Anda di halaman 1dari 2

Berikut perhitungan matematis terkait besarnya biaya persediaan bahan akhir periode dan biaya

pemakaian bahan selama satu periode akuntansi tersebut.

Persediaan bahan di awal periode (20 sak x Rp 50.000) Rp1.000.000


Pembelian Bahan Rp4.315.000
Biaya bahan yang siap digunakan dalam proses produksi Rp5.315.000
Persediaan bahan di akhir periode (15 sak X Rp 48.000) -Rp720.000
Biaya bahan yang digunakan dalam proses produksi Rp4.595.000

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, biaya bahan yang digunakan dalam proses produksi senilai
Rp.595.000 tidak dapat diketahui secara langsung sebelum nilai persediaan bahan di akhir periode
diketahui. Nilai persediaan bahan di akhir periode sebesar Rp720.000 diperoleh dengan mengalikan
jumlah fisik bahan (15 sak) dan biaya bahan per unit dari transaksi pembelian yang terakhir (Rp48.000).
Biaya bahan per unit dapat ditentukan menggunakan salah satu metode. yaitu metode rata-rata tertimbang,
metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP), dan metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP),
Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk melakukan penyesuaian terkait penggunaan
bahan dan persediaan bahan di akhir periode akuntansi.

Ref
Tanggal Nama Akun dan Keterangan . Debit Kredit
Biaya Pokok Produksi (Harga Pokok Produksi ) Rp4.595.000
Persediaan Bahan Akhir Rp720.000
Pembelian Bahan Rp4.315.000
Persediaan Bahan Rp1.000.000
(Penyesuaian terkait penggunaan bahan dan persediaan bahan di akhir periode akuntansi)

Sistem Perpetual (Kontinu)

Metode ini umumnya digunakan oleh perusahaan-perusahaan berskala besar, yang mana manajemen tidak
dapat melakukan pengawasan secara langsung atas persediaan bahan, tetapi menggunakan sistem
pengendalian bahan yang memadai melalui kartu persediaan bahan. Kartu persediaan bahan baku dapat
digunakan sebagai alat pengendalian persediaan bahan karena memuat nota bahan yang dimiliki
perusahaan secara terus-menerus (berkelanjutan). Transaksi pembelian dicatat dengan mendebit akun
Persediaan Bahan, sementara aktivitas penggunaan bahan dicatat dengan mengkredit akun Persediaan
Bahan. Hal ini berarti baik bahan yang dibeli (diperoleh) perusahaan maupun bahan yang digunakan
perusahaan merupakan penambah dan pengutang saldo persediaan bahan yang dimiliki perusahaan.

Berikut lustrasi terkait pencatatan atas perolehan dan pemakaian bahan menggunak metode perpetual dan
PT PRIMA KASUTAMA sebagai perusahaan yang memproduksi sepatu kulit untuk orang dewasa (pria
dan wanita). Bahan utama dari produk ini adalah kulit sapi. Pada awal awal periode, perusahaan memiliki
saldo persediaan bahan sebanyak 500 kg seharga Rp9.500 per kilogramnya. Perusahaan melakukan dua
kali pembelian bahan selama bulan Maret 2010, yaitu pada (1) Tanggal 4 Maret 2010 sebanyak 6.000 kg
seharga Rp 10.000 per kilogramnya, dan (2) Tanggal 21 Maret 2010 sebanyak 4.000 kg seharga Rp11.000
per kilogramnya. Selama bulan Maret 2010 terdapat tiga kali permintaan bahan ke Departemen Gudang
untuk proses produksi, yaitu pada: (1) Tanggal 8 Maret 2010 sebanyak 3.000 kg. (2) Tanggal 15 Maret
2010 sebanyak 3.000 kg, dan (3) Tanggal 28 Maret 2010 sebanyak 3.000 kg. Perusahaan menggunakan
metode rata-rata bergerak untuk menilai besarnya persediaan bahan yang dimiliki. Berikut beberapa
langkah pencatatan utas persediaan bahan tersebut.

Pembelian Bahan

Berikut ayat jurnal yang dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat salah satu transaksi pembelian
bahan kulit sapi, yakni transaksi pada tanggal 4 Maret 2010 sebesar Rp60.000.000 (Rp10.000 x 6.000 kg).

Ref
Tanggal Nama Akun dan Keterangan . Debit Kredit
Mar 4 Persediaan Bahan (Kulit sapi) Rp60.000.000
Utang usaha Rp60.000.000
(Pembelian bahan kulit sapi sebanyak 6.000 Kg seharga Rp 10.000 per Kg secara kredit )

Pemakaian Bahan

Setiap pemakaian bahan untuk proses produksi dalam metode perpetual dilakukan pencatatan ke dalain
ayat jurnal dan kemudian dicatat ke dalam buku pembantu persediaan bahan. Berikut ayat jurnal yang
dibuat Departemen Akuntansi untuk mencatat salah satu transaksi pemakaian bahon (dari permintaan
bahan ke Departemen Gudang), yakni transaksi pada tanggal 8 Maret 2010. Biaya bahan per unit sebesar
Rp9.962 (pembulatan) dihitung dari ((500 kg Rp9.500) (6.000 kg x Rp10.000))/6.500 kg.

Ref
Tanggal Nama Akun dan Keterangan . Debit Kredit
Produk Dalam Proses (PDP) Rp29.886.000
Persediaan bahan Rp29.886.000
(Pemakaian bahan untuk proses produksi sebanyak 3.000 Kg seharga Rp 9.962 per kilogram

Bahan pada Ahir Periode Akuntansi

Pada akhir periode akuntansi, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan bahan (stock opname)
yang ditujukan untuk melakukan pengendalian bahan dengan membandingkan antara jumlah unit bahan
berdasarkan perhitungan fisik dengan Jumlah unit bahan yang tercatat dalain kartu persediaan bahan.

Anda mungkin juga menyukai