Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN MPKP

PENGEMBANGAN INOVASI SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN


DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT
DI TPMB RINI SUWARNI KABUPATEN GARUT
TAHUN 2023

Disusun oleh :
KELOMPOK 4 GARUT
Rini Suwarni 225491517057
Cucu Halimatusyadiah 225491517058
Elisa 225491517060
Uswah Zayidah Ramadani 225491517061
Rina Gunawan 225491517062
Halida Inayah 225491517063
Siska Mariana 225491517068
Noli Rofyati 225491517069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan kepada penyusun, sehingga dapat menyelesaikan laporan Manajemen
Pelayanan Kebidanan Profesional di TPMB Rini Suwarni, STr.Keb.Bd Kadungora Leles – Garut.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan pihak lain.
Oleh karena itu, penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua yang terlibat
dalam penyusunan laporan ini.
Penyusun berharap dengan adanya Laporan pendahuluan ini dapat berguna serta
bermanfaat untuk pengembangan ilmu. Selain itu penyusun juga sadar bahwa pada laporan
manajemen pelayanan kebidanan ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian
dapat penyusun revisi dimasa yang akan datang, sebab penyusun menyadari bahwa tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir penyusun berharap laporan pendahuluan ini dapat dimengerti oleh setiap pihak
yang membaca. Penyusun pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam laporan
pendahuluan praktik ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Jakarta, Mei 2023

penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Berkembangnya masyarakat dan berbagai bentuk pelayanan professional serta

kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan yang juga mencakup

kebidanan, maka mungkin akan terjadi pergeseran peran kebidanan dalam sistem pemberian

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat

melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Adanya

tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya

pelayanan kebidanan, merupakan salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh

bidan, sehingga bidan mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan

sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai dengan ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki.

Bidan merupakan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kebidanan kepada

perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan, pascapersalinan, masa

nifas, bayi baru lahir, bayi, balita dan anak usia prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sehingga bidan

dapat memberikan pelayanan guna penurunan AKI dan AKB.

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi bidan dalam pelayanan

kebidanan adalah melakukan manajemen kebidanan dengan harapan adanya faktor kelola yang

optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan kebidanan sekaligus

menjamin kepuasan pasien terhadap pelayanan.


Menurut UU No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan, Bidan dapat melakukan praktek

kebidanan secara mandiri dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

Seorang bidan yang membuka praktek mndiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan dalam

bentuk layanan jasa kesehatan. Sehingga bidan dituntut untuk mengetahui dengan baik

manajemen usaha.

PMB (Praktik Bidan Mandiri) sebagai penyedia layanan kesehatan yang tidak hanya

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak tetapi dapat merangkul masyarakat untuk

membangun masyarakat yang peduli dengan kesehatan dan dapat berprilaku hidup sehat.

Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan

dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh

bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan

kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan

(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen dalam upaya

perbaikan kinerja TPMB

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hasil pencapaian cakupan pada bulan Januari s/d Maret 2023

2. Mengetahui faktor penyebab kurang berhasilnya meliputi, man, money, material, method

dan machine.

3. Mengetahui proses P1, P2, dan P3.


4. Mengetahui penyebab faktor internal dan eksternal dengan analisis SWOT untuk

memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan ancamannya.

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah.

6. Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Mahasiswa :

1. Mengetahui sistem manajemen TPMB secara keseluruhan.

2. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di TPMB .

3. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah.

1.3.2 Bagi Bidan TPMB

1. Mengetahui upaya TPMB yang belum memenuhi target SPM.

2. Membantu TPMB dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya TPMB yang belum

memenuhi target SPM.

3. Membantu TPMB dalam memberikan alternatif penyelesaian.

1.3.3 Bagi Masyarakat

1. Dapat menambah wawasan dan mengubah paradigma yang sudah terbentuk di masyarakat.
BAB II

PENGKAJIAN

A. Indentitas Tempat Praktik


PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut merupakan tempat praktik dengan pelayanan
kebidanan yang di miliki oleh Bidan Rini Suwarni, S.Tr.Keb dan memiliki SIP. Pendidikan
Bidan di PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut yaitu D4 kebidanan dan sedang mengikuti
proses pendidikan profesi bidan. PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut ini legal secara hukum
karna memiliki SIP dan STR.
B. Letak Geografis
PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut ini beralamat di Jl. Raya Ps. Baru Kadungora Desa
Karangmulya Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut Kode Pos: 44153. Berdasarkan letak
geografis, TPMB ini terletak di posisi yang strategis karena dikelilingi oleh lingkungan
pemukiman warga yang padat penduduk, di mana PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut ini
berdekatan dengan Rumah sakit yaitu RS. Nurhayati, dan RS, Cicalengka serta dekat dengan
jarak Puskesmas yaitu sebanyak 300 meter dan terdapat Klinik lain yang juga berdekatan.
Jarak dari PMB ke RS dan puskesmas bisa di akses dengan Grab atau mobil.
C. Visi, Misi dan Motto

i. Visi

Menjadikan TPMB terpercaya di Kabupaten Garut

ii. Misi

- Menyelenggarakan pelayanan kebidanan yang bermutu,terjangkau dan profesional

- Menyelenggarakan peningkatan ilmu dan keterampilan Bidan di TPMB

- Memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas untuk meningkatkan kepuasan

klien

iii. Motto

“klien kami adalah keluarga kami”


D. Jadwal Pelayanan Kebidanan
Untuk jadwal Pelayanan di PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut yaitu hari Senin sampai
Minggu dari jam 06.00 – 12.00 WIB dan jam 16.00-18.00 WIB sedangkan untuk persalinan
24 jam.
E. Ruang Pelayanan
Terdiri dari ruang tunggu, ruang ANC, ruang Bersalin, ruang nifas, ruang PI, ruang KB,
ruang resusitasi bayi, dan kamar mandi

F. Pengumpulan Data

1. Analisis Faktor Penyebab Masalah manajemen pelayanan yang terjadi pada periode Januari–
Maret 2023.
Input Kelebihan Kekurangan
Man (Tenaga Terdapat 5 bidan dan 1 dokter umum
Kerja) dengan kualifikasi :
- 2 orang bidan tengah menempuh
pendidikan lanjutan profesi kebidanan
- 1 orang bidan lulusan D4 kebidanan
- 2 orang bidan lulusan D3 kebidanan
- 1 dokter umum

Pelatihan yang diikuti :


- 2 orang bidan sertifikasi APN
- 2 orang bidan sertifikasi CTU
- 1 orang bidan sertifikasi pelayanan
imunisasi
- 1 orang bidan sertifikasi tatalaksana
konseling menyusui
- 3 orang bidan dengan sertifikasi
mom’s and baby care

METHOD SOP, SPM


(Metode)
MATERIAL - memiliki alat yang lengkap untuk
(Perlengkapan) pemeriksaan kehamilan, persalinan, - Tidak ada fasilitas /
BBL, KB pelayanan untuk senam
- APD lengkap sesuai dengan hamil
kebutuhan - Belum ada fasilitas kelas
- Tersedia tempat sampah yang ibu hamil
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah infeksius - Belum ada fasilitas mom
dan non infeksius and baby care/ baby spa
- Fasilitas di ruang pemeriksaan
lengkap seperti bed pasien, meja
instrument,kursi dan meja tulis.
- Fasilitas diruang bersalin lengkap
seperti bed partus, box bayi, alat – alat
resusitasi bayi dan alat
kegawatdaruratan lain seperti oksigen
- Tersedia mushola

MACHINE - Peralatan sesuai standar pelayanan -


(Peralatan) kebidanan
- tersedia USG
MONEY Dana secara mandiri
(Pembiayaan)

2. Proses P1, P2, dan P3

Proses dan Kelebihan Kekurangan


Lingkungan
P1 •
Rencana kelas ibu hamil dan baby Sarana dan prasarana
(Perencanaan) spa disusun berdasarkan prioritas kurang memadai
masalah dan kondisi klien
• Melibatkan klien dan keluarga
• Mempertimbangkan kondisi
psikologi dan sosial budaya
• Memilih tindakan aman sesuai
kondisi dan kebutuhan
• Mempertimbangkan kebijakan
dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang
ada
P2 - Pencatatan dan pelaporan (SP2TP) Pencatatan dan pelaporan
(Penggerakan & - supervisi secara manual
Pelaksanaan)
P3
(Penilaian, - survey dan evaluasi
Pengawasan, &
Pengedalian)
Lingkungan - strategis dengan
mempertimbangkan kondisi dan
kebutuhan
3. Analisis SWOT

a. Faktor Internal

STRENGTHS (S) WEAKNES (W)


- memiliki alat yang lengkap untuk - Tidak ada fasilitas / pelayanan untuk
pemeriksaan kehamilan, persalinan, BBL, senam hamil
KB - Belum ada fasilitas kelas ibu hamil
- APD lengkap sesuai dengan kebutuhan - Belum ada fasilitas mom and baby care/
- Tersedia tempat sampah yang dibedakan baby spa
berdasarkan jenis sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
- Fasilitas di ruang pemeriksaan lengkap
seperti bed pasien, meja instrument,kursi dan
meja tulis.
- Fasilitas diruang bersalin lengkap seperti bed
partus, box bayi, alat – alat resusitasi bayi
dan alat kegawatdaruratan lain seperti
oksigen
- Tersedia mushola
- Bidan memiliki STR aktif
- Pelaksanaan pelayanan BBL, bidan
menggunakan APD yang sesuai dengan
kebutuhan
- Bidan masih dalam usia produktif yaitu usia
kurang dari 50 tahun

Terdapat 5 bidan dan 1 dokter umum dengan


kualifikasi :
- 2 orang bidan tengah menempuh pendidikan
lanjutan profesi kebidanan
- 1 orang bidan lulusan D4 kebidanan
- 2 orang bidan lulusan D3 kebidanan
- 1 dokter umum

Pelatihan yang diikuti :


- 2 orang bidan sertifikasi APN
- 2 orang bidan sertifikasi CTU
- 1 orang bidan sertifikasi pelayanan imunisasi
- 1 orang bidan sertifikasi tatalaksana konseling
menyusui
- 3 orang bidan dengan sertifikasi mom’s and
baby care
b. Faktor Eksternal

OPPORTUNITIES (O) THREATS (T)

- Letak PMB strategis dilingkungan padat - PMB berdekatan dengan tempat


penduduk dan terjangkau kendaraan pelayanan kesehatan lainnya seperti,
mobil serta motor Klinik, praktek dokter.
- Letak PMB di pinggir jalan raya - Pelayanan kesehatan lain yang bekerja
- Memiliki fasilitas yang lengkap sama dengan BPJS dan pelayanan senam
- SDM sudah sesuai dengan UUD hamil
Kebidanan - Bidan di PMB lain sudah mengikuti
- Pelayanan USG diperiksa oleh dokter pelatihan Midwifery Update
- Bidan melakukan komunikasi terapeutik - Sebagian bidan masih berpendidikan D3
dan memberikan konseling jelas mudah kebidanan
dipahami - Pelayanan kebidanan kehamilan tidak
- Pencatatan dan pelaporan harian, terjadwal
mingguan, bulanan dan tahunan akan - Tempat pelayanan kesehatan lain yang
mempermudah kerja bidan untuk sudah menggunakan pencatatan dan
melakukan evaluasi pelaporan dengan teknologi
- Jadwal kunjungan ulang tertulis di buku - Resiko kehilangan, robek, basah pada
KIA dan buku kunjungan ANC di PMB buku pendokumentasian
- Memiliki tempat parkir untuk kendaraan - Pelayanan kesehatan lain sudah
yang dibawa oleh pasien. mengadakan pelayanan senam hamil dan
- Bekerja sama dengan dr. spesialis anak baby spa
- SDM sudah sesuai

SO WO
Strategi memanfaatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan untuk
mengisi peluang menangkap peluang

- Mengadakan pelayanan senam ibu hamil


dan kelas ibu hamil
- Melakukan pelayanan kebidanan - Menyediakan video senam hamil atau
kehamilan sesuai standar SOP dilakukan senam hamil secara online
- Mengembangkan Sumber Daya Manusia - Penambahan bed bersalin untuk
dalam bidang asuhan kebidanan mengantisipasi pasien bersalin yang
komplementer banyak dan datang secara bersamaan
- Mengupdate evidence base praktik terkini karena PMB berada dilingkungan padat
terkait asuhan ibu hamil saat menempuh penduduk
pendidikan untuk diterapkan dalam praktik - Melakukan kerjasama dengan BPJS
sehari- hari - Membuat ruangan khusus untuk
- Mengembangkan system pencatatan dan memandikan bayi
pelaporan secara digital - Membuat ruangan khusus untuk senam
- Membuat pelayanan kebidanan persalinan hamil dan senam nifas
tetap optimal servis excellent dan dilakukan - Melengkapi alat senam nifas
secara tim untuk mencegah AKI - Melengkapi alat periksaan tumbuh
- Mempertahankan sarana dan prasarana kembang bayi dan balita
yang ada - Menjadwalkan pelayanan ANC, Imunisasi
dan KB untuk menghindari bidan kelelahan
dikarenakan pencatatan dan pelaporan
masih secara manual
ST WT
Strategi memanfaatkan kekuatan untuk Strategi meminimalkan kelemahan untuk
menghindari ancaman menghindari ancaman
- Melakukan asuhan kebidanan secara - Melakukan pembagian tugas secara terstruktur
keseluruhan dan sistematis - Melakukan pendaftaran, pencatatan dan

- Melakukan kerjasama dengan BPJS pelaporan secara online

dan - Melakukan kerjasama dengan pelatih senam


- Melakukan pemeliharaan sarana
untuk melakukan kegiatan senam hamil
prasarana yang baik agar fasilitas dan alat
- Penambahan bed bersalin untuk untuk
tetap berfungsi dengan baik mengantisipasi pasien bersalin yang banyak
- Mengambangkan SDM dalam bidang dan datang secara bersamaan
- Melakukan kerjasama dengan BPJS agar PMB
asuhan kebidanan (mengirim asisten bidan
dapat melayani pasien BPJS
untuk mengikuti pelatihan) - Membuat pencatatan dan pelaporan secara
disiplin dan teliti pada buku yang berbeda dan
menjaganya agar tidak hilang atau rusak
- Meningkatkan kapasitas bidan dengan
mengikuti pelatihan atau webinar kesehatan
tentang standar pelayanan persalinan di era
pandemic.
- Mempersiapkan sarana prasarana dan sdm
bidan dalam pengadaan pelayanan
persalinan
- komplementer seperti hypnobirth.
- Melengkapi alat pijat laktasi dan senam nifas
- Mempertimbangkan agar dapat
bekerjasama dengan BPJS
- Bidan dan asisiten Mengikuti pelatihan pijat
laktasi dan senam nifas
- Meningkatkan Pendidikan bagi asisten bidan
( DIV dan profesi)

- Melayani pijat laktasi dan senam nifas

- Melengkapi alat pemeriksaan tumbuh


kembang bayi
- Bidan dan asisiten Mengikuti pelatihan pijat
bayi.

- Melayani pijat bayi


- Memberikan harga yang lebih murah
untuk melakukan KB dari PMB yang
lain.

- Melakukan kerjasama dengan BPJS agar


PMB dapat melayani pasien BPJS

4. Alternatif pemecahan masalah

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di TPMB Hj.
Rini Suwarni, S.Tr.Keb telah dikembangkan Inovasi pelayanan publik yaitu memberikan
pelayanan mom and baby spa secara home care kepada orang tua, khususnya ibu dan bayi.
Peran petugas ialah melaksanakan kelas ibu hamil dan melakukan senam hamil karena
dapat memberikan pemahaman ibu tentang kehamilannya dan menumbuhkan rasa nyaman
dan aman pada ibu hamil karena merasa senang dengan proses kehamilannya, juga
memberikan pengetahuan tentang stimulasi dini tumbuh kembang dengan memberikan
stimulasi taktil berupa pijat bayi karena dapat merangsang otot-otot, tulang, dan sistem
organ sehingga dapat berfungsi secara maksimal serta dapat memperlancar sistem
pencernaan dan meningkatkan kualitas tidur bayi. Manfaatnya akan maksimal apabila
dilakukan sendiri oleh ibu bayi, dimana ibu adalah orang terdekat dengan bayi dan kulit
pertama yang dikenali oleh bayi. Sehingga sarana dan prasarana yang dibutuhkan tidak
terlalu banyak dan pendanaan yang cukup memadai.
BAB III

PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian

Penanggung jawab
dr. Tami Sri Rahayu

KIA BERSALIN

Bidan Pelaksana
Rini Suwarni, S.Tr.Keb

Asisten
Rina Gunawan, S.Tr.Keb
Nisa, AM.Keb
Elin, S.Tr.Keb
Nani, AM.Keb

Gambar 6. Struktur Organisasi

Pelayanan kebidanan di PMB Rini Suwarni ini dijalankan oleh 5 orang bidan yaitu Bidan Rini Suwarni, S.Tr.Keb, Rina
Gunawan, S.Tr.Keb, Nisa, AM.Keb, Elin, S.Tr.Keb, Nani, AM.Keb serta dr. Tami Sri Rahayu.
3.2 Strategi Kegiatan

Perencanaan inovatif merupakan proses penyusunan rencana yang menitikberatkan


perluasan fungsi dan wawasan kelembagaan untuk memecahkan permasalahan kehidupan
masyarakat yang menjadi layanan berbagai lembaga, perencanaan ini ditandai dengan
adanya upaya mengembangkan gagasan dan kegiatan baru dalam memecahkan masalah.
Perencanaan disini yaitu sebagai berikut.
Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di TPMB Hj. Rini Suwarni,
S.Tr.Keb telah dikembangkan Inovasi pelayanan publik yaitu memberikan pelayanan mom and
baby spa secara home care kepada orang tua, khususnya ibu dan bayi. Peran petugas ialah
melaksanakan kelas ibu hamil dan melakukan senam hamil karena dapat memberikan
pemahaman ibu tentang kehamilannya dan menumbuhkan rasa nyaman dan aman pada ibu
hamil karena merasa senang dengan proses kehamilannya, juga memberikan pengetahuan
tentang stimulasi dini tumbuh kembang dengan memberikan stimulasi taktil berupa pijat bayi
karena dapat merangsang otot-otot, tulang, dan sistem organ sehingga dapat berfungsi secara
maksimal serta dapat memperlancar sistem pencernaan dan meningkatkan kualitas tidur bayi.
Manfaatnya akan maksimal apabila dilakukan sendiri oleh ibu bayi, dimana ibu adalah orang
terdekat dengan bayi dan kulit pertama yang dikenali oleh bayi. Sehingga sarana dan prasarana
yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dan pendanaan yang cukup memadai.
B. Analisis Isu Strategi Pengelolaan sarana dan prasarana di Tempat Praktik

Posisi Pelayanan Kebidanan di TPMB Hj. Rini Suwarni, S.Tr.Keb berdasarkan


Analisis SWOT Penerapan stratergi bertumbuh adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang dimiliki secara optimal. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh di antaranya
sebagai berikut.

a. Sarana dan Prasarana


Di TPMB Hj. Rini Suwarni, S.Tr.Keb, alat dan perlengkapan yang digunakan
sudah lengkap sesuai dengan standar, APD lengkap sesuai dengan kebutuhan (level 2)
dan tersedianya tempat sampah yang dibedakan berdasarkan jenis sampahnya yakni
sampah infeksius dan noninfeksius, sampah tajam. Upaya pengendalian dan pencegahan
infeksi ini difasilitasi dengan tersedianya ruang khusus untuk pencegahan infeksi dan 1
wastafel. Namun TPMB Hj. Rini Suwarni, S.Tr.Keb ini tidak dapat menerima dan
melayani pasien BPJS. Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan berkaitan
dengan sarana dan prasarana di PMB yaitu mempertahankan sarana dan prasarana yang
ada apabila memungkinkan bisa menambah untuk sarana pelayanan senam hamil dan
kelas ibu hamil baik secara offline maupun online dan sarana untuk baby spa. Ancaman
di TPMB yakni ditempat lain terdapat pelayanan mom and baby spa. Untuk menyiasati
agar dapat tetap melayani pasien perlu adanya kerjasama dan pendekatan dari PMB
dengan pihak masyarakat dan kader kesehatan.
3.3 Planing Of Action (POA)

Penanggung Kriteria
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Dana Metode
jawab Keberhasilan

dr. Tami Sri Rini Suwarni,


Posyandu Rahayu S.Tr.Keb
Untuk
/TPMB Dari pukul
Kelas ibu hamil menambah Ibu hamil dan Pengetahuan
Rini Rini Rina 08.00 s.d Pribadi penyuluhan
online wawasan ibu keluarga bertambah
Suwarni/ Suwarni, Gunawan, selesai
hamil
rumah S.Tr.Keb S.Tr.Keb

Untuk membuat Ibu hamil dan TPMB dr. Tami Sri Rini Suwarni, Pribadi Penyuluhan Ibu hamil merasa
ibu hamil keluarga Rini Rahayu S.Tr.Keb nyaman
merasa nyaman Suwarni Dari pukul Praktik Mengurangi keluhan
dengan 08.00 s.d ibu hamil
Senam ibu hamil Rini Rina
selesai Evaluasi
kehamilannya Suwarni, Gunawan,
S.Tr.Keb S.Tr.Keb

Untuk TPMB dr. Tami Sri Rini Suwarni,


kenyamanan Rini Rahayu S.Tr.Keb Ceramah
Ibu yang Suwarni Pengetahuan ibu
bayi Sesuai
membunyai bertambah
Baby spa Rini Rina dengan Pribadi Praktik
bayi dan
Pengetahuan Suwarni, Gunawan, kebutuhan
balita Kenyamanan bayi
ibu tentang Evaluasi
S.Tr.Keb S.Tr.Keb
pijat bayi
BAB IV

PELAKSANAAN

4.1 Penataan Ketenagaan

4.1.1 Dokter Umum


Tugas pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja TPMB
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di TPMB .
2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja TPMB baik di TPMB ,
Pustu atau Pusling.
3. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat.
4. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
masyarakat.
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

4.1.8 Petugas KIA


Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja TPMB
agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan
anak.
2. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
3. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
4. Melakukan pembinaan dukun bayi.
5. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
6. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait
dengan KIA.
7. Melakukan penyuluhan kesehatan.
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
9. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
4.1.11 Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja
TPMB .
Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan TPMB .
2. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
4. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
5. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
6. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
7. Memberikan penyuluhan kesehatan.
4.1.12 Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok: Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung TPMB .
Fungsi :
1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
3. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
4. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut.
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
7.
4.2 Model Pemberian Asuhan

Model asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman / acuan yang merupakan

kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh

filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan), meliputi unsur-unsur yang terdapat

dalam paradigma kesehatan (manusia, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan).


4.2.11 Model asuhan kebidanan

1. Medical Model

Merupakan fondasi dari praktik-praktik kebidanan yang sudah meresap

di masyarakat. Meliputi proses penyakit, pemberian tindakan,

dan komplikasi penyakit / tindakan.

Tabel 4.1 Perbedaan Medical Model dan Model Kebidanan

Medical Model Model Kebidanan


Orientasi pada penyakit Orientasi pada manusia sehat mengikuti
proses alamiah
Manusia (bidan) sebagai kontrol Kondisi fisiologis
terhadap alam (mempercepat proses
seharusnya dapat berjalan secara
alamiah)
Memahami individu dari bio dan body Holistic approach
Bidan berorientasi pada pengobatan Orientasi sehat
penyakit
Manusia dipisahkan dari lingkungan Keduanya saling mempengaruhi
dimana kesehatan individu lebih
diprioritaskan daripada kesehatan
manusia.
Adanya spesialis asuhan-asuhan, Mprehensif minimalis intervensi
mengutamakan high teknologi
Dokter sebagai kontrol, peran pasien Pasien sebagai objek
pasif, informasi terbatas pada pasien
Fokus pada kondisi pasien Mencakup lingkungan

2. Model sehat untuk semua

a. Mengurangi kesenjangan dalam kesehatan

b. Bentuk Yankes adalah kesehatan dan pencegahan penyakit

c. Partisipasi masyarakat

d. Adanya kerjasama antar tim kesehatan

e. Berfokus pada yankes primer

3. Model partisipasi
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan

pada tingkat individual maupun tingkat masyarakat.

Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:

a. Bantuan diri : pasien yang aktif terlibat dalam asuhan

b. Tidak medikalisasi dan tidak professional

c. Demokrasi

Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana pasien berpartisipasi

pada pelayanan kebidanan. Sedangkan tingkatan partisipasi ada beberapa macam,

yaitu :

a. Tk. I : menerima pelayanan secara pasif

b. Tk. II : partisipasi aktif dengan rencana-rencana yang jelas.

c. Tk. III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan

d. Tk. IV : berpartisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi.

e. Tk. V : berpartisipasi dalam perencanaan program/model.

Untuk melaksanakan model partisipasi ini membutuhkan :

a. Pendekatan

b. Kerjasama antara bidan, ibu dan keluarga

c. Pertanyaan (untuk mengetahui pengetahuan ibu, apa yang diharapkan)

d. Pemberitahuan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, rencana tindakan.

e. Alternatif tindakan.

Unit komponen dalam model ini:

a. Ibu dan keluarga

b. Konsep kebutuhan
c. Partnership

d. Faktor kedekatan & keterbukaan

e. Model menolong bagi bidan di ruang kebidanan

f. Pemberian informasi

g. Pemberian pilihan dan kontrol

h. Penerimaan klien saat bersalin

i. Kesadaran diri sendiri

j. Model sistem maternitas di komunitas

k. Bidan yang memberikan asuhan di komunitas akan melakukan rujukan.

4.2.12 Model konseptual

1. Medical Model

Medical model merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu

manusia dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan. Model ini

sering digunakan dalam bidang kedoteran dan lebih fokus pada

proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan. Yang tercakup

dalam model ini adalah :

a. Berorientasi pada penyakit.

b. Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah.

c. Manusia menguasai alam.

d. Yang tidak biasa menjadi menarik

e. Pasien berperan pasif

f. Dokter yang menentukan

2. Paradigma sehat
Paradigma sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga

dijadikan dalam asuhan kebidanan, hal ini karena:

a. Dengan paradigma sehat akan merubah cara pandang

tentang kesehatan termaksuk kesehatan roproduksi, dan

mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya

promotif dan preventif.

b. Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk merupakan

derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya di nilai dari AKI dan AKB,

maka Bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab

terhadap menurunya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat

sebagai model.

c. Paradigma sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga bidanpun harus

menjadikannya sebagai model atau acuan.

3. Midwifery Care

Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihara, mengawasai,

memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan dunia kebidanan maka

“care” disini sering disebut dengan asuhan. Bidan dalam memegang

prinsip Midwifery care yaitu:

a. Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis

dan lingkungan kultur sosial.

b. Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi.

c. Mendukung dan meningkatkan persalinan alami.


d. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan

sen.

e. Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk

suatu pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau keputusan

akhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya.

f. Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik.

4.2.13 Women Center Care

Women center care merupakan model konseptual dalam asuhan midwifery

care dan asuhan ini berorientasi pada wanita. Dalam hal ini bidan difokuskan untuk

memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama

di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatannya sendiri. Women

Center care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (Internasional Confederation of

Midwifery) yang tertuang pada visinya yaitu:

1. Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan asuhan kebidanan.

2. Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai kerjasama

team dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan keluarga.

3. Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan di masa mendatang

termasuk pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan

keluarga.

Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini:

1. Lakukan intervensi minimal.

2. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan.


3. Melakukan segala tindakan sesuai dengan standar, wewenang dan kompetensi.

4. Memberikan inform konten.

5. Memberikan asuhan yang nyaman, aman, logis dan berkualitas.

6. Menerapkan asuhan sayang ibu.

Asuhan sayang ibu ini adalah

1. Asuhan yang tidak menim bulkan penderitaan bagi ibu

2. Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan

3. Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan ib

4. Memberdayakan ibu/wanita dan keluarga.

4.3 Dokumentasi Kebidanan

Dokumentasi kebidanan diterapkan dalam bentuk SOAP dan dilakukan pencatatan

serta pelaporan dalam bentuk manual dengan format yang diberikan dari bagian Kesga

Dinas Kesehatan Kabupaten.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen pelayanan kebidanan di PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut


sudah cukup baik. Dimana sarana dan prasarana pelayanan dari hasil analisis SWOT
berada pada kuadran pertumbuhan yang lebih dominan ke arah peluang dan kekuatan.
Analaisis SWOT mengenai manajemen pelayanan kebidanan telah dilakukan
dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan namun ada beberapa ancaman dan
kekurangan yang terdapat di beberapa aspek seperti tempat yang berdekatan dengan
fasilitas kesehatan lainnya, Belum bekerjasama dengan BPJS, belum melaksanakan
pelayanan tambahan secara maksimal seperti kelas ibu hamil dan pelayanan
komplementer lainnya. Dari hasil analisis tersebut maka kami merumuskan
rekomendasi strategi operasional yang berkaitan dengan pelayanan kebidanan yaitu
mengaupdate evidence base praktik terkini asuhan kebidanan yang diterapkan di
PMB Rini Suwarni Kabupaten Garut, salah satunya mengadakan kelas ibu hamil dan
senam hamil, menyediakan video senam hamil, pada persalinan menambah bed
bersalin, memanfaatkan teknologi tepat guna untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan pelayanan kebidanan di PMB.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti menyarankan:


Bagi TPMB Rini Suwarni Kabupaten Garut. diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam membuat kebijakan di PMB:
1. Meningkatkan pelayanan kebidanan salah satunya dengan memberikan
pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien.
2. Memberikan pelayanan yang intergrasi dengan fasilitas kesehatan lainnya yang
lebih tinggi jenjangnya (Pelayanan obgin, USG, Puskesmas dan Rumah Sakit)
3. Bekerjasama dengan BPJS untuk memberikan pelayanan kebidanan.
4. Menambahkan sarana dan prasarana kebutuhan untuk mom and baby spa
5. Mengadakan kelas ibu hamil online
DAFTAR PUSTAKA

Arbayah, Mappeaty Nyorong.2019. Professional Midwife Attitude In Applying Standard


Of Upbringingnormal Of Give Birth (Apn) In Area General Harapan Insani
Sendawar Hospital Kubar Regency. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/2c84804f92ef252495a694f4ef19b992.
pdf

Liven Jolanda Tuegeh, Dkk. 2017. Pengaruh Profesionalisme Bidan Terhadap Kualitas
Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak Dipuskesmas Tatelu.jurnal admintrasi
public.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/18446/17974

Eva Meyske,Retna Siwi Padmawati.2017. Profesionalisme Pelayanan Pemeriksaan


Kehamilan pada Bidan Praktek Swasta di Indonesia. Universitas Gadjah
Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
➢ LAMPIRAN ROLE PLAY

ROLLE PLAY MANAJEMEN PELAYANAN KEBDIANAN PROFESIONAL

OWNER : Rini Suwarni


BIDAN PELAKSANA : Noli Rofyati
ASISTEN BIDAN :
Bidan 1 : Siska Mariana
Bidan 2 : Cucu Halimatusyadiyah
Bidan 3 : Uswah Zayyidah
Bidan 4 : Rina Gunawan
PASIEN : Elisa
- Halida Inayah

PROLOG
Seorang suami istri datang ke TPMB R untuk melakukan kunjungan kehamilan,
Pasien : Assalamualaikum wr.wb
Bidan : Waalaikumsalam wr.wb, ada yang bisa saya bantu?
Pasien : Ini mau periksa kehamilan
Bidan : Oia bu, dibawa buku KIA nya? Sudah pernah periksa kesini? Buku KIA
nya mana ibu?
Pasien : Pernah 2x bu, tapi buku KIA nya lupa ga kebawa
Bidan : Ibu kapan terkahir kesini?
(RM tidak ketemu, lalu bidanya menasehati agar pasien selalu membawa buku KIA
ketika diperiksa)
Lalu bidan memeriksa pasien, konseling dan mencatat di buku register.
Dari wacana diatas ditemukan bahwa pencatatan rekam medik pasien belum
terpapar/terlaksana.
Dari masalah tersebut bidan asisten memberikan masukan kepada owner untuk
memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan, juga SDM untuk di pendaftaran.
Owner dan team melakukan rapat evaluasi untuk peningkatan mutu pelayanan TPMB.

Bidan Rini : Assalamualaikum teman-teman seperti biasa kita akan melalukan


evaluasi tiap bulan, barangkali dari teman-teman ada yang mau memberikan saran atau
masukan untuk kemajuan TPMB atau ada masalah dengan pasien?

Bidan Noli : Bu saya mau memberi saran untuk TPMB, yaitu agar adanya rekam
medik khusus agar mempermudah pelayanan , karena selama ini kendala yang saya alami
adalah ketika pasien tidak membawa buku KIA/pemeriksaan kami harus mengkaji ulang
dan pasien kadang suka mengeluh jika obat yang diberikan tidak sama dengan obat
sebelumnya, sedangkan dengan pasien yang banyak kami kadang tidak ingat apa yang
kami berikan. juga sebagai perlindungan untuk TPMB dan kami sebagai nakes bila terjadi
apa-apa pada pasien.

Bidan Rina : Iya bu, saya pernah mengalami lupa merek obat apa yang di mau oleh
pasien.

Bidan Uswah : Kalau boleh saya memberi masukan, agar sekalian menambah SDM
khusus pendaftaran agar mempercepat pencarian rekam medik dan rekam medik
terususun dengan baik sehingga kami fokus dipelayanan.

Bidan Rini : Baik saya tampung saran nya, ada lagi yang lain?
Bidan : Untuk saat ini baru itu saja bu
Bidan Rini : Kira-kira untuk pendaftaran kita harus mencari SDM yang sperti apa?
Apa ada ruangan khusus atau menambah ruangan untuk penyimpanan rekam medis?
Bidan Uswah : Saya rasa tenaga lulusan SMK kesehatan juga sudah cukup bu asalkan
bisa mengoperasikan microsoft office.
Bidan Rini : Pakai catatan saja teh kan bisa?
Bidan Uswah : Kalau pakai catatan akan melambatkan proses pencarian, pengalaman
saya waktu bekerja di tempat lain bidan sudah terpapar dengan komputerisasi jadi sangat
membantu mempercepat proses pencarian.
Bidan Noli : Untuk pencatatan tinggal membuat formatnya dan dicetak harga juga
terjangkau.
Bidan Siska : Iya saya setuju dengan saran teman-teman , pencatatan rekam medik dan
menambah SDM karena jumlah pasien di TPMB yang banyak.

Bidan Rini : kalau begitu minggu ini kita harus sudah dapat orang untuk administrasi,

silahkan teman-teman infokan ke teman atau kerabat yang mungkin mau dapat posisi

pekerjaan ini.

Bidan cucu : baik bu, saya nanti coba share melalui medsos dan papan pengumuman

diTPMB

Bidan Siska : bu nanti, kita ulang lagi nomer RM nya?

Bidan Rini : silahkan diatur-atur saja, nanti siapa yang mau membantu menyusun nomer

RM

yang sudah ada ? jadi orang administrative tinggal input ke computer.

Bidan Noli : baik bu nanti kita bagi-bagi tugasnya, dan saya juga siap kan formulir-

formulir TPMB untuk disimpan di tempat administrative

Bidan Rina : oh iya bu, nanti tempat pendaftaran kita tempatkan dimana ?
Bidan Rini : dimana yah ? ada pendapat?

Bidan siska : di tempat tunggu juga bisa bu , kita siapin lemari , laptop, dan meja

kursinya.

Bidan Noli : iya bisa juga, kalau kita buat ruangan baru perlu waktu lama.

Bidan Rini : Baik, kalau begitu sudah jelas ya kita persiapkan SDM , logisticnya, dan

teknis

penomeran RM nya. Silahkan ya bu noli diatur-atur lagi

Bidan Noli : baik bu

Bidan rini : oke kita tutup rapat kali ini, kita evaluasi kembali minggu depan . terima

kasih wassalamualaikum wr,wb

Anda mungkin juga menyukai