Anda di halaman 1dari 5

Apa Jadinya HMI Jika Kadernya Terlibat di Parpol?

YakusaBlog, 27/01/2020- Sudah menjadi rahasia umum


di rumah kita (HMI) bahwa saat ini ada Kader-Kader HMI
yang terlibat dalam Partai Politik (Parpol) tertentu. Baik itu
yang sudah diketahui, maupun yang belum terungkap. Baik
itu yang terlibat sebagai pengurus Perpol (baca: sayap
Parpol), staf dan atau Tenaga Ahli (TA) anggota legislatif dari
Parpol tertenu. Tidak sedikit juga badan konsultasi di tiap
tingkatan HMI (Komisariat, Cabang, dan PB) terlibat aktif di
Parpol.
Tentunya muncul sebuah pertanyaan; apa jadinya HMI
jika Kadernya terlibat di Parpol?
Kita selalu mengatakan bahwa HMI adalah organisasi
independen sebagaimana ditegaskan dalam Anggaran Dasar
HMI pasal 6. Dalam diskursus ini pun sering dijelaskan
bahwa Independensi HMI itu ada dua; Independensi Etis dan

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 16
Independensi Organisatoris. Sudah sampai di manakah kita
memahami dua jenis independensi tersebut? Sudah sampai
implikasi dalam aktivitas kader sehari-hari? Ribuan
pertanyaan lagi jika satu per satu kita catatkan. Kita
simpulkan saja dengan satu pertanyaan yang perlu kita
renungkan; sudahkah kita konsisten menjalankan dua
independensi itu? Bagi yang belum memahminya silahkan
baca Tafsir Independensi HMI sebagaimana yang tertuliskan
dalam Hasil-Hasil Kongres HMI.
Kembali kita bicarakan pertanyaan pertama yang menjadi
tajuk tulisan ini. HMI saat sungguh terasa dinamika yang
bersifat politis. Maksudnya, dinamika politis ini sungguh
terasa menjadi konflik internal di HMI. Seperti saling sikut-
sikutan untuk merebut kekuasaan di HMI. Hiruk pikuk
perebutan jabatan di HMI menghilangkan nilai-nilai etis di
HMI dengan menghalalkan segala cara. Nepotisme semakin
tinggi di HMI. Dan macam semi politik pragmatisme lainnya.
Hal-hal di atas sudah bagai dinamika Parpol, hal ini terjadi
menurut hipotesa saya adalah penguruh dari adanya kader-
kader, adanya seseorang atau sekelompok orang Parpol
(Alumni dan senior) yang mempengaruhi serta terlibat di
dalam HMI. Akibatnya pola-pola di HMI bagai pola-pola di
Parpol, nuansa politik praktis pun semakin menjamur di HMI
dan terbukti dengan tidak sedikitnya kader-kader terlibat
dalam politik praktis di negara ini.

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 17
Ditambah lagi dunia perkaderan pun ikut dipolitisir.
Training-training HMI, semisal LK II dan LK III hanya menjadi
panggung politik praktis. Pedoman perkaderan banyak yang
"diperkosa" dan orang-orang yang mengisi training
mayoritas para politisi. Hal ini dapat kita lihat setiap
proposal kegiatan yang menyebar setiap cabang-cabang dan
Badko HMI. Ruh Perkaderan HMI yang ditanamkan lewat
training telah berganti menjadi ruh politik pragmatisme.
Tidak sedikit peserta-peserta training yang kecewa dengan
pemateri atau materi yang disampaikan. Alhamdulillah,
masih ada peserta-peserta yang mengusir pemateri karena
tidak sesuai ekspektasi. Hal itu menurut saya perlu
dilakukan, mengusir pemateri apabila tidak menguasai
materi atau tidak layak jadi pemateri di training-training
HMI, sekalipun itu sekelas yang katanya tokoh nasional.
Mirisnya kita sering menolak bahwa HMI dikatakan
underbow Parpol, tapi dalam praktiknya ada kader-kader
terlibat dalam sayap-sayap Parpol dan atau yang di badan
konsultasi bagian dari orang Parpol. Secara tidak langsung
sebenarnya HMI saat ini adalah underbow salah satu Parpol
bahkan banyak Parpol. Berbeda sekali dengan HMI dahulu
saat dikatakan underbow-nya Partai Masyumi.
Keadaan HMI saat ini perlu kita robah dengan
menegaskan bahwa kita (kader-kader) benar-benar
independen, baik secara tertulis maupun secara aktualisasi.

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 18
Kita harus memahami apa dan bagaimana itu Independensi
HMI. Kita harus berani merdeka dan menutup pintu bagi
mereka yang terlibat di Parpol. Jika ada yang terlibat, baik
secara langsung maupun tidak langsung, harus segera
dikeluarkan dari lembaga. Kita harus berani menolak
intervensi yang membuat citra HMI buruk atau yang
bertentangan dengan Independensi HMI. Walau kantong
sekarat, tapi hati dan pikiran kita tetap merdeka.
Jika kita tidak bisa membuat training di tempat mewah,
beralaskan tikar dan beratapkan tenda pun tidak menjadi
permasalahan. Yang terpenting substansi dan esensi
Perkaderan HMI tetap berjalan. Seorang pejuang tentunya
harus jauh dari zona nyaman.
Tidak perlu pemateri yang berlabel "Tokoh Nasional" jika
nyatanya dia penoko (penipu). Indikator pemateri HMI itu
tidak perlu berdasarkan jabatan dan titel. Akan tetapi
berdasarkan indikator keahlian, kefokusan, keseriusan,
keilmuan dan indikator baik lainnya. Kita harus
mengembalikan ruh HMI yang sebenarnya.
HMI harus berani melepaskan diri dari hal-hal yang
menjerat kemerdekaan organisasi dan kader-kader HMI. Kita
fokuskan saja HMI ini menjadi rahim yang melahirkan kader-
kader yang intelektual, agamais, jujur, berani berpihak pada
kebenaran, dan memperjuangkan nasib-nasib umat yang
ditindas.

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 19
Di Kongres HMI ke-31 nanti, kiranya kita mendapatkan
sosok pemimpin yang berani melepaskan diri dari jeratan
kader-kader dan senior-alumni HMI yang terlibat dari Parpol
serta melepaskan dari kelompok-kelompok jahat yang
memasuki HMI. Semoga kita mendapatkan Pimpinan PB HMI
yang benar-benar berani menegakkan Konstitusi HMI dan
ajaran-ajaran kebenaran di HMI. Hal ini sebenarnya bukan
hanya untuk Pimpinan PB HMI, akan tetapi untuk kita
semua.
Orang-orang yang terlibat di badan konsultasi PB HMI
pun harus dijauhkan kan dari mereka yang terlibat di Parpol.
Serta pengurus yang disusun benar-benar masih memegang
Independensi HMI.
Hal-hal baik ini pun kita aktualisasikan jika kita memang
menginginkan perbaikan di HMI. Jika tidak, rumah kita akan
tetap seperti saat ini, bahkan lebih parah lagi. Semoga HMI
dan kader-kadernya memegang tegug dan
mengaktualisasikan Independensi HMI. Amin.
Mohon maaf pabila dalam tulisan ini terdapat kesalahan
dan membuat ada yang tersinggung. Tujuan tulisan ini
benar-benar diniatkan untuk usaha kecil memperbaiki
Himpunan kita.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia


biasa).

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 20

Anda mungkin juga menyukai