Anda di halaman 1dari 69

PENGARUH PERSEPSI, SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP

PERILAKU KESELAMATAN KERJA (Studi pada karyawan bagian teknisi

di PT.PLN (persero) UP3 (Unit pelaksana pelayanan pelanggan) wilayah

Banjarmasin)

Oleh:

YUDISTIRA

NIM: 1610312310065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

TAHUN 2022
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa

Proposal Skripsi ini meupakan hasil penelitian yang telah saya lakukan. Segala

kutipan dan bantuan dari berbagai sumber telah diungkapkan sebagaimana

mestinya. Proposal Skripsi ini belum pernah dipublikasikan untuk keperluan lain

oleh siapapun juga. Apabila di kemudia hari ternyata pernyataan saya ini tidak

benar, maka saya bersedia menerima akibat hokum dari ketidakbenaran

pernyataan tersebut.

Banjarmasin, 01 Desember 2021


Yang membuat pernyataan,

Materai Rp.10.000

YUDISTIRA
NIM: 1610312310065

i
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERNYATAAN........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................6
1.1. Latar Belakang..........................................................................................6
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................12
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................12
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................13
1.5. Sistematika Pembahasan.........................................................................13
BAB II...................................................................................................................15
2.1. Landasan Teori/Kajian Teoritis...............................................................15
2.1.1. Perilaku keselamatan kerja..............................................................15
2.1.2. Persepsi............................................................................................18
2.1.3. Sikap................................................................................................20
2.1.4. Pengetahuan.....................................................................................23
2.2. Hasil penelitian sebelumnya....................................................................28
BAB III..................................................................................................................34
3.1. Kerangka Konseptual (Model Penelitian)...............................................34
3.2. Hipotesis..................................................................................................35
BAB IV..................................................................................................................38
4.1. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................38
4.2. Jenis Penelitian........................................................................................38
4.3. Tempat/Lokasi Penelitian........................................................................38
4.4. Unit Analisis............................................................................................39
4.5. Populasi atau Sampel..............................................................................39
4.6. Variabel dan Definisi Operasional Variabel...........................................40
4.6.1. Variabel Dependen...........................................................................40
4.6.2 Definisi Operasional Variabel..........................................................41

ii
4.7 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data.........................................42
4.7.1 Sumber Data........................................................................................42
4.7.2 Teknik pengumpulan data...................................................................43
4.8 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas...........................................................44
4.8.1. Uji Validitas.....................................................................................44
4.9. Teknik Analisis Data...........................................................................45
4.9.1. Analisis Regresi Linier Berganda....................................................45
4.9.2. Uji Asumsi Klasik............................................................................46
4.10. Uji Hipotesis....................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................49
LAMPIRAN..........................................................................................................53

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual........................................................................34

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data faktor kecelakaan kerja PT.PLN UP3 Banjarmasin.......................7


Tabel 2. 1 Penelitian Sebelumnya
Tabel 4. 1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4. 2 Penentuan Jawaban Kuesioner

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

PT.PLN (Persero) UP3 (Unit Pelaksanaan Pelayanan Pelanggan) Wilayah

Banjarmasin merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dibidang

ketenagalistrikan baik dari mulai mengoperasikan pembangkit listrik sampai

dengan melakukan transmisi kepada masyarakat, PLN merupakan satu – satunya

perusahaan penjual jasa listrik di Indonesia dimana mereka harus menjaga

citranya dalam pelayanan dan pendistribusian listrik kepada masyarakat, untuk

dapat menjaga citra tersebut pihak perusahaan harus menjamin akan keselamatan

para karyawannya dalam bekerja. Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan PLN

pun lebih banyak dikerjakan langsung di lapangan yang mana tingkat kecelakaan

kerjanya lebih besar dari pada bagian pelayanan, dengan tingginya risiko

kecelakaan kerja maka perusahaan harus lebih memperhatikan para karyawannya

dalam bekerja.

PLN di wilayah Banjarmasin sendiri mempunyai karyawan pada bagian

teknisi yang bertugas mengatasi jaringan dan meter listrik dengan jumlah

karyawan sebanyak 41 orang, ada proses yang harus dilalui untuk mendapatkan

keselamatan dalam bekerja baik secara individu maupun organisasi. Pada tahun

2019, gangguan jalur transmisi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo

Volt di jalur antara Gardu Induk (GI) Tanjung dan Gardu Induk (GI) Barikin

Provinsi Kalimantan Selatan menyebabkan aliran listrik di Provinsi Kalimantan

Tengah dan Kalimantan Selatan padam (Liputan6, 2019). Petugas PLN

melakukan penormalan gardu induk yang kemudian akan dilanjutkan tahap

6
penormalan jaringan distribusi listrik ke masing-masing pelanggan secara

bertahap. Penormalan jaringan di masing-masing area dilakukan oleh tim teknisi

PLN Kalselteng sendiri, adanya terjadi jumlah kecelakaan kerja yang signifikan

pada tahun 2019 pada tim teknisi area PT. PLN UP3 Banjarmasin. Berikut adalah

data faktor kecelakaan kerja yang terjadi di PT.PLN Wilayah Banjarmasin selama

tahun 2019:

Tabel 1. 1 Data faktor kecelakaan kerja PT.PLN UP3 Banjarmasin

Bulan Kondisi Tidak Perilaku Nyaris Total


Aman Tidak Aman Kecelakaan
( Unsafe ( Unsafe Act ) ( Nearmiss )
condition )
Januari 56 0 0 56
February 43 0 2 45
Maret 53 0 0 53
April 45 1 0 46
Mei 56 0 0 56
Juni 45 1 0 46
Juli 49 0 0 49
Agustus 42 1 0 43
September 46 1 0 47
Oktober 51 0 2 53
November 56 0 1 57
Desember 66 1 0 67
TOTAL 618
Sumber: PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin (2019)

Berdasarkan hasil data pada tabel 1.1 dapat dilihat beberapa faktor yang

menyebabkan kecelakaan kerja yaitu kondisi tidak aman seperti peralatan

pelindung yang tidak memenuhi syarat, kurang sarana pemberi tanda keselamatan

kerja dan bahan peralatan yang aus atau rusak, lalu perilaku tidak aman seperti

bekerja mengabaikan prosedur, mengerjakan pekerjaan yang bukan bidangnya,

sikap tubuh yang tidak benar dan bekerja dengan bersendau gurau, terakhir nyaris

7
kecelakaan seperti tersandung pipa atau terpeleset tanpa luka maupun rusaknya

benda atau barang.

Pada hasil data tabel 1.1 diatas setiap bulannya terjadi ketidakstabilan pada

total penyebab kecelakaan, terdapat angka yang cukup tinggi yang harusnya dapat

di minimalisir oleh perusahaan, sering kali perusahaan dituntut untuk cepat oleh

masyarakat dalam menangani masalah perbaikan listrik, namun dengan adanya

SOP (Standard Operating Procedure) yang dibuat oleh pihak PT.PLN para

karyawan tidak dapat mengerjakan perbaikan dengan terburu – buru, mengutip

dari buku pedoman pusat Pendidikan dan pelatihan PT.PLN (Persero) tentang K3

& SOP pemeliharaan JTM, menyebutkan tentang komponen apa saja dalam

membuat SOP perbaikan yaitu, list petugas, koordinator, peralatan kerja,

perlengkapan K3, material, prosedur kerja, langkah kerja dan penanganan

gangguan.

Keselamatan kerja menurut Mondy dan Noe (2005) adalah perlindungan

karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan

pekerjaan. Resiko Keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja

yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka

memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. (Mondy dan

Noe 2005)

Dalam penelitian Shiddiq et al (2014) menjelaskan bahwa perilaku

keselamatan memiliki hubungan dengan persepsi, sikap dan pengetahuan

karyawan sehingga karyawan dapat terhindar dari unsafe behaviour. Persepsi

tentang keselamatan kerja tercipta dari beberapa informasi yang didapat atau

dilihat secara langsung, apakah suatu keadaan atau kondisi disekitar tempat

lingkungan kerja tersebut dapat membahayakan keselamatan atau tidak sehingga

8
terciptanya suatu persepsi akan keselamatan. Bahkan setiap individu menilai

sesuatu dengan persepsi yang berbeda – beda, bagaimana perilaku seseorang

dalam pekerjaan merupakan pengaruh dari bagaimana individu tersebut

mempersepsikan sesuatu. Menurut Shiddiq et al (2014), Persepsi tidak muncul

begitu saja, ada beberapa faktor yang memengaruhi persepsi seseorang tergantung

dari kemampuan individu merespon. (Shiddiq, Wahyu dan Muis 2014)

Adapun faktor lainnya yang memengaruhi keselamatan kerja yaitu sikap.

Sikap adalah suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang

berdasarkan emosi yang mereka miliki saat itu, Sikap merupakan hal yang

memengaruhi keputusan, apakah sikap dari individu tersebut berupa hal yang

positif ataupun negatif. Dalam pekerjaan, pengambilan keputusan merupakan hal

yang harus dapat dipertanggung jawabkan, sikap yang positif dan penuh

perhitungan dapat membawa keselamatan dalam bekerja sebaliknya sikap yang

negatif dan serta tindakan ceroboh cenderung dapat membuat kecelakaan kerja

terjadi. Menurut Sangaji et al (2018), Sikap adalah suatu hal yang bersifat

kompleks, yang dapat dinyatakan sebagai pernyataan evaluatif, baik

menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. (Sangaji, Jayanti dan Lestantyo 2018)

Pengetahuan merupakan faktor yang sangat berperan penting dalam

keselamatan kerja, pengetahuan menjadi tolak ukur bagaimana seseorang dapat

dikatakan menguasai sesuatu. Pengetahuan sangat membantu dalam perilaku

keselamatan misalnya seorang karyawan menguasai tentang bagaimana

menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar ataupun seorang karyawan

dapat mengetahui benda – benda yang dapat membahayakan pekerjaan mereka

pada lingkungan kerjanya. Pengetahuan dapat berkembang dengan berbagai cara

9
salah satunya yaitu pelatihan K3. Menurut Shiddiq et al (2014), Pelatihan K3

digunakan untuk melatih pengetahuan dan keterampilan tertentu, keterampilan

menggunakan peralatan dan mesin atau keterampilan manajerial, yang

berlangsung dalam waktu yang relatif singkat dan dalam jangka waktu pendek

baik untuk tenaga kerja manajerial maupun untuk tenaga kerja bukan manajer. (Shiddiq, Wahyu dan Muis 2014)

Menurut Tarwaka (2014:9) Keselamatan kerja dimaksudkan untk memberi

perlindungan kepada tenaga kerja agar tenaga kerja secara aman dapat melakukan

pekerjaannya guna meningkatkan hasil kerja dan produktivitas kerja. Dengan

demikian, tenaga kerja harus memperoleh perlindungan keselamatan dan

kesehatannya dalam setiap pelaksanaan pekerjaannya sehari-hari.

Menurut Sunaryo (2004), persepsi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

External Perception dan Self Perception. External Perception adalah persepsi

yang terjadi karena adanya rangsang yang datang dari luar diri individu sedangkan

Self Perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang berasal

dari dalam individu. Menurut Walgito (2001), Sikap adalah organisasi pendapat,
(Sunaryo 2004)

keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang sering terjadi, disertai

adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk

membuat respons atau berpenilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Menurut

Notoatmodjo (1997) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Agviana dan Djastuti (2015) dengan

judul “Analisis pengaruh persepsi, sikap, pengetahuan dan tempat kerja terhadap

perilaku keselamatan karyawan.” Menyimpulkan bahwa variabel presepsi, sikap,

pengetahuan dan tempat kerja menjelaskan bahwa secara simultan mempengaruhi

10
perilaku keselamatan di PT Muliagass Container Division. Penelitian yang

dilakukan oleh Firmanzah et al. (2017), dengan judul “ Pengaruh keselamatan dan

kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan (Studi Pada Karyawan PT.PLN

(Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur).” Menyimpulkan bahwa variabel

keselamatan kerja berpengaruh negatif dan signifikan parsial terhadap kinerja

karyawan sedangkan variable kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan

secara parsial terhadap kinerja karyawan. (Firmanzah, Hamid dan Djudi 2017) (Agiviana dan Djastuti 2015)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Sutopo (2018) dengan judul

“Pengaruh pengetahuan, sikap dan kondisi lingkungan kerja terhadap persepsi

penerapan keselamatan dan kesehatan.” Disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap

dan kondisi lingkungan kerja berpengaruh terhadap persepsi penerapan K3.

Menurut penelitian oleh Ramadan (2015) dengan judul “Pengaruh pengetahuan

K3 dan sikap terhadap kesadaran berperilaku K3 di LAB Yogyakarta.” Memiliki

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif pengetahuan K3 dan sikap

secara bersama-sama terhadap kesadaran berperilaku K3 siswa kelas XII jurusan

Teknik Pemesinan dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di lab. CNC dan PLC

SMK Negeri 3 Yogyakarta. (Ramadan 2015) (Hartono dan Sutopo 2018)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang terhadap masalah ini dengan sebuah penelitian yang berjudul: “Pengaruh

persepsi, sikap dan pengetahuan terhadap perilaku keselamatan kerja (Studi pada

karyawan bagian teknisi di PT.PLN (Persero) wilayah Banjarmasin)”.

11
1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada uraian di atas yang telah dikemukakan, maka penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah persepsi, sikap dan pengetahuan secara simultan berpengaruh

terhadap keselamatan kerja pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3

Wilayah Banjarmasin.

2. Apakah persepsi berpengaruh secara parsial terhadap keselamatan kerja

pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin.

3. Apakah sikap berpengaruh secara parsial terhadap keselamatan kerja pada

karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin.

4. Apakah pengetahuan berpengaruh secara parsial terhadap keselamatan

kerja pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap perilaku keselamatan

kerja secara parsial pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah

Banjarmasin.

2. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap perilaku keselamatan kerja

secara parsial pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah

Banjarmasin.

3. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap perilaku keselamatan

kerja secara parsial pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah

Banjarmasin.

12
4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi, sikap dan pengetahuan terhadap

perilaku keselamatan kerja secara simultan pada karyawan bagian teknisi

PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin.

1.4. Manfaat Penelitian

Segala hal yang diteliti oleh peneliti selalu terdapat manfaat yang diharapkan

oleh peneliti, maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Empiris

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan mengenai pengaruh persepsi, sikap dan pengetahuan

terhadap perilaku keselamatan kerja.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi

tentang pengaruh persepsi, sikap dan pengetahuan terhadap perilaku

keselamatan kerja.

1.5. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan

memudahkan dalam memahami isi penelitian ini dari setiap bab adalah

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

13
Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang akan

mendukung penelitian dan hasil penelitian terdahulu.

BAB III : Kerangka Konseptual

Pada bab ini menjelaskan kerangka pemikiran hubungan antar

variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB IV : Metode Penelitian

Pada bab ini membahas tentang ruang lingkup penelitian, jenis

penelitian, alat analisis, populasi dan sampel, variabel dan

definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

BAB V : Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini membahasa tentang hasil penelitian dengan

menggunakan program SPSS.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari

peneliti.

14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori/Kajian Teoritis

2.1.1. Perilaku keselamatan kerja

2.1.1.1. Pengertian Perilaku keselamatan kerja

Perilaku keselamatan kerja secara umum memiliki arti selamat

dalam melakukan pekerjaan apa saja dan selamat dari bahaya

kecelakaan kerja yang mengakibatkan cidera dan kecacatan

permanen pada pekerja yang menyebabkan kerugian bagi pekerja

dan perusahaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan

kepanjangan dari K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui

upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP

50 Tahun 2012), tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan

keselamatan lingkungan kerja.

Pada awal tahun 1980 muncul pandangan baru tentang

kesehatan dan keselamatan kerja yaitu perilaku keselamatan (safety

behavior). Perilaku keselamatan lebih menekankan aspek perilaku

manusia terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Menurut

Keselamatan kerja menunjukan pada kondisi yang aman atau

selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. (Mangkunegara

2007)

Menurut Syaaf (2007) Perilaku keselamatan (safety behavior)

adalah sebuah perilaku yang dikaitkan langsung dengan

15
keselamatan, misalnya pemakaian kacamata keselamatan,

penandatanganan formulir risk assesment sebelum kerja atau

berdiskusi masalah keselamatan. (Syaaf 2007)

Menurut VandenBos (2007) dalam APA Dictonary of

Psyschology, Perilaku keselamatan (safety behavior) adalah suatu

perilaku yang dilakukan dengan ketertarikan individu dalam usaha

untuk memperkecil atau mencegah suatu bencana yang ditakutkan. (VandenBos 2007)

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa perilaku dari diri individu sendiri berperan

besar dalam meminimalisir kecelakaan kerja, dibutuhkan sikap

disiplin dan teliti dalam bekerja agar tidak merugikan pihak

individu maupun perusahaan.

2.1.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keselamatan kerja

Berikut faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan

karyawan menurut Agiviana dan Djastuti (2015),yaitu : (Agiviana dan Djastuti 2015)

1. Persepsi

Persepsi adalah pandangan terhadap suatu keadaan yang

langsung disaring ke dalam otak dan menjadikannya suatu

informasi baik positif maupun negatif tergantung dari individu

tersebut.

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut S.

Robbins (2015), sikap (attitude) adalah pernyataan-pernyataan

16
evaluatif, baik menyenangkan atau tidak menyenangkan

mengenai objek, orang, atau peristiwa. (S. Robbins 2015)

3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah informasi yang diperoleh dari pengalaman

diri sendiri atau dari orang lain yang didapat dari proses belajar

secara teori maupun praktek. Menurut Notoatmodjo (2007)

,pengetahuan merupakan “hasil tahu” dari manusia dan ini

terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia

yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan

raba. (Notoatmodjo, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku 2007)

2.1.1.3. Indikator Perilaku Keselamatan Kerja

Menurut Neal dalam Gao, et al. (2019) indikator

keselamatan kerja terdiri dari 2 yaitu: (Sedarmayanti 2009)

1. Task Performance

Task performance adalah perilaku patuh yang dilakukan

individu untuk menjaga diri mereka tetap aman seperti tidak

mengambil jalan pintas, menggunakan peralatan keselamatan,

dan mengikuti prosedur dan aturan keselamatan.

2. Contextual Performance

Contextual performance mengacu pada kegiatan keselamatan

sukarela seperti melaporkan masalah keselamatan, menjaga

tempat kerja bersih, dan menjaga keselamatan rekan kerja,

yang mungkin tidak secara langsung berkontribusi pada

17
keselamatan diri sendiri tetapi membantu menjaga lingkungan

yang mendukung keselamatan.

2.1.1 Pengertian Persepsi

Menurut Notoatmodjo (2007) persepsi merupakan perasaan

setuju atau tidak setuju berdasarkan dari dorongan diri sendiri atau

berdasarkan dari dorongan keikutsertaan orang lain. Persepsi ini

melekat kepada orang-orang yang memiliki sifat perasa. (Notoatmodjo, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku 2007)

Menurut Sugihartono, et al. (2007) “Persepsi adalah

kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses

untuk menerjemahkan/menginterpretasi stimulus yang masuk

kedalam alat indera”. (Sugihartono, et al. 2007)

Menurut Walgito (2010), Persepsi merupakan proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

disebut proses sensoris. (Walgito, Pengantar Psikologi Umum 2010)

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan persepsi

merupakan suatu proses dimana seorang menyimpulkan suatu

peristiwa atau pengalaman menggunakan panca indera yang

dimilikinya.

2.1.1.1 Dimensi persepsi

Allport dalam Mar’at (1991) terdapat tiga dimensi persepsi

yaitu : (Mar'at 1991)

1. Komponen kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau

informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya.

18
Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu

keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

2. Komponen afektif

Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang.

Jadi, sifatnya independen yang berhubungan erat dengan nila

nilai kebudayaan atau system nilai yang dimilikinya.

3. Komponen konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku

yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

2.1.1.2 Indikator persepsi

Menurut Hamka (2002:101), indikator persepsi adalah : (Hamka 2002, 101)

1. Menyerap

Yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui

indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Disitu terjadi

proses analisis, diklasifikasi dan diorganisasi dengan

pengalaman – pengalaman individu yang telah dimiliki

sebelumnya.

2. Mengerti

Adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan

organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil

analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau

pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda – beda

bagi setiap individu.

19
2.1.1.3 Pengaruh Persepsi terhadap Perilaku keselamatan kerja

Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan diatas

bahwa persepsi adalah faktor yang mempengaruhi perilaku

keselamatan kerja, persepsi muncul apabila seorang individu

merespon suatu kejadian yang ada disekitarnya, respon yang

dikeluarkan pun berbeda – beda apakah kejadian tersebut dapat

membahayakan atau tidak tergantung bagaimana kemampuan

individu dalam menilai hal tersebut.

2.1.3. Sikap

2.1.3.1. Pengertian Sikap

Walgito (2002) mendefinisikan sikap adalah organisasi

pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang

sering terjadi, disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan

dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau

berperilaku dalam cara yang tertentu sesuai dengan pilihannya.

Sedangkan Menurut Keller dan Kotler (2007), Sikap adalah

evaluasi, perasaan, dan kecendrungan seseorang yang secara

konsisten menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau

gagasan. (Walgito, Pengantar Psikologi Umum 2002) (Keller dan Kotler 2007)

Menurut S. Robbins (2015), sikap adalah pernyataan-

pernyataan evaluatif, baik yang diinginkan atau yang tidak

diinginkan, mengenai objek, orang atau peristiwa. (S. Robbins 2015)

Menurut Gerungan (2002), sikap merupakan pendapat

maupun pandangan seseorang tentang suatu objek yang

20
mendahului tindakannya. Sikap tidak mungkin terbentuk sebelum

mendapat informasi, melihat atau mengalami sendiri suatu objek. (Gerungan

2002)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa

sikap merupakan tanggapan reaksi seseorang terhadap objek

tertentu yang bersifat positif atau independ yang biasanya

diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka, setuju atau

tidak setuju terhadap suatu objek tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

sikap merupakan tanggapan dari reaksi individu terhadap objek

yang bersifat positif atau negatif yang biasanya dalam bentuk rasa

setuju atau tidak setuju tergantung bagaimana individu tersebut

mendapatkan informasi,melihat atau mengalami sendiri suatu

objek yang akan individu tanggapi.

2.1.3.2. Dimensi Sikap

Menurut McLeod (2018) ada 3 dimensi sikap yaitu : (Azwar 2011)

1. Affective component

Adalah dimensi yang melibatkan perasaan / emosi

seseorang tentang sikap terhadap obyek.

2. Behavioral or Conative

Adalah bagaimana sikap yang kita miliki

memengaruhi cara kita bertindak atau berperilaku

3. Cognitive

21
Adalah dimensi yang melibatkan keyakinan (McLeod

2018)/ pengetahuan seseorang tentang suatu sikap

obyek.

2.1.3.3. Indikator Sikap

Menurut Notoarmodjo (2003) menyatakan bahwa indikator

sikap meliputi : (Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia 2003)

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.

4. Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala suatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang

memiliki tingkatan paling tinggi.

2.1.3.4. Pengaruh Sikap terhadap Perilaku Keselamatan Kerja

Sikap positif dari karyawan terhadap keselamatan kerja

tercipta apabila karyawan menilai pihak perusahaan telah

22
berusaha memperhatikan para karyawan mengenai kesiapan

dalam masalah keselamatan dan kesehatan kerja karyawan seperti

perlengkapan dan pelatihan, Sikap positif akan menimbulkan rasa

tenang dan aman pada diri karyawan saat bekerja.

2.1.4. Pengetahuan

2.1.4.1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005), Pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Sedangkan menurut Donsu (2017) , Pengetahuan

adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris,

terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu

Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam

terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior. (Donsu 2017) (Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi) 2005)

Menurut Soekanto (2007) pengetahuan adalah kesan di

dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca

inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs),

takhayul (superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru

(misinformations). Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki

seseorang dalam bidang tertentu berdasarkan informasi dan hasil

pembelajaran (Rahmawati et al 2021).

23
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan adalah hal yang didapatkan dari pengalaman

atau pendidikan, pengetahuan tidak didapat hanya dari hasil

kepercayaan.

2.1.4.2. Indikator Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa

pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan yaitu : (Notoatmodjo, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku 2007)

1. Tahu

Artinya kemampuan untuk mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk

diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami

Artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi secara benar.

3. Aplikasi

Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi nyata yaitu menggunakan

hukum-hukum, rumus-rumus, prinsip dan sebagainya

dalam konteks dan situasi yang lain.

4. Analisis

24
Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada

kaitan satu sama lain.

5. Sintesis

Artinya kemampuan untuk menghubungkan bagian-

bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi

Artinya kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu mater atau objek. Penilaian-

penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang

sudah ada.

2.1.4.3. Dimensi Pengetahuan

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom Revisi, Anderson dan

Krathwohl (2010) menjelaskan bahwa dimensi pengetahuan

tersebut dikategorikan kedalam empat dimensi pengetahuan

yaitu :

1. Pengetahuan faktual

Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar

yang para ahli gunakan dalam menyampaikan,

memahami dan mengatur ilmu akademis secara

sistematis.

2. Pengetahuan konseptual

25
Pengetahuan konseptual adalah cara

mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental

berbagai objek atau peristiwa yang memiliki

kesamaan tertentu. Pengetahuan konseptual

meningkatkan pemikiran kita dalam beberapa cara,

salah satunya adalah mengklasifikasikan objek dan

peristiwa yang sama

3. Pengetahuan prosedural

Pengetahuan prosedural berupa rangkaian langkah

yang harus diikuti, pengetahuan ini mencakup

pengetahuan keterampilan, algoritma, teknik dan

metode yang semuanya disebut sebagai prosedur.

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik

atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4. Pengetahuan metakognitif

Secara umum, metakognisi adalah berpikir tentang

berpikir (thinking about thinking). secara khusus,

26
metakognisi adalah suatu apresiasi dari apa yang baru

saja diketahui.

2.1.4.4. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku keselamatan

kerja

Green (1980) menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan

tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, tetapi

pengetahuan sangat penting diberikan sebelum individu

melakukan suatu tindakan. Tindakan akan sesuai dengan

pengetahuan apabila individu menerima isyarat yang cukup

kuat untuk memotivasi dia bertindak sesuai dengan

pengetahuannya. (Green 1980)

27
2.2. Hasil penelitian sebelumnya

Tabel 2. 1 Penelitian Sebelumnya


No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 (Agiviana dan Analisis Pengaruh 1. Terdapat pengaruh 1. Menggunakan Persepsi 1. Menggunakan


Djastuti 2015) Persepsi, Sikap, antara Persepsi sebagai variable Tempat Kerja sebagai
Pengetahuan dan Tempat dengan perilaku independen variable independen.
Kerja terhadap Perilaku keselamatan 2. Menggunakan Sikap
Keselamatan Karyawan karyawan sebagai variable
pada Perusahaan PT 2. Terdapat pengaruh independen
MuliaGlass Container antara Sikap dengan 3. Menggunakan
Division perilaku Pengetahuan sebagai
keselamatan variable independen
karyawan 4. Menggunakan Perilaku
3. Terdapat pengaruh keselamatan karyawan
antara tempat kerja sebagai variable
dengan perilaku dependen
keselamatan
karyawan
4. Pengetahuan tidak
berpengaruh
terhadap perilaku

28
keselamatan
karyawan

2 (Anam 2015) Hubungan antara 1. Ada hubungan 1. Menggunakan 1. Menggunakan iklim


Pengetahuan, Sikap dan antara pengetahuan Pengetahuan sebagai keselamatan kerja
Iklim Keselamatan Kerja dengan perilaku variable independen (komitmen
(Komitmen Manajemen) keselamatan kerja. 2. Menggunakan Sikap manajemen) sebagai
dengan Perilaku 2. Ada hubungan sebagai variable variable independen
Keselamatan Kerja pada antara pengetahuan independen 2. Peneliti terdahulu
Karyawan Unit Spinning dengan perilaku 3. Menggunakan perilaku melakukan penelitian
V PT.Sinar Pantja Djaja keselamatan kerja. keselamatan kerja tentang hubungan
Semarang 3. Tidak ada hubungan sebagai variable sedangkan judul
antara iklim dependen penulis meneliti
keselamatan kerja tentang pengaruh
(komitmen
manajemen) dengan
perilaku
keselamatan kerja

3 (Maulida 2020) Pengaruh pengetahuan, 1. Hasil penelitian 1. Menggunakan 1. Objek yang diteliti
persepsi dan sikap menunjukkan pengetahuan sebagai adalah usaha
terhadap perilaku persepsi,sikap dan variable independent sedangkan objek yang
keselamatan kerja usaha pengetahuan 2. Menggunakan persepsi diteliti penulis adalah
bengkel las di kecamatan berpengaruh secara sebagai variable karyawan
banjarmasin tengah simultan terhadap independent

29
perilaku keselamatan 3. Menggunakan sikap
kerja sebagai varible
2. Pengetahuan independent
berpengaruh secara 4. Menggunakan perilaku
parsial terhadap keselamatan kerja
perilaku keselamatan sebagai variable
kerja dependen

4 (Wardani 2013) Pengaruh sikap 1. Terdapat pengaruh 1. Menggunakan Sikap 1. Menggunakan iklim
pengetahuan keselamatan pada independ sikap pengetahuan keselamatan kerja
kerja dan iklim pengetahuan keselamatan kerja sebagai variable
keselamatan kerja keselamatan terhadap sebagai variable independent
terhadap perilaku perilaku keselamatan. independent
keselamatan pada 2. Tidak terdapat 2. Menggunakan perilaku
karyawan produksi pengaruh pada keselamatan sebagai
PT.Semen Indonesia independ iklim variable dependen
(persero) Tbk keselamatan kerja
terhadap perilaku
keselamatan.
3. Perilaku keselamatan
dipengaruhi oleh
sikap pengetahuan
keselamatan dan
iklim keselamatan

30
kerja

5 (Karimah 2017) Pengaruh Sikap Kerja 1. ada pengaruh positif 1. Menggunakan sikap 1. Menggunakan peran
dan Peran Pengawas dan signifikan sikap kerja sebagai variable pengawas sebagai
Terhadap Perilaku kerja terhadap independent variable independen
Keselamatan pada perilaku keselamatan 2. Menggunakan perilaku
karyawan PT BUMA site karyawan PT BUMA keselamatan sebagai
KJA Kab. Paser site KJA Kab. Paser. variable dependen
2. Ada pengaruh positif
dan signifikan peran
pengawas terhadap
perilaku keselamatan
karyawan PT BUMA
site KJA Kab. Paser.
3. Ada pengaruh sangat
signifikan sikap kerja
dan peran pengawas
terhadap perilaku
keselamatan
karyawan PT BUMA
site KJA Kab. Paser.

6 (Aytac dan Dursun EXAMINING THE 1. Hasilnya 1. Menggunakan persepsi 1. Dipenelitian ini
2019) RELATIONSHIPS menunjukkan bahwa sebagai variable peneliti meneliti
BETWEEN EMPLOYEE 'persepsi karyawan independent pengaruh antar

31
PERCEPTIONS OF tentang komitmen 2. Menggunakan perilaku variable sedangkan
MANAGEMENT'S manajemen' secara keselamatan sebagai dipenelitian
COMMITMENT TO positif mempengaruhi variable dependen sebelumnya
SAFETYAND THE SAFE perilaku keselamatan menggunakan
BEHAVIOUR OF hubungan antar
EMPLOYEES: A STUDY variable
IN TURKEY

7 (Yuanlong Li, Impact of Safety Attitude 1. Hasil menunjukkan 1. Menggunakan Sikap 1. Perbedaan objek yang
Xiang Wu, on the Safety Behavior of sikap keselamatan sebagai variable diteliti
Xiaowei Luo, Coal Miners in China berpengaruh positif independent 2. Hanya memakai sikap
Jingqi Gao dan dengan perilaku 2. Menggunakan perilaku sebagai variable
Wenwen Yin keselamatan keselamatan sebagai independent
2019) (Li, et al. variable dependen
2019)

8 (Xu, Zou dan Luo Impact of Attitudinal 1. Hasil menunjukkan 1. Menggunakan sikap 1. Perbedaan objek yang
2018) Ambivalence on Safety sikap ambivalensi sebagai variable diteliti
Behaviour in berpengaruh secara independent 2. Hanya memakai sikap
Construction parsial dengan 2. Menggunakan perilaku sebagai variable
perilaku keselamatan keselamatan sebagai independent
variable dependen

9 (Asghar Bagheri, Farmers’ knowledge, 1. Ada hubungan positif 1. Menggunakan 1. Perbedaan objek yang
Naier Emami, attitudes, and antara pengetahuan pengetahuan, sikap dan diteliti
Christos perceptions of pesticide dengan perilaku persepsi sebagai variable

32
A.Damalas, use in apple farms of keselamatan independent
Mohammad northern Iran: impact on 2. Ada hubungan positif 2. Menggunakan perilaku
Sadegh Allahyari safety behavior antara attitude keselamatan sebagai
2019) (Bagheri, et dengan perilaku variable dependent
al. 2019) keselamatan
3. Ada hubungan positif
antara persepsi
dengan perilaku
keselamatan

10 (Chin-Shan Lu, The Impact of Seafarers’ 1. Ada pengaruh positif 1. Menggunakan persepsi 1. Perbedaan objek yang
Chen-Ning Hsu Perceptions of National antara persepsi sebagai variable diteliti
dan Chen-Han Culture and Leadership dengan perilaku independent 2. Menggunakan sikap
Lee 2016) (Lu, on Safety Attitude and keselamatan dan 2. Menggunakan perilaku keselamatan sebagai
Hsu dan Lee Safety Behavior in Dry sikap keselamatan keselamatan sebagai variable dependent
2016) Bulk Shipping 2. Ada pengaruh positif variable dependent
antara kepemimpinan
dengan perilaku
keselamatan dan
sikap keselamatan

33
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL (MODEL PENELITIAN) DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual (Model Penelitian)

Menurut Sugiyono (2014) adalah suatu hubungan yang akan

menghubungankan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian

yaitu, antara variabel independen dengan variabel dependen yang akan di

amati atau di ukur melalui penelitian yang akan di laksanakan. (Sugiyono 2014)

Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk memperjelas

dan mengarahkan variable yang digunakan. Dalam penelitian ini persepsi,

sikap dan pengetahuan (variable independen) berpengaruh terhadap

perilaku keselamatan kerja (variable dependen).

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual


Keterangan Gambar:

: Pengaruh secara simultan

34
: Pengaruh secara parsial

Sumber Hipotesis:

H1: Eliza Amulia Maulida (2020)

H2: Anisa Putri Agiviana (2015)

H3: Anisa Putri Agiviana (2015), Dwi Kusuma Wardani (2013),

Khalifatul Karimah (2017), Kharisul Anam (2015).

H₄: Kharisul Anam (2015), Eliza Amulia Maulida (2020).

3.2. Hipotesis

Sugiyono (2017) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D 2017)

1.

2.

3.

3.1.

3.2.

3.2.1. Pengaruh Persepsi, sikap dan pengetahuan terhadap perilaku

keselamatan kerja

Menurut Agiviana dan Djastuti (2015), ada beberapa faktor

yang mempengaruhi faktor keselamatan yaitu persepsi, sikap,

pengetahuan dan tempat kerja. Berdasarkan penelitian Maulida

(2020) menyatakan hasil variable pengetahuan, persepsi dan sikap

35
berpengaruh secara simultan terhadap variable perilaku

keselamatan kerja. (Maulida 2020) (Agiviana dan Djastuti 2015)

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Persepsi, sikap dan pengetahuan secara simultan

berpengaruh terhadap perilaku keselamatan kerja pada

karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin.

3.2.2. Pengaruh Persepsi terhadap Perilaku keselamatan kerja

Wijaya (2000) menyatakan bahwa persepsi merupakan

dimana manusia dalam mengorganisasikan, menafsirkan, dan

memberi arti kepada suatu rangsangan selalu menggunakan

inderanya, yaitu melalui mendengar, melihat, merasa, meraba, dan

mencium, yang dapat terjadi terpisah-pisah atau serentak.

Berdasarkan penelitian Agiviana dan Djastuti (2015) menyatakan

hasil variable persepsi berpengaruh secara parsial terhadap variable

perilaku keselamatan. (Agiviana dan Djastuti 2015) (Wijaya 2000)

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Persepsi secara parsial berpengaruh terhadap perilaku

keselamatan kerja pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3

Wilayah Banjarmasin.

3.2.2.1. Pengaruh Sikap terhadap perilaku keselamatan kerja

Menurut S. Robbins (2015) Sikap (attitude) adalah

pernyataan-pernyataan evaluatif, baik menyenangkan atau tidak

36
menyenangkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Berdasarkan

penelitian Karimah (2017) menyatakan hasil variable sikap kerja

berpengaruh positif secara parsial terhadap variable perilaku

keselamatan. (S. Robbins 2015) (Karimah 2017)

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 : Sikap secara parsial berpengaruh terhadap perilaku

keselamatan kerja pada karyawan bagian teknisi PT.PLN UP3

Wilayah Banjarmasin.

3.2.2.2. Pengaruh Pengetahuan terhadap perilaku keselamatan

kerja

Menurut Notoatmodjo (2005) Pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Berdasarkan penelitian Maulida (2020) menyatakan

hasil variable pengetahuan berpengaruh positif secara parsial

terhadap variable perilaku keselamatan. (Maulida 2020) (Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi) 2005)

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H₄ : Pengetahuan secara parsial berpengaruh terhadap

perilaku keselamatan kerja pada karyawan bagian teknisi

PT.PLN UP3 Wilayah Banjarmasin.

37
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.

5.

6.

7.

4.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini yaitu pengaruh persepsi sikap dan

pengetahuan terhadap perilaku keselamatan kerja. Penelitian ini digunakan

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antar variabel, yang

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2019) penelitian kuantitatif

diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.

Sedangkan asosiatif menurut Sugiyono (2019) penelitian asosiatif

merupakan suatu rumusan masalah penelitian yang besifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2019) (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2019)

38
Variabel bebas yang digunakan peneliti yaitu Persepsi, Sikap dan

Pengetahuan. Sedangkan untuk variabel terikat menggunakan kinerja

pegawai.

4.3. Tempat/Lokasi Penelitian

Peneliti mengambil objek pada PT.PLN (persero) UP3 (Unit

Pelaksana Pelayanan Pelanggan) yang berlokasi di Jl. Lambung

Mangkurat No.12, Kertak Baru Ulu, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota

Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70114

4.4. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah karyawan bagian teknisi

pada PT.PLN UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Wilayah

Banjarmasin.

4.5. Populasi atau Sampel

4.5.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan

ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan bagian teknisi pada PT.PLN UP3 (Unit

Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Wilayah Banjarmasin yang berjumlah

41 orang. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D 2017)

4.5.2. Sampel

39
Menurut Sugiyono (2019) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu menggunakan

semua anggota populasi yang berjumlah 41 orang. Menurut Sugiyono

(2018) sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2018) (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2019)

4.6. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.6.1. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2019) Dependent Variable sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa

Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perilaku keselamatan kerja. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2019)

40
4.6.2. Variabel independent

Menurut Sugiyono (2019) Independent Variable sering

disebut sebagai variabel stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam

bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas

merupakan variabel yang mepengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Persepsi (X₁),

Sikap (X₂), Pengetahuan (X₃). (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2019)

41
1.

2.

3.

4.

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.6.1

4.6.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Variabel

Definisi Skala
Variable Indikator Sumber
Operasional Data

Persepsi Persepsi 1. Penyerapan Bimo Likert


merupakan akar Walgito
terhadap
dari pendapat yang (2004)
Rangsang
dikemukakan oleh
seseorang dimana 2. Pengertian atau
persepsi seseorang
Pemahaman
bisa menjadi
3. Penilaian atau
berbeda satu
dengan yang lain. Evaluasi

42
Sikap Sikap merupakan 1. Menerima Notoatmodjo Likert
perbuatan perilaku (2003)
(receiving)
atau gerak-gerik
2. Merespon
yang berdasarkan
keyakinan dari (responding)
pandangan hidup
3. Menghargai
seseorang
(valuing)

4. Bertanggungjawab

(Responsible)

Pengetahuan Pengetahuan 1. Tahu Notoatmodjo Likert


merupakan (2007)
2. Memahami
kemampuan untuk
3. Aplikasi
mengetahui dan
menjabarkan 4. Analisis
informasi-
5. Sintesis
informasi yang
6. Evaluasi
diperoleh dari hasil
penglihatan dan

pendengaran

Perilaku Perilaku 1. Task Performance Gao et al Likert


keselamatan keselamatan adalah ( 2019)
2. Contextual
kerja suatu perilaku yang
performance
dilakukan dengan
keterkaitan
individu dalam
usaha untuk

43
memperkecil atau
mencegah suatu
bencana yang
dilakukan.

4.7 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

4.7.1 Sumber Data

Menurut Arikunto (2013) pengertian data primer adalah

data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat

melalui wawancara, jejak dan lain-lain. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden melalui

kuesioner. (Arikunto 2013)

4.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun metode

pengumpulan data yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Menurut Sugiyono (2016) wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam. (Sugiyono, MEtode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2016)

44
2. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2014), kuesioner adalah Teknik

pengumpulan data dengan cara peneliti memberikan daftar

pertanyaan atau pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh

responden. (Sugiyono 2014)

Tabel 4. 2 Penentuan Jawaban Kuesioner

Jawaban Bobot Penelitian

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tidak Setuju (TS) 2

Kurang Setuju (KS) 3

Setuju (S) 4

Sangat Setuju (SS) 5

Sumber: (Ghozali 2018)

45
4.8 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.8.1. Uji Validitas

Menurut Imam Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji

validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Menurut

Priyanto (2014:55) penghitungan uji validitas pada penelitian

ini menggunakan metode Korelasi Pearson dengan melihat

nilai signifikansi yang tedapat pada tabel, apabila nilai

signifikansi menunjukkan angka < 0,05 maka item pernyaatan

tersebut dapat dikatakan valid, tetapi jika nilai signifikansi >

0,05 maka item pernyataan dinyatakan tidak valid. (Imam Ghozali 2009)

46
1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.8.1.

4.8.2. Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2017) menyatakan bahwa uji

reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan

menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Menurut Ghozali (2018) Untuk mengukur reliabilitas

dengan menggunakan koefisien Conbrach Alpha (α). Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan

Conbrach Alpha (α) lebih besar dari 0,70. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D 2017) (Ghozali 2018)

47
1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.8.1.

4.8.2.

4.9. Teknik Analisis Data

4.9.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2013) analisis regresi linier berganda

digunakan untuk meramalkan keadaan (naik turunnya) variable

dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis Regresi

bertujuan untuk menguji pengaruh Persepsi, Sikap dan Pengetahuan

Terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Analisis Regresi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liniar berganda.

Persamaan umum regresi lenier berganda yaitu: (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 2013)

Y = β0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

48
Keterangan:

Y = Variabel Terikat (Perilaku Keselamatan Kerja)

β0 = Konstanta

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

b3 = Koefisien regresi untuk X3

X1= Persepsi

X2= Sikap

X3= Pengetahuan

e = Standart Error

49
1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.9.

4.9.1.

4.9.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel independen. Model regresi yang baik

semestinya tidak tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Cara mendeteksi ada tidaknya

Multikolonieritas yaitu dengan cara memperhatikan angka

Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai cutoff

yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance kurang dari 0,10

50
atau sama dengan nilai VIF lebih dari 0,10 (Ghozali,

2018:108).

