Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No.

02, Juli 2016 pISSN 2477-3441


eISSN 2477-345X

ASUHAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN HIPEREMESIS


GRAVIDARUM TINGKAT I

Marliana Rahma1, Tita Restu Safura2


1,2
Akademi Kebidanan Bandung Jl. Garuda no 79 Bandung, Indonesia

ABSTRAK

Sekitar 50 - 90% dari seluruh kehamilan disertai dengan mual dan muntah. Menurut sebuah penelitian terhadap lebih dari
360 wanita hamil, hanya 2% mengalami mual di pagi hari, sedangkan 80% keluhan persisten sepanjang hari. Puncaknya
pada sekitar 9 minggu kehamilan (trimester I). Pada usia kehamilan 20 minggu gejala hiperemesis biasanya berhenti.
Namun, hingga 20% dari kasus, mual dan muntah dapat terus sampai melahirkan. Menurut jurnal J Indon Medicine
Assocciated tahun 2011 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada
kehamilan minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada minggu ke-12 sampai
ke-14. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka menjadi penting untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
trimester I.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester I dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I melalui pendekatan manajemen Varney. Desain penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
dengan strategi pendekatamstudi kasus. Lokasi penelitian di RB “ I” Kota Bandung. Waktu penelitian pada bulan Maret
sampai dengan April 2016. Subjek peneitian adalah Ny. T usia 18 tahun.
Hasil penelitian : asuhan diberikan berdasarkan kajian mendalam yang telah dilakukan mengenai hiperemesis gravidarum
kemudian dimplementasikan dalam asuhan melalui pendekatanVarney, dimulai dari pengumpulan data dasar, interpretasi
data, identifikasi diagnosis atau masalah potensial, tindakan segera dan kolaborasi, menyusun rencana tindakan asuhan,
implementasi secara langsung dari rencana tindakan asuhan, dan evaluasi.

Kata kunci: asuhan, hiperemesis gravidarum

CARE OF PREGNANT WOMEN WITH HYPEREMESIS GRAVIDARUM


TRIMESTER I LEVEL I

ABSTRACT

Approximately 50-90% of pregnancy accompanied by nausea and vomiting. According to a study of more than 360 pregnant
women, only 2% experienced nausea in the mornings, while 80% of persistent complaints throughout the day. The climax on
about 9 weeks pregnancy (first trimester). At the age of 20 weeks pregnancy hyperemesis symptoms usually stop. However,
up to 20% case of nausea and vomiting can be continues until birth. According to the journal J Indon Medicine Assocciated
in 2011, research explained that nausea and vomiting in pregnancy usually starts on pregnancy 9th week until the 10th, was
advancing on the 11th until the 13th and ends at week 12 Up to - 14. Based on the study findings become so important to
review provide midwifery care at firs trimester.
Purpose of research ares to review provide midwifery care first trimester pregnant mother on the hyperemesis gravidarum
level I through Varney management approach. The study design used is a qualitative method development strategy with case
studies. Place of Research in RB "I" in Bandung. Time Research In March until April 2016. Subject is Ny. T age 18 years.
Results: The care given by Research In-depth Yang has done Regarding hyperemesis gravidarum then implemented hearts of
care through approach Varney, starting from data collection basic fundamentals, data interpretation, identification
diagnosis or potential problems, acts immediately and collaboration, preparing action plan of care, implementation
operates directly from the action plan of care, and evaluation.

Keywords: care, hyperemesis gravidarum

www.jurnal.ibijabar.o 1
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

PENDAHULUAN muntah terjadi secara signifikan lebih sering


pada primigravida dan pada wanita yang
Kehamilan merupakan suatu proses yang kurang berpendidikan, terlalu muda, perokok
akan menyebabkan terjadinya perubahan fisik, dan kelebihan berat badan atau obesitas.
mental, dan sosial yang dipengaruhi beberapa Insiden mual muntah juga lebih tinggi pada
faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial wanita dengan riwayat mual dan muntah pada
budaya serta ekonomi. Pada masa kehamilan kehamilan sebelumnya (Grooten et al, 2016).
dapat terjadi berbagai komplikasi atau Menurut Helper tahun 2008 bahwa
masalah-masalah, seperti halnya mual dan sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami
muntah yang sering dialami pada ibu hamil morning sickness yang ekstrim. Berdasarkan
yang merupakan salah satu gejala paling awal hasil penelitian Depkes RI tahun 2009
pada kehamilannya (Tira, 2009). menjelaskan bahwa lebih dari 80% perempuan
Mual dan muntah terjadi pada wanita hamil mengalami rasa mual muntah. Hal ini
hamil trimester I dan trimester II dapat bisa menyebabkan perempuan menghindari
berlangsung sampai 4 bulan yang dapat makanan tertentu dan biasanya membawa
mengganggu keadaan umum ibu hamil sehari- resiko baginya dan janin. Kondisi ini dikenal
hari, kondisi ini disebut hiperemesis sebagai mual dan muntah selama kehamilan
gravidarum (Proverawati, 2009). atau emesis gravidarum dan tidak ada
Sekitar 50% - 90% dari seluruh permasalahan yang signifikan selama
kehamilan disertai dengan mual dan muntah. perempuan yang terkena tidak merasa tidak
Menurut sebuah penelitian terhadap lebih dari enak badan atau dibatasi dalam kehidupan
360 wanita hamil, hanya 2% mengalami mual sehari-hari mereka. Namun demikian, nilai
di pagi hari sedangkan, 80% keluhan persisten yang berbeda dalam lingkup mual dan muntah,
sepanjang hari. Puncaknya pada sekitar 9 yang berkisar lebih dari sesekali dan muntah
minggu kehamilan. Pada usia kehamilan 20 yang bertahan sepanjang hari. Kelas paling
minggu gejala hiperemesis biasanya berhenti. parah sering menyebabkan hiperemesis
Namun, hingga 20% dari kasus, mual dan gravidarum (Jueckstock et al, 2010).
muntah dapat terus sampai melahirkan Seringkali gejala-gejala ini ringan dan
(Grooten et al, 2016). membatasi diri dan tekad tanpa intervensi pada
Menurut jurnal J Indon Medicine trimester kedua. Namun dalam kasus lain,
Assocciated tahun 2011 dalam penelitiannya muntah berat dapat menyebabkan dehidrasi
menjelaskan bahwa mual dan muntah pada dan penurunan berat badan yang signifikan
kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada Kondisi muntah berat yang terus menerus
minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada hingga mengganggu aktivitas dalam kehamilan
minggu ke-12 sampai ke-14. Dalam kehamilan disebut hiperemesis gravidarum. Hiperemesis
1-10% gejala hiperemesis berlanjut melewati gravidarum telah berulang kali dikaitkan
minggu ke-20 sampai minggu ke-22. Pada 0,3- dengan hasil kehamilan yang buruk termasuk
2% kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum berat badan lahir rendah (BBLR), kecil untuk
yang menyebabkan ibu harus dilakukan rawat usia kehamilan dan prematuritas. Selanjutnya,
inap. Hiperemesis gravidarum jarang hiperemesis gravidarum memiliki dampak
menyebabkan kematian, tetapi angka besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup
kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% ibu hamil. (Proverawati, 2009).
pasien hiperemesis gravidarum dirawat inap Hiperemesis gravidarum merupakan
lebih dari sekali. suatu keadaan yang dikarakteristikan dengan
Sebuah studi prospektif lebih dari 9000 rasa mual dan muntah yang berlebihan,
wanita hamil menunjukkan bahwa mual kehilangan berat badan dan gangguan

www.jurnal.ibijabar.o 2
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, pasien
kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat memuntahkan semua yang dimakan dan
cekung. Apabila ibu hamil yang mengalami diminum, berat badan cepat menurun, dan ada
hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan rasa haus yang hebat. Hiperemesis gravidarum
dengan baik dapat menimbulkan masalah lain tingkat III sangat jarang terjadi. Keadaan ini
yaitu peningkatan asam lambung dan merupakan kelanjutan dari hiperemesis
selanjutnya dapat menjadi gastritis. gravidarum tingkat II yang ditandai dengan
Peningkatan asam lambung akan semakin muntah yang berkurang atau bahkan berhenti,
memperparah hiperemesis gravidarum tetapi kesadaran pasien menurun (delirium
(Maulana, 2008). sampai koma). Pasien dapat mengalami
Mual dan muntah timbul karena terjadi ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung
perubahan berbagai hormon dalam tubuh pada dan dalam urin ditemukan bilirubin dan
awal kehamilan. Presentase hormon hCG akan protein (Manuaba, 2010).
meningkat sesuai dengan pertumbuhan
placenta. Diperkirakan hormon inilah yang METODE PENELITIAN
mengakibatkan muntah melalui rangsangan
terhadap otot polos lambung. Sehingga, Penelitian ini menggunakan metode
semakin tinggi hormon hCG, semakin cepat studi kasus. Studi kasus merupakan strategi
pula ia dalam merangsang muntah (Ningsih, penelitian dimana didalamnya peneliti
2012). menyelidiki secara cermat suatu program,
Dampak yang terjadi pada hiperemesis peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok
gravidarum yaitu menimbulkan konsumsi O2 individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan
menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi aktivitas, dan peneliti mengumpulkan
ikterus dan menyebabkan gangguan fungsi informasi secara lengkap dengan
umum liver. Mual dan muntah yang menggunakan berbagai prosedur pengumpulan
berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan
fungsi alat-alat vital dan menimbulkan (Creswell, 2011).
kematian (Manuaba, 2010). Lokasi penelitian di RB “ I” Kota
Hiperemesis gravidarum ditandai Bandung. Waktu penelitian pada bulan Maret
dengan mual dan muntah berlebihan pada awal sampai dengan April 2016. Subjek peneitian
kehamilan, dilaporkan dikaitkan dengan adalah Ny. T usia 18 tahun. Sebelum
peningkatan risiko untuk berat bayi lahir melakukan asuhan, klien terlebih dahulu diberi
rendah, kelahiran prematur, kecil untuk usia penjelasan mengenai tujuan dan prosedur
kehamilan, dan kematian perinatal (Vikanes et penelitian serta klien diberi kebebasan untuk
al, 2013). ber tanya jika masih ada yang belum jelas
Hiperemesis gravidarum dalam kasus- atau diragukan. Jika klien setuju maka dibuat
kasus individual, mengancam kehidupan dan surat persetujuan klien yang ditandatangani
pengobatan harus dimulai segera. Dampaknya oleh klien dan saksi. Peneliti memberikan
termasuk dehidrasi, asidosis karena nutrisi nomor kontaknya dengan jelas agar dapat
yang tidak memadai, alkalosis karena berkomunikasi dengan klien kapanpun.
kehilangan hidroklorida dan hipokalemia.
Hiperemesis gravidarum dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
diklasifikasikan secara klinis menjadi
hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III. A. Pengumpulan data dasar
Hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai
oleh muntah yang terus-menerus disertai Pengumpulan data dasar dilakukan
dengan penurunan nafsu makan dan minum. untuk mengumpulkan data tentang pasien,

www.jurnal.ibijabar.o 3
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

pada kasus ini penulis melakukan pengkajian Pada kasus Ny. T dengan usia 18 tahun
pada Ny. T melalui data subjektif dan objektif. ini merupakan faktor predisposisi terjadinya
Penulis melakukan pendekatan dengan hiperemesis gravidarum, yaitu usia yang
pengamatan langsung, wawancara kepada kurang dari 20 tahun. Hamil dengan umur
pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik terlalu muda dan terlalu tua (<20 tahun dan
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan >35 tahun) lebih potensial terhadap
perkusi serta pemeriksaan penunjang dengan hiperemesis gravidarum. Umur ibu juga
pemeriksaan PP test dan hemoglobin dalam mempunyai pengaruh yang erat dengan
darah. perkembangan alat reproduksi. Hal ini
Pada kasus hiperemesis gravidarum berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ
sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang tubuh ibu di dalam menerima kehadiran atau
aseton urine untuk mengetahui kadar keton mendukung perkembangan janin dan
dalam urine. Hiperemesis gravidarum ini berhubungan juga dengan faktor psikologis
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan kesiapan pasien untuk menjadi peran yang
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. baru.
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, Dan karena pada kasus Ny. T ini
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam merupakan kehamilan pertama, yang juga
aseton-asetik, asam hidrosi butirik dan aseton merupakan faktor predisposisi kejadian
dalam darah yang pada pemeriksaan urine hiperemesis gravidarum, Menurut Saifuddin
ditemukan adanya keton positif. Keton urin (2009), paritas adalah jumlah kehamilan yang
dilihat untuk mengetahui apakah terjadi menghasilkan janin yang mampu hidup diluar
metabolisme yang tidak sempurna pada rahim. Paritas dapat dibedakan menjadi
penderita ini. nullipara, primipara, multipara dan grande
multipara. Kejadian hiperemesis gravidarum
B. Interprestasi data dasar lebih sering dialami oleh primigravida
daripada multigravida, hal ini berhubungan
Pada langkah ini dilakukan interprestasi dengan tingkat kestresan dan usia si ibu saat
data untuk kemudian di proses menjadi mengalami kehamilan pertama.
masalah atau diagnosis kebutuhan perawatan Menurut Manuaba (2010) hiperemesis
kesehatan yang diidentifikasi khusus. gravidarum tingkat I ditandai oleh muntah
Penegakkan diagnosis kehamilan yang yang terus-menerus disertai dengan penurunan
dapat dilakukan bidan yaitu dengan melakukan nafsu makan dan minum, pertama-tama isi
salah satu pemeriksaan, baik tanda awal muntahan adalah makanan, kemudian lendir
kehamilan, pemeriksaan hormonal sederhana beserta sedikit cairan empedu, dan dapat
dan atau pemeriksaan penunjang. Namun keluar darah jika keluhan muntah terus
setiap pemeriksaan yang dilakukan bidan berlanjut. Terdapat penurunan berat badan dan
memiliki keterbatasan dalam penegakkan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi meningkat
diagnosis pasti kehamilan sehingga sampai 100 kali per menit dan tekanan darah
pemeriksaan penunjang menjadi standar utama sistolik menurun. Pada pemeriksaan fisik
penentu diagnosis kehamilan. ditemukan mata cekung, lidah kering,
Pada kasus didapatkan tanda awal penurunan turgor kulit dan penurunan jumlah
kehamilan yaitu ibu mengatakan mengalami urin.
amenore. Pemeriksaan hormonal didapatkan Tanda gejala hipermesis gravidarum
dari keluhan ibu yaitu mual dan muntah. Pada pada kasus ini didapatkan melalui keluhan
kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjang utama yaitu ibu mengatakan lemas, mual dan
yaitu pemeriksaan HCG pada urine dan muntah yang terus menerus, tidak dipagi hari
hasilnya positif. saja. Lebih dari 5 kali sehari, tidak bisa masuk

www.jurnal.ibijabar.o 4
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

minum dan makan, sehingga ibu tidak nafsu Tindakan segera pada kasus ini yaitu
makan. Muntahnya berupa cairan dan perbaikan keadaan umum dan kolaborasi
makanan. dengan dokter untuk memberikan terapi
Pemeriksaan tanda-tanda vital ibu intravena. Keadaan umum pasien lemah yang
menunjukan tekanan darah yang kurang, nadi menunjukkan dibutuhkan tindakan segera
meningkat, suhu tubuh meningkat. pemasangan infus dan terapi intravena untuk
Pada hiperemesis gravidarum ditandai hiperemesis gravidarum
dengan muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum pasien, pada E. Menyusun rencana tindakan asuhan
kasus ini keadaan umum ibu lemah, terlihat
mata cekung, conjungtiva pucat, bibir pucat Pada langkah ini dilakukan
dan lidah kering. terdapat penurunan berat pengembangan rencana asuhan, ditentukan
badan, turgor kulit mengurang. dari hasil langkah pada sebelumnya. Sebuah
Berdasarkan data diatas dirumuskan rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
diagnosa sebagai berikut: amenore 10 minggu melibatkan kondisi pasien, tetapi juga
dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. menggambarkan petunjuk antisipasi bagi ibu
Diagnosa tersebut didasarkan atas data atau keluarga tentang kemungkinan apa yang
subjektif dan objektif yang didapat dari hasil akan terjadi selanjutnya. Petunjuk antisipasi ini
pengkajian, dalam hal ini tidak ada mencakup pendidikan dan konseling untuk
kesenjangan antara teori dan praktek. mengatasi masalah sosial, ekonomi, agama,
keluarga, budaya, atau masalah psikologis.
C. Identifikasi diagnosis atau masalah Sebuah rencana asuhan harus
potensial menguntungkan kedua belah pihak, baik bidan
maupun pasien dan keluarga, oleh karena itu,
Sesuai dengan tinjauan pustaka dibutuhkan diskusi bersama antara pasien atau
diagnosa atau masalah potensial dari keluarga sebagai upaya menginformasi
hiperemesis gravidarum tingkat I adalah persetujuan pasien.
dehidrasi berat, malnutrisi, hiperemesis tingkat Penatalaksanaan utama hiperemesis
II, III, dan abortus. gravidarum adalah rehidrasi dan penghentian
Menurut manuaba (2010) keadaan janin makanan peroral. Pemberian antiemetik dan
akan buruk karena terjadinya hemokonsetrasi vitamin secara intravena dapat
yang dapat memperlambat peredaran darah dipertimbangkan sebagai terapi tambahan.
yang berarti konsumsi O2 dan makanan ke Penatalaksanaan farmakologi emesis
jaringan berkurang. Kekurangan makanan dan gravidarum dapat juga diterapkan pada kasus
O2 ke jaringan akan berdampak pada hiperemesis gravidarum (J Indon Med Assoc
kerusakan jaringan yang dapat memperberat 2011).
keadaan janin dan ibu hamil. Pada langkah ini dilakukan informed
Pada kasus Ny. T diagnosa potensial consent kepada ibu dan keluarga untuk rawat
yang akan terjadi adalah dehidrasi berat, inap, dilakukan pemasangan infus dan terapi
malnutrisi, hiperemesis gravidarum tingkat II intravena untuk hiperemesis gravidarum.
dan III, dan abortus. Dalam hal ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. F. Implementasi secara langsung dari
rencana tindakan asuhan
D. Melakukan tindakan segera dan
kolaborasi Pada langkah keenam ini adalah
melaksanakan rencana asuhan secara efesien,
langkah ini dapat dilakukan oleh bidan, atau

www.jurnal.ibijabar.o 5
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

tim kesehatan lain. Bidan bertanggung jawab karena faktor psikologis, hasil dari rehidrasi
untuk memastikan implementasi benar-benar atau hasil dari terapi vitamin, atau bahkan
dilakukan. Apabila dilakukan kolaborasi kombinasi dari ketiga faktor. Pengobatan
dengan dokter, bidan dapat mengambil untuk HG yaitu konservatif (hidrasi intravena,
tanggung jawab mengimplementasi secara istirahat, dan terapi antiemetik).
kolaborasi. Menurut manajemen atau pengelolaan
Pemberian antiemetik dan vitamin perawatan khusus sesuai dengan standar
secara intravena dapat dipertimbangkan nursing care for a pregnant woman in the
sebagai terapi tambahan. Penatalaksanaan antenatal period, perawatan khusus yang
farmakologi emesis gravidarum dapat juga dianjurkan adalah mengurangi atau membatasi
diterapkan pada kasus hiperemesis gravidarum pengunjung, dalam 24 jam pertama tanda
(J Indon Med Assoc 2011). tanda vital diambil dengan frekuensi denyut
Pengobatan dengan rehidrasi intravena nadi dan tekanan darah setiap jam dan
dan multivitamin suplemen telah temperatur setiap 4 jam. Semua cairan yang
menyebabkan berhentinya muntah. masuk dan yang keluar di ukur dan di catat
Pengobatan harus dilanjutkan sampai muntah dengan hati-hati, perhatikan muntah,
terjadi kurang dari tiga kali sehari. menimbang pasien setiap 2 hari, memastikan
Reintroduksi makanan berikutnya harus memenuhi kebutuhan personal hygiene,
dilakukan secara bertahap. perawatan aspek psikologik dan observasi
Pada kasus kebidanan Ny. T penulis pasien dengan hati –hati untuk beberapa
melaksanakan asuhan yaitu kolaborasi untuk komplikasi, pada kasus ini dilakukan
memberikan cairan intavena D5 5% pemeriksaan atau observasi tekanan darah,
ditambahkan dengan 2 ampul primperan, 2 nadi, pernapasan dan suhu sebanyak 4 jam
ampul neurobion dan diberikan sebanyak 2 sekali.
labu. Pada kasus Ny. Terapi habis dalam 11 Dan dilakukan terapi psikosomatis
jam 2 menit. melibatkan dialog antara bidan dan ibu hamil
Pada kasus Ny. T dari hasil pemeriksaan untuk mengevaluasi situasi psikologi, pada
disimpulkan bahwa pasien mengalami sekitar 90% dari semua wanita di rawat inap
kekurangan cairan, oleh karena itu sangat untuk hiperemesis gravidarum, gejala
penting dikaji riwayat BAK yaitu meliputi memperbaiki tanpa intervensi terapi lebih
frekuensi dan jumlah. Pada hiperemesis lanjut. Hal ini mungkin karena dukungan
gravidarum terdapat oliguria diakibatkan keperawatan rawat inap, serta jauh dari
karena kekurangan cairan. Pada Ny. T lingkungan penyebab.
pengkajian awal ibu mengatakan BAK 4 kali/ Dan dilakukan kunjungan rumah untuk
hari setelah dilakukan terapi ibu mengatakan melihat perkembangan pasien. Menurut
BAK 6-7 kali/hari. manajement atau pengelolaan perawatan
Dilakukan monitoring keadaan umum, khusus sesuai dengan standar nursing care for
tanda-tanda vital yaitu dilihat apakah terjadi a pregnant woman in the antenatal period
penurunan tekanan darah, peningkatan denyut dilakukan observasi berat badan dua hari
nadi atau peningkatan suhu tubuh yang setelah dirawat.
merupakan tanda-tanda dehidrasi dan
monitoring berat badan. Keluhan pasien perlu
diperhatikan untuk mencari apakah masih
terdapat keluhan mual maupun muntah dari
pasien.
Biasanya alasan muntah berhenti di
semua pasien dalam waktu 24 jam. Ini bisa

www.jurnal.ibijabar.o 6
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Tabel 1 : Parenteral nutrition via venous Interpretasi data dasar Faktor predisposisi Paritas

access
Usia ibu
Main Adjuvants (daily Speed of
infusion dose) operation
500 mL 200 mg vitamin 50 mL/h Hiperemesis tigkat I
glucose- (thiaminchloride)
infusion 5 200 mg vitamin B6
% (pyridoxine)
200µg vitamin B12
(cyanocobalamine)
2000 mg vitamin C
(ascorbic acid)
500 mL 200 mg vitamin 50 mL/h
glucose- (thiaminchloride)
infusion 200 mg vitamin B6
40% (pyridoxine)
200µg vitamin B12
(cyanocobalamine)
2000 mg vitamin C
(ascorbic acid)
Hiperemesis tigkat II
Klasifikasi

Identifikasi diagnosis atau masalah Dehidrasi berat

Hiperemesis tigkat III Malnutrisi

Hiperemesis tingkat II, III


Sumber : Grooten et al 2016

G. Evaluasi
Abortus
Evaluasi dilakukan pada setiap tindakan
dan selama pelaksanaan asuhan yang
Melakuka
diberikan, secara umum semua tindakan yang n tindkan
Perbaikan
keadaan
dilakukan dapat berhasil dengan baik. Pada segera dan

kasus ini, evaluasi yang didapat yaitu :


1. Ibu dan keluarga mengetahui hasil Kolaborasi
pemberian
pemeriksaan terapi
2. Keadaan umum ibu yang lemah menjadi
Melibatkan pasien dan keluarga
lebih baik dengan cairan infus
Menyusun rencana tindakan asuhan
3. Keadaan mual muntah ibu berkurang
karena telah diberikan terapi.
Informed consent
Saat dilakukan kunjungan rumah keadaan
pasien baik, keluhan mual muntah berkurang,
pola makan dan minum ibu sudah tidak Pendidikan dan konseling

terganggu.
Terapi

Implementasi asuhan Rehidrasi


Pengumpulan data dasar Subjektif

Penghentian makanan peroral

Objektif

Terapi antiemetk dan vitamin

www.jurnal.ibijabar.o 7
Terapi antiemetk dan vitamin
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Pregnancy and Childbirth, diakses tanggal 28


Implementasi asuhan menurut standar nursing care for a Mei 2016
pregnant woman in the antenatal period :

− Membatasi pengunjung Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


− Observasi tanda-tanda vital meliputi nadi,
tekanan darah, dan suhu setiap 4 jam Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka
− Mencatat intake dan output cairan Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2003.
− Perhatikan frekuensi muntah
− Observasi berat badan setiap 2 hari
− Jaga personal higyene Creswell, J.W. 2012. Research Design
− Terapi psikosomatis
− Kunjungan rumah PendekatanKualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Edisiketiga. PustakaPelajar :Yogyakarta
Dilakukan setiap setelah melakukan asuhan
Fraser M. Diane. Myles Buku Ajar Bidan Edisi
Evaluasi 14. EGC: Jakarta

Kunjungan rumah
Helen Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4 Volume 1. EGC: Jakarta

Helen
Kondisi ibu membaik, hiperemesis sudah teratasi Varney, CNM, MSN, DHL (Hon),
FACNM Varney's Midwifery Jones and
Barlett Publisher, Sudbury Masschusetts;
Third Edition, tahun 1997

Gambar 1 Bagan asuhan pada ibu dengan Irianti Bayu dkk. 2014. Asuhan Kehamilan
hiperemesis gravidarum
Berbasis Bukti. Sagung Seto: Jakarta
KESIMPULAN Iris J. Grooten., Ben W. Mol, Joris A. M. van
der Post, Carrie Ris-Stalpers., Marjolein
Hiperemesis gravidarum merupakan Kok., Joke M. J. Bais., Caroline J. Bax.,
komplikasi kehamilan yang harus segera Johannes J. Duvekot., Henk A. Bremer.,
ditangani dengan baik melalui asuhan yang Martina M. Porath., Wieteke M. Heidema.,
Kitty W. M. Bloemenkamp., Hubertina C. J.
sistematis dan evidence based. Asuhan
Scheepers., Maureen T. M. Franssen ., Martijn
kebidanan dengan pendekatan manajemen A. Oudijk., Tessa J. Roseboom and Rebecca
varney merupakan bentuk asuhan yang C. Painter. (2016) Early nasogastric tube feeding in
sistematis. Pasien dapat merasakan manfaat optimizing treatment for hyperemesis gravidarum: the
dari asuhan yang diberikan karena setiap MOTHER randomised controlled trial (Maternal and
langkah asuhan berdasarkan kebutuhan, bukan Offspring outcomes after Treatment of HyperEmesis by
rutinitas semata. Refeeding). BMC Pregnancy and Childbirth.
Diakses tanggal 28 Mei 2016
DAFTAR PUSTAKA JKJueckstock., R Kaestner and Mylonas.
Ase Vikanes., Per Magnus., Siri Vangen., (2010) Managing hyperemesis gravidarum: a
Solvi Lomsdal., and Andrej M Grjibovski., multimodal challenge. BMC Medicini. Diakses
(2012) Hyperemesis gravidarum in the tanggal 28 Mei 2016
Medical Birth Registry of Norway a validity
Norway. BMC Pregnancy and Childbirth, Kevin Gunawan, Paul Samuel Kris
diakses tanggal 28 Mei 2016 Manengkei, Dwiana Ocviyanti. (2011)
Diagnosis dan Tata Laksana Hiperemesis
Ase Vikanes., Per Magnus., Siri Vangen., Gravidarum. J Indon Med Assoc, Volum: 61,
Solvi Lomsdal., and Andrej M Grjibovski., Nomor: 11. Diakses tanggal 28 Mei 2016
(2013) Hyperemesis gravidarum and
pregnancy outcomes in the Norwegian mother Linda V. Walsh. 2007. Buku Ajar Kebidanan
and child cohort - a cohort study. BMC Komunitas. EGC: Jakarta

www.jurnal.ibijabar.o 8
Jurnal Bidan “Midwife Journal” Volume 2 No. 02, Juli 2016 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Lockhart Anita, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Sarwono Prawirohardjo, 2013. Ilmu
Kehamilan fisiologis dan Patologis. Binarupa Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan
Aksara: Tanggerang Selatan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Manuaba 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Swarwono Prawirohardjo. 2006. Ilmu


Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC: Kebidanan Edisi III. Yayasan Bina Pustaka:
Jakarta Jakarta

Maartje N. Niemeijer, MD; Iris J. Grooten, Van den Heuvel et al. (2016) Effect of
MD; Nikki Vos, MD; Joke M. J. Bais, MD; acustimulation on nausea and vomiting and on
Joris A. van der Post, MD; Ben W. Mol, MD; hyperemesis in pregnancy: a systematic review
Tessa J. Roseboom, PhD; Mariska M. G. of Western and Chines literature. BMC
Leeflang, PhD; Rebecca C. Painter, MD. Complementary and Alternative Medicine.
(2014) Diagnostic markers for hyperemesis Diakses tanggal 28 Mei 2016
gravidarum: a systematic review and metaanalysis.
Am J Obstet Gynecol. Diakses tanggal 28 Mei V. Ruth Benner & Linda K Brown, Myles
2016 Textbook for midwives, Churchill
Livingstone, 1993.
Betty R Sweet . 11 th edition Mayes Midwifery
A textbook for midwives halaman 258 Winifred, Star, RNC, NP, MS Mauren T
Shannon, CNM, FNP, MS Lisa L. Lommel,
Mayes' Midwifery A textbook for midwives13 FNP, MS, MPH Yolanda M. Gutirrez, PHD,
th edition halaman 753-754 RD, Ambulatory Obstetry Third Editor, UCSF
Nursing Press.
Panline Me Call Sellers, R.N.R.M.D Paed, N
(TMH), D, NE (Pret), Midwifery A textbook Yafeng Zhang, MS; Rita M. Cantor, PhD;
and Reference Book Midmives in Southern Kimber MacGibbon, RN; Roberto Romero, MD;
Africa, Volume II Complication Chilabirth, Thomas
Jiwa & Co, Ltd, 1993 M. Goodwin, MD; Patrick M. Mullin, MD,
MPH; Marlena S. (2011) Familial aggregation
Parker Catharine, 2010. Konsultasi of hyperemesis gravidarum. American Journal
Kebidanan. Hal-37 of Obstetric Gynecology. Diakses tanggal 28
Mei 2016.

www.jurnal.ibijabar.o 9

Anda mungkin juga menyukai