PENDAHULUAN
1
VTE atau recurrent VTE banyak yang muncul pada kanker stadium tinggi
(Schmaier et al., 2018).
FISIOLOGI KASKADE
2
Pemicu cepat dari koagulasi adalah kerusakan pembuluh darah yang
mengarahkan darah pada faktor jaringan/tissue factor (TF) yang terjadi di
komponen seluler subendotelial seperti sel otot halus dan fibroblast. TF ada pada
mikropartikel yang bersirkulasi di pembuluh darah termasuk monosit dan
trombosit. TF mengikat serine protease factor VIIIa. Kompleks ini lalu
mengaktivasi faktor X menjadi Xa. Faktor XIa lebih berfungsi pada penguatan
dan pembentukan bekuan darah.
Faktor intrinsik meliputi faktor XII yang teraktivasi menjadi XIIa. Faktor
XIIa membantu perubahan faktor XIa. XIa membantu perubahan faktor IX
menjadi IXa. Dari jalur lain, faktor VIII teraktivasi menjadi VIIIa, yang kemudian
membantu pembentukan X menjadi Xa. Faktor Xa, dibantu oleh faktor Va dari
faktor V, merubah protrombin menjadi trombin. Trombin akan merubah
fibrinogen menjadi fibrin (Harrison T, 2022).
3
Kompleks Glycoprotein (Gp) IIb/IIIa (α IIbβ3) pada trombosit adalah
reseptor paling banyak yang terdapat pada permukaan trombosit. Perlekatan
trombosit menyebabkan aktivasi dan agregasi selanjutnya. Proses ini melibatkan
mediator humoral di plasma. Trombosit yang berada di dekat daerah kerusakan
dapat dengan cepat membentuk plug dengan bantuan jaringan padat dari
gabungan fibrinogen interseluler (Harrison T, 2022).
4
Trombin merupakan kunci dalam koagulasi, sedangkan plasmin adalah
protease utama pada sistem fibrinolitik. Plasmin menghancurkan fibrin menjadi
lebih kecil. Komponen yang terdiri dari aktivator plasminogen, yaitu tPA dan
urokinase-type plasminogen activator (uPA), memotong ikatan Arg560-Val561
untuk membentuk enzim aktif plasmin. Daerah yang berikatan dengan lysine akan
membuat penentuan lokasi spesifik pemecahan fibrin. Plasminogen dan tPA
berikatan dengan bekuan darah. Kumpulan fibrin, plasminogen, dan tPA memicu
hubungan antara plasminogen dan tPA. Proses ini mempercerpat pembentukan
plasminogen menjadi plasmin. Ketika plasmin bereaksi pada ikatan kovalen
fibrin, maka d-dimer akan terbentuk.
PATOFISIOLOGI
Trombosis kanker
5
oleh TVD pada ekstremitas atas, emboli paru, trombosis sinus serebral, dan
tromboflebitis superfisial yang berpindah (Hindi et al., 2013)
6
regimen cisplatin, serta busulfan dan carmustine dosis tinggi berhubungan dengan
peningkatan risiko kejadian (Harrison T, 2022).
PENATALAKSANAAN
Terapi Primer
Terapi awal TEV terdiri dari penghancuran bekuan darah dengan terapi
trombolisis kateter dosis rendah. Namun terdapat beberapa penelitian yang tidak
mengunggulkan metode ini dibandingkan terapi antikoagulan biasa bila dilihat
dari prognosis penyakitnya (Harrison T, 2022).
Pencegahan Sekunder
7
sudah menggunakan antikoagulan. Filter VCI perlu diganti dalam rentang waktu 3
bulan (Harrison T, 2022).
TATALAKSANA ANTIKOAGULAN
TEV dengan kanker awalnya harus diterapi dengan UFH intravena (IV)
atau LMWH setidaknya 5 hari, dan warfarin harus dimulai dalam 1-2 hari. Dosis
warfarin harus disesuaikan agar sesuai INR (international normalized ratio).
Warfarin diberikan selama 3-6 bulan. LMWH diberikan selama 6 bulan.
Antikoagulan oral baru (faktor Xa dan inhibitor thrombin) tidak butuh monitoring
terlalu ketat dan tidak terpengaruh diet. Apixaban oral (10 mg selama 7 hari
diikuti 5 mg selama 6 bulan) tidak lebih buruk dari dalteparin. Pasien kanker yang
akan melakukan operasi dapat memakai heparin. Studi kasus rivaroxaban dan
apixaban sebagai profilaksis bekuan darah menurunkan setengah risiko angka
kejadian dengan tingkat perdarahan sekitar 5% (Harrison T, 2022).
Terdapat tiga titik primer dari penanganan TEV, yaitu: (1) Pertama dengan
UFH, LMWH, atau fondaparinux yang dikombinasikan dengan warfarin; (2)
Kedua adalah dengan mengganti terapi parenteral setelah 5 hari menjadi
kombinasi antikoagulan oral seperti dabigatran (direct thrombin inhibitor) atau
edoxaban (agen anti Xa); (3) Ketiga adalah dengan antikoagulasi oral monoterapi
dengan rivaroxaban atau apixaban (keduanya merupakan agen anti Xa) dengan
dosis awal 3 minggu atau 1 minggu, diikuti dosis pemeliharaan (maintenance)
(Harrison T, 2022).
Heparin dapat mengurangi inflamasi sistemik dan lokal. LMWH lebih sulit
berikatan dengan protein plasma dan sel endotel, sehingga ketersediaannya di
8
darah cukup baik, memiliki respons yang lebih baik, dan memiliki waktu paruh
yang lebih lama. Penyesuaian obat tidak perlu dilakukan, kecuali pada pasien
obesitas dan terdapat penurunan fungsi ginjal. Fondaparinux merupakan ULMWH
(ultra-LMWH), yang berarti memiliki ukuran yang lebih kecil lagi, dan tidak
terbuat dari alam. Fondaparinux tidak menyebabkan trombositopenia yang
disebabkan heparin (Harrison T, 2022).
9
Pencegahan TEV sangat penting karena TEV sulit terdeteksi dan
memakan biaya yang tidak sedikit. UFH dosis rendah atau LMWH adalah yang
paling sering digunakan. Profilaksis dapat mengikuti durasi rawat inap di rumah
sakit. Dalam pengaturan rawat jalan, agen anti Xa rivaroxaban dapat digunakan
(Harrison T, 2022).
Antikoagulan Parenteral
Antikoagulan Oral
10
pada daerah aktif enzim (Falanga et al., 2021). Adapun antidotumnya, andexanet
alfa dan idarucizumab dapat diberikan (Foerster et al., 2020).
Pengobatan oral memiliki tingkat kepatuhan yang rendah. Selain itu, efek
samping seperti mual, muntah, dan diare yang banyak ditemukan dapat
menyebabkan penurunan absorbsinya pada saluran pencernaan, sehingga interaksi
obat juga terpengaruh dan memengaruhi interupsi prosedur operasi. Dengan
11
demikian, TEV baru dapat terjadi. Pengobatan parenteral juga memiliki tingkat
kepatuhan yang rendah. Interupsi prosedur dan trombositopenia karena heparin
atau heparin induced thrombocytopenia (HIT) dapat terjadi (Rafii et al., 2020).
Filter VCI bisa digunakan pada pasien yang dengan kontraindikasi obat
atau kasus pada pasien yang pengobatannya optimal namun masih terjadi
tromboemboli. Kegunaan filter VCI terutama ketika ada perdarahan yang
mengancam jiwa, embolisasi baru pada ekstremitas bawah, dan embolisasi
ekstremitas bawah yang membutuhkan tindakan operasi. Jika pasien direncanakan
untuk menjalani radiasi pada kasus metastasis sistem saraf pusat, klinisi harus
menghentikan semua antikoagulan, titrasi UFH IV diberikan dengan monitor
ketat, dan antikoagulan dosis profilaksis diberikan hinga radiasi selesai (Rafii et
al., 2020).
Salah satu pedoman yang digunakan pada tatalaksana kasus ini adalah
National Comprehensive Cancer Network (NACC), yang meliputi penanganan
pasien rawat jalan, rawat inap, dan pasien dengan keterangan khusus. Terapi akut
TEV pada kanker bertujuan untuk mencegah emboli paru yang fatal dan
mencegah TEV berulang serta mencegah komplikasi TEV jangka panjang (Streiff
et al., 2021).
Penilaian status dan penilaian risiko TEV pada pasien kanker rawat jalan
biasanya menggunakan skor Khorana. Penilaian meliputi banyak faktor yang
dapat dilihat pada Tabel 1 (Streiff et al., 2021).
Tabel 1. Penilaian Risiko TEV pada Pasien Rawat Jalan dengan Kanker
Menggunakan Skor Khorana (Streiff et al., 2021)
Skor
Karakteristik Pasien Risiko
Lokasi kanker primer
Risiko sangat tinggi (lambung, pankreas)
Risiko tinggi (paru, limfoma, ginekologis, buli,
testikel)
12
Hitung trombosit pre-kemoterapi ≥ 350 x 109/L
Kadar hemoglobin < 10 g/dl atau penggunaan faktor
pertumbuhan sel darah merah
Hitung leukosit pre-kemoterapi > 11 x 109/L
BMI > 35 kg/m2
Skor Kategori Risiko Risiko Gejala TEV
0
Rendah 0.3-1.5%
1-2 Menengah 2.0-4.8%
≥3 Tinggi 6.7-12.9%
Untuk menilai faktor risiko pasien, hal pertama yang harus kita lakukan
adalah membedakan pasien medis dewasa atau pasien bedah, diagnosis kanker,
pasien yang telah menerima profilaksis TEV selama di rumah sakit, pasien rawat
inap kanker yang mau dipulangkan, dan pasien rawat jalan dengan risiko.
13
Selanjutnya, edukasi risiko TEV seperti faktor risiko perdarahan, keuntungan dan
kerugian pencegahan TEV, dan pentingnya kepatuhan pasien perlu diberikan.
Pencegahan TEV dibagi menjadi dua, yaitu bedah dan medis (Streiff et al., 2021).
14
Regimen TEV berdasarkan NCCN
Tabel 2. Pilihan Profilaksis TEV pada Pasien Kanker Medis Rawat Inap (Streiff et
al., 2021)
Tabel 3. Pilihan Profilaksis TEV untuk Pasien Kanker Medis Rawat Jalan (TEV-
2) (Streiff et al., 2021)
15
bulan
Kurangi dosis menjadi
1 mg/kg SC 0,5 mg/berat badan SC
Hindari jika
perhari x 3 bulan, per hari untuk hitung
Enoxaparin klirens kreatinin
lalu 40 mg SC trombosit 50.000-75.000
< 30 mL/menit
perhari Hindari jika hitung
trombosit < 50.000
Tabel 4. Pilihan Profilaksis TEV untuk Pasien Kanker Pembedahan Rawat Jalan
(TEV-1) (Streiff et al., 2021)
Dosis Obesitas
Obat Dosis Standar Dosis Renal
(IMT ≥40 kg/m2)
40 mg SC 10–12 jam
30 mg SC
sebelum pembedahan,
perhari jika Pertimbangkan 40
lalu 40 mg SC per hari
Enoxaparin klirens mg SC setiap 12
atau 40 mg SC per hari
kreatinin < 30 jam
dengan dosis pertama 6-
mL/menit
12 jam pasca operasi
16
Hati hati pada
klirens
2,5 mg SC per hari tidak
kreatinin 30–
lebih awal dari 6-8 jam
49 mL/min Pertimbangkan 5
Fondaparinux pasca operasi, hindari
Hindari jika mg SC per hari
pada pasien yang
klirens
beratnya < 50 kg
kreatinin < 30
mL/menit
KESIMPULAN
TEV adalah keadaan yang sering muncul pada pasien dengan keganasan.
Keganasan merupakan satu kondisi yang merangsang kecenderungan faktor
koagulasi untuk saling beragregasi secara masif. Pada pasien kanker, terdapat
17
peninkatan angka kejadian TEV yang lebih banyak dan dipengaruhi oleh faktor
risiko dari pasien, penyakit, dan terapinya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
and Treatment in Patients With Cancer: ASCO Clinical Practice Guideline
Update. J Clin Oncol, 38, 496–520. https://doi.org/10.1200/JCO.19
Kurniawan, A., Kurniawan, D. A., Hospital, G., & Jendral, J. B. (n.d.). Patogenesis,
Diagnosis, dan Penatalaksanaan Tromboemboli Vena pada kanker. In ARTIKEL
KONSEP Indonesian Journal of Cancer (Vol. 7, Issue 3).
Larsen, T. L., Garresori, H., Brekke, J., Enden, T., Frøen, H., Jacobsen, E. M., Quist-
Paulsen, P., Porojnicu, A. C., Ree, A. H., Torfoss, D., Osvik Velle, E., Skuterud
Wik, H., Ghanima, W., Sandset, P. M., & Dahm, A. E. A. (2022). Low dose
apixaban as secondary prophylaxis of venous thromboembolism in cancer patients
– 30 months follow-up. Journal of Thrombosis and Haemostasis, 20(5), 1166–
1181. https://doi.org/10.1111/jth.15666
López-Núñez, J. J., Trujillo-Santos, J., & Monreal, M. (2018). Management of venous
thromboembolism in patients with cancer. In Journal of Thrombosis and
Haemostasis (Vol. 16, Issue 12, pp. 2391–2396). Blackwell Publishing Ltd.
https://doi.org/10.1111/jth.14305
Nicholson, M., Chan, N., Bhagirath, V., & Ginsberg, J. (2020). Prevention of venous
thromboembolism in 2020 and beyond. In Journal of Clinical Medicine (Vol. 9,
Issue 8, pp. 1–27). MDPI. https://doi.org/10.3390/jcm9082467
Onishi, A., St Ange, K., Dordick, J. S., & Linhardt, R. J. (2016). Heparin and
anticoagulation. In Frontiers in Bioscience (Vol. 21).
Rafii, H., Frère, C., Benzidia, I., Crichi, B., Andre, T., Assenat, E., Bournet, B.,
Carpentier, A., Connault, J., Doucet, L., Durant, C., Emmerich, J., Gris, J. C., Hij,
A., le Hello, C., Madelaine, I., Messas, E., Ndour, A., Villiers, S., … Farge, D.
(2020). Management of cancer-related thrombosis in the era of direct oral
anticoagulants: A comprehensive review of the 2019 ITAC-CME clinical practice
guidelines. On behalf of the Groupe Francophone Thrombose et Cancer (GFTC).
In JMV-Journal de Medecine Vasculaire (Vol. 45, Issue 1, pp. 28–40). Elsevier
Masson SAS. https://doi.org/10.1016/j.jdmv.2019.12.004
Rutjes, A. W. S., Porreca, E., Candeloro, M., Valeriani, E., & di Nisio, M. (2020).
Primary prophylaxis for venous thromboembolism in ambulatory cancer patients
receiving chemotherapy. In Cochrane Database of Systematic Reviews (Vol.
2020, Issue 12). John Wiley and Sons Ltd.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD008500.pub5
Setiati S, 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Interna Publishing edisi ke enam jilid
1, Jakarta, hal. 2926
Schmaier, A. A., Ambesh, P., & Campia, U. (2018). Venous Thromboembolism and
Cancer. In Current Cardiology Reports (Vol. 20, Issue 10). Current Medicine
Group LLC 1. https://doi.org/10.1007/s11886-018-1034-3
20
Streiff, M. B., Holmstrom, B., Angelini, D., Ashrani, A., Elshoury, A., Fanikos, J.,
Fertrin, K. Y., Fogerty, A. E., Gao, S., Goldhaber, S. Z., Gundabolu, K., Ibrahim,
I., Kraut, E., Leavitt, A. D., Lee, A., Lee, J. T., Lim, M., Mann, J., Martin, K., …
Nguyen, M. Q. (2021). Cancer-associated venous thromboembolic disease,
version 2.2021. In JNCCN Journal of the National Comprehensive Cancer
Network (Vol. 19, Issue 10, pp. 1181–1201). Harborside Press.
https://doi.org/10.6004/jnccn.2021.0047
21