Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Gusti Ayu Made Inta Dewi

NIM : 2257023022
Kelas : 4B

RESUME PERHITUNGAN PPH PASAL 21 DAN PERHITUNGAN PPH


PASAL 22

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21 adalah pembayaran pajak dimuka oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi Negeri melalui pemotong pajak.

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21, yaitu :

- Penghasilan pegawai tetap teratur atau tidak teratur


- Penghasilan penerima pension teratur
- Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja
- Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
- Imbalan kepada bukan pegawai
- Imbalan kepada peserta kegiatan
- Natura
 Tarif PPh pasal 21 yaitu :
A. Pegawai Tetap dan Pegawai Tidak Tetap
1. Pegawai tetap :
Pph = DPP X Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU No. 36 Th 2008
DPP = PKP= Ph. Neto – PTKP
Ph. Neto = Ph. Bruto – B. Jab – THT/JHT
Dasar Hk : Pasal 9,10, 14 PER-32/PJ/2015
2. Pegawai tidak tetap (penghasilan dibayar secara bulanan/ kurang dari Rp.
3.000.000)
PPh 21 = DPP X Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU No. 36 Th 2008
DPP = PKP =Ph. Bruto – PTKP
B. Bukan Pegawai
1. Bukan pegawai (berkesinambungan)
PPh 21 = jumlah kumulatif X Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU No.
36 Th 2008
PKP = (50% x Ph. Bruto) – PTKP per bulan
2. Bukan pegawai (tidak berkesinambungan)
C. Pensiunan
1. Penerima pension berkala
PPh 21 = DPP X Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU No. 36 Th 2008
DPP = Ph. Neto – PTKP
Ph. Neto = Ph. Bruto – Biaya Pension
2. Penerima uang pesangon, jaminan hari tua
Pesangon :
PPh 21 = DPP X TarifPasal 4 PP 68 Th 20090
DPP = Ph. Bruto
Tarif :
 0 – 50jt = 0%
 > 50jt – 100jt = 5%
 > 100jt – 500jt = 15%
 > 500jt = 5%

PPh Pasal 22

PPH Pasal 22 adalah pembayaran pajak dimuka dapat dikreditkan sebagai


pengurangan PPh Terutang akhir tahun pajak pada SPT tahunan oleh pihak yang
dipungut kecuali yang bersifat final.

Pemungutan PPh pasal 22 dikenakan atas transaksi perdagangan barang, baik


atas transaksi pembelian atau penjualan dengan batasan diatur dalam Pasal 22 UU
PPh dan aturan pelaksanaannya.
Tariff PPh Pasal 22 :

1. Bank Devisa dan DJBC atas impor barang


Atas impor :
- barang tertentu sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
PMK-107/PMK.010/2015, sebesar 10% dari nilai impor
- barang tertentu lainnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran II PMK-
107/PMK.010/2015, sebesar 7,5% dari nilai impor
- selain barang tertentu dan barang tertentu lainnya, yang menggunakan
Angka Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai impor, kecuali atas
impor kedelai, gandum, dan tepung terigu sebesar 0,5% dari nilai impor
- selain barang tertentu dan barang tertentu lainnya, yang tidak
menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 7,5% dari nilai
impor, dan/atau
- barang yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang.
2. Bendahara pemerintah dan KPA
1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN (pasal 2 ayat (1) huruf b PMK-
107/PMK.010/2015)
3. Badan usaha tertentu
1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN (pasal 2 ayat (1) huruf b PMK-
107/PMK.010/2015)
4. Badan usaha yang bergerak diidang usaha industry
- Penjualan baja = 0,3% x DPP PPN (tidak final)
- Penjualan semua jenis
kend. Beroda 2 atau lebih = 0,45% x DPP PPN (tidak final)
- Penjualan semua jenis
Semen = 0,25% x DPP PPN (tidak final)
- Penjualan kertas = 0,1 % x DPP PPN (tidak final)
- Penjualan jenis obat = 0,3% DPP PPN (tidak final)

Anda mungkin juga menyukai