Anda di halaman 1dari 11

A.

DPRD, Kedudukan, Fungsi, Wewenang, dan Hak-haknya


1. DPRD

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan wilayah di provinsi atau
daerah kabupaten/kota di Indonesia. DPRD disebutkan dalam UUD 1945 pasal 18 ayat 3:
"Pemerintahan wilayah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum". DPRD kemudian
diatur lebih lanjut dengan undang-undang, terakhir melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2014.1

DPRD merupakan mitra kerja kepala daerah (gubernur/bupati/wali kota). Sejak


diberlakukannya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah tidak
lagi bertanggung jawab kepada DPRD, karena dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan
umum kepala daerah dan wakil kepala daerah.

2. Kedudukan

DPRD Merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai


Lembaga Pemerintahan Daerah. DPRD sebagai unsur Lembaga Pemerintahan Daerah memiliki
tanggung jawab yang sama dengan Pemerintah Daerah dalam membentuk Peraturan
Daerah untuk Kesejahteraan rakyat.2

a) DPRD Provinsi : lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah provinsi. DPRD provinsi terdiri atas anggota partai
politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum. DPRD provinsi
mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan yang dijalankan dalam
kerangka representasi rakyat di provinsi. Di Provinsi Aceh DPRD provinsi disebut
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang diatur dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2006.

1
WIKIPEDIA, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Daerah diakses pada 25 Mei 2023.
2
DPRD Kota Cirebon, Kedudukan Dan Fungsi DPRD, https://dprd.cirebonkota.go.id/kedudukan-dan-fungsi-dprd/
diakses pada 25 Mei 2023.
b) DPRD Kabupaten/Kota : adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota. DPRD
kabupaten/kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih
melalui pemilihan umum. Di Provinsi Aceh DPRD kabupaten/kota disebut Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK) yang diatur dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006.3
3. Fungsi
a. Fungsi Legislasi : Fungsi legislasi diwujudkan dalam bentuk peraturan daerah bersama-
sama bupati.
b. Fungsi Anggaran : Fungsi anggaran diwujudkan dalam membahas dan menyetujui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama-sama bupati.
c. Fungsi Pengawasan : Fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, Peraturan Bupati, Keputusan
Bupati dan Kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.4
4. Wewenang
1) Membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur;
2) Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang diajukan oleh gubernur;
3) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;
4) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur dan/atau wakil gubernur
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan pengesahan
pengangkatan dan/atau pemberhentian;
5) Memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil gubernur;
6) Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah provinsi
terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;
7) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan
oleh pemerintah daerah provinsi;

3
WIKIPEDIA, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Daerah diakses pada 25 Mei 2023.
4
DPRD Banjarnegara, Tentang DPRD, https://dprd.banjarnegarakab.go.id/?page_id=109 diakses pada 25 Mei
2023.
8) Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;
9) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau
dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;
10) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
11) Melaksanakan wewenang dan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.5
5. Hak
a. Hak Interpelasi : Hak interpelasi sebagaimana yang dimaksud adalah DPRD
mempunyai hak untuk meminta keterangan kepada bupati mengenai
kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas
pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
b. Hak Angket : Hak Angket adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan
terhadap kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis serta
berdampak luas pada kehidup•an bermasyarakat dan bernegara yang diduga
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Hak Menyatakan Pendapat : Hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan bupati atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai
dengan rekomendasi penyelesai•annya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan
hak interpelasi dan hak angket.6

B. Produk Hukum Daerah

Produk Hukum Daerah adalah hukum berbentuk peraturan meliputi Perda atau nama
lainnya, Peraturan Walikota, Peraturan Bersama Walikota, Peraturan DPRD dan berbentuk
keputusan meliputi Keputusan Walikota, Keputusan DPRD, Keputusan Pimpinan DPRD dan
Keputusan Badan Kehormatan DPRD. Pengaturan pembentukan produk hukum daerah bertujuan

5
WIKIPEDIA, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat_Daerah diakses pada 25 Mei 2023.
6
DPRD Banjarnegara, Tentang DPRD, https://dprd.banjarnegarakab.go.id/?page_id=109 diakses pada 25 Mei
2023.
memberikan pedoman dalam pembentukan Produk Hukum yang terencana, terpadu dan
sistematis. Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi Produk Hukum yang berbentuk:

a. peraturan; dan
b. penetapan.

Pembentukan Produk Hukum Daerah berdasarkan pada asas:

a)kejelasan tujuan;
b)kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;
c)kesesuaian antara jenis, hierarkhi dan materi muatan;
d)dapat dilaksanakan;
e)kedayagunaan dan kehasilgunaan;
f) kejelasan rumusan; dan
g)keterbukaan.

Materi muatan produk hukum daerah mengandung asas:

a. pengayoman;
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhinneka tunggal ika;
g. keadilan;
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
i. ketertiban dan kapastian hukum; dan
j. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Penyusunan Produk Hukum Daerah yang berbentuk penetapan terdiri atas :

a. keputusan Walikota;
b. keputusan DPRD;
c. keputusan Pimpinan DPRD; dan
d. keputusan Badan Kehormatan DPRD.7

C. Perencanaan Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan
berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks
pembangunan manusia.

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan


kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/Daerah dalam jangka waktu tertentu.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah


forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah.
Sistem perencanaan pembangunan daerah diselenggarakan berdasarkan asas umum
penyelenggaraan negara yang meliputi:

a) kepastian hukum;
b) tertib penyelenggaraan negara;
c) kepentingan umum;
d) keterbukaan;
e) proporsionalitas;
f) professionalitas; dan
g) akuntabilitas.

Sistem perencanaan pembangunan daerah bertujuan untuk:

a. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;


b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar
ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;

7
Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh No. 6 Tahun 2016 tentang Produk Hukum Daerah
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan;
d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.

Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah terdiri atas:

a) RPJPD;
b) RPJMD;
c) Renstra SKPD;
d) RKPD; dan
e) Renja SKPD.

Prinsip perencanaan pembangunan daerah meliputi:

a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional;


b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran
dan kewenangan masing-masing;
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah; dan
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah,
sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Perencanaan pembangunan daerah menggunakan pendekatan:

a) teknokratis;
b)partisipatif;
c)politis; dan
d)top-down dan bottom-up.8

D. Keuangan Daerah, APBD, dan BUMD


1. Keuangan Daerah

8
Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai No. 4 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
PP Nomor 58 tahun 2005

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

UU Nomor 23 tahun 2014

Keuangan Daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan
uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Tujuan diaturnya keuangan
daerah oleh pemerintah daerah adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam
pengelolaan sumber daya keuangan daerah. Selain itu, meningkatkan kesejahteraan daerah dan
mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah, ruang lingkup keuangan daerah meliputi:

1) hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
2) kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
3) penerimaan daerah;
4) pengeluaran daerah;
5) kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
yang dipisahkan pada perusahaan daerah;
6) kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

Menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah, Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut:
1) Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
2) Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi
yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan
daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah menjabarkan Asas Umum Pengelolaan Keuangan dengan menambahkan
uraian sebagai berikut:

 Taat pada peraturan perundang-undangan : adalah bahwa pengelolaan keuangan


daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
 Efektif : merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu
dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
 Efisien : merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan tertentu
atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
 Ekonomis : merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada
tingkat harga yang terendah.
 Transparan : merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk
mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
 Bertanggung jawab : merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
 Keadilan : adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya dan/atau
keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang
obyektif.
 Kepatutan : adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan
proporsional.
 Manfaat untuk masyarakat : adalah bahwa keuangan daerah diutamakan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat.9

9
Wikiapbn, Keuangan Daerah, https://www.wikiapbn.org/keuangan-daerah/ diakses pada 25 Mei 2023.
2. APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan


tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun,
mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. APBD terdiri atas:

1) Anggaran Pendapatan, terdiri atas:


a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah, dan Penerimaan lainnya.
b. Bagian Dana Perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU),
dan Dana Alokasi Khusus.
c. Lain-lain pendapatan yang sah seperti Dana Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya dan Pendapatan Lain-Lain.
2)Anggaran Belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan di daerah.
3)Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya.

Fungsi APBD diantaranya :

a) Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk merealisasi
pendapatan, dan belanja pada tahun bersangkutan. Tanpa dianggarkan dalam APBD
sebuah kegiatan tidak memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.
b) Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c) Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman
untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintah daerah.
d) Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran, dan pemborosan
sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi, dan efektivitas perekonomian daerah.
e) Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam penganggaran daerah
harus memperhatikan rasa keadilan, dan kepatutan.
f) Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
memelihara, dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.10

3. BUMD

BUMD merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Daerah. BUMD adalah perusahaan
yang didirikan, dimiliki, dikelola, dan diawasi oleh pemerintah daerah. Dalam praktiknya,
BUMD diatur oleh suatu Peraturan Daerah (Perda). Adapun modal BUMD seluruhnya atau
sebagian merupakan kekayaan dari daerah.

Bentuk-Bentuk BUMD

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk
Hukum Badan Usaha Milik Daerah (Permendagri 3/1998), bentuk hukum BUMD dapat berupa
Perusahaan Daerah (PD) atau Perseroan Terbatas (PT).

a) Perusahaan Daerah : Sesuai dengan UU Nomor 5 tahun 1962 perusahaan daerah


ialah perusahaan yang didirikan menurut UU yang modalnya untuk seluruhnya atau
untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kecuali jika
ditentukan lain dengan atau berdasarkan UU.
b)Perseroan Terbatas : Sesuai dengan UU nomor 40 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 perseroan
terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal. Didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam UU serta peraturan pelaksanaannya.

Peran BUMD

a. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah khususnya dan perekonomian


nasional pada umumnya.
b. Sebagai sumber pendapatan daerah.

10
WIKIPEDIA, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Pendapatan_dan_Belanja_Daerah diakses pada 25 Mei 2023.
c. Membuka lapangan kerja sehingga menyerap tenaga kerja dan dapat
mengurangi pengangguran yang ada di daerah.
d. Memenuhi kebutuhan masyarakat.
e. Memeratakan pembangunan dan hasil-hasilnya secara adil dan merata di daerah.
f. Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi dan pembangunan.
g. Memupuk dana bagi pembiayaan pembangunan daerah.
h. Mendorong peran serta masyarakat dalam bidang usaha yang ada di daerah.
i.Membantu meningkatkan produksi daerah dan nasional.11

11
Bola.com, Pengertian BUMD, https://www.bola.com/ragam/read/4724529/pengertian-bumd-ciri-ciri-bentuk-
peran-kelebihan-dan-kelemahannya diakses pada 25 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai