MAKHLUK
SEMPURNA
1441 H / 2020 M
MAKHLUK SEMPURNA 1
MAKHLUK SEMPURNA
MAKHLUK SEMPURNA 2
tujuan diciptakannya manusia, kehidupan, dan alam
semesta. Berawal dari pemahaman tersebut, manusia
mencoba memahami tujuan penciptaan ketiganya, yang
jatuh pada kesimpulan bahwa pencipta memberi
informasi berkaitan tujuan penciptaan, yang akan terus
bisa digunakan, dan tidak mungkin bisa disampaikan
langsung pada setiap manusia, melainkan hanya manusia
yang terjamin.
MAKHLUK SEMPURNA 3
Islam mengajarkan bahwa terdapat tiga waktu
berkaitan penciptaan manusia, kehidupan, dan alam
semesta. Ketiga waktu tersebut adalah waktu sebelum
adanya penciptaan, waktu adanya keberadaan penciptaan,
dan waktu setelah berakhirnya penciptaan. Waktu
sebelum adanya penciptaan, islam mengajarkan bahwa
“tiada kehidupan selain hanya adanya keberadaan Allah
SWT”. Waktu adanyan keberadaan penciptaan, islam
mengajarkan bahwa tujuan diciptakan makhluk adalah
untuk “beribadah pada Allah SWT” dengan mengikuti
jalan hidup Nabi Muhammad SAW. Waktu setelah
berakhirnya penciptaan, islam mengajarkan bahwa “Allah
SWT menciptakan kehidupan akhirat”, dimana
kesempurnaan hidup di akhirat hanya bisa dicapai dengan
kesempurnaan menjalani hidup pada saat adanya
penciptaan.
MAKHLUK SEMPURNA 4
ini menunjukkan bahwa rambu – rambu kesempurnaan
hidup di akhirat berkaitan erat dengan sikap dan perbuatan
manusia dalam menjalani kehidupan di dunia.
Berdasarkan hal tersebut juga, Allah SWT menyediakan
nilai (pahala) bagi manusia yang mau mengikuti rambu –
rambunya dan menyediakan siksa bagi manusia yang
tidak mengikutinya.
MAKHLUK SEMPURNA 5
berlandaskan keimanan dan ketakwaan, yang berfungsi
sebagai solusi pemecahan problematika kehidupan
manusia. Ikatan yang mampu dipahami dan memuaskan
akal sehat, menentramkan jiwanya, dan sesuai fitrah
manusia.
MAKHLUK SEMPURNA 6
Berkaitan dengan cara penyikapan terhadap suatu
keadaan dan pemanfaatan sebuah madaniyah, seorang
muslim diharuskan mengikuti aturan yang telah disajikan
di dalam Alqur’an dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Di
dalamnya telah tercantum secara jelas dan sebagian tersaji
dengan dasar – dasar umum. Oleh sebab itu, dibutuhkan
penjelasan dari orang – orang yang mampu menjelaskan
dasar – dasar umum tersebut dengan syarat memuaskan
akal, menentramkan jiwa, dan sesuai fitrah. Penjelasan –
penjelasan tersebut bisa diperhatikan melalui ijma’
shahabat dan penyamaan suatu kasus (qiyas) dengan
kasus baru oleh seorang mujtahid, hal ini dikarenakan
tidak semua muslim mampu menyimpulkan sendiri
sebuah hukum.
MAKHLUK SEMPURNA 7
seorang muslim tidak diperbolehkan meninggalkan lima
hukum tersebut dikarenakan untuk menjauhi kerugian,
mengambil keuntungan, atau aspek adab (akhlak) semata.
MAKHLUK SEMPURNA 8
diperuntukkan orang – orang yang takut pada Allah
SWT” (Al – Bayyinah: 08)
MAKHLUK SEMPURNA 9