Anda di halaman 1dari 4

Nama saya Doni Alamsyah Putra.

Saya seorang Arvocad dan juga konsultan hak kekayaan


intelektual.Saya mendirikan kantor saya yaitu Sheyoputra Law Office yang banyak menangani perkara
perkara yang terkait dengan hukum bisnis khususnya berkaitan dengan masalah Hak kekayaan
Intelektual, masalah masalah Cyber, masalah masalah IT dan juga kami banyak bergerak di bidang litigasi
baik secara pidana maupun perdata.

Baik bapak ibu, Banyak kesalahan persepsi apabila kita berbicara mengenai Aspek tanda tangan digital
atau electronic signature atau digital signature banyak orang yang berfikir bahwa kalau tanda tangan
digital itu sebenarnya legal atau tidak menurut hukum di Indonesia karena yang di tanda tangani itu
sebuah perjanjian misalnya

dan sebagian orang mengataan dengan menandatangani suatu perjanjian itu tidak ada materai nya
karena tidak ada materai nya maka perjanjian itu menjadi tidak sah banyak kesalahan yang sikapnya
salah kapra di pahami oleh masyarakat kita dan pada kesempatan ini saya ingin berbagi suatu
pemahaman kepada bapak ibu sekalian untuk kita diskusikan bersama terkait dasar dasar pengetahuan
di bidang hukum yang berkaitan dengan hukum perjanjian, kemudian hukum informasi dan transaksi
electronik

kesalapahaman yang pertama adalah bahwa seolah suatu dokumen itu tidak atau suatu perjanjian
menjadi tidak sah hanya karena tidak ada materai misalnya padahal sebenarnya yang namanya syarat
sah nya perjanjian itu hanya di atur dalam 4 kategori atau kriteria yang di atur dalam pasal 13 20 KUH
perdata kita

yang pertama adalah kesepakatan mereka untuk mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian yang
kedua adalah kecakapan untuk membuat suatu perikatan syarat ketiga adalah suatu pokok persoalan
tertentu yang ke empat adalah suatu sebab yang tidak terlarang

Bagaimana dengan materai? yang namanya materai itu sebenarnya adalah pajak atau biaya yang di
bebankan oleh negara untuk setiap dokumen tertulis yang apabila dokumen tertulis itu kelak akan
menjadi suatu objek atau menjadi alat bukti dalam suatu persidangan misalnya dalam suatu perkara
perdata dikemudian hari perjanjian ini terjadi (dispyuth) bahkan kita mau membuktikan ini sah untuk
bisa di katakan sah maka dokumen dokumen nya akan kita masukkan ke pengadilan ketiadaan materai
itu bukan masalah

kalau memang dari awal penanda tanganannya tidak di lakukan di bawah dengan menggunakan materai
sacara manual kalau ternyata tidak menggunakan materai bagaimana? apakah invoice menjadi tidak
sah perjanjian menjadi tidak sah? tentu jawabannya tidak, kalau tidak ada materai gampang saja
materai itu bisa di peroleh dengan dua cara pertama kalau di masa lalu orang bisa membuat perjanjian
dengan kertas bermaterai banyak di jual di kantor pos sekarang sudah tidak musim atau tidak lagi
menjadi suatu kebiasaan karena repot

membuat perjanjian dengan mesin ketik di atas kertas bermaterai rasanya tidak efisien maka yang
paling mudah adalah beberapa perusahaan berlangganan materai digital dengan membayar lebih
dahulu di kantor pos sehingga perjanjian perjanjian yang bisa gunakan materai digital itu di mungkinkan
ini banyak digunakan oleh misalnya perbankan bagaimana kalau ternyata perjanjian antara dua orang
biasa tidak memiliki materai atau lupa di tanda tangani diatas materai? gampang saja bawa saja ke
kantor pos tempelkan materai yang sesuai ketentuan yang berlaku kepala kantor pos akan
membubuhkan cap pos proses ini dari segi hukum namanya (nazedo nazegelen) jadi artinya perjanjian
itu apabila mau di jadikan alat bukti di pengadilan atau menjadi objek suatu sengketa di bawah ke
pengadilan maka di anggap sudah sah dengan adanya materai tersebut yang di lakukan misalnya oleh
lembaga keuangan misalnya perbankan, lising , asuransi itu harus meggunakan sertifikasi yang di buat
oleh lembaga dalam negeri itu sebenarnya aturan yang bagus karena kalau terjadi apa apa pemerintah
tidak perlu repot repot cari keluar negeri ke server nya tujuannya adalah mempermudah proses
pendidikan dan memaksimalkan perlindungan terhadap korban akan tetapi siapa yang bisa menjamin
problem nya bahwa kalau menggunakan lembaga dalam negeri akan terjamin keamanan nya ini sekali
lagi masalah keras masalah( security ) bukan masalah legal. Kalau masalah legal sudah clear baik di
dalam maupun di luar negeri saya tidak yakin twitter, facebook segala macam membuat atau
mensertifikatkan sistem yang berlaku pada mereka kepada lembaga sertifikasi dalam negeri tapi
kendati pun tidak tetap apa yang kita lakukan penuh tanggung jawab bisa di sidik oleh penyidik, bisa di
terima walaupun itu tidak di sertifikasi oleh lembaga sertifikasi dalam negeri kemudian tadi sudah di
sebutkan ada surat serta dokumen yang menurut undang undang yang harus di buat dalam bentuk akta
notaris atau akta yang di buat oleh pejabat pembuat akta ini masuk dalam kategori akta (bagian B)
sekarang mengenai tanda tangan electronik di atur dalam pasal 1 angka 12 undang undang ITE disebut
di situ disebutkan tanda tangan electronik adalah tanda tangan yang terdiri dari atas informasi
electronik yang di lekatkan terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang di gunakan
sebagai alat verifikasi dan alat autentifikasi jadi termasuk pengertian tanda tangan elektronik itu
termasuk diantaranya adalah kalau bapak melakukan mobile banking memasukkan password kemudian
kita klik itu juga merupakan tanda tangan electronik jadi tanda tangan elektronik itu bukan semata mata
tanda tangan yang di scan scan gitu aja tapi ketika kita memasukkan password segala macam kita
melakukan mengklik suatu tombol (akses of condition) itu juga merupakan tanda tangan elektronik nah,
adanya software software Adobe Sine itu adalah cara untuk membuat lebih mudah apalagi di situ tadi
kalian melihatnya menyebutkan ada protokolnya siapa yang menandatangani yang klik tuh orang yang
benar atau tidak dengan anti protocol bisa ketahuan di mana, jam berapa,tanggal berapa, seseorang
meng klik dan itu di akui sebagai tanda tangan elektronik ini sama saja dengan tanda tangan manual
kita menandatanganinya sekarang masih ada hari ,tanggal dan jam dan seterusnya kita bisa
mencantumkan di situ maka hal yang sama juga terjadi secara electronik dan itu harus bisa di terima dan
ini ada proses yang memang keniscayaan dengan adanya pandemi covid tidak mudah orang
menandatangani suatu berkas maka salah satu solusinya dengan WFH misalnya itu adalah dengan
menggunakan atau mengoptimalkan asset asset seperti software yang memiliki fitur untuk melakukan
tanda tangan electronik atau tanda tangan digital dan tanda tangan tersebut sifatnya harus dapat di
jadikan alat verifikasi dan dapat di autentifikasi tanda tangan electronik kemudian di atur dalam PP
NO.71 tahun 2019 yang merupakan peraturan pelaksanaan dari undang undang ITE tanda tangan
elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum selama memiliki syarat sebagai berikut ada 3
syarat, pertama data pembuat tanda tangan elektronik terkait hanya kepada penanda tangan jadi ada
datanya kita bisa daftarkan penanda tangan misalnya nama saya Doni nama lengkapnya bagaimana?
email nya apa? Berhubung emailnya ini kalau tidak terhubung dengan email ini tidak bisa itu sebabnya
beberapa sistem perbankan kalau kita sudah melakukan mobile banking biasanya ada verifikasi
pemberitahuan lewat email. karena apa? Yang punya email ini pasti satu orang oleh karena itu ketika
saya melakukan transaksi m-banking dan saya sudah selesai pemberitahuan transaksi tersebut di kirim
melalui email dan email nya pasti email saya tidak mungkin di kirim ke email orang lain itulah
membuktikan bahwa tanda tangan membuat data pembuatan tanda tangan elektronik itu terkait
dengan hanya penandatangan karena yang punya email adalah saya waktu bikin email juga datanya data
saya. Itu contohnya demikian, kemudian data pembuatan tanda tangan electronik pada saat proses
penanda tanganan elektronik tersebut hanya berada dalam kuasa penanda tangan jadi ketika saya
memegang mobile banking saya misalnya lewat handphone itu betul betul handphone di bawa
penguasaan saya bukan di bawah penguasaan orang lain itu sebabnya kenapa kita mobile banking
handphone ada password nya sendiri kemudian masuk ke akses BCA atau Bank NIAGA atau bank bank
yang memiliki transaksi mobile banking kita di kasi password masukkan username dan masukkan
password kadang kadang setelah masuk password keluar PIN di kirim melalui sms kan nomor telpon
milik kita tidak mungkin di kirimnya ke nomor telpon yang tidak terdaftar kemudian segala perubahan
terhadap tanda tangan electronik yang terjadi setelah waktu penanda tanganan itu bisa di telusuri dan
itu sebabnya kadang kadang kita mau mengubah alamat email kita datang ke bank lagi perubahan
perubahan ini kita daftarkan segala perubahan terhadap informasi electronik PIN saya, data saya, email
saya, dan sebagainya terkait dengan itu dapat di ketahui kemudian tanda tangan elektronik harus
memiliki unsur terdapat cara tertentu untuk dapat mengedintifikasi siapa penandatanganan nya itulah
tadi kalau dengan software yang tadi saya dengarkan ada internet protokol nya ,ada IP addres nya
segala macam itu ketahuan. IP addres ini di gunakan pada hari apa,jam berapa,dan di mana bisa
ketahuan juga siapa (ISP) internet service provider nya apakah menggunakan misalnya ( office
media)atau kah menggunakan (CBN) atau menggunakan (HP) itu bisa ketahuan di sana dan kesesuaian
ini kalau misalnya terjadi (DISPYUT) di pengadilan kita bisa buktikan di pengadilan dia menggunakan
(CBN) sesuai dengan data di sini dia menggunakan data di sini. Itu melahirkan alat bukti yang bisa di
katakan alat bukti petunjuk kesesuain sesuaian antara bukti yang satu dengan bukti yang lain dang yang
terakhir terdapa cara tertentu untuk menunjukan bahwa penanda tanganan telah memberikan
persetujuan informasi elektronik yang terkait kira kira ini garis besar mengenai aspek hukum tanda
tangan elektronik. Tanda tangan elektronik meliputi 1. Tanda tangan electronic yang tersertifikasi , nah
ini yang penting siapa yang melakukan sertifikasi kan gitu jangan sampai ada orang mengatakan bahwa
dia memiliki kemampuan melakukan sertifikasi namun ternyata tidak aman, gitu yah.orang atau pihak
yang mampu melakukan sertifikasi itu harus terdaftar di kominfo tapi kalau misalnya tanda tangan
elektronik yang tidak tersertifikasi bukan berarti tanda tangan elektronik nya menjadi tidak sah, bukan
begitu pengertiannya , dia hanya mengatakan tanda tangan electronik meliputi 2, yang A.saya sebutkan
tersertifikasi , yang B.yang tidak tersertifikasi itu di buat tanpa menggunakan( jasa tanda tangan
electronik tersertifikasi) itu yang saya katakan saya tidak yakin perusahaan seperti
facebook,Instagram,twitter, atau kita melakukan transaksi pembelian lewat Alibaba atau Amazon
mereka melakukan sertifikasi untuk sekedar memastikan bahwa tanda tangan klik akses bayar dengan
kartu kredit telah di sertifikasi di Indonesia, tidak yakin saya tapi kalaupun dia menggunakan sertifikasi
luar negeri bukan berarti menjadi tidak sah, dia tetap sah. Apabila dia di buatoleh lembaga sertifikasi
nasional atau dalam negeri itu terdata paling tidak ada 3 syarat (membebaskan) kekuatan hukum dan
akibatnya , menggunakan sertifikasi elektronik yang di buat oleh jasa penyelenggara sertifikasi electronik
Indonesia, tentu tidak semua orang bisa di daftarkan di apa namanya di kementerian kominfo kemudian
di buat dengan menggunakan perangkat pembuat tanda tangan elektronik tersertifikasi . nah, Adobe
sine itu bisa di anggap sebagai salah satu perangkat atau alat atau instrument yang membuat tanda
tangan elektronik yang tersertifikasi . ini adalah dasar hukum yang terkait dengan dasar pemahaman kita
mengenai undang undang ITE yang menjadi (pelingkup) utama yang berkaitan dengan tanda tangan
elektronik . ini menjadi penting agar tidak ada keraguan bagi Bapak Ibu sekalian bahwa kalau kita
menggunakan Adobe shine apakah ini legal atau tidak ,bisa di buktikan atau tidak, dan seterusnya.

Dengan adanya pemahaman ini sebenarnya banyak perangkat perangkat yg mungkin bahkan lebih tidak
(sekuel) di bandingkan Adobe Shine sekalipun itu sudah banyak kita lakukan , masuk dengan facebook
dengan segala macam, makanya tidak heran kadang kadang ada akun di jebol ,di retas, di hack dan
sebagainya. Mudah mudahan penjelasan ini bisa memberikan keyakinan kepada bapak ibu sekalian
bahwa jangan ragu melakukan tanda tanga elektronik, memasukan suatu dokumen electronik dan
melakukan transaksi elektronik karena dasar hukum nya sudah ada dan cukup jelas, jangan ragu jangan
berfikir bahwa tidak ada materai berarti tidak sah perjanjiannya, jangan ragu bahwa kalau tanda tangan
elektronik nanti kita tanda tangani bagaimana cara pembuktian nya di pengadilan, jangan ragu karena
semua sistem yang mengatur ketetapan itu secara hukum sudah ada.

Dan terima kasih atas perhatian bapak ibu sekalian

Anda mungkin juga menyukai