Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN

Modul 5 “Kesejahteraan Sosial”


Sesi 13; Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas

Modul 5 Kesejahterasaan Sosial terdiri dari 2 pembahasan; pertama pelayanan bagi


penyandang disabilitas; kedua, pentingnya kesejateraan bagi lansia, dua pembahasan ini disajikan
kedalam dua sesi pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran di sesi 13 tentang pelayanan bagi
penyandang disabilitas ini adalah mampu memahami, menjelaskan, mengidentifikasi dan
memberikan contoh-contoh konkret mengenai pelayanan terhadap disabilitas berat baik di dalam
keluarga ataupun masyarakat.
Disabilitas adalah Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental
dan/atau sensorik dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan
untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif, Adapun yang dimaksud disabilitas berat adalah
Kedisabilitasannya sudah tidak dapat direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya
sehari-hari dan/atau sepanjang hidupnya tergantung pada bantuan orang lain, dan tidak mampu
menghidupi diri sendiri.
Pemerintah di beberapa negara mencoba memperjuangkan hak-hak para penyandang
disabilitas dengan bersama-bersama menetapkan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (KHPD)
atau Convention on the Rights of Persons with Dissabilities (CRPD). Konvensi ini dibuat agar para
penyandang disabilitas bisa menikmati hak-hak mereka tanpa diskriminasi apa pun. Selain itu,
konvensi ini juga menegaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak yang sama seperti warga
negara di Indonesia, hak-hak penyandang disabilitas diatur di dalam UU No. 8 Tahun 2016 yang
meliputi: Hidup; Bebas dari stigma; Privasi; Keadilan dan perlindungan hukum; Pendidikan;
Pekerjaan, kewirausahaan, koperasi; Kesehatan; Politik; Keagamaan; Keolahragaan; Kebudayaan
dan pariwisata; Kesejahteraan sosial; Aksesibilitas; Pelayanan publik; Perlindungan dari bencana;
Habilitasi dan rehabilitasi; Konsesi; Hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat;
Berekspresi, berkomunikasi dan memperoleh informasi; Berpindah tempat dan kewarganegaraan;
Bebas dari tindakan diskriminasi, penelantaran, penyiksaan dan eksploitasi.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 2016, ragam disabilitas dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Penyandang disabilitas fisik (tuna rungu-wicara, tuna netra, tuna daksa/tubuh)
2. Penyandang disabilitas Intelektual (Mencakup berbagai kekurangan intelektual. Contohnya,
anak yang mengalami down syndrome.
3. Penyandang disabilitas mental (Disabilitas mental mengacu pada ketidakberfungsian
intelektual yang disertai ketidakmampuan adaptasi perilaku dan terjadi selama masa
perkembangan/ADD/ADH dll)
4. Penyandang disabilitas sensorik
5. Eks PSikotik (derajat gangguan mental dana atau Psikotik berat)
Prinsip pelayanan disabilitas di dalam keluarga:
1. Penerimaan, keluarga menerima penyandang disabilitas apa adanya sebagai anugerah
Tuhan
2. Individualisasi, keluarga memandang penyandang disabilitas sebagai individu yang unik,
berbeda dengan yang lainnya
3. Keterbukaan dan tanpa diskriminasi, keluarga bersikap terbuka dan tidak menutup-nutupi
serta tidak menyembunyikan penyandang disabilitas
4. Komunikasi, keluarga melakukan komunikasi efektif dengan penyandang disabilitas
5. Partisipasi, kelurga melibatkan penyandang disabilitas dalam seluruh aktivitas keluarga dan
masyarakat
6. Tidak menghakimi, keluarga tidak memberikan stigma kepada penyandang disabilitas
7. Kesetaraan hak, keluarga memperlakukan penyandang disabilitas setara dengan anggota
keluarga lain
8. Penghormatan, keluarga menghormati penyandang disabilitas
Pelayanan disabilitas di dalam masyarakat:
1. Memberi kemudahan penyandang disabilitas berat untuk menggunakan sarana/prasarana
umum di masyarakat
a. Masjid/mushola/gereja yang dapat dilalui oleh difabel
b. Parkir tempat umum khusus difabel
c. Pintu mudah dibuka, ditutup dan dilalui oleh difabel
d. Pembuatan Ram
e. Toilet khusus untuk difabel
2. Mengikutkan penyandang disabilitas pada kegiatan kemasyarakatan di lingkungan (pentas
seni, arisan, karang taruna dll)
3. Memberikan informasi tentang dinas sosial, lembaga masyarakat
4. Tidak memberikan stigma dengan cara mengungkit- ungkit orang yang mengalami disabilitas
berat
5. Melibatkan orang disabilitas dalam kegiatan posyandu
6. Membantu keluarga disabilitas berat dalam menjaga kebersihan dan menyediakan sarana-
prasarana yang dapat diakses oleh orang disabilitas berat
7. Membawa penyandang disabilitas berat keluar rumah untuk bersosialisasi
8. Memudahkan penyandang disabilitas dalam pembuatan akte kelahiran, KTP, BPJS
Kesehatan.
Kesimpulan, Tuhan menciptakan mahluknya dengan kesempurnaan adapaun terdapat
beberapa sahabat kita yang dianugerahi keterbatsan maka sudah seyogyanya sebagai sesame
mahluk tuhan untuk saling memberikan bantuan kemudahan. Begitu juga terhadap kawan-kawan
penyandang disabilitas sebagai warga masyarakat dan warga negara kita seharusnya memberikan
prioritas dan memberikan hak-haknya secara sama tanpa memandang keterbatsan-keterbatasan
yang ada padanya, hal itu juga apabila di dalam keluarga terdapat anggota keluraga yang difabel.
Kepada beberapa pihak seharusnya menghadirkan fasilitas penujang kepada para PD karena
hadirnya keterbatasan menuntut untuk kemudahan misalnya masih banyak ditemukan beberapa
tempat layanan umum atau fasilitas umum yang tidak ramah untuk PD semisal tangga khusus difabel
atau lift khusus difabel dsb. Mereka sebenarnya sama dengan kita hanya saja tuhan sengaja
menghadirkan mereka untuk mengetuk hati nurani dan rasa empati kita saja. Disabilitas adalah
Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
secara penuh dan efektif, Adapun yang dimaksud disabilitas berat adalah Kedisabilitasannya sudah
tidak dapat direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari dan/atau
sepanjang hidupnya tergantung pada bantuan orang lain, dan tidak mampu menghidupi diri sendiri.
Menurut UU Nomor 8 Tahun 2016, ragam disabilitas dibagi menjadi empat, yaitu: penyandang
disabilitas fisik, mental, intelektual dan disabilitas sensorik.

Anda mungkin juga menyukai