2598-7984 (cetak)
ISSN. 2598-8018 (Online)
ABSTRAK
Cabai adalah komoditi unggulan yang memiliki nilai jual yang cenderung stabil.
Penumpukan buah cabai saat musim panen akan mengakibatkan buah cepat busuk
karena karakteristik buah cabai memiliki kandungan air yang tinggi. Cabai yang mudah
rusak menyebabkan fluktuasi harga sangat tinggi, begitu pula dengan kelebihan produksi
pada saat panen raya mengakibatkan harga akan turun drastis. Oleh karena itu,
dibutuhkan ilmu pengetahuan dalam penanganan pascapanen cabai agar cabai bernilai
jual tinggi, baik dalam bentuk buah cabai segar maupun dalam bentuk cabai olahan.
Melalui penanganan pascapanen yang baik dan benar produk pertanian dapat bertahan
lama, serta memudahkan pendistribusian dan memperluas pemasaran. Program ini telah
diterapkan teknologi pascapanen cabai di tingkat petani. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengedukasi petani cabai dalam pengelolaan cabai segar, meningkatkan keterampilan
petani dalam produksi cabai bubuk, dan aplikasi pengemasan yang berlabel. Metode
pelaksanaan kegiatan ini adalah penyuluhan, demonstrasi dan pendampingan. Hasil
kegiatan menunjukkan bahwa terdapat 5 wanita tani yang terampil dalam mengemas buah
cabai segar dan mengolah menjadi cabai bubuk dalam kemasan yang menarik. Mitra telah
menerapkan introduksi teknologi pascapanen dalam menghasilkan cabai bubuk. Untuk
pemasaran dilakukan proses pendampingan, khususnya mengenal pasar sasaran dalam
penjualan cabai bubuk.
Kata kunci: cabai; nilai jual; pascapanen; teknologi.
ABSTRACT
Chili is a leading commodity that has a stable selling value. The accumulation of
chilli fruit during the harvest season will cause fruit to rot quickly because the
characteristics of chilli fruit have a water content of around 60-85%, chili that is easily
damaged causes very high price fluctuations and excess production during the harvest
causes prices to drop dramatically. Therefore, knowledge is needed in the handling of
post-harvest chillies so that chilies are high selling value, both in the form of fresh chilli fruit
and in the form of processed chillies. Through good and correct post-harvest handling
agricultural products can survive a long time, facilitate distribution, and expand marketing
This program has been applied to the technology of post-harvest chillies at the farm level.
This activity aims to educate chilli farmers in the management of fresh chilli, improve the
skills of farmers in the production of chilli powder, labeled application. The method of
implementing this activity is counseling, demonstration, and assistance. The results of the
activity show that there are 5 women farmers who are skilled in packing fresh chilli fruit and
processing into powdered chilies in attractive packaging. The partner has implemented the
introduction of postharvest technology in producing chili powder. For marketing, a
mentoring process is carried out, especially knowing the target market in selling chili
powder.
Keywords: chili; postharvest; sellingvalue; technology.
Peningkatan nilai jual cabai dapat cabai yang baik dan benar. Demonstrasi
dilakukan melalui penanganan pasca- dilakukan untuk meningkatkan keteram-
panen yang baik dan benar, seperti pilan para kelompok tani mitra dalam
pengolahan dan pengemasan yang menerapkan teknik pascapanen yang
higienis dan jenis kemasan yang baik dan benar. Tahap akhir adalah
menarik. Petani dituntut untuk memiliki pendampingan ini dilakukan untuk
pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing dan membina petani mitra
penanganan pascapanen buah cabai, dalam pengemasan dan pemasaran
agar dapat bertahan lebih lama dan nilai cabai yang telah di olah.
jualnya semakin meningkat, bahkan
dapat mejadi sumber penghasilan HASIL DAN PEMBAHASAN
tambahan bagi kelompok tani mitra.
Penyuluhan
Dengan demikian, penanganan pasca-
panen cabai di tingkat petani akan dapat Program penyuluhan yang telah
meningkatkan pendapatan petani cabai. dilaksanakan dengan pendekatan
Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan metode ceramah (Gambar 1) dengan
untuk mengedukasi petani dalam materi penting yaitu peningkatan nilai
menerapkan teknologi pascapanen pada tambah suatu produk untuk
cabai agar nilai jual cabai dapat meningkatkan harga jual, teknik
meningkat. pengolahan produk yang bernilai
komersil, teknik pengemasan dan sistem
METODE PELAKSANAAN pemasaran yang lebih luas. Kegiatan
penyuluhan dihadiri oleh para anggota
Kegiatan pengabdian ini dilak- kelompok wanita tani, penyuluh
sanakan pada bulan Juli sampai Oktober pertanian, ketua adat dan pemerintah
2018 pada kelompok wanita tani di Desa setempat. Proses penyuluhan juga
Tiroan, Kecamatan Bittuang, Kabupaten dijelaskan manfaat penerapan
Tanatoraja, Sulawesi Selatan. Kegiatan pascapanen yang baik sebagai usaha
ini dilaksanakan melalui beberapa tahap untuk mencegah pembusukan dan
yaitu penyuluhan, demonstrasi dan kerusakan buah cabai segar melalui cara
pendampingan. aplikasi yang benar. Panduan teknik
Penyuluhan adalah tahap penanganan pascapanen disajikan
pertama yang dilakukan, materi dalam bentuk brosur yang sangat
penyuluhan yang diberikan adalah memudahkan para peserta untuk
tentang penerapan GHP (Good Handling memahami dan mengaplikasikannya.
Practice) dan GMP (Good Manufacturing Penanganan pascapanen yang
Practice) yang dijabarkan dan dijelaskan baik dan benar sangat perlu diaplikasikan
dalam proses penanganan pascapanen
95 | Zam, dkk.
oleh masyarakat tani cabai sebagai salah panjang umur simpan cabai merah, di
satu upaya dalam meminimalkan tingkat samping memudahkan pendistribusian
kerugian bila produksi melimpah di saat dan meningkatkan nilai tambah cabai
musim panen. Penanganan pascapanen melalui teknologi penyimpanan cabai
adalah salah satu cara untuk dalam bentuk segar, olahan dan bentuk
memperpanjang daya simpan cabai dan kering serta teknologi pengeringan,
mempermudah distribusi produk diversifikasi produk olahan cabai kering
pertanian yang di hasilkan. dan pengemasannya.
Pemenuhan kebutuhan cabai Penyampaian ilmu pengetahuan
yang bermutu baik, memerlukan dan teknologi kepada petani mitra
upayakan peningkatan mutu melalui memerlukan suatu pendekatan yang
penerapan teknologi mulai dari tahap tepat agar interaksi yang dilakukan
pertanaman, penanganan pascapanen, mampu membangun komunikasi yang
proses pengolahan dan pengemasan baik. Dengan demikian proses transfer
ditingkat petani. Melalui kegiatan teknologi dapat dilakukan dengan mudah
penyuluhan ini memberikan pencerahan, dan lancar. Sejalan yang dikemukakan
transfer ilmu pengetahuan secara oleh Sundari dkk. (2015), bahwa
langsung ke petani mitra, dengan asumsi penyuluhan pertanian merupakan agen
bahwa peningkatan mutu cabai akan perubahan yang langsung berhubungan
meningkatkan nilai tambah. Pengemasan dengan petani. Fungsi utamanya yaitu
cabai segar dan pengolahan menjadi mengubah perilaku petani dengan
cabai bubuk akan meningkatkan nilai pendidikan non formal sehingga petani
jual, keuntungan pun akan semakin mempunyai kehidupan yang lebih baik
meningkat. Kegiatan penyuluhan ini secara berkelanjutan dan untuk
terjadi proses ceramah, diskusi dan tanya meningkatkan produksi sebagai upaya
jawab tentang keuntungan serta meningkatkan pendapatan.
langkah-langkah yang harus dilaksana-
kan dalam penerapan pascapanen buah Demonstrasi
cabai yang baik dan benar. Strategi Kegiatan demonstrasi bertujuan
pengeringan pengolahan yang seder- untuk melatih kelompok wanita tani mitra
hana, pengemasan dan pemasaran ke menjadi lebih terampil dalam mengelola
berbagai lapisan masyarakat. cabai, baik dalam bentuk segar maupun
Kegiatan penyuluhan ini adalah dalam bentuk olahan. Kegiatan ini
salah satu upaya untuk mengin- menggunakan buah cabai segar dari
formasikan atau menjembatani hasil lahan pertanaman cabai kelompok tani
penelitian agar sampai ke masyarakat mitra. Secara langsung dilakukan
terkait penggunaan teknologi. Untuk pembimbingan dalam pemilihan buah
mempercepat alih teknologi dilakukanlah cabai yang segar yang layak untuk
berbagai metode diseminasi seperti dikemas segar dan diolah. Hal ini dibuat
percontohan, demonstrasi ataupun untuk memudahkan dalam penerapan
penerapan langsung ke kelompok tani pascapanen secara langsung pada
mitra. Sesuai yang dikemukakan oleh produk cabai petani sendiri, sehingga
Mikasari (2016), bahwa petani cabai mereka dengan mudah membandingkan
perlu memiliki pengetahuan tentang cara lama yang mereka gunakan dan
penanganan komoditas yang mudah akan mengadopsi metode perbaikan
rusak agar kesegarannya dapat yang lebih baik demi untuk peningkatan
dipertahankan lebih lama, memper- daya simpan cabai. Berbagai cara yang
Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai di Tanatoraja | 96
depan kelompok wanita tani (Gambar 3). (3) Tahap selanjutnya adalah pengeri-
Rangkaian kegiatan demonstrasi ngan dengan tujuan untuk
dimulai dari penyortiran buah, pelepasan meminimalkan kadar air pada
tangkai, pencucian, pengeringan, permukaan buah dan proses
penggilingan, pengemasan dan pengeringan akan mempermudah
pelabelan. Berikut tahap kegiatan dalam proses penggilingan. Cabai
demonstrasi yang dilakukan secara yang telah kering sempurna ditandai
langsung dengan kelompok tani mitra, dengan tingkat kerapuhan yang tinggi
yaitu: bila diremas. Pengeringan dapat
(1) Kegiatan sortasi buah cabai adalah dilakukan dengan dua cara, yaitu ada
langkah awal yang sangat yang menggunakan sinar matahari
menentukan daya simpan. Pemilihan dan ada yang menggunakan oven
buah cabai yang akan disimpan pengering. Penggunaan sinar
memerlukan teknis tertentu, yaitu matahari memerlukan waktu yang
pemilihan buah yang masih utuh, lebih lama dibandingkan dengan
matang sempurna, tidak cacat, tidak penggunaan oven. Akan tetapi jika
rusak dan tidak membusuk. petani di lahan terpencil kebutuhan
Pemilihan buah yang matang dan pengering dengan oven kadang tidak
seragam dibutuhkan untuk menjadi pilihan karena masih
mempertahankan kualitas cabai jika memerlukan listrik atau bahan bakar
telah dilakukan pengolahan lebih yang juga memerlukan tambahan
lanjut. biaya. Sehingga pengeringan dengan
(2) Tahap pencucian untuk memastikan sinar matahari langsung masih
buah cabai dalam kondisi bersih dan menjadi pilihan utama.
sehat, karena buah yang tidak dicuci (4) Tahap penggilingan adalah cara yang
sebelum disimpan akan mengaki- digunakan untuk mengolah cabai
batkan buah cepat membusuk karena menjadi cabai bubuk yang paling
terkontaminasi dengan mikroba saat mudah dan tersedia banyak alat
masih dipertanaman, seperti sederhana sampai modern yang
kontaminasi cendawan dan bakteri. dapat digunakan untuk menggiling,
Mikroorganisme yang berada pada seperti lumpang, blender atau pun
permukaan buah cabai dengan mesin penggiling skala besar. Namun
mudah dapat menginfeksi buah jika pada kelompok tani mitra lebih
kondisi lembab menyebabkan proses cenderung menggunakan blender.
pembusukan semakin cepat terjadi. Berbagai alasan dalam penggunakan
blender karena kualitas bubuk yang
Penerapan Teknologi Pascapanen Untuk Meningkatkan Nilai Jual Cabai di Tanatoraja | 98