Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY.T DENGAN POST OPERASI AMPUTASI PEDIS


DEXTRA

RUANG ANGGREK I RSUD RA KARTINI

Disusun Oleh :
Nama : puput pamela
Npm : 122020030019

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2021/2022

Jln.Ganesha l,Purwosari 59316,Telp/Fax.029144293/437218 Email Address :


sekertariat@umkudus.ac.id Web Address: http://www.umkudus.ac.id
A. Definisi
Ulkus diabetikum adalah salah satu kompllikasi dari diabetes yang dikatakan
paling berat. Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka yang disebabkan adanya
neuropati pada jaringan perifer. (Cicmil et al., 2018). Penderita ulkus diabetikum
paling banyak menyerang ekstermitas bawah. Ulkus kaki diabetikum merupakan luka
kompleks dan kronis yang waktu penyembuah lama dan berdampak kualitas hidup,
kesehatan maupun kematian. Gangguan pada aliran darah ini dikarenakan
hiperglikemia yang tidak terkontrol. ( Made., 2019)
B. Etiologi
Kadar glukosa didalam darah tidak masuk ke dalam sel yang disebabkan
ketidak mampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga gangguan pankreas
diduga karena proses autoimun. Dm tipe 1 jika tubuh tergantung insulin dengan
adanya hancurnya sel beta pankreas yang disebabkan : faktor Lingkungan, faktor
autoimun, faktor genetic
Dm juga terjadi pada orang dewasa, terjadi akibat resistensi insulin yang
dimana kondisi sel tubuh tidak mampu menggunakan glukosa arah dengan baik jadi
sel tubuh tidak merespon insulin. Terdapat pula factor penyebab yaitu faktor usia,
faktor obesitas (Adelita et al., 2020)
Pada penderita ulkus diabetikum didasari dari kurangnya mengontrol kadar
glikemik, perawatan luka yang tidak tepat, alas kaki yan tidak nyaman dan di
paksakan untuk dipakai, neuropati perifer dan gangguan pada jaringan kulit.
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada ulkus diabetes menurut : (Janice & Kerry, 2018)
1) Ketoasidosis pada diabetes tipe 1
2) Kelelahan akibat energy yang kurang an keadaan katabolis
3) Adanya dehidrasi yang berlebihan bisa menyebabkan hipovelemia
4) Adanya penurunan berat badan dan selalu lapar ini terjadi pada diabetes tipe 1
jika ia tidak mengontrolnya.
5) Adanya luka yang tak kunjung sembuh.
6) Tanda dan gejala DKA termasuk sakit perut, mual, muntah, hiperventilasi, dan
bau napas buah. DKA yang tidak diobati dapat menyebabkan perubahan
tingkat kesadaran,koma, dan kematian
D. Patofisiologi
Salah satu hal yan paling mendasari terjadinya diabetes melitus adalah akibat
dari kurangnya insulin yaitu berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200 mg /dl. (Cicmil
et al., 2018).
Dari ulkus diabetikum adanya dua penyebab yaitu aterosklerosis dan neuropati
peripheral. Aterosklerosis menyebabkan aliran darah di pembuluh darah besar
menurun sehingga membran pembuluh darah menjai tebal, dan pengendapan di dalam
dinding pembbuluh iskemia. Neuropati perifer menyebabkan multifactorial,
perubahan status fungsional sel endotel, adanya tekanan osmotic pada plasma sel
karena peningkatan konsentrasi larutan zat cair. ( Lalu muhamas., 2022).
E. Pathway

 Faktor genetik
 Infeksi firus
 Pengrusakan imunologi Ketidakstabilan kadar glukosa darah

Kerusakan sel beta Ketidakseimbangan Gula dalam darah tidak dapat


produksi insulin dibawa masuk dalam sel

hiperglikemia Defisit Anabolism protein menurun


pengetahuan

Kerusakan pada antibodi


Batas melebihi ambang ginjal

Kekebalan
glukosuria Resiko infeksi tubuh menurun

Kehilangan kalori Neuropati perifer

Sel kekurangan bahan


untuk metabolisme Ulkus Pasien tidak
merasa sakit

Merangsang Protein lemak dibakar


hipotalamus Nyeri akut Gangguan
integritas
kelelahan
kulit
Pusat lapar
dan haus
Intoleransi
aktivitas
Polipdisia
polipagia

Defisit nutrisi

(Setyo Adi 2019)


