Anda di halaman 1dari 4

Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah proses pengaturan cairan di dalam tubuh makhluk hidup dengan cara
menyeimbangkan cairan yang masuk dengan cairan yang keluar dalam tubuh oleh sel atau organisme
hidup (Handayani et al,2012). Proses inti dalam peristiwa osmoregulasi adalah osmosis. Osmosis adalah
pergerakan cairan yang mempunyai kandungan air lebih tinggi menuju cairan yang mempunyai
kandungan air lebih rendah.Sebagai contoh osmosis ialah pergerakan air dari larutan gula 5% menuju
larutan gula 15%. Dalam contoh tersebut, air akan bergerak terus dari larutan gula 5% menuju larutan
gula 15% sampai terciptanya keadaan seimbang antara keduanya. Dengan kata lain, osmosis akan
berhenti apabila kedua larutan mencapai konsentrasi yang sama, yaitu 10%. Apabila keadaan ini telah
tercapai, berarti kedua larutan sudah mencapai kondisi isotonis.

Beberapa peran vital osmoregulasi bagi hewan adalah :

1. Mengatur jumlah air yang terkandung di dalam cairan tubuh sehingga tekanan osmotik tetap stabil.

2. Menjaga dan mengatur kestabilan kadar zat-zat terlarut dalam cairan tubuh seperti ion Na, K, Mg, Ca,
Fe, H, Cl, I dan PO4 . Ion-ion ini sangat vital dalam metabolisme seperti kerja enzim, sintesis protein,
pigmen respirasi, permiabilitas otot, aktivitas listrik saraf dan kontraksi otot.

3. Mengatur dan menjaga kestabilan pH cairan tubuh.

Ada beberapa hal yang mendasari osmoregulasi, yaitu potensial kimia air, tekanan osmosis,
partisi ion ekstra seluler dan intraseluler, dan transpor zat melintasi membran (Lailatul N,2021). Potensial
kimia atau energi bebas molar parsial merupakan perubahan suatu sistem jika satu mol zat ditambahkan
ke dalamnya. Potensial kimia dapat juga diartikan sebagai suatu ukuran dari kecenderungan terlepas dari
suatu komponen. Jika potensial kimia dari suatu komponen di dalam setiap fase tidak sama, maka
komponen tersebut cenderung berpindah fase, di mana komponen yang memiliki potensial kimia yang
tinggi berpindah ke komponen yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah. Jika potensial kimianya
sama di dalam kedua fase, maka kecenderungan terjadinya perpindahan dari satu fase ke fase lainnya
tidak ada. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa potensial kimia air dalam cairan sel atau tubuh
menjadi penentu dalam osmoregulasi. Jika potensial kimia air lebih tinggi pada suatu kompartemen,
maka air akan berpindah ke kompartemen yang memiliki potensial kimia air lebih rendah. Potensial
kimia air ini sangat tergantung kepada suhu, tekanan dan komposisi atau komponen zat terlarut.

Proses osmosis terjadi apabila kedua larutan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel
memiliki tekanan osmotik yang berbeda. Pelarut (air) akan berpindah ke dalam larutan yang memiliki
konsentrasi zat terlarut yang tinggi. Dengan kata lain, air akan berpindah dari larutan yang mengandung
air banyak (konsentrasi zat terlarut rendah) ke larutan yang mengandung sedikit air (konsentrasi zat
terlarut tinggi). Partisi ion pada kompartemen ekstraseluler dan intraseluler berkaitan kelarutan ion-ion
dalam cairan sel. Pada larutan yang encer, ion-ion akan bergerak bebas tanpa berinteraksi dengan
sesamanya sehingga konsentrasi massa dari suatu ion sama dengan aktivitasnya. Adapun cairan yang
kental membuat ion-ion zat terlarut saling berinteraksi termasuk dengan ion air, dan tidak bergerak
bebas sehingga aktivitas ion berbeda. Partisi ion inilah yang akan menyebabkan perbedaan jumlah ion
yang terlarut atau pelarut yang bisa berpindah. Transportasi zat melintasi membran berkaitan dengan
arah perpindahan zat dari satu kompartemen ke kompartemen yang lainnya.
Pada difusi, jika ada perbedaan konsentrasi, maka zat terlarut yang tidak bermuatan akan
berpindah dari kompartemen yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Transpor aktif terjadi ketika fluks dipasangkan dengan proses eksergonik di membran plasma,
yang memungkinkan adanya hidrolisis ATP (transpor aktif primer) atau pasif fluks ion lain (transpor aktif
sekunder) yang diangkut baik dalam arah yang sama (cotransport) atau dalam arah yang berlawanan
(counter transport).

Osmoregulasi dapat terjadi pada hewan vertebrata atau invertebrata,salah satunya adalah
burung.Burung Camar (Charadriiformes) dan Burung Albatros (Procellariiformes ) merupakan kelompok
hewan yang memperoleh makanan dari laut.Burung Camar mengkonsumsi lebih banyak garam dengan
kadar yang lebih tinggi.Kadar garam dalam tubuh mereka dibatasi hanya sekitar 1% .Oleh karena
itu,mereka melakukan mekanisme untuk mengeluarkan sisa garam yang tidak dibutuhkan tubuhnya
(Delfita, R. (2020).Burung Camar tidak meminum air laut secara langsung, ginjalnya kurang efisien dari
pada ginjal manusia dalam meregulasi kelebihan garam. Burung Camar memiliki organ khusus yang
disebut dengan kelenjar garam yang lebih efisien dalam mengeliminasi garam-garam dari pada
ginjal.Kelenjar garam terdapat pada cekung dangkal di kepala bagian atas, di sebelah atas tiap matanya,
di dekat hidung

Gambar I. Kelenjar Garam Pada Burung

Jika burung laut diberikan air laut yang setara dengan sepuluh kali berat badannya, hampir
seluruh kandungan garam dari air laut tersebut akan diekskresikan dalam tiga jam. Kelenjar garam
bertanggung jawab dalam menetralisir sekitar 90% garam dalam tubuh dengan sedikit saja kehilangan
air. 10% garam yang tersisa akan dibuang melalui ginjal dengan diikuti oleh kehilangan air dalam jumlah
relatif besar (Delfita R ,2020).Apabila burung laut menghadapi kelebihan garam di dalam tubuhnya,
hewan itu akan menyekresikan cairan pekat yang banyak mengandung NaCl. Kelenjar garam ini hanya
aktif pada saat tubuh burung dijenuhkan oleh garam.

Sel-sel dalam tubula kelenjar garam memiliki mekanisme fisiologis untuk memompa ion klorida
dan sodium dari larutan garam yang lebih encer di darah menuju lumen kelenjar yang memiliki kadar
garam lebih pekat. Mitokondiria dari sel-sel tubula tersebut terlibat aktif dalam transpor ion melawan
gradien konsentrasi ini. Kelenjar garam berbeda dengan ginjal pada mamalia terutama dalam hal
struktur dan fungsionalnya. Secara struktural, kelenjar garam lebih sederhana dari pada ginjal dan
komposisi substansi yang diekskresikan hanya berupa sodium, klorida, dan air tanpa ion potasium (K).
Kelenjar garam juga dapat mengambil garam dari dalam darah secara cepat dan dalam jumlah yang lebih
besar daripada ginjal. Kerja kelenjar garam hanya berlangsung pada kondisi di mana kadar garam dalam
darah tinggi, sedangkan ginjal bekerja secara kontinu. Kerja kelenjar garam tergantung kepada kadar
garam dalam darah di mana jika kadar garam tinggi, maka beberapa pusat sensor di otak akan
merespons dan mengirimkan impuls melalui sistem saraf ke kelenjar dengan mekanisme spesifik
sehingga kerja kelenjar garam akan lebih aktif.

Selain Burung Camar,ada juga Burung Albatros.Burung Albartos memiliki yang Namanya
procellariiformes yang berfungsi untuk menyaring garam dari air dan makanan laut.Procellariiformes
pada albatross terletak pada bagian bawah mata.Hasil sisa dari pemurnian garam ini kemudian
dikeluarkan melalui lubang hidungnya.

Gambar II. Osmoregulasi Pada Burung Albatros


Daftar Pustaka
Handayani, H., Darmayani, S., Nendissa, S. J., Hasibuan, A. K. H., Dimenta, R. H., Indarjani, I., ... &
Latumahina, F. S. (2021). FISIOLOGI HEWAN.

Lailatul, N. (2021). MODUL PEMBELAJARAN FISIOLOGI HEWAN (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS


ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG).

Delfita, R. (2020). Fisiologi Hewan Komparatif.

Anda mungkin juga menyukai