Anda di halaman 1dari 4

Kader HMI Harus Berani Melawan

YakusaBlog, 29/01/2020- Jika di usia mudanya HMI, kita


contohkanlah dari 1947-1966, musuh terlihat secara
tampak. Bisa diketahui siapa dan seperti apa gerakannya.
Aktor-aktor bisa dikenal dan kegiatan-kegiatannya bisa
diketahui. Akan tetapi bagaimana dengan saat ini?
Jelas dahulu Lafran dkk sampai Sulastomo dkk mengalami
perlawan yang sangat sengit dari kaum komunis yang secara
legal formal-Politik bernaung di Partai Komunis Indonesia
(PKI) dan underbow-underbownya. Bukan hanya saja HMI
yang terancam bubar, tapi nyawa aktivis HMI pun terancam.
Berdasarkan pengakuan Mas Tom (Panggilan akrab
Sulastomo), ia diberi senjata api untuk melindungi diri dari
Mala petaka bahaya kaum komunis.
Mereka terus dan terus melawan. Di tengah hebatnya
pertarungan fisik, pertarungan ideologi dan politik
kekuasaan pun sangat sengit pada masa itu. Hingga pada

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 46
akhirnya, naungan atau rumah kaum komunis Indonesia pun
hancur setelah gagal atas kudetanya dan dilarangnya PKI
serta ajarannya di Indonesia. HMI tidak jadi dibubarkan dan
selamat hingga saat ini.
Perjuangan kader-kader HMI pada masa itu perlu menjadi
perenungan bagi kita kader HMI saat ini. HMI saat ini perlu
memperhatikan sejarahnya yang lalu. Mereka melawan
kejahatan yang walau nyawa menjadi taruhannya.
Saat ini, tidak sedikit yang kecewa pada HMI atau kader-
kadernya. Tidak sedikit yang menilai bahwa HMI atau kader-
kadernya saat ini tidak bisa mendiagnosa penyakit atau virus
yang masuk ke HMI. Alhasil, HMI hari ini susah mengetahui
siapa-siapa musuh dan virus-virus apa saja yang telah
merusak-rusak HMI. Tidak menutup kemungkinan, HMI akan
bubar jika begini-begini saja.
Menurut saya, salah satu penyakit kita hari ini di HMI
adalah kader-kader HMI terpengaruh godaan materil yang
menghilangkan esensinya sebagai HMI atau kader HMI.
Saling rebut kekuasaan di HMI tidak lain bukan lagi untuk
belajar jadi pemimpin, akan tetapi untuk menambah pundi-
pundi uang atau agar kelak dapat jabatan di pemerintahan,
padahal kualitas diri rendah.
Kemudian, "sel darah putih" Independensi HMI mulai
habis yang berakibatkan luka di HMI susah untuk sembuh.
Antibodi HMI tidak diperkuat sehingga virus-virus jahat

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 47
mudah masuk ke HMI. Kemandirian kader jauh menurun
dibanding kemandirian kader-kader dahulu padahal zaman
semakin canggih. Seharusnya, dengan kemajuan teknologi
dan informasi saat ini, kader HMI harus lebih mandiri.
Kita sering menyalahkan sistem perkaderan, tapi kita
mengaminkan mereka-mereka yang memimpin HMI dengan
jahil dan rakus. Sogok-menyogok dan atau jual-beli suara
saat memilih pimpinan di HMI sudah menjadi biasa. Memilih
pimpinan di HMI bukan berdasarkan latar belakang seorang
tersebut, tapi berapa ikat uang yang bisa ia beri. Praktik jual
beli suara ini tidak susah ditemukan di Himpunan kita ini.
Perhatikan saja saat Konfercab, Musda bahkan terdekat
Kongres HMI. Dan banyak lagi praktek-praktek iblis yang saat
ini diaminkan di HMI yang perlu kita hancurkan.
Kita sebagai seorang kader HMI, jika memang kita mau
menjadi kader-kader HMI sejati, apabila melihat kejahatan di
HMI harus berani kita lawan, sekalipun itu dilakukan alumni
atau senior kita sendiri. Jika senior dan alumni HMI itu jahat,
sebenarnya dia bukan senior atau alumni HMI. Mengapa
demikian? Karena HMI tidak pernah mengajarkan kejahatan.
Mereka yang jahat itu adalah iblis-iblis yang berbentuk
manusia.
Sebagai seorang kader HMI, jangan kita biarkan HMI
perpanjangan tangan senior, alumni HMI dan pemerintahan.
Independensi HMI telah menegaskan bahwa kita hanya

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 48
tunduk dan patuh pada kebenaran. Dalam NDP HMI
menegaskan tunduk dan patuh itulah Islam serta kebenaran
itu adalah Dia Yang Maha Kuasa. Jadi, kita hanya tunduk dan
patuh pada Dia bukan pada iblis-iblis itu.
Kita tidak perlu takut akan nasib hidup, karena yang
mengatur dan yang menentukan bukanlah iblis-iblis itu.
Perlawanan internal ini harus berani kita tegakkan, demi
kebaikan kita ke depan dan kebaikan HMI.
Perjuangan dan perlawanan kita bukan lagi secara fisik,
saat ini perjuangan kita begitu soft. Pembodohan terhadap
kader-kader harus kita hanguskan. Kita ber-HMI dan
kita menjadi kader bukan untuk iblis-iblis itu, tapi untuk
menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran sama
dengan menegakkan perintah-Nya.
Saat ini kita terlalu fokus pada politik praktis, sehingga
lupa tugas dan fungsi utama kita sebagai kader HMI. Hal itu
harus kita rubah dan kembali fokus pada khittah HMI.
Kita harus berani melawan kejahatan-kejahatan yang
masuk ke rumah kita, HMI![]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia


biasa).

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 49

Anda mungkin juga menyukai