F. Kebutuhan Dasar Manusia Yang Mengalami Gangguan
Maslow membagi kebutuhan dasar manusia menjadi lima tingkatan yaitu
kebutuhan fisiologis (pemenuhan oksigen, kebutuhan cairan, nutrisi, eliminasi,
istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual),
kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang, kebutuhan
harga diri, dan terakhir kebutuhan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan
tertinggi dalam hierarki Maslow (Kasiati & Ni Wayan, 2016).
Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan Abraham Maslow
dikenal dapat dikembangkan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia sebagai
berikut :
1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar, yaitu kebutuhan
fisiologis seperti oksigen,cairan,nutrisi, keseimbangan suhu
tubuh,eliminasi,tempat tinggal,istirahat dan tidur,serta kebutuhan seksual.
2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan
perlindungan psikologis. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman
tubuh atau hidup. Perlindungan psikologis yaitu perlindungan atas ancaman dan
pengalaman yang baru dan asing.
3. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki, antara lain, member dan
menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan,memiliki sahabat,diterima oleh
kelompok social dan sebagainya.
4. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai orang lain. Kebutuhan ini
terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa
percaya diri dan kemerdekaan diri, selain itu, orang juga memerlukan pengakuan
dari orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam Hierarki
Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta
mencapai potensi diri sepenuhnya.
G. Penatalaksanaan Medis
Tujuan dari penatalaksanaan medis pada post operasi ulkus diabetik
1. Kendali metabolik : kontrol keadaan metabolism semaksimal mungkin, seperti
mengontrol kadar gula darah, lipid, darah, albumin, hemoglobin.
2. Kendali infeksi : jika terlihat tanda-tanda infeksi klinis segera melakukan
pengobatan secara aktif ( jika terdapat pertumbuhan biologis tetapi tidak ada
gejala klinis bukan merupakn infeksi).
3. Kendali luka : membersihkan jaringan terinfeksi dan nekrosis secara benar dan
teratur. Perawaatan luka guna mengontrol infeksi :
a) Membersihkan luka dari jaringan mati
b) Menjaga kelembaban pada luka untuk mengontrol inflamasi dan infeksi.
c) Mendekatkan tepi epitel.
4. Kendali tekanan : mengurangi tekanan pada luk post operasi, karena tekanan
menyebabkan infeksi dan harus dihindari.
H. Pengkajian
Pengkajian adalah bagian dari proses perawatan yang dinamis dan terstruktur
dan mencakup tiga kegiatan dasar termasuk: pengumpulan data yang sistematis,
pemilihan dan pengorganisasian data untuk studi, dan pencatatan data dalam format
yang dapat diambil kembali.(Siringoringo,2020).
Dalam langkah-langkah untuk pengkajian data keperawatan pada pasien
penderita diabetes Diabetes dan gangren, yang harus anda lakukan adalah melakukan
pengumpulan data menurut Gordon:
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi klien tentang kesehatan diri, Pengetahuan dan persepsi klien
tentang penyakit dan perawatannya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan
dalam mempertahankan kesehatan dan kemampuan pasien mengontrol
kesehatannya. Kebiasaan hidup Factor sosaial ekonomi yang berhubungan
dengan Kesehatan juga perlu dikaji.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
Pola makan pada pasien apakah keadaan sakit saat ini mempengaruhi
pola maka atau minum apakah ada menyebabkan alergi, adakah makanan yang
dibatasi dan apa yang mempengaruhi diet, pasien mengalami penurunan BB
selama 6 atau tidak.
Keluhan dalam makan : Adanya keluhan anoreksia, adanya keluhan
mual atau muntah, bagaimana kemampuan mengunyah dan menelan.
3. Pola Elimnasi
Pasien mengalammi gangguan pada BAK atau BAB, kaji berapa kali
pasien mengalami BAK dan BAB dalam sehari
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Kaji kegiatan keseharian pasien, olahraga apa yang ia lakukan dan
kesulitan atau keluhan dalam beraktivitas apa yang dirasakan
5. Pola istirahat dan tidur
Bagaimana kebiasan tidur pasien apakah ia memiliki kesulitan tidur
6. Pola kognitif
Perlu ditanyakan tentang kemampuan kognitifnya dan kesulitan untuk
melakukannya, tanyakan juga bagiaman dengan rasa nyeri yang ia rasakan.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Perhatikan dan juga menanyakan bagaimana ia menanggai konsep
tentang dirinya bagaiama ia mengelola emoosinya.
8. Pola mekanisme koping
Kaji bagaimana pasien dalam mengambil keputusan dan menghadapi
masalah. Menurut pasien pesan apa yang harus dilakukan perawat agar pasien
merasa nyaman.
9. Pola seksual- Reproduksi
Perlu ditanyaka tentang fungsi seksual pada pasien, apakah ada
ganguan dalam melakukan aktifitas seksual. Kaji pada pasien dengan masaah
tumor atau keganasan system reproduksinya.
10. Pola peran atau berhubungan denan oranag lain
Kaji pada pasien tentang hubungan ia dengan keluarga dan lingkungan
sekitar tempat tinggalnya.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien pasti memiliki nilai dan kepercayaan dalam pengobatan yang ia
jalani. Kaji bagaimna ia tentang nilai dan kepercayaan yang ia yakini dalam
mengahadapi penyakitnya.
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis seorang, keluarga atau sosial
karena masalah kesehatan atau kehidupan aktual atau potensial. Setelah
mengumpulkan data pelanggan yang relevan, informasi dibandingkan dengan ukuran
normal sesuai dengan usia pelanggan, ketik gender, tingkat perkembangan, latar
belakang sosial dan psikologis. (Erta Iman Jelita Harefa, 2019)
Diagnosa keperawatan Ulkus diabetikum dengan menggunakan Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia.
a. Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. Defisit Nutrisi (D.0019) berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme
c. Intoleransi Aktivitas (D.0056) berhubungan dengan kelemahan
d. Gangguan Integritas Kulit (D.0129) berhubungan dengan neuropati
perifer
e. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) berhubungan dengan
resistensi insulin
J. Intervensi Keperawatan
diagnosa Tujuan intervensi
Nyeri Akut (D.0077) tingkat nyeri menurum 1) Identifikasi lokasi, karateristik,
berhubungan dengan agen dengan kriteria hasil : pasien durasi, frekuensi, kualitas dan
pencedera fisiologis (mis. keluhan nyeri dan meringis intensitas nyeri.
Inflamasi, iskemia, menurun, nafsu makan 2) Identifikasi skala nyeri
neoplasma) membaik. (L. Intervensi : 3) Idntifikasi respon nyeri non
Manajemen nyeri ( I. verbal
08238) 4) Identfikasi factor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
5) Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurang rasa nyeri ( mis.
Tens, hypnosis, kompres
hangat/dingin)
6) Fasilitasi istirahat dan tidur
7) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri.
8) Kaloborasi pemberian analgetik.
Defisit Nutrisi (D.0019) stats nutrisi membaik Manajemen Nutrisi (I.03119)
berhubungan dengan dengan kriteia hasil : 1) Identifikasi status nutrisi
peningkatan kebutuhan Pengetahuan tentang pilian 2) Monitor asupan makanan
metabolisme makanan yang sehat 3) Monitor berat badan
meningkat, pengetahuann 4) Fasilitasi menentukan pedoman
pilihan minuman yang sehat diet (mis. Piramida makanan)
meningkat, nafsu makan 5) Ajarkan diet yang diprogramkan
membaik 6) Kaloborasi dengan ahli gizi
untuk mentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan
Intoleransi Aktivitas toleransi aktivitas Intervensi : Manajemen Energi (I.
(D.0056) berhubungan meningkat dengan kriteria 05178)
dengan kelemahan hasil : kemudahan pasien 1) Identifikasi gangguan fungsi
dalam aktivtas sehari-hari yang mengakibatkan kelelahan
meningkat, kekuatan tubuh 2) Monitor kelelahan fisik dan
bagian bawah meningkat, emosional
sianosis menurun. 3) Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
4) Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Gangguan Integritas Kulit integritas kulit meningkat Intervensi : Perawatan luka
(D.0129) berhubungan dengan kriteria hasil : (I.14564)
dengan neuropati perifer perfusi jaringan meningkat, 1) Monitor karateristik luka (mis.
nyeri menurun, kemerahan Drainase, warna, ukuran, bau)
menurun, tekstur membaik. 2) Monitor tanda-tanda infeksi
3) Lepaskan balutan dan plester
secara perlahan
4) Bersihkan dengan NaCl atau
pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan
5) Bersihkan jaringan nekrotik
6) Berikan salep yang sesuai ke
kulit, jika perlu
7) Ganti balut sesuai jumlah ekseut
atau drainase
8) Ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
9) Kaloborasikan pemberian
antibiotic, jika perlu
Ketidakstabilan Kadar kestabilan kadar glukosa Intervensi : Manajemen
Glukosa Darah (D.0027) darah meningkat dengan hiperglikemia
berhubungan dengan kriteria hasil : lelah/ lesu 1) Identifikasi kemungkinan
resistensi insulin menurun penyebab hiperglikemia
2) Monitor kadar glukosa darah
3) Monitor tanda dan gejala
hipergikemia (mis. Polyuria,
polydipsia, polifagia, kelemahan,
malaise, pandangan kabur, sakit
kepala)
4) Ajarkan pengelolaan diabetes
(mis. Pengguan insulin, obat oral,
monitor aspan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
professional kesehatan)
5) Kaloborasikan pemberian
insulin
6) Kaloborasikan pemberian cairan
iv
Daftar pustaka
Cicmil, S., Mladenović, I., Krunić, J., Ivanović, D., & Stojanović, N. (2018). Oral
alterations in diabetes mellitus. Balkan Journal of Dental Medicine, 22(3), 7–
14. https://doi.org/10.2478/bjdm-2018-0002
Adelita, M., Arto, K. S., & Deliana, M. (2020). Kontrol Metabolik pada Diabetes
Melitus Tipe-1. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RS
Pendidikan Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 47(3), 227–232.
http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/377/175
Janice, L. H., & Kerry, H. C. (2018). Brunner & Suddarth: Vol. (14).
BUKU AJAR ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM TUBUH BAGI
MAHASISWA KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH OLEH: SETIYO
ADI NUGROHO. Ns.,
M.Kep. (2021).
Siringoringo, P. (2020). Konsep Dasar Diagnosis Keperawatan Dalam Asuhan.
Erta Iman Jelita Harefa. (2019). Penerapan Konsep Dasar Proses Keperawatan.
Penerapan Konsep Dasar Proses Keperawatan Keluarga, 1–8.

Anda mungkin juga menyukai