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Jika nilai signifikansinya > 0,05 maka

model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk menguji

ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser,

yaitu meregresi nilai absolut residual terhadap variabel

independen. Tidak terjadi heteroskedasitas apabila nilai

signifikansinya>0,05. Sebaliknya, terjadi heteroskedasitas

apabila nilai signifikansinya<0,05 (Ghozali, 2018:142). (Ghozali 2018)

3. Uji Normalitas

Menurut (Ghozali 2018), uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variable

independen dan dependennya berdistribusi normal atau

tidak. Pengujian normalitas data menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dalam program aplikasi SPSS dengan

taraf probabilitas (sig) 0,05. Kriteria pengujian uji

Kolmogorov-Smirnov adalah nilai probabilitas (sig) > 0,05,

maka data berdistribusi normal, sedangkan nilai probabilitas

(sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

51
4. Uji Linieritas

Menurut (Ghozali 2018) Uji linearitas digunakan

untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan

sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan

dalam suatu studi berbentuk linear, dengan uji linearitas

akan diperoleh informasi apakah model empiris linear. Uji

linieritas dilakukan dengan Test for Linearity.

4.10. Uji Hipotesis

4.10.1. Uji Hipotesis

1. Uji F

Menurut Ghozali (2018) Uji statistik F yaitu

ketepatan terhadap fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai

yang aktual. Jika nilai signifikan F < 0,05, maka model regresi

dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Uji

statistik F juga memperlihatkan apakah semua variabel

independen yang dimasukan dalam model yang mempengaruhi

secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Uji statistik

F mempunyai signifikan 0,05. Kriteria pengujian hipotesis

dalam penggunaan statistik F adalah ketika nilai signifikansi F

< 0,05,maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan

bahwa semua independent secara simultan dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali 2018). (Ghozali 2018)

52
2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji tingkat signfikan

pengaruh antara variable independen dan variabel

dependen. Kriteria pengujian ini ditetapkan berdasarkan

probabilitas. Menurut Ghozali (2018), apabila tingkat

signifikan yang digunakan sebesar 5 persen, dengan kata

lain jika probabilitas Ha > 0,05 maka dinyatakan tidak

signifikan, dan jika probabilitas Ha < 0,05 maka dinyatakan

signifikan.

53
DAFTAR PUSTAKA

Agiviana, Anisa Putri, dan Indi Djastuti. “Analisis Pengaruh Presepsi, Sikap, Pengetahuan
dan Tempat Kerja Terhadap Perilaku Keselamatan Karyawan.” E-Journal UNDIP 4
(2015).

Anam, Kharisul. "Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Iklim Keselamatan Kerja
(Komitmen Manajemen) dengan Perilaku Keselamatan Kerja pada Karyawan
Unit Spinning V PT.Sinar Pantja Djaja Semarang." UNNES, 2015.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta, 2013.

Aytac, Serpil, dan Salih Dursun. “Examining The Relationship Between Employee
Perceptions of Managements Commitment to Safety and The Safe Behaviout of
Employees: A Study in Turkey.” Proceedings of 75th Research for a International
Conference Dubai, 2019.

Azwar, Saifuddin. Sikap dan Perilaku: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Bagheri, Asghar, Naier Emami, Christos A. Damalas, dan Mohammad Sadegh Allahyari.
“Farmers’ knowledge, attitudes, and perceptions of pesticide use in apple farms
of northern Iran: impact on safety behavior.” Environmenntal Science and
Pollution Research, 2019.

Donsu, Jenita DT. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2017.

Firmanzah, Afrizal, Djamhur Hamid, dan Mochamad Djudi. “PENGARUH KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan
PT.PLN (Persero) Area Kediri Distribusi Jawa Timur).” Jurnal Administrasi Bisnis
42 (2017).

Gerungan, A. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2002.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2018.

Gibson, James L. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Translated by Ninuk Adriani.


Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Green, Lawrence. Health Education Planning, A Diagnostic Approuch. New York:


Mayfield Publising Co, 1980.

Hamka. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineko Cipta, 2002.

54
Hartono, Arief, dan Sutopo. “PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONDISI
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERSEPSI PENERAPAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA.” Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin 3 (2018): 76-81.

Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP,
2009.

Karimah, Khalifatul. "Pengaruh Sikap Kerja dan Peran Pengawas Terhadap Perilaku
Keselamatan." Psikoborneo, 2017.

Keller, dan Philip Kotler. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks, 2007.

Li, Younlong, Xiang Wu, Xiaowei Luo, Jingqi Gao, dan Wenwen Yin. “Impact of Safety
Attitude on the Safety Behavior of Coal Miners in China.” MDPI Sustainability,
2019.

Lu, Chin-Shan, Chen-Ning Hsu, dan Chen-Han Lee. “The Impact of Seafarers’ Perceptions
of National Culture and Leadership on Safety Attitude and Safety Behavior in Dry
Bulk Shipping.” International Journal of e-Navigation and Maritime Economy 4,
2016.

Mangkunegara, Dr. A.A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

Mar'at. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia,


1991.

Maulida, Eliza Amulia. "Pengaruh Pengetahuan, Persepsi dan Sikap Terhadap Perilaku
Keselamatan Kerja Usaha Bengkel Las di Kecamatan Banjarmasin Tengah." UIN
Antasari Banjarmasin, 2020.

McLeod, S. A. "Attitudes and behavior." 2018.

Mondy, R. Wayne, dan Robert M. Noe. Human Resource Management. Vol. 9. New
Jersey: Prentice Hall, 2005.

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarkat, Prinsip - Prinsip Dasar. Jakarta:


Rineka Cipta, 1997.

—. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

—. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.

—. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Ramadan, Prilia Relastiani. “PENGARUH PENGETAHUAN K3 DAN SIKAP TERHADAP


KESADARAN BERPERILAKU K3 DI LAB. CNC DAN PLC SMK NEGERI 3
YOGYAKARTA.” eprints uny, 2015.

55
Rini RAHMAWATI, Raden Andi SULARSO, Arnis Budi SUSANTO, Handriyono
HANDRIYONO. 214 Journal of Asian Finance, Economics and Business Vol 8 No
5 . 2021.

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Jakarta: Salemba


Empat, 2015.

Robbins, Stephen. Perilaku Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2015.

Sangaji, Jesica, Siswi Jayanti, dan Daru Lestantyo. “Faktor - Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Tidak Aman Pekerja Bagian Lambun Galangan Kapal PT X.”
Jurnal Kesehatan Masyarakat 6 (2018).

Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Penerbit


Mandar Maju, 2009.

Shiddiq, Sholihin, Atjo Wahyu, dan Masyitha Muis. “The Relationship between
Employee’s Perception of Occupational Safety and Health and Unsafe Work
Behavior in the Production Unit IV of PT. Semen Tonasa.” Jurnal MKMI, 2014:
110-116.

Soekanto, Soerjono. "Sosiologi Suatu Pengantar." 6. Jakarta: Rajawali Press, 2007.

Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Agus Setiawati, Farida Harahap, dan Siti
Rohmah Nurhayati. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2019.

—. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2018.

—. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

—. MEtode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2016.

—. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2017.

—. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta, 2014.

Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, 2004.

Syaaf, Ridwan. "Occupational Health and Safety Behaviot dalam Modul Kuliah."
Departemen K3 FKM Universitas Indonesia, 2007.

Tarwaka. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3 di


Tempat Kerja. Surakarta, 2014.

VandenBos, Gary R. "APA Dictonary of Psychology." American Psychological Associaton,


2007.

56
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 2010.

—. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset, 2002.

—. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi, 2001.

Wardani, Dwi Kusuma. "Pengaruh sikap pengetahuan keselamatan kerja dan iklim
keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan pada karyawan produksi
PT.Semen Indonesia (persero) Tbk." Karya Ilmiah UM, 2013.

Wijaya, Adam Ibrahim Indra. Perilaku Organisasi. Jakarta: Sinar Baru Algesindo, 2000.

Xu, Sheng, Patrick X.W. Zou, dan Hanbin Luo. “Impact of Attitudinal Ambivalence on
Safety Behaviour in Construction.” Hindawi: Advance in Civil Engineering, 2018.

Yifan Gao, Vicente A González, Tak Wing Yiu. Exploring the Relationship between
Construction Workers’ Personality Traits and Safety Behaviour, 2019.

5.

5.1.

5.2.

5.3.

5.4.

5.5.

5.6.

5.7.

5.8.

5.8.1.

5.8.2.

5.8.3.

57
LAMPIRAN

58
KUESIONER PENELITIAN

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir/skripsi untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar strata satu (S-1) pada Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin, maka saya melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH

PERSEPSI, SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU

KESELAMATAN KERJA (STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN TEKNISI

DI PT.PLN (PERSERO) UP3 (UNIT PELAKSANA PELAYANAN

PELANGGAN) WILAYAH BANJARMASIN)”.

Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam

penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner yang tertera secara lengkap sesuai

dengan perasaan, kondisi, dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya. Kuesioner ini

hanya digunakan untuk kepentingan akademis tugas akhir/skripsi dan tidak akan

mempengaruhi jabatan Bapak/Ibu dalam bekerja. Atas kesediaannya, saya

ucapkan terima kasih

Peneliti

Yudistira

1610312310065

59
Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : Laki – Laki Perempuan

3. Usia : <21 21 – 30th 31 – 40th >40th

4. Tingkat Pendidikan :

SD SMP SMA/SMK DIPLOMA/D3 SARJANA /S1

5. Jabatan :

6. Lama Bekerja :

0-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun >16 tahun

60
PENGARUH PERSEPSI, SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP
PERILAKU KESELAMATAN KERJA (STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN
TEKNISI DI PT.PLN (PERSERO) UP3 (UNIT PELAKSANA PELAYANAN
PELANGGAN) WILAYAH BANJARMASIN)

Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian mengenai pengaruh
persepsi sikap dan pengetahuan terhadap perilaku keselamatan kerja

DAFTAR KUESIONER PADA VARIABEL PERILAKU KESELAMATAN

KERJA

Keterangan:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

Task Performance

1 Saya tidak melakukan perkejaan sesuai dengan


Standar Operasional Prosedur (SOP) dari
perusahaan

2 Saya selalu teliti dalam menyelesaikan pekerjaan

3 Saya selalu mengecek kelayakan Alat Pelindung


Diri (ADP) sebelum bekerja

Contextual Performance

4 Saya membersihkan area kerja yang dapat


memicu kecelakaan kerja

5 Saya mengambil langkah inisiatif ketika

61
kecelakaan terjadi ditempat saya bekerja

6 Saya selalu mengajak rekan kerja untuk berdoa


sebelum memulai pekerjaan

7 Saya selalu melapor apabila ada hal yang dapat


memicu kecelakaan kerja

8 Ketika pekerjaan saya sudah selesai, saya


membantu pekerjaan karyawan lain yang saya
pahami

62
DAFTAR KUESIONER PADA VARIABEL PERSEPSI

Keterangan:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan SS S N TS STS

Menyerap

1 Bekerja sesuai prosedur tidak dapat mengurangi


risiko kecelakaan kerja

2 Adanya pengawasan prosedur kerja ditempat


kerja dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja

3 Penggunaan rambu - rambu keselamatan dapat


mengurangi risiko kecelakaan kerja

4 Bahan-bahan di lingkungan kerja yang


berbahaya sangat mudah untuk menimbulkan
terjadinya kecelakaan kerja

Mengerti

5 Saya merasa aman ketika menggunakan Alat


Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur

6 Saya merasa aman ketika perusahaan


memberikan saya asuransi kecelakaan

7 Saya merasa aman ketika ada pemeriksaan


kesehatan secara berkala

63
8 Saya merasa aman ketika mengerti tentang cara
pengoprasian alat kerja

9 Saya merasa aman ketika memahami tentang K3

64
DAFTAR KUESIONER PADA VARIABEL

SIKAP

Keterangan:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan S S N TS STS
S

Menerima (receiving)

1 Saya tidak keberatan mendapat kritik apabila


hasil kerja saya kurang memuaskan

2 Saya tidak keberatan diawasi pada saat bekerja

3 Saya tidak keberatan dengan peraturan ditempat


kerja

Merespon (responding)

4 Saya selalu mengikuti instruksi dari pimpinan


sebelum bekerja

5 Saya selalu bertanya apabila ada pekerjaan yang


kurang paham

6 Saya selalu memberikan saran apabila ada


perbedaan pendapat

Menghargai (valuing)

7 Saya tidak merapikan peralatan kerja setelah


selesai dipakai

65
8 Saya tidak mengucapkan terimakasih ketika
dibantu rekan kerja

9 Saya selalu mendiskusikan setiap hal yang


terkait dengan pekerjaan kepada rekan kerja

10 Saya bersikap sopan terhadap pimpinan

11 Saya mengucapkan salam ketika bertemu


dengan rekan kerja lain

Bertanggungjawab (responsible)

12 Saya selalu terlambat pada jam kerja

13 Saya menyelesaikan pekerjaan saya dengan tepat


waktu

14 Saya tidak bersedia lembur apabila pekerjaan


belum selesai

66
DAFTAR KUESIONER PADA VARIABEL

PENGETAHUAN

Keterangan:

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan S S N TS STS
S

Tahu

1 Saya tidak mengetahui apa yang dimaksud


dengan Alat Pelindung Diri (APD)

2 Saya tidak mengetahui dampak dari tidak


memakai Alat Pelindung Diri (APD)

3 Saya mengetahui jenis – jenis dari Alat


Pelindung Diri (APD)

4 Saya mengetahui jenis – jenis dari alat kerja

Memahami

5 Saya tidak menguasai teori dari pekerjaan yang


saya lakukan

6 Saya memahami fungsi dari Alat Pelindung Diri


(APD)

Aplikasi

7 Saya tidak menggunakan Alat Pelindung Diri


(APD) ketika bekerja di lapangan

67
8 Saya menggunakan alat kerja yang sesuai
dengan job desc saya pada saat ini

Analisis

9 Saya memiliki pengetahuan tentang keselamatan


kerja dari rekan kerja

10 Saya selalu belajar hal baru dengan cara


mengamati senior di tempat kerja

Sintesis

11 Pengalaman kerja diperusahaan sebelumnya


membantu saya bekerja pada saat ini

12 Lama waktu saya bekerja diperusahaan


memudahkan saya dalam bekerja

Evaluasi

13 Saya selalu memperkirakan sesuatu sebelum


bertindak

14 Saya selalu meninjau ulang hasil kerja saya

15 Saya selalu mengingat kesalahan yang saya buat


ditempat kerja

68

Anda mungkin juga menyukai