Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN REFLEKSI KETERAMPILAN KLINIK

Nama : Ivan Dwiputra Kusumah Pemeriksaan Klinik : Pemfis Ibu Hamil

NIM : 1440121019 Tanggal : 5 April 2023

1. Apa yang anda dapatkan dari praktik keterampilan klinik pemeriksaan fisik ibu
hamil ?
2. Jelaskan tahapan keterampilan klinik pemeriksaan fisik ibu hamil !
3. Bagian mana yang menurut anda sangat menginspirasi anda ?
4. Apa peran perawat dalam tindakan ini ?
5. Refleksi diri
6. Sumber ( jika ada )

Dari praktik keterampilan klinik pemfis pada ibu hamil saya mendapatkan
banyak sekali keterampilan dan pengetahuan yang saya perlukan. Mulai dari teknik
memijat, cara mengukur DJJ, cara menghiitung usia kehamilan, cara menghitung
taksiran kehamilan, tata cara atau tahapan pada pemfis ibu hamil, pemeriksaan leopold
yang berguna untuk mengetahui tinggi fundus uterus pada ibu hamil, menetukan
punggung janin, untuk menentukan kepala janin serta posisi janin ( Teknik Palpasi
Leopold 1 – 4 ).

Tahapan pemfis pada ibu hamil dimulai dari persiapan perawat, persiapan alat
seperti doppler, persiapan pasien serta persiapan lingkungan dengan cara menutup
sampiran. Tahapan selanjutnya yaitu masuk pada tahap anamnesa atau wawancara,
untuk mengetahui alasan mencari pelayanan kehamilan saat ini, riwayat kandungan dan
kebidanan, medis, nutrisi, obat – obatan, keluarga, sosial, serta kekerasan fisik. Tahap
selanjutnya pemeriksaan fisik yaitu untuk mengetahui keadaan umum pasien yang
meliputi timbang berat badan ( jangan lupa untuk memberi tahu pasien untuk
melepaskan alas kaki saat menimbang berat badan ) ukur lingkar lengan, tanda tanda
vital, lalu masuk ke tahap pemeriksaan Head To Toe tidak lupa juga untuk
menggunakan handscoon saat pemeriksaan. Pemeriksaan pada tahap ini dimulai dari
kepala yaitu pada wajah yang berguna untuk mengetahui pembengkakan dan chloasme
gravidarum ( bercak coklat di wajah pada saat periode hamil ), rambut untuk
mengetahui adanya nyeri tekan, rontok, kebersihan rambut, serta keluhan pusing, dahi
dan yang terakhir pada mata yang berguna untuk mengetahui reflek pupil, konjungtiva,
sklera, pergerakan bola mata, dan minus pada pasien, jika di dapati minus lebih dari 5
tidak disarankan untuk melahirkan spontan lalu masuk ke telinga yang berguna untuk
mengetahui adanya gangguan pada pendengaran, lalu pada hidung untuk mengetahui
adanya penyumbatan dan polip, pada mulut untuk mengetahu ada pembesaran tonsil,
karies gigi, yang menandakan bayi nya kurang kalsium, dan mukosa bibir kering, lalu
pada leher untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjat tiroid dan pembesaran
kelenjar limfe, lalu pada pemeriksaan dada di bagian jantung untuk mengetahui bunyi
jantung, lalu pada payudara untuk mengetahui payudara tersebut simetris atau tidak,
keadaan aerola dan puting dengan cara inspeksi lalu lakukan palpasi untuk mengetahui
adanya pembengkakan payudara serta mencegah penyumbatan, lalu pada pemeriksaan
perut atau abdomen dilakukan inspeksi untuk mengetahui warna kulit serta garis
stretchmark lalu masuk pada pemeriksaan leopold 1 untuk mengukur tinggi fundus
uterus, lalu leopold 2 untuk menentukan punggung kiri – kanan janin, leopold 3 untuk
mengetahui pintu atas panggul, dan leopold 4 untuk mendengarkan DJJ dan
pemeriksaan genitalia untuk mengetahui adanya cairan atau pendarahan yang keluar,
dan yang terakhir ekstrimitas untuk mengetahui ROM dan rekleks pasien.

Bagian yang menginspirasi saya pada keterampilan ini adalah saat menghitung
DJJ sebab kita bisa mengetahui bagaimana keadaan bayi normal atau tidaknya

Peran perawat dalam pemeriksaan fisik ibu hamil sebagai advokat, karena
perawat di sini bertugas sebagai narasumber serta fasilitator bagi klien dalam hal
pemberian pemahaman terkait masalah atau keingintahuan klien terhadap kondisinya
sendiri.

Saya selaku mahasiswa tingkat 2 Institut Kesehatan Immanuel Bandung dalam


pemfis ibu hamil ini jujur agak kesulitan tentang bagian palpasi leopold, serta
ketidaksukaan saya dengan mata kuliah maternitas ini jadi alasan utama saya kesulitan
dalam memahami setiap pembelajaran yang diberikan oleh dosen pengajar.

Sumber yang saya dapatkan dari catatan saat mata kuliah berlangsung serta
power point yang diberikan oleh dosen pengajar itu sendiri.

1. Apa yang anda dapatkan dari praktik keterampilan klinik bayi baru lahir ?
2. Jelaskan tahapan keterampilan klinik pemeriksaan fisik bayi baru lahir!
3. Bagian mana yang menurut anda sangat menginspirasi anda ?
4. Apa peran perawat dalam tindakan ini ?
5. Refleksi diri
6. Sumber ( jika ada )

Pada praktik keterampilan klinik bayi baru lahir ini ada hal – hal yang saya
dapatkan tentang alat – alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan, tahapan
– tahapan yang dilakukan sebelum, saat dan sesudah pemeriksaan, tata cara
mengukur panjang bayi, berat bayi, serta keadaan – keadaan yang menandakan bayi
tersebut normal/tidaknya, dan memeriksan berbagai macam refleks pada bayi,
seperti suckling reflex, rooting reflex, refleks moro, tonic neck reflex,
grasping/palmar reflex, babinski reflex, swimming reflex, stepping/walking reflex,
crawling reflex, serta kelainan – kelainan yang biasanya ditemukan pada bayi baru
lahir seperti kelainan pada bibir, tulang belakang ( spina bifida ), mikrotia / atresia
liang telinga dan fistula pre aurikuler, lop / bat ear, down syndrome, omphalocel
serta phymosis.

Tahapan yang pertama kali dilakukan dalam praktik ini adalah lakukan
persiapan perawat dan persiapan alat terlebih dahulu, dan mulai kontrak waktu
kepada pasien. Karena pasiennya masih bayi, jadi untuk meminta persetujuan dan
kontrak waktu bisa dilakukan kepada orang tua si bayi, atau keluarga yang
bersangkutan. Pastikan juga suhu si bayi di atas 36,5 derajat, dan di bawah 38
derajat sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi untuk mencegah terjadinya
hipotermia pada si bayi dan jangan terlalu lama bayi di luar ruang penghangat
karena suhu bayi baru lahir mudah sekali untuk turun. Jika alat – alat sudah siap,
sudah ada persetujuan dari keluarga dan suhu bayi normal maka pemeriksaan bisa
dilakukan. Dimulai dari mengukur berat badan bayi, dan BB normal untuk BBL
yaitu, di rentang 2500 – 4000 gram, jika kurang artinya bayi tersebut kurang asupan
gizi dan jika lebih berarti berpotensi ibu si bayi terdapat sakit gula, lalu meteran
untuk mengukur panjang bayi dengan rentang normal PB antara 48-52 cm, lingkar
dada dengan rentang angka 30 – 38 cm, lingkar kepala dengan rentang angka 33 –
35 cm. Selanjutnya ada cottonbud untuk membersihkan telinga jikalau terdapat
kotoran pada telinga si bayi, penlight untuk melihat refleks pupil pada bayi dan
kornea pada bayi, perlu diketahui juga jika pupilnya mengecil saat terkena cahaya
dari penlight menandakan refleks pupil bayi tersebut normal, selanjutnya tongue
spatel untuk memeriksa mulut bayi seperti terdapat gigi atau belum, bersih atau
tidaknya mulut si bayi, dan melihat keadaan lidah si bayi, selanjutnya ada
termometer untuk mengukur suhu si bayi dari sebelum dan sesudah pemeriksaan.
Setelah itu inspeksi kepala si bayi, dimulai dari kebersihan kepala si bayi, bentuk
kepalanya simetris atau tidak, alis mata simetris atau tidak, lalu masuk ke
pemeriksaan mata, inspeksi matanya juling atau tidak, apakah matanya ada 2,
apakah terdapat kotoran pada mata atau tidak dan jika terdapat kotoran pada mata si
bayi secara terus menerus menandakan bahwa terjadi kemungkinan ibu si bayi
terkena penyakit infeksi menular seksual, kemudian cek refleks pupil si bayi kornea,
lalu masuk ke hidung cek apakah lubang hidungnya normal atau tidak, terdapat
kotoran atau tidak, telinga bentuknya normal atau tidak, terdapat kotoran atau tidak,
terdapat reflek kaget atau tidak, bagian mulut, bagian bibir sumbing atau tidak, buka
mulut bayi pake spate, cek lidah, langit – langit refleks hisap dan rooting, leher
refleks tonick neck, dada simetris atau tidak, payudaranya keluar asi atau tidak jika
dipencet, perut, bising usus, anus/rektum ( kotoran atau niconium), luka lecet di
bagian anus atau alat reproduksinya, lecet gara gara pemakaian pampers, ektrimitas
atas, tangan, kaki, jari – jari, palpasi gerakan sendinya reflek kejut, reflek punggung,
lalu cek suhu kembali, dan bedong bayi kembali.

Bagian yang membuat saya terinspirasi dalam pemeriksaan ini adalah ketika
palmar reflex karena bayi akan otomatis menggenggam jari kita ketika kita
menyodorkan jari ke arah mereka

Peran perawat dalam pemeriksaan ini adalah selaku care giver, edukator dan
konselor karena perawat berperan memberikan edukasi tentang bayi baru lahir serta
apa saja yang perlu dilakukan ketika bayi baru lahir, melakukan pengkajian fisik
pada bayi dan memberikan masukan atau saran tentang apa saja yang perlu
dilakukan dan masukan dalam perubahan sikap ke si pasien.

Saya sebagai mahasiswa Intsitut Kesehatan Immanuel Bandung dalam prodi D3


Keperawatan 2021 pada mata kuliah keperawatan maternitas dengan materi
Pemeriksaan Fisik BBL Normal, pengalaman selama saya melakukan kelas dan
praktik ini, pemaparan materi serta langkah – langkah praktik yang dipaparkan oleh
ibu Tri cukup mudah dipahami, serta ada sesi tanya jawab juga untuk meyakinkan si
dosen apakah saya selaku mahasiswa memahami apa yang beliau sampaikan serta
karena saya tidak terlalu suka mata kuliah maternitas saya pun agak sulit memahami
setiap pertemuan dan diperlukan beberapa kali pemahaman catatan yang saya tulis.

Sumber yang saya dapatkan dari catatan saat mata kuliah berlangsung serta
power point yang diberikan oleh dosen pengajar itu sendiri.
1. Apa yang anda dapatkan dari praktik keterampilan klinik Asuhan Persalinan
Normal ?
2. Jelaskan tahapan keterampilan klinik Asuhan Persalinan Normal!
3. Bagian mana yang menurut anda sangat menginspirasi anda ?
4. Apa peran perawat dalam tindakan ini ?
5. Refleksi diri
6. Sumber ( jika ada )

Hal yang saya dapatkan dalam praktik keterampilan klinik Asuhan Persalinan
Normal yaitu mengetahui apa – apa saja yang harus dilakukan dalam praktik ini
dimulai dari persiapan alat, tanda dan gejala, tahapan dan teknik – teknik dalam
melakukan asuhan persalinan normal.

Tahapan – tahapan yang dilakukan untuk Asuhan Persalinan Normal dimulai


dari pengkajian keadaan umum si pasien seperti tekanan darah, suhu tubuh,
respirasi, dan denyut nadi setelah itu lakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan
keadaan ibu dan si bayi dalam keadaan yang normal atau baik – baik saja dan
memeriksa apakah sudah terjadi pembukaan 10 dan mulai dari dan berikan
semangat serta keyakinan kepada si pasien sebelum dimulainya tahap persalinan,
tidak lupa juga untuk menyiapkan alat – alat yang diperlukan untuk memulai
tindakan jika terjadi kontraksi pada si bumil seperti, partus set steril, sarung tangan,
alat resusitasi, kapas toucher dan air DTT, larutan klorin 0,5%, obat – obatan
uterotonika dan disposable, schort, bengkok dan baskom kecil untuk plasenta, lampu
sorot, tempat pakaian kotor dan tempat sampah medis, doppler dan jam.

Tidak lupa juga untuk memberikan arahan kepada keluarga pasien untuk
mendampingi si bumil selama proses persalinan, lalu lakukan anamnese dengan
tepat. Memasuki kala I berikan penjelasan tentang lama dan proses persalinan,
observasi TTV, HIS, DJJ dan majunya persalinan dengan partograf, anjurkan pasien
untuk mengosongkan kandung kemih serta kolaborasikan dengan tenaga kesehatan
lain jika ada kelainan pada saat pemeriksaan

Memasuki Kala II, perawat memeriksa tanda dan gejala saat persalinan, dan jika
si pasien merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, si ibu juga
merasakan adanya peningkatan tekanan pada daerah rektum atau vaginanya,
perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, dan
terjadi peningkatan pengeluaran darah lendir. Kira – kira pada tahap inilah terjadi
kelahiran si bayi karena si ibu merasakan adanya tekanan pada rektum yang
membuatnya refleks untuk mengedan dan membuat tanda seperti anus terbuka. Pada
waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan perineum menegang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala dengan diikuti seluruh
badan janin. Perhatikan juga jika ada tali pusar melilit si bayi, lepaskan tali
pusarnya. Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menangis,
menggerakkan kaki dan tanganya. Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah, kira-
kira membuat sudut 30 derajat dengan bidang datar. Mulut dan hidung dibersihkan,
dan lendir diisap dengan pengisap lendir, tali pusat di klem pada 2 tempat: 5 dan 10
cm dari umbilikus, lalu digunting diantaranya. Ujung tali pusat pada bayi diikat
dengan pita atau benang atau klem plastik sehingga tidak ada pendarahan. Lakukan
pemeriksaan ulang pada ibu: kontraksi atau palpasi rahim, kandung kemih penuh
atau tidak. Kalau penuh, kandung kemih harus dikosongkan sebab dapat
menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran uri. Letakan juga si bayi di
atas dekapan si ibu untuk memulai sentuhan pertama yang dapat merangsang ikatan
batin antara si ibu dan si bayi, setelah itu bersihkan si bayi.

Manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin dengan segera,


pengendalian tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus segera setelah plasenta
lahir. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir juga dalam
waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi, periksa adanya
tanda pelepasan plasenta, berikan oksitosin 10 unit (intramuskular) dosis ketiga, dan
periksa si ibu dengan seksama dan jahit semua robekan pada serviks dan vagina
kemudian perbaiki episiotomi

Kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam. Periksa fundus
uteri setiap 15 menit pad jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.
Jika kontraksi tidak kuat massase uterus sampai menjadi keras. Periksa tekanan
darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 30 menit selama jam kedua. Selain itu perawat juga menganjurkan untuk
minum agar mencegah dehidrasi. Higene juga perlu diperhatikan, istirahat dan
biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi. Sebagai
permulaan dengan menyusui bayi karena menyusui dapat membantu uterus
berkontraksi.

Bagian yang menginspirasi saya adalah ketika si bayi mendapat pelukan pertama
si ibu, di situ saya merasakan kasih sayang dan perjuangan si ibu dalam melahirkan
si bayi dengan taruhan nyawa si ibu.

Peran perawat dalam praktik ini selaku care giver, konselor dan edukator karena
perawat melakukan tindakan yang bertujuan untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan serta arahan kepada si pasien dan keluarga si pasien.

Saya sebagai mahasiswa Intsitut Kesehatan Immanuel Bandung dalam prodi D3


Keperawatan 2021 pada mata kuliah keperawatan maternitas dengan materi Asuhan
Persalinan Normal, pengalaman selama saya melakukan kelas dan praktik ini, jujur
saya kesulitan memahami setiap proses persalinan yang dimulai dari tahap
pengkajian serta urutan – urutan yang harus dilakukan saat proses persalinan ini
berlangsung

Sumber yang saya dapatkan yaitu dari internet serta catatan yang saya tulis saat
pembelajaran berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai