Anda di halaman 1dari 7

Perlunya Perubahan Tujuan HMI

YakusaBlog, 24/01/2020- Mengutip pendapat A. Dahlan


Ranuwihardjo "Lazimnya yang dijadikan tujuan sesuatu
organisasi adalah sebuah cita-cita besar yang hendak dicapai
oleh organisasi, misalnya cita-cita untuk mencapai suatu
masyarakat atau negara dengan kualifikasi tertentu atau
yang menyangkut suatu ideologi atau agama." Suatu tujuan
tidak hanya memandang sebuah cita-cita saja, akan tetapi
rumusan cita-cita itu yang dijadikan tujuan memiliki sebab
dan musababnya. Ada latar belakang yang menjadikan
sebuah tujuan besar atau cita-cita mulia terumuskan.
Suatu tujuan atau cita-cita sebuah organisasi tidaklah
abadi dari perputaran waktu. Tujuan dapat berjangka
pendek dan berjangka panjang, tidak abadi dari hukum-
hukum perubahan. Suatu tujuan juga dapat berubah
berdasarkan situasi dan kondisi. Artinya, dalam tujuan itu
mengandung waktu dan tempat yang sifatnya temporal dan
teritorial. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bisa
diambil dan dipakai pada waktu lain serta tempat lain jika

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 21
kondisi atau yang dicita-citakan sama. Dalam formulasi
perubahan tujuan (misi) ini pun tentunya memiliki faktor-
faktor tertentu baik dari segi subjek, objek dan fokusnya.
Intinya, tujuan (misi) sebuah organisasi bukanlah hal yang
absolut tanpa perubahan. Tujuan organisasi dapat dirubah
dan dilegalkan dalam sebuah rapat tertinggi di organisasi.
Dalam tulisan sederhana ini, kita akan fokuskan pada
wacana penulis terkait perlunya perubahan Tujuan HMI saat
ini. Sebagaimana kita ketahui bersama, secara historis
Tujuan HMI telah mengalami perubahan beberapa kali.
Tujuan HMI yang saat ini ada dalam Pasal 4 Anggaran Dasar
HMI (AD HMI) serta dapat kita lafazkan secara lisan tanpa
melihat teks adalah perubahan terakhir dari Tujuan-tujuan
HMI yang sebelumnya.
Tujuan HMI I; "1. Mempertebal dan mengembangkan
agama Islam. 2. Mempertinggi derajat Rakyat dan Negara
Republik Indonesia." adalah putusan Kontes HMI I di
Yogyakarta pada 30 November 1947.
Kemudian, pada Kongres HMI ke-4 di Bandung pada 14
Oktober 1955 merubah Tujuan HMI hasil Kongres I HMI
menjadi; "Ikut mengusahakan terbentuknya manusia
akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam."
Terkait perubahan pertama ini, A. Dahlan Ranuwihardjo
menjelaskan pada saat itu HMI sampai pada pendapat
bahwa HMI yang isinya adalah mahasiswa, calon sarjana

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 22
atau calon intelektual tidaklah tepat jika berfungsi sebagai
organisasi massa, apalagi sebagai organisasi kekuatan politik
praktis. Pada saat itu disepakatilah sebuah Tujuan HMI
untuk memfungsikan HMI sebagai organisasi kader yang
bertujuan membina anggotanya menjadi kader. Karena itu,
yang menjadi fokus dan objek yujuan HMI adalah pribadi-
pribadi, individu-individu para anggota. Sehingga
disahkanlah tujuan HMI yang baru (Hasil Kongres HMI ke-4)
menggantikan tujuan HMI hasil Kongres HMI I.
Jika Tujuan HMI I hanya mampu bertahan selama 8
tahun, Tujuan HMI II hasil Kongres HMI ke-4 mengalami
perubahan kembali, dua kali lipat dari Kongres I, artinya
hanya bertahan selama 16 tahun. Perubahan kedua ini
terjadi pada Kongres HMI ke-10 di Palembang pada 10
Oktober 1971, dengan bunyi redaksinya; "Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat dan
makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala."
Perubahan tersebut serasa sangat perlu setelah melihat
perjalanan HMI selama 16 tahun. Formulasi dalam tujuan
tersebut pun mengandung kekurangan belum disebutnya
fungsi lebih lanjut dari "manusia akademis, pencipta dan
pengabdi yang bernafaskan Islam" itu, serta di bumi apa
insan cita tersebut hidup dan bergerak. Redaksi
"bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 23
makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata'ala" menjadi
fungsi dari "insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan Islam." (Muchriji Fauzi HA dan Ade Komaruddin
Mochamad, 1990:23).
Lebih lanjut A. Dahlan Ranuwihardjo yang pernah
menjabat sebagai Ketua Umum PB HMI periode 1951-
1953 mengungkapkan bahwa formulasi Tujuan HMI yang
disempurnakan itu (Hasil Kongres HMI ke-10) dikokohkan
dalam kongres-kongres HMI berikutnya. Jika pun saat ini
ditemukan ada sebuah kata yang sedikit berbeda seperti
frasa "dan" itu tidak merubah formulasi sebagaimana yang
sebelum-sebelumnya.

Perlunya Perubahan Tujuan HMI Saat Ini


Mendekati Kongres HMI ke-31 nanti, walau tugas utama
saat ini adalah menyatukan dualisme PB HMI antara Saddam
dan Arya, wacana perubahan Tujuan HMI saya kira perlu
untuk dibahas. Memang ini bukan pekerjaan yang mudah,
diperlukan kajian-kajian yang mendalam apakah Tujuan HMI
saat ini masih relevan atau formulasinya perlu dirubah. Tidak
perlu takut untuk mewacanakan ini.
Lantas, bagian manakah yang ingin penulis kritisi sehingga
perlunya melakukan perubahan dalam Tujuan HMI? Di sini
pun akan penulis bahas secara singkat dan padat saja.

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 24
Mungkin dalam kesempatan lain akan kembali dibicarakan
panjang lebar.
Jika A. Dahlan Ranuwihardjo menyebutkan "masyarakat
yang adil dan makmur" yang saat ini kita hilangkan frasa
"dan" dalam pasal 4 AD HMI, itu bersifat fungsional yang ia
sebut sinonim dengan "masyarakat yang berdasarkan
Pancasila", maka formulasi Tujuan HMI yang telah
disempurnakan itu sekaligus telah mengandung
penunjukkan bahwa Insan Cita tersebut hidup dan bergerak
di bumi Negara Republik Indonesia. Dan ini bagian dari
konform dengan bunyi alinea ke-4 dari Mukaddimah AD HMI
yang mencantumkan bahwa HMI bertekad memberikan
dharma baktinya untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
Nah, pada bagian inilah yang coba saya fokuskan sehingga
Tujuan HMI perlu dirubah dengan artian menambahi
formulasi fungsional yang saat ini dibutuhkan melihat
kondisi umat dan bangsa sedangkan berhadapan dengan
ancaman perpecah-belahan.
Sehingga perlu kita tambahi dan merubah redaksi Tujuan
HMI menjadi; "Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab
mewujudkan masyarakat adil makmur serta persatuan
bangsa yang diridhoi Allah Subhanahu Wata'ala." Tujuan ini
menambahi fungsional insan cita HMI melihat kondisi umat
atau bangsa di negara Indonesia saat ini.

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 25
Pengajuan Tujuan HMI yang baru ini pun perlu untuk
dikaji kembali jika menurut banyak kader mengalami banyak
kerancuan. Akan tetapi, perlu ditegaskan saat ini kita
membutuhkan peran HMI yang dapat menjaga persatuan
dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara, yang mana
kondisi kita saat ini sedang rentan isu-isu dan fenomena
perpecah-belahan, baik itu antar golongan, agama, suku,
budaya dan ras. Hipotesa ini pun disebabkan oleh kondisi
perpolitikan atau perbuatan kekuasaan, baik tingkat nasional
hingga daerah, saat ini sungguh sangat memprihatinkan.
Tujuan ini pun tidak bertentangan dengan dasar negara,
Mukaddimah AD HMI dan serta azas HMI.

Penutup
Perubahan Tujuan HMI ini bukanlah daerah terlarang
untuk kita "sentuh". Melihat kondisi kekinian dan
pandangan zaman ke depan, HMI saat ini pun perlu kembali
merumuskan tujuan (misi) atau cita-citanya. Mengutip
hipotesa Samuel P. Huntington bahwa perbenturan
peradaban yang akan terjadi bukan lagi karena benturan
ekonomi dan ideologi, tapi benturan budaya.
Nah, agar benturan budaya ini tidak berdampak buruk
bagi negeri ini ke depan, kita harus terus menyerukan
persatuan ummat dan bangsa sehingga menjadi tujuan kita
mewujudkannya. Persaudaraan sesama agama, sesama

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 26
bangsa dan sesama manusia harus terus kita junjung tinggi
dalam bingkai persatuan. Sehingga, kita pun dapat mejudkan
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu
Wata'ala.
Mohon maaf pabila terdapat banyak kelemahan dalam
tulisan singkat ini. Semoga kita dapat kembali merumuskan
formulasi Tujuan HMI yang baru untuk menjawab tantangan
zaman. Amiin.[]

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia


biasa).

YakusaBlog E-Paper, Bahaya Bucinisme Terhadap Kader HMI, Edisi 1,


Februari 2020. | 27

Anda mungkin juga menyukai