Anda di halaman 1dari 5

“A Dream House that Respons to Pandemic Situation”

Alifiano Rezka Adi

Latar Belakang
Situasi pandemi global saat ini memaksa kita semua untuk melambat dalam hal
produktivitas, bekerja dari rumah dengan banyak waktu yang ada di tangan kita.
Arsitektur dalam konteks ini dapat berkontribusi dalam memberikan ide atau gagasan
desain bangunan rumah tinggal solutif terhadap permasalahan ini.
Project ini memiliki tema “a dream house that responds to pandemic situation”.
Perancang dituntut merancang desain rumah yang ideal untuk suatu keluarga pada
kondisi pandemic saat ini. Profil keluarga diasumsikan merupakan keluarga senior
yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak yang sudah dewasa dan bekerja. Lokasi site
diasumsikan merupakan unit rumah yang berada di lingkungan perkotaan.

Pemrograman dan Konsep

Gambar 1. Program ruang dan aktivitas

Situasi saat pandemic ini telah merubah pola aktivitas manusia di dalam rumah.
Pada situasi normal, anggota keluarga akan melakukan rutinitas rumahan seperti
berkumpul bersama, makan, istirahat, atau aktivitas tambahan yang sifatnya individual
(me time). Situasi pandemic mendorong adanya aktivitas baru di dalam rumah yaitu
bekerja dari rumah / work from home (WFH). Pada beberapa kasus, WFH memaksa
kita melakukan rutinitas pekerjaan hanya di dalam rumah, tanpa bertemu rekan kerja
secara fisik, dan terkadang tidak terjadwal dengan pasti sebagaimana jam kerja kantor
secara normal. Hal itu dapat berdampak pada kebugaran fisik ataupun resiko
kebosanan yang berujung ketidakproduktifan. Oleh karena itu diperlukan ruang yang
spesifik mengakomodasi kebutuhan WFH, aktivitas untuk berolahraga (workout), dan
hobi, misalnya berkebun atau bercocok tanam. Berdasarkan hal tersebut,
perancangan nantinya akan berfokus pada tiga hal yaitu kesehatan (health security),
kemandirian (self sufficiency), dan kebahagiaan (happy living).

Gambar 2. Pembagian zonasi ruangan rumah tinggal

Zonasi ruangan secara umum terbagi menjadi zona keluarga dan zona aktivitas
tambahan. Zona keluarga terdiri dari living area, bedroom area, dan service area.
Sedangkan zona tambahan terdiri dari workspace area, workout area, dan gardening
area. Kedua zona utama tersebut dipisahkan oleh ruang penghubung, dalam hal ini
adalah ruang dapur, dikarenakan fungsinya yang dapat dimanfaatkan baik oleh living
area ataupun dalam workspace/workout area.

Desain dan Utilitas

Gambar 3. Denah bangunan rumah tinggal

Konsep tata ruang dibuat fungsional mengikuti bentuk site. Massa bangunan
dibuat ramping sehingga memungkinkan cahaya alami dapat masuk secara merata.
Selain itu, pola ruang yang ramping memungkinkan adanya ruang terbuka berupa
courtyard, sideyard, ataupun backyard yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas
workout.

Gambar 4. Aplikasi konsep dalam perancangan

Aspek kesehatan dari rumah dapat diupayakan dari pemilihan tipe halaman
depan berpagar, ruang voyer setelah pintu masuk utama, dan ruang workout. Self
sufficiency berarti anggota keluarga ini didorong agar dapat mencukupi kebutuhannya
sendiri tanpa terlalu bergantung pada faktor eksternal, misalnya gardening area untuk
aktivitas bercocok tanam atau workspace untuk bekerja secara mandiri. Kebahagiaan
social dapat diupayakan dengan berbagai cara, secara keruangan misalnya dengan
banyak menyediakan ruang-ruang interaksi social antar anggota keluarga baik
didalam ruang ataupun diluar ruangan, bahkan mungkin dengan model yang tidak
umum digunakan. Adanya ruang rooftop yang memotong area courtyard dan backyard
memungkinkan pengalaman unik dalam berinteraksi pada ketiga area ini.
Gambar 5. Tampak dan potongan bangunan rumah tinggal

Tema bangunan yang dipilih adalah tropical minimalism. Tropical mewakili


konsep bentuk arsitektur tropis yang berfokus pada ketahanan bangunan terhadap
iklim di wilayah tropis yang identic dengan panas dan curah hujan tinggi. Konsep ini
diwujudkan dalam bentuk atap pelana asimetris, jendela dan pintu berukuran besar,
ventilasi yang cukup, dan keberadaan ruang terbuka hijau. Konsep Minimalism
mewakili gaya hidup atau style lingkungan perkotaan yang cenderung menyukai
sesuatu yang minimalis.

Gambar 6. Aplikasi system struktur prefabrikasi dalam bangunan

Dalam konteks konstruksi dan material, pembangunan pada saat pandemic saat
ini. dituntut menggunakan metode yang seefisien mungkin. Oleh karena itu, system
struktur yang dipilih adalah struktur prefabrikasi. Sistem ini memungkinkan proses
pembangunan gedung lebih cepat dan terukur. Struktur prefabrikasi memungkinkan
semua bahan bangunan sudah tercetak dipabrik sehingga proses dilapangan hanya
tinggal melakukan perakitan komponen-komponen bangunan yang telah dibuat
sebelumnya dipabrik tersebut.

Gambar 7. Aplikasi konsep utilitas dalam bangunan

Kondisi pandemic atau pasca pandemic nantinya kemungkinan akan mendorong


upaya mandiri dalam mengkonsumsi listrik ataupun air (self-sufficient power & water).
Beberapa orang mungkin akan mengurangi ketergantungannya terhadap pasokan
listrik dan air dari pusat, dan beralih kepada teknologi terkini yang lebih aman dan
ramah lingkungan. Untuk mengakomodasi kebutuhan listrik, orang dapat
menggunakan sumber listrik alternative seperti genset ataupun solar cell.
Beberapa orang juga mungkin akan lebih waspada terhadap tingkat kejernihan
air bersih untuk dikonsumsi, ataupun perasaan bahwa virus-virus dapat menyebar
melalui air yang didistribusikan. Hal tersebut dapat mendorong pemanfaatan teknologi
filtrasi yang digunakan untuk mengoptimalkan penyaringan air dari sumbernya
sehingga lebih steril dari unsur-unsur yang membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai