismaini,2015). Semakin besar nilai kelimpahan jenisnya maka semakin
banyak jumlah individu yang berada dalam satuan luas tersebut
(Haryoardyantoro,2013). Dominansi suatu jenis merupakan nilai yang
menggambarkan penguasaan jenis tertentu terhadap jenis-jenis lain dalam
komunitas tersebut. Semakin besar nilai dominansi suatu jenis maka besar
pula pegaruh penguasaan jenis tersebut terhadap jenis yang lain ( Krebs,
2000). Musim hujan tidak terjadi terus menerus akan ada waktunya musim
panas (kemarau). Sehingga apabila kita ingin menjumpai bekicot perlu
ii
dilakukan observasi. Kebiasaan untuk memperoleh informasi awal tentang
hasil, katakanlah sensus dengan menganalisis sampel formulir sensus sebelum
analisis penuh dilakukan, populasi tersebut kemudian dijadikan sampel tidak
langsung (Hartanto, 2010).
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ekosistem dilingkungan sekitar yang berada dilapangan, kebun, dan taman
selalu ada komponen biotik dan komponen abiotik yang saling berhubungan
misalnya adalah makhluk hidup berupa semut yang selalu membutuhkan
pijakan umtuk berpijak dan selalu ada hubungan baik itu mutualisme,
komensalisme, maupun parasitisme.
ii
DAFTAR PUSTAKA
ii