Anda di halaman 1dari 13

A.

ARTIKEL tentang IMF


1. Apa Betul IMF Terlibat dalam Penerbitan Uang Digital Unicoin?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah organisasi yang bernama Digital Currency Monetary Authority (DCMA)
mengklaim IMF terlibat dalam pembuatan uang digital mereka yang diberi nama Universal Monetary
Unit (UMU). IMF akhirnya buka suara soal mata uang bank sentral yang juga disebut sebagai Unicoin
tersebut. Pada 10 April, DCMA mengumumkan mata uang digital bank sentral kreasi mereka yang
disebut Unicoin di sela pertemuan musim semi IMF 2023.

DCMA menyatakan Unicoin adalah upaya untuk memperkuat kedaulatan moneter para bank sentral dan
diciptakan sesuai dengan rekomendasi kebijakan terkait aset kripto yang diterbitkan IMF.UMU atau
Unicoin, yang diberikan simbol Ü, adalah komoditas uang legal yang bisa digunakan untuk transaksi dan
berfungsi serupa seperti mata uang digital bank sentral (CBDC) dalam menegakkan regulasi perbankan
Internasional.

Menurut DCMA, bank bisa menyertakan kode SWIFT dan rekening bank ke dompet digital Unicoin.
Kemudian, sistem ini bisa dimanfaatkan untuk mentransfer aset lintas batas dengan nilai tukar terbaik
secara real-time. Pemberitaan tentang penerbitan Unicoin di acara IMF membuat nama IMF terseret.
Namun, IMF menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dengan penerbitan Unicoin. "IMF tidak punya
keterlibatan sama sekali dengan DCM atau Unicoin," kata IMF seperti dikutip dari Cryptoslate pada
Selasa (18/4/2023).

Dalam siaran persnya, DCMA memang telah menyatakan bahwa IMF "tidak memberikan persetujuan
atas UMU." Namun, DCMA menyatakan bahwa IMF telah meninjau buku putih Unicoin dan tidak
menyatakan keberatan apapun atas detail proyek tersebut. Faktanya, meskipun DCMA mengklaim
didukung oleh pemerintahan beberapa negara, Unicoin bukan uang digital yang diterbitkan oleh bank
sentral manapun. DCMA juga adalah perusahaan swasta, bukan otoritas dari negara manapun. Unicoin
sendiri, menurut Cryptoslate, lebih menyerupai stablecoin, bukan CBDC yang diterbitkan bank sentral.

2. IMF Ramal Akhir Tren Suku Bunga Tinggi, Kapan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan suku bunga pada akhirnya
harus turun kembali ke tingkat sebelum pandemi Covid-19, dengan negara ekonomi maju kembali
menerapkan batas bawah nol dan negara berkembang dengan tingkat penurunan yang stabil.Analis IMF
dalam riset yang dirilis sebagai bagian dari World Economic Outlook terbaru menuturkan tren suku
bunga tinggi memang 'wajar' di tengah upaya bank sentral memerangi inflasi. Namun, hal tersebut akan
berangsur mereda.

"Ketika inflasi dikendalikan kembali, bank sentral negara maju kemungkinan akan melonggarkan
kebijakan moneter dan membawa suku bunga riil kembali ke tingkat prapandemi," katanya, dilansir dari
Reuters, Selasa (11/4/2023). Menurut IMF, apa yang disebut suku bunga "alami", jangkar untuk
kebijakan moneter yang tidak menghambat kegiatan ekonomi, "akan tetap rendah di negara maju atau
makin menurun di pasar negara berkembang".Jika akurat, hal tersebut akan melonggarkan tekanan
fiskal karena pemerintah akan dapat menarik pinjaman dengan biaya lebih murah. Namun, itu juga
berarti bank sentral, terutama di negara maju, mungkin harus bergantung lagi pada pembelian obligasi
dan strategi lainnya.

Beberapa ekonomi berpendapat bahwa pandemi menggeser suku bunga alami menjadi lebih tinggi,
membalikkan kekuatan seperti globalisasi yang membantu menjaga biaya pinjaman tetap rendah dan
juga menaikkan utang pemerintah ke tingkat historis. IMF mengatakan ada kemungkinan banyak hal
telah berubah, dan mencatat bahwa dampak perkembangan seperti transisi ke ekonomi yang kurang
intensif karbon masih harus dilihat. Adapun, IMF mengatakan analisisnya menunjukkan bahwa tingkat
tinggi saat ini "kemungkinan hanya bersifat sementara. "Begitu suku bunga menjadi normal pada level
rendah sebelumnya, resesi yang cukup dalam dapat memaksa bank sentral "untuk menggunakan
strategi yang sama yang mereka gunakan pada dekade sebelum pandemi, seperti kebijakan neraca dan
panduan ke depan."

3.IMF Peringatkan Risiko Krisis Perbankan di AS dan Eropa

Baru-baru ini di Amerika Serikat dan Eropa dikhawatirkan dapat menyebar ke lembaga non-bank penting
seperti dana pensiun, yang semakin memperumit perjuangan bank sentral meredam tingginya inflasi
yang tinggi. Hal itu diungkapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (4/3). Mengutip
Channel News Asia, Rabu (5/4/2023) ekonom IMF dalam postingan blog menuliskan bahwa "(risiko
perbankan) dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang di tengah berlanjutnya pengetatan
kebijakan moneter secara global". Risiko ini juga dikhawatikan dapat menyebar ke sektor non-bank yang
saling berhubungan, yang sekarang memegang hampir setengah dari seluruh aset keuangan global.
Postingan blog IMF diterbitkan di waktu yang sama dengan laporannya tentang stabilitas keuangan
global. Seperti diketahui, ank-bank sentral di AS dan Eropa telah bekerja keras untuk mengatasi inflasi
yang tinggi dengan menaikkan suku bunga, tanpa menambah gejolak di sektor perbankan yang dipicu
oleh keruntuhan dramatis Silicon Valley Bank.

Pemberi pinjaman itu kolaps setelah mengambil risiko suku bunga yang berlebihan, yang membuatnya
terlalu terekspos ketika bank sentral AS memulai kampanye kenaikan suku bunga yang agresif.Non-bank
financial intermediaries (NBFI) seperti dana pensiun dan investasi telah tumbuh secara dramatis sejak
krisis keuangan global tahun 2008, ketika regulator bergerak untuk memperketat aturan tentang bank.
IMF melihat, NBFI sangat terkait dengan bank tradisional, dan dapat "menjadi saluran amplifikasi
penting dari tekanan keuangan". Untuk mengatasi masalah ini dengan benar, IMF mengatakan pembuat
kebijakan perlu menggunakan berbagai cara, termasuk memberlakukan pengawasan dan regulasi sektor
yang lebih kuat, dan mendorong perusahaan untuk berbagi lebih banyak data tentang risiko yang
mereka ambil. Silicon Valley Bank Kolaps, Sri Mulyani Pelototi Krisis Perbankan di AS dan Eropa. Menteri
Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pihaknya memantau dengan cermat
pada situasi krisis perbankan di Amerika Serikat dan Eropa. Hal itu disampaikan Menkeu dalam acara
Gala Seminar ASEAN 2023: “Enhancing Policy Calibration for Macro Financial Resilience” pada Rabu sore
(29/3).

"Sekarang kita mengerti bahwa situasi di Amerika Serikat dan Silicon Valley Bank, di mana bank yang
memegang obligasi pemerintah, tingkat suku bunga yang sangat curam oleh Federal Reserve
memengaruhi harga. Jadi market to market pasti akan menggerus neraca mereka," kata Sri Mulyani
dalam paparannya di Bali Nusa Dua Convention Center 1 (BNDCC 1), Nusa Dua, Bali pada Rabu
(29/3/2023). "Jadi Bank Indonesia, Menteri Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga penjaminan
simpanan kita melihat dengan kewaspadaan tinggi pada episode yang terjadi di Amerika Serikat dan
Eropa," jelasnya. Menkeu mengatakan, pihaknya terus melakukan diskusi dan stress test, bahwa
masalah ini tidak akan sampai menjadi kejutan potensi risiko yang mungkin datang dari dinamika yang
sangat berbeda.

"Dan itulah mengapa dalam kalibrasi kebijakan, ketika kami memiliki waktu untuk berkonsolidasi, kami
harus berkonsolidasi, melakukannya dengan cara yang sangat kredibel dan transparan, sehingga kami
dapat membuat buffer karena kami benar-benar tidak tahu apakah 6 bulan atau 12 bulan ke depan
situasinya tidak akan menguntungkan dan Anda membutuhkan semua kekuatan untuk menghadapi
ketidakpastian," imbuhnya. Dilanjutkan Sri Mulyani, kebijakan memainkan peran yang sangat penting
sebagai shock absorber counter cyclical policy. "Masalah ekonomi mana pun akan berada dalam situasi
yang sangat sulit, ketika kebijakan Anda menjadi prosiklikal. Saat ada cycle down malah bikin tambah
parah, saat cycle up malah bikin overheat," ujarnya.

Menteri keuangan Sri Mulyani saat di wawancarai oleh liputan6 di Kementerian Keuangan, Jakarta,
Kamis (16/3/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia) Maka dari itu, penting untuk terus melakukan
koordinasi antara semua otoritas. Sri Mulyani mengungkapkan, bahwa dia terus menjalin relasi baik
dengan Gubernur BI Perry Warjiyo, dan itu sangat membantu karena pada saat krisis, pasar dan
ekonomi membutuhkan jangkar kepercayaan. "Kami belajar banyak tentunya, Pak Perry adalah seorang
veteran dan dia pernah di IMF dan di World Bank. Sehingga kami tahu bahwa di saat krisis, kami harus
(bekerja) bersama," tambahnya.

Bank Dunia Pastikan Krisis Perbankan AS dan Eropa Tak Mampir ke ASEAN Industri keuangan di Amerika
Serikat (AS) dan Eropa tengah dilanda krisis kepercayaan. Hal tersebut terjadi setelah runtuhnya
beberapa bank meskipun hanya bank kecil. Beberapa pihak pun melihat bahwa krisis perbankan di AS
dan Eropa ini bisa menyebar. Namun, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste,
Satu Kahkonen, menyebut krisis perbankan yang sedang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa tidak akan
berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia maupun negara kawasan ASEAN. "Di Indonesia sejauh ini,
tantangan sektor keuangan yang dihadapi AS dan Eropa tidak mempengaruhi ASEAN,” kata Kahkonen
saat ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, dikutip Rabu (29/3/2023). Ini
tercermin dari pasar keuangan di ASEAN yang tidak memberikan respon saat krisis perbankan terjadi.

"Saat ini, pasar keuangan di ASEAN tidak ada perhatian langsung, tetapi jelas ini hanya masalah yang
perlu diawasi dengan sangat ketat,” kata dia. Meski begitu, Bank Dunia tak mau lengah. Berbagai
perkembangan yang terjadi di AS dan Eropa akan terus dikawal ketat. "Kami memantau dan mengamati
apa yang terjadi dan hanya waktu yang akan memberi tahu apa yang sebenarnya akan terjadi di pasar
keuangan global," paparnya.Termasuk dampaknya yang bisa terjadi di negara kawasan Asia Timur dan
ASEAN. "(Kita akan melihat) implikasi apa yang akan terjadi untuk Asia Timur dan ASEAN," sambungnya.

B. ARTIKEL tentang ASEAN


1. Presiden Jokowi Akan Pimpin 7 Pertemuan Puncak KTT Ke-42 ASEAN

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) bersama
sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju pada Kamis, 27 April 2023 di Istana Merdeka, Jakarta.
Pertemuan tersebut membahas sejumlah persiapan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42
ASEAN yang akan berlangsung di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) tanggal 10 Mei sampai
dengan 11 Mei 2023. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, terdapat delapan pertemuan
yang akan diselenggarakan dalam puncak KTT ke-42 ASEAN. Nantinya, Presiden Jokowi akan memimpin
langsung tujuh dari delapan pertemuan tersebut, di antaranya pertemuan dengan parlemen, pemuda,
bisnis, hingga Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

"Jadi total ada 8 pertemuan, 7 pertemuan di antaranya itu akan dipimpin oleh Bapak Presiden karena
yang BIMP-EAGA itu akan dipimpin oleh PM Malaysia karena rotasinya memang keketuaan BIMP-EAGA
sedang ada di Malaysia," tutur Retno dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (28/4/2023).
Terkait dokumen yang akan dihasilkan dalam KTT ke-42 ASEAN, lanjut Retno, hingga saat ini masih
dalam tahap negosiasi di tingkat pejabat tinggi atau Senior Officials Meeting (SOM). Nantinya, dokumen
yang dihasilkan KTT ke-42 ASEAN akan fokus pada tema yang diangkat, yakni‘ASEAN Matters:
Epicentrum of Growth'. "Di ASEAN Matters itu dokumennya terkait bagaimana upaya ASEAN untuk
meningkatkan, memperkuat diri sehingga mampu menghadapi tantangan ke depan. 'Epicentrum of
Growth' terkait dengan resiliensi ekonomi ASEAN," jelas dia.

Membumikan Kerja Sama Negara-Negara ASEAN. "Intinya adalah memperkuat resiliensi ekonomi
sehingga ASEAN dapat menjadi epicentrum of growth. Semua dokumen masih dinegosiasikan saat ini.
Mudah-mudahan semuanya selesai pada saat pertemuan KTT ASEAN," sambungnya. Menurut Retno,
Indonesia sebagai ketua juga berusaha untuk membumikan ASEAN dalam bentuk berbagai kerja sama
dan proyek-proyek yang bersifat konkret, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, dan lain-lain. "Intinya
adalah membumikan kerja sama ASEAN sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,"
Retno menandaskan.

2. Bandara Komodo Siap Sambut Delegasi KTT ASEAN ke-42

Liputan6.com, Jakarta Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur siap melayani
penerbangan dari dan ke luar negeri, selama penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN
Ke-42. Kesiapan Bandara Komodo ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 33
Tahun 2023. Penetapan ini berlaku mulai 2-18 Mei 2023, dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
bertugas melakukan pengawasan. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub M Kristi Endah
Murni mengatakan, sehubungan dengan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 yang digelar pada 9-11 Mei
2023 nanti, maka Bandara Komodo telah ditetapkan untuk bisa melayani penerbangan dari dan ke luar
negeri untuk mendukung kelancaran pergerakan para pemimpin negara dan peserta.

“KTT ASEAN akan berlangsung dalam waktu dekat ini di Labuan Bajo, untuk itu kami perlu
mempersiapkan sarana dan prasarana Bandara Komodo dalam melayani penerbangan internasional
guna mendukung kelancaran acara tersebut,” ujar Kristi, Rabu (19/4/2023). Beberapa ketentuan yang
harus dipenuhi oleh penyelenggara Bandar Udara Komodo, yakni terpenuhinya persyaratan
keselamatan dan keamanan dan pelayanan sebagai bandar udara yang melayani penerbangan dari dan
ke luar negeri. Lalu, tersedianya unit kerja dan personel yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan
kegiatan kepabeanan, keimigrasian dan kekarantinaan, serta melakukan publikasi aeronautika sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bandara Komodo Beroperasi 24 JJam.

Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur siap melayani penerbangan dari dan ke luar
negeri. Untuk pengaturan operasional penerbangan selama penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 ini telah
diterbitkan pula Surat Edaran (SE) Nomor SE 6 Tahun 2023 yang bertujuan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan berjalan dengan aman, tertib dan lancar serta meminimalisir dampak gangguan
terhadap pelayanan penerbangan. Dalam SE 6 Tahun 2023 disebutkan selama masa penyelenggaraan
KTT ASEAN ke-42, jam operasional Bandara Komodo akan beroperasi selama 24 jam. Selain itu juga
terdapat larangan menginap (remain over night) bagi pesawat penerbangan niaga berjadwal, niaga tidak
berjadwal dan bukan niaga serta pembatasan ground time dan pembatasan operasi penerbangan. Kristi
turut menghimbau kepada maskapai agar melakukan penjadwalan ulang penerbangan regular yang
berada pada rentang waktu pemberlakuan pembatasan operasi penerbangan dan memastikan kesiapan
armada, awak pesawat, suku cadang serta personal pendukung lainnya, dan juga memastikan pelayanan
kepada penumpang baik saat pre-flight, inf-flight, dan post-flight dapat berjalan dengan baik.

Untuk menunjang kelancaran KTT ASEAN ke-42, Kristi menuturkan telah menyiapkan bandara
pendukung terdekat sebagai tempat parkir pesawat. 'Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bandara
Lombok Praya, Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar dan Bandara El Tari di Kupang kami jadikan
bandara pendukung untuk parkir pesawat para delegasi," imbuhnya. Sejumlah fasilitas pendukung lain
juga tengah disiapkan, meliputi fasilitas pemeriksaan Custom, Imigration and Quarantine (CIQ) dan
fasilitas helipad untuk medical evacuation. Kristi menegaskan, selama berlangsungnya penyelenggaraan
acara tersebut, pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak (PUTA), dilarang selain yang telah
memperoleh izin dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan instansi terkait, untuk kepentingan
Penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42 pada ruang udara di sekitar Bandar Udara Komodo dan bandar udara
pendukung lainnya. "Keterlibatan seluruh pihak terkait demi kesuksesan gelaran KTT ASEAN ini tentunya
sangat diperlukan, karena akan membawa nama baik Indonesia di mata internasional sekaligus ajang
untuk memperkenalkan destinasi wisata di Labuan Bajo," tandasnya.
3. PLN Jamin Keandalan Listrik Labuan Bajo Sambut KTT ASEAN Summit 2024

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan listrik di Labuan Bajo guna
mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Summit 2023 pada 9-11 Mei 2023
mendatang. Seluruh infrastruktur kelistrikan, mulai pembangkit, jaringan transmisi dan distribusi dalam
kondisi prima untuk memasok listrik ke seluruh lokasi kegiatan. Sekretaris Kementerian BUMN,
Susyanto, meminta PLN memastikan seluruh kesiapan infrastruktur kelistrikan. Termasuk Stasiun
Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk pengisian daya mobil listrik yang akan digunakan oleh
delegasi. "BUMN sebagai salah satu pilar utama dalam penyelenggaraan KTT ASEAN Summit 2023
berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk menyukseskan KTT ASEAN Summit 2023 ini. Dari sisi
kelistrikan, PLN mempersiapkan segala sesuatunya sesuai target termasuk penambahan pembangkit
untuk keandalan pasokan listrik di Labuan Bajo," ujar Susyanto dalam keterangan tertulis, Sabtu
(22/4/2023).

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, I Gede Agung Sindu Putra, menyampaikan langkah-
langkah strategis PLN dalam mengamankan pasokan kelistrikan selama KTT ASEAN Summit 2023
berlangsung. "Kami pastikan keandalan operasi sistem kelistrikan yang andal dari pembangkit, transmisi
dan juga distribusi di Labuan Bajo yang merupakan lokasi destinasi wisata super prioritas," kata Sindu.
Pengamanan kelistrikan utama akan dilakukan di venue kegiatan seperti Hotel Meruorah dan Ayana
Resort. PLN juga memastikan pasokan listrik aman di Plataran Komodo dan Sudamala Resort yang
menjadi tempat menginap para delegasi KTT ASEAN Summit 2023.“Kami juga memastikan pasokan
listrik aman di objek vital lainnya seperti rumah sakit, posko pengamanan dan juga kawasan wisata.
Kami menyiagakan personel dan alat pendukung listrik," jelas Sindu.

PLN juga telah meresmikan Flores Control Center yang di dalamnya terdapat Regional Control Center
(RCC) Flores dan Distribution Control Centre (DCC) Maumere. Infrastruktur ini merupakan pusat kontrol
penyaluran listrik sistem Flores dari Labuan Bajo sampai dengan Maumere dan pusat kontrol distribusi
listrik Pulau Flores.“Saat ini kami terus memperkuat keandalan sistem pembangkit dengan memastikan
ketersediaan energi primer tercukupi dan uprating jaringan di sisi distribusi." ujar Sindu. Sindu
melanjutkan, dalam rangka mendukung mobilisasi kendaraan listrik kepala negara, delegasi dan
operasional, PLN juga mempersiapkan 7 SPKLU fast charging di halaman Kantor Bupati Manggarai Barat.
Selain itu, PLN sedang mempersiapkan 100 standing home charging yang tersebar di lokasi area parkir
hotel tempat menginap kepala negara dan delegasi. "Untuk SPKLU menyambut delegasi telah siap 75
persen, dan sisa 25 persen diperkirakan minggu ke- 4 April akan selesai semua. PLN juga sudah
melipatkan ketahanan listrik di Labuan Bajo. Jadi untuk buffer gelaran KTT ASEAN Summit 2023
diupayakan aman dan berjalan lancar," paparnya.

Lebih lanjut, PLN juga menyiagakan 320 personel untuk bergerak cepat memitigasi risiko dalam
melakukan pengamanan dan menjawab kebutuhan pelanggan. "Kami juga menyiapkan peralatan
pendukung seperti 47 set uninterruptible power supply (UPS), 21 set unit gardu bergerak (UGB), 6 set
unit kabel bergerak (UKB) dan 34 unit genset," beber Sindu.
3. ARTIKEL tentang MEE
1. Mengenal Masyarakat Ekonomi Eropa: Latar Belakang, Tujuan, dan Anggota

Jakarta: Pernahkah terlintas di benak Sobat Medcom, bagaimana kehidupan masyarakat di negara-
negara yang terlibat Perang Dunia saat itu? Meski dihadapi berbagai krisis, mereka berhasil
mempertahankan kedaulatan negaranya sampai saat ini. Salah satu upaya menghadapi kondisi sulit
tersebut adalah dengan membentuk Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Organisasi internasional ini
merupakan bentuk kerja sama ekonomi antarnegara di Eropa. Kerja sama itu utamanya diwujudkan
melalui perdagangan bebas dan bermitra dengan berbagai sektor industri. Karena hanya melibatkan
negara-negara Eropa, MEE tergolong sebagai organisasi regional yang berarti hanya ada di wilayah
tertentu. Lantas, negara mana saja yang masuk ke dalam organisasi ekonomi ini? Dikutip dari Zenius,
berikut ulasan lengkap MEE, mulai dari latar belakang, tujuan, hingga negara anggotanya.

Pembentukan MEE dilatarbelakangi oleh kekacauan yang timbul akibat Perang Dunia. Kala itu, negara-
negara Eropa mengalami kerugian di aspek politik, sosial, hingga ekonomi. Usai Perang Dunia II berakhir
pada 1945, dampak pascapeperangan sangat terasa. Mulai dari hancurnya fisik negara, banyaknya
korban jiwa berjatuhan, sampai keadaan ekonomi tak bisa berjalan dengan baik. Akibatnya, negara-
negara di Eropa mulai berpikir untuk memperbaiki kekacauan tersebut. Namun, hubungan antarnegara
kala itu renggang karena terbentuknya kubu-kubu semasa perang. Masyarakat Eropa sadar keretakan
hubungan tersebut tidak akan membawa dampak baik bagi negaranya. Alhasil, terbentuklah MEE pada
1957 di Roma, Italia sebagai wadah persatuan negara-negara Benua Biru.

MEE tidak serta-merta terbentuk begitu saja. Cikal bakal organisasi ini baru terwujud usai Jerman Barat
dan Prancis bekerja sama secara ekonomi, terutama dalam industri baja dan besi. Melihat kerja sama
yang dijalin Jerman Barat dan Prancis, akhirnya Belanda, Belgia, Italia, dan Luksemburg juga tertarik
untuk bermitra. Mereka lantas menamakan kerja sama tersebut sebagai The Six States. Seiring
berjalannya waktu, negara-negara itu berpikir kalau kerja sama yang dilakukan bisa dikembangkan lebih
luas. Tak hanya terbatas di bidang industri, kerja sama dilebarkan ke sektor ekonomi. Kemudian,
seorang tokoh politikus, diplomat, dan negarawan Sosialis-Belgia, Paul-Henri Spaak memprakarsai ide
kerja sama. Sehingga, terbentuklah MEE melalui perjanjian Roma. Pada tahun awal pembentukannya,
organisasi ini berfokus di bidang ekonomi yang meliputi perdagangan dan industri. Namun, MEE
berganti nama menjadi Uni Eropa pada 1994. Perubahan nama ini dilakukan untuk memperluas kerja
sama. Bahkan, menambahkan kerja sama politik.

Pada dasarnya, terdapat empat tujuan yang ingin dicapai MEE. Tujuan pertama, jelas untuk menciptakan
kerja sama dalam bidang ekonomi. Negara-negara Eropa semasa Perang Dunia merasakan dampak yang
cukup merugikan dalam berbagai aspek, salah satunya ekonomi. Kerja sama ini ditujukan untuk
membantu mengembalikan keseimbangan ekonomi di negara tersebut. Tujuan kedua ialah
meningkatkan perdagangan bebas. Hal ini berarti negara-negara yang bekerja sama bisa melakukan
kegiatan impor, ekspor, dan bea cukai. Dengan adanya perjanjian untuk melakukan perdagangan bebas,
hambatan ekonomi yang sedang dialami bisa diatasi dengan lebih lancar. Mengingat, negara-negara ini
berada dalam satu organisasi yang sama. Masih seputar ekonomi, tujuan selanjutnya adalah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi negara-negara di Eropa pascaperang
seolah berhenti. Sadar akan hal tersebut, mereka pun setuju menjalin kerja sama satu sama lain. Sebab,
jika tidak, kondisi ekonomi akan semakin kacau. Tujuan terakhir dari MEE, yakni meningkatkan
solidaritas negara-negara Eropa. Dengan adanya kerja sama yang saling menguntungkan, solidaritas
tentu juga akan meningkat. Apalagi, kerja sama yang dilakukan juga dikuatkan dengan berbagai
perjanjian. Sehingga, ada rasa saling percaya dan saling mendukung untuk menjaga solidaritas tersebut
tetap berjalan.

Pada masa awal terbentuknya MEE di 1957, hanya delapan negara yang tergabung dalam organisasi
tersebut. Negara tersebut ialah Denmark, Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda, Jerman, dan Portugal.
Ketika MEE bertransformasi menjadi Uni Eropa, semakin banyak negara yang bergabung dengan
organisasi ini. Total anggota Uni Eropa saat ini mencapai 27 negara. Meski semakin bertambah, Inggris
yang merupakan anggota awal MEE justru memutuskan untuk meninggalkan organisasi tersebut. Hal ini
dikarenakan Inggris ingin menjadi negara yang lebih demokratis dan mendapat kebebasan bernegosiasi
dengan negara dunia ketiga. Seperti organisasi pada umumnya, MEE memiliki struktur organisasi yang
terbagi menjadi empat. Yaitu The Council of the European Union (Dewan Uni Eropa), The European
Commission (Komisi Eropa), The European Court of Justice (Pengadilan Eropa), serta The European
Parliament (Parlemen Eropa).

Demikianlah pembahasan mengenai MEE yang bertranformasi menjadi Uni Eropa. Ini merupakan salah
satu materi pelajaran sejarah kelas 12 dalam pembahasan Organisasi Ekonomi Regional and Global.

2. Masyarakat Ekonomi Eropa

Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community) adalah organisasi kawasan yang bertujuan
menyatukan ekonomi negara-negara anggotanya. Organisasi ini dibentuk melalui Perjanjian Roma tahun
1957.[1] Setelah Uni Eropa (UE) dibentuk tahun 1993, MEE disatukan dan berganti nama menjadi
Masyarakat Eropa (EC). Pada tahun 2009, semua lembaga ME dileburkan menjadi Uni Eropa.
Tujuan awal Masyarakat Ekonomi Eropa adalah memperkenalkan integrasi ekonomi, termasuk pasar
bersama dan persatuan cukai, antara enam negara pendirinya: Belgia, Prancis, Italia, Luksemburg,
Belanda dan Jerman Barat. EEC mencakup sejumlah lembaga, termasuk Masyarakat Batu Bara dan Baja
Eropa (ECSC) dan Masyarakat Tenaga Atom Eropa (EURATOM), dan menjadi bagian dari Masyarakat-
Masyarakat Eropa di bawah Perjanjian Penyatuan 1965 (Perjanjian Brussels). Pada tahun 1993, pasar
tunggal sempurna atau pasar internal terbentuk sehingga barang, modal, jasa, dan penduduk dapat
bergerak bebas di dalam EEC. Tahun 1994, pasar internal diresmikan oleh perjanjian EEA. Perjanjian ini
juga memperluas cakupan pasar internal hingga sebagian besar negara anggota Asosiasi Perdagangan
Bebas Eropa dan membentuk Kawasan Ekonomi Eropa yang mencakup 15 negara.

Setelah Perjanjian Maastricht diberlakukan tahun 1993, EEC berganti nama menjadi Masyarakat Eropa
untuk menunjukkan bahwa organisasi ini ikut mengurus kebijakan non-ekonomi. Menurut perjanjian itu,
tiga kelompok masyarakat Eropa, termasuk EC, secara kolektif membentuk pilar pertama dari tiga pilar
Uni Eropa. EC dibubarkan lewat Perjanjian Lisbon tahun 2009; perjanjian ini juga meleburkan semua
lembaga EC ke dalam kerangka UE dan menjamin bahwa UE akan "menggantikan dan melanjutkan
Masyarakat Eropa". EEC juga dikenal dengan nama Pasar Bersama (Common Market) di negara-negara
berbahasa Inggris dan Masyarakat Eropa (European Community) sebelum diberi nama demikian pada
tahun 1993.

3. Sejarah dan Program MEE

Pada tahun 1950, keinginan Perancis dan Jerman dapat terealiasi dengan penandatanganan European
Coal and Steel Community (ECSC) oleh Perancis, Jerman Barat, Belanda, Belgia, Luksemburg, dan Italia.
Keenam negara yang tergabung dalam ECSC biasa disebut dengan The Six State. Pada
perkembangannya, The Six State ingin memperluas kerja sama ekonomi dengan cara mengajak negara-
negara lain di kawasan Eropa. Usulan kerja sama The Six State mendapat repons positif dari 9 negara
Eropa lainnya. Pada 1 Juni 1955, The Six State mengadakan pertemuan di Messina (Italia) untuk
membahas rencana kerja sama ekonomi antar negara-negara Eropa. Pertemuan ini menghasilkan
keputusan pengangkatan Menteri Luar Negeri Belgia Henry Spaak sebagai ketua komite badan kerja
sama ekonomi negara-negara Eropa. Henry Spaak mengusulkan untuk membentuk Masyarakat Ekonomi
Eropa (MEE) sebagai wadah kerja sama ekonomi negara-negara Eropa. MEE secara resmi terbentuk
pada 25 Maret 1957 setelah usulan Henry Spaak disepakati oleh 15 negara Eropa dalam perjanjian Roma
1957.

MEE menerapkan beberapa program utama untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berikut tujuan-
tujuannya:

Membangun Common Market (Pasar Bersama) berdasarkan kebebasan lalu lintas barang, modal, jasa
dan tenaga kerja

Penghapusan hambatan-hambatan non-tarif

Menerapkan perjanjian Multi Fibre Arrangement dalam rangka melindungi industri tekstil Eropa

Anda mungkin juga menyukai