Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Dedikasi Masyarakat, 2 (2) Maret 2019, hlmn. 92 – 100 ISSN.

2598-7984 (cetak)
ISSN. 2598-8018 (Online)

PENERAPAN TEKNOLOGI PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN NILAI


JUAL CABAI DI TANATORAJA

Wahyuni Zam1, Ilyas2, Syatrawati3


Email: wahyunizam@yahoo.co.id, 2)ilyas_58@ymail.com, 3)chatesyatra@gmail.com
1)
1,2,3)
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

ABSTRAK
Cabai adalah komoditi unggulan yang memiliki nilai jual yang cenderung stabil.
Penumpukan buah cabai saat musim panen akan mengakibatkan buah cepat busuk
karena karakteristik buah cabai memiliki kandungan air yang tinggi. Cabai yang mudah
rusak menyebabkan fluktuasi harga sangat tinggi, begitu pula dengan kelebihan produksi
pada saat panen raya mengakibatkan harga akan turun drastis. Oleh karena itu,
dibutuhkan ilmu pengetahuan dalam penanganan pascapanen cabai agar cabai bernilai
jual tinggi, baik dalam bentuk buah cabai segar maupun dalam bentuk cabai olahan.
Melalui penanganan pascapanen yang baik dan benar produk pertanian dapat bertahan
lama, serta memudahkan pendistribusian dan memperluas pemasaran. Program ini telah
diterapkan teknologi pascapanen cabai di tingkat petani. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengedukasi petani cabai dalam pengelolaan cabai segar, meningkatkan keterampilan
petani dalam produksi cabai bubuk, dan aplikasi pengemasan yang berlabel. Metode
pelaksanaan kegiatan ini adalah penyuluhan, demonstrasi dan pendampingan. Hasil
kegiatan menunjukkan bahwa terdapat 5 wanita tani yang terampil dalam mengemas buah
cabai segar dan mengolah menjadi cabai bubuk dalam kemasan yang menarik. Mitra telah
menerapkan introduksi teknologi pascapanen dalam menghasilkan cabai bubuk. Untuk
pemasaran dilakukan proses pendampingan, khususnya mengenal pasar sasaran dalam
penjualan cabai bubuk.
Kata kunci: cabai; nilai jual; pascapanen; teknologi.

ABSTRACT
Chili is a leading commodity that has a stable selling value. The accumulation of
chilli fruit during the harvest season will cause fruit to rot quickly because the
characteristics of chilli fruit have a water content of around 60-85%, chili that is easily
damaged causes very high price fluctuations and excess production during the harvest
causes prices to drop dramatically. Therefore, knowledge is needed in the handling of
post-harvest chillies so that chilies are high selling value, both in the form of fresh chilli fruit
and in the form of processed chillies. Through good and correct post-harvest handling
agricultural products can survive a long time, facilitate distribution, and expand marketing
This program has been applied to the technology of post-harvest chillies at the farm level.
This activity aims to educate chilli farmers in the management of fresh chilli, improve the
skills of farmers in the production of chilli powder, labeled application. The method of
implementing this activity is counseling, demonstration, and assistance. The results of the
activity show that there are 5 women farmers who are skilled in packing fresh chilli fruit and
processing into powdered chilies in attractive packaging. The partner has implemented the
introduction of postharvest technology in producing chili powder. For marketing, a
mentoring process is carried out, especially knowing the target market in selling chili
powder.
Keywords: chili; postharvest; sellingvalue; technology.

PENDAHULUAN lah komoditi hortikultura unggulan yang


mengandung vitamin C tinggi, sehingga
Cabai (Capsicum annum L.) ada- menjadi salah satu penghasil zat
93 | Zam, dkk.

antioksidan. Kebutuhan zat antioksidan GHP mengurangi resiko kontaminasi


yang sangat penting bagi tubuh produk segar selama penanganan,
menjadikan cabai sangat dibutuhkan. pengemasan, penyimpanan dan
Permintaan cabai yang banyak transportasi. Proses yang disediakan
menjadikan harga cabai selalu mahal harus sesuai dengan karakteristik
atau cenderung stabil. Kondisi demikian produk. Berbagai inovasi teknologi yang
membuat para petani di Tanatoraja dapat diterapkan untuk menjamin
banyak yang memilih bercocok tanam keberhasilan GHP. Selain GHP, perlu
cabai sebagai mata pencaharian utama. juga diterapkan Good Manufactirung
Kebutuhan cabai setiap hari Practice (GMP) pada proses
cukup tinggi jika dibandingkan dengan pascapanen, karena GMP merupakan
komoditi sayuran yang lain karena kegiatan pengolahan hasil pertanian
menjadi sumber bahan baku bumbu secara baik dan benar sehingga
masakan atau rempah - rempah kuliner menghasilkan produk olahan yang aman
saat ini, sehingga harga relatif meningkat untuk dikonsumsi masyarakat. Penera-
terus. Peluang masyarakat tani pan GMP adalah untuk meningkatkan
dipedesaan untuk mengembangkan daya saing olahan hasil pertanian dan
bisnis cabai baik skala lokal maupun meningkatkan mutu produk olahan yang
menjadi komoditi perdagangan ke ibu akan mempengaruhi nilai jual suatu
kota propinsi. Bisnis cabai bukanlah produk.
suatu hal mudah dalam proses Permasalah utama yang ada di
perdagangannya karena beberapa faktor kelompok petani mitra, bahwa petani
yang dapat mempengaruhi kualitas dan belum menerapkan sistem pascapanen
kuantitas cabai. Salah satu kendala yang yang baik sehingga kehilangan atau
dihadapi dikalangan petani cabai adalah susut hasil masih sangat tinggi
harga yang kadang menurun drastis, diakibatkan pengetahuan yang terbatas.
misalnya di saat musim panen tiba, Teknologi pascapanen adalah tindakan
jumlah produksi cabai yang melimpah atau perlakuan yang diberikan pada
dan tidak dapat bertahan lama karena setiap komoditas sejak dari panen
cabai sangat cepat mengalami sampai tiba di tangan konsumen.
pembusukan. Terkadang petani tidak Teknologi pascapanen menjadi
mendapatkan keuntungan dari usahatani kebutuhan utama dalam mempertahan-
cabai tersebut. kan dan meningkatkan harga jual cabai.
Karaktersitik buah cabai yang Teknik penanganan cabai segar belum
mudah rusak, mendorong petani untuk dilakukan, termasuk tehnik pengolahan
berupaya mempertahankan buah cabai cabai kering menjadi cabai bubuk belum
agar tidak cepat membusuk. Namun jika juga dilakukan karena fasilitas dan ilmu
dalam jumlah yang banyak dan waktu pengetahuan yang terbatas. Penjualan
yang relative singkat, kerugian sangat cabai masih dalam sebatas cabai segar
sulit dihindari. Buah cabai yang rusak tanpa perlakuan dan hanya dijual di
dan membusuk tidak akan laku dipasaran pasar tradisional. Petani belum menerap-
sehingga keuntungan yang dapat kan sistem penyimpanan yang baik
diperoleh petani sangatlah kecil. sehingga daya simpannya tidak dapat
Sistem Good Handling Practice bertahan lama.
(GHP) adalah salah satu cara untuk Penambahan nilai tambah produk
meminimalkan tingkat kerusakan produk cabai sangat diperlukan demi untuk
pertanian setelah panen. Penerapan meningkatkan harga jual produk.
Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai di Tanatoraja | 94

Peningkatan nilai jual cabai dapat cabai yang baik dan benar. Demonstrasi
dilakukan melalui penanganan pasca- dilakukan untuk meningkatkan keteram-
panen yang baik dan benar, seperti pilan para kelompok tani mitra dalam
pengolahan dan pengemasan yang menerapkan teknik pascapanen yang
higienis dan jenis kemasan yang baik dan benar. Tahap akhir adalah
menarik. Petani dituntut untuk memiliki pendampingan ini dilakukan untuk
pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing dan membina petani mitra
penanganan pascapanen buah cabai, dalam pengemasan dan pemasaran
agar dapat bertahan lebih lama dan nilai cabai yang telah di olah.
jualnya semakin meningkat, bahkan
dapat mejadi sumber penghasilan HASIL DAN PEMBAHASAN
tambahan bagi kelompok tani mitra.
Penyuluhan
Dengan demikian, penanganan pasca-
panen cabai di tingkat petani akan dapat Program penyuluhan yang telah
meningkatkan pendapatan petani cabai. dilaksanakan dengan pendekatan
Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan metode ceramah (Gambar 1) dengan
untuk mengedukasi petani dalam materi penting yaitu peningkatan nilai
menerapkan teknologi pascapanen pada tambah suatu produk untuk
cabai agar nilai jual cabai dapat meningkatkan harga jual, teknik
meningkat. pengolahan produk yang bernilai
komersil, teknik pengemasan dan sistem
METODE PELAKSANAAN pemasaran yang lebih luas. Kegiatan
penyuluhan dihadiri oleh para anggota
Kegiatan pengabdian ini dilak- kelompok wanita tani, penyuluh
sanakan pada bulan Juli sampai Oktober pertanian, ketua adat dan pemerintah
2018 pada kelompok wanita tani di Desa setempat. Proses penyuluhan juga
Tiroan, Kecamatan Bittuang, Kabupaten dijelaskan manfaat penerapan
Tanatoraja, Sulawesi Selatan. Kegiatan pascapanen yang baik sebagai usaha
ini dilaksanakan melalui beberapa tahap untuk mencegah pembusukan dan
yaitu penyuluhan, demonstrasi dan kerusakan buah cabai segar melalui cara
pendampingan. aplikasi yang benar. Panduan teknik
Penyuluhan adalah tahap penanganan pascapanen disajikan
pertama yang dilakukan, materi dalam bentuk brosur yang sangat
penyuluhan yang diberikan adalah memudahkan para peserta untuk
tentang penerapan GHP (Good Handling memahami dan mengaplikasikannya.
Practice) dan GMP (Good Manufacturing Penanganan pascapanen yang
Practice) yang dijabarkan dan dijelaskan baik dan benar sangat perlu diaplikasikan
dalam proses penanganan pascapanen
95 | Zam, dkk.

oleh masyarakat tani cabai sebagai salah panjang umur simpan cabai merah, di
satu upaya dalam meminimalkan tingkat samping memudahkan pendistribusian
kerugian bila produksi melimpah di saat dan meningkatkan nilai tambah cabai
musim panen. Penanganan pascapanen melalui teknologi penyimpanan cabai
adalah salah satu cara untuk dalam bentuk segar, olahan dan bentuk
memperpanjang daya simpan cabai dan kering serta teknologi pengeringan,
mempermudah distribusi produk diversifikasi produk olahan cabai kering
pertanian yang di hasilkan. dan pengemasannya.
Pemenuhan kebutuhan cabai Penyampaian ilmu pengetahuan
yang bermutu baik, memerlukan dan teknologi kepada petani mitra
upayakan peningkatan mutu melalui memerlukan suatu pendekatan yang
penerapan teknologi mulai dari tahap tepat agar interaksi yang dilakukan
pertanaman, penanganan pascapanen, mampu membangun komunikasi yang
proses pengolahan dan pengemasan baik. Dengan demikian proses transfer
ditingkat petani. Melalui kegiatan teknologi dapat dilakukan dengan mudah
penyuluhan ini memberikan pencerahan, dan lancar. Sejalan yang dikemukakan
transfer ilmu pengetahuan secara oleh Sundari dkk. (2015), bahwa
langsung ke petani mitra, dengan asumsi penyuluhan pertanian merupakan agen
bahwa peningkatan mutu cabai akan perubahan yang langsung berhubungan
meningkatkan nilai tambah. Pengemasan dengan petani. Fungsi utamanya yaitu
cabai segar dan pengolahan menjadi mengubah perilaku petani dengan
cabai bubuk akan meningkatkan nilai pendidikan non formal sehingga petani
jual, keuntungan pun akan semakin mempunyai kehidupan yang lebih baik
meningkat. Kegiatan penyuluhan ini secara berkelanjutan dan untuk
terjadi proses ceramah, diskusi dan tanya meningkatkan produksi sebagai upaya
jawab tentang keuntungan serta meningkatkan pendapatan.
langkah-langkah yang harus dilaksana-
kan dalam penerapan pascapanen buah Demonstrasi
cabai yang baik dan benar. Strategi Kegiatan demonstrasi bertujuan
pengeringan pengolahan yang seder- untuk melatih kelompok wanita tani mitra
hana, pengemasan dan pemasaran ke menjadi lebih terampil dalam mengelola
berbagai lapisan masyarakat. cabai, baik dalam bentuk segar maupun
Kegiatan penyuluhan ini adalah dalam bentuk olahan. Kegiatan ini
salah satu upaya untuk mengin- menggunakan buah cabai segar dari
formasikan atau menjembatani hasil lahan pertanaman cabai kelompok tani
penelitian agar sampai ke masyarakat mitra. Secara langsung dilakukan
terkait penggunaan teknologi. Untuk pembimbingan dalam pemilihan buah
mempercepat alih teknologi dilakukanlah cabai yang segar yang layak untuk
berbagai metode diseminasi seperti dikemas segar dan diolah. Hal ini dibuat
percontohan, demonstrasi ataupun untuk memudahkan dalam penerapan
penerapan langsung ke kelompok tani pascapanen secara langsung pada
mitra. Sesuai yang dikemukakan oleh produk cabai petani sendiri, sehingga
Mikasari (2016), bahwa petani cabai mereka dengan mudah membandingkan
perlu memiliki pengetahuan tentang cara lama yang mereka gunakan dan
penanganan komoditas yang mudah akan mengadopsi metode perbaikan
rusak agar kesegarannya dapat yang lebih baik demi untuk peningkatan
dipertahankan lebih lama, memper- daya simpan cabai. Berbagai cara yang
Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai di Tanatoraja | 96

telah dilakukan untuk meningkatkan nilai dipertahankan dalam bentuk segar


jual cabai, baik penanganan cabai dalam (Taufik, 2011). Menurut
bentuk buah segar maupun dalam bentuk Charmongkolpradit et all. (2010) dalam
olahan. Ada perubahan yang signifikan Mikasari (2016), bahwa cabai memiliki
terhadap produksi cabai segar petani kandungan air yang tinggi sekitar 60-85%
mitra bahwa setelah kegiatan pada saat panen. Akibatnya cabai merah
pengabdian ini selesai petani telah memiliki karakteristik yang mudah rusak.
mampu mengemas buah cabai dalam Kerusakan umum yang terjadi pada cabai
bentuk segar dan dalam kemasan yang merah adalah busuk akibat jamur. Untuk
sederhana. menekan kerusakan maka dibutuhkan
Metode penanganan cabai segar tehnik pengemasan buah segar.
adalah dengan cara dikemas secara Kemasan yang digunakan oleh petani
langsung dengan menggunakan plastik. mitra adalah plastik dengan asumsi
Jenis kemasan dengan menggunakan bahwa plastik mudah didapatkan dan
stereoform dan plastik wrapping (Gambar harganya relatif murah. Menurut David
2). Perlakuan pengemasan yang (2018), bahwa berbagai kemasan yang
demikian bahwa cabai segar tidak hanya dapat digunakan untuk buah cabai segar
dapat dijual di pasar tradisional tetapi antara lain keranjang bambu, peti kayu,
juga dapat dijual ke supermarket atau dan plastik. Kemasan yang ideal adalah
swalayan atau ke pasar - pasar modern. yang mudah diangkat, aman, ekonomis,
Pengemasan yang menarik akan dan dapat menjamin kebersihan produk.
meningkatkan harga jual dibanding Penanganan pascapanen cabai
dengan tanpa kemasan. Penggunaan yang sering dilakukan oleh petani hanya
kemasan juga akan meyakinkan dalam perlakuan yang sangat minim,
konsumen akan keamanan pangan, perlakuan yang demikian tidak akan
karena terhindar dari kontak langsung menjamin produk cabai akan dapat
dengan udara luar. Pengemasan segar bertahan lama. Oleh karena itu, melalui
adalah langkah terbaik untuk program iptek ini telah diterapkan
mempertahankan buah cabai segar teknologi pascapanen yang baik dan
dalam waktu yang agak lama agar masih benar ditingkat petani. Kegiatan ini
tetap segar sampai ke tangan konsumen, dilakukan dengan cara mendemonstrasi-
dan pada umumnya cabai segar hanya kan tahap - tahap pascapanen cabai.
diperuntukkan untuk konsumsi langsung Demonstrasi dilakukan dengan cara-cara
atau dalam bentuk segar. mudah dan bahasa sederhana sehingga
Beberapa hasil penelitian sangat mudah diadopsi oleh masyarakat
menun- jukkan jika cabai tergolong tani binaan. Pengolahan cabai segar
sayuran yang mudah rusak dan sulit menjadi cabai bubuk didemontrasikan di
97 | Zam, dkk.

depan kelompok wanita tani (Gambar 3). (3) Tahap selanjutnya adalah pengeri-
Rangkaian kegiatan demonstrasi ngan dengan tujuan untuk
dimulai dari penyortiran buah, pelepasan meminimalkan kadar air pada
tangkai, pencucian, pengeringan, permukaan buah dan proses
penggilingan, pengemasan dan pengeringan akan mempermudah
pelabelan. Berikut tahap kegiatan dalam proses penggilingan. Cabai
demonstrasi yang dilakukan secara yang telah kering sempurna ditandai
langsung dengan kelompok tani mitra, dengan tingkat kerapuhan yang tinggi
yaitu: bila diremas. Pengeringan dapat
(1) Kegiatan sortasi buah cabai adalah dilakukan dengan dua cara, yaitu ada
langkah awal yang sangat yang menggunakan sinar matahari
menentukan daya simpan. Pemilihan dan ada yang menggunakan oven
buah cabai yang akan disimpan pengering. Penggunaan sinar
memerlukan teknis tertentu, yaitu matahari memerlukan waktu yang
pemilihan buah yang masih utuh, lebih lama dibandingkan dengan
matang sempurna, tidak cacat, tidak penggunaan oven. Akan tetapi jika
rusak dan tidak membusuk. petani di lahan terpencil kebutuhan
Pemilihan buah yang matang dan pengering dengan oven kadang tidak
seragam dibutuhkan untuk menjadi pilihan karena masih
mempertahankan kualitas cabai jika memerlukan listrik atau bahan bakar
telah dilakukan pengolahan lebih yang juga memerlukan tambahan
lanjut. biaya. Sehingga pengeringan dengan
(2) Tahap pencucian untuk memastikan sinar matahari langsung masih
buah cabai dalam kondisi bersih dan menjadi pilihan utama.
sehat, karena buah yang tidak dicuci (4) Tahap penggilingan adalah cara yang
sebelum disimpan akan mengaki- digunakan untuk mengolah cabai
batkan buah cepat membusuk karena menjadi cabai bubuk yang paling
terkontaminasi dengan mikroba saat mudah dan tersedia banyak alat
masih dipertanaman, seperti sederhana sampai modern yang
kontaminasi cendawan dan bakteri. dapat digunakan untuk menggiling,
Mikroorganisme yang berada pada seperti lumpang, blender atau pun
permukaan buah cabai dengan mesin penggiling skala besar. Namun
mudah dapat menginfeksi buah jika pada kelompok tani mitra lebih
kondisi lembab menyebabkan proses cenderung menggunakan blender.
pembusukan semakin cepat terjadi. Berbagai alasan dalam penggunakan
blender karena kualitas bubuk yang
Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai di Tanatoraja | 98

halus dan tidak membutuhkan dan meningkatkan nilai jual produk.


ayakan lagi dan produksi yang masih Proses pengolahan cabai segar menjadi
dalam skala kecil. Penggunaan cabai bubuk dapat dilihat pada Gambar
blender sangat membantu petani 4.
dalam produksi cabai bubuk secara Tahap pengolahan cabai yang
cepat dan mudah. Penggunaan diterapkan pada kelompok tani menjadi
blender akan meningkatkan kualitas pilihan utama dalam memperpanjang
bubuk yang sangat halus. daya simpan dan meningkatkan nilai jual
Pengolahan cabai segar menjadi sebagai sumber pendapatan tambahan
cabai bubuk adalah salah satu cara untuk rumah tangga tani. Karakteristik cabai
meningkatkan nilai jual cabai. Penerapan bubuk yang telah diproduksi merujuk
paket teknologi pascapanen cabai yang pada Saputro dan Susanto (2016), yaitu:
diterapkan pada petani cabai adalah (1) Warna merah terang. Warna
petani cabai telah aktif dan antusias merupakan parameter yang berpe-
untuk melaksanakan tahap-tahap ngaruh terhadap penerimaan
pascapanen yang baik dan benar. konsumen. Warna cabai bubuk
Kegiatan pascapanen yang tersebut adalah warna cabai merah
menjadi kebiasaan lama petani dengan terang yang merupakan warna alami
adanya kegiatan yang diintroduksi dari cabai tanpa pemberian
teknologi pascapanen, maka petani telah perlakuan tertentu.
menerapkan introduksi teknologi tersebut (2) Aroma yang dikeluarkan oleh cabai
(Tabel 1). Teknologi yang diterapkan bubuk baunya sangat khas dan
secara langsung memperlihatkan bahwa tajam.
petani mitra mampu mengadopsi ilmu (3) Rasa cabai menghasilkan zat
pengetahuan dan teknologi pascapanen oleoresin yang khas.
cabai yang baik dan benar. Penerapan (4) Kepedisan, tingkat kepedisan akan
teknologi pascapanen akan mening- berpengaruh terhadap ketertarikan
katkan kualitas dan harga jual cabai konsumen untuk membeli bubuk
olahan. Sesuai yang dikemukakan oleh cabai tersebut. Rasa pedas dalam
Mikasari (2016), bahwa teknologi cabai disebabkan oleh kandungan
pascapanen atau pengolahan cabai kapsaisin yang berfungsi sebagai
menjadi andalan dalam mempertahankan pembangkit selera makan.
99 | Zam, dkk.

Pendampingan cabai banyak dimanfaatkan sebagai


Pendampingan sangat perlu bahan baku industri macaroni, bihun,
dilakukan karena permintaan produk mie, kecap, kerupuk, emping, bumbu
cabai merah yang berkualitas, baik dari masak, pati, dan industri pelumatan
segi penampilan maupun aman untuk buah-buahan serta sayuran, dengan
dikonsumsi. Dalam rangka memenuhi demikian cabai bubuk memerlukan
permintaan produk cabai merah yang kemasan yang menarik konsumen.
berkualitas, baik untuk permintaan lokal Pengemasan merupakan salah satu
maupun potensi untuk ekspor diperlukan faktor penting yang harus diperhatikan
kontinuitas produktivitas cabai sepanjang untuk merebut perhatian konsumen.
tahun. Sehingga diperlukan dukungan Karena saat ini kemasan bisa menjadi
teknologi produksi dan pengembangan strategi jitu dalam pemasaran suatu
cabai merah yang sesuai dengan kondisi produk untuk menarik minat beli
wilayah dan kebutuhan petani konsumen. Kemasan juga bisa memberi
(Ruswendi, 2016). Kegiatan pendam- gambaran awal dari suatu produk, baik
pingan yang dilakukan secara langsung itu dari segi kualitas maupun nilai produk
kepada kelompok tani mitra khususnya yang ditawarkan oleh produsen.
dari segi kemasan. Penggunaan Pengemasan bertujuan untuk melindungi
kemasan ditujukan untuk lebih mutu cabai sebelum dipasarkan.
meningkatkan nilai jual cabai, sehingga Pengemasan yang baik dapat mencegah
cabai bubuk yang telah dibuat harus kehilangan hasil, mempertahankan mutu
dikemas dengan bahan kemasan yang dan penampilan, serta memperpanjang
lebih menjamin kualitas agar dapat masa simpan bahan (Taufik, 2011).
bertahan lebih lama dan nilai kesehatan Kegiatan pendampingan selanjut-
tetap terjamin. Cabai bubuk yang telah nya adalah pemasaran produk. Setelah
dibuat dikemas dengan plastik kemasan produk olahan dikemas, tahap berikutnya
(standing pouch) sangat cocok untuk adalah pemasaran. Pada kegiatan ini
cabai bubuk, selain plastiknya yang petani didampingi dalam hal teknik
transparan sehingga bubuk cabai masih pemasaran yang efektif dan efisien.
dapat terlihat dari luar dengan warna Metode pemasaran yang disarankan
cabai yang khas yaitu merah terang. selain di pasar tradisional juga
Kemasan dipilih yang sederhana namun diupayakan mengenal jenis - jenis pasar
menarik dan menjamin kualitas bubuk modern seperti supermarket dan
cabai. pemasaran sistem daring (online).
Cabai bubuk merupakan olahan Pengenalan pasar untuk suatu produk
lanjut dari cabai merah kering. Bubuk sangat penting untuk keberlanjutan
Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai di Tanatoraja | 100

produksi suatu produk. Dijelaskan pula Mikasari W. (2016). Peningkatan nilai


bahwa ada empat faktor yang tambah komoditas cabai melalui
menentukan keberhasilan suatu penerapan inovasi penyimpanan
dan pengeringan di Prop.
pemasaran adalah kualitas produk, harga
Bengkulu. BPTP Bengkulu. Balai
terjangkau, distribusi yang cepat dan Penelitian dan Pengembangan
keaktifan dalam mempromosikan produk. Pertanian.
Keempat komponen pemasaran tersebut
Nurdjannah, R., Y. A. Purwanto, &
dikenal dengan marketing mix (bauran Sutrisno. (2014). Pengaruh Jenis
pemasaran). Kotler dan Armstrong Kemasan dan Penyimpanan
(2004:78), dalam Wibowo dkk. (2015), Dingin Terhadap Mutu Fisik Cabai
bahwa bauran pemasaran (marketing Merah. J. Pascapanen. 11(1) : 19
mix) adalah kumpulan alat pemasaran - 29.
taktis terkendali yang dipadukan Ruswendi. (2016). Pendampingan
perusahaan untuk menghasilkan respon pengembangan kawasan
yang diinginkannya di pasar sasaran. agribisnis cabai di Bengkulu. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian
KESIMPULAN Bengkulu. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Hasil kegiatan menunjukkan Saputro & Susanto. (2016). Pembuatan
bahwa terdapat 5 wanita tani yang bubuk cabai rawit (kajian
terampil dalam mengemas buah cabai konsentrasi kalsium propionate
segar dan mengolah menjadi cabai dan lama waktu perebusan
bubuk dalam kemasan yang menarik. terhadap kualitas produk. Jurnal
Pangan dan Agroindustri. Vol.4 no
Mitra telah menerapkan introduksi 1 p 62 -71.
teknologi pascapanen dalam
menghasilkan cabai bubuk. Untuk Sundari, Yusra A.H, Nurliza. (2015).
Peran penyuluh pertanian
pemasaran dilakukan proses
terhadap peningkatan produksi
pendampingan, khususnya mengenal usahatani di Kabupaten
pasar sasaran dalam penjualan cabai Pontianak. Jurnal Social
bubuk. Economic of Agriculture. Volume
4, Nomor 1, April 2015, hlm 26 - 3.
UCAPAN TERIMA KASIH Taufik M. (2011). Analisis pendapatan
usaha tani dan penanganan
Terima kasih kasih yang pascapanen cabai merah. Jurnal
sebesar-besarnya kepada DRPM Litbang Pertanian, 30(2), 2011.
Kemenristek Dikti yang telah mendanai
Wibowo H.D, Arifin Z, Sunarti. (2015).
kegiatan ini melalui Program Kemitraan Analisis strategi pemasaran untuk
Masyarakat tahun 2018. meningkatkan daya saing umkm.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
DAFTAR PUSTAKA Vol.29. No.1.
Wijaya W.D, & Sutapa I.N. (2013). Upaya
David J. (2018). Teknologi untuk
Pengurangan Kecacatan Cabai
memperpanjang masa simpan
Pascapanen Pada Jalur Rantai
cabai. Jurnal Pertanian Agros.
Pasok. Jurnal Titra, Vol. 1, No. 2,
Vol. 20 No.1, Januari 2018: 22-28.
Oktober 2013, pp 253-255.

Anda mungkin juga menyukai