Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN PADA SISTEM ENDOKRIN PADA

TN’O’DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS


DI RUANG KRISAN BEDAH LAKI KAMAR 3
RSUD BATARA GURU
TAHUN 2022

OLEH:
JUSRIANI JABIR S,Kep
NIM: 032022025

PARAF CI LAHAN PARAF CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS INSTITUT KESEHATAN

DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

TAHUN 2022
ASKEP KEPERAWATAN PADA SISTEM ENDOKRIN PADA
TN’O’DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS
DI RUANG KRISAN BEDAH LAKI KAMAR 3
RSUD BATARA GURU
TAHUN 2022

OLEH:
JUSRIANI JABIR S,Kep
NIM: 032022025

PARAF CI LAHAN PARAF CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS INSTITUT KESEHATAN

DAN BISNIS KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

TAHUN 2022
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Defenisi
Diabetes Mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan
oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai
karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
dikontrol (WHO).
Jadi dapat di simpulkan bahwa abses diabetikum adalah abses yang
dialami oleh pederita diabetes melitus.
B. Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui
dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa
Diabetes Mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan
kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu
1. Dibetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas
yang merupakan kombinasi dari beberapa faktor:
a. Faktor genetik
Penderita tidak mewarisi diabetas tipe I sendiri tetapi mewarisi suatu
predisposisi kearah terjadinya diabetas tipe I yaitu dengan ditmukannya
tipe antigen HLA (Human Leucolyte antoge) teertentu pada individu
tertentu
b. Faktor imunologi
Pada diabetae tipe I terdapat suatu respon autoimun sehingga antibody
terarah pada sel-sel pulau lengerhans yang dianggapnya jaringan
tersebut seolah-olah sebagai jeringan abnormal
c. Faktor lingkungan
Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor ekternal
yang dapat memicu destruksi sel beta, contoh hasil penyelidikan yang
menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetas Melitus Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor
genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin dan juga terspat beberap faktor resiko teetentu yang berhubngan
dengan proses terjadinya diabetea tipe II yaitu:
 Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat usia diatas 65 tahun
 Obesitas
 Riwayat keluarga
 Kelopok etnik tertentu
3. Faktor non genetik
a. Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai
predisposisi genetic terhadap Diabetes Mellitus.
b. Nutrisi
1. Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
2. Malnutrisi protein
3. Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
c. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi
biasanya menyebabkan hyperglikemia sementara.
d. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma
karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma
karena kadar katekolamin meningkat
C. Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu:
1. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus
(IDDM) yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes
(JOD), penderita tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah
terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada
anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
2. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus
(NIDDM), yang dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes
(MOD) terbagi dua yaitu Non obesitasdan Obesitas yang disebabkan
karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi bi-
asanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer. Biasanya terjadi
pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
D. Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga
efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan penggunaan
glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa
darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2) Peningkatan mobilisasi
lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan kelainan
metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada Diabetes
Mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine penderita
Diabetes Mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi
glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa dalam jumlah
bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus yang
terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa
meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua
energinya pada lemak, kadar asam aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat
dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10
Meq/Liter.
E. Patoflowdiagram

- Infeksi bakteri
- benda asing menye- Bakteri bermultiplikasi Tubuh bereaksi untuk
babkan luka dan merusak jaringan perlidungan terhadap
- reaksi hypersensitif, yang ditempati penyebaran innfeksi
- Agen fisik

Hipertermi Terjadi proses imflasi

Nyeri akut Abses terbentuk (dari


matinya jaringan nekrotik,
bakteri, dan leukosit)
Resiko infeksi

Nafsu makan Kurang


menurun informasi

Ansietas
F. Manifestasi Klinik
Gejala yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :
Pada tahap awal sering ditemukan :
1. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
Faktor predisposisi
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
penderita mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri,Kerusakan
Tindakan sehingga untuk mengimbangi penderita lebih
operasi/debridement
banyak minum. integritas jaringan

3. Polipagi (banyak makan)


Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Resiko Defisit
Resiko infeksi Kelemahan
nutrisi
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi
Nyeri akut Intoleransi aktivitas
glukosa, maka tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bahagian
tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.
G. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik.
Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi
farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan
kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien mengatasi
kondisi ini.
H. Komplikasi
a. Akut
i. Hypoglikemia
ii. Ketoasidosis
iii. Diabetik
b. Kronik
i. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jan-
tung pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
ii. Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, ne-
fropati diabetic.
iii. Neuropati diabetic.
I. Pemeriksaan diagnostik
Kriteria diagnostik menurut WHO(1985) untuk diabetes melitus pada orang
dewasa tidak hamil, pada sedikitnya dua kali pemeriksaan:
a. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa/Nuchter >140 mg/dl ( 7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkomsumsi 75 gr Karbohidrat ( 2 jam post prandial (pp) >200 mg/
dl (11,1 mmol/L)
J. Penatalaksanaan
a. Perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah makan dengan komposisi seimbangan
dalam hal Karbohidrat (KH), Protein, lemak yang sesuai kecukupan gizi :
i. KH 60 –70 %
ii. Protein 10 –15 %
iii. Lemak 20 25 %
Beberapa cara menentukan jumlah kelori uantuk pasien DM melalui
perhitungan menurut Bocca: Berat badan (BB) Ideal: (TB – 100) – 10%
kg
a. BB ideal x 30% untuk laki-laki
b. BB ideal x25% untuk Wanita
Kebutuan kalori dapat ditambah lagi dengan kegiatan sehari-hari:
a. Ringan : 100 – 200 Kkal/jam
b. Sedang : 200 – 250 Kkal/jam
c. Berat : 400 – 900 Kkal/jam
Kebutuhhan basal dihitung seperti 1), tetapi ditambah kalori berdasarkan
persentase kalori basal:
iv. Kerja ringan ditambah 10% dari kalori basal
v. Kerja sedang ditambah 20% dari kalori basal
vi. Kerja berat ditambah 40 – 100 % dari kalori basal
vii. Pasien kurus, masih tumbuh kumbang, terdapat infeksi, sedang hamil
atau menyesui, ditambah 20 –30-% dari kalori basal
Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
viii. Pasien kurus : 2300 – 2500 Kkal
ix. Pasien nermal : 1700 – 2100 Kkal
x. Pasien gemuk : 1300 – 1500 Kkal
b. Latihan jasmani
Dianjurkan latihian jasmani secara teratur (3 –4 x seminggu) selama kurang
lrbih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta. Latihian yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging,
lari, renang, bersepeda dan mendayung. Sespat muingkain zona sasaran
yaitu 75 – 85 % denyut nadi maksimal : DNM = 220-umur (dalam tahun)
c. Pengelolaan farmakologi
i. Obat hipoglikemik oral (OHO)
1. Golongan sulfonilures bekerja dengan cara:
- Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
- Menurunkan ambang sekresi insulin
- Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa

2. Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal.
Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan
untuk pasien gemuk
3. Inhibitor alfa glukosidase
Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam
saluran cerna sehingga menrunkan hiperglikemia pasca pransial
4. Insulin sensitizing agent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai sfek
farmakologi meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa
mengatasi nasalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat
resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.
BAB II
KONSEP DASAR KEPERRAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat
kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,
pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.

Hal yang perlu dikaji pada klien degan Diabetes Mellitus :

1. Aktivitas dan istirahat :


2. Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
3. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola
mata cekung

4. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.

5. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.

6. Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.

7. Nyeri
Pembengkakan perut, meringis

8. Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.

9. Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.

10. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi
impoten pada pria.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan
teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Abses
Diabetes yaitu

1. Nyeri akut b/d proses imflamasi


2. Resiko defisit nutrisi b/d nafsu makan menurun
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
C. Rencana Keperawatan

TANGGAL NDX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


JUMAT 1 Setelah di lakukan Observasi:
1811/2022 tindakan keperawatan 1. Untuk memantau
1x24 jam di harapkan 1. Observasi ttv tanda-tanda vital
nyeri menurun pasien, biasanya rasa
Kriteria hasil: nyeri akan
1. keuhan nyeri mempengaruhi nilai
menurun tanda vital
2. gelisah menurun 2. Identifikasi
3. meringis menurun lokasi, 2. Untuk megetahui
karakteristik, nyeri pasien agar
durasi, terapi bisa lebih
frekuensi, efektif
kualitas,
intensifitas dan
skala nyeri
Terapeutik 3. Untuk menjaga
3. Ajarkan teknik kenyamanan dan
nonfarmakologi agar tidak menambah
s untuk rasa nyeri klien
meredahkan karena kebisingan
nyeri 4. Agar pasien dapat
Edukasi mengontrol nyeri
4. Bebaskan dari
lingkungan
yang bising
Kolaborasi 5. Agar nyeri
teratasi secara
5.Kolaborasi
tepat
pemberian terapi
yang tepat

JUMAT 2 Setelah di lakukan Observasi: 1. Untuk engetahui


18/11/2022 tindakan keperawatan penyebab resiko
1x24 jam di harapkan 1. Kaji Berat kekurangan nutrisi
masalah nutrisi dapat badan, pola
teratasi dengan makan dan tanda-
Kriteria hasil: tanda resiko 2. Agar kebutuhan
1. kekuatan otot malnutirsi nutrisi pasien
menelan meningkat Terapeutik terpenuhi secara
2. frekuensi makan 2. berikan mandiri
membaik
makanan
3. nafsu makan
membaik tinggi kalori
dan protein 3. Agar kebutuhan
nutrisi pasien
Edukasi terpenuh
3. Anjurkan pasien
dan keluarga
untuk menambah
4.agar nutrisi pasien
intake oral
terpenuhi
Kolaborasi
4. Kolaborasi den-
gan dokter dan
ahli gizi pembe-
rian obat/ terapi
yang sesuai

JUMAT 3 Setelah di lakukan Observasi: 1 .Untuk mengetahui


18/11/2022 Tindakan keperawatan tingkat respon fisik
Selama 1x24 jam di 1. Kaji kemampuan pasien
dan respon fisik
harapkan intoleransi
pasien
aktivitas meningkat
1. kemudahan dalam 2 Agar aktivitas pasien
Terapeutik
aktivitas sehari-hari lebih baik
2. bantu aktivitas
meningkat klien untuk
2. keluhan lelah mengidentifikasi
menurun yang mampu di
3. kekuatan tubuh lakukan 3 Agar pasien mampu
bagian atas dan melakukan aktivitas
Edukasi
bawah menigkat sehari-hari seperti
3.Anjurkan pasien waktu sebelum
untuk latihan masuk RS tanpa
melakukan memperburuk
keadaannya
aktivitas sehari-hari
secara pelan-pelan
dan bertahap 4 Agar pasien
mendapatkan obat
/terapi yang tepat
Kolaborasi untuk memulihkan
4 .Kolaborasi kondisi fisiknya
dengan dokter
pemberian obat/
terapi yang
sesuai

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

Doenges, E. Marylinn, dkk, (1994), Rencana Asuhan Keperawatan Dengan


Gangguan Sistem Endokrin, EGC Jakarta.
Doenges, E. Marylin, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan (edisi 3), EGC,
Jakarta.

Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC,


Jakarta.

Guyton and Hall, (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC. Jakarta.

Long, C. Barbara, (1996), Perawatan Medikal Bedah , Ikatan Alumni Pendidikan


Padjajaran Bandung.

Purmoharjo, Hotma, SKp, (1994), Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan


Sistem Endokrin, EGC, Jakarta.

Price, A. Sylvia dan Lorraine M. Wilson, (1995), Patofisiologi, Edisi IV, EGC.
Jakarta.

Tjokronegoro, Arjatmo, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,(1999), Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, EGC. Jakarta.

PROGRAMSTUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

REKAMA ASUHAN PENGKAJIAN AWAL


KEPERAWATAN KEPERAWATAN UMUM
A. Indentitas Ruang Rawat : krisan
Nama : TN’O’
NRM : 17 37 44
Umur : 52 Tahun Tgl/Jam masuk : 18/11/2022
Pendidikan :  (SLTP) Tgl/Jam Pengkajian : 18/11/2022
Pekerjaan : Petani Diagnosa masuk : Diabetes Melitus

Suku : Luwu Cara masuk : (brankar)

Agama :  (I) Kiriman dari poliklinik : Tidak


Pindahan dari : Ugd
Status : (M)
Perawat/Tim yang bertanggung
Alamat : sampeang
jawab :semua perawat di ruang krisan
Informan : keluarga

B. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : klien mengatakan nyeri luka di kaki dan tangan

keluhan saat ini :klien mengatakan nyeri luka di kaki dan tangan, klien
mengatakan nafsu makan berkurang, klien mengatakan bahwa klien
menggunakan popok

tidak pernah opnama

Pernah mendapat pengobatan :  Ya , yaitu : pengobatan diabetes melitus

BB sebelum sakit : 63 kg Pernah operasi :  Tidak

C. Keadaan umum :
Kesadaran :  CM

D. Kebutuhan Dasar
Rasa Nyaman/Nyeri

Suhu : 36,2° C  Gelisah

 Nyeri : klien mengatakan nyeri luka pada kaki jika banyak bergerak

Skala Nyeri : 5
Gambaran Nyeri : seperti di remas
Lokasi Nyeri : nyeri pada kaki dan tangan
Frekuensi Nyeri : hilang timbul
Durasi : + 5
Tanda objektif :  mengerutan muka  lemas  ada luka

Respon emosional : klienn ampak meringis


penyempitan fokus : tidak ada
Cara mengatasi nyeri : dengan melakukan respirasi tarik nafas dalam

Masalah keperawatan :
 Nyeri akut

Nutrisi Kebersihan Perorangan

- TB : 160 cm -Kebiasaan mandi : 1x/hari


- BB : 59 kg -Cuci rambut : 1 x / minggu
- Kebiasaan makan : 2x/hari -Kebiasaan gosok gigi : 2x/hari
Keluhan saat ini : klien -Kebersihan badan :  bersih
mengatakan nafsu makan -Keadaan rambut :  bersih
menurun ,makan + 2 kali dan -Keadaan kulit kepala :  bersih
hanya sedikit -Keadaan gigi dan mulut :  bersih
 lemas -Keadaan kuku :  pendek  bersih
 mual/muntah -Keadaan vulva/perianal : -
 nafsu makan menurun -Keluhan saat ini :  luka
 sukar menelan -Integritas kulit : ada luka
-Luka bakar : tidak tampak luka derajat/
 nyeri ulu hati/saluran cerna yang persen :tidak ada
berhubungan - Tanda lokasi dengan menggambar bentuk
dengan:tidak ada nyeri pada saluran depan dan belakang tubuh : normal
cerna - Keadaan luka :  bersih

Pembesaran tiroid : tidak tampak


pembesaran pada tiroid
Hernia/massa : tidak tampak ada
massa
- Halitosis : baik kondisi Gigi/
Gusi : normal
- Penampilan lidah : bersih bising
usus : 15.x/mnt
- parenteral (infus)(Dimulai tgl :
18/11/.2022 jenis cairan :RL . di-
pasang di : tangan seblah kiri
- Porsi makananan yang dihabiskan
: 1/3 hanya sedikit
- Makanan yang disukai : tidak ada
- Diet : tidak tampak diet

Masalah keperawatan : Masalah keperawatan :

Resiko defisit nutrisi tidak ada keluhan pada kebersihan


perorangan

Cairan Aktivitas dan Latihan

- Kebiasaan minum : 200 cc/hari, - Aktivitas waktu luang : aktivitas di bantu


Jenis : air putih keluarga
- Turgor kulit :  tidak elastis - Aktivitas/hobby : hanya berbaring dan tidak
- Mukosa mulut :  lembab pernah meninggalkan tempat tidur
- Punggung kuku : normal - Kekuatan otot : gerakan ekstimitas bawah
warna:kemerahan pengisian terganggu karena merasa nyeri
kapiler : normal - tonus otot :lemah
- Mata cekung :  tidak Kon- - Postur : Rentang gerak.
jungtiva : normal - Keluhan saat ini, gerak terbatas :  ya :
- sclera :.normal klien mengatakan hanya menggunakan
- Edema :  tidak popok
- Distensi vena jugularis : normal  lemah otot bengkak
- Asites :  tidak
- Penggunaan alat bantu :tidak ada klien
Spider naevi :  tidak nampak dibantu oleh keluarga saat ingin
- Minum per NGT :  tidak makan dan minum
- Pelaksanaan aktivitas :  total klien nampak
- Terpasang decompresi (NGT): 
hanya berbaring dan tidak pernah
tidak
meniggalkan tempat tidur
- Terpasang infus : ):Ya:.28 tts/
- Jenis aktivitas yang perlu dibantu :
menit
memasang popok
(dimulai tgl :18/11/2022 jenis
cairan RL dipasang di : tangan
seblah kiri

Masalah keperawatan : tidak ada Masalah keperawatan :


masalah keperawatan mengenai
cairan Intoleransi aktivitas

Eliminasi Oksigenasi

- Kebiasaan BAB : 1x/hari -


Nadi :125.x/mnt, Pernafasan :20x/mnt
BAK :6 x/hari -
TD : 140/80 mmHg,SPO2:98%
- Menggunakan laxan :  tidak -
Bunyi nafas : normal
Menggunakan diuretik : tidak -
Respirasi :  t.a.k
- Keluhan BAK saat ini : tidak -
Kedalaman : norma
tampak keluhan BAK -
Sirkulasi oksigenasi :  t.a.k
- Keluhan BAB saat ini :tidak -
Dada :  t.a.k bunyi jantung normal:
tampak keluhan BAB frekuensi:20 x/mnt
- Peristaltik usus : tidak ada peri- - Oksigen tidak tampak penggunaaan oksigen
staltik - Riwayat penyakit : tidak ada

- Abdomen :tidak ada nyeri tekan


pada abdomen lunak
- Terpasang kateter urine : tidak,
- Pengguna alkohol:  tidak,

Masalah keperawatan :tidak ada Masalah keperawatan :tidak ada masalah


masalah keperawatan pada keperawatan pada oksigenasi
eliminasi

Tidur & Istrahat Pencegahan Terhadap Bahaya

- Kebiasaan tidur :  malam  - Refleks :  t.a.k


siang - Penglihatam :  t.a.k
- Lama tidur : malam 7 jam : siang - Pendengaran :  t.a.k
:2 jam - Penciuman :  t.a.k
- Kesulitan tidur :  tidak - Perabaan :  t.a.k

Masalah keperawatan : tidak ada Masalah keperawatan :tidak ada masalh


masalah keperawatan pada tidur keperawatan pada pencegahan terhadap
dan istirahat bahaya

Neurosensori Keamanan

- Rasa ingin pingsan/pusing :  - Allergi/sensivitas : tidak tampak alergi Pe-


tidak rubahan sistem imun sebelumnya: tidak ada
- Stroke (gejala sisa) : tidak ada perubahan
stroke - Riwayat penyakit hubungan seksual: tidak
- Kejang :  tidak - Perilaku resiko tinggi :tidak ada pemerik-
Aura :tidak tampak saan: tidak ada
- Transfusi darah/jumlah: tidak tampak trans-
Status postikal :baik fuse darah
- Status mental : nomal - Riwayat cedera kecelakaan : tidak tampak
- Memori saat ini : normal cedera
- yang lalu :normal - Fraktur/dislokasi :tidak tampak
- Kaca mata : .tidak tampak - Artritis/sendi tak stabil: normal
mengggunakan kacamata lensa - Masalah punggung:tidak ada
kontak :normal - Perubahan pada tahi lalat: tidak ada
- Alat bantu dengar :  tidak - Pembesaran nodus: tidak tampak
pembesaran
- Ukuran/refraksi pupil :ka
- Kekuatan umum : lemah
- Facial drop : tidak. Kaku kuduk 
- Cara berjalan : hanya di bantu keluarga
tidak
- Hasil kultur,pemeriksaan sistem
- Genggaman tangan/lepas: Ka pos-
imun :normal
tur : baik
- Koordinasi :normal refleks patella
Ka/Ki:normal
- Refleks tendon dalam bisep/
trisep : normal
- Kernig sign:  tidak
- Babinski :  tidak
- Chaddock :  tidak
- Brudinsky:  tidak
Masalah keperawatan :tidak ada Masalah keperawatan :tidak ada masalah
masalah keperawatan mengenai keperawatan mengenai keamanan
neurosensori

Seksualitas

- Aktif melakukan hubungan seksual : - Pria :


- Penggunaan kondom :-
- Rabas penis :- gangguan
- Masalah-masalah/kesulitan seksualitas : -
prostat : -
- Perubahan terakhir dalam frekuensi/minat: -
- Sirkumsisi :  tidak  ya .
Wanita
Vasektomi :  tidak
- Usia menarke : - tahun, lamanya siklus: - hari - Melakukan pemeriksaan
Durasi : - sendiri : -
- Payudara/testis : -
- Periode menstruasi terakhir : -Menopouse: -
- Rabas vaginal : -perdarahan antar periode: - - Prostoskopi/pemeriksaan
- Melakukan pemeriksaan payudara sendiri/mammo- prostat terakhir : -
gram : -

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan mengenai seksualitas

Keseimbangan dan peningkatan Hubungan psiko serta interaksi social

- Lama perkawinan : 31 thn, hidup dengan: istri - Sosiologi : t.a.k


- Masalah-masalah/stress : gelisah - Perubahan bicara:penggu-
- Cara mengatasi stress : memberi tahu keluarga naan alat bantu komu-
- Peran dalam struktur keluarga: ayah nikasi: tidak
- Masalah yang berhubungan dengan penyakit/kondisi menggunakan alat
: tidak ada komunikasi
Psikologi :  gelisah - Adanya laringektomi :
tidak tampak
- Keputusasaan : di ambil sendiri - verbaldengan keluarga/
orang lain
Spritual:  t.a.k

- Kegiatan keagamaan:
sholat gaya hidup:baik
perubahan terakhir : tidak
ada perubahan

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

E. Penyuluhan dan Pembelajaran


1. Bahasan dominan (khusus) :indonesia
Buta huruf :tidak tamapk
2. Informasi yang telah disampaikan :
0 pengaturan jam besuk 0 hak dan kewajiban klien 0 tim/petugas
yang merawat

3. Masalah yang ingin dijelaskan :


0 perawatan diri di RS 0 obat-obatan yang diberikan
Obat Dosis Waktu Diminum Tujuan
secara
teratur

Norages 1 amp 500 10.00 Iv/8 jam Untuk meringankan rasa nyeri
mg

zinc 20 mg 08.00 Oral/24 Untuk memperkuat sistem


jam
Kekebalan tubuh

Curcuma 1 tab 08.00 Oral/8 jam membantu atau meningkatkan

nafsu makan

Cod liver 1 tab 08.00 Oral/8 jam Untuk menjaga daya tahan

Tubuh

Apidra 10 ml 08.00 Iv/15 Insulin yang di gunakan untuk menu


menit guladarah pasien diabetes
sebelum
makan

4. Faktor resiko keluarga(tandai hubungan) :


0 DM

f. Data pemeriksaan penunjang (diagnostik /laboratorium)

PARAMETER NILAI RUJUKAN

WBC 23.52+[10^3/UL (4.00-10.00)

RBC 1.26[10^6/UL] (4.00-6.000

HGB 2.1+ [g/Dl] (11.0-16.0)

HCT 8.4 + [%] (35.0-48.0)


MCV 66.7 [Fl] (80.0-97.0)

MCHC 25.0 [Pg] (26.5-33.5)

PLT 78 [10^3/UL] (31.5-33.5)

RDW-SD 49.1[fl] (150-450)

GDS 420 ≤200 mg/dl

UREUM 52 0-50

KERATININ 1,1 L≤1,1 mg/dl p≤ 1,0 mg/dl

GOLONGAN DARAH B RH POSITIF

g. DATA GENOGRAM

GENOGRAM

? ? ? ?

? ? ? ? ?
55 52 49

 Keterangan :

: laki- laki : meninggal ----- : tinggal

: perempuan ? : tidak di ketahui ------ satu rumah

: klien : garis pernikahan : garis keturuna

 Komentar :
Generasi I : klien mengatakan bahwa kakek dan neneknya

ada penyaki Menular

Genearsi II : klien mengatakan ibu dan bapak sudah meniggal ada


riwayat penyaki menular

Generasi III : klien berumur 52 tahun, mengatakan ada penyakit DM

MASALAH KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TANGGAL DI TANGGAL


TEMUKAN TERATASI

1 Nyeri akut b/d proses imflamasi 18/11/2022 Belum teratasi

2 Resiko defisit nutrisi b.d nafsu 18/11/2022 Belum teratasi


makan menurun
3 Intoleransi aktivitas b.d 18/11/2022 Belum teratasi
kelemahan
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 Ds :Klien mengatakan nyeri luka di faktor predisposisi (infeksi Nyeri akut
kaki dan tangan bakteri
P: klien mengatakan nyeri luka
pada kaki jika banyak bergerak
Q: nyeri seperti diremas Bakteri bermultiplikasi
R: nyeri pada kaki dan tangan
dan merusak jaringan yang
S: skala nyeri 5
T: nyeri hilang timbul +_ 5 ditempati
menit

DO: - klien nampak lemas Tubuh bereaksi untuk


- Klien nampak Meringis perlidungan terhadap
- Klien nampak Gelisah penyebaran innfeksi
- Klien nampak ada luka
- TTV:
TD: 140 /80 mmhg proses imflamasi

N: 125 x/ menit
Terbentuk abses
P: 20x/ menit

S: 36,20C
Tindakan operasi/
SpO2: 98% debridemen

Nyeri akut
2 DS: Klien mengatakan nafsu makan faktor predisposisi (infeksi Resiko defisit
menurun, makan +_ 2 kali dan bakteri nutrisi
hanya sedikit
DO: - klien nampak lemas
Bakteri bermultiplikasi
- klien tampak nafsu makan
menurun dan merusak jaringan yang
- Klien tampak mual ditempati
- Klien nampak muntah
- Tampak Porsi makan tidak di
habiskan 1/3 Tubuh bereaksi untuk
- Nampak terpasang infus RL perlidungan terhadap
28 tpm terpasang di tangan penyebaran innfeksi
sebelah kiri
- BB sebelum sakit 63 kg
- BB saat sakit 59 kg
proses imflamasi
- WBC 23.52.+[10^3/UL
- GDS 420 18/11/2022
- GDS 120 19/11/2022
Terbentuk abses

nafsu makan menurun

Resiko defisit nutrisi

3 DS: Klien mengatakan hanya faktor predisposisi (infeksi Intoleransi


menggunakan popok bakteri aktivitas
DO : - Klien nampak hanya
berbaring dan tidak pernah
meninggalkan tempat tidur Bakteri bermultiplikasi
- Klien nampak menggunakan dan merusak jaringan yang
popok ditempati
- Gerakan ekstremitas bawah
terganggu karena merasa ny-
eri Tubuh bereaksi untuk
- Klien nampak dibantu oleh perlidungan terhadap
keluarga saat ingin makan penyebaran innfeksi
dan minum
- Tampak aktivitas dibantu
keluarga proses imflamasi
Terbentuk abses

Nafsu makan menurun

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama klien : TN’O’ NRM :17 37 44
Umur : 52 RUANGAN : KRISAN /KAMAR 3
Dx .Medik :DM

TANGGAL NDX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


JUMAT 1 Setelah di lakukan Observasi:
1811/2022 tindakan 1. Untuk memantau
keperawatan 1x24 5. Observasi ttv tanda-tanda vital
jam di harapkan pasien, biasanya rasa
nyeri menurun nyeri akan
Kriteria hasil: mempengaruhi nilai
1. keuhan nyeri tanda vital
menurun 6. Identifikasi
2. gelisah menurun lokasi, 2. Untuk megetahui
3. meringis menurun nyeri pasien agar
karakteristik,
terapi bisa lebih
durasi, frekuensi,
efektif
kualitas,
intensifitas dan
skala nyeri
Terapeutik
7. Ajarkan teknik 3. Untuk menjaga
nonfarmakologis kenyamanan dan
untuk agar tidak
meredahkan nyeri menambah rasa
Edukasi nyeri klien karena
8. Bebaskan dari kebisingan
lingkungan yang
bising 4. Agar pasien dapat
Kolaborasi mengontrol nyeri

5.Kolaborasi
pemberian terapi
5. Agar nyeri teratasi
yang tepat
secara tepat

JUMAT 2 Setelah di lakukan Observasi:


18/11/2022 tindakan
keperawatan 1x24 1. Kaji Berat badan, 1. Untuk engetahui
jam di harapkan pola makan dan penyebab resiko
masalah nutrisi dapat tanda- tanda resiko kekurangan nutrisi
teratasi dengan malnutirsi
Kriteria hasil: Terapeutik
1. kekuatan otot 2. berikan makanan
menelan meningkat tinggi kalori dan 2. Agar kebutuhan
2. frekuensi makan nutrisi pasien
protein
membaik terpenuhi secara
3. nafsu makan Edukasi mandiri
membaik
3. Anjurkan pasien
dan keluarga untuk 3. Agar kebutuhan
menambah intake nutrisi pasien
oral terpenuh
Kolaborasi
4.Kolaborasi dengan
dokter dan ahli gizi
pemberian obat/ 4.agar nutrisi pasien
terapi yang sesuai terpenuhi
JUMAT 3 Setelah di lakukan Observasi:
18/11/2022 Tindakan
1. Kaji kemampuan 1. .Untuk mengetahui
keperawatan tingkat respon fisik
dan respon fisik
Selama 1x24 jam di pasien
pasien
harapkan intoleransi
aktivitas meningkat Terapeutik 2. Agar aktivitas
1. kemudahan dalam 2. bantu aktivitas pasien lebih baik
aktivitas sehari-hari klien untuk
meningkat mengidentifikasi
2. keluhan lelah yang mampu di
menurun lakukan
3. kekuatan tubuh
bagian atas dan Edukasi 3.Agar pasien mampu
melakukan aktivitas
bawah menigkat 3.Anjurkan pasien sehari-hari seperti
untuk latihan waktu sebelum masuk
melakukan aktivitas RS tanpa
sehari-hari secara memperburuk
pelan-pelan dan keadaannya
bertahap

Kolaborasi
4. Agar pasien
4 .Kolaborasi mendapatkan obat
dengan dokter /terapi yang tepat
untuk memulihkan
pemberian obat/
kondisi fisiknya
terapi yang sesuai
H. IMPLEMENTASI DAN PERKEMBANGAN
Nama klien : TN’O NRM :17 37 44
Umur : 52 RUANGAN : KRISAN /KAMAR 3
Dx .Medik : DM

HARI NDX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)


TANGGAL
Jumat 1 08.00 1. mengobservasi ttv S : Klien mengatakan nyeri luka
2. mengidentifikasi lokasi, di kaki dan tangan
18/11/2022 P: klien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi,
luka pada kaki jika banyak
frekuensi, kualitas, in-
bergerak
tensifitas dan skala nyeri Q: nyeri seperti diremas
3. Membatasi jumlah dan R: nyeri pada kaki dan tangan
jam besuk pasien S: skala nyeri 5
4. Mengajarkan teknik T: nyeri hilang timbul +_ 5
nonfarmakologis relak- menit
sasi nafas dalam
O : - klien nampak lemas
5. mengkolaborasikan
- TTV:
pemberian analgetik
TD: 140 /80 mmhg
yang tepat
obat yang diberikan: N: 125 x/ menit

- norages 1 amp 500 P: 20x/ menit


mg/iv/8 jam
S: 36,20C

SpO2: 98%

- Klien nampak Meringis


- Klien nampak Gelisah
- Klien nampak ada luka
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- norages 1 amp 500
mg/iv/8 jam

Jumat 2 08.30 1. Mengkaji Berat badan, S: Klien mengatakan nafsu makan


pola makan dan tanda- menurun, makan +_ 2 kali
18/11/2022
tanda resiko malnutirsi dan hanya sedikit
2. meberikan makanan O : - klien nampak lemas
tinggi kalori dan protein - klien tampak nafsu makan
3. Menganjurkan pasien menurun
dan keluarga agar - Klien tampak mual
menambah frekuensi - Klien nampak muntah
dan porsi makan pasien - Nampak terpasang infus
4. Mengkolaborasikan RL 28 tpm terpasang di
dengan dokter dan ahli tangan sebelah kiri
- Tampak Porsi makan tidak
gizi pemberian obat/
di habiskan 1/3
terapi yang sesuai - BB sebelum sakit 63 kg
- zinc 20 mg/Oral/24 - BB saat sakit 59 kg
jam - WBC 23.52.+[10^3/UL
- curcuma 1 tab/oral/8 - GDS 420 18/11/2022
jam - GDS 120 19/11/2022
- cod liver oil 1
tab/oral/8 jam A: masalah belum teratasi
- Makanan lunak tinggi P: lanjutkan intervensi
protein - zinc 20 mg/Oral/24 jam
- Apidra 10ml/iv 15 - curcuma 1 tab/oral/8 jam
menit sebelum makan - cod liver oil 1 tab/oral/8 jam
- Makanan lunak tinggi
protein
- Omeprazole 40mg/iv/12
jam
- RL 28 tpm
- Apidra 10ml/iv 15 menit
sebelum makan

Jumat 3 09.00 1. Mengkaji kemampuan S: Klien mengatakan klien


dan respon fisik pasien menggunakan popok
18/11/2022
2. Menganjurkan pasien
O : - Klien nampak hanya
untuk latihan berbaring dan tidak pernah
melakukan aktivitas se- meninggalkan tempat tidur
hari-hari secara pelan- - Klien nampak menggu-
pelan dan bertahap nakan popok
3. Membantu aktivitas - Gerakan ekstremitas
klien untuk mengidenti- bawah terganggu karena
merasa nyeri
fikasi yang mampu di
- Klien nampak dibantu oleh
lakukan keluarga saat ingin makan
dan minum
4. Mengkolaborasikan - Tampak aktivitas dibantu
dengan dokter pembe- keluarga
rian obat/ terapi yang
sesuai A: masalah belum teratasi
- zinc 20 mg/Oral/24 P: lanjutkan intervensi
jam - zinc 20 mg/Oral/24 jam
- curcuma 1 tab/ - curcuma 1 tab/oral/8 jam
oral/8 jam - cod liver oil 1 tab/oral/8
- cod liver oil 1 jam
tab/oral/8 jam
Sabtu 1 08.00 1. mengobservasi ttv S : Klien mengatakan masih ny-
2. mengidentifikasi lokasi, eri luka di kaki dan tangan
19/11/2022 P: klien mengatakan masih
karakteristik, durasi,
nyeri luka pada kaki jika
frekuensi, kualitas, in-
banyak bergerak
tensifitas dan skala nyeri Q: masih nyeri seperti
3. Membatasi jumlah dan diremas
jam besuk pasien R: masih nyeri pada kaki dan
4. Mengajarkan teknik tangan
nonfarmakologis relak- S: masih skala nyeri 5
sasi nafas dalam T: masih nyeri hilang timbul
5. mengkolaborasikan +_ 5 menit
pemberian analgetik O : - klien nampak lemas
yang tepat - TTV:
obat yang diberikan: TD: 130 /80 mmhg
norages 1 amp 500 N: 120 x/ menit
mg/iv/8 jam
P: 20x/ menit

S: 36,30C

SpO2: 98%

- Klien nampak masih


Meringis
- Klien nampak masih Gelisah
- Klien nampak masih ada luka

A: masalah belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
- norages 1 amp 500
mg/iv/8 jam
Sabtu 2 09.00 1. Mengkaji Berat badan, S: Klien mengatakan nafsu makan
pola makan dan tanda- masih menurun, makan +_ 2
19/11/2022
tanda resiko malnutirsi kali dan hanya sedikit
2. meberikan makanan O : - klien nampak masih
tinggi kalori dan protein lemas
3. Menganjurkan pasien - Klien masih tampak
dan keluarga agar nafsu makan menurun
menambah frekuensi - Klien masih tampak mual
dan porsi makan pasien - Klien masih nampak
4. Mengkolaborasikan muntah
- Nampak masih terpasang
dengan dokter dan ahli
infus RL 28 tpm terpasang
gizi pemberian obat/ di tangan sebelah kiri
terapi yang sesuai - BB sebelum sakit 63 kg
- zinc 20 mg/Oral/24 - BB saat sakit 59 kg
jam - GDS 120 19/11/2022
- curcuma 1 tab/oral/8 - WBC 23.09+[10^3/ul
jam A: masalah belum teratasi
- cod liver oil 1 P: lanjutkan intervensi
tab/oral/8 jam - zinc 20 mg/Oral/24 jam
- Makanan lunak tinggi - curcuma 1 tab/oral/8 jam
protein - cod liver oil 1 tab/oral/8 jam
- Apidra 10ml/iv 15 - Makanan lunak tinggi
menit sebelum protein
makan - Omeprazole
- Rl 28 tpm
- Apidra 10ml/iv 15 menit
sebelum makan
Sabtu 3 12.00 1. Mengkaji kemampuan S: Klien mengatakan masih
dan respon fisik pasien menggunakan popok
19/11/2022
2. Menganjurkan pasien
O : - Klien nampak hanya masih
untuk latihan melakukan berbaring dan tidak pernah
aktivitas sehari-hari meninggalkan tempat tidur
secara pelan-pelan dan - Klien nampak masih
bertahap menggunakan popok
3. Membantu aktivitas - Gerakan ekstremitas
klien untuk bawah terganggu karena
merasa nyeri
mengidentifikasi yang
- Klien nampak dibantu oleh
mampu di lakukan keluarga saat ingin makan
4. Mengkolaborasikan dan minum
dengan dokter - Tampak aktivitas dibantu
pemberian obat/ terapi keluarga
yang sesuai
- zinc 20 mg/Oral/24 A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
jam
- curcuma 1 tab/ - zinc 20 mg/Oral/24 jam
oral/8 jam - curcuma 1 tab/oral/8 jam
- cod liver oil 1 tab/ - cod liver oil 1 tab/oral/8
oral/8 jam jam
Minggu 1 1. mengobservasi ttv S : Klien mengatakan masih ny-
2. mengidentifikasi lokasi, eri luka di kaki dan tangan
21/11/2022 P: klien mengatakan nyeri
karakteristik, durasi,
luka pada kaki jika banyak
frekuensi, kualitas,
bergerak
intensifitas dan skala Q: masih nyeri seperti
nyeri diremas
3. Membatasi jumlah dan R:masih nyeri pada kaki dan
jam besuk pasien tangan
4. Mengajarkan teknik S: masih skala nyeri 5
nonfarmakologis T: masih nyeri hilang timbul
relaksasi nafas dalam +_ 5 menit
5. mengkolaborasikan O : - klien masih nampak lemas
pemberian analgetik - TTV:
yang tepat TD: 140 /80 mmhg
obat yang diberikan:
N: 125 x/ menit
- norages 1 amp 500
mg/iv/8 jam P: 20x/ menit

S: 36,20C

SpO2: 98%

- Klien masih nampak


Meringis
- Klien masih nampak Gelisah
- Klien masih nampak ada
luka
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- norages 1 amp 500
mg/iv/8 jam
Minggu 2 14.00 1. Mengkaji Berat badan, S: Klien mengatakan nafsu makan
pola makan dan tanda- masih menurun, makan +_ 2
20/11/2022
tanda resiko malnutirsi kali dan hanya sedikit
2. meberikan makanan O : - klien masih nampak
tinggi kalori dan protein lemas
3. Menganjurkan pasien - Klien masih tampak
dan keluarga agar nafsu makan menurun
menambah frekuensi - Klien masih tampak mual
dan porsi makan pasien - Klien masih nampak
4. Mengkolaborasikan muntah
- Nampak masih terpasang
dengan dokter dan ahli
infus RL 28 tpm terpasang
gizi pemberian obat/ di tangan sebelah kiri
terapi yang sesuai - BB sebelum sakit 63 kg
- zinc 20 mg/Oral/24 - BB saat sakit 59 kg
jam - GDS 120 19/11/2022
- curcuma 1 tab/oral/8 - WBC 23.09+[10^3/ul
jam
- cod liver oil 1
A: masalah belum teratasi
tab/oral/8 jam P: lanjutkan intervensi
- Makanan lunak tinggi - zinc 20 mg/Oral/24 jam
protein - curcuma 1 tab/oral/8 jam
- cod liver oil 1 tab/oral/8 jam
- Makanan lunak tinggi
protein
- Omeprazole 40 mg/iv/12
jam
- RL 28 TPM
- Apidra 10ml/iv 15 menit
sebelum makan

Minggu 3 15.00 1. Mengkaji kemampuan S: Klien mengatakan masih


dan respon fisik pasien menggunakan popok
2. Menganjurkan pasien
20/11/2022 O : - Klien nampak hanya
untuk latihan melakukan berbaring dan tidak pernah
aktivitas sehari-hari meninggalkan tempat tidur
secara pelan-pelan dan - Klien nampak menggu-
bertahap nakan popok
3. Membantu aktivitas - Gerakan ekstremitas
klien untuk bawah terganggu karena
mengidentifikasi yang merasa nyeri
- Klien nampak dibantu oleh
mampu di lakukan
keluarga saat ingin makan
4. Mengkolaborasikan dan minum
dengan dokter A: masalah belum teratasi
pemberian obat/ terapi P: lanjutkan intervensi
yang sesuai
- zinc 20 mg/Oral/24 - zinc 20 mg/Oral/24 jam
jam - curcuma 1 tab/oral/8 jam
- curcuma 1 tab/ - cod liver oil 1 tab/oral/8
oral/8 jam jam
- cod liver oil 1 tab/
oral/8 jam

Anda mungkin juga menyukai