Anda di halaman 1dari 3

PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT

Praktek Riba Bertopeng Syariah: Transaksi Pinjaman Online Dalam Perspektif


Alqur’an
(MMQ:)

A. Pendahuluan
Di zaman sekarang masyarakat banyak mengeluhkan perekonomian
mereka yang sangat begitu sulit. Banyak masyarakat yang kesusahan
dalam mencari sesuap nasi untuk keluarga dan dirinya. Sehingga
masyarakat sampai mengemis di perempatan lampu lalu lintas, bahkan ada
yang tidur hanya beralaskan kardus saja. Hal ini disebabkan oleh sulitnya
perekonomian saat ini.
Laju pertumbuhan ekonomi yang terus menerus rendah sejak era
reformasi, pertumbuhan yang tidak berkualitas, kondisi prasarana yang
tidak memadai, rendahnya minat investor yang menanamkan modalnya di
sektor riil, serta faktor kondisi global, maka dapat disimpulkan bahwa
ekonomi Indonesia telah terperangkap pada pertumbuhan rendah (Low
Growth Trap). Artinya setelah ada peningkatan sekitar 4-5%, maka
peningkatan menjadi tersendat. Hal ini berarti ke depannya laju
pertumbuhan ekonomi akan tetap rendah, tingkat pengangguran terbuka
tetap tinggi, jumlah orang miskin akan tetap besar dan cenderung makin
besar, mayoritas lulusan perguruan tinggi akan menjadi pengangguran atau
terpaksa bekerja pada pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian
sarjana, serta akan sulit untuk dapat keluar dari perangkap tersebut.1
Melihat kondisi Indonesia tiga tahun belakangan ini, yang dimulai
dari tahun 2019 dilanda pandemi Covid-19, sehingga sangat mematikan
perekonomian di dunia khususnya di Indonesia. Peraturan pemerintah
yang mengharuskan masyarakat melakukan pembatasan (Social
distancing) membuat masyarakat terhambat dalam melakukan pekerjaan.

1
Yustika, Ahmad Erani. 2002. Pembangunan dan Krisis, Memetakan Perekonomian Indonesia
Permasalahan inilah yang membuat masyarakat mencari pinjaman
atau berhutang diberbagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagian masyarakat meminjam kepada keluarga dan kerabatnya, sebagian
lagi ada yang meminjam kepada lembaga dan melalui pinjaman online.
Seiring berkembangnya teknologi yang semakin pesat membuat
masyarakat Indonesia tergiur dengan pinjaman online yang memasang
label Syariah dengan menjanjikan bunga yang sangat kecil. Oleh karena
itu umat Muslim yang perekonomian golongan menengah ke bawah
berbondong-bondong mencari pinjaman demi mencukupi kebutuhan
hidupnya. Namun pada dasarnya lembaga yang berlebel Syariahpun masih
menerapkan riba walau dengan cara meminimalisir bunga dengan jumlah
yang sangat kecil sekalipun.
Masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim banyak yang mengira
bahwa pinjaman dengan bunga yang sangat minim tergolong bukan riba.
Mirisnya lagi umat Muslim yang mempunyai pengetahuan dan sadar akan
hal tersebut malah masih banyak yang menyepelekannya. Apalagi
masyarakat awam yang tidak mempunyai pengetahuan dan tidak sadar
akan berbahayanya riba dalam agama Islam.
Lantas apakah semua yang berlabelkan syariah terbebas dari riba?
Untuk mengetahui hal tersebut penulis akan menjabarkan mengenai riba
agar kita terhindar dari perbuatan riba yang dapat membuat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala memerangi kita.
B. Riba dan Prinsipnya
1. Riba
2. Lembaga Syariah dan Prinsip Syariah
3. Hukum riba yang meminimalisir bunga
1.

C. Penutup
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai