Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEOLOGI PERJANJIAN LAMA 2

‘KEMISKINAN DAN KEMAKMURAN DALAM PANDANGAN KRISTEN’

NAMA : VENANSIA NGGEBU

PRODI : TEOLOGI

NIM : 1901014

SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat TYME atas rahmat dan

hikmat-Nya, penulis dapat menyeleseikan tugas Makalah Teologi Perjanjian

Lama 2.Adapun tujuan penyusunan makalah ini sebagai pemenuhan tugas yang

diberikan sebagai tugas - 02 dalam mata kuliah di maksud. Penulis menyadari

bahwa dalam penulisan ini jauh dari kata sempurna , baik dari materi maupun

teknis penyajiannya, maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya

dan penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………….. i
Kata Pengantar ……………………………………………….. ii
Daftar Isi ……………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1


A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Pengertian ……………………………………………….. 1
Kemiskinan menurut
Perjanjian Lama
( PL)
C. Penyebab ……………………………………………….. 1
kemiskinan khusus
dalam Perjanjian
Lama
D. Pengertian ……………………………………………….. 2
kemakmuran
dalam Perjanjian
Lama
BAB II ……………………………………………….. 3
Kemiskinan dan
kemakmuran dalam
pandangan kristen
BAB III PENUTUP ……………………………………………….. 4
Kesimpulan ……………………………………………….. 6
Daftar Pustaka ……………………………………………….. 7

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemiskinan dan kemakmuran merupakan dua Topik hangat yang terus di
perbincangkan sepanjang masa. Sejak zaman purba sampai era modern, kemiskinan dan
kemakmuran selalu mewarnai dunia. Meski demikian, Alkitab sangat menonjol
membahas persoalan kemiskinan karena jumlah orang miskin jauh lebih banyak dari
pada jumlah orang kaya. Jadi pembahasan tentang kemiskinan dan kemakmuran
menjadi sangat penting karena memiliki keterkaitan yang luas dalam kehidupn bangsa
Israel, termasuk dalam hal etika.
Dalam Alkitab kita menjumpai faktor-faktor baik yang menghasilkan kekayaan
maupun yang kemiskinan sama dengan hal-hal yang dilihat secara umum. Akan tetapi
ada juga penyebab campur tangan Allah yang ikut bekerja dalam proses tersebut.
Alkitab menyebutkan bahwa memang kemikinan dapat disebabkan
karena kemasalan ( Ams 6:6-11) dan juga karena hidup boros ( Luk 15:11-32) dan
kemiskinan disalahkan oleh ( Mat 25:24-30). Tetapi Alkitab juga menyebutkan bahwa
kemiskinan juga bisa disebabkan karena bencana alam, seperti apa yang terjadi
karena  penindasan  ( Amsal 2:6-7).1
B.     Pengertian Kemiskinan menurut Perjanjian Lama ( PL)
Perjanjian Lama menggunakan berbagai istilah kata tentang kemiskinan
yaitu ani, evion, dal dan ras makhsor. Kata-kata ini selalu menunjuk kepada tiga
kelompok, yaitu para janda, anak-anak yatim dan para pengembara ( Im 19:10;32:22;
Ayub. 29:12-13; zak. 7:9-10 ). Meskipun mereka tidak selalu miskin, ada
kecenderungan bahwa mereka mudah menjadi miskin. Dalam suatu struktur
masayarakat yang didominasi oleh laki-laki, seorang janda akan tidak mampu bersaing.
Apalagi seorang yatim. Mereka adalah kaum lemah dan mudah mendapat penindasan
dari orang lain.
Kata ani merupakan kata umum dalam bahasa ibrani yang di gunakan untuk
menunjuk kemiskinan. Meskipun penggunaanya sering disejajarkan dengan evyon, dal,

