3-Menghitung Porositas DR 1 Jenis Log (PF03)
3-Menghitung Porositas DR 1 Jenis Log (PF03)
Tujuan
Menghitung porositas berdasarkan satu jenis log, yi log listrik, radioaktif atau log sonik.
Langkah Kerja
Log Listrik
a. Lapisan air (Sw=100%) 1)
Gb 1. Por-1 Hitung harga Ro, (lihat PF 06) &
Rw. (PF 05), 2) Hitung F=Ro/Rw
(*Apabila yg tersedia adlh log
Micro, cara yg sama dpt dite-
rapkan yi : F = R xo/Rmf 3). Dgn
menggunakan grafik Gb Por-1,
tarik grs tegak lurus dr harga F
pd sumbu tegak sampai memo-
tong salah satu grafik yg ada, &
harga porositas didpt pd sumbu
tegak. Pilih grafik sesuai persa-
maan F = 1/ᴓ .
m
Harga m disesuaikan dgn jenis batuan: Unconsolidated sand m = 1.4 – 1.6, Batupasir : m
= 1.6 – 2.0, Batukapur : m = 2.0, Dolomi t: m = 2.2. Apabila tersedia, gunakan m dr hasil
analisa batuan inti. Dua buah grafik yg lain untuk F=0.62/ᴓ
2.15
dan F= 0.81/ᴓ
2
b. Lapisan hidrokarbon & air. 1) Hitung harga Rxo, (lihat PF 07), 2) Dgn data Rmc„ &
Rmf, pergunakan nomogram Gb 2 untuk mendptkan harga ᴓ. Pemilihan harga m
disesuaikan spt pd langkah a.3 di atas.
2
Total koreksi = 21/4 pu. Porositas yg tlh dikoreksi menjadi = 34 pu - 2 1/4 pu = 31 3/, pu
(apparent limestone unit)
Catatan : Kurva oil base mud (OBM) pd bgn pressure correction digunakan bagi
komponen liquid yg memiliki kompresibilitas empat kali lebih tinggi dr kompresibilitas air.
Untuk kasus lain, koreksi dpt dilakukan dgn mengalikan koreksi water base mud (WBM)
dgn rasio kompresibilitas OBM/WBM
3
(salt mud), diperoleh ᴓD= 25 pu
Log Sonik
Alat sonik berfungsi mengukur waktu rambat gelombang suara melalui for-
masi pd jarak tertentu. Digunakan pemancar & penerima yg dipisahkan pd jarak ter-
tentu. Biasanya digunakan kombinasi 2 bh pemancar & 4 penerima (Borehole Com-
pensated-BHC) yg tersusun bertolak belakang (Double Inverted System), untuk meng-
eliminasi pengaruh kemiringan & meningkatkan keakuratan dlm pengukuran. Log sonik
ini diukur dgn satuan interval waktu transit (Interval Transit Time-. t). Gunakan kurva
Gb Por-3: masukkan harga t pd sb mendatar, tarik grs tegak lurus hingga memotong
kurva batuan yg sesuai.
Harga porositas ᴓS didpt pd sb tegak.
Nilai t yg melalui bbrp matriks dpt
dilihat pd tabel berikut ini
Daftar Pustaka
1. John T. Dewan: "Essentials of Modern Open-hole Log Interpretation", Penn-Well
Books, Penn- Well Publishing Company, Tulsa, Oklahoma, 1983
2. Adi Harsono: "Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log - Edisi 8", 1997
3. Schlumberger : "Log Interpretation Chart", 1997
4. Schlumberger, "Log Interpretation Principles/Applications, 1989
4
5. George Asquith with Charles Gibson : "AAPG Methods in Exploration Series Number
3 – Basic. Well Log Analysis for Geologist", The AAPG, 1982
6. Sylvain J. Pirson: "Hand Book of Well Analysis for Oil and Gas Formation
Evaluation", Prentice Hall Inc. Englewood, N.J. , 1963
LAMPIRAN
Latar Belakang & Rumus
Apabila tersedia inti (core), porositas dpt ditentukan dgn pengukuran batuan inti tsb, yg
umumnya mewakili lingkup ruang bbrp centimeter kubik. Sebaliknya peralatan
logging menyidik parameter global disekeliling titik pengamatan dlm ukuran bbrp
meter kubik; disamping itu formula yg dipakai dlm interpretasi log mengandung bbrp
koefisien & parameter yg hanya diperkirakan harganya.
Mk memperbandingkan porositas inti & porositas log, meskipun penting untuk men
dptkan harga porositas absolut, ttp hendaknya diinterpretasikan dgn ber-hati 2 ; mis jika
porositas inti 0.25, mungkin berpasangan dgn porositas log sekitar 0.23-0.27. Perlu
dilakukan kalibrasi log dgn menggunakan batuan inti krn log 2 yg sdh diambil mrpkn
hasil pembacaan dr alat yg belum tentu sesuai dgn keadaan sebenarnya. Kalibrasi ini
dilakukan untuk mengetahui log mana sj yg memberikan hasil yg dekat dgn keadaan
sebenarnya, shg dpt dijadikan acuan dlm melakukan perhitungan & interpretasi.
Log Listrik
Pada lapisan air, log lateral, induksi atau laterolog menghasilkan Ro, jadi Rw dpt dike-
nal dr F = Ro/Rw =a/ᴓm Formation Resistivity Factor (F) dpt dihitung pd daerah terba
njiri dgn perhitungan dr Microlog atau Micro-laterolog (PF 06). F = Rxo/Rmf =a/ᴓm
Humble menggunakan persamaan rata2 untuk unconsolidated sand dgn formula:
F = 0.62/ ᴓ2.15
Sedangkan, untuk consolidated sandstone, digunakan persamaan: F = 0.81/ ᴓ2
Untuk lapisan yg mengandung hidrokarbon, Formation Factor Apparent (Fa) dpt dihitung
dr zone terbanjiri & membandingkan dgn resistivitas filtrat: Fa =Rtmicro/Rmf
Formation Resistivity Factor yg nyata (F) lebih kecil dari Fa & jika saturasi residual (Sor)
dpt diperkirakan, mk hub formula yg ada dpt dinyatakan dlm nomograph untuk
menghitung porositas.
Log Radioaktif
a. Log Neutron adlh log pororitas yg mengukur konsentrasi ion hidrogen dlm
formasi. Pd formasi bersih yg bebas dr shale, dimana porositasnya terisi oleh air
atau minyak, log ini akan mengukur porositas dr bgn yg terisi fluida.
Neutron dibuat dr bahan kimia yg biasanya adlh campuran americium & beryllium yg
akan terus-menerus memancarkan neutron. Neutron 2 Mi akan bertabrakan dgn atom2
dari material formasi, & mengakibatkan neutron akan kehilangan sbgan energynya.
Krn massa atom hidrogen hampir sama dgn neutron, kehilangan energi terbesar akan
terjadi bila keduanya bertabrakan. Kehilangan energi terbesar adlh fungsi (pengaruh)
dr konsentrasi hidrogen dlm formasi. Krn hidrogen dlm formasi berada di pori 2 yg terisi
fluida, kehilangan energi akan berhubungan dgn porositas formasi.
Bila pori2 terisi oleh gas, mk porositas neutronnya akan lebih kecil dibandingkan bila
pori2 terisi oleh minyak atau air. Hal ini terjadi krn konsentrasi hidrogen pd gas lebih
kecil dibandingkan yg tdpt pd minyak maupun air. Penurunan porositas neutron yg
disebabkan oleh hal ini disebut efek gas. Respon dr log neutron bervariasi, tergantung
pd : 1) Perbedaan tipe detektor., 2) Jarak antara sumber neutron & detector, 3)
Litologi, misalnya sandstone, limestone & dolomit.
Dengan adanya perbedaan 2 ini, maka digunakan chart 2 yang berbeda, sesuai dgn
alat & kondisi yg ada. Interpretasi hrs dilakukan pd chart yg spesifik krn log neutron tdk
dikalibrasi pd kondisi fisik alat yg standard, spt alat2 lainnya.
5
Log neutron modern pertama adlh Sidewall Neutron Log (SNL). SNL ini memiliki
sepasang sumber (source) & detektor yg kedua pasang alat tsb diletakkan bertolak
belakang satu sama lain. Log neutron yg lebih modern adlh Compensated Neutron Log
(CNL) yg memiliki sbh source & 2 bh detektor. Keuntungan dr CNL dibandingkan SNP
adlh lebih sedikit terpengaruh oleh ketidakseragaman lubang bor. Kedua alat tsb dpt
merekam porositas dlm satuan apparent limestone, sandstone maupun dolomit. Bila
formasi yg kita ukur adlh limestone & log neutron mengukur porositas dlm satuan
apparent limestone, mk apparent limestone tsb sama nilainya dgn porositas yg
sesungguhnya. Akan ttp, bila ternyata litologi dr formasi tsb berupa sandstone atau
dolomit, porositas apparent limestone harus dikoreksi menjadi porositas sesungguhnya
dgn menggunakan chart yg bersesuaian
Log Density
Log density adlh log porositas yg me-
ngukur densitas elektron pd formasi.
Log ini berguna: (1) Mengidentifikasi
mineral evaporit, (2) Mendeteksi
zona gas, (3) Menentukan densitas
hc, (4) Mengevaluasi reservoir yg
mengandung shale (shaly sand) &
litologi yg kompleks.
Peralatan log density adlh
alat yg trdr atas source g-ray yg me-
mancarkan gamma-ray ke formasi.
Sumbernya dpt berupa Cobalt-60
atau Cesium-137. Gamma-ray ber-
tabrakan dgn elektron di dlm forma-
si yg menyebabkan hilangnya ener-
Gb 11. Sidewall Neutron Log gi dr partikel gamma-ray. Tittman &
Wahl (1965) menyebut interaksi an-
tara partikel gamma-ray yg datang
dgn elektron formasi sbg Compton
Scattering. Sebaran gamma-ray yg
mencapai detektor yg ditempatkan
pd jarak tertentu dr source, akan
dicatat sbg indikator dr densitas for
masi. Jumlah tumbukan Compton
Scattering adlh fungsi langsung dr jmlh elektron yg ada dlm formasi (densitas elektron).
Akibatnya, densitas elektron dpt dihubkan dgn bulk density (b) formasi dlm gram/cc.
Densitas bulk formasi (b) adlh fungsi dr densitas matriks, porositas &
densitas fluida yg berada di dlm pori 2 (salt mud, fresh mud atau hidrokarbon). Untuk
menentukan densitas porositas, baik dgn menggunakan chart maupun dgn
perhitungan, membutuh-kan data tipe fluida dlm lubang bor.
Persamaan untuk menghitung densitas porositas, adlh sbb: ᴓD=(ma-b)/(ma-f)
dimana : ᴓD = porositas yg diperoleh dr densitas, ma = densitas matriks (Tabel 2), b =
densitas bulk formasi, f = densitas fluids (1.1 salt mud, 1.0 fresh mud & 0.7 gas)
6
Keberadaan minyak tidak memberikan efek yg signifikan pd porositas density, akan ttp
gas memberikan efek yg besar (efek gas). Bila densitas gas tidak diketahui, Hilchie
(1978) menganjurkan untuk menggunakan densitas gas 0.7 gram/cc untuk dimasukkan
ke densitas fluida (p f) pd persamaan porositas density.
Gb 12. Compensated Neutron Log Gb 13. Chart untuk melakukan konversi densitas bulk (b)
7
satuan microsecond per foot. Untuk itu, cepat rambat gelombang sonik pd matriks batuan
hrs diketahui untuk memperoleh porositas sonik. Nilai tsb dpt dilihat pd Tabel 1.
Porositas sonik dpt diperoleh dgn menggunakan chart Gb3 spt yg dijelaskan di
atas maupun dgn menggunakan
persamaan sbb: ᴓS=(tlog-tma) /(tf-
tma) (Formula Wyllie)
dimana: ᴓS = porositas dr log sonik
(fraksi), tma = waktu interval tran-
sit pd matriks batuan (fl/sec), dr
tabel 1, tlog = waktu interval tran-
sit yg terbaca pd log sonik (ft/sec),
tf =waktu interval transit pd fluids
(ft/sec), untuk fresh mud = 189;
salt mud= 185
Persamaan Wyllie ini dpt
digunakan untuk menentukan po-
rositas pd consolidated sandsto-
ne & karbonat dgn porositas in-
tergranular (grainstones) atau po
rositas interkristalin (sucrosic do-
lomites). Akan ttp, apabila porosi-
tas sonik dr karbonat yg memiliki
porositas vuggy atau fracture dihi-
tung dgn persamaan Wyllie, akan
memberikan nilai porositas yg ter-
lalu rendah. Hal ini terjadi akibat
log sonik cenderung merekam po
rositas matriks dibandingkan vug-
gy atau porositas sekunder dr
fracture. Persentase vuggy mau-
pun porositas sekunder dpt dihi-
tung dgn mencari selisih antara po
rositas total & porositas sonik.
Nilai porositas total, ditentukan dr
salah satu log nuklir, mis log den
sity maupun neutron. Persentase
porositas sekunder (secondary
Gb 15. Chart untuk melakukan koreksi pororositas dr log N- porosity index/SPI), berguna dlm
D terhadap litologi, dimana digunakan fresh water-based pemetaan parameter pd eksplorasi
drilling mud (Rmf> 3Rw) , Gb 16 digunakan salt water- based di batuan karbonat. Pd saat log
drilling mud (Rmf≈Rw) sonik digunakan untuk menen-
tukan porositas pd btn unconsoli-
dated sand hrs ditambahkan faktor kompaksi (Cp) ke dlm persamaan Wyllie, menjadi
sbb : ᴓS=((tlog-tma) /(tf-tma))*1/Cp dimana :1/Cp= faktor kompaksi.
Faktor kompaksi ini diperoleh dr persamaan : Cp= (tSH*C)/100.
dimana : tSH =waktu interval transit pd shale yg kontinu, C= konstanta yg umumnya
bernilai 1.0. Waktu interval transit (t) dr formasi akan meningkat, bila terdpt hidrokarbon
(efek hidro-karbon). Bila saturasi hidrokarbon tidak dikoreksi mk porositas sonik akan
terlalu tinggi. Hilchie (1978) menyarankan untuk menggunakan koreksi empiris untuk
efek hidrokarbon, sbb: ᴓ = ᴓS*0.7 (gas), ᴓ = ᴓS*0.9 (minyak)
Contoh Penggunaan
Log Listrik (a) Pd lap pasir yg tebal diperoleh data: Induction Electric Log 16' Normal 3.6
-m, Rm@70°C = 0.6-m, diameter lbg bor 77/8 inci & SP=-100mV. Hitung porositas lap tsb
8
Jawab:
1. Dari PF 06 & PF 05 diperoleh hasil perhitungan R o = 3.5 -m &Rw= 0.035 -m
2. F= (0.5/0.035)= 14.5
3. Gunakan grafik Gb Por-I.
Krn tidak ada petunjuk lain, umumnya diambil persamaan F=1/ᴓ2, diperoleh ᴓ= 0.26.
Jawab:
1. Dihitung harga Rxo menurut PF 07.
2. Gunakan nomogram Gb1 dgn
memasukkan harga Rmf & Rmc,.
Rekapitulasi hasil akhir adlh sbb:
Log Radioaktif
a. Diketahui ᴓSNP = 13 pu (porosity unit) Kaliper =
7 5 /8 inci Bit size = 7 7/8 inci Lap = batupasir
Hitung harga porositasnya
Jawab :
1. Gunakan grafik Gambar Por-15a, grafik paling bawah: Bit size - kaliper = 7 7/6 - 7
5
/8 =1/4 inci. Diperoleh ᴓSNP terkoreksi = 11 pu
2. Gunakan grafik Gambar Por-13, diperoleh ᴓN = 0.14.
b. Diketahui : b terbaca pd log = 2.29 g/cc, Diameter lubang 12 inci, lubang terisi
lumpur. Matrik batuan : dolomit. Tentukan harga porositasnya.
Jawab:
1. Dengan grafik Gambar Por-15a, grafik gbr atas diperoleh koreksi = + 0.02 gr/cc.
b terkoreksi = (2.29 + 0.02) = 2.31 gr/cc.
2. Gunakan kurva Gambar Por-5, dengan f =1.1 (air asin), diperoleh ᴓD = 0.25
Log Sonik
Pada log terbaca Interval Transit Time 76 µs/ft. Batupasir (sandstone, tentukan
porositasnya.
Jawab: Dengan kurva Gambar Por-3 diperoleh ᴓS = 0.18
Daftar Simbol
ᴓ= porositas ᴓ N = porositas dari log neutron (ᴓ SNP atau ᴓ CNL )
ᴓ D= porositas dari log density, ᴓ N-D = porositas dari log neutron-density
ᴓ S= porositas dari log sonic Sw = saturasi air Ro = resisitivity lap air
R w = resisitivity air formasi Rxo = resisitivity flushed z Rmf = res- filtrat lumpur
Rtmicro = resistivity dr log mikro tS= cepat rambat bunyi (terbaca pd log sonic (ft/sec)
tf = cepat rambat bunyi pd fluids (ft/sec)
tma = cepat rambat bunyi pada matriks batuan (fl/sec)
F = Formation Resistivity Factor Fa = Formation Resistivity Factor apparent
9
BCP = faktor koreksi kekompakan a = faktor tortuosity
m = faktor sementasi
10