Anda di halaman 1dari 19

SUHU,KELEMBABAN DAN PENCAHAYAAN PADA RUMAH

PENDUDUK DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN PAAL IV


KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO
Usulan Penelitian Untuk Karya Tulis Ilmiah

Program Studi D3 Sanitasi Lingkungan


Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Disusun Oleh :
Juliana Tesalonika Rondonuwu
NIM .711345120002

Kepada

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2023
LEMBARAN PERSETUJUAN
Usulan Penelitian Untuk KTI
SUHU,KELEMBABAN,PENCAHAYAAN PADA RUMAH PENDUDUK
DILINGKINGAN IV KELURAHAN PAAL IV KECAMATAN TIKALA
KOTA MANADO
TAHUN 2023

yang diajukan oleh

Juliana Tesalonika Rondonuwu


NIM. 711345120002

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I

DR.Risman S. Duka,SKM,MKes Tanggal………………


NIP.196002211983031011

Pembimbing II

Jasman, S. Pd, M.Kes Tanggal………………


NIP : 196709071991011001
1. Latar Belakang

Pemukiman dengan sanitasi yang buruk dapat memberi peluang

tumbuhnya beragam mikroorganisme dengan variasi yang lebih banyak

disbanding dengan pemukiman yang kondisi sanitanya lebih baikdengan

bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan rumah semakin

meningkat.Rumah adalah salah satu bagunan tempat tinggal yang harus

memenuhi kriteria kenyamanan ,keamanan dan Kesehatan guna

memdukung penghuninya agar dapat beraktivitas dengan produktif.

Suhu yang sangat panas atau dingin dan tingkat kelembaban yang

tinggi menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan. Suhu

dalam rumah yang optimal berkisaran antara 180-30° C (Permenkes

Nomor 1017 tahun 2011 Dan Mukono,2006)dan kadar kelembababan

yang ada dipersyaratan yaitu 40-60%.Kelembaban udara adalah kondisi

yang menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Ketika udara

mengandung banyak air, kelembaban dapat dikatakan tinggi. Tingginya

jumlah air di udara terjadi karena uap air.

Agar aktivitas dapat dilaksanakan dengan nyaman dan tetap

memperhatikan Kesehatan indra penglihatan maka penting kiranya

dipikirkan jumlah cahaya yang mencukupi sehingga tidak terlalu terang

atau redup. Cahaya matahari juga dapat mengurangi kelembaban yang ada

diruangan dan ini sangat berhubungan dengan dampak Kesehatan

khususnya penyakit TBC,dampak Kesehatan lainnya dari pencahayaan


adalah Kesehatan mata karena penghini rumah melakukan berbagai

kegiatan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lalenoh Trisye (2021).

Melalui pengukuran Kelembaban dari kamar 1 sampai kamar 8

pengukuran pagi dengan rata-rata (45,62%), pengukuran siang dengan

rata-rata 46,25%, dan pengukuran sore dengan rata-rata (47,87%).

Penguku pengukuran siang dengan rata-rata (32,05°C) dan pengukuran

sore dengan ngan rata (32,1°C). Pengukuran pencahayaan pagi dari kamar

1 sampai kamar & Lux) rata-rata (21,193 Lux), pengukuran siang dengan

rata-rata (26,582 Lux), pengukuran sore dengan rata-rata (1.295 Lux).

Pada pemukiman di Lingkungan IV dengan jumlah 243 Rumah,

jarak setiap rumah cukup dekat yang mengakibatkan cahaya yang masuk

tidak maksimal dan juga kurangnya fasilitas jendela yang membuat cahaya

sulit masuk kedalam rumah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Suhu,Kelembaban dan Pencahayaan pada

Rumah Penduduk di lingkungan IV Kecamatan Tikala Kota Manado”

2. Rumusan masalah

Bagaimana Suhu dan Pencahayaan Alami pada Rumah Penduduk di

lingkungan IV Kecamatan Tikala Kota Manado?.

3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Suhu pada Rumah penduduk di lingkungan IV

Kecamatan Tikala Kota Manado


b. Untuk mengetahui Kelembaban pada Rumah penduduk di lingkungan

IV Kecamatan Tikala Kota Manado

c. Untuk mengetahui Pencahayaan pada Rumah Penduduk di lingkungan

IV Kecamatan Tikala Kota Manado.

4. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

Sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan tentang

Suhu,kelembaban dan pencahayaan alami, yang memenuhi syarat

dirumah dan dapat menjadi referesi bagi peneliti selanjutnya yang

berhubungan dengan intensitas pencahayaan.

b. Manfaat praktis

Sebagai bahan informasi tentang Suhu, kelembaban pencahayaan

alami, bagi rumah penduduk dilingkungan IV Kecamatan Tikala Kota

Manado.

5. Tinjauan Pustaka

a. Rumah sehat

Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan

jasmani dan rohani manusia secara layak sebagai tempat tinggal atau

perlindungan terhadap pengaruh dari luar. Syarat rumah sehat secara

fisik meliputi dinding dan lantai harus kering dan mudah dibersihkan,

ventilasi yang cukup mmimal 10% dari luar lantai, tertembus sinar

matahari, letak rumah yang baik dan aman (Kementrian PUPR 2016).

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut


Keputusan Kementrian Kesehatan No. 829/Menkes/SK/VII/1999

adalah sebagai berikut:

1. Bahan bangunan

a) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang

dapat membahayakan kesehatan, antara lain: debu total kurang

dari 150 µg/m². asbestos kurang dari 0,5 serat/m per 24 jam,

plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan.

b) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnyamikroorganisme pathogen

2. Komponen dan penataan ruangan

a) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan.

b) Dinding rumah memiliki ventilasi, kamar mandi dan kamar

cuci kedap air dan mudah dibersihkan.

c) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan

kecelakaan.

d) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir Sehat

e) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya

f) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak

langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas

penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas udara
a) Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 oC;

b) Kelembaban udara, antara 40 – 70 %;

c) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm per 24 jam;

d) Pertukaran udara 5 kali 3 per menit untuk setiap penghuni;

e) Gas CO kurang dari 100 ppm per 8 jam;

f) Gas formaldehid kurang dari 120 mg per meter kubik.

5. Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas

lantai.

6. Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam

rumah.

7. Penyediaan air

Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas

minimal 60 liter per orang setiap hari;Kualitas air harus memenuhi

persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut

Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

8. Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari

sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari

permukaan tanah;

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan

bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.


9. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak

untuk lebih dari 2 orang tidur.

b. Suhu

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu

benda, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu

cenderung menggunakan indera peraba tetapi dengan adanya

teknologi maka diciptakanlah thermometer untuk mengukur suhu

dengan valid. (Hidayati, 2011). Standar yang di tetapkan oleh SNI 03-

6572-2001 ada tingkatan temperatur yang nyaman untuk orang

Indonesia atas 3 bagian yaitu:

1) Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20.5°C -22.8°C 2.

2) Nyaman optimal,antara temperatur efektif 22.8°C-25,8°C

3) Hangat nyaman ,antara temperature efektif 25,8°C -27,1°C

Persepsi emosi seperti manih, takut, bahagia, sedih, dan

semacamnya: dapat dipetakan menjadi warna-warni yang terkait

dengan aktivitas tubuh saat itu, termasuk didalamnya adalah yang

dipengaruhi oleh faktor suhu tubuh pada bagian tertentu. Satu hal yang

sangat jelas yaitu keadaan lingkungan yang tidak nyaman sangat

memengaruhi perilaku manusia. Manusia akan beradaptasi melalui

perilakunya disesuaikan kondisi lingkungan (Nummenma dkk, Pada

akhir 2013). Menurut Talarosha (2005) suhu nyaman thermal untuk


orang Indonesia berada pada rentang suhu 22,8°C-25,8°C dengan

kelembaban 70%.

Maka dari itu perlu adanya pemecahan masalah apabila suhu

ruangan dan kelembaban tidak memenuhi syarat (Masidi, 2009) Suhu

dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika

kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Suhu

ruangan harus di jaga agar jangan banyak berubah, sebaiknya tetap

berkisar antara 18-20 °C dan suhu ruangan ini bergantung pada: Suhu

udara luar, pergerakan udara, kelembaban udara dan suhu benda

disekitarnya (Koes Irianto, Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat).

Kondisi lingkungan di luar bangunan di tentukan oleh iklim

setempat (iklim mikro) dan keadaan lingkungan disekitarnya, di

samping itu perkerasan yang luas disekitar akan memantulkan panas

ke dalam bangunan/hunian, sehingga akan mempengaruhi kondisi

suhu/temperatur dan juga bangunan lain dikarenakan bagunan udara

yang terhambat dan pantulan panas yang dihasilkan dari penutup

bangunan sekitar.

c. Kelembaban

Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan udara

basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan sangat

di pengaruhi oleh mperatur, jika tekanan uap parsial sama dengan

tekanan uap air yang jenuh maka akan terjadi pemadatan secara
matematis kelembaban Relative Humidity (RH) didefinisikan sebagai

prosentase perbandingan antara tekanan uap air parsial dengan tekanan

uap air jenuh.Kelembaban yang tinggi dapat mengganggu mekanisme

pelepasan darah dalam tubuh kelerabuhan yang rendah dapat dapat

menyebabkan kekeringan selaput lendir kelembahan dalam udara

kamar berkisar 40-60 (Kemenkes RI. 2011).

Kelembapan udara yang ekstrim dapat berkaitan dengan buruknya

kualitas udara. Kelembapan yang rendah dapat mengakibatkan

terjadinya gejala sakit seperti iritasi mata, iritasi tenggorokan dan

batuk-batuk. Selan itu rendahnya kelembapan relatif juga dapat

meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi, serta penyakit

asma. Kembapan yang tinggi dapat mengganggu mekanisme pelepasan

darah di dalam tubuh. Kelembapan yang rendah dapat menyebabkan

kekeringan selaput lendir Kelembapan juga merupakan salah satu

faktor yang memengaruhi kelangsungan hidup mikroorganisme.

Beberapa jenis virus hidup pada pada tingkat kelembapan yang tinggi

atau rendah tapi tidak pada level kelembapan yang sedang. Sedangkan

bakteri seperti legionella hidup pada kisaran kelembapan yang terbatas

yaitu sekitar 55%-65% dan bertahan dalam bentuk aerosol

(bioaerosol). Selain itu kelangsungan hidup mikroorganisme dan debu

rumah yang terdapat pada permukaan akan meningkat pada RH > 60%

dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma

d. Pencahayaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pencahayaan adalah

proses, cara,perbuatan memberi cahaya. Cahaya adalah prasyarat untuk

penglihatan manusia terutama dalam mengenali lingkungan dan

menjalankan aktifitasnya (Oktavia, 2010:9). Pada dasarnya objek yang

kita lihat adalah pantulan cahaya dari objek tersebut.Oleh sebab itu

bagaimana kita melihat dan merespon sekeliling kita sangat tergantung

dari jenis pencahayaan yang digunakan.Terdapat perbedaan mendasar

antara pencahayaan dan penerangan.

Pencahayaan lebih menekankan sifat-sifat penyinaran yang harus

dipelajari oleh seorang perancang interior. Penerapan pencahayaan

yang baik tidak bisa lepas dari pemanfaatan cahaya alami yang optimal

dan buatan yang efisien. Sedangkan penerangan hanya sekedar

membuat ruangan menjadi terang. Karena hanya sekedar mengejar

terang dan tidak mengaplikasikan dengan bijakana, maka bukaan besar

dalam ruang menjadi dihindari karena akan menyebabkan panas

semata yang akhirnya mengacu kepada pemborosan energi. Di lain

pihak, pencahayaan yang kurang dapat membuat kita kesulitan

merespon sekitar, sedangkan pencahayaan berlebihan dapat

mengakibatkan silau (glare) sehingga pengguna tidak nyaman.

Sebuah desain interior yang baik tidak dapat dilepaskan dari

pencahayaan. Tanpa pencahayaan yang baik, maka desain ruang itu

kurang bisa dinikmati secara maksimal, kekhasan dalam ruangan bisa

jadi tidak terlihat dan seseorang dalam ruang tersebut dalam jangka
waktu tertentu dapat terpengaruh secara psikologis. Pencahayaan

memiliki 3 fungsi utama (Code for Lighting 1) yaitu menjamin

keselamatan penggunan interior, memfasilitasi performa visual, dan

memperbaiki atmosfer lingkungan visual. Pencahayaan yang baik

adalah pencahayaan yang memenuhi 3 kebutuhan dasar manusia yaitu

kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan (Code for Lighting

28).

Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam

merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus

diperhatikan, yaitu: Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat

penerangan Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)

Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare) Arah

pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and

shadows) Kondisi dan iklim ruang Warna cahaya dan refleksi warna

(light colour and colour rendering) Berikut adalah standar penerangan

ruang dalam rumah menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) guna

mendukung fungsi ruang dan mengukur kecukupan cahaya dalam

ruang:

Tabel 1. Standar penerangan ruang dalam Rumah

Tingkat Pencahayaan Kategori Renderasi


Fungsi ruang
(Lux) Warna
Teras 60 Lux 1 atau 2
Ruang Tamu 120 – 150 Lux 1 atau 2

Ruang Makan 120 – 150 Lux 1 atau 2


Ruang Kerja 120 – 150 Lux 1

Kamar Tidur 120 – 150 Lux 1 atau 2

Kamar Mandi 250 Lux 1 atau 2

Dapur 250 Lux 1 atau 2

Garasi 60 Lux 3 atau 4

6. Kerangka Konsep

Kondisi Lingkungan Suhu,Kelembaban Memenuhi


dan pencahayaan
Kepadatan Hunian pada rumah Syarat
Sumber Cahaya penduduk
dilingkungan
IV,Kelurahan Paal Tidak Memenuhi
kecamatan Tilkala Syarat

7. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian bersifat deskriptif di mana penelitian ingin

menggambarkan Suhu,Kelembaban dan pencahayaan alami pada

rumah penduduk dilingkungan IV ,Kelurahan Paaal IV kecamatan

Tikala

b. Waktu dan Tempat penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2023 di rumah

penduduk di Lingkungan IV ,Kelurahan Paal IV Kecamatan Tikala

c. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti yaitu suhu,kelembaban dan

pencahayaan alami rumah penduduk

d. Definisi Operasional

1) Rumah Penduduk adalah suatu bangunan yang dijadikan tempat

tinggal oleh sekelompok orang di rumah penduduk di Lingkungan

IV Kelurahan Paal IV Kecamatan Tikala.

2) Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat celcius pada

ruangan rumah penduduk di Lingkungan IV Kelurahan Paal IV

Kecamatan Tikala.

3) Kelembaban adalah kandungan uap air yang dinyatakan dalam

ruangan rumah penduduk di Lingkungan IV Kelurahan Paal IV

Kecamatan Tikala.

4) Pencahayaan adalah penerangan dalam ruangan rumah penduduk

di Lingkungan IV Kelurahan paal IV Kecamatan Tikala

e. Kriteria Objekif

1. Suhu

Memenuhi syarat : Jika 18° C s/d 30° C

Tidak memenuhi syarat :Jika <18° C dan >30° C

2. Kelembaban

a. Memenuhi syarat : Jika 40% s/d 60%


b. Tidak memenuhi syarat : Jika <40%dan >60%

3. Pencahayaan

a. Memenuhi syarat : Minimal 60 Lux

b. Tidak memenuhi syarat :Jika >60 Lux

f. Populasi dan sampel

1) Populasi

Populasi Dalam penelitian ini adalah semua jumlah rumah yang

terdapat di lingkungan IV yaitu 243 rumah.

2) Sampel

Pengambilan sampel menurut Arikonto (2017) Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.Menurut Arikonto (2017) mengatakan apabila subjeknya

kurang dari 100 ,maka seluruh populasi menjadi sampel penelitian.

Tetapi jika subjeknya kurang dari 100 maka dapat di ambil 10-15%

atau 15-25%. Berdasarkan definisi di atas hasil penjumlahan

sampel penelitian ini adalah 243 × 10% = 24,3 Sehingga menjadi

24 Rumah

Dari penentuan sampel diatas terdapat 24 Rumah yang sesuai

dengan kriteria tersebut.

g. Instrumen penelitian

1) Lux meter

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lux meter yang

bertujuan untuk mengetahui intensitas pencahayaan pada rumah


penduduk di Lingkungan IV,Kelurahan paal IV Kecematan Tikala

kota Manado

2) HygroThermometer

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

HygroTermometer yang bertujuan untuk mengetahui Suhu dan

kelembaban pada rumah penduduk di Lingkungan IV,Kelurahan

paal IV Kecematan Tikala Kota Manado

h. Teknik Pengumpulan data

a. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran dan observasi

terhadap suhu,kelembaban pencahayaan pada rumah penduduk di

Lingkungan IV,Kelurahan Tikala,Kecamatan Tikala,Kota Manado

b. Data Sekunder didapat dari Kepala Lingkungan IV,Kelurahan Paal

IV,Kecamatan Tikala ,Kota Manado.

i. Jalanya penelitian

a. Survei Awal

Melakukan survei awal pada lokasi penelitian dengan melakukan

pengamatan pada rumah penduduk

b. Pembuatan Proposal

Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat

proposal penelitian

c. Tahap penelitian

Melakukan pengukuran Intensitas pencahayaan

d. Tahap penyusunan
Data diperoleh dan disusun berdasarkan hasil penelitian

j. Analisis data

Data yang diperoleh dalam penelitian diolah dan dianalisis secara

deskriptif disajikan dalam bentuk table dan dinarasikan.

k. Jadwal penelitian

No Jenis kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Survey awal 

2 Bimbingan Proposal 

3 Konsultasi Pembimbing 

4 Pebaikan Proposal 

5 Pelaksanaan Penelitian 

6 Pengolah Data 

7 Penyusunan KTI 

8 Konsultasi pembimbing 
9 Ujian KTI 

10 Perbaikan KTI 

i. Biaya Penelitian

No Uraian Volume Satuan Harga Satuan Jumlah


1 Transportasi 10 Kali Rp. 10.000 Rp. 100.000
2 Penyusunan Proposal + KTI
Kertas HVS A4 3 Rim Rp.50.000 Rp.150.000
Tinta Printer 2 Dos Rp.50.000 Rp.100.000
Hard Cover 1 Kali Rp.60.000 Rp.60.000
CD KTI 1 Buah Rp.60.000 Rp.60.000

3 Penelitian
Lux Meter 1 Buah Rp.50.000 Rp.250.000
Hygrometer 1 Buah Rp.50.000 Rp.250.000
Total Rp.970.000
Perkiraan perincian anggaran dalam penelitian ini sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA

Andi A, W. (2009). Menciptakan rumah sehat. jakarta: Penebar swadaya.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI-03-6197-2000 Konservasi Energi Pada


Sistem Pencahayaan.
Kementrian PUPR(2016) Dasar Dasar Rumah Sehat.1 st ed.Jakarta: Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesiaa NO.829/Menkes/SK/VII/1999

Nurhaiza,N.,Lisa,N.P.(2019). Optimalisasi Pencahayaan Alami Pada Ruang.


Jurnal Arsitekno. 7(7), 32-40
Reva Mardianti,dkk.(2020). Hubungan Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah
Terhadap Tuberkolosis Paru Studi Kasus Di Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Seluma, Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan. Vol, No. 2 (2020)
Rosda, H. K. N. (2017). Hubungan Antara Lingkungan Fisik Asrama dengan
kenyamanan Belajar Kelayan Asrama I di Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1(9), p82-91.
Sari Mila,dkk(2020). Kesehatan Lingkungan Perumahan. Yyasan kita menulis.

Sari Nila,dkk(2022). kesehatan lingkungan pemukiman dan perkotaan. sumatera

barat: Get press.

Sari, K. R. T. P., Indrawati, E. M., & Nevita, A. P. (2020). Analisis Perbedaan


Suhu dan Kelembaban Ruangan pada Kamar Berdinding Keramik. Jurnal
Inkofar, 4(1), 5-11.
Satwiko,P.(2005).Fisika bangunan 2 Edisi 1.Yogyakarta:Andi.

Anda mungkin juga menyukai