Anda di halaman 1dari 5

REVIEW MATERI

FEODALISME

Dosen Pengampu : Zulkarnaen, MA

Oleh : Putri Dewi Darma Wimalasari

PROGRAM STUDI HUBUNGAN NTERNASIONAL

UNIVERSITAS MATARAM

2021

1
Judul Feodalisme

Volume & Vol. 7 No. 2, mei 2018


Halaman
Tahun 2018
Penulis Ditto Rizky Samudra

Reviewer Putri Dewi Darma Wimalasari

Tanggal 06 September 2021

Tujuan Penelitian Tulisan ini bartujuan untuk mengetahui pengaruh demokrasi Irak
terhadap perkembangan gerakan terorisme di Irak.
Subjek Penelitian Irak dan Amerika Serikat

Pendahuluan Amerika Serikat bertujuan untuk membentuk sebuah tatanan baru di


wilayah timur tengah khususnya di Irak. Hal ini diwujudkan melalui
invasi yang dimulai pada 2003 dan dilanjutkan dengan usaha
menstabilkan kondisi sosial dan politik melalui kehadiran pasukan
militer dan bantuan berupa logistik hingga anjuran politik bagi
pemerintah Irak setelah pemerintahan Saddam Hussein. Amerika Serikat
melancarkan invasi ke Irak pada 2003 bertujuan untuk melucuti Irak atas
kepemilikan senjata pemusnah masal (Weapon of Mass Destruction),
kedua mengakhiri pemerintahan Saddam Hussein serta memberikan
kebebasan dan demokrasi pada rakyat Irak secara luas. Invasi tersebut
juga dilatarbelakangi oleh usaha Amerika untuk melancarkan program
war on terror dengan mengakhiri pemerintahan Saddam Hussein di Irak
yang dinilai membantu gerakan terorisme (Bush, 2003). Operasi militer
Amerika Serikat dan koalisinya di Irak berlangsung semenjak
penerjunan awal pasukan pada 2003 hingga pasukan Amerika Serikat
ditarik secara keseluruhan pada 2011. Pada periode tersebut Amerika
berhasil mencapai beberapa objektif antara lain penangkapan Saddam

2
Hussein pada desember 2003 kedua fakta mengenai keberadaan senjata
pemusnah masal di Irak, serta terakhir membangun kembali demokrasi
di Irak dengan cara membangun ulang sistem politik di Irak.
Pembahasan Demokrasi, atau aspek-aspek tertentu di dalamnya, memiliki
kemungkinan untuk mengurangi potensi terorisme di suatu negara.
Dalam masyarakat dengan corak demokratis, pemilihan umum yang
bebas dan adil memastikan bahwa penguasa dipilih oleh rakyat
menggunakan suara rakyat sehingga posisi penguasa juga dipengaruhi
oleh suara rakyat. Serta bahwa perubahan sosial yang diinginkan dapat
diusahakan oleh rakyat melalui jalur legal. Hal ini mengurangi
kebutuhan untuk menggunakan kekerasan dalam proses sosial (Schmidt,
1992). Aturan demokratis memungkinkan penyelesaian tanpa kekerasan
dari konflik politik. Demokrasi mengizinkan golongan rakyat tertentu
untuk mengekspresikan preferensi kebijakan mereka dan meminta
perubahan
kebijakan melalui proses tanpa menggunakan kekerasan. Karena
demokrasi menurunkan resiko dan biaya dalam mencapai tujuan politik
dengan cara pencapaian melalui jalur hukum yang legal. Oleh karena itu
kelompok masyarakat menganggap kegiatan teroris ilegal menjadi
merugikan serta kurang menarik (Ross, 1993). Dalam masyarakat
demokratis, kelompok yang berbeda dapat mengekspresikan
kepentingan dan preferensi mereka melalui partisipasi damai dalam
kehidupan politik seperti melalui voting dan membentuk partai politik
(Eubank & Leonard, 1994). Selain itu, pemilihan umum yang adil
membuat politisi dalam demokrasi lebih sensitif terhadap kebutuhan
masyarakat dan karenanya mengurangi keluhan keseluruhan di
masyarakat
Kesimpulan Sejak rakyat Irak merebut kembali kedaulatan pada tahun 2004, mereka
berhasil merancang dan meratifikasi sebuah konstitusi,
menyelenggarakan pemilihan umum provinsi dan umum nasional secara
reguler, dan mulai membangun tradisi perpindahan kekuasaan politik

3
dan kehidupan politik parlementer secara damai.Namun pergerakan
terorisme tetap berkembang dengan baik. Walau demikian hal tersebut
tidak menurunkan kegiatan terorisme di negara Irak. Ditunjukkan
dengan bahwa jauh setelah usaha awal demokratisasi Irak yang
dilakukan pada 2003, pada 2006 masih terdapat gerakan insurjen dan
terorisme besar seperti AQI dan bahkan mampu berkembang menjadi
MSC dan kemudian ISI. Hingga 2011 gerakan insurjensi dan terorisme
di Irak tidak menunjukkan penurunan secara dramatis. Bahkan
cenderung mengalami peningkatan yang drastis, hal ini ditunjukkan
dengan sikap ISI yang melebarkan pengaruhnya ke wilayah tetangga
seperti Syria. Pada bulan Agustus 2011, menyusul pecahnya Perang
Saudara Suriah, di bawah kepemimpinan al-Baghdadi, ISI
mendelegasikan misi ke Suriah, yang dengan nama Jabhat an-nusrah li-
Ahli ash-Sham dengan tujuan mendirikan “negara” Islam berbasis sunni
di wilayah sekitar Irak dan Syria seperti Al-Raqqah, Idlib, Deir ez-Zor,
dan provinsi Aleppo. Pada April 2013, Al-Baghdadi memutuskan
reunifikasi gerakan ISI di Syria dengan ISI pusat di Irak untuk
membentuk sebuah "Negara Islam Irak dan Syria" (ISIS) Hal ini
menunjukkan bahwa gerakan insurjensi dan terorisme Irak tidak hanya
menjadi ancaman berskala nasional namun telah bertransformasi
menjadi ancaman regional bahkan global.
Kelebihan dan - penulis berhasil memberikan pandangannya secara netral dalam
KeKekurangan menggambarkan pandangan masing masing negara terkait
demokrasi
- penulisan sumber dan literaturnya rapi dan lengkap
- data dan fakta yang dilampirkan lengkap dan sesuai dengan topic
pembahasan

- Penulis terlalu banyak menggunakan bahasa istilah tanpa


menjelaskan makna dari beberapa istilah tersebut
- Kurangnya penjelasan penjelasan yang semestinya diberikan di

4
beberapa variabel yang membutuhkan penjelasan

Anda mungkin juga menyukai