Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS MENSTRUASI

PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


MRANGGEN 2 DEMAK

UJI ETIK

Oleh :
ENDANG MARYATI
NIM. 1704084

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
KOMITE ETIK PENELITIAN KEBIDANAN/KESEHATAN
STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
RINGKASAN PROTOKOL PENELITIAN
KEBIDANAN/ KESEHATAN

1. Peneliti Utama
ENDANG MARYATI

2. Judul Penelitian
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MRANGGEN 2 DEMAK

3. Subjek penelitian (masukan criteria inklusi dan ekslusinya)


Responden dalam penelitian ini adalah semua remaja putri di Wilayah
Kerja Puskesmas Mranggen 2 Demak sebanyak 60 responden
Adapun kriteria inklusi ini adalah : 1) Remaja putri diwilayah puskesmas
mranggen 2 demak, 2) Remaja putri yang sudah mengalami menstruasi
minimal 2 tahun berusia 16 – 18 tahun. 3) Remaja putri bersedia menjadi
responden dalam penelitian dan Kriteria Eksklusi adalah 1) Remaja putri
yang sedang sakit. 2) Tidak ada ditempat saat dilakukan penelitian

4. Perkiraan waktu penelitian untuk setiap subjek


Perkiraan waktu setiap partisipan adalah 30 menit.
5. Ringkasan proposal penelitian yang mencakup tujuan penelitian,
manfaat penelitian dari hasil penelitian dan alasan/latar belakang
untuk melakukan penelitian
a. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang
pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya
perubahan perkembangan, baik dari fisik, mental maupun peran sosial.
Masa remaja biasanya dimulai dari masa usia 10 sampai 19 tahun,
merupakan masa yang penting untuk pematangan organ reproduksi
yang disebut dengan “masa pubertas”. Masa pubertas ditandai dengan
perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut halus dikemaluan,
perubahan berat badan, pembesaran payudara. Perubahan paling awal
muncul masa pubertas yaitu ditandai dengan adanya menarche (haid
yang pertama kali) pada anak perempuan(1).
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debrissel
dari mukosa uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium
secara periodik dan siklik, yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi.
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi
sampai datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang
siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya mentruasi yang
lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. [2]
Siklus menstruasi pada wanita normal berlangsung selama 21-
35 hari, lamanya 2-8 hari dan jumlah darah yang dikeluarkan kira-kira
20-80 ml per hari. Pola menstruasi yang tidak normal atau disebut juga
gangguan menstruasi yaitu apabila menstruasi yang siklus, lama, dan
jumlah darahnya kurang atau lebih dari yang diuraikan diatas. Pola
menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi
siklus menstruasi, lama perdarahan menstruasi dan dismenorea. Faktor
yang mempengaruhi siklus menstruasi ini sering karena kecemasan
yang dialami oleh sebagian remaja puteri.[3]
Berdasarkan penelitian pada populasi di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa 19% wanita usia 18-55 tahun mengalami
gangguan menstruasi, berdasarkan hasil penelitian di India, mayoritas
wanita dilaporkan mengalami menstruasi tidak teratur yaitu sekitar
37,9%. Sedangkan penelitian di Bali menunjukkan bahwa 38,5%
wanita mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Cakir M et al,
dalam penelitiannya menemukan bahwa dismenorea merupakan
gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti
ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi
menstruasi (5,3%). Mengenai gangguan lainnya, didapatkan bahwa
prevalensi gangguan lama menstruasi (25,0%), gangguan siklus
menstruasi (5,0%), dan sindrom pramenstruasi merupakan yang paling
banyak dialami (75,8%). Dengan demikian, hampir setiap wanita
pernah mengalami masalah menstruasi dalam hidupnya. [4]
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2016) sebagian besar
perempuan di Indonesia berusia 10-59 tahun melaporkan 68%
mengalami haid teratur dan 50,7% mengalami gangguan siklus haid
yang tidak teratur dalam 1 tahun terakhir. Sedangkan di Jawa Tengah
tahun 2010 diketahui perempuan yang berumur 10-59 tahun dengan
siklus haid teratur sebanyak 64,4%, yang mengalami gangguan siklus
haid 52,1%, yang belum haid 6,8% dan tidak menjawab 9,7%. Adapun
alasan yang dikemukakan perempuan usia 10-59 tahun yang
mempunyai gangguan siklus haid antaralain karena masalah KB
25,1%, terdapat 12,9% menyatakan karena menjelang menopause dan
yang sudah menopause. Kurang dari 0,5% melaporkan karena sakit
seperti kanker leher rahim, miom dan sakit lainnya, 2,8% karena hamil,
nifas atau setelah keguguran dan yang menjawab lainnya seperti cemas
atau banyak pikiran sebesar 38,1%. [5]
Hasil penelitian yang dilakukan pada 4 SLTP dijakarta
menunjukkan bahwa pada dismenore primer terdapat 76,6 % siswi
tidak mau masuk sekolah karena nyeri haid, sebagian besar nyeri
berlokasi diperut bagian bawah (89,7%), bagian dalam paha (5,3%),
dan pada bokong (4,4%). Kejadian nyeri haid ditemukan tinggi pada
siswi SLTP dengan faktor gizi kurang, kurang melakukan kegiatan
fisik,dan siswa dengan kecemasan sedang. Dismenore pada remaja
harus ditanganikarena sangat mengganggu aktivitas perempuan sehari-
hari.(6)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 2 Demak didapatkan jumlah
remaja putri 60 orang. Kemudian dari data survey dan wawancara pada
remaja putri terhadap 10 orang di dapatkan 6 siswi mengalami
gangguan siklus menstruasi seperti menstruasinya maju maupun
mundur satu minggu dari menstruasi biasanya, kejadian yang dialami
remaja ini disebabkan karena beban kerja maupun masalah-masalah
yang berkaitan dengan pribadi masing-masing. Kemudian mereka juga
aktif dalam mengikuti kegiatan di luar kerjaan yang menguras tenaga
misalnya kegiatan remaja dan lembur kerja sehingga waktu istirahat
mereka tidak maksimal.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
mengambil judul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Siklus
Menstruasi Pada remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen
2 Demak”

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut “Hubungan Tingkat Kecemasan
dengan Siklus Menstruasi Pada remaja putri di Wilayah Kerja
Puskesmas Mranggen 2 Demak””

c. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Mengetahui “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Siklus
Menstruasi Pada remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas
Mranggen 2 Demak”
2) Tujuan Khusus
a) Mendiskripsikan tingkat kecemasan dalam menghadapi
menstruasi pada remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas
Mranggen 2 Demak
b) Mendiskripsikan siklus menstruasi pada remaja putri di
Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 2 Demak
c) Menganalisis Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Siklus
Menstruasi Pada remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas
Mranggen 2 Demak”

d. Manfaat Penelitian
1. Puskesmas Mranggen 2
Penelitian yang dilakukan ini dapat berguna bagi puskesmas yang
diteliti adalah sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai
faktor-faktor yang mempengarui siklus menstruasi pada remaja
putri
2. Untuk remaja putri
Peneliti dapat memberikan informasi pada remaja putri di wilayah
kerja puskesmas mranggen 2 tentang faktor-faktor yang
mempengarui gangguan siklus menstruasi.
3. Untuk peneliti
Sebagai suatu pengalaman penelitian bidang kesehatan untuk
melengkapi tugas akhir pembelajaran dan memberikan wawasan
mengenai betapa pentingnya ganguan menstruasi dan menjaga
kesehatan reproduksi pada umumnya.

6. Masalah etik (pendapat anda tentang masalah etik yang akan


dihadapi)
Menurut saya, untuk meminimalisir jika terjadi masalah etik
a. Mengidentifikasi masalah
b. Mendapatkan fakta-fakta yang releven
c. Menetapkan tindakan yang tepat
7. Alasan penelitian ini bila subyeknya adalah manusia
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Kecemasan dengan Siklus Menstruasi Pada remaja putri di Wilayah Kerja
Puskesmas Mranggen 2 Demak
8. Prosedur penelitian (cara/metode, frekuensi, dan interval intervensi
yang akan dilakukan)

Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang adalah kuantitatif,


yang merupakan penelitian observasional dan bersifat analitik. Menurut
Notoatmodjo yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach).(18)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode
pendekatan Cross Sectional Study yaitu variabel penelitian diukur dan
dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Cross
Sectinal Study penelitian mempelajari tentang hubungan variabel bebas
dan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat yang diukur
sekali saja.(19) Rancangan penelitian ini digunakan untuk mengetahui
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Siklus Menstruasi Pada remaja
putri di Wilayah Kerja Puskesmas Mranggen 2 Demak.

9. Bahaya langsung maupun tidak langsung yang akan terjadi dan cara
untuk mengatasinya
Tidak ada bahaya langsung maupun tidak langsung dari penelitian ini.

10. Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan
yang hendak di terapkan
Pengalaman penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya mengenai. Hubungan tingkat kecemasan dengan
ketidakteraturan menstruasi pada Mahasiswa Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang yaitu memiliki Ada hubungan antara tingkat
kecemasan dengan ketidakteraturan menstruasi. dan penelitian yang
dilakukan pada saat ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Tingkat
Kecemasan dengan Siklus Menstruasi Pada remaja putri di Wilayah Kerja
Puskesmas Mranggen 2 Demak
11. Bagaimana cara memilih subyek
Mendapatkan responden dengan cara datang ke Wilayah Kerja
Puskesmas Mranggen 2 Demak dan memilih responden yang sesuai
dengan kriterian inklusi, setelah itu meminta ijin dengan memberikan
lembar persetujuan menjadi responden.
12. Jelaskan cara pencatatan dan penyimpanan data setelah penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan peneliti yaitu memperoleh data primer, adapun prosedur-
prosedur pengumpulan data primer dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian
kepada responden dengan memberikan surat pengantar.
b. Peneliti menentukan responden yang akan dijadikan sampel peneliti.
c. Setelah responden setuju untuk dijadikan responden dalam penelitian,
maka responden disarankan untuk mrngisi lembar informen consent.
d. Peneliti memberikan pertanyaan kepada responden sesuai dengan
kuesioner penelitian.
e. Lembar kuesioner yang telah diisi dilanjutkan dengan pengolahan data.
13. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, bagaimana cara
melakukan PSP (penjelasan sebelum penelitian)
Cara penjelasan pertama dilakukan penjelasan tujuan dari penelitian,
manfaat penelitian, kerugian yang didapatkan. Setelah itu meminta
responden untuk menandatangani inform consent atau lembar persetujuan,
lalu memberikan kuesioner pada setiap responden dan meminta responden
utnuk mengisi kuesioner.
14. Bila penelitian ini menggunakan subyek manusia, apakah subyek
mendapat ganti rugi bila ada efek samping? Berapa besarnya
penggantian tersebut?
Efek samping yang mungkin terjadi tidak berbahaya, kemungkinan
responden hanya menyita waktu pada saat mengisi kuesioner, dan peneliti
memberikan kompensasi souvenir karena sudah menyita waktu responden

15. Nama dan Alamat Tim Peneliti


a. ENDANG MARYATI
Mahasiswa Prodi D IV Kebidanan STIKES Karya Husada Semarang
b.
Dosen STIKES Karya Husada Semarang
c.
Dosen STIKES Karya Husada Semarang
d.
Dosen STIKES Karya Husada Semarng

Anda mungkin juga menyukai