Abstrak
Analisis 3HQ\DMLDQ .DUDNWHU 'DQ $OXU &HULWD 3DGD .RPLN ³9XOFDPDQ-=´ EHUWXMXDQ XQWXN
mengetahui dan mengidentifikasi visual bagaimana penyajian karakter maupun alur cerita pada komik
Vulcaman-Z karya Galang Tirtakusuma. Komik ini merupakan komik 4 koma (yonkoma) atau empat
panel, bergenre aksi-komedi slapstick yang jarang ditemui di industri perkomikan Indonesia. Komik ini
juga memiliki beberapa fitur yang unik seperti penggunaan layout, karakter, warna, ekspresi, garis aksi,
dan balon kata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan
data wawancara, studi literatur dan observasi. Maksud penelitian ini menjadi penelitian awal yang
dilakukan bersama dengan mahasiswa untuk mengungkap beberapa gaya komikus-komikus Indonesia
yang nantinya menjadi studi mengungkap gaya-gaya komik dari Indonesia. Sebagaimana kita ketahui
bahwa komik indonesia masih sangat punya pengaruh dengan komik-komik luar, baik jepang maupun
amerika. Gaya komik yang dimiliki oleh Indonesia belum memiliki karakter dan ciri khas sendiri
walaupun beberapa komikus telah berupaya mengungkapkan identitas Idonesia melalui ornamen-
ornamen dan cerita budaya yang dimilki. Namun secara penyajian maupun gaya komik masih
menggunakan ataupun sama dengan gaya yang ada di luar. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian
ini hadir sebagai upaya menemukan ciri khas Indonesia pada Komik ataupun memberikan gambaran
kepada komikus-komikus Indonesia agar menghadirkan sumbangsi gaya baru pada Komik.
Kata Kunci: 3H\DMLDQ 9LVXDO $OXU &HULWD ³9XOFDPDQ-=´.
Abstract
Analysis of Character Presentation and Storyline in the Comic "Vulcaman-Z" aims to find out and
identify visually how the presentation of characters and storylines in the comic Vulcaman-Z by Galang
Tirtakusuma. This comic is a 4 point comic (yonkoma) or four panels, a slapstick action-comedy genre
that is rarely found in the Indonesian comics industry. This comic also has several unique features such
as the use of layouts, characters, colors, expressions, action lines, and word balloons. This research
uses a descriptive qualitative method with interview, literature study and observation data collection
methods. The purpose of this research is the initial research conducted jointly with students to uncover
several Indonesian comic artists' styles which later become a study of revealing comic styles from
Indonesia. As we know that Indonesian comics are still very influential with foreign comics, both
Japanese and American. The comic style possessed by Indonesia does not yet have own
characteristics, although some comic artists have tried to express the identity of Indonesia through
cultural ornaments and stories. But the presentation and style of comics are still using or the same as
the style that is outside. Based on this, this research is present as an effort to discover the
characteristics of Indonesia in Comics or to give an idea to Indonesian comic artists to present new
style contributions to Comics.
Keywords: Visual Presentation, Storyline, "Vulcaman-Z".
diilustrasikan melalui gambar diatas kertas. menjadi tersebut unik dan beda dari komik
Pada dasarnya komik adalah salah satu lainnya. Contohnya komik-komik barat
dengan gaya semi-realisnya yang sangat
bentuk seni terapan dan desain yang
menggunakan gambar-gambar tidak menekankan pengilustrasian di hampir
bergerak yang disusun sedemikian rupa seluruh terbitannya. Gaya pada komik juga
sebagai penegasan cerita. Komik dapat unik dapat lebih memberikan sensasi
diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai membaca yang lebih mengasyikkan dan seru.
Penyajian dalam suatu komik juga
dari strip dalam koran, dimuat dalam
majalah, hingga berbentuk buku. Komik dapat menentukan pembaca sebagai target
juga merupakan salah satu media paling utama. Sebagai contoh, komik Rama dan
populer dalam mengangkat cerita yang berisi Cita menggunakan panel vertikal sebagai
isu-isu sosial dan permasalahan yang ada di mana format webcomic. Tetapi komik
Indonesia dengan berbagai macam gaya tersebut juga menggunakan banyak unsur
Peranan komik dalam industri kreatif simple dan tidak terlalu menyerupai bentuk
juga sangat besar dalam memajukan realisnya. Seperti backgroundnya yang sering
pendidikan formal dan non-formal. Tidak kali digambarkan simple, namun di beberapa
hanya itu, saat ini terdapat banyak sekali bagian digambarkan sedikit rumit dengan
komik yang menceritakan kehidupan sehari- ditambahkan pola yang memberikan kesan
sarat akan moralitas, seperti contohnya Dalam kasus ini, objek riset yang juga
NRPLN ´5DPD GDQ &LWDµ \Dng di sangat menarik untuk dibahas dari segi alur
Webtoon. Dengan penyajian visual yang ´9XOFDQPDQ-=µ DGDODK NRPLN DNVL NRPHGL
sederhana, komik ini mampu memberikan karya Galang Tirta Kusuma, merupakan
dan menyajikan cerita sehari-hari yang tidak komik Indonesia yang memiliki gaya gambar
hanya santai dan lucu, tetapi juga banyak unik. Menceritakan tentang pahlawan super,
faktor kunci dalam memahami sebuah kasus data yang kurang relevan dan berkontribusi
terletak pada keterbingkaian (boundedness) atas kebutuhan data pada pokok bahasan.
dan pola-SROD SHULODNX VLVWHPµ 'HQ]LQ Tahapan selanjutnya melakukan uji
Lincoln, 2009:300). validitas terhadap data-data yang ditemukan.
4.2 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, validitas data diuji
Pengumpulan data dalam penelitian ini lebih dengan menggunakan teknik triangulasi.
menekankan pada data empiris yang terjadi Jenis triangulasi yang digunakan yaitu
dilapangan. Adapun beberapa teknik triangulasi metode/teknik pengumpulan
pengumpulan data yang digunakan dalam data dan triangulasi sumber. Triangulasi
penelitian ini yaitu observasi, wawancara, metode dilakukan dengan melihat
studi pustaka, dan dokumentasi. kesesuaian data dari tiga jenis teknik
4.3 Teknik Analisis Data pengumpulan data, yaitu dari observasi,
Analisis data dalam penelitian ini akan wawancara, dan dokumen. Selain itu,
dilakukan melalui tiga tahapan yaitu: tahap triangulasi sumber dilakukan dengan melihat
pengidentifikasian, tahap pengolahan, tahap kesesuaian informasi yang disampaikan oleh
penafsiran(Subana& Sudrajat, 2001: 145). narasumber yang diwawancarai.
Pada tahap pertama dilakukan identifikasi Tahap terakhir dilakukan analisis data
datadengan mengumpulkan data verbal dan sesuai dengan teori-teori yang sudah
visual yang diperoleh melalui studi pustaka, ditetapkan sebelumnya. Penelitian ini
observasi, wawancara dan audio & visual. menekankan pada analisis dekonstruksi
Segala data yang ditemukan di lapangan penafsiran kembali tentang fungsi produk
dikelompokkan kedalam berbagai folder kaos berdasarkan dari dua sisi yang berbeda.
sesuai dengan jenisnya. Data-data serta Dalam hal ini teori dekonstruksi digunakan
folder-folder yang telah dibuat diberi judul untuk membedah kasusnya.
untuk membantu proses pencariannya ketika
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dibutuhkan.
Vulcaman-Z merupakan komik aksi-komedi
Tahap kedua dilakukan klasifikasi serta
yang berformat yonkoma (komik empat
pengolahan data.Proses klasifikasi data
panel) dan dapat dikatakan bentuk lain dari
dilakukan dengan menggunakan sistem
komik strip. Pembuat dari Vulcanman-Z
koding. Tahap ini dimulai dengan memilih
ialah Galang Tirtakusuma, seorang komikus
atau mengelompokkan data penelitian yang
yang terkenal dengan ciri khas menggam-
telah diidentifikasi sesuai dengan jenis dan
barnya, gambar bergaya chibi, dengan salah
sifat data, setelah itu diadakan seleksi data.
satu komik terkenalnya, Garudaboi, dan
Seleksi data dilakukan dengan menyisihkan
Cerita Vulcaman-Z diangkat dari komik seperti ini mulai banyak digunakan
coret-coretan masa kecil Galang. Berawal oleh komikus amatir dan professional
dari keinginannya ingin memiliki tokusatsu- setelah booming nya komik-komik strip
nya sendiri, Vulcaman-Z pun lahir. Selain diinternet yang memakai format seperti ini,
Vulcaman-Z, galang juga membuat banyak contohnya Komik Si Juki karya Faza Meonk,
sketsa vulcaman lain sewaktu kecil. Mulai kostum (komik strip untuk umum) karya
Vulcamaster, dan masih banyak lagi. Mursyid, dan lain lain. Galang Tirtakusuma
Tujuannya adalah memberikan karakter sendiri pun juga telah menggunakan format
tambahan sebagai teman, rival ataupun komik strip sejak karyanya di majalah
komik ini berformat 4 panel, atau 4.koma format yang cocok untuk komik komedi dan
dalam istilah perkomikan. Tiap-tiap chapter humor, dikarenakan penempatan
atau bab akan selalu menggunakan kishotenketsu yang ada pada 4koma mudah
penempatan panel, Gutter atau sela atau digunakan dan mudah dipahami.
parit, ukuran dan jumlah panel yang sama. 2. Half spread page layout
Keempat panel dalam tiap panelnya
mempunyai fungsi tersendiri dan memiliki
rakun. Analisis: Dari pendekatan siluet dan dominan warna coklat, raut wajah polos.
gesture, Z memiliki bentuk yang kecil dan Keunikan yang lain seperti bentuk badan
mudah diingat layaknya maskot. Bentuk gabungan dari rakun dan burung hantu,
yang simple juga mempermudah bagi serta perubahan lain menjadi bentuk
ini. Desain dri Z juga mempengaruhi - Ruby: Siluet dan gestur yang kasual dan
secara simple (dan menggunakan warna yang perubahan bentuk vulcaman yang
namun dalam komik strip ini merupakan hal - Viper: Siluet dan gesture yang kaku,
yang biasa. Walaupun gaya gambar yang memiliki warna dominan merah dan
digunakan merupakan gaya gambar chibi, hitam, raut wajah tidak terlihat (selalu
visual yang berbeda beda. - Bukhbru: Siluet dan gesture yang tegas,
- Udin: Siluet dan gestur yang murung dan dominan warna hitam, raut wajah yang
Siluet dan gesture yang perkasa dan a. Senang : digambarkan dengan mulut yang
besar, dominan warna hitam dan pastel, terbuka atau tersenyum, adanya garis-
raut wajah yang pemarah. garis diagonal di sekitar pipi, postur
Penyajian Ekspresi badan yang tegap, dan beberapa
Dalam buku Mastering Manga : A digambarkan denan garis efek di sekitar
0DQJDND·V 6XUYLYDO *XLGH 0DNDQ.RPLN kepala atau wajah.
GentaCraft 2013), dikatakan bahwa gaya b. Sedih : digambarkan dengan mulut
gambar chibi merupakan gaya gambar yang tertutup atau terbuka berbentuk kotak,
memiliki ekspresi dengan penggambaran garis lengkung berirama sebagai air mata,
hiperbola (berlebihan). Penggambarannya postur badan yang melengkung kebawah,
pun hampir tidak ada batasnya. Kita bisa dan juga garis efek bulatan kecil disekitar
menambahkan garis-garis atau elemen wajah sebagai percikan air mata.
apapun agar ekspresi tersebut semakin asyik. c. Terkejut : hampir sama dengan sedih,
Biasanya ekspresi ini digunakan untuk bedanya tidak ada garis yang
menggambarkan karakter yang sedang menggambarkan air mata dan
bertingkah konyol, atau adegan-adegan lucu percikannya, wajah digambar lebih aneh
yang membuat pembaca tertawa. Tentunya seperti bola mata keluar, juga posturnya
akan menjadi nilai plus dan daya tarik yang lebih kaku. Biasanya juga ditambah
tersendiri apabila kita bisa menempatkan garis efek yang berlebihan.
dan meramu disaat yang tepat. Semua d. Kecewa : hampir tidak memperlihatkan
gambar merupakan gambar reproduksi raut wajah, hanya menampilkan postur
pribadi. tubuh yang membungkuk, dan digambar
Pembahasan Ekspresi garis efek horizontal dan vertikal.
Ekspresi yang telah dianalisa merupakan e. Bersemangat : adanya gambar tangan
ekspresi yang sering digunakan dalam komik yang berbeda-beda serta garis lengkung di
ini sebagai reaksi dari suatu kejadian sekitarnya, menandakan karakter sedang
tertentu. Dalam komik ini, hampir semua melakukan suatu aksi dengan cepat.
ekspresi dibuat secara berlebihan, f. Bingung : digambarkan dengan mulut
dikarenakan ekspresi di dalam komik yang melengkung tidak berirama atau zig-
bergenre komedi sangat krusial dalam zag, ditambah garis efek yang menggam-
menentukan sebuah joke atau lelucon akan barkan percikan keringat.
berhasil atau tidak. Penggambaran tiap g. Kesal/Marah: digambarkan dengan
ekspresi juga memiliki perbedaannya mulut yang terbuka lebar atau setengah
tersendiri, yaitu: terbuka, da nada banyak garis efek yang
digambarnya garis aksi. Namun intensitas Nur, R., Arsyad, S., & Muhamad. (2017).
penggambaran garis aksi selalu berubah- Pengantar Sistem Manufaktur.
Yogyakarta: Deepublish Publisher.
ubah menuruti jalan cerita komik.
Contohnya saja pada panel kemunculan Nasrullah, R., Novita, S.,& Intan. (2012).
Komik sebagai Media Dakwah:
monster berbeda intensitas Analisis Semiotika Kepemimpinan