Anda di halaman 1dari 8

RESUME

Building Learning Commitment (BLC)

Nama : Syahril Pudi, S.Ag. M.Pd.I.


NIP : 1970052520031210004
Unit kerja : MIN 2 LAHAT
KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :
 Mengenal diri sendiri
 Mengenal orang lain
 Melakukan komunikasi timbal balik
 Menunjukan kerja sama Tim
 Memegang teguh komitmen kelas

Building Learning Commitment (BLC) atau pembangunan komitmen belajar merupakan paya
untuk menciptakan suasana belajar kelas yang kondusif dan menyenangkan berdasarkan norma serta
nilai yang disepakati dan diinginkan bersama. Materi yang dibahas adalah pengenalan diri sendiri,
mengenal orang lain, merumuskan komitmen belajar dan menyusun perangkat kelas. Adapun tujuan
dari membangun komitmen belajar antara lain.
 Mengenal diri sendiri
 Mengenal orang lain
 Mencairkan suasana
 Komunikasi efektif
 Mengubah sikap dan perilaku
 Menciptakan norma yang disepakati
 Kelompok menjadi efektif
 Suasana belajar kondusif dan menyenangkan
Jadi, tujuan utama dari BLC adalah untuk membangkitkan kepekaan diri seseorang terhadap
orang lain sehingga timbul rasa saling menghargai serta untuk menimbulkan rasa solidaritas/sence of
belonging sehingga timbul partisipasi yg sepontan dalam mencapai tujuan bersama.
Kegunaan BLC bagi perorangan dapat mengenal dan memperoleh gambaran tentang
orang lain serta menarik pengalaman yang diceritakan oleh orang lain. Bagi kelompok dapat
memperoleh pengalaman tentang pengambilan keputusan, konsensus kelompok, sistimatika kerja
dalam kelompok dan mengatasi perselisihan. Bagi organisasi kerjasama dalam kelompok dapat
dijadikan dasar kerjasama antar unit dalam organisasi.
1. Mengenal diri sendiri
Karakteristik tipe setiap orang :
 Tipe 1. Tipe manusia yang sangat berorientasi pada tindakan. Topik
pembicaraannya :hasil, tujuan, efisiensi, produktifitas, perubahan. Sifat umumnya;
energik, tidak sabar, to the point, cepat dalam memutuskan.
 Tipe 2. Manusia yang sangat berorientasi pada proses. Topik pembicaraan: fakta ,
prosedur, analisis, bukti detail. Sifat umumnya; logis, sistimatis, sabar, berdasar kan
fakta, hati-hati, tidak emosional.
 Tipe 3. Manusia yang berorientasi pada aspek manusia. Topik pembicaraan: manusia,
komunikasi, kesadaran, perasaan, semangat kelompok. Sifat umumnya: spontan,
subjektif, peka perasaan,hangat, muda memahami orang.
 Tipe 4. Manusia yang berorientasi pada ide. Topik pembicaraan: konsep, cara baru,
kreatif, potensial, rencana besar, kemungkinan. Sifat umumnya: kreatif, imajinatif, sulit
dimengerti,ego sentris, tidak realistis, penuh ide.
2. Komitmen belajar
Komitmen merupakan Kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasikan
keterlibatan dirinya kedalam bagian organisasi. 1. Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan
organisasi. 2. Kesiapan dan kesedian untuk berusaha sungguh-sungguh atas nama organisasi.
3.Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi (menjadi bagian dari
organisasi). Porter (Mowday, dkk, 1982:27). Jadi, komitmen merupakan janji atau kesanggupan yang
pasti untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dalam kelompok. Contoh komitmen
yang dibuat kelas PJJ model-model pembelajaran gelombang II adalah tepat waktu, saling
mengungatkan disiplin, sunguh-sunguh, taat aturan, jujur, kondisi kondusif, saling menghargai,
mandiri, tidak putus asa, tanggung jawab, saling membantu dan kebersamaan. Kelas merupakan
kelompok belajar maka harus memiliki prinsip. Prinsip berkelompok antara lain memahami
perbedaan agar bisa kerjasama dengan siapapun mencintai agar dicintai mendengar agar didengar mau
membantu agar dapat dibantu membuka diri agar diterima orang laincobala mengerti perbedaan, agar
bisa menerima perbedaan. Kelas dipimpin oleh ketua kelas atau pemimpin kelompok. Kelompok akan
menjadi efektif apanila pemimpinya jelas dan cepat berfikir, tidak kaku berbicara dan bersikap, pandai
menganalisis, berpandangan objektif, tidak berprasangka buruk, sabar, serta memiliki pengendalian
diri dan rasa humor.
Ada beberapa kecenderungan perilaku individu dalam kelompok yaitu:
a. perilaku berorientasi tugas, mengambil inisiatif, mencari informasi, mengumpulkan pendapat,
memberikan informasi, mencari pendapat, mengolah informasi, mengkoordinasikan dan
menyimpulkan.
b. Perilaku berorientasi prose; mendorong pemeliharaan hubungan, mendorong keterlibatan
anggota, membuat norma kerja, mengikuti kesepakatan, mengekpresikan pendapat
kelompok.
c. Perilaku berorientasi kepribadi menentang, menghalangi, mendominasi, menyaingi,
mencari simpati, menyokong pendapat tertentu, mengganggu proses, mencari nama,
berbuat acuh tak acuh.
Jenis komitmen menurut Men Mowday, Porter dan Steers.
1. Pendekatan sikap terhadap organisasi, meliputi komponen sikap dan kehendak untuk
bertingkah laku. Sikap mencakup:
 Identifikasi : penerimaan tujuan organisasi, Identifikasi pegawai tampak melalui sikap
menyetujui kebijaksanaan, kesamaan nilai pribadi dengan nilai-nilai organisasi, rasa
kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.
 Keterlibatan sesuai peran dan tanggungjawab pekerjaan. Pegawai yang memiliki
komitmen tinggi menerima semua tugas dan tanggungjawab pekenya
 Kehangatan, afeksi dan loyalitas terhadap organisasi, ikatan emosional dan keterikatan
antara organisasi dengan pegawai. Pegawai dengan komitmen tinggi merasakan adanya
loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.
2. Kehendak bertingkah laku : Kesediaan untuk menampilkan usaha (sediaan bekerja melebihi
apa yang diharapkan) Pegawai dengan komitmen tinggi, ikut memperhatikan nasib organisasi.
Berkeinginan tetap dlm organisasi.
Konsepsi Membangun Komitmen Belajar. Belajar adalah proses aktif yang menghasilkan
perubahan perilaku, baik berupa pengetahuan, ketrampilan maupun sikap perilaku (Cytes. O Houle).
Dalam proses pembelajaran belajar dilakukan oleh individu maupun kelompok, oleh karena itu
diperlukan suatu komitment agar mencapai hasil yang maksimal.
Tahap membangun komitmen belajar:
 Mengenal diri sendiri dan orang lain
 Merumuskan harapan peserta ( Terhadap Materi, Widyaiswara, sesama Peserta)
 Ice Breaking
 Menggidentifikasi gaya belajar sendiri dan orang lain
 Membahas ketidak mampuan dalam belajar
 Merumuskan komitmen belajar

3. Kelompok
Kelompok merupakan suatu unit yang merupakan sekelompok atau sekumpulan dua orang
atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara
bersama-sama dalam suatu wadah tertentu. Alasan perlunya bekerja atau berkomitmen dalam
kelompok adalah esiko ditanggung bersama, sumber lebih banyak dan terjadi proses pembelajaran
dari kelompok lain, kelemahan individu teratasi oleh kelompok, kemampuan memecahkan masalah
dan mengambil keputusan lebih cepat. Metode kerja kelompok memahami arti kelompok. Wajah
kelompok bukanlah wajah pribadi. Kerja kelompok akan gagal bila tidak memahami tugas.
Memahami ambisi pribadi. Meningalkan topeng pribadi. Menampilkan kemampuan tidak sekedar
menampilkan perhatian. Jadi penyebar informasi bukan penyimpan informasi. Menyiapkan mental
dengan kecerdasan emosional. Tenggang rasa dan hormati pendapat orang lain. Mengatakan dengan
jujur tapi kemas dengan cara yang baik. Membiarkan orang lain tahu apa yang kita rasakan dan kita
harus tahu perasaan orang lain. Siap menerima kritikan yang sifatnya membangun. membantu dan
memberikan solusi bagi teman yang sedang bermasalah. Membuat suasana kerja yang menyenangkan.
Kerjakan perintah atasan degan cermat. memberikan tugas kepada bawahan dengan jelas.
Gaya belajar terdiri dari empat tipe yaitu visual, auditorial, tactil dan kinestetik.
 Tipe visual Karakteristik kecenderungan sifat senang melihat menggunakan alat bantu
visual atau langsung. Sensitif pada lingkungan visual, lingkungan. Menarik, tidak
menyukai ketidak serasian pandangan. Perhatian saat bertemu Orang baru wajah, pakaian
dan penampilan. Gerakan Mata saat berfikir menatap langit-langit, mendengar dengan
menatap orang yang berbicara. Cara berbicara senang menggambarkan elemen visual.
Memori sangat bagus dalam penampilan visual link, dan yang nampak dalam grafik.
 Tipe auditori Karakteristi kecenderungan sifat mendengarkan, Bebicara, Membaca dengan
suara keras, Mendiskusikan, memproses informasi dengan suara keras. Sensifitas pada
lingkungan. Membutuhkan stimuli auditori secara kontinyu, jika sunyi akan bersenandung.
Perhatian saat bertemu Orang baru nama, suara, cara berbicara, tutur kata seseorang.
Senang menggerakkan bola mata kiri dan kanan, Melihat orang secara sekilas kalau
berbicara. Cara berbicara senang menggambarkan suara,musik dan kebisingan
disekitarnya, mengulangi kata-kata memori baik (dalam hal dialog,musik dan suara ).
 Tipe tactile karakteristik kecenderungan sifat senang dengan sensasi di kulit, sentuhan,
menggerakkan tangan dan jari, merasakannya secara fisik dan emosi. Sensifitas pada
lingkungan sensitif pada sensasi fisik, peduli pada perasaan orang lain. Paham pada
komunikasi non verbal. Gerakan mata tidak hanya mengamati orang lain dan mimik
wajah, tapi menjadi pendengar yang baik. Cara berbicara sanang memorisangat bagus
dalam penampilan visual link, dan yang nampak dalam grafik.
 Tipe kinestetik karakteristik kecenderungan sifat menggerakkan otot-otot tubuh, terlibat
dalam aktifitas sambil menggerakkan tubuh. Sensifitas pada lingkungan tertarik pada
semua kegiatan di lingkungan. Membutuhkan ruang gerak luas, terganggu oleh aktivitas
orang lain. Perhatian saat bertemu orang baru bagaimana orang bertingkah laku, apa yang
dilakukannya, apa yang sempat dilakukan bersama, bagaimana saat berhadapan dengan
orang tersebut. Gerakan mata dapat mendengar dan memikirkan sesuatu saat pandangan
mata tidak lurus cara berbicara tidak banyak bicara, senang bicara langsung ke sasaran,
senang menggunakan body language memori baik dengan segala jenis gerakan.
Kecendrungan memanfaatkan sisi otak
 Otak kiri: mengendalikan gerakan tubuh bagian kanan, menerima sensor dan input sentuhan
dari bagian tubuh kanan, memproses bahasa simbolik, komunikasi verbal, linier dan
berurutan. Selain itu Memperhatikan urutan waktu, menganalisis dengan mengartikan setiap
bagian informasi, lebih senang mendengarkan kata daripada emosi, senang musik, kreatif
dengan materi nyata
 Otak kanan: kontrol gerakan pada sisi kiri, menerima sensor dan input sentuhan dari sisi
kiri•lemah dalam visual 3 dimensi, memproses pengalaman sensorik yang nyata
saja :pandangan, suara atau kesan tanpa kata-kata, komunikasi non verbal, memandang segala
sesuatu secara global dan berpandangan luas. Non-temporal, menyimpulkan segala sesuatu
secara menyeluruh, memiliki kemampuan visual ruang yang bagus, lebih senang merasakan
emosi, mengapresiasi musik, kreatif dan imajinatif.
a. Tipe visual otak kiri
 Menyerap informasi secara visual dan menerjemah kannya dalam bentuk simbol dan bahasa.
 Lebih memperhatikan materi-materi yang tercetak.
 Berpikir secara bertahap dan menyimpan data secara sistimatis.
 Dapat mengatur materi data secara sistimatis.
 Senang membuat bagan dan grafik
 Senang mengumpulkan semua informasi
 Jika sedang berpikir melihat ke arah langit-langit, pandangan mata ke kanan dan ke kiri
 Bila bicara menatap lurus ke arah lawan bicara
 Membutuhkan seseorang yang bisa diajak bicara
 Tidak senang apabila lawan bicara tidak menatapnya
b. Tipe visual otak kana
 Menyerap informasi dengan mata dan sangat tertarik dengan gambar, simbol, grafik, warna,
bentuk, design, ukuran, dan hubungan antara ruang
 Memproses stimuli secara simultan
 Cukup sekali pandang dapat menangkap detail
 Perhatian pada bentuk benda dan mudah terusik oleh gangguan visual
 Senang membayangkan sesuatu
 Cenderung melihat ke arah langit-langit
 Tidak terlalu peka terhadap waktu
 Dapat memahami bacaan dengan lebih cepat
c. Tipe auditori otak kiri
 Mampu mendengarkan setiap penjelasan baik berupa kalimat maupun angka
 Senang berdiskusi
 Dapat bekerja dengan baik bila disertai dengan data yang akurat, fakta, figur, atau contoh
yang statistik
 Sangat sensitif pada penjelasan yang diberikan pada orang lain bila ada kesalahan
 Pembicara yang sangat hebat dan dapat menikmati pembicaraan orang lain
 Mampu menghidupkan suasana
 Memiliki keterampilan bahasa Verbal yang sangat baik
 Mampu mengkaitkan materi pembicaraan dengan pembicaraan tokoh-tokoh terkenal
 Membutuhkan Stimuli auditori terus menerus
 Tidak betah dengan kesunyian
d. Tipe auditori otak kanan
 Sangat peka terhadap musik,suara-suara, irama, nada suara dan memiliki sensor kata yang
sangat kuat
 Peka terhadap suara
 Merasa terganggu dengan suara nyaring
 Suka Travelling dan menjauhi dari kebisingan kota
 Sangat menyukai suara alam
 Memiliki selera musik yang bagus
 Tidak akan merasa nyaman jika tidak ada Stimuli Auditori
 tidak suka membuat kontak mata dengan pembicara
 Paham dengan komunikasi non Verbal dan ada suara
 Dapat membaca pikiran negatif pada diri seseorang
 Mampu membaca pikiran dan perasaan orang lain
 Peka, tidak banyak bicara, tetapi memahami semua yang terjadi di sekelilingnya
 Memiliki kepribadian terbuka
 Cepat mencari topik pembicaraan baru
e. Tipe tactile otak kiri
 Belajar setahap demi setahap dengan menggunakan simbol, huruf, angka, dan kata
 Belajar dengan menggunakan tangan dan jari, memakai indra peraba dan emosi
 Jika berpikir suka memegang pulpen atau pensil untuk membantu mereka berpikir
 Sangat sensitif pada bahasa Non Verbal
 Memahami pesan yang ingin disampaikan pada orang lain
 Sensitif pada perasaan orang lain dan mudah terluka
 Berpikir dengan hati dan mengekspresikan pemikirannya secara Verbal atau tertulis
 Belajar dengan melibatkan fisik emosi
 Banyak menghabiskan waktu bersama teman, keluarga
 Mendapatkan ide baru melalui intuisi dan menguraikan dengan pendekatan bertahap
 Bersemangat dengan ide-ide
f. Tipe tactile otak kanan
 Cenderung sensitif dan berpikir global
 Belajar dengan menggunakan tangan dan jari-jemari, indra peraba dan juga emosi
 Suka menggunakan intuisi, bahasa yang mengungkapkan perasaan
 Pandai membaca dan mengekpresikan bahasa Non Verbal
 Sangat sensitif pada perasaan orang lain
 Mudah larut atau tersentuh oleh film dan buku-buku
 Ingin merasa senang
 Banyak menghabiskan waktu untuk berkomunikasi
 Mempertahankan kontak mata agar bisa membaca ekpresi orang lain
 Berpikir dengan hati, mendapatkan ide-ide dan informasi baru secara intuitif
 Bekerja dengan cara orisinil dan imajinatif
g. Tipe kinestetik otak kiri
 Berpikir dengan cara yang terorganisir,sistematis dan disertai gerakan otot-otot tubuh
 Dapat melakukan aktivitas Verbal dengan cara sistimatis dan terstruktur
 Suka banyak bergerak dan tidak bisa duduk diam di suatu tempat
 Berkonsentrasi dengan menggerak-gerakkan tubuhnya
 Membutuhkan ruang gerak dan tempat yang nyaman untuk rileks
 Tidak nyaman bila tidak ada yang dikerjakan
 Sangat bangga dengan prestasi,kemenangan dan tantangan serta penemuan baru•Senang
bekerja dalam kelompok
 Senang berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda
 Suka membaca dan sekaligus memperhatikan
h. Tipe kinestetik otak kanan
 Belajar dengan menggerakkan otot-otot motorik secara imajinatif, kreatif, tapi tidak
terstruktur
 Tidak berpikir dalam uraian kata-kata tapi mengumpulkan informasi secara intuitif
 Resah dan tertekan bila harus duduk dalam waktu lama
 Terlihat seperti Hyperaktif
 Tipe ini dapat memikirkan beberapa masalah sekaligus
 Bekerja secara implusif,cepat dan ingin segera melihat hasilnya.
 Suka berpindah aktivitas, dan kurang memperhatikan kesempurnaan pekerjaan
 Suka melihat sesuatu sebagai gambaran yang luas
 Suka mengusulkan ide dan mengerjakan sambil lalu
 Membutuhkan tipe lain untuk melaksanakan idenya
 Berorientasi pada tujuan dan nenangani banyak proyek sekaligus
 Bekerja dengan kreatifitas dan imajinasi

Anda mungkin juga menyukai