Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

EKONOMI KOPERASI
KERJA SAMA ANTAR UNIT PRODUKTIF
Dosen pengampuh : ABI WAQQASH, S. E. I., M. E. I

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5

1. MUHAMMAD NUR PURBA


2. PUTRI ANJELITA
3. RAHMAWATI

EKONOMI SYARIAH EKSLUSIF SEMESTER VII B


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISLAHIYAH
BINJAI
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Kerja sama antar unit produktif “ dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah ekonomi koperasi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh Mata kuliah ekonomi


koperasi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Binjai , 12 oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.........................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................4
C. TUJUAN MAKALAH...........................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. KONSEP ALIANSI STRATEGIS........................................................................................5
B. KONSEP KERJASAMA ANTAR PERUSAHAAN..............................................................7
C . LANDASAN KONSEP SKALA EKONOMI......................................................................11
D. LANDASAN ORIENTASI KOPERASI............................................................................13
E . LANDASAN MANFAAT EKONOMIS...............................................................................16
A. Kesimpulan..............................................................................................................................18
B. SARAN.....................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Koperasi merupakan kegiatan usaha yang bergerak di bidang ekonomi, maka perlu kerja
sama dengan organisasi lain, baik itu sesama koperasi atau bukan koperasi. Kerja sama koperasi
tersebut ada yang bersifat horizontal dan vertikal, bahkan sebagai konsekuensi dalam melakukan
kerja sama tersebut menghendaki untuk dibentuknya wadah organisasi baru untuk
mengembangkan kegiatan usahanya. Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja berdasarkan


ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan, persekutuan, dsb.)
serta hukum dagang dan hukum pajak. Organisasi koperasi yang khas dari suatu organisasi harus
diketahui dengan menetapkan anggaran dasar yang khusus. Selain itu koperasi juga menjalin
kerja sama di bidang usaha yang bertujuan untuk lebih memajukan koperasi itu sendiri. Dengan
demikian, kita perlu mempelajari lebih dalam tentang kerja sama koperasi dibidang usaha
tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1 . Apa konsep aliansi strategis


2 . Apa konsep kerja sama antar perusahaan
3 . Apa Landasan konsep sekala ekonomi
4 . Apa Landasan orientasi ekonomi
5 . Apa Landasan manfaat ekonomis

C. TUJUAN MAKALAH

1 . Mengetahui konsep aliansi strategis


2 . Mengetahui konsep kerja sama antar perusahaan
3 . Mengetahui Landasan konsep sekala ekonomi
4 . Mengetahui Landasan orientasi ekonomi
5 . Mengetahui Landasan manfaat ekonomi

iii
BAB II

PEMBAHASAN
A. KONSEP ALIANSI STRATEGIS
Aliansi strategis adalah merupakan salah satu bentuk ikatan usaha yang menggabungkan
sumberdaya ataupun visi antar usaha kecil sehingga akan meningkatkan benefit usaha tersebut
(Miller, 2007). Model aliansi strategis memungkinkan industri skala kecil melakukan
penggabungan sumberdaya secara startegis untuk mencapai suatu tujuan jangka panjang dengan
tetap otonom pada masing pada masing-masing industri kecil tersebut (Whipple and Frankel,
2000; Herman, 2002; Haris, 2006; Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, 2006; Miller,
2007) Aliansi strategis merupakan penyatuan aktivitas yang saling menunjang, saling tergantung
baik secara vertikal maupun horizontal diantara dua atau lebih usaha.Aliansi merupakan salah
satu konsep pemikiran dalam memecahkan persoalan yang muncul sekaligus dapat
menjembatani gap antara lembaga usaha yang kuat dan lemah (Deputi Bidang Pengkajian
Sumberdaya UKMK, 2006).
Dalam perspektif aliansi strategis pemilik usaha kecil berinvestasi dalam aliansi
manakala terdapat potensi sumberdaya yang dapat disharingkan untuk sukses dalam pasar yang
kompetitif (Miller et al, 2007). Aliansi strategis adalah satu konsep kerjasama yang berisikan
beberapa muatan yang sifatnya operasional dalam bisnis yang meliputi: aspek distributif manfaat
dan biaya, aspek efisiensi menyangkut pengalokasian sumberdaya, aspek resiko dan
ketidakpastian, optimalisasi kekuatan dan eliminasi kelemahan, interpretasi dan persepsi yang
sama, aturan main (rule of the game), memiliki core business, keterpaduan sistemik,
keseimbangan hak dan kewajiban, transparansi dalam batas-batas yang dikerjasamakan (Deputi
Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, 2006).
Aliansi strategis adalah merupakan salah satu cara khusus untuk dapat
mengorganisasikan sebuah usaha, disamping itu aliansi strategis juga merupakan salah satu
strategi bisnis dalam meminimalkan resiko dan menjaga keberlangsungan bisnis tersebut. Intinya
adalah meskipun kewiraswastaan sebagai usaha individu, unjuk kerja bisnis akan semakin
tergantung pada tindakan kolektif dan bukan tindakan individu (Perry, 2000). Agroindustri skala
kecil yang pada hakekatnya memiliki beberapa kelemahan dalam hal sumberdaya yang dimiliki
maka ketergantungan dengan stakeholder sangat tinggi.
Aliansi strategis merupakan salah satu solusi alternatif dalam memecahkan persoalan
keterbatasan sumberdaya yang dimiliki agroindustri skala kecil. Agroindustri skala kecil pada
umumnya mempunyai kondisi seperti tersebut diatas sehingga pengembangan industri melalui
aliansi strategis merupakan suatu keniscayaan. Melalui aliansi strategis ini maka diharapkan
dapat menjadi mekanisme dalam mengatasi keterbatasan internal sekaligus dapat memperkecil
resiko eksternal. Terdapat dua faktor yang mendorong terbentuknya aliansi strategis sebagai
mekanisme menghadapi persaingan tersebut yakni faktot eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal meliputi: globalisasi selera, teknologi global, skala ekonomis dan jangkauan usaha,
krisis ekonomi global, sedangkan faktor internal berupa kemampuan yang tidak memadai
meliputi: akses kedalam pasar, akses mendapatkan teknologi, akses mendapat keahlian khusus,
akses mandapatkan .1
1. Keuntungan Aliansi Strategis Dalam era ekonomi dewasa ini
Aliansi strategis memungkinkan korporasi meningkatkan keunggulan bersaing bisnisnya melalui
akses kepada sumber daya partner atau rekanan. Akses ini dapat mencakup pasar, teknologi,
kapital dan sumber daya manusia. Pembentukan tim dengan korporasi lain akan menambahkan
1
KUSNANDAR, K., UTAMI, B. W., & ANANTANYU, S. (2012). Rekayasa model aliansi strategis agroindustri skala kecil
(kasus kluster industri tahu). SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 9(1).

4
sumber daya dan kapabilitas yang saling melengkapi (komplementer), sehingga korporasi
mampu untuk tumbuh dan memperluas secara lebih cepat dan efisien. Khususnya pada korporasi
yang tumbuh dengan pesat, relatif akan berat untuk memperluas sumber daya teknis dan
operasional. Dalam proses, korporasi membutuhkan penghematan waktu dan peningkatan
produktivitas dengan tanpa mengembangkan secara individual, hal ini agar korporasi dapat tetap
fokus pada inovasi dan bisnis inti organisasi. Korporasi yang tumbuh pesat dipastikan harus
melakukan aliansi strategik untuk memperoleh benefit dari saluran distribusi, pemasaran,
reputasi merek dari para pemain bisnis yang lebih baik.
Dengan melakukan aliansi strategik, beberapa keuntungan adalah (1) memungkinkan
partner untuk konsentrasi pada aktivitas terbaik yang sesuai dengan kapabilitasnya, (2)
pembelajaran dari partner dan pengembangan kompetensi yang mungkin untuk memperluas
akses pasar, (3) memperoleh kecukupan sumber daya dan kompetensi yang sesuai agar
organisasi dapat hidup. Lebih lanjut Pits dan Lei (1996, hlm. 216-217) menyatakan ada empat
keuntungan bagi perusahaan bila perusahaan tersebut membangun aliansi dengan perusahaan-
perusahaan lain. Keempat keuntungan tersebut adalah (1) aliansi dapat menghalangi masuknya
para pendatang baru, (2) aliansi dapat mengurangi dampak perubahan evolusi industri, (3) aliansi
dapat meningkatkan pembelajaran tentang penggunaan teknologi baru, dan (4) aliansi dapat
memperkuat lini produk (produk line). Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel kesuksesan aliansi seperti yang tampak pada Gambar berikut ini mengacu pada
penelitian Saxton (1997, hlm. 460) dan Dussauge dan Garrette (1998, hlm. 109) yaitu kelanjutan
aliansi, peningkatan kualitas, dan kemampuan berkompetisi.
1. Kelanjutan aliansi merupakan keberhasilan perusahaan dalam memelihara kerjasama yang
telah terjalin baik.
2. Peningkatan kualitas merupakan peningkatan kualitas pelayanan perusahaan setelah menjalin
kerjasama dengan mitranya.
2. Penggunaan Aliansi Strategis
Aliansi strategis pada umumnya digunakan perusahaan untuk:
1. Mengurangi biaya melalui skala ekonomi atau pengingkatan pengetahuan Meningkatkan akses
pada teknologi baru
2. Melakukan perbaikan posisi terhadap pesaingMemasuki pasar baru
3. Mengurangi waktu siklus produk
4. Memperbaiki usaha-usaha riset dan pengembangan
5. Memperbaiki kualitas II.4 Perencanaan Aliansi yang Berhasil Sebelum korporasi melakukan
aliansi strategi dengan rakanan, secara internal korporasi harus melakukan beberapa persiapan. 2
Hal ini dilakukan agar aliansi yang dijalankan berhasil sukses. Pemikiran yang mendalam
tentang struktur dan rincian bagaimana aliansi akan dikelola perlu mempertimbangkan hal
berikut dalam perencanaan proses aliansi. Korporasi terlebih dahulu mendefinisikan outcome
yang diharapkan melalui hubungan aliansi strategik, selain juga menentukan elemen-elemen apa
saja yang dapat disediakan oleh masing-masing pihak dan keuntungan yang akan diperoleh.
Korporasi juga perlu terlebih dahulu melakukan proteksi atas berbagai hak kekayaan intelektual
melalui beberapa kesepakatan dan perjanjian legal agar tidak terjadi proses transfer pengetahuan
yang merugikan. Korporasi juga harus sejak awal menentukan pada layanan atau produk apa
yang akan dijalankan. Untuk keberhasilan pengoperasian layanan ataupun produk, korporasi
perlu mengkaji sejauh mana terdapat kompetibilitas budaya perusahaan agar tercipta tingkat

2
https://e-journal.uajy.ac.id/1312/3/2EM16548.pdf

5
kepercayaan yang baik. Setelah beberapa kajian tersebut dilakukan, sesungguhnya proses
pembentukan aliansi strategis adalah melalui tahapan berikut:
1. Pengembangan Strategi. Pada tahap ini akan dilakukan kajian tentang kelayakan aliansi,
sasaran dan rasionalisasi, pemilihan fokus isu yang utama dan menantang, pengembangan
sumber daya strategi untuk mendukung produksi, teknologi, dan sumber daya manusia. Pada
tahapan ini dilakukan penyesuaian sasaran dengan strategi keseluruhan perusahaan/ korporasi.
2. Penilaian Rekanan. Pada tahap ini dilakukan analisis potensi rekan yang akan dilibatkan, baik
kekuatan maupun kelemahan, penciptaan strategi untuk mengakomodasi semua gaya manajemen
rekanan, menyiapkan kriteria pemilihan rekanan, memahami motivasi rekanan dalam
membangun aliansi dan memperjelas gap kapabilitas sumber daya yang mungkin akan
dikeluarkan oleh rekanan.
3. Negosiasi Kontrak. Tahap ini mencakup penentuan apakah semua pihak memiliki sasaran
yang realistis, pembentukan tim negosiasi, pendefinisian kontribusi masing-masing pihak dan
pengakuan atas proteksi informasi penting, pasal-pasal terkait pemutusan hubungan, hukuman/
penalti untuk kinerja yang buruk, dan prosedur yang jelas dan dapat dipahami dalam interaksi.
4. Operasionalisasi Aliansi. Operasionalisasi aliansi mencakup penegasan komitmen manajemen
senior masing-masing pihak, penentuan sumber daya yang digunakan untuk aliansi,
menghubungkan dan menyesuaian anggaran dan sumber daya dengan prioritas strategik,
penegasan kinerja dan hasil dari aktivitas aliansi. 5. Pemutusan Aliansi. Aliansi dapat dihentikan
dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Pada umumnya ketika sasaran tidak tercapai, atau
ketika partner melakukan perubahan prioritas strategik, atau melakukan realokasi sumberdaya ke
tempat yang berbeda.

B. KONSEP KERJASAMA ANTAR PERUSAHAAN


Sementara pengertian kerjasama di dalam dunia bisnis adalah kegiatan mengatur
kemitraan yang saling menguntungkan dan dikerjakan secara sukarela oleh bidang-bidang yang
berkaitan dengan dunia usaha. Bisnis tidak melulu berbicara tentang mencari uang dan
keuntungan saja, kebanyakan pengusaha menjalin relasi atau hubungan dengan pengusaha lain
termasuk kompetitornya yang bertujuan untuk mencari keuntungan bagi kedua belah pihak. Hal
tersebut dikarenakan beberapa pengusaha berfikir bahwa persaingan hanya akan memberikan
dampak negatif.
1. Manfaat Kerjasama
Kerjasama juga memberikan sebuah manfaat, antaralain :
 Dapat mempererat ikatan persaudaraan
 Dapat menumbuhkan semangat persatuan
 Pekerjaan lebih cepat terselesaikan
 Pekerjaan terasa lebih ringan
 Mendorong individu agar dapat bekerja lebih produktif, efektiv dan efisien
2. Tujuan Kerjasama
Tujuan dari individu atau kelompok menjalin suatu kerjasama adalah :
 Meningkatkan rasio untuk mencapai suatu keuntungan.
 Untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan dalam suatu negara.
 Membuat pelaku kegiatan saling mengenal satu sama lain.

6
 Menjadi sarana untuk mengemukakan opini dan pendapat.3
3. Terdapat beberapa macam bentuk kerjasama dalam kegiatan usaha yang sering
dilakukan oleh perusahaan yaitu:
1. Merger
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT)
menggunakan istilah “Penggabungan” sebagai pengganti terminologi “Merger”. UUPT
memberikan pengertian penggabungan adalah perbuatan hokum yang dilakukan oleh dua
Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satPerseroan baru yang
karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih
Karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan
hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. Menurut Abdulkadir
Muhammad istilah Merger di Indonesiakan menjadi Penggabungan. Penggabungan sama halnya
dengan akuisisi merupakan pengembangan perusahaan yang sudah ada. Pengembangan ini
terjadi karena ada beberapa (minimal dua) perusahaan yang bergabung, tetapi salah satunya tetap
berdiri, sedangkan yang lainnya bubar karena dilebur kedalam perusahaan yang masih ada.
Merger memiliki tujuan yaitu:
1) Memperbesar modal
2) Menyelamatkan kelangsungan produksi
3) Mengembangkan jalur produksi
4) Menciptakan system pasar monopolisitik6
2. Konsolidasi
Konsolidasi atau yang disebut juga sebagai peleburan perusahaan, merupakan perbuatan
hukum yang dilakukan oleh satu atau lebih perseroan untuk meleburkan diri dengan perseroan
lain dengan membentuk satu perseroan baru, yang masing-masing perseroan yang meleburkan
diri menjadi bubar (tanpa proses likuidasi), sehingga perseroanperseroan yang telah
membubarkan diri membentuk perusahaan baru. Singkat kata, konsolidasi merupakan
penggabungan perusahaan yang bergabung menjadi satu dan membentuk perusahaan baru.
3. Joint Venture Menurut Engga Prayogi,
Joint Venture adalah suatu persetujuan diantara dua pihak atau lebih, untuk melakukan
kerjasama dalam suatu kegiatan. Joint Venture atau usaha patungan merupakan persetujuan
diantara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerjasama di dalam suatu proyek, seringkali suatu
joint venture dilakukan apabila perusahaan-perusahaan dengan teknologiu yang saling
melengkapi ingin menciptakan barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-
masing perusahaan. Suatu joint venture biasanya dibatasi pada suatu proyek Investasi dalam joint
venture. Kepemilikan atas investasi dalam joint venture dapat dilakukan secara bervariasi. Pada
umumnya kepemilikan mayoritas ada pada pihak asing, dan kepemilikan minoritas ada di tangan
pihak nasional. Kepemilikan dapat juga ditentukan seimbang, dapat pula 100% pemilikan
dipegang oleh salah satu partner, sedangkan partner yang lain mempunyai hak opsi untuk
mendapatkan sebagian atau keseluruhan saham.
4. Waralaba
Waralaba (Inggris: Franchising; Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau kebebasan
adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi
pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak
diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak darikekayaan intelektual (HAKI) atau
3
https://dosenpintar.com/pengertian-kerjasama/

7
pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan
persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang dan jasa. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan
Waralaba ialah:Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana
pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk
melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu. Berkaitan dengan hubungan
hukum para pihak dapat diuraikan sebagai berikut :
Hak dan kewajiban para pihak menurut KUH Perdata Sebagaimana yang dikemukakan
oleh M. Yahya Harahap, bahwa suatu perjanjian merupakan suatu hubungan hukum kekayaan
antara dua orang/pihak atau lebih, yang memberikan kekuatan hak pada suatu pihak untuk
memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk melaksanakan prestasi.
Dari pengertian diatas menegaskan tentang hubungan hak dan juga kewajiban bagi orang atau
pihak yang melaksanakan perjanjian. Jadi, ketika melakukan suatu perjanjian, ada hak dan
kewajiban yang melekat masing-masing pihak yang harus dilaksanakan supaya perjanjian
tersebut terlaksana. Selanjutnya, dalam kontrak kita mengenal penghormatan dan pengakuan
terhadap prinsip konsensus dan kebebasan para pihak syarat-syarat perdagangan dan hak serta
kewajiban para pihak seluruhnya diserahkan kepada para pihak dan hukum menghormati
kesepakatan ini yang tertuang dalam perjanjian. Meskipun kebebasan para pihak sangatlah
essensial, namun kebebasan tersebut ada batas-batasanya, yaitu ;
(1) pembatasan yang umum adalah kebebasan tersebut tidak boleh bertentangan dengan undang-
undang, dan dalam taraf tertentu, dengan ketertiban umum, kesusilaan dan kesopanan,
(2) status dari kontrak itu sendiri. Kontrak dalam perdagangan internasional misalnya, tidak lain
adalah kontrak nasional yang ada unsure asingnya, artinya kontrak tersebut meskipun di bidang
perdagangan internasional paling tidak tunduk dan dibatasi oleh hukum nasional (suatu Negara
tertentu),
(3) pembatasan lain yang juga penting dan mengikat para pihak adalah kesepakatankesepakatan
atau kebiasaan-kebiasaan dagang yang sebelumnya dilakukan oleh para pihak yang
bersangkutan. Hukum perdata bisa dikatakan sebagai ketentuan yang sudah mengatur hak serta
kepentingan tiap individu di masyarakat. Maka, jika dikaitkan dengan aktifitas perdagangan,
maka bisa dikatakan sebagai perangkat hukum yang dibuat untuk mengatur tatacara serta
pelaksanaan suatu urusan atau untuk kegiatan perdagangan, keuangan atau industri yang
memiliki dampak pada pertukaran barang dan jasa. Anda juga bisa memberikan arti bahwa
hukum perdata ini bisa saja berkaitan dengan aktifitas perdagangan. Perjanjian kerjasama dagang
antar perusahaan dibuat untuk melindungi para pihak dari kemungkinan risiko di kemudian hari.
Lebih dari itu, ternyata surat perjanjian kerja sama perusahaan juga memiliki manfaat lainnya.
Di bawah ini adalah beberapa alasan kenapa harus membuat perjanjian kerja sama.
Ketika kedua belah pihak telah sepakat untuk menjalin kerja sama, perjanjian kerja sama
dibutuhkan sebagai aturan yang mengikat kedua belah pihak. Dengan disepakatinya perjanjian
kerjasama menandakan terjadinya hubungan hukum diantara para pihak dalam hal ini antar
perusahaan, yang dibarengi dengan adanya hak dan kewajiban diantara para pihak. Salim H.S
menyebutkan bahwa kontrak atau perjanjian merupakan hubungan hukum antara subjek hukum
yang satu dengan subjek hukum yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum
yang satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain berkewajiban untuk
melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya.
Dengan adanya perjanjian ini, dapat mengatur dan memperoleh kejelasan atas pembagian hak
dan kewajiban yang jelas sesuai dengan posisi masing-masing pihak. Selain itu, para pihak juga
bisa mengatur beberapa hal yang dapat menimbulkan pemutusan kerja sama atau konsekuensi
yang akan diterima pihak yang melanggar perjanjian. Banyak perusahaan yang mengabaikan
surat perjanjian kerja sama dengan modal saling percaya. Selain membiarkan risiko yang tinggi,
8
hal ini juga bisa memberikan dampak menurunnya tingkat profesionalitas perusahaan. Dengan
adanya surat perjanjian kerja sama perusahaan, Anda dan rekan bisnis akan lebih mudah
menunjukkan sikap profesional dalam bekerja sama, di mana kedua belah pihak harus bisa
bekerja sesuai dengan hak dan kewajiban yang telah disepakati dan tertulis dalam perjanjian
tersebut. Perjanjian Kerja Sama antar perusahaan berisi penjabaran mengenai syarat dan
ketentuan dari hubungan kerja sama antara para pihak, tanggung jawab masing-masing pihak,
serta larangan bagi para pihak selama kerja sama berlangsung. Format dan Isi dari perjanjian
kerja sama tidak diatur secara tegas dalam KUHPerdata, sehingga sesuai dengan Pasal 1338
KUHPerdata, para pihak diberikan kebebasan untuk menentukan halhal yang diatur dalam
perjanjian, selama hal yang diperjanjikan tidak melanggar hukum yang berlaku. Berikut ini
adalah contoh klausul yang umumnya ada dalam suatu perjanjian kerja sama:
a. Komparisi (identitas para pihak)
b. maksud dan tujuan
c. ruang lingkup kerja sama
d. jangka waktu atau durasi kerja sama
e. hak dan kewajiban para pihak
f. harga dan tata cara pembayaran
g. larangan bagi para pihak selama kerja sama berlangsung (jika ada)
h. kerahasiaan
i. ganti rugi dan pembatasan tanggung jawab
j.pengakhiran perjanjian
k. penyelesaian sengketa
l. pasal lain-lain. Surat perjanjian adalah sebuah surat yang berisikan tentang perjanjian
ataupun kesepakatan antara dua belah pihak mengenai kewajiban dan hak dari masing-
masing pihak yang bersifat mengikat diri untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu. Perlu diketahui bahwa secara umum, surat perjanjian ini terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Surat perjanjian autentik adalah surat perjanjian yang dalam proses pembuatannya dihadiri
atau diketahui oleh pejabat pemerintahan yang ditunjuk sebagai saksi.
2. Surat perjanjian di bawah tangan adalah surat perjanjian yang dalam proses pembuatannya
tidak menggunakan saksi dari pejabat pemerintahan.
Perlu diketahui bahwa penggolongan surat perjanjian diatas tidak berkaitan dengan keabsahan
surat perjanjian yang telah dibuat. Misalnya saja, sebuah surat perjanjian yang dibuat tanpa
notaris, surat tersebut dapat dianggap sah jika memenuhi syarat-syarat sahnya sebuah surat
perjanjian. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai pengertian dari surat perjanjian, surat
perjanjian ini berfungsi sebagai sebuah bukti yang outentik bahwa terdapat pihak-pihak tertentu
yang telah melakukan sebuah kesepakatan atau perjanjian. Selain itu surat perjanjian ini juga
dapat menjadi sebuah dasar dalam melaksanakan hal-hal yang telah menjadi kesepakatan oleh
pihak-pihak yang telah membuat perjanjian. Sebuah surat perjanjian akan dianggap sah jika
memenuhi beberapa syarat tertentu. Berikut merupakan beberapa syarat agar surat perjanjian
dapat dianggap sah :
1. Sebuah surat perjanjian harus ditulis diatas kertas segel atau dapat menggunakan sebuah kertas
biasa yang dilengkapi dengan materai.
2. Dalam pembuatan surat perjanjian harus dilandasi dengan rasa ikhlas, rela dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.

9
3. Isi dari sebuah surat perjanjian harus dipahami betul-betul oleh kedua belah pihak yang
melakukan perjanjian atau kesepakatan.
4. Pihak-pihak yang sepakat dalam membuat sebuah perjanjian harus sudah dewasa serta harus
dalam keadaan waras dan sadar saat membuat sebuah surat perjanjian.
5. Isi dari surat perjanjian harus jelas dan sangat terperinci.
6. Isi dari surat perjanjian harus tetap tunduk terhadap undang-undang serta norma-norma susila
yang berlaku.4

C . LANDASAN KONSEP SKALA EKONOMI


Skala ekonomi atau yang biasa disebut dengan economies scale adalah suatu
penghematan biaya saat perusahaan meningkatkan skala produksinya. Peningkatan output ini
memungkinkan pihak perusahaan untuk bisa mendapatkan biaya produksi rata-rata yang
menurun. Sehingga, produksi akan menjadi lebih efisien, karena pihak perusahaan bisa lebih
mendistribusikan total biaya tetap pada sejumlah besar output. Kondisi sebaliknya adalah skala
disekonomi, yakni suatu kondisi dimana peningkatan output mampu menghasilkan peningkatan
biaya rata-rata. Di dalam suatu grafik, titik balik sebelum biaya rata-rata menuju skala ekonomi
atau kuarter satu yang kita sebut sebagai skala efisien minimum atau minimum efficient scale.
Semakin besar jumlah output yang bisa dihasilkan, maka akan semakin rendah juga biaya tetap
per unit. Selain itu,  perusahaan juga akan mendapatkan penghematan biaya lain saat operasional
perusahaan semakin besar. Pengertian lain dari economies scale adalah adalah salah satu sumber
keunggulan yang kompetitif. Perusahaan mempunyai struktur biaya yang lebih rendah, sehingga
memungkinkan mereka dalam untuk mengajukan tawaran produk pada harga yang lebih
kompetitif daripada harga pesaing. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pangsa pasar yang
lebih luas.

1. Penyebab Terjadinya Skala Ekonomi


Beberapa alasan kenapa perusahaan menghasilkan biaya per unit yang lebih murah adalah
sebagai berikut:
1. Spesialisasi tenaga kerja dan teknologi yang lebih terintegrasi mampu meningkatkan
jumlah dan juga volume produksi. Sehingga, keduanya mampu meningkatkan
produktivitas sehingga pihak perusahaan bisa menghasilkan output yang lebih banyak
dengan menggunakan input yang sama.
2. Biaya per unit yang lebih rendah bisa berasal dari pesanan yang banyak dari pihak
pemasok atau supplier, pembelian iklan yang lebih besar, ataupun biaya yang lebih
murah.
3. Pihak perusahaan bisa menyebarkan  biaya fungsi bisnis pada lebih banyak output, serta
menghasilkan biaya per unit yang lebih murah.

Beberapa sumber skala ekonomi internal adalah sebagai berikut:


 Diskon pembelian suatu bahan baku dalam jumlah yang sangat banyak. Diskon harga
akan mampu mengurangi biaya bahan baku per unit output.
 Penyebaran biaya input modal yang sangat mahal pada jumlah besar output. Seperti,
biaya mesin per unit output akan bisa lebih murah saat perusahaan mampu menghasilkan
lebih banyak output.

4
Pantow, C. S. (2020). Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang Antar Perusahaan
Menurut Hukum Perdata. Lex Privatum, 8(2).

10
 Spesialisasi tenaga kerja.  Perusahaan membagi proses pada kompleks yang menjadi
beberapa tugas spesifik, sehingga memungkinkan pekerja untuk bekerja lebih produktif.
 Kurva pengalaman. Konsep seperti ini tidak hanya berlaku untuk mereka, tapi juga untuk
perusahaan. Perusahaan bisa menemukan cara yang paling efektif untuk bisa
menghasilkan output melalui  belajar sambil melakukan.
 Berinvestasi dalam sumber daya manusia.  Contohnya saja seperti pelatihan, peningkatan
keterampilan, dan juga kemampuan pekerja. Selain lebih produktif, itu pun
memungkinkan perusahaan untuk bisa mengurangi tenaga kerja teknis luar.
 Skala ekonomi modal. Perusahaan besar biasanya mempunyai kelayakan kredit akses
keuangan yang baik dibandingkan perusahaan yang lebih kecil lainnya. Mereka akan bisa
mengakses modal yang lebih murah.
2. Eksternal Economies Scale Adalah
Skala ekonomi eksternal ini adalah skala ekonomi yang  mana sumber penghematan biayanya
didapat dari luar perusahaan dan berlaku untuk semuanya.
Berikut  ini adalah beberapa sumber skala ekonomi eksternal.
 Aglomerasi
Beberapa industri atau pabrik yang mengelompok dan mendirikan fasilitas produksi pada
wilayah tertentu, seperti bisnis perangkat lunak yang ada di Silicon Valley.
Bila pemerintah membangun suatu jaringan transportasi pada wilayah tersebut, seluruh
perusahaan akan bisa menikmati penurunan biaya logistik. Pun sama halnya pada beberapa
pemasok komponen atau bisnis pendukung bisa merelokasi operasional mereka dekat dengan
wilayah tersebut.
 Keringanan Pajak
Kerap Kali perusahaan memberlakukan keringanan pajak untuk seluruh industri, sehingga
penurunan biaya pajak akan terjadi di seluruh area perusahaan.
3. Keuntungan dari Skala Ekonomi
Perusahaan bisa berusaha untuk segera mencapai skala ekonomi. Penurunan biaya rata-rata ini
sangat mendukung untuk keuntungan yang lebih baik lagi.
Oleh karena itu, jangan heran jika ada beberapa pemain baru yang umumnya lebih agresif dalam
hal mempenetrasi pasar. Mereka menjual produk dengan harga yang lebih murah, berharap
semakin banyak pelanggan yang nantinya akan membeli.
Peningkatan penjualan pun akan menghasilkan penurunan biaya dengan adanya skala ekonomi,
mengkompensasi margin keuntungan yang lebih rendah karena penetapan harga penetrasi.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari skala ekonomi:
 Meningkatkan Daya Saing 
Struktur biaya yang lebih rendah memungkinkan suatu perusahaan untuk bisa mendapatkan
keunggulan yang kompetitif. Perusahaan akan lebih siap apabila pesaing memperoleh strategi
agresif dengan cara menurunkan harga jual.
 Menyediakan Bisnis dengan Platform untuk Tumbuh
Penurunan biaya rata-rata yang merujuk pada keuntungan tinggi akan lebih banyak
menghasilkan profit untuk perusahaan guna mendanai ekspansi di masa depan.

11
 Harga Lebih Rendah 
Pengurangan biaya per unit akan memungkinkan suatu perusahaan dalam menawarkan harga
yang lebih rendah. Untuk konsumen, hal tersebut akan meningkatkan keterjangkauan mereka
dalam membeli produk.
 Variasi Produk 
Kemungkinan besar perusahaan akan bisa menginvestasikan kembali keuntungannya dalam
meneliti dan juga mengembangkan agar bisa menghasilkan berbagai produk agar bisa memenuhi
keperluan konsumen.
 Upah yang Lebih Tinggi
Karyawan akan bisa menegosiasikan gaji yang lebih tinggi lagi saat keuntungan perusahaan
mereka bisa meningkat.5
D. LANDASAN ORIENTASI KOPERASI
Landasan koperasi indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah,tujuan peran serta
kedudukan koperasi terhadap pelaku ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian indonesia.
Dalam UU No. 25/1992 tentang pokok pokok perkoperasian, koperasi indonesia mempunyai
landasan sebagai berikut.
a. Landasan idiil, sesuai dengan bab II UU No. 25/1992, landasan idiil koperasi indonesia ialah
Pancasila,
b. Landasan struktural,ialah UndangUndang Dasar 1945 Asas Koperasi. Berdasarkan pasal 2 UU
No. 25/1992, ditetapkan sebagai asas koperasi ialah kekeluargaan. Tujuan Koperasi. Tujuan
koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992, yang berbunyi: “Koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju,adil,danmakmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945″.
Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Lain Koperasi memiliki ciri dan karakteristik
tersendiri yang membedakannya dengan badan usaha lain. Ikatan Akuntan Indonesia telah
menetapkan Standar Akuntansi Keuangan terhadap praktik akuntansi badan usaha koperasi, yaitu
PSAK NO.27. Koperasi merupakan badan usaha yang bertujuan mensejahterakan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam praktik usahanya koperasi tidak hanya
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, akan tetapi lebih mengutamakan pelayanan terhadap
angota atau lebih mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Modal koperasi antara lain terdiri
dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan cadangancadangan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa koperasi dibiayai dan dikelola oleh anggotanya sendiri .
Laporan keuangan badan usaha koperasi menurut PSAK N0.27, adalah terdiri dari Neraca,
Laporan Perhitungan Usaha, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Yang paling membedakan laporan keuangan badan usaha
koperasi dengan badan usaha lainnya, antara lain dapat terlihat dari adannya laporan promosi
ekonomi anggota dalam koperasi sedang pada usaha lain, laporan keuangan tersebut tidak ada.
Laporan promosi ekonomi anggota merupakan laporan keuangan yang menggambarkan manfaat-
manfaat yang diterima oleh anggota dari badan usaha koperasi bersangkutan. Hal tersebut timbul
karena anggota koperasi mempunyai identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu
anggota sebagai pemilik juga sekaligus sebagai pengguna jasa dari koperasi bersangkutan (user
own oriented firm).

5
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/economies-scale-adalah/

12
Koperasi akan lebih mengutamakan pelayanan terhadap anggotannya dibandingkan dengan
pelayanan terhadap non anggota. Dalam koperasi, pencatatan transaksi yang berasal dari anggota
dan pencatatan transaksi yang berasal dari non anggota harus dipisahkan. Dengan demikian
praktek akuntansi dan penyajian laporan keuangan yang diselenggarakan oleh suatu badan usaha
koperasi akan berbeda dengan praktek akuntansi badan usaha lainnya. Hal tersebut sesuai dengan
karakteristikkarakteristik yang ada dalam badan usaha koperasi.
E. Prinsip Koperasi di Indonesia Dalam Bab III, bagian Kedua, Pasal (5) UU No 25 tahun 1992
diuraikan bahwa:
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masingmasing anggota;
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. Kemandirian;
Dalam mengembangkan koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai
berikut :
1. Pendidikan Perkoperasian
2. Kerja sama antar koperasi Dalam Penjelasan dari Pasal (5) UU No. 25 Tahun 1992 tersebut,
diuraikan bahwa prinsip koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi
mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakkan ekonomi rakyat yang
berwatak sosial. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan
usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi. Dengan adanya prinsip tersebut, koperasi
dapat dibedakan dari badan usaha lainnya, karena adanya:
a. Sifat kesuka relaan dalam keanggotaan koperasi. Sifat ini mengandung arti bahwa menjadi
anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun, sifat kesuka relaan ini juga mengandung
arti bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi.
b. Adanya prinsip demokrasi. Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakuakn
atas kehendak keputusan para anggotanya. Kalau dikaji secara mendalam, prinsip atau asa
koperasi tersebut merupakan penerimaan dari rumusan prinsip-prinsip seperti dirumuskan oleh
International Cooperative Alliance (I.C.A) ata aliansi koperasi internasional.
c. Pembagian sisa hasil usaha berdasar atas prinsip keadilan dan asas kekeluargaan. Sisa hasil
usaha koperasi tidak dibagi semata-mata atas dasar modal yang dimiliki anggota dalam koperasi,
tetapi juga atas dasar perimbangan jasa usaha mereka terhadap koperasi.
d. Koperasi bukan merupakan akumulasi modal. Meskipun koperasi bukan merupakan suatu
akumulasi modal, tetapi koperasi memerlukan modal pula untuk menjalankan kegiata usahanya.
e. Prinsip Kemandirian dari koperasi. Ini mengandung arti bahwa koperasi harus dapat berdiri
sendiri, tanpa bergantung kepada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada
pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.
f. Selain lima prinsip tersebut, dalam pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan
prinsip-prinsip pendidikan perkoperasian dan bekerja sama dengan antar koperasi.
E. Penggolongan Koperasi Berdasarkan Bidang Usaha

13
a. Koperasi Konsumsi:
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang
konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
b. Koperasi Produksi: Koperasi produksi adalah Koperasi yang kegiatan utamanya melakukan
pemrosesan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.
c. Koperasi Pemasaran: Koperasi pemasaran adalah Koperasi yang dibentuk terutama untuk
membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan.
d. Koperasi Kredit; Koperasi kredit atau Koperasi simpan-pinjam adalah Koperasi yang bergerak
dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali
kepada para anggotanya yang memerlukan bantuan modal.
Berdasarkan Jenis Komoditi
a. Koperasi Pertambangan;
Koperasi pertambangan adalah Koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau sumber-
sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bantuk dan sifat
sumbersumber alam tersebutu.
b. Koperasi Pertanian dan Peternakan;
Koperasi pertanian adalah Koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi
pertanian tertentu. Kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi pertanian biasanya meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. mengusahakan bibit, semprotan dan peralatan pertanian
2. mengolah hasil pertanian
3. memasarkan hasil atau hasil olahan komoditi pertanian
4. menyediakan modal bagi para petani
5. mengembangkan keterampilan tertentu
c. Koperasi Industri dan Kerajinan;
Koperasi industri atau kerajinan adalah jenis Koperasi yang melakukan usahanya dalam bidang
usaha industri atau kerajinan tertentu
c. Koperasi Jasa-jasa;
Koperasi jasajasa hampir sama dengan Koperasi industri. Bedanya adalah bahwa Koperasi jasa
merupakan Koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan
kegiatan jasa tertentu .
Berdasarkan Jenis Anggota
a. Koperasi Karyawan (Kopkar)
b. Koperasi Pedagang Besar (Koppas)
c. Koperasi Angkatan Darat (Primkopad)
d. Koperasi Mahasiswa (Kopma)
e. Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren)
f. Koperasi Peranserta Wanita (Koperwan)
g. Koperasi Pramuka (Kopram)

14
Berdasarkan Daerah Kerja
a. Koperasi Primer; Koperasi primer adalah Koperasi yang beranggotakan orang-orang yang
biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu.
b. Koperasi Sekunder; Koperasi sekunder atau Pusat Koperasi adalah Koperasi yang
beranggotakan Koperasi-koperasi Primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari
beberapa Koperasi Primer dalam suatu lingkup wilayah tertentu
c. Koperasi Tertier; Koperasi tertier atau Induk Koperasi adalah Koperasi yang beranggotakan
Koperasi-koperasi sekunder, yang berkedudukan di ibukota negara. Fungsi Koperasi tertier
biasanya sebagai ujung tombak Koperasikoperasi primer yang menjadi anggotanya, dalam
berhubungan dengan lembaga-lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan Gerakan
Koperasi .6

E . LANDASAN MANFAAT EKONOMIS


Pertama saya akan mengulas kata “ekonomis”. Ekonomis itu adalah suatu
tindakan/perilaku dimana kita dapat memperoleh input (barang atau jasa) yang mempunyai
kualitas terbaik dengan tingkat harga yang sekecil mungkin. Dari pengertian diatas ada 2 unsur
yang sangat penting, yaitu sumber daya (biaya) dan input (barang atau jasa). Individu atau
korporasi yang ekonomis selalu memilih barang atau jasa dengan harga yang murah dan kualitas
yang baik. Dari sekilas pengertian diatas kita dapat melihat bahwa barang yang ekonomis itu
bukan merupakan barang murahan atau barang asal jadi.
Berdasarkan rancangan kegiatan yang dilakukan oleh Tim Abdimas Unindra setelah
mendapatkan ijin dari pihak setempat (tahap persiapan), kemudian dilakukan kegiatan
pengabdian masyarakat dengan penyuluhan yang berisikan materi tentang nilai ekonomis yang
didapatkan dari budidaya ikan cupang.. Hal ini sesuai dengan arah pembangunan berkelanjutan
di mana salah satu pondasinya adalah lingkungan. Langkah awal yang dilakukan oleh Tim
Abdimas adalah mendatangi lokasi kegiatan. Hal ini merupakan tahap persiapan. Penyuluhan
pencegahan penyakit demam berdarah dengan budidaya ikan cupang di Kalimulya Cilodong
Depok. Lokasi ini berjarak ± 20 Km dari Kampus Universitas Indraprasta PGRI. Tim abdimas
bertemu dengan pihak RW (perangkat rukun warga), sehingga disepakati bahwa kegiatan
penyuluhan dapat dilaksanakan di lokasi tersebut.
Selain bersilaturahmi dan meminta ijin untuk pelaksanaan abdimas, juga mendengarkan
kebutuhan dan permasalahan yang ada di sekitar lokasi. Permasalahan tersebut salah satunya
adalah adanya warga yang berkegiatan di rumah selama pandemi. Dengan adanya permasalahan
tersebut, sebagai Tim Abdimas, kami menawarkan untuk mengadakan kegiatan penyuluhan
tentang pemeliharaan budidaya ikan cupang yang dapat memberikan dampak ekonomis.
Penyuluhan tentang nilai ekonomis dari budidaya ikan cupang meliputi: pemberian wawasan
tentang ikan cupang beserta ragam manfaatnya, budidaya dan cara pemeliharaannya.
Pelaksanaan penyuluhan di masa pandemi ini membuat kegiatan ini dibagi secara struktur 2
bagian. Hal ini merujuk kepada kesepakatan antara tim pelaksana kegiatan.

6
Zulhartati, S. (2010). Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia. Guru Membangun, 25(3).

15
Ciri khusus ikan cupang (Betta splendens) dapat dilihat dari beberapa bentuktubuhnya
seperti bentuk badan memanjang dan warna yang beraneka ragam yakni cokelat,hijau, merah,
biru, kuning, abu-abu, putih dan sebagainya, sirip punggung lebar danterentang hingga ke
belakang dengan warna cokelat kemerah-merahan dan dihiasi garis-garis berwarna-warni, sirip
ekor berbentuk agak bulat dan berwarna seperti badannya sertadihiasi strip berwarna hijau, sirip
perut panjang mengumbai dihiasi aneka warna danlehernya berdasi dengan warna yang indah,
ujung siripnya sering kali dihiasi warna putihsusu, sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan
dan memanjang. Lebih lanjutdikemukakannya adalah ikan cupang betina memiliki bentuk tubuh
rata-rata lebih kecildaripada ikan cupang jantan. Ikan cupang jantan memiliki panjang tubuh
dapat mencapai 5–9 cm, sedangkan ikan cupang betina lebih pendek dari ukuran
tersebut.Keindahan bentuk sirip dan warnanya sangat menentukan nilai jual.
Warna pada ikancupang memiliki fungsi yang signifikan, yaitu sebagai pengenal jenis
dari tampilan pola dancorak warna pada tubuhnya, juga sebagai proteksi diri dari ancaman
pemangsanya. Usaha budidaya ikan cupang merupakan salah satu usaha yang memberikan
alternatifpenghasilan dan prospek untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan oleh teknik budidaya
yangrelatif mudah. Sistem pemeliharaan tanpa membutuhkan aerasi yang banyak dan ikan
dapathidup pada air yang tenang. Teknik pemeliharaan yang mudah diserap dan
diterapkankarena cukup sederhana. Selain itu, budidaya ikan cupang dapat diusahakan dalam
skalarumah tangga atau usaha kecil dan tidak memerlukan lahan yang luas. Sesuai dengan jenis
ikan cupang sebagai ikan hias maka pemasarannya pun berbedadengan ikan konsumsi. Ikan
cupang biasanya dipasarkan di kios-kios ikan hias. 7
Penggemar ikan cupang tidak hanya di dalam negeri, tetapi sudah mendunia sehingga
ikan cupang dapat dipasarkan di internet. Trik lain yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
nilai jual ikancupang dibudidayakan, usahakan untuk selalu mengikuti kontes cupang dan
bergabunglah menjadi anggota komunities penggemar ikan cupang karena dengan cara tersebut
makapotensi pemasaran ikan cupang menjadi efektif.Setelah dikemas, cupang dapat langsung
dijual ke konsumen atau menggunakan jasa pengumpul (pengepul) dan supplier yang biasanya
sudah mempunyai jaringan yang luas.Pembudidaya dapat melakukan penjualan langsung yang
umumnya dilakukan di rumah ataulokasi budidaya biasanya menggunakan wadah-wadah berupa
botol atau akuarium berukuran 20x15x15 cm yang ditempatkan pada suatu rak. Ikan-ikan yang
diletakkan di rak-rak display ini berkualitas prima, sehingga dijual dengan harga yang relatif
tinggi.Pembudidaya pun dapat melakukan penjualan melalui pengumpul (pengepul) dan
supplier.Pengumpul atau pengepul adalah penampung ikan pembudidaya dengan kapasitas
pembelian tertentu dan membeli ikan dengan berbagai ukuran.
Tidak ada persyaratan khusus agar pengepul mau membeli ikan pada pembudidaya, yang
terpenting adalah ikan sehat, tidak cacat, dan ukurannya seragam. Biasanya harga ditentukan
oleh pembudidaya,lalu terjadi tawar-menawar sampai kesepakatan harga tercapai antara kedua
belah pihak.Supplier biasanya membeli ikan cupang dengan harga yang lebih rendah dari
pengepul dan jumlah pembeliannya bergantung pada permintaan konsumennya. Cupang yang
dibeli olehsupplier akan langsung didistribusikan ke pasar ikan hias, eksportir, dan toko ikan
hias.Cupang harus dikemas secara terpisah karena ikan ini akan bertarung jika di satukan.Wadah
pengemasan ikan ini dapat berupa plastik polyethilene berukuran 10x20 cm, 12x25cm, dan
14,5x29 cm yang dirangkap dua agar tidak mudah bocor.
Untuk cupang plakat dan adu, isi setengah kantong plastik dengan air yang telah
diendapkan. Kemudian, untuk jenisserit dan halfmoon, isi sepertiga kantong plastik dengan air.

7
Simamora, L., & Rasyid, H. (2022). BUDIDAYA IKAN CUPANG SEBAGAI SOLUSI MANFAAT EKONOMIS WARGA DI
KALIMULYA CILODONG KOTA DEPOK. J-MAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 455-460.

16
Ikan ini dapat bertahan sampaisatu minggu di dalam kantong plastik yang suhu udaranya tetap
stabil.Pemasaran (marketing) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai
bagipelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Teknologi penjualan sendiri
harusmengikuti perkembangan agar produk usaha yang kita lakukan dapat terpasarkan
secaramaksimal. Pada era digital seperti ini metode penjualan secara digital sangat
diperlukan.Metode penjualan yang berbasis pada digital akan memberikan gambaran, bagaimana
proses tersebut sebagian atau seluruhnya dikombinasikan ke dalam bentuk kontak baru dengan
konsumen melalui internet. Ini adalah sebuah terobosan baru untuk membangun hubungan
dengan konsumen melalui media baru. Dalam penggunaan teknologi terhadap pemasaran sangat
berguna untuk memperluas jangkauan pasar dalam waktu singkat, dengan menggunakan media
sosial seperti Instagram,Facebook, Youtube, dan sebagainya. Pasar lokal maupun pasar
internasional bisa di jangkaudengan memanfaatkan media sosial yang berkembang saat ini.
Ketika jangkauan pasar semakin luas, dan didukung oleh produktivitas ikan Cupang yang
meningkat maka dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani ikan Cupang.

A. Kesimpulan

Bentuk-bentuk kerjasama dalam pengembangan usaha adalah: Merger (penggabungan)


usaha, Konsolidasi (Peleburan), Joint Venture, dan Waralaba. Secara umum, Merger
(penggabungan) usaha, Konsolidasi (Peleburan), Joint Venture, dan Waralaba dapat dilakukan
apabila telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Dilakukan untuk kepentingan perseroan;
b. Dilakukan dengan tidak merugikan kepentingan pemegang saham minoritas;
c. Dilakukan dengan tetap memperhatikan kepentingan karyawan perseroan;
d. Dilakukan dengan tidak merugikan kepentingan pihak kreditur;
e. Dilakukan dengan tetap menjaga kepentingan masyarakat dan persaingan yang sehat dalam
melakukan usaha.

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyakkekurangan yang
perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkaninspirasi dari para pembaca
dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untukterakhir kalinya penulis berharap agar
dengan hadirnya makalah ini akan memberikansebuah perubahan khususnya dunia pendidikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

KUSNANDAR, K., UTAMI, B. W., & ANANTANYU, S. (2012). Rekayasa model aliansi
strategis agroindustri skala kecil (kasus kluster industri tahu). SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi
Pertanian dan Agribisnis, 9(1).
https://e-journal.uajy.ac.id/1312/3/2EM16548.pdf
https://dosenpintar.com/pengertian-kerjasama/

Pantow, C. S. (2020). Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang Antar
Perusahaan Menurut Hukum Perdata. Lex Privatum, 8(2).
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/economies-scale-adalah/
Zulhartati, S. (2010). Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia. Guru
Membangun, 25(3).
Simamora, L., & Rasyid, H. (2022). BUDIDAYA IKAN CUPANG SEBAGAI SOLUSI
MANFAAT EKONOMIS WARGA DI KALIMULYA CILODONG KOTA DEPOK. J-MAS:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 455-460.

18

Anda mungkin juga menyukai