Logo
Oleh :
Nama
NIM
…………………………………….
……………………
UNIVERSITAS ……………….
2022
KATA PENGANTAR
Lukisan atau bisa juga disebut sebagai seni lukis adalah salah satu cabang
dari seni rupa yang berfokus pada kegiatan melukis. Dengan dasar pengertian
yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari
menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Perlindungan
terhadap seni lukis masih dibilang sangat kurang, terutama dalam perlindungan
untuk pembajakan dan penjiplakan. Undang-undang No 28 Tahun 2014 belum
sepenuhnya berperan sebagai pertahanan terhadap penjiplakan atau pembajakan
karya cipta. Sedangkan KUHP sendiri tidak dapat maksimal untuk memberika
efek jera kepada pelaku pembajakan dan penjiplakan.
Tulisan ini bermaksu untuk melihat bagaimana perlindungan terhadap karya cipta
khususnya seni lukis dalam politik hukum dan bagaimana perlindungan yang
dapat diperoleh pelukis yang tidak/ belum mendaftarkan karya lukis sebagai karya
cipta.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN............................................................................................1
2. Rumusan Masalah...........................................................................................10
3. Landasan Teori................................................................................................10
a. Teori Tinjauan Keadilan Hukum................................................................10
b. Teori Tujuan Hukum...................................................................................14
c. Keadilan Hukum......................................................................................15
c. Kemanfaatan Hukum...............................................................................16
d. Teori Perlindungan Hukum.........................................................................17
e. Hak Kekayaan Intelektual...........................................................................20
g. Hak Cipta....................................................................................................20
h. Lukisan........................................................................................................30
4. Pembahasan.....................................................................................................32
5. Kesimpulan.....................................................................................................39
6. Saran...............................................................................................................40
POLITIK HUKUM PERLINDUNGAN KEKAYAAN
INTELEKTUAL KARYA LUKISAN
(Studi Kasus Karya Lukisan Pelukis Bali Yang Tidak Terdaftar)
1. PENDAHULUAN
rencana tata kelola nasional pemerintah. Hal ini ditandai dengan terciptanya
dalam bisnis teknologi, industri, teknologi, seni operasi dan operasi lainnya
bahwa seni merupakan salah satu bidang yang menarik perhatian dan simpati
masyarakat Indonesia, tidak sedikit dari masyarakat kita yang berjiwa seni
dan hidup dari seni.2 Salah satu bidang seni yang banyak dijumpai di
Setiap hasil cipta ataupun ide-ide yang telah diberikan dalam suatu
Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang hak hasil cipta. Dijelaskan pada pasal
1
Anne Barron, “Copyright Law and the Claims of Art,” SSRN Electronic Journal, 2005,
https://doi.org/10.2139/ssrn.346361.
2
Dharsono, Seni Rupa Modern (Bandung: Rekayasa Sains, 2018).
3
Gatot Supramono, Hak Cipta Dan Aspek-Aspek Hukumnya (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,
2009).
1
1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 bahwa hak hasil cipta merupakan
hak eksklusif bagi pembuatnya atau penerima hak untuk mengumumkan dan
yang berlaku.
Hak hasil cipta merupakan hak khusus ini, hanya diberikan kepada
pembuat atau pemegang hak hasil cipta tersebut, orang lain dilarang
menggunakan kecuali atas izin pembuat atau pemegang hak hasil cipta. 4
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak hasil cipta, sesuai
lukisan milik orang lain merupakan sesuatu yang tidak melanggar hukum
selama dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu selama masa
berlaku hak hasil cipta lukisan yang dilukis ulang telah habis dan adanya
banyak dijumpai di berbagai tempat, dimana lukisan tersebut bukan karya asli
pelukisnya.5 Hal ini dianggap tidak melanggar hukum karena masa berlaku
hak hasil cipta lukisan tersebut telah habis dan secara tidak langsung
4
Gusti Bagus Gilang Prawira. and Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, “Perlindungan Hukum Hak
Cipta Atas Tindakan Modifikasi Permainan Video Yang Dilakukan Tanpa Izin,” Kertha
Negara: Journal Ilmu Hukum 7, no. 10 (2019): 1–16.
5
Aditya Yuli Sulistyawan, “The Copyright Protection System Through the Art Community
Paradigm in Indonesia,” International Journal of Recent Technology and Engineering 8, no. 4
(2019): 5526–29, https://doi.org/10.35940/ijrte.d8095.118419.
masyarakat telah mengakui pelukis aslinya walaupun tanpa penulisan nama
tanpa ada pengakuan secara moral kepada pelukis aslinya, ijin dari pelukis
aslinya serta dilakukan pada saat masa berlaku hak hasil cipta lukisan tersebut
belum habis.
banyak pelukis yang enggan untuk mendaftarkan hasil ciptanya. Mereka baru
pelanggaran hak hasil cipta karyanya. Sebenarnya pendaftaran hak hasil cipta
pelanggaran hak hasil cipta apabila hal tersebut berubah menjadi sengketa.
berdampak kepada pemilik asli karya lukisan tersebut, lukisan tiruan juga
6
Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual; Pengaturan Dan Perlindungan Hukum
(Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2009).
merugikan kolektor lukisan merupakan konsumen.7 Konsumen tidak
mendapatkan produk sesuai dengan nilai yang mereka bayarkan, tidak ada
konkordansi.
cipta tahun 1817 dan diperbarui lagi sesuai dengan Konvensi Bern 1886
7
Budi Hermono, Muh Ali Masnun, and Indri Fogar Susilowati, “Copyright Protection of
Authors on Indexed Journal,” no. November (2020), https://doi.org/10.2991/icss-18.2018.19.
Indonesia, yang ditetapkan oleh pemerintah Kerajaan Belanda berlaku sejak
8
Iswi Hariyani, “Penjaminan Hak Cipta Melalui Skema Gadai Dan Fidusia,” Jurnal Hukum
IUS QUIA IUSTUM 23, no. 2 (2016): 294–319,
https://doi.org/10.20885/iustum.vol23.iss2.art7.
9
Roisah Kholis, Konsep Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Malang: Setara Press, 2015).
32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, UU No 14 Tahun
Tentang Hak hasil cipta. Hal ini diperkuat dengan dikeluarkannya Peraturan
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak hasil cipta dan Hak Terkait,
10
Selvie Sinaga, “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Penggunaan Hak Kekayaan Intelektual Di
Kalangan Usaha Kecil Menengah Batik,” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 21, no. 1 (2014): 61–
80, https://doi.org/10.20885/iustum.vol21.iss1.art4.
11
Afifah Kusumadara, “Pemeliharaan Dan Pelestarian Pengetahuan Tradisional Dan Ekspresi
Budaya Tradisional Indonesia: Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Dan Non-Hak
Kekayaan Intelektual’,” Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 18, no. 1 (2011): 20–41,
https://doi.org/10.20885/iustum.vol18.iss1.art2.
pelindungan kepada Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia. Kebijakan
untuk memiliki dan mengontrol apa yang telah mereka ciptakan.12 Pada masa
itu bidang hak kekayaan intelektual mendapat pengakuan baru 3 (tiga) bidang
Hak Kekayaan Intelektual, yaitu Hak hasil cipta, Merek Dagang, dan Industri
serta Paten.
hasil cipta Pasal 58 ayat (1) huruf f yang berbunyi “Pelindungan hak hasil
cipta atas karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar,
ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau kolase sendiri berlaku selama hidup
Berdasarkan UU Hak hasil cipta No. 28 Tahun 2014 Pasal 1 ayat (1),
Pasal 40 40 ayat (1), dan Pasal 58 ayat (1) huruf f telah jelas bahwa ada atau
tidak ada pendaftaran kepada hasil cipta lukisan atau sejenisnya dan
dinyatakan juga bahwa hak hasil cipta melekat seumur hidup dan 70 tahun
12
Luh Inggita Dharmapatni, “Hak Cipta Merupakan Suatu Objek Jaminan Fidusia,” Lex
Journal: Kajian Hukum & Keadilan 2, no. 2 (2018), https://doi.org/10.25139/lex.v2i2.1412.
dengan pasal-pasal tersebut artinya tidak memiliki kekuatan hukum dan batal
demi hukum.
mencantumkan tanda tangan atau nama dari pelukis asli, sehingga hal tersebut
lebih sering disbut merupakan kasus penipuan. Penipuan yang dilakukan ini
sesuai isi Pasal 380 Ayat (1) dan (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Apa yang dilakukan ini memenuhi unsur penipuan. Lebih tepat
undang ini merupakan lex spesialis derogate lex generali. Hukum yang
tidak diatur dalam hukum yang khusus, akan digunakan hukum yang umum.
Ini merupakan kejahatan pidana. Tentang hal ini diatur dalam KUHP dan
tidak dalam undang-undangan hak hasil cipta. Meniru lukisan orang lain
Seiring berubahnya zaman dan waktu semua hal dapat dilakukan dengan
mudah dan praktis, terlebih lagi dengan adanya kemajuan teknologi yang
semakin canggih. Namun ada suatu hal yang menarik untuk dikaji, yaitu
hasil cipta pemikiran seseorang pasti tertuju kepada sebuah karya atau
Dalam penelitian ini lebih fokus kepada suatu karya berupa lukisan atau
gambar yang dihasilkan baik melalui asli goresan tangan pelukis atau oleh
media digital atau biasa disebut digital painting. Digital painting itu sendiri
banyak orang yang menghasilkan karya dari media digital, tetapi mereka
tidak tahu bahwasannya karya yang dihasilkan tersebut dapat memiliki hak
hasil cipta, dan si pembuat pun memiliki hak eksklusif yang mana pembuat
dapat memanfaatkannya lewat hak ekonomi dan hak moral yang telah
dimiliki.
Pada kenyataan yang ada banyak sekali orang yang belum mengetahui
hal tersebut sehingga banyak hasil karya nya diambil lalu dimanfaatkan oleh
si pembuat itu sendiri. Ada para pembuat yang memperbolehkan hasil karya
nya di gunakan oleh orang lain tetapi dalam dua faktor, yang pertama adalah
lalu membiarkan orang lain untuk mengambil karya yang ia hasilkan, dan
yang kedua adalah orang tersebut tahu akan hak-hak yang dimilikinya namun
13
Prawira. and Griadhi, “Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tindakan Modifikasi Permainan
Video Yang Dilakukan Tanpa Izin.”
14
Anak Agung Sinta Paramisuari. and Sagung Putri M E Purwani, “Perlindungan Hukum
Ekspresi Budaya Tradisional Dalam Bingkai Rezim Hak Cipta,” Kertha Semaya. Journal Ilmu
Hukum 7, no. 1 (2019): 1–16.
ia dengan sukarela membiarkan orang menikmati hasil dari karyanya
banyak sekali permasalahan yang timbul, mulai dari pencurian atas karya-
2. Rumusan Masalah
3. Landasan Teori
15
Erika Ramadhani. and Wahluf Abidian, “Analisis Dan Perancangan Aplikasi Perlindungan
Hak Cipta Dan Otentikasi Dokumen Menggunakan Teknik Analisis Kriptografi,” Journal of
Appropriate Technology for Community Services 1, no. 2 (2020): 55–62.
16
I.Gede Ari Krisnanta Permana Ratna Artha Windari. and Dewa Gede Sudika Mangku,
“Implementasi Undang-Undang Nomor. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Terhadap
Perlindungan Hasil cipta Program Komputer (Software) Di Pertokoan Rimo Denpasar,” Jurnal
Komunitas Yustisia 1, no. 1 (2020): 55–65.
17
Siti Hatikasari, “Esensi Perlindungan Hukum Dalam Sistem First To Announce Atas Hasil
cipta,” Supremasi Hukum: Jurnal Penelitian Hukum 27, no. 2 (2019): 118–32,
https://doi.org/10.33369/jsh.27.2.118-132.
umum adalah kesamarataan menurut kemauan undang-undang, yang
yang dilakukannya.
18
Dardji Darmodihardjo and Siddharta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum. Apa Dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2018).
kesamarataan yang memberikan pengayoman kepada setiap orang, yaitu
ilmu hukum. Merupakan suatu ilmu hukum, cakupan atau scope dari
susunan atau lapisan yang keempat terdapat hukum dan praktik hukum
antara lex eterna (arus atas) dan volksgeist (arus bawah), dalam
19
Teguh Prasetyo, Keadilan Bermartabat (Bandung: Nusa Media, 2015).
20
Khwarizmi Maulana Simatupang, “Tinjauan Yuridis Perlindungan Hak Cipta Dalam Ranah
Digital,” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 15, no. 1 (2021): 67,
https://doi.org/10.30641/kebijakan.2021.v15.67-80.
itu adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang mulia, tidak sama dengan
bahwa manusia itu adalah hewan, hewan politik, serigala, yang siap
tercantum dalam sila ke-2 Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab. Dalam sila itu terkandung nilai pengakuan kepada harkat dan
21
Prasetyo, Keadilan Bermartabat.
mendapatkan hal yang sama kepada diri sendiri, alam sekitar dan kepada
Tuhan.22
perlu digunakan asas prioritas dari tiga nilai dasar yang menjadi tujuan
tersebut, pada saat terjadi benturan, maka mesti ada yang dikorbankan.
Untuk itu, asas prioritas yang digunakan oleh Gustav Radbruch harus
a. Kesamarataan Hukum;
b. Kemanfaatan Hukum;
c. Kepastian Hukum.
diatas, maka sistem hukum dapat terhindar dari konflik internal. Secara
22
Prasetyo.
23
Muhammad Erwin, Filsafat Hukum (Jakarta: Raja Grafindo, 2012).
membuat hukum yang mengesahkan praktek-praktek kekejaman perang
pada masa itu, Radbruch akhirnya meralat teorinya tersebut diatas dengn
Radbruch.25
c. Kesamarataan Hukum.
bersama atau sebaliknya agar tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
24
Ahmad Zaenal Fanani, “Berpikir Falsafati Dalam Putusan Hakim,” Varia Peradilan, no. 304
(2011).
25
Sidharta Arief, “Meuwissen Tentang Pengembanan Hukum,” in Ilmu Hukum. Teori Hukum
Dan Filsafat Hukum. PT Refika Aditama (Bandung, 2007).
dilakukan atau suatu larangan dilanggar, tatanan sosial akan terganggu
Radbruch menjadi ukuran bagi adil tidak adilnya tata hukum. Tidak
hanya itu, nilai kesamarataan juga menjadi dasar dari hukum merupakan
c. Kemanfaatan Hukum
menolak dan membalas kerusakan yang diderita, baik oleh diri sendiri
maupun oleh siapa saja yang mendapat simpati dari kita. Perasaan
hanya atas dasar kepentingan individual, melainkan lebih luas dari itu
sampai kepada orang lain yang kita samakan dengan diri kita sendiri,
26
Moh Mahfud MD, “Penegakan Hukum Dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik,” in Bahan
Pada Acara Seminar Nasional “Saatnya Hati Nurani Bicara” Yang Diselenggarakan Oleh
DPP Partai HANURA. Mahkamah Konstitusi (Jakarta, 2009).
27
Yovita A Mangesti and Bernard L Tanya, Moralitas Hukum (Yogyakarta: Genta Publishing,
2014).
28
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum. Editor Awaludin Marwan (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,
2012).
d. Teori Perlindungan Hukum
yang dibuat oleh penguasa (pemerintah) atau adat yang berlaku bagi
negara”.30
tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu”.31
harus ditaati oleh masyarakat pada suatu negara dan dapat diancam
29
Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2015).
30
Ade Maman Suherman, Teori Dasar Dan Perkembangan Hukum Indonesia (Surabaya.
Grafika Press, 2008).
31
Suherman.
menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban
dan keseimbangan.
32
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Di Indonesia (Liberty. Jogjakarta, 2003).
Dengan pengertian yang demikian, penanganan perlindungan
33
Philipus M Hadjon, Hukum. Masyarakat Dan Pembinaan Hukum Nasional (Bandung: Bina
Cipta, 1987).
e. Hak Kekayaan Intelektual
hasil cipta dan Hak Milik industri. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka
Istilah Hak hasil cipta berasal dari dari bahasa inggris Copyright.
Right memiliki arti hak. Oleh karena itu secara bahasa, Copyright adalah
tersebut melekat Hak hasil cipta. Setiap pembuat atau pemegang Hak
melanggarnya.34
34
Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun, I Made Suwitra, and I Made Sepud, “Plagiasi Hak Cipta
Karya Seni Rupa Di Bali,” Jurnal Lingkungan & Pembangunan 1, no. 1 (2017): 40–52.
Hukum Hak hasil cipta bertujuan melindungi ciptaan-ciptaan
hak para pembuat ini perlu dilindungi dari perbuatan orang lain yang
Istilah Hak hasil cipta diusulkan pertama kali oleh Sutan Mohammad
hanyalah hak dari pengarang saja, atau yang ada sangkut pautnya
Belanda Auteurs Rechts 36. Mengenai hal ini istilah Hak hasil cipta
merupakannya.37
35
Ajip Rosidi, Undang-Undang Hak Cipta: Pandangan Seorang Awam (Jakarta: PT.
Djambatan, 1984).
36
Prawira. and Griadhi, “Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tindakan Modifikasi Permainan
Video Yang Dilakukan Tanpa Izin.”
37
Perjanjian Lisensi and Hesty D Lestari, “Kepemilikan Hak Cipta Dalam,” no. 104 (2013):
173–88.
Berdasarkan Ketentuan Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang
yang dimaksud dengan Hak hasil cipta adalah Hak hasil cipta adalah
peraturan Perundang-Undangan.
itu, HKI bersifat khusus karena hak tersebut hanya diberikan kepada
eksklusif karena dengan Hak hasil cipta, pemegang hak hasil cipta
38
Supramono, Hak Cipta Dan Aspek-Aspek Hukumnya.
d. Fungsi Hak hasil cipta
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak hasil cipta dapat secara implisit
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak hasil cipta Hak hasil cipta
bersifat komersial.
aspek dasar, yaitu tentang hak eksklusif dan bahwa hak tersebut
Intelektual yang lain, Hak hasil cipta lahir bukan karena pendaftaran,
yang berarti bahwa Hak hasil cipta telah dimiliki oleh pembuatnya
pada saat lahirnya hasil cipta tersebut. hal ini yang menjadi prinsip
pokok yang mendasari Hak hasil cipta. Namun demikian prinsip
Hak hasil cipta harus sesuai dengan tujuannya, agar tidak terjadi
Mengenai hal ini sebenarnya apa yang diartikan diatas adalah fungsi
sosial dalam arti sempit, dalam arti luas seorang pembuat harus
dengan Hak Milik lainnya, Hak hasil cipta merupakan Hak Milik
Berikut ini adalah beberapa sifat dari Hak hasil cipta, antara lain:
39
Vollmar I.S. Adiwimarta, Pengantar Studi Hukum Perdata I Edisi Revisi (Jakarta: Rajawali
Pers, 1998).
Hak hasil cipta merupakan hak yang bersifat khusus,
kepentingan masyarakat.
2014 tentang Hak hasil cipta. Suatu hak hasil cipta yang dimiliki
maka Hak hasil cipta dibatasi oleh beberapa hal berikut 41:
41
Sudargo Gautama, Konvensi-Konvensi Hak Milik Intelektual Baru Untuk Indonesia (Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti, 2005).
c. Geografis, menunjukkan tempat produksinya suatu hak hasil
cipta.
Milik atas benda lainnya. Hak hasil cipta hanya ada dan dimiliki oleh
Hak hasil cipta tersebut. Tujuan secara umum dari Hak Kekayaan
perlindungan kepada hasil ciptanya yang telah dia buat dan ciptakan
berikutnya. Terkait dalam hal ini perlindungan Hak hasil cipta atas
Deklaratif yang mana pendaftar tidak serta merta diterbitkan hak atas
lain. Selain itu Hak Cipta juga memberikan pengakuan kepada status
karya yang dapat meningkatkan daya kompetisi atau daya saing atas
asli. dan hak moral yang mencakup hak untuk diakui merupakan
melindungi pula hak hak pihak lain yang memiliki kaitan dengan
ciptaan atau hasil karya tersebut. hak ini dikenal dengan istilah hak
terkait atau dalam Bahasa Inggris disebut Neighbouring right. Hak
terkait pada prinsipnya yaitu hak yang dimiliki oleh pihak lain
apabila tidak mendaftarkan Hak hasil cipta itu tidaklah ada, kecuali
dalam hal ini suatu hasil ciptaan tersebut menjadi kewenangan penuh
h. Lukisan
Seni lukisan adalah salah satu cabang seni rupa dari seni terapan
yang dilindungi oleh Hak hasil cipta. Sedangkan melukis adalah kegiatan
mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi
untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja.
43
Prawira. and Griadhi, “Perlindungan Hukum Hak Cipta Atas Tindakan Modifikasi Permainan
Video Yang Dilakukan Tanpa Izin.”
Seperti kanvas, kertas, atau papan, alat yang digunakan dapat bermacam
yang digunakan. Mengenai dalam hal ini pada dasarnya seni lukisan
warna.44 Terkait dalam hal ini garis dan warna merupakan elemen pokok
dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis,
rupa yang juga tertuang didalam suatu bidang yang berbentuk dua
dimensi.46
4. Pembahasan
benda bergerak tidak berujud. Benda diartikan merupakan gejala sesuatu yang
dapat dijadikan objek hak milik. Merupakan benda, sifat-sifat hak kebendaan
melekat juga pada HAKI, salah satunya adalah dapat dialihkan pada pihak
lain”.
yaitu hak asasi manusia (human right). HAKI adalah kekayaan pribadi yang
lainnya. Kekayaan yang dimiliki seseorang tersebut tidak muncul begitu saja,
akan tetapi perlu campur tangan negara. Dalam arti negara memberikan
pengakuan atas hasil karya seseorang. Dengan diakuinya hak atas karyanya,
orang lain. Dalam banyak kasus, izin itu tidak dilakukan oleh orang yang
menggunakan hak hasil cipta karya orang lain. Seseorang dengan seenaknya
mengambil karya orang lain dengan caracara yang dilarang oleh undang-
siapa saja mengambil karya orang lain dengan ancaman pidana penjara.
Dengan demikian begitu banyak orang lain memanfaatkan begitu saja karya
orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu padahal jelas-jelas hal tersebut
gratis, sudah pasti manfaat dari karya itu hanya akan dinikmati oleh orang
lain yang bukan menjadi pemilik asli. Pembuat dari karya itu sendiri hanya
pembuat atau orang yang ingin berkarya akan berfikir buat apa susah-susah
berkarya, jika tidak ada perlindungan hak hasil cipta dari suatu negara orang
Intelektual saat ini telah memangkas jangka waktu, seperti halnya dalam
pendaftaran Hak hasil cipta dapat ditelusuri dalam Naskah Akademik RUU
Hak hasil cipta bahwa salah satu alasan perlunya penyederhanaan waktu
yang ditentukan. Lamanya jangka waktu yang ditentukan tersebut juga tidak
cipta akan menjadi lebih singkat. Untuk pendaftaran hak hasil cipta, selain ke
Hukum dan HAM yang terdapat di setiap Provinsi dan Konsultan HAKI
Sentra HAKI, UMKM, institusi lain, badan hukum dan Perorangan yang telah
Provinsi dan Konsultan HAKI. Sehingga, tidak semua UMKM yang tersebar
memiliki manfaat yang besar bagi pembuatnya. Walaupun memang tidak ada
baiknya jika dilakukan suatu pendaftaran hak merek atas produk mereka agar
terjadi suatu sengketa, apabila telah didaftarkan maka pembuktian akan lebih
mudah karena pemiliki merek dapat memberikan bukti otentik berupa tanda
a. Pemahaman sebagian besar dari pelaku pelukis kepada Hak Merek masih
pemahaman terkait kegunaan dan manfaat dari merek inilah yang masih
sangat sedikit.
biaya ringan atau bahkan tanpa biaya belumlah secara menyeluruh dapat
peminatnya
g. Pemahaman dimana pelaku usaha merasa jika rasa dari produk miliknya
tetap lebih enak dari yang lain sehingga tidak masalah jika ditiru dan
timbul dipermukaan saja, tetapi lebih dari pada itu dibutuhkan upaya-
kebijakan.
hukum hanya bagian dari sebuah proses perlindungan hak hasil cipta.
Ada beberapa upaya hukum yang dapat ditempuh bagi pembuat lagu
97). Hal ini mengandung arti bahwa pihak yang mencatatka tidak
gewijsde).
Di samping itu juga, ahli waris berhak menggugat setiap orang yang
telah dengan sengaja dan tanpa hak dan tanpa persetujuan pembuat yang
melanggar hak moral (Pasal 98). Hal moral ilanggar dengan cara tidak
sehingga pihak yang beritikad buruk itu telah terbukti melanggar Pasal 5
pihak lain yang telah melanggar hak- hak pembuat (hak moral, hak ekonomi,
hak terkait dan hak royalti). Di samping itu penetapan sementara juga
dilakukan dalam waktu yang cepat dan proses pengambilan putusan yang
Oleh karena itu, harus ada tindakan yang dapat menghambat kerugian
tujuan utama mencegah masuknya barang yang diduga hasil pelanggaran hak
hasil cipta atau hak terkait ke jalur perdagangan, menarik dari peredaran dan
pelanggaran hak hasil cipta atau hak terkait tersebut dan juga mengamankan
dihadapi dan ditangani Pengadilan Niaga tetap berjalan dan menunggu hingga
b. Upaya hukum yang dapat ditempuh apabila karyanya di bajak pihak lain
cipta yang melindungi hasil cipta serta perbuatan-perbuatan apa saja yang
Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu serta
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas
hak hasil cipta masih tergolong deklaratif sehingga tidak ada keharusan
lain. Selain itu perlu juga dilakukan evaluasi secara menyeluruh kepada
yang berkaitan dengan hak hasil cipta lukisan dan karya seni, evaluasi
cipta.
DAFTAR PUSTAKA