1
  Herlianto, Teologi Sukses, (  Jakarta BPK Gunung Mulia 1993) 13
tetapi artinya berbdeda dari keduanya kata ani lebih menunjuk kepada
ketidakberdayaan.
Dalam torah kata ani (7x) lebih menunjuk kepada keadaan miskin secara
ekonomi (Kel 22:25;Im 19:10;23:22). Jadi dalam   torah kata ani adalah kaum yang
berkekurangan dalam kebutuhan hidup serta secara sosial mereka tidak berdaya dan
mudah menjadi objek penindasan. Dalam kita nabi-nabi kata ani (25x) menunjuk
kepada kaum ditindas, diperkosa hak asasinya, dan dimiskinkan ( Yes 3:14-15; 10:2,30;
14;30; Yer 22:16; Yeh 16:49; 18:12; Am 8;4 Hab 3:14;  Zef 3:12 Zak
7:10;9:9;11;7,11). Jadi kata ani adalah sebuah kelompok yang khusus di antara umat
Allah dalam PL yang menyatakan komitmen dirinya menjadi pengikut Yahweh.
Dalam kitab Ayub juga kata ani 7x  menggambarkan penderitaan
kaum, ani  dengan jelas mereka adalah kaum yang ditindas (Ayub 24:4), kaum yang
anaknya digadaikan karena kondisi kemiskinannya (Ayub 24:5), dan kaum korban dari
pembunuhan yang semena-mena oleh penguasa ( Ayub 24:14).
Evyon  secara umum kata  ebyon  berarti dalam kata torah  ebyon 9x  menunjuk
kepada kaum lemah yang diperkosa hak hidupnya ( Kel 23:6) dan kaum yang
kehilangan tanah warisannya ( Kel 23:11), kaum yang menerima santunan dari orang
lain. ( Ul 15:7-80), kaum yang tertimpa utang dan tak bisa mengembalikanya Ul 15:9-
11.
 Dalam kitab nabi-nabi  ebyon  17x digunakan untuk menggambarkan, kaum
terinjak-injak  derajat kemanusianya ( Am 8:4), kaum yang teraniaya oleh penguasa
dalam masyrakat dan struktur sosial yang buruk ( Yer 2:34; 20:13; Yeh 18:12 ), kaum
yang tidak mendapat perlakuan adil dalam lembaga pengadilan ( Yer 5:28; Am 5:12
band Yes 32:7). Dalam kitab Yerimia miskin secara sosial, maka harus menderita
dibawah kebahagian dan keinginan untuk selalu memperoleh orang-orang kaya karena
mereka tidak mendapat keadilan ( Yer 5:28) kaum yang jatuh dalam perbudakan
sebagai ganti untuk membayar utang mereka.
Dal  kata ini berasal dari Ugaritic yang berarti poor needy.  Dalam torah
kata dal 5x   dan dalam kitab kejadian digunakan untuk melukiskan keadaan orang yang
miskin, tertindas, dan terampas hak-hak kewajaranya sebagai soerang manusia.
Sebenarnya dal  adalah masih mampu membiayai hidupnya setiap hari atau lebih tepat
disebut mereka adalah petani-petani kecil.
  Dalam kitab nabi-nabi  dal  12x telah berubah makna sesuai perubahan struktur
sosial dan menggambarkan, kaum yang menderita karena pengusahaan dan penindasan
( Am 2:7 band 4:1 ; Am 5:11 ; Yes 14:30; Yer 5:4). Kaum yang di pakai membayar
pajak untuk membayar tanah, kaum yang dicelahka dalam hukum-hukum utang
perbudakan, kaum yang dilecehkan dalam lembaga pengadilan.
Ras dan makhor  kata ras 15x hanya muncul dalam kitab Amsal yang ditujuhkan
kepada kaum yang cara hidupnya diwarnai permintaan belas kasihan ( Amsal 14:20;
18:23 ), kaum yang tidak mempunyai teman ( Amsal 14:20;19:7) kaum yang menderita
kemiskinan disebabkan oleh kemalasanya ( Amsal 10:4) sedangkan kata  makhor  8x
kemiskinan sebagai akibat kemalasannya (6:11;14:23 ;24:34 ) kemiskinan disebabkan
oleh pemborosan ( Amsal 21:17).2
  Bersadarkan pelbagai jenis kimiskinan diatas itu menujukan bahwa haruslah di
alami setiap manusia yang hidup khusus pada zaman  purba di Israel dalam dunia sebab
penderitan baik dalam segi ekonomi maupun dari penganiayan dizaman purba maupun 
pasca modern ini tidak pernah lepas dari hidup manusia kecuali mereka yang
bergantung penuh kepada Allah.
Masyarakat Israel yang hidup dari pertanian harus kehilangan hasil penen,
disebabkan oleh cuaca buruk sehingga terjadi bencana kelaparan. Keadaan tersebut
mengakibatkan banyak masyrakat yang membutuhkan uang untuk membeli benih.
Namun solusi terbaik bagi mereka yang membutuhkan uang, mereka melakukan
peminjaman kepada tuan dengan persayaratan hasil panen teserbut akan di beri untuk
ganti uangnya. Daniel C. snell menyatakan bahwa:
Pada tahun-tahun kering para petani membutuhkan pinjaman dari satu musim ,
kemusim panen berikutnya, dan tahun-tahun kering cenderung terjadi berturut-turut

2
V.M Siringo-ringo, Teologi Perjanjian Lama ( Yogyakarta, penerbit ANDI 2013)
163-166.
secara mengerikan para petani dapat menggadaikan tanahnya kepada sanak saudaranya
seperti dalam Yeremia 32 atau dengan orang lain.3  
C.     Penyebab kemiskinan khusus dalam Perjanjian Lama
Orang Yahudi pada umumnya berpedapat bahwa orang yang mengalami   
kemiskinana bukti dirkarenakan ketidaksetiannya kepada Allah. Bahkan kadang-
kadang orang miskin dianggap sebagai “aib sosial”.Mereka ada yang berpengang pada
bunyi Firman Tuhan dari kitab Amsal yang tertulis demikian “ Berkat Tuhanlah yang
menjadikan kaya, susah payah kerja tidak akan menambahinya” Amsal 10:22. Berkat
Tuhan hanya akan mengalir pada orang setia pada Tuhan, sehingga orang menjadi
kaya. Namun penyebab kemiskinan yang terjadi pada kalangan umat Israel dalam
sejarahnya yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama demikian.
1.      Bencana kelaparan membuat miskin (Kej 41:55-57).
2.      Bencana alam yang mengakibatkan panen rusak.
3.      Pemerasan ribah dalam berhutang.
4.      Penindasaan oleh yang berkuasa atau kaya (Am 5:12).
5.      Miskin akibat dijarah oleh musuh yang menyerang.
6.      Kesalahn manusia seperti malas, serakah peminum, lebih suak berbuat jahat seperti
mencuri, dan lainya.
Sebutan itu sesungguh Allah “ mengecam keras” kepada orang malas (Amsal
6:6) dan serakah (Amsal 13:11), orang kaya yang “menindas” orang yang lemah atau
menindas yang miskin (Yer 2:34), supaya yang memutar balikan keadilan dan
merugikan orang miskin, lamban tang membuat miskin ( Amsal 8:5;19:2), dan
peminum . disebut , karena si peminum dan sipelahap menjadi miskin dan kantuk
membuat orang berpakaian compang –camping ( Amsal 23:21)4
Jadi kemiskinan maupun kekayaan sebenarnya dihubungkan dengan Allah
secara erat. Karena kedua topik tersebut dianggap ada hungan timbal balik. Pandangan
akan hal itu lebih ditujuhkan pada segi etisnya  dari pada segi ekonomisnya dari
pandangan alaminya.
3
Daniel C. snell,kehidupan timur tengah kuno 3100-332 SM, ( Jakarta BPK Gunung
Muia 2012)

4
Karel Sosipater,  Etika Perjanjian Lama, ( Jakarta Suara Harapan Bangsa. 2010)177-178
Menurut siringo-ringo tentang pembahasan kemiskinan Konsep mengenai
siapakah yang dimaksud dengan orang miskin dalam perjanjian lama dapat ditemukan
dalam beberapa bagian penting yang memberikan makna tentang orang miskin baik
secara literal/harafiah maupun secara figuratif singkatnya terdapat tiga garis besar
klasifikasi dari definisi orang miskin dalam perjanjian lama yaitu: Menunjuk kepada
orang yang berkekurangan secara material. Menunjuk kepada orang yang mengalami
penindasan secara sosial serta. menunjuk kepada orang  yang miskin secara rohani atau
dapat pula diartikan sebagai orang berdosa.5
Pembahasan kimiskinan ini dalam Perjanjian Lama. Kita akan melihat
bagaimana sikap Allah terhadap mereka yang mengalaminya. Allah memberikan
perhatian besar terhadap orang miskin , menderita dan yang tertindas “ Aku ini
sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah, yang menolong aku
dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat” ( Mzm 40:18). Sebab Tuhan
menjadi tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakanya, perlindungan
terhadap angin rebit naungan terhadap panas terik ( Yes 25:4 ). Orang miskin
dibentengi-Nya tehadap penindasan ( Mzm 107:41).
Secara umum kemiskinan dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang secara
meteri mengalami kekurangan atau ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan yang cukup. Akan tetapi kemiskinan ekonomi menunujukkan kurangnya
sumberdaya dan relasi yang membuat masyrakat miskin sangat  peka terhadap
penindasan dan kekerasan. Dalam Perjanjian Lama mereka yang sering dihubungkan
dengan kemiskinan adalah janda, anak yatim dan orang-orang miskin dan orang asing.
Ketiga golongan tersebut selalu ada dalam organisasi khusus Israel yang mengalami
penindasan.
Pemeliharaan Allah kepada orang miskin Dia menyatakan melalui berbagai
tindakan aktif-Nya dalam pemeliharaan yang mengankat manusia ( termasuk orang
miskin ) sebagai yang menerima Allah dalam dunia ini, dan melalui penggendalian-Nya
atas alam semesta. Secara khusus pemeliharaan Allah atas orang miskin dapat dilihat
pada awalnya dalam segala ketentuan dan aturan Israel sebagai suatu arahan peninjauan
dalam menentukan sikap. Dan perkembangan pemeliharaan Allah dapat dilihat melalui

5
V.M Siringo-ringo, Teologi Perjanjian Lama ( Yogyakarta, penerbit ANDI 2013) 169
berbagai nubuat para nabi serta berbagai hikmat yang berasal dari Allah sebagai
pemeliharaan dan pemerintahan Allah bagi orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.
Konstitusi Israel terdiri dari hukum moral, dan hukum sipil, dan hukum seremonial
yang ditetapkan Allah melalui serangkaian Firman-Nya yaitu:
Dalam hukum moral. Hukum moral diawali dengan pernyataan “ akulah Tuhan
Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir” Kel 20:2 karena itu standar
moral untuk memutuskan apa yang salah dan apa yang benar dan jahat dietapkan
berdasarkan kekudusan dan karakter Yahweh.
Pernyataan ini merupakan penegasan makna hukum moral dalam Kel 20:2,
Namun hakikat dari Keluran 22:21-27 adalah Allah telah menetapkan bahwa orang
miskin janda, anak yatim, orang asing agar jangan di tindas kerena demikian, Allah
akan mendengarkan seruan mereka, serta murka dan penghukuman-Nya akan bangkit
karena Allah adalah kasih.
Dalam hukum sipil, terdiri dari hukum-hukum yang mencerminkan kepedulian
sosial dimana orang Israel akan hidup dengan kepedulian yang benar terhadap
sesamanya dalam dunia ini. Kel 23:6 ; Kel 23:11.6
Kedua jenis hukum diatas sangat bermanfaat bagi kehidupan orang-orang Israel
yang mengalami kemiskinan. Karena hukum sebagai penopang bagi mereka agar
jangan terus- menerus mereka di tindas oleh pihak yang melakukan tindakan
penindasan.
D.    Pengertian kemakmuran dalam Perjanjian Lama
Kemakmuran umumnya dianggap orang Yahudi sebagai bukti berkat Allah.
Abraham sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Kej 13:2 Pemazmur juga
memuji megenai harta kekayaan, harta dan kekayaan ada dalam rumahnya tetap untuk
selamanya ( Mzm 112:1-3). Mereka di berkati karena mepunyai iman yang baik yaitu
Takut akan Tuhan dan moralnya pun penuh dengan kebajikan. Ketika Allah
menawarkan kepada Salomo ingin meminta apa dan pasti akan- ku berikan. Raja

6
V.M Siringo-ringo, Teologi Perjanjian Lama ( Yogyakarta, penerbit ANDI 2013)
171-172
Salomo hanya meminta hikmat dan pengertian saja, Salomo tidak miminta kekayaan,
harta benda kemulian atau nyawa pembecianya, dan juga tidak meminta panjang umur.7
Jadi membicarakan tentang kemiskinan itu tidak bisa dilepas dengan
kemukmuran. dalam suatu kelompok pasti ada salah  seorang diantara yang
ekonominya tidak memadai. Dalam Alkitab tidak pernah memberikan suatu larangan
kepada Israel, berbicara tengan kemkmuran itu tidak pernah lepas dari tanah karena dari
tanalah orang Israel mencari nafkah serta kediaman. Sumber pencaharian bagi orang
Israel adalah dari tanah atau pertanian. Bertani dilakukan oleh Israel dimaksud untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan menghasilkan barang sisa tambahan untuk dijual diluar
kebutuhan keluarganya.   

BAB II

7
 Karel Sosipater,  Etika Perjanjian Lama, ( Jakarta Suara Harapan Bangsa. 2010)178-
179.
Kemiskinan dan kemakmuran dalam pandangan kristen

Pandangan orang Kristen mengenai kemiskinan, terjadi karena disebabkan


ketimpangan struktur masyarakat dimana sekelompok kecil masyarakat yang kebetulan kuat
dan mapan, secara ekonomis dan politis menindas golongan atau sekelompok besar yang
berada dalam kemiskinan. Kelompok besar (yang miskin) tidak diberikan kesempatan
sehingga mengakibatkan kekecewaan dan keputusasaan, kegelisahan dan kekuatiran serta
keraguan kepercayaan kepada Allah bahkan mempengaruhi dan mengganggu pikiran. Maka
untuk menghindari atau mengentaskan kemiskinan, yang kuat membantu yang lemah, yang
kaya membantu yang miskin.

Dalam Alkitab kemiskinan itu tidak dianggap sebagai kehendak Allah. Justru Allah
melawan kemiskinan memberi perhatian yang khusus kepada orang miskin dan lemah dengan
kasihNya di mana Yesus disalibkan dan membawa kemenangan bagi manusia. Jadi
kemiskinan tidak didatangkan oleh nasib atau kehendak Allah. Tetapi adalah karena
perbuatan-perbuatan manusia. Orang Kristen, melihat kemiskinan tersebut dari segi materi
dan juga rohani. Kristen mengatakan orang-orang yang miskin secara rohani adalah orang-
orang yang miskin dihadapan Allah, orang-orang yang rendah orang yang berduka cita, orang
yang lemah-lembut, yang menggantungkan diri kepada Allah bukan kepada manusia. Mereka
mengharapkan pertolongan dari Tuhan sehingga boleh mengasihi sesama tidak hidup untuk
membalas dendam.

Pandangan orang Kristen mengenai kemiskinan, terjadi karena disebabkan


ketimpangan struktur masyarakat dimana sekelompok kecil masyarakat yang kebetulan kuat
dan mapan, secara ekonomis dan politis menindas golongan atau sekelompok besar yang
berada dalam kemiskinan. Kelompok besar (yang miskin) tidak diberikan kesempatan
sehingga mengakibatkan kekecewaan dan keputusasaan, kegelisahan dan kekuatiran serta
keraguan kepercayaan kepada Allah bahkan mempengaruhi dan mengganggu pikiran. Maka
untuk menghindari atau mengentaskan kemiskinan, yang kuat membantu yang lemah, yang
kaya membantu yang miskin. Dalam Alkitab kemiskinan itu tidak dianggap sebagai kehendak
Allah. Justru Allah melawan kemiskinan memberi perhatian yang khusus kepada orang
miskin dan lemah dengan kasihNya di mana Yesus disalibkan dan membawa kemenangan
bagi manusia. Jadi kemiskinan tidak didatangkan oleh nasib atau kehendak Allah. Tetapi
adalah karena perbuatan-perbuatan manusia. Orang Kristen, melihat kemiskinan tersebut dari
segi materi dan juga rohani. Kristen mengatakan orang-orang yang miskin secara rohani
adalah orang-orang yang miskin dihadapan Allah, orang-orang yang rendah orang yang
berduka cita, orang yang lemah-lembut, yang menggantungkan diri kepada Allah bukan
kepada manusia. Mereka mengharapkan pertolongan dari Tuhan sehingga boleh mengasihi
sesama tidak hidup untuk membalas dendam.8

Pandangan Kristen Kekayaan maupun kemakmuran dapat dikatakan adalah sebuah


karunia Tuhan bagi kehidupan manusia, namun demikian menjadi hedonisme merupakan
suatu masalah yang lain. Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa bapak-bapak beriman
yakni Abraham, Ishak, dan Yakub adalah orang-orang yang kaya secara materi. Alkitab
secara eksplisit mengatakan mereka sangat kaya berupa ternak, hasil tanah atu perkebunan,
emas, dan lain-lain. Selain itu kita juga mendapati Ayub, Salomo juga adalah orang-orang
yang kaya atau makmur secara material bahkan dikatakan melebihi siapapun. Dengan
demikian kita ketahui bahwa Allah tidaklah anti kepada kekayaan atau orang kaya, karena
kekayaan atau bumi ini dalam arti kekayaan-nya memang diciptakan dan diserahkan oleh
Tuhan untuk manusia kuasai atau mengusahakan-nya (Kej. 1: 28). Namun demikian perlu
disadari bahwa harta atau kekayaan juga dikuasai oleh iblis, dimana iblis bisa memberikan
kemakmuran pada manusia (bdk. Mat. 4: 8-9), bahkan iblis dapat merusak kekayaan manusia
misalnya apa yang terjadi pada Ayub. Walaupun kekayaan atau kemakmuran bukan hanya
tidak salah atau diberikan oleh Tuhan, namun manusia juga diberi tanggungjawab dan perlu
aware (sadar) bahwa materi atau kekayaan dapat berdampak pada banyak segi dalam
kehidupan manusia jika manusia telah menjadikan kekayaan itu sebagai satu-satunya tujuan
dalam hidup dan sebagai sebuah kesenangan yang membawa manusia menjadi sombong dan
melupakan Tuhan sebagai pemilik atau yang empunya (Owner) atas segala kekayaan yang
ada di dunia ini.  Sebalikya sadar atau tanpa sadar menjadikan kekayaan atau meteri sebagai
"tuan (lord)" atas dirinya yang akhirnya bukan manusia yang menguasai materi atau
kekayaan yang ada, tetapi justru manusia menjadi dikuasai oleh materi atau kekayaan, atau
dalam hal ini yang disebut sebagai Mamon (Mat. 6: 24, Luk. 16: 9, 11, 13).  Bandingkan
pandangan mamon dari bahasa Babel yakni mimma, artinya sama sekali atau seluruhnya."
Lihat Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid II Jakarta: OMF, 1996.  Dengan demikian
otomatis kakayaan atau kemakmuran dapat mempengaruhi hubungan manusia dengan Allah
demikian juga hubungan manusia dengan manusia. Mamon, merupakan transliterasi dari

8
https://www.neliti.com/publications/326252/kemiskinan-kajian-teologis-terhadap-pemahaman-orang-
kristen
bahasa Aram yaitu mamona. Arti biasa ialah kekayaan atau keuntungan.  Kristus melihat di
dalam kata ini sebagai keinginan yang tamak, yang menuntut seluruh hati manusia, dengan
demikian mengasingkan orang itu dari Allah (Mat. 6: 19): jika seseorang memiliki "sesuatu",
sebenarnya sesuatu itu memiliki dia. Walaupun kekayaan adalah pemberian Allah, namun
manusia diminta juga bertanggungjawab baik dalam hal memperoleh maupun mengelolah
kekayaan yang ada.  Ada beberapa bagian Alkitab secara eksplisit memmberitahukan kepada
kita bahwa manusia harus berusaha dan tidak bermalas-malasan (ams. 10: 4; 20: 13).  

Dalam hal mengelolah kekayaan yang anda Alkitab mengajarkan supaya yang kaya
dapat memperhatikan yang miskin.  Kaya atau makmur belum tentu identik dengan berkat
Allah, miskin belum tentu identik dengan dikutuk Tuhan, karena kaya atau makmur dapat
menyebabkan manusia juah dari Allah, dan miskin dikatakan lebih baik dan berbahagia bila
mereka mencari Tuhan dan hidup di dalam Tuhan. Orang Kristen kaya dan makmur tidak
salah bahkan merupakan berkat dari Tuhan, tetapi kita harus berhati-hati terhadap hedonisme
yang menjadi kesenangan semata-mata sebagai tujuan hidup.  Hedonisme bertentangan
dengan Firman Tuhan karena hedonisme menjadikan kesenangan manusia pribadi sebagai
tujuan hidup dengan kata lain semata-mata hidup untuk memuaskan keinginan daging,
sehingga manusia lupa dan menolak Tuhan atau merusakkan orang lain itulah yang tidak
diperkenan oleh Tuhan.  Orang Kristen boleh menikmati segala berkat Tuhan berupa
kekayaan, tetapi bukan sebagai tujuan utama hanya untuk menyenangkan diri sendiri,
memuaskan keinginan diri, memuliakan diri sendiri sebab tujuan yang tertinggi dari
kehidupan orang Kristen ialah menyenangkan dan mempermuliakan Allah. Dengan demikian
hendaknya segala kekayaan dan kemakmuran yang Allah limpahkan kita dapat pakai untuk
memuliakan Allah dan kabaikan atau berkat bagi sesama.9

9
https://www.kompasiana.com/suyaditjhin/5c47c62d6ddcae02de054ac5/hedonisme-kemakmuran-iman-
kristiani?page=3&page_images=1
KESIMPULAN

Dalam narasi Alkitab sering mengungkapkan bahwa Allah adalah sang pemilik
kekayaan yang tak terbanding oleh siapapun. Oleh sebab itu berdasarkan pembahasan
diatas dapat menarik  kesimpulan bahwa perlu kita ketahui secara detail apa alasan-
alasan tertentu mengapa Allah injinkan bagi umat-Nya mengalami kemiskinan  agar
hidup mereka bergantung penuh dengan Allah dan disebabkan oleh beberapa faktor lain
juga. Allah memberkati mereka yang tekun untuk bekerja mencari
nafkah( kemakmuran). Dalam hal ini kita juga dapat mengetahui bagaimana campur
tangan Allah serta pemliharaan-Nya bagi mereka yang miskin dan kaya. Jadi dari sini
Allah mengambil suatu ketetapan untuk menghapuskan kemiskinan ditengah Israel,
yakni dengan cara pembagian tanah secara proporsional dan larangan merupakan bunga
uang atau riba selain itu, orang kaya dilarang menolak pinjaman dari saudaranya yang
miskin. Penghapusan kemiskinan tergambar dari penetapan tahun sabat dan tahun
Yobel dimana semua utang dihapuskan dan semua tanah yang digadaikan harus
dikembalikan kepada pemiliknya. Jadi orang Kristen boleh menikmati segala berkat
Tuhan berupa kekayaan, tetapi bukan sebagai tujuan utama hanya untuk menyenangkan
diri sendiri, memuaskan keinginan diri, memuliakan diri sendiri sebab tujuan yang
tertinggi dari kehidupan orang Kristen ialah menyenangkan dan mempermuliakan
Allah
DAFTAR PUSTAKA

Daniel C. snell,kehidupan timur tengah kuno 3100-332 SM, ( Jakarta BPK Gunung
Muia 2012)
https://www.kompasiana.com/suyaditjhin/5c47c62d6ddcae02de054ac5/hedonisme-
kemakmuran-iman-kristiani?page=3&page_images=1
https://www.neliti.com/publications/326252/kemiskinan-kajian-teologis-terhadap-
pemahaman-orang-kristen
Herlianto, Teologi Sukses, ( Jakarta BPK Gunung Mulia 1993) 13
Karel Sosipater, Etika Perjanjian Lama, ( Jakarta Suara Harapan Bangsa. 2010)178-
179.
Karel Sosipater, Etika Perjanjian Lama, ( Jakarta Suara Harapan Bangsa. 2010)177-
178
V.M Siringo-ringo, Teologi Perjanjian Lama ( Yogyakarta, penerbit ANDI 2013) 171-
172
V.M Siringo-ringo, Teologi Perjanjian Lama ( Yogyakarta, penerbit ANDI 2013) 169
V.M Siringo-ringo, Teologi Perjanjian Lama ( Yogyakarta, penerbit ANDI 2013) 163-
166.

Anda mungkin juga menyukai