1. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah gizi yang perlu mendapat perhatian
khusus. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
masalah tersebut telah menunjukkan penurunan yang signifikan
meskipun prevalensinya masih relatif tinggi. Menurut Riskesdas 2013, prevalensi
anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%. Prevalensi anemia ini masih lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata prevalensi anemia di negara-
negara maju, karena itu di Indonesia masalah anemia pada ibu
hamil masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
prevalensinya lebih dari 20% (WHO, 2001).
Hasil Riskesdas 2013, prevalensi anemia secara nasional untuk
semua kelompok umur adalah 21,7%. Prevalensi anemia pada
perempuan relatif lebih tinggi (23,9%) dibanding laki-laki
(18,4%). Berdasarkan lokasi tempat tinggal, prevalensi anemia
di perdesaan lebih tinggi (22,8%) dibandingkan di perkotaan
(20,6%).
Anemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain defisiensi
zat besi, defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, penyakit
infeksi, faktor bawaan dan perdarahan. Anemia pada
ibu hamil berisiko terhadap terjadinya hambatan pertumbuhan
janin sehingga bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR),
perdarahan pada saat persalinan dan dapat berlanjut setelah
persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya
(WHO, 2001). Anemia pada masa remaja berisiko untuk terjadinya defisiensi
besi pada saat hamil (Lynch, 2000), oleh karena kehamilan sangat
meningkatkan kebutuhan terhadap zat besi.
Di Kabupaten Temanggung sendiri prevalensi anemia pada ibu hamil masih
cukup tinggi yaitu sebesar 13,82%. Kondisi ini cukup memprihatinkan apalagi jika
dihubungkan dengan angka prevalensi stunting Kabupaten Temanggung karena ibu
hamil anemia sangat berisiko melahirkan anak stunting. Merujuk hasil survey SSGI
tahun 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Temanggung terdapat 28,9%, dimana
hasil ini meningkat drastis dibanding hasil survey SSGI pada tahun 2021 yaitu 20,5%.
Menilik data tersebut maka Pemerintah Kabupaten Temanggung berusaha untuk
menurunkan angka stunting dengan cara “bergerak bersama atasi stunting”
dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, diharapkan angka stunting turun
sesuai target Nasional pada tahun 2024 sebesar 14%.
Kegiatan yang dimaksud adalah ;
a. Pemberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri, ibu hamil dan wanita usia
subur.
b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal pada ibu hamil KEK dan balita
bermasalah gizi yang melibatkan berbagai unsur di masyarakat.
2. Dasar
Buku Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2021.
3. Tujuan
Mencegah dan mengurangi prevalensi anemia pada kelompok sasaran (ibu hamil,
remaja putri dan wanita usia subur) di Kabupaten Temanggung sehingga
menurunkan prevalensi stunting.
4. Sasaran
a. Ibu Hamil
b. Remaja Putri
c. Wanita Usia Subur
5. Waktu pelaksanaan
Tablet tambah darah (TTD) diberikan serentak selama kurun waktu 90 hari
mulai tanggal 15 Mei 2023 sampai dengan tanggal 13 Agustus 2023.
TTD didistribusikan Bidan desa menyerahkan TTD Sie TTD Satgas Stunting
ke desa oleh WUS kpd Sie TTD Satgas Desa/Kel membagikan
Puskesmas melalui Stunting Desa/Kel seminggu TTD ke WUS hari Senin
bidan desa sekali pada hari Minggu
Demikian petunjuk teknis pemberian tablet tambah darah (TTD) ini dibuat untuk
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan.