Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DALAM RUMAH RUMAH TANGGA


UPTD PUSKESMAS KALIKE
I. PENDAHULUAN
Ganggaun Akibat Kurang Yodium (GAKY) merupakan salah satu faktor penghambat
pembangunan sumber daya manusia, karena dapat menyebabkan terganggunya perkembangan
mentak dan kecerdasan terutama pada anak-anak. Upaya penanggulangan GAKY di Indonesia telah
dilakukan oleh pemerintah dengan dibantu oleh lembaga nasional dan internasional antara lain
dengan fortifikasi yodium kedalam garam konsumsi.
II. LATAR BELAKANG
Defisiensi yodium menyebabkan produksi hormon tiroid (tiroksin, triodotironin) oleh kelenjar
tiroid berkurang, kekurangan hormon tiroid mengganggu proses yang bergantung pada hormon tiroid
termasuk proses metabolik dan proses fisiologik. Periode kritis kebutuhan yodium adalah trimester
kedua karena janin sangat membutuhkan hormon tiroid untuk pertumbuhan otak. Dengan demikian
defisiensi yodium pada periode ini menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak.
Manifestasi kliniknya adalah gangguan syaraf, kecerdasan tidak optimal, keguguran dan kelahiran
premature.
Hasil Rikesdeas 2007 mengungkapkan median EIU anak sekolah 242 mg/L (kecukupan 120
mg/L), proporsi EIU diatas 300 mg/L (berlebihan) 21,9% dan proporsi kurang 100 mg/L (kurang
yodium) 12,9%. Bahkan proporsi kabupaten yang median EIU anak sekolahnya di atas 300 mg/L
mencapai 35,4%. Sementara proporsi rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium sekitar
70%. Sedangkan kriteria WHO aman dari defisiensi yodium bagi suatu wilayah jika 90%. WHO
menilai bahwa cakupan garam beryodium yang memenuhi syarat ditingkat rumah tangga cukup
memadai karena korelasi cukup tinggi antara median EIU pada anak sekolah dengan konsumsi
garam beryodium.
Dalam SNI kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30-80ppm dalam bentuk KIO3. hal
ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang perhari adalah 6-10 gram. Sedangkan
kebutuhan garam orang per hari 100-150mikrogram.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya pemantauan garam beryodium untuk memperoleh garambaran berkala tentang
akses masyarakat terhadap garam beryodium.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui informasi tentang akses masyarakat desa terhadap garam beryodium
2. Mengetahui informasi tentang bentuk garam yang digunakan di masyarakat
3. Mengetahui informasi tentang tempat pembelian garam yang digunakan masyarakat
4. Mengetahui informasi tentang merk dagang garam yang dikonsumsi masyarakat

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Cakupan rumah tangga mengkonsumsi garam Monitoring garam beryodium
beriodium

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


No Kegiatan Pelaksanaan Program Lintas Lintas sektor Ket
Pokok Program terkait
terkait
1 cakupan rumah Menetesi garam dengan iodine test jika
tangga
garam berwarna ungu berarti mengandung
mengkonsumsi
garam yodium jika tidak berwarna ungu atau Kesling Kader BOK
beriodium
kurang ungu berarti tidak mengandung
yodium
VI. SASARAN
Seluruh masyarakat Solor Selatan

VII. JADWAL KEGIATAN


Setiap bulan Februari dan Agustus

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENCATATAN DAN PELAPORAN


Hasil kegiatan monitoring garam beryodium dievaluasi setiap akhir kegiatan dan dilaporkan dalam form
pelaporan monitoring garam beryodium.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN dan EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi monitoring garam beryodium dalam form monitoring garam
beryodium secara manual dan elektronik dan dievaluasi dalam lokmin bulanan.
X. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini disusun agar dapat dipergunakan sebagai pedoman cakupan rumah
tangga yang mengkonsumsi garam beryodium di wilayah kerja Puskesmas Kalike di masa mendatang.
CAKUPAN RUMAH TANGGA
MENGKONSUMSI GARAM BERIODIUM
2. No. Dokumen :
6. No. Revisi :
SOP
10. Tanggal Terbit :
14. Halaman :
UPTD PUSKESMAS KALIKE Petronela Fernandes, A.Md.Keb
KABUPATEN FLORES TIMUR NIP. 19751206 200012 2 005

1. Pengertian Pemantauan konsumsi garam beryodium adalah kegiatan pengecekan kandungan


iodium dalam garam yang dikonsumsi di tingkat rumah tangga oleh kader.
2. Tujuan Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang
memenuhi syarat di masyarakat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor: / 41201 / 440 / SK / I / 2022 , Tentang
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
4. Referensi 4.1. Formulir pemantauan garam beryodium
4.2. Iodine test
5. Prosedur 5.1 Petugas melaksanakan koordinasi dengan kader posyandu berkaitan dengan
kegiatan pemantauan garam beryodium dalam rakor bulan sebelumnya
5.2 Petugas menentukan wilayah posyandu sebagai sampling untuk penetasan
garam yang dikonsumsi masyarakat
5.3 Petugas menerima laporan hasil pemantauan garam dari kader
5.4 Petugas merekap dan melaporkan hasil pemantauan garam beryodium ke
Dinas Kesehatan Kabputaen Flores Timur

6. Diagram Alir
Koordinasi dengan Menentukan wilayah untuk sampling
kader untuk pemantauan

Menerima Laporan Kader Pemeriksaan oleh Kader

Petugas merekap dan melaporkan hasil yang


telah di dapat
7. Hal-hal yang perlu
Seluruh masyarakat yang telah di tunjuk oleh kader untuk melakukan iodine test di
diperhatikan harapkan melaksanakannya
8. Unit terkait 8.1. Gizi
8.2. Promkes
9. Dokumen Terkait 9.1. formulir pemantauan garam beryodium

10. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Historis perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai