“OTONOMI DAERAH”
Kelompok 5:
UNIVERSITAS BANDUNG
2023
Daftar Isi
2
A. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi Daerah di Indonesia telah diatur dalam undang - undang, yang dalam
perkembangannya telah mengalamiperubahan dan terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah pada dasarnya
merupakan upaya untuk mewujudkan tercapainya salah satu tujuan negara, yaitu
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perataan pelaksanaan pembangunan dan
hasil-hasilnya. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk
memberi pelayanan, peningkatan peran serta prakarsa dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Pengertian lainnya yaitu:
(a) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 menetapkan
otonom daerah sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur
dan mengawasi masyarakatnya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(b) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 sebagai
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(c) UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah mendefinisikan otonomi daerah sebagai wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat lokal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3
C. Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan dilaksanakan otonomi daerah menurut pendapat beberapa ahli adalah sebagai
berikut:
a) Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk mencegah
penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun masyarakat yang demokratis,
untuk menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan, dan melatih diri dalam
menggunakan hak-hak demokrasi.
b) Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk
mencapai pemerintahan yang efisien.
c) Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan agar
perhatian lebih fokus kepada daerah.
d) Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut
berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masingmasing.
4
g) Pelaksanaan azas dekonsentrasi diletakan pada daerah provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk meletakan pelaksanaan
kewenangan pemerintahan tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai
wakil pemerintah.
h) Pelaksanaan azas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari pemeritah
kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah daerah dan daerah kepada desa yang
disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada
yang menugaskan.
5
responsif terhadap kepentingan masyarakat luas, dan memelihara suatu
mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggungjawaban
publik.
b) Di bidang ekonomi, otonomi daerah disatu pihak harus menjamin lancarnya
pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dan di pihak lain terbukanya
peluang bagi Pemerintah Daerah mengembangkan kebijakan regional dan lokal
untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya. Dalam
konteks ini, otonomi daerah akan memungkinkan lahirnya berbagai prakarsa
Pemerintah Daerah untuk menawarkan fasilitas investasi, memudahkan proses
perizinan usaha, dan membangun berbagai infrastruktur yang menunjang
perputaran ekonomi di daerahnya. Dengan demikian, otonomi daerah akan
membawa masyarakat ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dari waktu ke
waktu.
c) Di bidang sosial budaya, otonomi daerah harus dikelola sebaik mungkin demi
menciptakan harmoni sosial, dan pada saat yang sama, juga memelihara nilai-
nilai lokal yang dipandang kondusif terhadap kemampuan masyarakat dalam
merespon dinamika kehidupan di sekitarnya.
6
(g) Masa berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;1
(h) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.