Anda di halaman 1dari 2

Penegakan Hukum Bagi Pelaku Cyber Crime

Dalam penegakan hukumnya terkait dengan pengaturan alat bukti elektronik atau
bukti elektronik Contoh misalnya, tracking tracking yang telah perbuatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk menyebar virus atau dengan tujuan ingin merusak dana sebagainya Itu
beberapa contoh cybercrime yang memang kita bisa pahami.

Bisa bayangkan bahwa memang tujuan pelaku adalah terkait dengan dunia cyber
terkait dengan hal-hal yang terkait dengan cyber dia belum tentu ingin menipu dia belum
tentu ingin melakukan pemerasan dia belum tentu ingin melakukan pengancaman dia belum
tentu ingin melakukan tindak pidana yang lain sedangkan kalau kita bandingkan yang
tergolong sebagai sign intro relatif keren bahwa tindak pidana itu sebetulnya bisa sempurna
tanpa adanya unsur dan sentuhan terkait dengan cyber, Contohnya adalah carding itu adalah
mencuri kartu debit, misalnya mencuri kartu ATM.

Undang-undang ite hanya mengatur terkait perbuatan-perbuatan pidana yang


tergolong komputer relative, bahwa undang-undang ite baik yang nomor 11 2008 maupun
perubahannya yakni undang-undang 1945. undang-undang nomor 11 2016 adalah terkait
dengan perubahan undang-undang nomor 11 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
Saya lagi ini undang-undang utama yang mengatur terkait dengan beberapa tindak pidana
yang terkait dengan cybercribe atau tidak pidana. kemudian pasal 36 yang mengatur terkait
dengan perbuatan-perbuatan yang dilarang kemudian bab selanjutnya nanti mengatur terkait
dengan ketentuan pidana yang kembali kepada bab sebelumnya perbuatan-perbuatan yang
dilarang kemudian di dalam undang-undang ini juga diatur mengenai Apa sih itu bukti
elektronik, Bagaimana memposisikan bukti elektronik apakah sebagai bukti yang mandiri
ataukah sebagai bukti yang tidak Mandiri yang hanya mengacu pada pasal 184.

Banyak undang-undang yang mengatur terkait dengan bukti elektronik salah satunya
adalah undang-undang tidak pidana korupsi yang mengatur terkait dengan bukti elektronik,
bukti elektronik dalam persidangan pembuktian tidak pidana korupsi hanya diposisikan atau
diposisikan sebagai alat bukti petunjuk yang akan dikaitkan dengan alat bukti, saksi
kemudian dikaitkan dengan barang bukti dan lain sebagainya tetapi memang beda pengaturan
bukti elektronik ini di dalam undang-undang contoh misalnya tidak pidana terorisme di dalam
undang-undang tindak pidana torisme,
Sebagai alat bukti elektronik tidak diakui oleh Hakim dia hanya mengenten satu alat
bukti merugikan kan beda halnya ketika dalam kasus yang sama seorang penuntut umum
memposisikan bukti rekaman tadi bukan sebagai alat bukti yang mandiri berarti dia
mempunyai alat bukti saksi. kemudian dia memposisikan bukti rekaman itu disesuaikan
dengan saksi ternyata rekaman ini sesuai dengan keterangan saksi ABC bersesuaian pula
dengan barang bukti yang ada akhirnya dijadikan alat untuk petunjuk. rezim undang-undang
korupsi bahwa bukti elektronik difungsikan sebagai alat petunjuk ketika bersesuaian dengan
alat bukti. Jika tidak bertentangan dengan KUHAP oleh karenanya potensi penutup umum
diterima tuntutan pidananya oleh Hakim cukup berpeluang inilah contohnya bahwa pihak
yang menganut atau praktisi yang menganut bukti elektronik sebagaimana belum tentu
sepenuhnya.

Terkait dengan undang-undang ite tadi baik yang undang-undang nomor 11 2008
maupun yang 2019 ada beberapa pengertian diantaranya Apa itu data elektronik Apa itu
informasi elektronik Apa itu dokumen elektronik Apa itu sistem elektronik ini bukan satu
bagian yang sepenuhnya tapi hanya sekitar untuk mempermudah penggambaran bahwa tidak
sepenuhnya bahwa data elektronik ini menjadi satu bagian sepenuhnya mutlak bagian dari
informasi elektronik.

Keterangan ahli surat petunjuk dan keterangan terdaftar dalam teori sering disebut
dengan undang-undang sebagai alat bukti tentu versi KUHAP sekali lagi tegas ada lima alat
bukti kemudian kalau di dalam undang-undang ite dan undang-undang yang lainnya seperti
teroris bagi yang memahami bukti elektronik adalah sebagai alat bukti Mandiri maka dapat
dikatakan bahwa alat bukti ada 6 maka bisa dikatakan yang memahami seperti itu alat bukti
bukti elektronik ini sebagai alat bukti yang keenam sedangkan yang memahami bukti
elektronik adalah dia harus dimaknai sebagai salah satu bukti salah satu dari lima alat bukti
yang ada di luar maka ya hanya di malam putih ini putih elektronik tidak berdiri sendiri kalau
kita sandingkan dengan pasal 5 ayat 1 undang-undang elektronik dan atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti yang besar kalau kita pahami secara eksplisit letter Lock.

Dengan yang pertama bahwa bukti elektronik merupakan alat bukti yang berdiri sendiri
terpisah menjadi alat bukti yang keenam bahasa saya membacakan surat itu menjadi alat
bukti keenam di luar 184 KUHP. Karena mau sebagus apapun mau sekeren apapun dalam
akan diperoleh kalau tidak akan Kalau tidak ada relevansinya sangat mungkin itu nanti tidak
hanya sekedar ditolak oleh Hakim.

Anda mungkin juga menyukai