Anda di halaman 1dari 36

Hasbi Rianda, ST, MT

HIDROLOGI DAN DRAINASE


PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TENIK
Outline

Bagian 2
Rencana Latihan/
Bagian 1

Bagian 3

Bagian 4
Informasi Pengantar
Umum Kegiatan Materi Tugas
Pembelajaran
Bagian 1
Informasi
Umum
Hidrologi
BAHAN KAJIAN
▪ Hujan, Penguapan dan Infiltrasi, Aliran Permukaan, Debit Banjir Rencana

CPL PROGRAM STUDI


▪ Mampu menerapkan matematika, sains, dan prinsip rekayasa (engineering principles) untuk membuat atau memodifikasi
model rekayasa sipil pada bidang struktur, sumberdaya air, geoteknik, dan transportasi;
▪ Mampu menggunakan teknologi mutakhir yang tersedia dalam melaksanakan pekerjaan.
▪ Mampu bekerja mandiri dan mampu bekerja dalam tim

CP MATA KULIAH
▪ Mahasiswa mampu menghitung hujan rata-rata daerah dan intensitas hujan, Penguapan dan infiltrasi, Aliran permukaan,
debit banjir rencana.
Drainase
BAHAN KAJIAN
▪ Konsep drainase, komponen dalam perencanaan sistem drainase, drainase perkotaan, drainase surface dan subsurface,
bangunan pelengkap dalam sistem drainase.

CPL PROGRAM STUDI


Mampu menyelesaikan masalah rekayasa sipil yang berkaitan dengan sumberdaya air, meliputi kemampuan:
▪ mengidentifikasi, memformulasi, menganalisis, dan menemukan sumber masalah rekayasa sipil;
▪ mengusulkan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah rekayasa sipil berdasarkan prinsip-prinsip rekayasa, dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi, keamanan, keselamatan publik, dan kelestarian lingkungan;

CP MATA KULIAH
▪ Mahasiswa mampu merencanakan sistem drainase beserta bangunan pelengkap dalam sistem drainase dengan
mempertimbangkan prinsip-prinsip rekayasa berdasarkan standar teknis, aspek kinerja, keandalan, kemudahan
pelaksanaan, keberlanjutan, serta memperhatikan faktor-faktor ekonomi, sosial dan lingkungan.
Bagian 2
Rencana
Kegiatan
Pembelajaran
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
Paruh Semester Pertama

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3-4 Minggu 5 Minggu 6-7


Siklus Hidrologi Hujan Penguapan dan Daerah Aliran Debit Banjir
Infiltrasi Sungai Rencana

UTS
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
Paruh Semester Kedua

Minggu 9 Minggu 10 Minggu 11-14 Minggu 15 Minggu 16

Konsep Dasar Konsep Perencanaan Jenis dari


Drainase Perencanaan Sistem Drainase bangunan
Sistem Drainase Surface dan pelengkap dalam
Perkotaan Subsurface sistem drainase

UAS
Bagian 2
Rencana Latihan/
Bagian 1

Bagian 3

Bagian 4
Struktur Pengantar
Kompetensi Kegiatan Materi Tugas
Pembelajaran
REFERENSI
Soemarto, C.D.(1999). Hidrologi Teknik. erlangga, Jakarta
Wilson, Wilson, E.M (1993). Hidrologi Teknik. Penerbit ITB, Bandung.
Masduki, H. Moh,. 1997. Drainase Pemukiman. Institut Teknologi Bandung Press :
Bandung.
▪ Hard-copy
▪ eBook
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN
Paruh Semester Pertama

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3-4 Minggu 5 Minggu 6-7


Penguapan dan Daerah Aliran Sungai
Infiltrasi
• Evaporasi • Konsep DAS
• Transpirasi • Karakteristik Daerah
Aliran Sungai
• Perhitungan
Evapotranspirasi • Imbangan air DAS
(metode Penman) besar dan durasi
panjang
• Perhitungan
infiltrasi • Imbangan air untuk
badan air dalam
periode singkat
UTS
• Imbangan air untuk
aliran permukaan
INFILTRASI
Infiltrasi adalah proses masuknya air hujan ke dalam
tanah. Air hujan yang masuk ke dalam tanah masuk
melalui proses infiltrasi, kemudian masuk ke dalam
lapisan tidak kenyang air (zone of aeration), dan
selanjutnya mengalir dalam arah lateral sebagai aliran
antara (interflow) menuju sungai, serta mengalir secara
vertikal dan dikenal dengan perkolasi (percolation)
menuju air tanah atau bergerak ke permukaan sebagai
evapotranspirasi.

Dalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi


dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam.
Kapasitas infiltrasi adalah laju
infiltrasi maksimum untuk suatu jenis tanah tertentu;
sedang laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan intensitas
hujan.
INFILTRASI
Secara umum, mekanisme infiltrasi
melibatkan tiga proses yang tidak saling
mempengaruhi:
a) Proses masuknya air hujan melalui pori-
pori permukaan tanah
b) Tertampungnya air hujan tersebut di
dalam tanah
c) Proses mengalirnya air tersebut ke
tempat lain (bawah, samping, dan atas).
Meskipun tidak saling mempengaruhi
secara langsung, ketiga proses tersebut di
atas saling terkait.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFILTRASI
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh,
kelembaban tanah, pemadatan oleh hujan, penyumbatan oleh butir halus, tanaman penutup,
topografi, intensitas hujan dan sifat-sifat tanah.
1. Kedalaman genangan dan tebal lapis jenuh
Air yang tergenang di atas permukaan tanah
terinfiltrasi ke dalam tanah, yang menyebabkan
suatu lapisan di bawah permukaan tanah
menjadi jenuh air. Apabila tebal dari lapisan
jenuh air adalah L, dan kedalaman genangan di
atas permukaan tanah (D) memberikan tinggi
tekanan pada ujung atas tabung, sehingga tinggi
tekanan total yang menyebabkan aliran adalah Genangan Pada Permukaan Tanah
D+L.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFILTRASI

2. Kelembaban Tanah 3. Pemampatan oleh hujan


Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas Ketika hujan jatuh di atas tanah, butir
infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah tanah mengalami pemadatan oleh butiran
kering, permukaan atas dari tanah air hujan. Pemadatan tersebut mengurangi
tersebut menjadi basah, sedang bagian pori-pori tanah yang berbutir halus (seperti
bawahnya relatif masih kering. Ketika lempung), sehingga dapat mengurangi
hujan terjadi permukaan bawah tanah kapasitas infiltrasi.
menjadi basah, sehingga perbedaan daya
kapiler berkurang, sehingga infiltrasi
berkurang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFILTRASI

4. Penyumbatan oleh butir halus 5. Tanaman penutup


Ketika tanah sangat kering, permukaannya Banyaknya tanaman yang menutupi
sering terdapat butiran halus. Ketika permukaan tanah, seperti rumput atau
hujan turun dan infiltrasi terjadi, butiran hutan, dapat menaikkan kapasitas infiltrasi
halus tersebut terbawa masuk ke dalam tanah tersebut. Dengan adanya tanaman
tanah, dan mengisi pori-pori tanah, penutup, air hujan tidak dapat
sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi. memampatkan tanah, dan juga akan
terbentuk lapisan humus yang dapat
menjadi sarang/tempat hidup serangga.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFILTRASI

6. Topografi 7. Intensitas Hujan


Kondisi topografi juga mempengaruhi Jika intensitas hujan lebih kecil dari
infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
besar, aliran permukaan mempunyai aktual adalah sama dengan intensitas
kecepatan besar sehingga air kekurangan hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar
waktu infiltrasi. dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
aktual sama dengan kapasitas infiltrasi.
PENGUKURAN INFILTRASI:
Pengukuran laju infiltrasi pada suatu tempat tertentu dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
menggunakan single ring infiltrometer, double ring infiltrometer dan rainfall simulator.

1. Ring Infiltrometer:
Ring infiltrometer utamanya digunakan untuk menetapkan infiltrasi
kumulatif, laju infiltrasi, dan kapasitas infiltrasi.

• Single Ring infiltrometer berupa silinder baja yang dimasukkan ke dalam


tanah dan dilengkapi dengan skala dalam milimeter dan hook gauge
untuk mengukur penurunan muka air yang diisikan ke dalam silinder baja
yang diamati dalam rentang waktu tertentu.
• Double ring infiltrometer sama dengan single ring infiltrometer, hanya
saja digunakan 2 buah silinder baja untuk menahan rembesan air ke arah
horizontal dengan cara mengisi air pada ruang di antara dua silinder baja.
Metode ini merupakan cara langsung yang dapat dengan mudah
mengukur infiltrasi pada satuan luas lahan tersebut dengan biaya yang
relatif murah dibandingkan cara analisis hidrografi dari limpasan.
PENGUKURAN INFILTRASI:
2. Rainfall simulator:
Simulator hujan dibuat untuk menghindari
kelemahan dari penggunaan alat infiltrometer.
Terdiri dari seperangkat alat pembuatan hujan
buatan dari pompa & sederet pipa dng “nozzle”.
Intensitas hujan yang diinginkan dapat diatur.
Bidang tanah yang digunakan untuk percobaan
diisolasikan dari bidang tanah lain disekitarnya, & Kondisi Awal
dilengkapi dengan alat pengukur debit. Luas bidang
yang disiram adalah antara 0,1 sampai 40 m2.

Kondisi Setelah 5 menit


MENGHITUNG KAPASITAS INFILTRASI:
Ketika air hujan terkumpul di atas permukaan tanah, air tersebut akan terinfiltrasi melalui
permukaan dan masuk ke dalam tanah dengan laju infiltrasi awal (fo) yang nilainya tergantung pada
kadar air tanah saat itu. Dengan berlanjutnya hujan, laju infiltrasi berkurang karena tanah menjadi
lebih basah.
Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu diberikan dalam persamaan (Model Horton) :

“Persamaan tersebut menunjukkan


bahwa apabila suplai hujan melampaui
kapasitas infiltrasi, maka infiltrsi
Keterangan: berkurang secara exponensial”.
f (t) = Kapasitas infiltrasi (cm/jam)
fo = Laju infiltrasi awal (cm/menit)
fc = Laju infiltrasi konstan (cm/menit)
k = konstanta penurunan laju infiltrasi
t = Waktu untuk mencapai infiltrasi konstan
e = 2,718
MENGHITUNG INDEKS INFILTRASI:
Indeks infiltrasi adalah laju rerata kehilangan air karena infiltrasi, sedemikian sehingga
volume aliran permukaan merupakan volume air hujan dikurangi infiltrasi.

Keterangan:
F = infiltrasi total
P = hujan total
Q = aliran permukaan total
Tr = waktu terjadinya hujan
DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan
unit hidrologi dasar. Daerah Aliran Sungai yang
merupakan lahan total dan permukaan air yang di
batasi oleh suatu batas air, topografi dan dengan
salah satu cara memberikan sumbangan terhadap
debit sungai pada suatu daerah.

Daerah aliran sungai (DAS) secara umum


didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas
topografi (punggung bukit) yang menerima,
mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara
serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai
keluar pada sungai utama ke laut atau danau (Asdak,
2007: 4).
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
1. Luas dan Bentuk DAS
DAS merupakan tempat pengumpulan presipitasi ke
suatu system sungai. Luas daerah aliran dapat
diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada
peta topografi. Daerah aliran sungai dapat dibedakan
berdasarkan bentuk atau pola dimana bentuk ini akan
menentukan pola hidrologi dan luas yang ada.

Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air


hujan yang mengalir menuju outlet. Semakin bulat
bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi
yang diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi
banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk
DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama
sehingga fluktuasi banjir semakin rendah. Corak atau
pola DAS dipengaruhi oleh faktor geomorfologi,
topografi dan bentuk wilayah DAS.
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
Klasifikasikan bentuk DAS:

1. DAS Paralel (melebar): anak sungai utama saling


sejajar atau hamper sejajar, bermuara pada
sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau
langsung bermuara ke laut. Berkembang di lereng
yang terkontrol oleh struktur (lipatan monoklinal,
isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi
yang pendek) atau dekat pantai. DAS ini
mempunyai dua jalur sub-DAS yang bersatu.

2. Bentuk DAS Radial (memanjang): sungai yang


mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang
pada vulkan atau dome. Anak sungainya memusat
di satu titik secara radial sehingga menyerupai
bentuk kipas atau lingkaran. DAS atau sub-DAS
radial memiliki banjir yang relatif besar tetapi
relatif tidak lama. Biasanya dijumpai di daerah
lereng gunung api atau daerah dengan topografi
berbentuk kubah.
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
2. Jaringan Sungai
Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit
aliran sungai yang dialirkan oleh anak-anak sungainya.
Parameter ini dapat diukur secara kuantitatif dari awal
percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur
sungai orde tertentu dengan orde sungai satu tingkat
di atasnya.

Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di


dalam urutannya terhadap induk sungai pada suatu
DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas
dan panjang alur sungainya. Berdasarkan metode
Strahler, alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai
cabang disebut dengan orde pertama (orde 1),
pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua
(orde2), demikian seterusnya sampai pada sungai
utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar.
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
Sungai-sungai di Dunia Sungai-sungai di Indonesia
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
3. Kondisi DAS; topografi, tanah, geologi, geomorfologi.
Kerapatan aliran sungai menggambarkan kapasitas Indeks tersebut dapat diperoleh dengan persamaan:
penyimpanan air permukaan dalam cekungan-
cekungan seperti danau, rawa dan badan sungai yang
mengalir di suatu DAS. Kerapatan aliran sungai dapat
dihitung dari rasio total panjang jaringan sungai
terhadap luas DAS yang bersangkutan.

Semakin tinggi tingkat kerapatan aliran sungai, berarti Keterangan:


semakin banyak air yang dapat tertampung di badan- Dd = indeks kerapatan aliran sungai (km/km );
badan sungai. Kerapatan aliran sungai adalah suatu L = jumlah panjang sungai termasuk panjang anak-
angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak anak sungai (km);
sungai di dalam suatu DAS. A = luas DAS (km )
KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI
3. Kondisi DAS; topografi, tanah, geologi, geomorfologi.
Indeks kerapatan aliran sungai diklasifikasikan sebagai
berikut:

- Dd: < 0.25 km/km : rendah


- Dd: 0.25 - 10 km/km : sedang
- Dd: 10 - 25 km/km : tinggi
- Dd: > 25 km/km : sangat tinggi

Berdasarkan indeks tersebut dapat dikatakan bahwa


indeks kerapatan sungai menjadi kecil pada kondisi
geologi yang permeable, tetapi menjadi besar untuk
daerah yang curah hujannya tinggi.
NERACA AIR
Perkiraan secara kuantitatif dari siklus hidrologi dapat
dinyatakan berdasarkan konservasi massa, yang dikenal
dengan persamaan neraca air. Persamaan tersebut
menggambarkan bahwa di dalam suatu sistem hidrologi
(DAS, waduk, danau, aliran permukaan) dapat dievaluasi air
yang masuk dan yang keluar dari sistem tersebut dalam
suatu periode waktu tertentu.

Neraca air dapat dinyatakan dalam interval waktu singkat


atau untuk durasi panjang, untuk suatu DAS atau badan air
seperti waduk atau danau.
NERACA AIR
Secara umum persamaan neraca air dapat ditulis dalam bentuk:

Keterangan:
P = presipitasi
Qi, Qo = debit aliran masuk dan keluar
Gi, Go = aliran air tanah masuk dan keluar
E = evaporasi
T = evapotranspirasi
∆S = perubahan volume tampungan untuk selang waktu ∆t
IMBANGAN AIR UNTUK DAS BESAR DAN DURASI PANJANG
Bila evaluasi dilakukan dalam periode panjang (siklus tahunan), variasi tampungan air relatif seimbang sehingga
perubahan tampungan ∆S dapat diabaikan. Pada DAS, jika tidak ada aliran yang masuk melalui batas DAS, maka
Q1 = 0. Dalam suatu DAS dianggap tidak ada transfer air tanah, dari satu DAS ke DAS di dekatnya, sehingga Gi=Go
= 0. Persamaan akan berubah menjadi:

Dengan Q adalah debit sungai, yang merupakan aliran dari DAS ke dalam sungai.

Keterangan:
P = presipitasi
Q = debit aliran sungai
E = evaporasi
T = evapotranspirasi
IMBANGAN AIR UNTUK BADAN AIR DALAM PERIODE SINGKAT
Pengaruh perubahan kondisi hidrologi di suatu waduk, danau atau sungai dapat diperkirakan dengan
menggunakan persamaan imbangan air untuk periode waktu sangat singkat (dalam waktu menitan atau jam-
jaman). Dalam hal ini, Perubahan tampungan harus diperhitungkan, sedangkan evaporasi, presipitasi dan aliran
air tanah dapat diabaikan.Persamaan akan berubah menjadi:

Persamaan ini, sering digunakan untuk hitungan penelusuran banjir (flood routing) di waduk.

Keterangan:
P = presipitasi
Qi, Qo = debit aliran masuk dan keluar
∆S = perubahan volume tampungan untuk selang waktu ∆t
IMBANGAN AIR UNTUK ALIRAN PERMUKAAN
Persamaan imbangan air yang hanya memperhitungkan air permukaan adalah:

Dengan I adalah infiltrasi dan SD adalah tampungan cekungan. Apabila SD = 0, maka persamaan menjadi:

Persamaan ini, menyatakan bahwa aliran permukaan sama dengan presipitasi dikurangi kehilangan air yaitu
jumlah dari evaporasi, evapotranspirasi dan infiltrasi. Konsep ini meruapakan dasar untuk menghitung limpasan
atau debit sungai untuk periode waktu yang relative panjang, misalnya debit setengah bulanan atau bulanan.
Bagian 2
Rencana Latihan/
Bagian 1

Bagian 3

Bagian 4
Struktur Pengantar
Kompetensi Kegiatan Materi Tugas
Pembelajaran
DAFTAR PESERTA & PEMBAGIAN KELOMPOK
• Pembagian kelompok untuk Tugas Hidrologi dan Drainase, maks 5 orang untuk satu kelompok berdasarkan kelas
masing-masing.
No No BP Nama Angkatan Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Note: Nama-nama peserta kelompok sudah Bpk terima sebelum UTS dari ketua kelas.!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai