Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

SMOKING CESSATION

Disusun oleh :
Novaliana Rachma Munarisya (01073210186)

Pembimbing :
Dr. dr. Shirley Moningkey, M.Kes
dr. Jatty P.
drg. Farah S.

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG


BAB I

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. H B

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 24 tahun

Status Pernikahan : Belum Menikah

Pekerjaan : Karyawan swasta

Pendidikan : SMA

Alamat : Sindang Jaya

Tinggi Badan : 178 cm

Berat Badan : 60.3kg

Kategori Perokok

Perokok aktif sejak usia 15 tahun (10 tahun merokok). Jumlah batang rokok yang dihisap

dalam satu minggu terakhir sebanyak ± 7 per hari.

Indeks Brinkman : 7 batang x 10 tahun = 70

Kesimpulan : Pasien termasuk dalam kategori perokok ringan


Riwayat Mencoba Berhenti Merokok : Pernah

Pasien pernah berusaha berhenti merokok namun gagal karena lingkungan sekitar

pasien sehingga pasien hanya bisa mengurangi jumlah rokok dari 12 batang (1 bungkus)
menjadi 7 batang per hari. Pasien akhirnya memutuskan untuk kembali merokok dengan

jumlah 7 batang per hari.

Niat untuk Berhenti Merokok : Ada

Pasien sudah lama memiliki niat untuk berhenti merokok karena merasa takut dengan

komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh rokok dan pacar pasien tidak menyukai asap rokok.

Pasien mengetahui bahaya dari asap tersebut terutama bagi orang sekitar. Namun pasien sulit

untuk berhenti karena berada di lingkungan perokok.

BAB II

METODE

Dalam pengamatan “Smoking Cessation” ini, metode yang digunakan berdasarkan panduan

WHO mengenai European Strategy for Smoking Cessation Policy. Tujuan dari metode ini

adalah untuk memotivasi perokok melawan ketergantungannya terhadap rokok. WHO dan

American Psychiatric Association menyebutkan bahwa penyebab utama perokok gagal untuk

berhenti merokok adalah efek ketergantungan di dalam rokok yang ditimbulkan oleh zat

nikotin. Metode-metode yang dapat dilakukan dalam berhenti merokok antara lain:

1. Brief opportunistic advice from a health care professional

Intervensi yang diberikan secara langsung oleh tenaga kesehatan kepada perokok selama

10- 15 menit, lalu perokok dijelaskan bahaya dari merokok dan saran atau alternatif cara

berhenti merokok dengan pemicu dari lingkungan dan diri sendiri.


2. Individual counseling

Metode intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk melakukan

konseling dengan petugas kesehatan dan menceritakan kesulitan dalam berhenti merokok

atau mengurangi jumlah rokok, sehingga petugas kesehatan dapat membantu perokok

mencari solusi untuk mengatasi

kesulitan tersebut, sambil memberikan dukungan agar dapat meningkatkan kepercayaan

diri perokok untuk dapat berhenti.

3. Behavioural approach

Perokok diberikan pilihan, untuk berhenti merokok seketika (cold turkey) atau berhenti

secara bertahap dengan cara menetapkan target maksimal merokok dalam kurun waktu

tertentu sambil menentukan kapan target harus tercapai. Pasien juga dijelaskan melalui

prinsip berhenti merokok apabila berhenti lebih cepat akan lebih baik.

4. Nicotine Replacement Therapy

Terapi ini menggunakan permen karet sebagai pengganti apabila perokok memiliki

keinginan untuk merokok.

5. Media Massa

Metode ini menggunakan media masa untuk perokok seperti poster, brosur, dan menonton

video atau iklan tentang bahaya merokok bagi kesehatan sebagai usaha berhenti merokok.

Metode – metode di atas dilakukan dengan menetapkan target dalam ± 2 minggu pasien

dapat mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap menjadi ≤ 15 batang/hari. Pasien
melakukan kunjungan sebanyak 4 kali. Pertemuan pertama adalah saat pasien

datang berobat, rentang waktu antara setiap kunjungan adalah ± 3 hari. Total

waktu pengamatan adalah 10 hari mulai 1 Mei sampai 10 Mei 2023.

BAB III

HASIL PENGAMATAN

Berikut akan dijabarkan dalam bentuk tabel jumlah merokok pasien per hari

dilakukan pada tanggal 6 Mei 2023 sampai 15 Mei 2023.

6 Mei 2023:

Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab


rokok Aktivitas siapa

1 06.00 Rumah Sendiri Keinginan

2 12.00 Tempat Kerja Teman kerja Keinginan

2 16.00 Warung Teman kerja Lingkungan

1 21.00 Warung Teman kerja Lingkungan

7 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

1 06.00 Rumah Sendiri Keinginan


1 12.00 Rumah Teman Kerja Lingkungan

2 16.00 Warung Sendiri Keinginan

1 21.00 Rumah Teman kerja Keinginan

8 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

1 07.00 Tempat Kerja Sendiri Keinginan

1 21.00 Warung Teman Lingkungan

9 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

1 06.00 Rumah Sendiri Keinginan

2 12.00 Tempat Kerja Teman kerja Keinginan

1 21.00 Rumah Sendiri Keinginan

10 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

1 06.30 Rumah Sendiri Keinginan

1 12.00 Warung Teman kerja Keinginan

2 19.00 Rumah Teman Lingkungan

11 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

2 12.00 Warung Teman kerja Lingkungan

1 19.00 Warung Teman Lingkungan

12 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

2 13.00 Warung Teman Keinginan

1 19.00 Warung Teman Lingkungan

1 21.00 Rumah Sendiri Lingkungan

13 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

2 19.00 Warung Teman Lingkungan


14 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

2 09.00 Rumah Sendiri Keinginan

1 16.00 Warung Teman Lingkungan

15 Mei 2023:
Jumlah Waktu Tempat Bersama Penyebab
rokok Aktivitas siapa

1 07.00 Warung Teman kerja Lingkungan

1 16.00 Warung Teman kerja Lingkungan

Hasil pengamatan jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari selama masa

observasi:

Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah 6 5 2 4 4 3 4 2 3 2

rokok

(batang)

BAB IV

PEMBAHASAN

Tn. H, 24 tahun merupakan seorang perokok aktif kategori sedang sejak ± 15 tahun lalu

yang memiliki kebiasaan merokok rata-rata sebanyak 7 batang rokok/hari. Pasien bersedia ikut
serta dalam program “Smoking Cessation” yang diadakan di Puskesmas Panongan dengan target

mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap per hari menjadi maksimal 3 batang dalam waktu

10 hari. Berdasarkan pengamatan, pasien belum berhasil mencapai target maksimal merokok

per hari dalam 10 hari terakhir dalam masa observasi (6-15 Mei 2023). Pasien mengaku sulit

dikarenakan lingkungan sekitarnya yang kebanyakan adalah perokok. Pasien banyak merokok

di warung karena terpengaruh teman-temannya.

Pasien mengaku telah menaati semua anjuran yang diberikan oleh pengamat. Anjuran pertama

adalah mengurangi jumlah rokok yang dihisap per hari secara perlahan. Namun pasien

terkadang masih merokok lebih dari batas maksimal terlebih saat bersama teman kerja. Tampak

juga dalam tabel bahwa pasien sangat mengurangi rokok pada saat berada di rumah. Hal ini

menunjukkan adanya niat pada pasien dalam upaya berhenti merokok sesuai dengan

metode Individual Conselling.

Pasien juga mempunuyai keinginan untuk mengetahui fakta bahaya dari merokok

dengan membaca poster di puskesmas mengenai bahayanya. Informasi tersebut menjadi

pedoman pasien untuk menyadarkan dirinya bahwa rokok berbahaya dan perlu dikurangi

asupannya. Dukungan keluarga juga berperan penting untuk meningkatkan semangat pasien

dalam berusaha berhenti merokok. Pasien menerapkan nasihat dari pengamat dengan

mencoba mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap per harinya. Umumnya,

pasien merokok di tempat makan dan warung dimana pasien berkumpul bersama teman-

temannya yang merupakan perokok aktif.

Selama mengikuti program “Smoking Cessation” 10 hari ini, pasien menyadari bahwa

kesulitan yang dirasakan paling berat dalam upaya mengurangi konsumsi rokok adalah

lingkungan sekitar yaitu teman-teman sesama perokok. Hal tersebut terlihat dari sebagian besar
jumlah batang rokok yang dihisap oleh pasien pada saat berada di tempat berkumpul atau

warung saat pasien sedang bersama dengan teman- temannya. Usaha pasien

mengurangi merokok pada saat sendiri sangat baik dapat terlihat melalui tabel dimana semakin

hari, kebiasaan merokok pasien pada saat sendiri seperti di rumah semakin berkurang, Selama

ini pasien juga mencoba mengganti rokok dengan permen karet seperti pada metode terapi

pengganti nikotin. Pasien mengaku metode efektif untuk menahan keinginan merokok, akan

tetapi terkadang setelah mengunyah permen karet tetap ada keinginan untuk merokok,

sehingga pasien akhirnya merokok. Dalam menghadapi segala hambatan ini, pasien berusaha

melawan keinginannya untuk merokok dengan mengingat nasihat dokter dan keluarganya

mengenai bahaya merokok bagi kesehatan pasien dan orang-orang sekitar, serta mencoba

untuk mengurangi jumlah rokok saat kumpul-kumpul dengan teman di warung, dan

menyiasati keinginan untuk merokok dengan mengunyah permen karet. Hal ini menunjukkan

metode Nicotine Replacement Therapy juga cukup membantu pasien.

Melihat hasil yang dicapai pasien selama 10 hari, jumlah rokok yang dihisap per harinya

berkurang secara perlahan, dan sudah mencapai target maksimal merokok pasien yaitu 3

batang rokok per hari namun terkadang masih melebihi batas. Usaha dari pasien patut untuk

dihargai serta perlu didukung oleh orang-orang sekitarnya. Dukungan dari keluarga (terutama

istri) sangat berperan penting, karena hal inilah membuat pasien cukup yakin bahwa dirinya

dapat mengurangi rokok yang dikonsumsi sampai akhirnya bisa berhenti merokok sepenuhnya.

BAB V

KESIMPULAN
Upaya untuk berhenti merokok bagi seorang perokok aktif lama merupakan suatu hal yang

sangat sulit untuk dilakukan karena membutuhkan usaha yang dan kemauan yang kuat, namun

dapat menjadi mungkin dengan dukungan dari motivasi dari diri sendiri dan keluarga.

Keinginan dari diri sendiri merupakan kunci utama keberhasilan. Sedangkan, lingkungan

seperti keluarga, teman, tenaga kesehatan, peran pemerintah, dan masyarakat tidak kalah

penting. Keluarga dan orang terdekat berperan penting dalam memberi semangat, motivasi

kepada pasien untuk berhenti merokok. Petugas kesehatan berperan penting untuk memberikan

informasi kepada pasien dan membantu menemukan metode yang tepat bagi pasien untuk

berhenti merokok. Masyarakat dapat berperan dengan membuat lingkungan bebas asap rokok.

Pemerintah dan tenaga kesehatan dapat mengedukasi masyarakat mengenai bahaya merokok

melalui flyer, spanduk, dan iklan di media massa.

Anda mungkin juga menyukai