02 sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks local social budaya di daerah kita.
Kekuatan pemikiran KHD yang dapat
03 diterapkan untuk menebalkan laku murid di kelas atau sekolah yang sesuai dengan konteks local social budaya di daerah yang dapat diterapkan. Kekuatan konteks sosio-kultural
Kekuatan sosio-kultural menjadi proses menebalkan kekuatan
kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun ,membantu anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki laku untuk menjadi manusia seutuhnya. Dalam menuntun murid, guru perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman. 1. Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah kita yang sejalan dengan pemikiran KHD Kegiatan yang bersifat kekerabatan Nilai Keagamaan 1. Memberi bantuan kepada tetangga yang sakit, Menghormati leluhur 1. Tradisi merayakan Isra meninggal dan menengok bayi (Temongan) 2. Tradisi minum teh yang mengandung nilai 1. Tradisi mengunjungi Miraj ( Rajaban silaturahmi ( Moci) makam leluhur (Kliwonan) 2. Tradisi untuk 3. Membantu mempersiapkan penyembelihan 2. Tradisi peringatan memperingati perayaan hewan kurban dan mendistribusikannya kematian sesepuh, ulama, Maulid Nabi Muhammad kepada tetangga. atau habaib yang diadakan ( Rolasan) setiap tahun (Haul)
Nilai gotong royong Bekerja sama dan saling memberi
1. Membantu persiapan acara hajatan 1. Tradisi saling memberi kepada tetangga menjelang puasa Ramadhan (Sinoman) (Unggah-unggahan) 2. Gotong royong pembuatan apotik hidup 2. Tradisi saling member saat hari raya Idul Fitri (Nyadran) di setiap RW ( Rumah Toga) 3. Tradisi syawalan saling member makanan kepada tetangga satu minggu 3. Gotong royong pengumpulan sampah setelah lebaran (Bada Kupat) (Bank Sampah) 4. Tradisi berbagi makanan di hari Rabu minggu terakhir di bulan Safar (Rebo Wekasan) 5. Tradisi berbagi kepada anak yatim/piatu (Muharaman) 2. Pemikiran KHD yang dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks local social budaya di daerah kita.
KEJUJURAN
KEDISIPLINAN
KERJASAMA
TOLERANSI
GOTONG ROYONG SINOMAN TANGGUNG JAWAB SINOMAN
Tradisi sinoman berasal dari Jawa dan
telah bermula sejak abad ke-14. Tradisi sinoman dilaksanakan saat adanya hajatan, hari besar, acara keagamaan, bahkan upacara kematian. Mereka yang membantu itu disebut sinoman, dan aktivitasnya disebut nyinom. 3. Kekuatan pemikiran KHD yang dapat diterapkan untuk menebalkan laku murid di kelas atau sekolah yang sesuai dengan konteks local social budaya di daerah yang dapat diterapkan.
KEJUJURAN: KEDISIPLINAN: KERJASAMA:
MENTAATI PERATURAN KOPERASI KEJUJURAN TUGAS KELOMPOK SEKOLAH
TOLERANSI: GOTONG ROYONG: TANGGUNG JAWAB:
MENYELESAIKAN TUGAS KEGIATAN BAKTI SOSIAL JUM’AT BERSIH SEKOLAH Kekuatan pemikiran KHD yang dapat diterapkan untuk menebalkan laku murid di kelas atau sekolah yang sesuai dengan konteks local social budaya di daerah yang dapat diterapkan pada nilai kejujuran, kedisiplinan, Kerjasama, toleransi, gotong royong, dan tanggung jawab. KODRAT ALAM DAN KODRAT ZAMAN
Kodrat alam yaitu terkait dengan
potensi atau bakat yang mereka miliki, ras dan atau suku tempat mereka berasal, hingga karakteristik lingkungan budaya daerah mereka Kodrat Zaman adalah kekuatan, potensi, atau keadaan diri yang berubah sesuai dengan kondisi sosial, budaya masyarakat, atau perkembangan zaman. Kesimpulan KHD mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada namun tidak semua yang baru itu baik, jadi perlu diselaraskan dulu. Indonesia memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. KHD menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing- masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran sekarang, ya kita harus bekali siswa dengan kecakapan Abad 21. Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. TERIMA KASIH