Anda di halaman 1dari 35

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR
RESOR FLORES TIMUR

NASKAH AKADEMIK
USULAN PEMBENTUKAN SATUAN KEPOLISIAN PERAIRAN DAN UDARA
SATKER POLRES FLORES TIMUR
POLDA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Secara administratif Polres Flores Timur membawahi 19 Kecamatan terdiri


dari 21 Kelurahan, 229 desa di Kabupaten Flores Timur, hal tersebut akan diikuti
oleh meningkatnya aktifitas pemerintahan maupun masyarakat sehingga akan
berpengaruh pada meningkatnya berbagai permasalahan termasuk meningkatnya
gangguan kamtibmas pada wilayah perairan yang ada di Kabupaten Flores Timur,
dengan demikian diperlukan keberadaan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara.

Luas wilayah Kabupaten Flores Timur adalah 5.983,38 Km², yang terdiri dari
Luas Daratan : 1.812,85 Km² dan Luas Lautan : 4.170,53 Km², dengan jumlah
Pulau sebanyak 17 pulau (besar dan kecil) dimana 3 pulau yang dihuni dan 17
pulau yang tidak dihuni. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Flores Timur
memiliki Batas – Batas : Sebelah Utara : Laut Flores, Sebelah Timur : Selat
Boleng, Sebelah Selatan : Laut Sawu dan Sebelah Barat : Kabupaten Sikka.
Secara topografi wilayah Kabupaten Flores Timur sebagian besar merupakan
wilayah pesisir / perairan sedangkan sisanya wilayah perbukitan dan dataran
tinggi.

Dengan.......
2

Dengan terbentuknya Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores


Timur menjadi sangat strategis dan kompleks, dengan adanya eskalasi
peningkatan aktifitas kehidupan masyarakat khususnya di wilayah perairan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupannya dengan aman dan nyaman tanpa
adanya rasa takut akan adanya ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi di
wilayah perairan Kabupaten Flores Timur, maka diperlukan kehadiran Polisi
Perairan di bawah Struktur Polres Flores Timur dengan memiliki kemampuan yang
dapat secara cepat dan tepat (quick respon) dalam mengantisipasi potensi
terjadinya gangguan Kamtibmas yang mungkin terjadi dan mampu secara cepat
dan tepat sasaran dalam penanganannya sehingga diharapkan di wilayah
perairan Kabupaten Flores Timur ada kesetaraan dalam sistem kepemerintahan
mutu pelayanan kepolisian kepada masyarakat di wilayah perairan Kabupaten
Flores Timur akan semakin baik dan meningkat serta perkembangan stabilitas
situasi Kamtibmas dapat di diminimalisir sekecil mungkin guna terwujudnya situasi
Kamtibmas yang kondusif di wilayah Hukum Kabupaten Flores Timur. Untuk itu
perlu diadakan upaya mengusulkan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan
Udara Polres Flores Timur yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan berpangkat
Ajun Komisaris Polisi (AKP).

Apabila usulan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres


Flores Timur dapat terealisasi dan jumlah personel, sarana prasarana dan
anggaran dapat terpenuhi sesuai dengan komposisinya maka kondisi ini akan
memberikan dampak antara lain :
a. pelaksanaan tugas pokok fungsi kepolisian perairan kepada masyarakat di
wilayah perairan Kabupaten Flores Timur akan semakin baik dan
professional;
b. quick respon pelayanan polisi di masyarakat akan semakin baik dan cepat
khususnya di wilayah perairan;
c. dapat menekan angka gangguan Kamtibmas di wilayah perairan yang terjadi
di masyarakat sedini mungkin;
d. hubungan tata cara kerja baik secara vertikal dan horizontal dapat berjalan
secara harmonis dan sinergitas dan pelaksanaan tugas akan semakin baik
dan meningkat; dan
e. mutu........
3

e. mutu pelayanan kepolisian kepada masyarakat di wilayah perairan


Kabupaten Flores Timur akan semkain baik dan perkembangan stabilitas
Kamtibmas akan semakin aman dan kondusif.

1.2 Dasar:
1. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
2. Perpol Nomor 2 tahun 2021 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada
tingkat Polres dan Polsek;
3. Perpol Nomor 4 tahun 2018 tentang pembentukan dan perubahan tipe
kesatuan kewilayahan Polri;
4. Perkap Nomor 6 tahun 2021 tentang pembentukan unit organisasi tertentu
pada kesatuan kewilayahan.

1.3 Maksud dan tujuan.


a. maksud pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores
Timur untuk mengakomodir kebutuhan wilayah perairan dalam
pengembangan dan pembentukan organisasi pada tingkat kewilayahan
khususnya Satuan Kepolisian Perairan dan Udara sesuai dengan kebutuhan
wilayah dalam memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat;
b. tujuan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores
Timur adalah guna mendekatkan pelayanan kepolisian kepada masyarakat,
memantapkan situasi Kamtibmas, memudahkan rentang kendali dan
kesetaraan dalam pelaksanaan tugas kepolisian di wilayah perairan.

1.4 Ruang lingkup.


Ruang lingkup usulan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara
Polres Flores Timur yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan dengan
berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) sesuai dengan Perpol Nomor 2 tahun
2021 tentang susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat Polres dan Polsek
meliputi antara lain pendahuluan, kerangka teoritis, tinjauan historis, sosiologis,
yuridis, empiris, kondisi kesatuan, perkembangan lingkungan strategis, alternatif
kebijakan yang disarankan dan penutup.
1.5 Tata........
4

1.5 Tata Urut :


a. BAB I PENDAHULUAN
b. BAB II KERANGKA TEORI
c. BAB III TINJAUAN HISTORIS, SOSIOLOGIS, YURIDIS, DAN
EMPIRIS
d. BAB IV KONDISI KESATUAN SAAT INI
e. BAB V PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
f. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
g. BAB VII PENUTUP.

BAB II.......
5

BAB II
KERANGKA TEORI

Kerangka teori yang akan digunakan terkait dengan penulisan naskah akademik
usulan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores Timur yang
dipimpin oleh Kepala Satuan berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) ini adalah suatu
upaya untuk menyesuaikan kesatuan kewilayahan Polri dengan berkembang pesatnya
wilayah serta berbagai permasalahan yang kompleks, berdasarkan kebutuhan dan
kepentingan organisasi sesuai kriteria dan persyaratan yang ditetapkan. Satuan
Kepolisian Perairan dan Udara adalah pelaksana tugas dan wewenang Polri di wilayah
perairan yang berada dibawah Kapolres. Untuk usulan pembentukan Satuan Kepolisian
Perairan dan Udara Polres Flores Timur yang disesuaikan dengan kepentingan
organisasi, kriteria, persyaratan dan mekanisme yang telah diatur dalam Peraturan
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2021 tentang susunan organisasi
dan tata kerja pada tingkat Polres dan Polsek dan Peraturan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2021 tentang pembentukan unit organisasi tertentu
pada kesatuan kewilayahan. Pembentukan dan perubahan tipe kesatuan kewilayahan
ditentukan berdasarkan:
2.1 Penilaian umum
Penilaian umum, terdiri atas:
a. dimensi geografi, dengan indikator:
1) kondisi geografis wilayah;
2) luas wilayah;
3) lokasi/tempat; dan
4) wilayah perbatasan dengan negara lain.
b. dimensi demografi, dengan indikator:
1) jumlah penduduk; dan
2) kepadatan penduduk.
c. dimensi sumber daya alam, dengan indikator komoditas yang dominan;
d. dimensi ideologi, dengan indikator faham radikal;
e. dimensi politik, dengan indikator jumlah pemilih dalam pemilihan umum;
f. dimensi ekonomi, dengan indikator:
1) pertumbuhan ekonomi pertahun;
2) persentase jumlah penduduk miskin;
3) produk.........
6

3) produk domestik bruto; dan


4) tingkat inflasi per tahun.
g. dimensi sosial budaya, dengan indikator:
1) jumlah sekolah:
a) perguruan tinggi/sederajat;
b) sekolah lanjutan tingkat atas/sederajat;
c) sekolah lanjutan tingkat pertama/sederajat; dan
d) sekolah dasar/sederajat.
2) jumlah organisasi kemasyarakatan atau lembaga sosial masyarakat;
dan
3) jumlah suku bangsa.

2.2 Penilaian utama


Penilaian utama meliputi :
a. dimensi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, dengan
indikator:
1) jumlah tindak pidana pertahun;
2) persentase jumlah penyelesaian tindak pidana pertahun;
3) jumlah kejadian kontinjensi pertahun, meliputi:
a) konflik sosial;
b) rusuh massa;
c) bencana alam; dan
d) terorisme.
4) jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas pertahun;
5) persentase penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas pertahun;
6) jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pertahun;
7) jumlah korban luka berat akibat kecelakaan lalu lintas pertahun;
8) jumlah korban luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas pertahun;
9) jumlah kerugian materiil akibat kecelakaan lalu lintas pertahun;
10) jumlah pelanggaran lalu lintas pertahun;
11) jumlah lokasi rawan kemacetan lalu lintas;
12) jumlah pelayanan penerbitan surat izin mengemudi pertahun;
13) jumlah pelayanan penerbitan buku pemilik kendaraan bermotor
pertahun;
14) jumlah........
7

14) jumlah pelayanan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan pertahun;


15) jumlah pelayanan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor pertahun;
16) jumlah pelayanan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
pertahun;
17) jumlah potensi konflik;
18) jumlah pengamanan kegiatan masyarakat pertahun;
19) jumlah kegiatan pengamanan unjuk rasa pertahun;
20) jumlah Objek Vital nasional dan daerah;
21) jumlah Objek Vital tertentu;
22) jumlah inovasi pelayanan publik yang telah operasional paling sedikit
satu tahun;
23) kualitas pelayanan publik; dan
24) hasil penilaian dari sistem pemerintahan berbasis elektronik.

2.3 Penilaian pendukung.


Penilaian pendukung meliputi :
a. dimensi kemampuan kesatuan, dengan indikator:
1) persentase jumlah personel riil berdasarkan daftar susunan personel;
2) rasio jumlah personel Polri dengan penduduk;
3) rasio jumlah personel Polri dengan luas wilayah;
4) nilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
5) nilai indeks tata kelola Polri;
6) jumlah regulasi, konvensi dan nota kesepahaman;
7) persentase pemenuhan kebutuhan fasilitas dan sarana prasarana; dan
8) persentase pemenuhan kebutuhan anggaran.

Ketiga penilaian tersebut di atas, selanjutnya dianalisa secara mendalam yang


didukung dengan bukti empirik agar mencapai kategori nilai sesuai dengan usulan
pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores Timur.

BAB III........
8

BAB III
TINJAUAN HISTORIS, SOSIOLOGIS, YURIDIS DAN EMPIRIS

3.1 Tinjauan historis.


Luas wilayah Kabupaten Flores Timur adalah 5.983,38 Km², yang terdiri dari
Luas Daratan : 1.812,85 Km² dan Luas Lautan : 4.170,53 Km², dengan jumlah
Pulau sebanyak 17 pulau (besar dan kecil) dimana 3 pulau yang dihuni dan 17
pulau yang tidak dihuni, serta memiliki 19 Kecamatan terdiri dari 21 Kelurahan dan
229 desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Flores Timur.
Maraknya kegiatan dan aktivitas di wilayah perairan Flores Timur sehingga
memiliki kerawanan terhadap gangguan keamanan yang bersifat pelanggaran
maupun kejahatan yang berpotensi terjadi di wilayah daratan maupun wilayah
lautan. Potensi gangguan keamanan di wilayah Kabupaten Flores Timur dapat
berupa aktivitas perburuan liar dan pemboman ikan, yang dapat merusak
ekosistem perairan Kabupaten Flores Timur, beroperasinya kapal-kapal yang tidak
sesuai ketentuan, kecelakaan laut, serta kegiatan illegal lainnya .
Oleh karena itu untuk meningkatkan pelayanan kepolisian di wilayah
perairan kepada masyarakat serta untuk mengantisipasi perkembangan situasi
Kamtibmas yang terjadi, maka sangat diperlukan suatu langkah untuk
pembentukan tipologi Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores Timur
yang dipimpin oleh Kepala Satuan berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).

3.2. Tinjauan sosiologis


Satuan Kepolisian Perairan dan Udara merupakan struktur baru di Polres
Flores Timur guna mendukung pelaksanaan tugasnya mengamankan wilayah
perairan di Kabupaten Flores Timur, yang rentan dengan gangguan keamanan
baik yang bersifat pelanggaran maupun kejahatan, maka perlu dibentuk Satuan
Kepolisian Perairan dan Udara di Polres Flores Timur. Wilayah perairan
Kabupaten Flores Timur memiliki keragaman hasil laut yang berupa ikan, mutiara,
teripang, lobster, rumput laut, udang, kepiting dan lain-lainnya, yang mana
kesemuanya ini sangat rawan terjadi penyimpangan dalam proses
penangkapannya oleh nelayan setempat maupun nelayan dari luar wilayah
Kabupaten Flores Timur seperti penggunaan potassium, bahan peledak (bom
ikan) dan sebagainya.

Adanya.....
9

Adanya tuntutan masyarakat akan rasa aman dan nyaman dalam


menjalankan aktifitas hidup dan kehidupannya tanpa adanya rasa takut akan
terjadinya gangguan kriminalitas yang mungkin terjadi di wilayah perairan, maka
Satuan Kepolisian Perairan dan Udara sebagai aparat penegak hukum khusunya
di wilayah perairan Kabupaten Flores Timur yang mengemban salah satu fungsi
kepolisian dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat, harus dapat mengoptimalkan segala kemampuan yang dimilikinya
untuk mendukung pelaksanaan kepolisian di masyarakat.

1. Wilayah perairan Kabupaten Flores Timur memiliki keragaman hasil laut


yang berupa ikan, mutiara, teripang, lobster, rumput laut, udang, kepiting
dan lain-lainnya sehingga memiliki kerawanan terhadap gangguan
keamanan yang bersifat pelanggaran maupun kejahatan yang berpotensi
terjadi di wilayah daratan maupun wilayah lautan yang mengganggu situasi
Harkamtibmas.
2. Dengan keanekaragaman suku, agama, ras dan antar golongan sehingga
dapat menimbulkan berbagai konflik komunial yang memerlukan
penanganan secara menyeluruh dan segera, karena dapat berdampak luas
dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Flores Timur apabila tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan gangguan Kamtibmas.
3. Sosial budaya merupakan salah satu aspek yang sangat besar
mempengaruhi berbagai perkembangan kehidupan manusia, begitu juga
kehidupan masyarakat pesisir di Kabupaten Flores Timur. Perkembangan
dibidang sosial budaya di wilayah pesisir / perairan Kabupaten Flores Timur
pada umumnya bersifat tradisional yang sangat dipengaruhi oleh agama
dan kebudayaan daerah setempat.
4. Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara di
Wilayah Kabupaten Flores Timur pada dasarnya tidak dipermasalahkan
lagi, namun demikian di era reformasi saat ini dimana kebebasan yang
cenderung fulgar, Pancasila sebagai asas tunggal organisasi yang
diterapkan pada era pemerintahan Orde Baru banyak dipertentangkan
dalam berorganisasi, karena dianggap mengebiri hak-hak berserikat serta
tidak releven dengan alam demokrasi.
3.3 Tinjauan......
10

3.3 Tinjauan Empiris.

Satuan Kepolisian Perairan dan Udara masuk dalam struktur organisasi


Polres Flores Timur yang bertanggung jawab atas wilayah daratan dan lautan.
Pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores Timur akan :
a. meningkatkan/mendekatkan pelayanan kepolisian kepada masyarakat
khususnya di wilayah perairan yaitu bahwa pemeliharaan keamanan melalui
upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian perairan, secara umum
mengemban tugas pokok kepolisian yang meliputi pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
b. memantapkan situasi Kamtibmas di wilayah perairan tersebut, dengan
kegiatan :
1) penanganan tindak pidana yaitu bahwa dengan terbentuknya Satuan
Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores Timur maka dengan
sendirinya tingkat pelayanan lebih efektif dan efisien untuk setiap kasus
tindak pidana yang terjadi di wilayah perairan Kabupaten Flores Timur;
2) penanganan laka laut / kapal tenggelam dengan sendirinya lebih cepat
dalam pelayanan atau penanganan setiap kasus yang ada; dan
3) penanganan kontijensi yaitu lebih cepat dalam penanganan kontijensi
tersebut.

3.4 Tinjauan yuridis.

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia Pasal 6 ayat (2) menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan
peran dan fungsi Kepolisian, wilayah Negara Republik Indonesia dibagi
dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia;

2. Berdasarkan........
11

2. Undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia pada pasal 13 yang mengatur tentang tugas pokok Kepolisian
Negara Republik Indonesia yaitu memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat;

3. Bahwa berdasarkan pasal 46 ayat (7) Peraturan Kepolisian Negara Republik


Indonesia nomor 2 tahun 2021 tentang susunan organisasi dan tata kerja
pada tingkat Polres dan Polsek yang telah menetapkan satuan Kepolisian
Perairan dan Udara merupakan dalam struktur organisasi yang berada
ditingkat Polres namun pembentukannya masih harus ditetapkan dengan
keputusan Kapolri atas usulan Kapolda;

4. Bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (1) huruf b angka 2 Peraturan Kepala


Kepolisian Negara Republik Indonesia nomor 6 tahun 2021 tentang
pembentukan unit organisasi tertentu pada kesatuan kewilayahan yang
menyatakan bahwa Satuan Kepolisian Perairan dan Udara merupakan salah
satu bagian dari ketentuan pembentukan unit organisasi tertentu pada
kesatuan kewilayahan tingkat Polres;

5. Bahwa berdasarkan pasal 8 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik


Indonesia nomor 6 tahun 2021 tentang pembentukan unit organisasi tertentu
pada kesatuan kewilayahan yang menentukan syarat pembentukan unit
organisasi tertentu dalam hal ini pembentukan Satuan Kepolisian Perairan
dan Udara ditingkat Polres dengan syarat yakni memiliki wilayah perairan,
adanya kerawanan dan perkembangan situasi kamtibmas diwilayah
perairan, memiliki lahan untuk markas komando dan dermaga serta
terpenuhinya personil dengan kemampuan fungsi kepolisian perairan; dan

6. Bahwa berdasarkan pasal 5 ayat (1) huruf (b) Peraturan Kepolisian Nomor 4
tahun 2018 tentang Pembentukan dan Perubahan Tipe Kesatuan
Kewilayahan Polri, dengan kategori nilai kesatuan kewilayahan pada
klasifikasi SIK3.

BAB IV.......
12

BAB IV

KONDISI KESATUAN SAAT INI

4.1. Kondisi umum Wilayah Kabupaten Flores Timur.


1. Kabupaten Flores Timur adalah salah satu Kabupaten yang berada di
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Flores Timur dibentuk
berdasarkan undang-undang Nomor 69 tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tk.II dalam wilayah daerah-daerah Tingkat I Bali, NTB dan
NTT. Undang-undang tersebut ditetapkan tanggal 20 Desember 1958.
2. Kabupaten Flores Timur memiliki luas wilayah 5.983,38 Km², yang terdiri
dari Luas Daratan : 1.812,85 Km² dan Luas Lautan : 4.170,53 Km²,
dengan jumlah Pulau sebanyak 17 pulau (besar dan kecil) dimana 3 pulau
yang dihuni dan 17 pulau yang tidak dihuni. Kabupaten Flores Timur
merupakan daerah Kepulauan sehingga diperlukan satuan polisi perairan
yang berada dibawah Polres Flores Timur sehingga dapat terwujud
pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara maksimal.
3. Dengan terbentuknya Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores
Timur menjadi sangat strategis dan kompleks, dengan adanya eskalasi
peningkatan aktifitas kehidupan masyarakat khususnya di wilayah perairan
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupannya dengan aman dan
nyaman tanpa adanya rasa takut akan adanya ancaman dan gangguan
yang mungkin terjadi di wilayah perairan Kabupaten Flores Timur, maka
diperlukan kehadiran Polisi Perairan di bawah Struktur Polres Flores Timur
dengan memiliki kemampuan yang dapat secara cepat dan tepat (quick
respon) dalam mengantisipasi potensi terjadinya gangguan Kamtibmas
yang mungkin terjadi dan mampu secara cepat dan tepat sasaran dalam
penanganannya sehingga diharapkan di wilayah perairan Kabupaten Flores
Timur ada kesetaraan dalam sistem kepemerintahan mutu pelayanan
kepolisian kepada masyarakat di wilayah perairan Kabupaten Flores Timur
akan semakin baik dan meningkat serta perkembangan stabilitas situasi
Kamtibmas dapat di diminimalisir sekecil mungkin guna terwujudnya situasi
Kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Kabupaten Flores Timur.

4.2. Faktor.......
13

4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi.

1. Faktor internal.

Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber pada internal


kepolisian sebagai kekuatan dan kelemahan.

1). Struktur dan sistem organisasi.

a) Undang-Undang RI Nomor : 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia.

b) Perpol Nomor 2 tahun 2021 tentang susunan organisasi dan tata


kerja pada tingkat Polres dan Polsek, yang mengatur struktur
organisasi dan tugas pokok.

c) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 6


tahun 2021 tentang pembentukan unit organisasi tertentu pada
kesatuan kewilayahan.

2). Sumber daya manusia.

a). personil Polisi perairan masih berada di bawah Direktorat


Kepolisian Perairan dan Udara Polda NTT yang berada di wilayah
Kabupaten Flores Timur.

b). adanya kemauan dan tekad dari pimpinan untuk meningkatkan


profesionalisme, kedisiplinan, dedikasi, dalam peningkatan kinerja.

c). adanya niat dan kemauan dari personil di Kabupaten Flores Timur
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja.

3). Sarana dan prasarana.


Sarana dan prasarana polisi perairan masih menggunakan
sarpras Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Polda NTT yang
berada di Wilayah Kabupaten Flores Timur.

4) Dukungan......
14

4). Dukungan anggaran.

Dukungan anggaran untuk operasional personil Kepolisian


Perairan dan Udara dari Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara
Polda NTT yang berada di wilayah Kabuapten Flores Timur masih
menggunakan anggaran DIPA Direktorat Kepolisian perairan dan Udara
Polda NTT.

2. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang bersumber dari eksternal
Kepolisian Perairan di wilayah Kabupaten Flores Timur yang bersifat sebagai
peluang dan kendala.

a. Peluang ( opportunity ).

1). Ekonomi dan sosial budaya.


a). kesadaran hukum masyarakat peraiaran/kepulauan di
wilayah Kabupaten Flores Timur semakin baik; dan
b). wilayah perairan/kepulauan Kabupaten Flores Timur
merupakan wilayah yang kompleks dan strategis.
2). Teknologi.
a). perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
maju;
b). sarana komunikasi semakin mudah dan canggih; dan
c). adanya media massa, media sosial dan elektronik yang
dapat mendukung pelaksanaan tugas kepolisian.
3). Keamanan.
a). adanya kebutuhan masyarakat wilayah perairan/kepulauan
akan rasa aman dalam beraktifitas; dan
b). adanya kemauan masyarakat untuk bekerjasama dengan
kepolisian di Kabupaten Flores Timur dalam menjaga situasi
Kamtibmas yang kondusif khususnya di wilayah
perairan/kepulauan.

b. Kendala.....
15

b. Kendala ( threats ).

1). Ekonomi dan sosial budaya.


a). adanya pembangunan yang Belum merata di masyarakat;
b). pendapatan masyarakat di wilayah perairan/kepulauan
Kabupaten Flores Timur masih rendah, terjadi kesenjangan
sosial; dan
c). gaya hidup masyarakat di wilayah perairan/kepulauan
Kabupaten Flores Timur yang suka berpesta ditambah
kegemaran mengkonsumsi minuman keras.
2). Teknologi.
a). meningkatnya modus operandi yang terjadi di masyarakat;
dan
b). masih adanya informasi baik di media massa, media sosial
dan elektronik mengenai pemberitaan oknum polisi yang
kurang baik.
3). Keamanan.
a). kriminalitas yang terjadi di wilayah perairan/kepulauan
Kabupaten Flores Timur semakin berkembang dan
kompleks;
b). adanya keahlian sebagian masyarakat di wilayah
perairan/kepulauan Kabupaten Flores Timur dalam membuat
senjata api rakitan, senjata tajam dan merakit bahan peledak
(bom ikan); dan
c). masih adanya penilaian negatif, sikap apriori, rasa
ketidakpuasan masyarakat atas kinerja polisi di wilayah
Kabupaten Flores Timur .

BAB V........
16

BAB V

PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Dalam rangka usulan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara


Polres Flores Timur Polda NTT berdasarkan Peraturan Kepolisian Nomor 11 Tahun
2021, maka ada 9 dimensi dan bobot serta 48 indikator yang harus dipenuhi, yaitu
sebagai berikut :

1. Dimensi geografi dengan bobot 7,2

Secara geografis wilayah Kabupaten Flores Timur berada di paling ujung


timur Pulau Flores. Secara astronomis wilayah Kabupaten Flores Timur berada
pada 08˚04’ - 08˚40’ Lintang Selatan serta 122˚38’ - 123˚57’ Bujur Timur dan
memiliki luas wilayah 5.983,38 Km². Berdasarkan posisi geografisnya,
Kabupaten Flores Timur memiliki Batas – Batas : Sebelah Utara : Laut Flores,
Sebelah Timur : Selat Boleng, Sebelah Selatan : Laut Sawu dan Sebelah Barat :
Kabupaten Sikka. Secara topografi wilayah Kabupaten Flores Timur sebagian
besar merupakan wilayah perbukitan dan \ dataran tinggi dan Lainya merupakan
merupakan wilayah pesisir.
Kabupaten Flores Timur terbagi menjadi 19 Kecamatan dan idealnya
masing-masing Kecamatan harus memiliki Polsek namun sampai dengan saat ini
di Kabupaten Flores Timur baru terbentuk 6 Polsek antara lain :
a. Kecamatan Adonara Timur ( sudah ada Polsek )
b. Kecamatan Adonara Barat ( sudah ada Polsek )
c. Kecamatan Wulanggitang ( sudah ada Polsek )
d. Kecamatan Solor Timur ( sudah ada Polsek )
e. Kecamatan Titehena ( sudah ada Polsek )
f. Kecamatan Adonara ( sudah ada Polsek )
g. Kecamatan Tanjung Bunga ( belum ada Polsek )
h. Kecamatan Solor Barat ( belum ada Polsek )
i. Kecamatan Larantuka ( belum ada Polsek )
j. Kecamatan Ile Mandiri ( belum ada Polsek )
k. Kecamatan Witihama ( belum ada Polsek )

l. Kecamatan......
17

l. Kecamatan Kelubagolit ( belum ada Polsek )


m. Kecamatan Wotan Ulumado ( belum ada Polsek )
n. Kecamatan Ile Boleng ( belum ada Polsek )
o. Kecamatan Adonara Tengah ( belum ada Polsek )
p. Kecamatan Demon Pagong ( belum ada Polsek )
q. Kecamatan Lewo Lema ( belum ada Polsek )
r. Kecamatan Ile Bura ( belum ada Polsek )
s. Kecamatan Solor Selatan ( belum ada Polsek )

Indikator :
a. Luas wilayah perairan
Berdasarkan dimensi geografi, Kabuapaten Flores Timur termasuk dalam
kategori wilayah perairan dan daratan (69,70% wilayah perairan dan
30,29% wilayah daratan) dengan nilai indikator rating 6.
b. Luas wilayah kesatuan
Luas wilayah berdasarkan Kabuapaten Flores Timur 5.983,38 Km²,
termasuk kategori wilayah yang luas (1.801 km2 s/d 7.000 km2) dengan
nilai indikator rating 6.
c. Lokasi/tempat
Kabuapaten Flores Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dengan nilai indikator rating 3.
d. Wilayah berbatasan dengan negara lain
Kabupaten Flores Timur tidak termasuk dalam wilayah perbatasan dengan
negara lain dengan nilai indikator rating 1.

2. Dimensi geografi dengan bobot 7,6

a. Jumlah penduduk Kabupaten Flores Timur adalah 283.626 jiwa.


Berdasarkan jumlah penduduk, Kabupaten Flores Timur termasuk dalam
kategori penduduk sedang (270.001 s.d. 620.000) dengan nilai indikator
rating 5.
b. Kepadatan penduduk Kabupaten Flores Timur adalah 156,48 jiwa/km2
termasuk dalam kategori penduduk kurang padat (50 s.d 500 jiwa/Km²)
dengan nilai indikator rating 3.

3. Dimensi.......
18

3. Dimensi sumber daya alam dengan bobot 6,9


Komoditas yang dominan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores
Timur Tahun 2022, Pertanian adalah subsector dari sector pertanian yang
menyumbang perekonomian terbesar di Kabupaten Flores Timur. Dengan
demikian komoditas dominan di Kabupaten Flores Timur adalah Pertanian
dengan nilai indikator 5.

4. Dimensi idiologi dengan bobot 6,8 :


Faham radikal
Di wilayah administratif Kabupaten Flores Timur tidak ditemukan faham radikal
dengan nilai indikator rating 3.

5. Dimensi politik dengan bobot 7,1 :


Jumlah pemilih berdasarkan data pada komisi pemilihan umum daerah berjumlah
Daftar Pemilih Tetap ( DPT ) Tahun ( 2022 ) sebanyak 183.008 dengan rincian
untuk pemilih laki-laki sebanyak 86.373 pemilih dan untuk pemilih perempuan
sebanyak 96.635 pemilih. termasuk dalam kategori cukup (100.000 s.d. 500.000)
dengan nilai indikator rating 4.

6. Dimensi ekonomi dengan bobot 8,4

a. Pertumbuhan ekonomi pertahun


Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022
sebesar 0,55%. Laju pertumbuhan ekonomi tersebut termasuk dalam
kategori rendah (> 3 %) dengan nilai indikator rating 3.
b. Persentase jumlah penduduk miskin
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Flores Timur tahun 2022
berdasarkan data BPS sebesar 10,19% atau kategori sedang (10 s/d 20%)
dengan nilai indikator rating 6.
c. Produk domestik bruto
PDRB Kabupaten Flores Timur atas dasar harga berlaku tahun 2021
sebesar Rp.5.381.28,-. PDRB Kabupaten Flores Timur termasuk dalam
kategori rendah (< 200 miliar) dengan nilai indikator rating 3.

d. tingkat......
19

d. Tingkat inflasi pertahun


Fluktuasi nilai PDRB dapat digunakan untuk mengetahui tingkat daya beli
masyarakat di suatu wilayah. Dengan mengetahui angka inflasi maka akan
dapat diketahui nilai uang secara riil. Nilai inflasi yang terkendali
menunjukkan perekonomian suatu daerah yang berkualitas. Pada tahun
2020 inflasi Kabupaten Flores Timur sebesar 0,87 % atau termasuk dalam
kategori ringan (< 5%) dengan nilai indikator rating 2.

7. Dimensi sosial budaya dengan bobot 7,8

a. Jumlah sekolah (perguruan tinggi/sederajat, sekolah lanjutan tingkat


atas/sederajat, sekolah lanjutan tingkat pertama/sederajat, sekolah
dasar/sederajat) pada tahun 2022 jumlah Total Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Perguruan Tinggi Negeri/Swasta.
Dengan jumlah keseluruhan 418, termasuk dalam kategori Sangat banyak
(> 250) dengan nilai indikator rating 9.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan atau lembaga sosial masyarakat
Keberadaan Organisasi masyarakat (Ormas) dalam hal membangun suatu
daerah memiliki peran strategis. Berlakunya Permendageri Nomor 57
Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Pengelolaan Sistem Informasi
Organisasi Kemasyarakatan validasi terhadap legalitas suatu Ormas oleh
Kementriaan Dalam Negeri. Adapun organisasi kemasyarakatan atau
lembaga sosial masyarakat yang ada di Kabupaten Flores Timur yang
bersumber pada Database / Ormas / LSM / Lembaga / Yayasan berjumlah
31 Ormas, termasuk kategori Banyak (> 25) dengan nilai indikator rating 7.
c. Jumlah suku Bangsa di Kabupaten Flores Timur sebanyak 18 Suku terdiri
dari Suku Lamaholot, Bejawa, Ende, Timor, Alor, Sumba, Sabu, Rote,
Jawa, Padang, Bali dan Batak, Ambon, Sumbawa, Madura, Kedang, Bugis,
Makasar. Dilihat dari suku bangsa tersebut, maka suku bangsa di
Kabupaten Flores Timur termasuk dalam kategori Beragam (10 s.d. 25)
dengan nilai indikator rating 5.

8. Dimensi........
20

8. Dimensi Harkamtibmas dengan bobot 38,8.

a. Jumlah tindak pidana pertahun


Berdasarkan tabulasi data pada satuan reskrim Polres Flores Timur jumlah
tindak pidana yang terjadi pada tahun 2022 adalah 327 kasus atau
termasuk dalam kategori Rendah (< 5.000 Kasus) dengan nilai indikator
rating 2.
b. Persentase jumlah penyelesaian tindak pidana pertahun
Persentase penyelesaian tindak pidana Berdasarkan tabulasi data pada
satuan reskrim Polres Flores Timur jumlah dari 327 kasus, selesai
sebanyak 284 kasus atau 86,8% termasuk dalam kategori sangat tinggi
(>60 %) dengan nilai indikator rating 9.
c. Jumlah kejadian kontijensi ( konflik sosial, rusuh massa, bencana alam dan
terorisme) pertahun, tidak ada kejadian kontijensi di wilkum Polres Flores
Timur selama Tahun 2022 atau termasuk dalam kategori Rendah ( <3 )
dengan nilai indikator rating 3.
d. Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas pertahun
Berdasarkan tabulasi data pada satuan Lalulintas Polres Flores Timur
Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Flores Timur tahun
2022 sebanyak 30 kasus termasuk dalam kategori Rendah (< 200) dengan
nilai indikator rating 3.
e. Persentase penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas pertahun
Persentase penyelesaian perkara kecelakaan lalu lintas di Kabupaten
Flores Timur dari 30 kasus selesai sebanyak 21 atau 70% termasuk dalam
kategori Sedang (60 s.d. 80%) dengan nilai indikator rating 5.
f. Jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pertahun
Jumlah korban meninggal dunia yang terjadi di Kabupaten Flores Timur
pada tahun 2022 sebanyak 16 orang atau termasuk dalam kategori Rendah
(<60 ) dengan nilai indikator rating 7.
g. Jumlah korban luka berat akibat kecelakaan lalu lintas pertahun Jumlah
korban luka berat yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022
sebanyak 16 orang atau termasuk dalam kategori Rendah (<200 ) dengan
nilai indikator rating 7.

h. Jumlah.......
21

h. Jumlah korban luka ringan akibat kecelakaan lalu lintas pertahun Jumlah
korban luka ringan yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022
sebanyak 29 orang atau termasuk dalam kategori Rendah (<200) dengan
nilai indikator rating 7.
i. Jumlah kerugian materil akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di
Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022 sebanyak Rp. 57.150.000 atau
rendah (<500Juta) dengan nilai indikator rating 7.
j. Jumlah pelanggaran lalu lintas pertahun
Jumlah pelanggaran lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada
tahun 2022 sebanyak 945 atau Tinggi ( >700 ) dengan nilai indikator rating
7.
k. Jumlah lokasi rawan kemacetan lalu lintas di wilayah Kabupaten Flores
Timur sebanyak 2 lokasi atau katagori rendah (< 40) dengan nilai indikator
rating 3.
l. Jumlah pelayanan penerbitan Surat Ijin Mengemudi pertahun di Kabupaten
Flores Timur pada tahun 2022 sebanyak 3.464 atau sangat sedikit
(<10.000) dengan nilai indikator rating 1.
m. Jumlah pelayanan penerbitan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor pertahun
di Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022 sebanyak 0 atau sangat sedikit
(<10.000) dengan nilai indikator rating 1.
n. Jumlah pelayanan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan pertahun di
Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022 sebanyak 4.826 atau sangat
sedikit (<400.000) dengan nilai indikator rating 1.
o. Jumlah pelayanan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor pertahun di
Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022 sebanyak 4.622 atau sangat
sedikit (<40.000) dengan nilai indikator rating 1.
p. Jumlah pelayanan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
pertahun di Kabupaten Flores Timur sebanyak 4.012 pemohon atau sedang
(3.000 s.d. 10.000) dengan nilai inidikator rating 5.
q. Jumlah potensi konflik di Kabupaten Flores Timur berjumlah 1 atau
termasuk kategori sangat kurang (<10) dengan nilai indikator rating 1.

r. Jumlah.......
22

r. Jumlah pengamanan kegiatan masyarakat pertahun Pengamanan kegiatan


masyarakat di Kabupaten Flores Timur berjumlah 663 atau dalam kategori
sangat kurang (<3.000) dengan nilai indikator rating 1.
s. Jumlah kegiatan pengamanan unjuk rasa pertahun yang terjadi di
Kabupaten Flores Timur pada tahun 2022 berjumlah 3 termasuk dalam
kategori sangat kurang (<10) dengan nilai indikator rating 1.
t. Jumlah objek vital nasional dan daerah yang ada di Kabupaten Flores
Timur 0 masuk dalam kategori kurang ( < 10 ) Nilai rating 3;
u. Jumlah objek vital tertentu yang ada di Kabupaten Flores Timur berjumlah
5, termasuk dalam kategori sedikit (<30) dengan nilai indikator rating 2.
v. Jumlah inovasi pelayanan publik yang telah operasional minimal 1 tahun
tidak ada inovasi dengan nilai indikator rating 1.
w. Kualitas pelayanan publik Nihil (belum ada penilaian), termasuk dalam
kategori sangat buruk (<1.000) dengan nilai indikator rating 1.
x. Nilai sistem pemerintahan berbasis elektronik sebanyak nihil (belum ada
penilaian) atau termasuk dalam kategori Kurang (< 1,8) dengan nilai
indikator rating 1.

9. Dimensi kemampuan kesatuan dengan bobot 9,4.


a. Persentase jumlah personel riil berdasarkan daftar susunan personel
Daftar Susunan Personel Polres Flores Timur berjumlah 40,77%, Jumlah
personel tersebut termasuk dalam kategori kurang (41 s.d 50%) dengan
nilai indikator rating 5.
b. Rasio jumlah personel Polri dengan penduduk
Penduduk di Kabupaten Flores Timur berdasarkan data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Flores Timur tahun 2022 berjumlah 283.626 jiwa,
sedangkan jumlah personel sebanyak 307. Dengan demikian rasio
perbandingan Polri dengan penduduk adalah 1 : 923 termasuk dalam
kategori tinggi (>1: 750) dengan nilai indikator rating 7.
c. Rasio jumlah personel Polri dengan luas wilayah
Luas wilayah Kabupaten Flores Timur 5.983,38 Km². dengan demikian
rasio jumlah personel dengan luas wilayah adalah 1 : 19,5 Km² termasuk
dalam kategori tinggi (> 1 : 15 Km²) dengan nilai indikator rating 7.
d. Nilai.......
23

d. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah (AKIP) di Polres Flores Timur


71,62 termasuk dalam kategori sangat baik (70 s.d. 80) dengan nilai
indikator rating 6.
e. Nilai Indeks Tata Kelola Polri di Polres Flores Timur sebesar nihil (belum
ada penilaian) termasuk dalam kategori sangat buruk (0 s.d. 2,29) dengan
nilai indikator rating 2.
f. Jumlah regulasi, konvensi dan nota kesepahaman di Polres Flores Timur
sebanyak 64 termasuk dalam kategori banyak (>30) dengan nilai indikator
7.
g. Persentase pemenuhan kebutuhan fasilitas dan sarana prasarana sebesar
0% termasuk kategori sangat kurang ( < 40% ), dengan nilai indikator
rating 3.
h. Persentase pemenuhan kebutuhan anggaran sebesar 78% termasuk
kategori cukup (> 60%) dengan nilai indikator rating 7.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil studi kelayakan
terhadap 9 Dimensi dan 48 indikator sebagaimana disyaratkan dalam Perpol Nomor 11
Tahun 2021 adalah sebagai berikut :
NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI
1 Geografi 1. kondisi geografis wilayah:
7,2 a. perairan (>70 % wilayah
Perairan
perairan);
69,70%
b. perairan dan daratan ( 30 % 6 43,2
Daratan
s.d. 70 % wilayah perairan);
30,29%
c. daratan (<30 % wilayah
perairan);
2. luas wilayah:
a. sangat luas (> 7.000 km2);
5.983,38
b. luas (1.801 s.d. 7.000 km2); 43,2
Km² 6
c. cukup luas (800 s.d. 1.800
km2); dan
d. kurang luas (< 800 km2);
3. lokasi/tempat:
a. ibukota negara;
Kabupaten 21,6
b. ibukota provinsi; 3
c. kota;
d. kabupaten;
4. wilayah perbatasan dengan
negara lain:
Tidak
a. perbatasan darat dan laut; 7.2
berbatasan 1
b. perbatasan darat;
c. perbatasan laut; dan
d. tidak berbatasan;
24

NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI


2 Demografi 5. jumlah penduduk:
7,6 a. sangat tinggi (> 1.500.000)
b. tinggi (620.001 s.d.
1.500.000); 283.626
38
c. sedang (270.001 s.d. Jiwa 5
620.000);
d. rendah (140.000 s.d.
270.000);
e. sangat rendah (< 140.000);
6. kepadatan penduduk:
a. sangat padat (> 5.500
jiwa/Km²);
b. padat (1.501 s.d 5.500
156,48
jiwa/Km²) ; 22,8
2 3
c. cukup padat (501 s.d. 1.500 jiwa/km
jiwa/Km²) ;
d. kurang padat (50 s.d. 500
jiwa/Km²) ;
e. tidak padat (< 50 jiwa/Km²) ;
3 Sumber 7. komoditas yang dominan:
Daya a. pertambangan;
Alam b. perkebunan;
Pertanian 34,5
6,9 c. pertanian; 5
d. perikanan;
e. peternakan; dan
f. lain-lain;
4 Ideologi 8. faham radikal
Tidak
6,8 a. ada; 20,4
ditemukan 3
b. terindikasi; dan
c. tidak ditemukan;
5 Politik 9. jumlah pemilih dalam pemilihan
7,1 umum:
a. sangat banyak (>800.000);
183.008
b. banyak (500.001 s.d. 28,4
Jiwa 4
800.000);
c. cukup (100.000 s.d.
500.000);
d. kurang (< 100.000);
6 Ekonomi 10. pertumbuhan ekonomi
8,4 pertahun:
0,55% 25,2
a. tinggi (> 5 %); 3
b. sedang (4 % s.d. 5 %); dan
c. rendah (< 3 %);
11. persentase jumlah penduduk
miskin:
10,19% 50,4
a. tinggi (>20 %); 6
b. sedang (10-20 %); dan
c. rendah (< 10 %);
12. produk domestik bruto: 5.381.28 3 25,2
a. tinggi (> 500 miliar );
25

NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI


b. sedang (200 s.d. 500
miliar);
c. rendah (< 200 miliar);
13. tingkat inflasi pertahun:
a. hiperinflasi (> 30 %);
0,87% 16,8
b. berat (16 s.d. 30 %); 2
c. sedang (5 s.d. 15 %); dan
d. ringan (< 5 %);
7 Sosial 14. jumlah sekolah (perguruan
Budaya tinggi/ sederajat, sekolah
7,8 lanjutan tingkat atas/sederajat,
sekolah lanjutan tingkat
pertama/sederajat, sekolah
dasar/sederajat): 418 9 70,2
a. sangat banyak (> 250) ;
b. banyak (201 s.d. 250) ;
c. cukup (151 s.d. 200) ;
d. sedikit (100 s.d. 150) ; dan
e. sangat sedikit (< 100) ;
15. jumlah organisasi
kemasyarakatan atau lembaga
sosial masyarakat:
31 7 54,6
a. banyak (> 30);
b. sedang (15 s.d. 30); dan
c. kurang (< 15);
16. jumlah suku bangsa:
a. sangat beragam (> 25);
18 5 39
b. beragam (10 s.d. 25); dan
c. kurang beragam (< 10);
8 Harkamtib 17. jumlah tindak pidana pertahun:
mas 38,8 a. sangat tinggi (> 2.000
kasus);
327 2 77,6
b. tinggi (1.001 s.d. 2.000 kss);
c. sedang (500 s.d. 1.000 kss);
d. rendah (< 500 kasus);
18. persentase jumlah
penyelesaian tindak pidana
pertahun:
a. sangat tinggi (> 60 %);
86,8% 9 349,2
b. tinggi (51 s.d. 60 %);
c. sedang (41 s.d. 50 %);
d. rendah (30 s.d. 40 %); dan
e. sangat rendah (< 30 %);
19. jumlah kejadian kontijensi 0 3 116,4
(konflik sosial, rusuh massa,
bencana alam dan terorisme)
pertahun:
a. sangat tinggi (> 10);
b. tinggi (6 s.d. 10);
c. sedang (3 s.d. 5); dan
26

NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI


d. rendah (< 3);
20. jumlah kejadian kecelakaan lalu
lintas pertahun:
a. tinggi (> 300); 30 3 116,4
b. sedang (200 s.d. 300); dan
c. rendah (< 200);
21. persentase penyelesaian
perkara kecelakaan lalu lintas
pertahun:
70% 5 194
a. tinggi (> 80 %);
b. sedang (60 s.d. 80 %); dan
c. rendah (< 60 %);
22. jumlah korban meninggal dunia
akibat kecelakaan lalu lintas
pertahun:
16 7 271,6
a. rendah (< 60);
b. sedang (60 s.d. 80); dan
c. tinggi (> 80);
23. jumlah korban luka berat akibat
kecelakaan lalu lintas pertahun :
a. rendah (< 200); 16 7 271,6
b. sedang (200 s.d. 300); dan
c. tinggi (> 300);
24. jumlah korban luka ringan
akibat kecelakaan lalu lintas
pertahun:
29 7 271,6
a. rendah (< 200);
b. sedang (200 s.d. 400); dan
c. tinggi (> 400)
25. jumlah kerugian materiil akibat
kecelakaan lalu lintas pertahun:
a. rendah (< 500 juta); 57.150.000 7 271,6
b. sedang (500 s.d. 800 juta);
c. tinggi (> 800 juta);
26. jumlah pelanggaran lalu lintas
pertahun:
a. tinggi (> 700); 945 7 271,6
b. sedang (500 s.d. 700); dan
c. rendah (< 500);
27. jumlah lokasi rawan kemacetan
lalu lintas:
a. tinggi (> 60); 2 3 116,4
b. sedang (40 s.d. 60); dan
c. rendah (< 40);
28. jumlah pelayanan penerbitan 3.464 1 38,8
surat ijin mengemudi pertahun:
a. sangat banyak (> 40.000);
b. banyak (30.001 s.d.
40.000);
c. cukup banyak (20.001 s.d.
27

NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI


30.000);
d. sedikit (10.000 s.d. 20.000);
e. sangat sedikit (< 10.000);
29. jumlah pelayanan penerbitan
buku pemilik kendaraan
bermotor pertahun:
a. sangat banyak (> 40.000);
b. banyak (30.001 s.d. 40.000); 0 1 38,8
c. cukup banyak (20.001 s.d.
30.000);
d. sedikit (10.000 s.d. 20.000);
e. sangat sedikit (< 10.000);
30. jumlah pelayanan penerbitan
surat tanda nomor kendaraan
pertahun:
a. sangat banyak (> 70.000);
b. banyak (60.001 s.d. 70.000); 4.826 1 38,8
c. cukup banyak (50.001 s.d.
60.000);
d. sedikit (40.000 s.d. 50.000);
e. sangat sedikit (< 40.000);
31. jumlah pelayanan tanda nomor
kendaraan bermotor pertahun:
a. sangat banyak (> 50.000);
b. banyak (40.001 s.d. 50.000);
4.673 1 38,8
c. cukup banyak (30.001 s.d.
40.000);
d. sedikit (20.000 s.d. 30.000);
e. sangat sedikit (< 20.000);
32. jumlah pelayanan penerbitan
surat keterangan catatan
kepolisian pertahun:
4.012 5 194
a. tinggi (> 10.000);
b. sedang (3.000 s.d. 10.000);
c. rendah (< 3.000);
33. jumlah potensi konflik:
a. sangat banyak (> 40);
b. banyak (31 s.d. 40);
1 1 38,8
c. cukup (21 s.d. 30);
d. kurang (10 s.d. 20); dan
e. sangat kurang (< 10);
34. jumlah pengamanan kegiatan
masyarakat pertahun:
a. sangat banyak (> 4.500);
b. banyak (4.001 s.d. 4.500);
663 1 38,8
c. cukup (3.501 s.d. 4.000);
d. kurang (3.000 s.d. 3.500);
dan
e. sangat kurang (< 3.000);
35. jumlah kegiatan pengamanan 3 1 38,8
28

NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI


unjuk rasa pertahun:
a. sangat banyak (>25);
b. banyak (21 s.d. 25);
c. cukup (16 s.d. 20);
d. kurang (10 s.d. 15); dan
e. sangat kurang (< 10);
36. jumlah objek vital nasional:
a. banyak (>20);
0 3 116,4
b. sedang (10 s.d. 20); dan
c. kurang (< 10);
37. jumlah objek vital tertentu:
a. banyak (> 90);
b. sedang (61 s.d. 90); 5 2 77,6
c. kurang (30 s.d. 60); dan
d. sedikit (< 30);
38. jumlah inovasi pelayanan publik
yang telah operasional minimal
1 tahun:
a. sangat banyak (>10);
0 1 38,8
b. banyak (7 – 9);
c. cukup (4 – 6);
d. sedikit (1 - 3); dan
e. tidak ada inovasi;
39. kualitas pelayanan publik:
a. sangat baik (> 3.000); Belum
b. baik (2.001 s.d. 3.000); ada 1 38,8
c. buruk (1.001 s.d. 2.000); penilaian
d. sangat buruk (< 1.000);
40. nilai sistem pemerintahan
berbasis elektronik.
a. memuaskan (4,2 – 5,0); Belum
b. sangat baik (3,5 – <4,2); ada 1 38,8
c. baik (2,6 - <3,5); penilaian
d. cukup (1,8 - <2,6); dan
e. kurang (< 1,8);
9 Kemampuan 41. persentase jumlah personel riil
Kesatuan berdasarkan daftar susunan
9,4 personel:
40,77% 5 47,00
a. cukup (> 51 %);
b. kurang (41 s.d. 50 %); dan
c. sangat kurang (< 40 %);
42. rasio jumlah personel Polri
dengan penduduk:
1:923
a. tinggi (>1:750); 7 65,8
Jiwa
b. sedang (1:500 s.d. 1: 750);
c. rendah (<1:500);
43. rasio jumlah personel Polri 1 : 19,5 7 65,8
2
dengan luas wilayah: KM
a. tinggi (>1: 15 km2);
b. sedang (1:5km2 s.d.1:
29

NO BOBOT INDIKATOR JAWABAN SKOR NILAI


15km2)
c. rendah (<1:5 km2);
44. nilai akuntabilitas kinerja instasi
pemerintah:
a. sangat memuaskan(90s.d.
100);
b. memuaskan (80 s.d. 90);
71,62 6 56,4
c. sangat baik (70 s.d. 80);
d. baik (60 s.d. 70);
e. cukup (50 s.d. 60);
f. kurang (30 s.d. 50); dan
g. sangat kurang (0 s.d. 30);
45. nilai indeks tata kelola Polri:
a. sangat baik (8,71 s.d. 10);
b. baik (7,43 s.d. 8,71);
c. cenderung baik (6,14 s.d.
Belum
7,43);
ada 2 18,8
d. sedang (4,86 s.d. 6,14);
penilaian
e. cenderung buruk (3,57 s.d.
4,86);
f. buruk (2,29 s.d. 3,57); dan
g. sangat buruk (0 s.d. 2,29);
46. jumlah regulasi, konvensi dan
nota kesepahaman:
a. banyak (> 30); 64 7 65,8
b. sedang (20 s.d. 30); dan
c. kurang (< 20);
47. persentase pemenuhan
kebutuhan fasilitas dan sarana
prasarana:
0% 3 28,2
a. cukup (> 60 %);
b. kurang (40 s.d. 60 %); dan
c. sangat kurang (< 40 %);
48. persentase pemenuhan
kebutuhan anggaran:
a. cukup (> 60 %); 78% 7 65,8
b. kurang (40 s.d. 60 %); dan
c. sangat kurang (< 40 %);
JUMLAH 4.058

Kajian Yuridis Pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores
Timur :

a. pada pasal 5 ayat (1) huruf (b) Perpol Nomor 11 tahun 2021 tentang
pembentukan dan perubahan tipe kesatuan kewilayahan Polri, kategori nilai
kesatuan kewilayahan pada klasifikasi SIK3 telah dihitung dengan nilai
4.058;
30

b. pada pasal 2 ayat (1) Huruf b angka 2 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2021 menjelaskan bahwa pembentukan
unit organisasi tertentu pada kesatuan kewilayahan ditingkat Polres salah
satunya yakni pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara;

c. pada pasal 8 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia


Nomor 6 Tahun 2021 menjelaskan bahwa persyaratan pembentukan unit
organisasi Satuan Kepolisian Perairan dan Udara pada tingkat Polres.
31

BAB VI.........
32

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
1. bahwa pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di Polres Flores
Timur yang merupakan bentuk pengembangan atas kebutuhan organisasi
yang mana pembentukannya masih harus ditetapkan oleh keputusan Kapolri
berdasarkan usulan Kapolda;

2. pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di Polres Flores Timur


sangatlah diperlukan dan sudah selayaknya, hal ini dikarenakan agar dapat
menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif khususnya
bagi masyarakat diwilayah pesisir yang tersebar di wilayah Kabupaten Flores
Timur;

3. pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di Polres Flores Timur


juga diharapkan mampu mencegah dan melakukan penindakan atas
kejahatan tindak pidana yang terjadi diwilayah perairan serta melakukan
upaya-upaya pencairan dan pertolongan terhadap kejadian kecelakaan
diwilayah perairan; dan

4. dengan dibentuknya Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di Polres Flores


Timur diharapkan dapat meningkatkan pelayanan Kepolisian di masyarakat
pada umumnya demi terciptanya rasa aman dan nyaman terkhususnya bagi
masyarakat pengguna transportasi laut diwilayah Kabupaten Flores Timur.

Saran :
1. dengan mempertimbangkan uraian diatas, maka diharapkan agar usulan
pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di Polres Flores Timur
dapat disetujui dan direalisasikan oleh Mabes Polri guna pendekatan
pelayanan Kepolisian yang maksimal kepada masyarakat terkhususnya
masyarakat pesisir dan pengguna transportasi laut serta dapat menciptakan
situasi yang kondusif diwilayah perairan dan dapat melakukan pencegahan
serta penindakan terhadap pelaku tindak pidana diwilayah perairan secara
cepat dan profesional sesuai dengan harapan masyarakat di wilayah
Kabupaten Flores Timur; dan
2. dengan......
33

2. dengan diwujudkan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di


Polres Flores Timur, maka diharapkan dukungan penambahan personil yang
memiliki kemampuan dan keahlian dibidang fungsi Kepolisian perairan serta
sarana dan prasarana lainnya guna mendukung pelaksanaan operasional
Satuan Kepolisian Perairan dan Udara di wilayah perairan Kabupaten Flores
Timur.

BAB VII........
34

BAB VII

PENUTUP

Demikian naskah akademik dalam rangka usulan pembentukan Satuan


Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores Timur ini disusun, sebagai bahan
pertimbangan bagi Pimpinan dalam menentukan arah dan kebijakan lebih lanjut terkait
dengan usulan pembentukan Satuan Kepolisian Perairan dan Udara Polres Flores
Timur.

Dikeluarkan di : Larantuka
Pada tanggal : 24 Februari 2023
KEPALA KEPOLISIAN RESOR FLORES TIMUR

I GEDE NGURAH JONI M., S.H., S.I.K., M.H.


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 83061355
35

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR
RESOR FLORES TIMUR

NASKAH AKADEMIK
USULAN PEMBENTUKAN SATUAN KEPOLISIAN AIR DAN UDARA
POLRES FLORES TIMUR POLDA NUSA TENGGARA TIMUR

Larantuka, Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai