DI SUSUN OLEH
IDRIS
KOMISARIAT MIPA
UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
CABANG POLEWALI MANDAR
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam yang telah memberikan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Muhammad Saw Nabi dan Rasul, sang revolusioner Islam yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyah hingga zaman modern dengan ilmu
pengetahuan yang kian berkambang pesat.
Penulis
IDRIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...................................................................................................11
B. Saran .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mahasiswa yang independen, kader umat dan bangsa, dan tidak menjadi
underbouw sebuah partai politik, termasuk partai politik Islam. Wajar jika
diharapkan dapat memberi manfaat bagi masa depan bangsanya. Ada warna
HMI seperti itu harus diakui, tidaklah mudah memegang khittah HMI di
4
tengah lingkungan keumatan dan kebangsaan selama ini. Pluralisme yang
mewarnai umat dan bangsa tentu menyulitkan formula HMI sebagai kader
akan melepaskan diri dari berbagai macam problem yang terjadi di Indonesia
Ibu kota dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kota tempat
administratif, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ibu kota negara atau
capital city atau political capital, berasal dari bahasa latin caput yang berarti
kepala (head), dan terkait dengan kata capitol yang terkait dengan bangunan
stratejik, ibukota selalu menjadi target utama dalam peperangan, karena dengan
Oleh karena itu merujuk kondisi yang telah penulis paparkan diatas
maka penulis ingin membahas dengan lebih rinci tentang persoalan-persoalan
tersebut dalam makalah ini yang berjudul: PERSPEKTIF HMI
TERHADAP DAMPAK PEMBANGUNAN IBU KOTA NEGARA
5
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat ditaraik dari latar belakang diatas
sebagai berikut:
6
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik khas pola gerakan HMI sejak awal berdirinya adalah tidak
memisahkan gerakan politik dengan gerakan keagamaan. Berpolitik bagi
HMI adalah suatu keharusan, sebab untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan
HMI haruslah dilakukan secara politis. Hal ini dikuatkan pula oleh pendiri
HMI Lafran Pane, bahwa bidang politik tidak akan mungkin dipisahkan dari
HMI, sebab itu merupakan watak asli HMI semenjak lahir 1. Namun hal itu
bukan berarti HMI menjadi organisasi politik, sebab HMI lahir sebagai
organisasi kemahasiswaan, yang menjadikan nila-nilai Islam sebagai landasan
teologisnya, kampus sebagai wahana aktivitasnya, mahasiswa Islam sebagai
anggotanya. Background kampus dan idealisme mahasiswa merupakan faktor
penyebab HMI senantiasa berpartisipasi aktif dalam merespon problematika
yang dihadapai umat dan bangsa, jadi wajar jika HMI tetap memainkan peran
politiknya dalam kancah bangsa ini.
Watak khas pola gerakan politik HMI ini yang terinternalisasi sejak
kelahirannya ini menjadikan HMI senantiasa bersikap lebih berhati-hati
dalam melakukan aktivitas organisasinya, sehingga inilah yang melahirkan
sikap moderat dalam aktivitas politik HMI. Lahirnya sikap moderat ini
sebagai konsekuensi logis dari kebijakan HMI memposisikan dirinya harus
senantiasa berada diantara berbagai kekuatan kepentingan agar HMI bisa
lebih leluasa untuk melakukan respon serta kritisismenya dalam mencari
alternatif dan solusi dari problematika yang terjadi disekitarnya. Namun
sebagai konsekuensi logis pula bagi HMI, dengan sikap moderat dalam
aktivitas politiknya ini, munculnya kecenderungan sikap akomodatif dan
kompromis dengan kekuatan kepentingan tertentu, dalam hal ini penguasa.
Sikap politik HMI dalam proses kesejarahannya memperlihatkan dinamika
1
Saleh, Hasanuddin M. 1996. HMI dan Rekayasa Azas Tunggal Pancasila. Yogyakarta : Kelompok Studi Lingkaran
7
5
yang cukup menarik untuk dikaji lebih dalam, terutama kaitannya antara
sikap politik HMI dengan konsisi sosial politik yang terjadi pada masa
tertentu.
HMI pada Orde Lama berasaskan Islam, namun tidak berencana
mendirikan negara Islam. Bahkan, salah satu tokoh HMI, Dahlan
Ranuwihardjo (ketua umum PB HMI 1951-1953) pernah berdebat dan
mengusulkan kepada presiden Soekarno untuk menolak negara Islam dan
menerima negara nasional atau NKRI. Sikap intelektual HMI ini bersifat
independen.
Menjelang pemilu 1955 gerakan mahasiswa terbagi menjadi kiri isu
utama anti-kapitalisme, anti-nekolim dan anti-fasisme dan kanan isu anti-
komunis & anti kediktatoran. Gerakan kiri misalnya GMNI dan CGMI yang
berafiliasi dengan PNI dan PKI, sedangkan gerakan kanan misalnya HMI
yang diindikasikan berafiliasi dengan Masyumi. Menjelang demokrasi
terpimpin, bandul kekuasaan di bawah Soekarno semakin di sebelah kiri
sehingga kelompok mahasiswa kanan mengalami kekalahan. Padahal sejak di
berlakukannya demokrasi terpimpin, gerakan mahasiswa mengalami
ideologisasi yang juga terjadi pada semua organisasi pergerakan. Organisasi
yang sesuai dengan ideologi negara dapat berkembang, sedangkan organisasi
mahasiswa yang berseberangan dengan ideologi negara terkucilkan atau
bahkan dicap kontra revolusi. Presiden Soekarno sempat akan membubarkan
HMI karena menilai HMI melakukan tindakan anti revolusi, reaksioner, aneh,
menjadi tukang kritik, liberal dan terpengaruh oleh cara berpikir Barat.
Pertentangan semakin tajam hingga menjelang peristiwa Gestok
(Gerakan Satu Oktober) 1965, di mana kekuasaan Soekarno mulai goyah.
HMI terlibat bersama kelompok yang banyak berasal dari kaum kanan
berkongsi dengan militer mulai mengorganisasi diri untuk menggulingkan
presiden. Pertarungan ini akhirnya dapat di menangkan dengan tergulingnya
Soekarno berikut gerakan mahasiswa dan partai politik yang mendukung
ideologi Bung Karno.
6
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial
budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih. Untuk menegakkan
dan mengembangkan ajaran Islam pun harus dipelajari kondisi sosial budaya
agar tidak terjadi benturan kultur.
Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran Islam
sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial budaya yang
telah mengakar ini tidak dapat diubah serta merta, tetapi melalui proses
panjang dan bertahap. HMI merupakan sebuah organisasi perjuangan yang
telah lama hadir di Indonesia dalam menciptakan kader-kader sebagai leader
di bangsa ini, HMI telah ikut berperan aktif dalam kancah perpolitikan dan
dimensi ruang sosial.
Tidak dapat dipungkiri setelah berdirinya HMI di tahun 1947, HMI
langsung memberi kontribusinya untuk mempertahankan dan mengisi kem
erdekaan bangsa ini, yang saat itu sedang mengalami degradasi moral setelah
dijajah ratusan tahun oleh bangsa luar. Ini juga dikarenakan alasan atau
penyebab Lafran Pane mengmabil inisiatif untuk mendekalrasikan HMI.
Tidak mudah bagi HMI saat itu untuk mengambil peran dalam
mempertahan NKRI di karenakan tekanan-tekanan yang datang dari luar,
bahkan banyak kader-kader HMI disaat itu dibunuh dan dimarginalkan oleh
oknum-oknum yang bertentangan dengan HMI, terutama disebabkan oleh
7
Misi dan tujuan Hmi secara tersirat dalam rumusan pertama tujuan
hmi.adapun rumusan tujuan hmi yang pertama adalah;
Wawasan ini terlihat dari tujuan HMI yang ke dua . menegakkan dan
mengembangkan ajaran islam.
3. Wawasan kemahasiswaan
Wawasan ini menekankan bahwa HMI adalah organisasi kemahasiswaan
yang beroriantasi kepada ke ilmuan dengan kewajiban kepada keilmuan
dengan kewajiban menuntut dan mengembangkan ilmu pengethuan dan
teknologisebagai sebagao kunci dan kemajuan terwujudnya intelektual
islam.pembangunan Indonesia lebih berat dari pada sekdar merebut
kemerdekaan.karena itu perlu di bina dan di kembangkan calon
cendekiawan yang memiliki pengetahuan luas di segala bidang dengan
dasar iman dan taqwa kepala ALLAH swt,bagi kepentingan hidup
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara untuk terwujudnya masyrakat adil
makmur yang di ridohi ALLAH SWT.
Dengan rumusan tersebut,maka pada hakikatnya HMI bukanlah
organisasi massa dalam pengertian fisik dan kualitatif,sebaliknya pengabdian
dan pengembangan ide,bakat dan potensi yang mendidik,memimpin dan
membimbing angota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara
perjuangan yang benar dan efektif.
Ruang lingkup agama dan ajaran islam di dukung dan jelas kelihatan pada
kerangka dasar,yang harus di pahami ialah agama islam bersumber dari
wahyu(al’quran)dan sunnah (al’hadits),ajaran islam bersumber dari rayu
(akal pikiran)manusia melalui jihat dan islam adalah penjelasan dari
agama islam.
Dalam menjalan ajaran islam secara spesifik tertanam secara sistematik
tetang iman,islam,dan iksan.
1.iaman ;menurut bahasa iman adalah tasdiq(membenarkan),menurut
istilah iman adalah tasdiq dalam hati,ikrar dengan lisan dan di buktikan
dengan perbuatan atau imam adalah kepercayaan dalam hati meyakini dan
membenarkan adanya semua yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW.
2.islam ;menurut bahasa adalah kedamaian,kesehjateraan ,keselamatan dan
penyerahan diri pada Tuhan.menurut istilah islam adalah agama yang di
turunkan oleh ALLAH SWT melalui nabi muhammad SAW untuk di
sampaikan ke pada ummatnya.
3.islam; menurut bahasa adalah kebaikan sedangkan perlakuan baik yang
di lakukan oleh manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada saat sekarang ini suatu perubahan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat adalah hal yang penting dalam memajukan sistem sosial.
Kedudukan seorang kader HMI yang juga berperan sebagai agen perubahan
dalam masyarakat haruslah menyadari peran dan fungsinya sebagai kader
Himpunan mahasiswa islam dalam penghadapan era modernisasi ini dapat
secara lebih gamblang di pahami dan diterapkan oleh seluruh kader . Adapun
peran dan fungsinya dapat diaplikasikan dalam beberapa hal yaitu:
13
14
Ali Syari’ati, ideologi Kaum Intelektual ;Suatu Wawasan Islam Bandung, Mizan:
1989